Anda di halaman 1dari 3

BANTUAN HIDUP DASAR UNTUK AWAM DALAM RANGKA HUT HIPGABI

*Suwandi Idrak Luneto


*Dosen Program Studi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi Ners
Universitas Muhammadiyah Manado
E-Mail :
ABSTRAK
Latar Belakang Bantuan hidup dasar adalah usaha untuk memperbaiki dan atau memelihara jalan napas,
pernapasan dan sirkulasi serta kondisi darurat yang terkait. Bantuan hidup dasar terdiri dari penilaian
awal, penguasaan jalan napas, ventilasi pernapasan dan kompresi dada (Sudiharto & Sartono, 2011).
Kegawatdaruratan merupakan kejadian yang tak terduga yang dapat terjadi secara tiba-tiba yang
memerlukan penanganan segera. Salah satu kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa dan
penangan segera adalah henti jantung yang merupakan keadaan dimana terjadinya penghentian mendadak
sirkulasi normal darah karena kegagalan jantung berkontraksi secara efektif selama fase sistolik
(hardisman, 2014). Berdasarkan observasi dan wawancara, pelatihan bantuan hidup dasar terhadap orang
awam pada saat pelaksanaan HUT HIBGABI, sekitar 30 orang dan sebagian besar masyarakat masih
kurang memahami apa yang akan dilakukan jika ada kecelakaan terjadi dan terdapat indikasi henti nafas
dan henti jantung.. Tujuan Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bantuan hidup dasar,
serta diharapkan masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan pada masyarakat
sekitar. Metode Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, metode penerapan yang dilakukan adalah
dengan melakukan pelatihan dalam penerapan teknik pemberian bantuan hidup dasar pada masyarakat
awam. Hasil Berdasarkan observasi Penatalaksanaan kegiatan dilakukan dengan mengajarkan standar
operasional prosedur (SOP) teknik pmberian bantuan hidup dasar pada masyarakat awam. Kegiatan
evaluasi dilaksanakan setelah mengajarkan standar operasional prosedur (SOP) teknik pemberian bantuan
hidup dasar untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman masyarakat awam. Kesimpulan hasil
pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pada tingkat pengetahuan dan
pemahaman masyarakat sebelum dilakukan pelatihan dan sesudah diberikan pelatihan tentang teknik
bantuan hidup dasar.

Kata Kunci : Bantuan Hidup Dasar, Orang Awam, Pelatihan

ASBTRACT
Introduction Basic life support is an attempt to correct and/or maintain airway, respiratory and
circulatory and related emergency conditions. Basic life support consists of initial assessment, airway
mastery, breathing ventilation and chest compressions (Sudiharto &; Sartono, 2011). An emergency is an
unexpected event that can occur suddenly that requires immediate treatment. One emergency condition
that can be life-threatening and immediately treated is cardiac arrest which is a condition where there is
a sudden cessation of normal circulation of blood due to failure of the heart to contract effectively during
the systolic phase (Hardisman, 2014). Based on observations and interviews, basic life support training
for ordinary people during the implementation of HIBGABI Anniversary, around 30 people and most of
the community still do not understand what to do if an accident occurs and there are indications of
respiratory arrest and cardiac arrest. The Purpose To increase public knowledge about basic life
support, and it is hoped that the community can provide first aid in accidents to the surrounding
community. The method In this community service activity, the application method carried out is to
conduct training in the application of basic life support techniques to ordinary people. The results Based
on observations, the management of activities is carried out by teaching standard operating procedures
(SOPs) for basic life support techniques to ordinary people. The evaluation activity was carried out after
teaching standard operating procedures (SOPs) for basic life support techniques to determine the extent
of understanding of ordinary people. The conclusion results of this community service can be concluded
that there is an increase in the level of knowledge and understanding of the community before the
training and after being given training on basic life support techniques.
Keywords : Basic Life Support, Layman, Training
PENDAHULUAN sedangkan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar
Bantuan hidup dasar adalah usaha 2,1% atau diperkirakan sekitar 67.257 orang.
untuk memperbaiki dan atau memelihara jalan Pengetahuan bantuan hidup dasar dapat
napas, pernapasan dan sirkulasi serta kondisi membentuk motivasi dalam bersikap dan
darurat yang terkait. Bantuan hidup dasar terdiri berperilaku dalam menolong siswa. Rendahnya
dari penilaian awal, penguasaan jalan napas, pengetahuan dapat berdampak pada munculnya
ventilasi pernapasan dan kompresi dada bentuk-bentuk sikap dan perilaku prososial
(sudiharto & sartono, 2011). terhadap orang disekitarnya. Sedangkan sebagai
Keterampilan melakukan resutitasi mahkluk sosial hendaknya senantiasa
jantung (RJP) harus dimiliki setiap orang yang memberikan bantuan kepada orang lain yang
mengurangi dampak buruk atau keparahan membutuhkan. Penilaian yang diharapkan
gejala sisa pasien henti jantung. Keterampilan adalah mampu meningkatkan menjadi lebih
dalam tindakan pertolongan awal ini bertujuan baik pengetahuan dan motivasi siswa dalam
untuk oksigenasi darurat mempertahankan menolong terkait bantuan hidup dasar (BHD).
fungsi jantung paru melalu ventilasi dan Motivasi dalam menolong khususnya korban
sirkulasi dapat dipilih spontan sehingga mampu henti jantung diharapkan akan menghasilkan
melakukan oksigenasi secara mandiri. Hal ini keuntungan terhadap pihak lain dimana dengan
akan memberikan prognosis yang lebih baik adanya pengetahuan bantuan hidup dasar
pada pasien, menurunkan angka morbiditas dan (BHD) disertai dengan motivasi yang tinggi
mortalitas pasien. AHA, 2017 menyatakan dalam menolong hal tersebut dapat membantu
bahwa tidak ada pernyataan usia minimum mencegah kematian dan mengurangi timbulnya
untuk belajar RJP. kecacatan.
Tindakan bantuan hidup dasar Berdasarkan observasi dan wawancara,
umumnya dilakukan oleh paramedic, namun pelatihan bantuan hidup dasar terhadap orang
dinegara maju seperti amerika, kanada, dan awam pada saat pelaksanaan HUT HIBGABI,
inggris dapat dilakukan oleh orang awam yang sekitar 30 orang. Dan sebagian besar
pernah mendapatkan pelatihan sebelumnya. masyarakat masih kurang memahami apa yang
Keberhasilan pertolongan yang dilakukan, akan dilakukan jika ada kecelakaan terjadi dan
ditentukan oleh kecepatan dalam memberikan terdapat indikasi henti nafas dan henti jantung.
tindakan awal bantuan hidup jantung dasar,
membuat para ahli berfikir bagaimana cara TUJUAN
untuk melakukan suatu tindakan bantuan hidup Untuk meningkatkan pengetahuan
dasar yang efektif serta melatih sebanyak masyarakat mengenai bantuan hidup dasar, serta
mungkin orang awam dalam hal ini siswa diharapkan masyarakat dapat memberikan
sekolah untuk melakukan tindakan tersebut pertolongan pertama pada kecelakaan pada
secara baik dan benar. masyarakat sekitar.
Berdasarkan WHO (world health
organisazition) di Indonesia penyakit METODE
kardiovaskuler merupakan penyebab kematian Pada kegiatan pengabdian masyarakat
nomer satu. Dari data WHO tahun 2014, ini, metode penerapan yang dilakukan adalah
disebutkan bahwa 37% angka kematian di dengan melakukan pelatihan dalam penerapan
Indonesia disebabkan karenan penyakit teknik pemberian bantuan hidup dasar pada
kardiovaskuler. (world health organization, masyarakat awam.
2014) di Indonesia sendiri belum didapatkan
data yang pasti mengenai jumlah prevelensi HASIL DAN PEMBAHASAN
kejadian henti jantung dikehidupan sehari-hari Berdasarkan observasi
atau diluar rumah sakit. Namun diperkirakan Penatalaksanaan kegiatan dilakukan dengan
10.000 warga per tahun yang berarti 30 orang mengajarkan standar operasional prosedur
per hari mengalami henti jantung. Kejadian (SOP) teknik pmberian bantuan hidup dasar
terbanyak dialami oleh penderita jantung pada masyarakat awam. Kegiatan evaluasi
coroner dan stoke yang di perkirakan akan terus dilaksanakan setelah mengajarkan standar
meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada operasional prosedur (SOP) teknik pemberian
tahun 2030 (Riskesdas,2013) di NTB sendiri bantuan hidup dasar untuk mengetahui sejauh
berdasarkan data dari riset kesehatan dasar mana tingkat pemahaman masyarakat awam.
tahhun 2013 berdasarkan diagnosis dokter Bantuan hidup dasar adalah usaha
prevelensi penyakit jantung coroner sebesar untuk memperbaiki dan atau memelihara jalan
0,2% atau diperkirakan sekitar 6.405 orang, napas, pernapasan dan sirkulasi serta kondisi
darurat yang terkait. Bantuan hidup dasar terdiri
dari penilaian awal, penguasaan jalan napas, Yudha, G. K. E. 2021. Pengaruh
ventilasi pernapasan dan kompresi dada Latihan Resusitasi Jantung
KESIMPULAN
Paru Secara Virtual Terhadap
Berdasarkan hasil pengabdian Tingkat Pengetahuan Pada
masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa Remaja Di SMAN 3 Singaraja.
terdapat peningkatan pada tingkat pengetahuan STIKES Bina Usada Bali
dan pemahaman masyarakat sebelum dilakukan
pelatihan dan sesudah diberikan pelatihan
tentang teknik bantuan hidup dasar.

SARAN
Setelah dilakukan kegiatan pengabdian
masyarakat ini diharapkan dapat memberikan
manfaat secara teoritis, bagi kader kesehatan
dan masyarakat serta menjadi bahan masukan
dalam pelaksanaan program kerja lingkungan
dalam meningkatkan kesehatan dan
keselamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Aswad, Y., et al. 2021. Peningkatan
Pengetahuan dan Keterampilan
Karang Taruna Melalui
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
pada Masa Pandemi Covid-19
di Kecamatan Kota Utara. Kota
Gorontalo. Jurnal Abdidas 2(1):
81-85
Indonesia, K.K.R. 2018. Hasil Utama
RISKESDAS 2018. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Murniati, N. And R. O. Rahmah. 2021.
Efektivitas Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai Pada
Masa Pandemi Covid-19 Di
Rumah Sakit ABC. Jurnal
Administrasi Bisnis
Terapan 3(2)
Nugroho, K. 2021. Pelatihan Bantuan
Hidup Dasar Bagi Siswa SMA 1
Sumber Pucung
Kabupaten Malang. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Kasih
(JPMK) 2(2): 64-69
Patel., K., & Hipskind., E., J. 2020.
Cardiac Arrest; NCBI.

Anda mungkin juga menyukai