PROPOSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH:
Chantika septidianti (G1B118010)
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2.1 Luar/Perikardium
2.1.2.2 Tengah/miokardium
a) Otot atria : sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabur berbentuk lingkaran dan
lapisan luar mencakup kedua atria
2.1.2.3 Dalam/endokardium
Dinding dalam antrium yang diliputi oleh membran yang mengilat terdiri
dari jaringan endotel atau selaput lendi ednokardium kecuali aurikula dan
bagian depan sinus vena kava.6
Atrium cordis dextrum akan menerima darah dari vena cava inferior
dari tubuh bagian inferior dan dari vena cava superior dari tubuh
bagian superior.
a. Valvula trikuspidal
b. Valvula pulmonalis
Darah yang kaya oksigen dari paru masuk ke atrium cordis sinistrum
melalui vena pulmonalis.
1. Atrium
Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke
ventrikel kiri dan selanjutnya keseluruh tubuh melalui aorta. Atrium
kiri menerima darah yang ada oksigen dari paru-paru melalui vena
paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh mode sinoatrial kemajuan
melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri.
2. Ventrikel
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kanan menerima
darah ke oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju
ke arteri tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan
darah setelah ventrikel penuh mereka. Sebagai kontrak ventrikel
kanan menutup katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke
atrium kanan dan pembukaan katup paru memungkinkan darah
mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.
Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak dan tiba-
tiba, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan penyakit
jantung ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa diperkirakan, terjadi
dengan sangat cepat begitu gejala dan tampak. Cardiac arrest adalah
penghentian sirkulasi darah normal akibat kegagalan jantung untuk
berkontraksi secara efektif.9
Bahwa dapat kita simpulkan bahwa henti jantung atau Cardiac arrest
adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak dan tiba-tiba untuk
mempertahankan sirkulasi normal darah untuk memberi kebutuhan oksigen
ke otak dan organ vital lainnya akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi
secara efektif.
Cardiac arrest akan berakibat aliran darah yang efektif berhenti, hipokasia
jaringan, metabolisme anaerobik, dan terjadi akumulasi sisa metabolisme
sel. Fungsi organ terganggu, dan kerusakan permanen akan timbul, kecuali
resusitasi dilakukan dalam hitungan menit (tidak lebih dari 4 menit).
Acidosis dari metabolisme anaerobik menyebabkan vesodilatasi sistemik,
vasokonstriksi pulmoner, dan penurunan respons terhadap katekolamin6
a. Febrilasi Ventrikel
b. Takhikardi Ventrikel
d. Asistole
c.5 Prognosis
Jika korban tidak bernapas, nadi tidak ada dan tidak ada respons,
maka pasien dapat dikatakan henti jantung. Pada keadaan ini, langkah-
langkah yang harus dilakukan adalah mengaktifkan sistem tanggapan
darurat dan menghubungi pusat layanan kesehatan darurat terdekat.
Kemudian segera melakukan RJP yang benar dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Letakkan korban pada permukaan datar dan keras
untukmemastikan bahwa korban mendapat penekanan yang
adekuat.
2. pastikan bagian dada korban terbuka untuk menyakinkan
penempatan tangan yang benar dan untuk melihat rekoil dada.
3. Letakkan tangan di tengah dada korban, tupukan salah satu
pangkal tangan pada daerah separuh bawah tulang dada dan
tangan yang lain diatas tangan yang tertumpu tersebut.
4. Lengan harus 90 derajat terhadap dada korban , dengan bahu
penolong sebagai tumpuan atas
5. Tekan dada dengan kecepatan 100-120 kali per menit, dengan
kedalaman minimal 5 cm tetapi tidak boleh lebih dari 6 cm
6. selama melakukan penekanan, pastikan bahwa dnding dada
diberikan kesempatan untuk mengembang kembali ke bentuknya
semula (rekoil penuh)
7. berikan 2 kali bantuan napas setiap selesai melakukan 30 kali
penekanan dada, dengan durasi selama 1 detik untuk tiap
pemberian napas. Pastikan dada mengembang untuk tiap
pemberian bantuan napas.
8. untuk penolong yang tidak terlatih dalam melakukan RJP,
disarankan untuk melakukan penekanan dada saja secara terus-
menerus.
4.4 Komplikasi
Pengetahuan terhadap BHD itu sangat penting untuk diketahui hal
ini dikarenakan banyaknya kejadian henti napas dan henti jantung yang
terjadi di komunitas. Banyak korban dengan henti jantung yang tidak
mendapatkan penanganan awal dengan baik pada saat di komunitas atau
diluar rumah sakit. Hal ini dikarenakan banyak orang yang belum paham
tentang hal yang harus dilakukan pada korban henti jantung dan henti
napas. Penolong disekitar tempat kejadian sangatlah berperan penting
dalam menentukan hasil akhir dari korban nantinya. Selain kecepatan
dalam memberikan pertolongan, ketepatan juga memiliki peran penting
dalam hal ini. Banyak hal yang bisa terjadi apabila korban sudah
menapatkan pertolongan pertama namun, pertolongan yang diberikan
tidak. Hal ini tentunya dapat memperburuk kondisi pasien. Komplikasi
yang dapat terjadi, pada saat melakukan kompresi pada korban seperti
patah tulang dada, pneumothorax, hematothorax, luka dan memar pada
paru-paru, luka pada hati dan limfa Kejadian gawat darurat dapat
BHD dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang
memerlukan pertolongan segera karena apabila tidak mendapat
pertolongan dengan segera maka dapat mengancam jiwanya atau
menimbulkan kecacatan permanen. Keadaan gawat darurat yang sering
terjadi di masyarakat antara lain keadaan seseorang yang mengalami henti
napas dan henti jantung, tidak sadarkan diri, kecelakaan, cedera misalnya
patah tulang, pendarahan, kasus stroke dan kejang, keracunan dan korban
bencana., distensi abdomen terjadi akibat peniupan yang salah.
Kerangka Teori
Baik Kurang
Kerangka Konsep
METODOLOGI PENELITIAN
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi
1. Reduksi Data
1. Credibility
2. Transferability
3. Dependability
4. Confirmability
Jika masih ada informasi yang kurang jelas atau belum lengkap bahkan
ada poin yang belum didapatkan informasi, maka peneliti melekukan
tahap wawancara kembali
Lokasi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
10. Ii, B. A. B. & Pengertian, A. Bab ii konsep dasar kafalah. 6–28 (2000).