OLEH :
HAERANI
NIM : PO.71.24.4.17.023
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ‘’ UTS BASIC LIFE SUPPORD ‘’ dengan baik dan lancar.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Sehingga tugas
yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat demi peningkatan mutu
pendidikan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih ...
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatadaruratan dapat terjadi kapan saja dan umumnya mendadak serta
tidak terencana, gawat adalah kondisi yang mengancam nyawa dan darurat adalah
perlunya tindakan segera untuk menangani ancama nyawa korban (Jakarta Medical
Service 119 Training Division, 2013).
Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan sehari-hari merupakan kewajiban yang
harus dimiliki oleh semua orang (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu -
SPGDT, 2009).
Henti jantung maupun hilang napas adalah salah satu permasalahan yang
mengancam jiwa dan bisa berakibat kematian bila terlalu lama dalam pertolongannya.
Henti jantung dapat dilayani segera dengan melakukan Basic life Support (BLS) dan
dilakukan dengan segera ketika terdapat kasus henti jantung.
Kasus henti jantung dapat terjadi dimanapun, di masyarakat, di luar rumah
sakit maupun di dalam rumah sakit. Kemungkinan bertahan hidup pada penderita
henti jantung di luar rumah sakit atau pre-hospital menurun 7-10% tiap menit sejak
dimulainya henti jantung (AHA, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bantuan hidup dasar (BHD), tujuan BHD dan
indikasi dari BHD?
2. Apa yang anda ketahui tentang pengetian, prinsip, tujuan dari sistem
penanggulangan darurat terpadu (SPGDT)?
3. Apa yang dimaksud dengan SPGDT-S dan SPGDT – B?
4. Jelaskan apa saja yang anda ketahui tentang TRIASE?
5. Apa sajakah yang di nilai pada penilaian tanda gawat darurat?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa memahami tentang BLS.
2. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian Tengah Semester
(UTS) Mata kuliah BASIC LIFE SUPPORD.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Triase
Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar
beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar
sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia.
Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna :
a. Segera- Immediate (I) MERAH.
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat
hidup bila ditolong segera.
Misalnya : Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt),
perdarahan internal vasa besar dsb.
Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan
diruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut,
penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah
sakit lain.
b. Tunda-Delayed (II) KUNING.
Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas
dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas permukaan tubuh.
Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan
medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran
setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.
c. Minimal (III) HIJAU.
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri
atau mencari pertolongan.
Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar superfisial.
Penderita/korban dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat
jalan, atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka
penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.
d. Expextant (0) HITAM.
Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat
pertolongan.
Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ
vital, dsb.
Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar
jenazah.
Disability (Ketidakmampuan)
A. Kesimpulan
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah dasar untuk menyelamatkan nyawa ketika
terjadi henti jantung. Aspek dasar dari BHD meliputi pengenalan langsung terhadap
henti jantung mendadak dan aktivasi system tanggap darurat, cardiopulmonary
resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP) dini, dan defibrilasi cepat
dengan defibrillator eksternal otomatis/ automated external defibrillator (AED).
Yang Bertujuan Untuk : Mencegah berhentinya sirkulasi atau
respirasi, Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP),
DAFTAR PUSTAKA