Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

UTS BASIC LIFE SUPPORD

OLEH :

HAERANI
NIM : PO.71.24.4.17.023

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura


D-IV Kebidanan
Tahun Akademik 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ‘’ UTS BASIC LIFE SUPPORD ‘’ dengan baik dan lancar.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Sehingga tugas
yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat demi peningkatan mutu
pendidikan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih ...

Selasa, 8 September 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegawatadaruratan dapat terjadi kapan saja dan umumnya mendadak serta
tidak terencana, gawat adalah kondisi yang mengancam nyawa dan darurat adalah
perlunya tindakan segera untuk menangani ancama nyawa korban (Jakarta Medical
Service 119 Training Division, 2013).
Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan sehari-hari merupakan kewajiban yang
harus dimiliki oleh semua orang (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu -
SPGDT, 2009).
Henti jantung maupun hilang napas adalah salah satu permasalahan yang
mengancam jiwa dan bisa berakibat kematian bila terlalu lama dalam pertolongannya.
Henti jantung dapat dilayani segera dengan melakukan Basic life Support (BLS) dan
dilakukan dengan segera ketika terdapat kasus henti jantung.
Kasus henti jantung dapat terjadi dimanapun, di masyarakat, di luar rumah
sakit maupun di dalam rumah sakit. Kemungkinan bertahan hidup pada penderita
henti jantung di luar rumah sakit atau pre-hospital menurun 7-10% tiap menit sejak
dimulainya henti jantung (AHA, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bantuan hidup dasar (BHD), tujuan BHD dan
indikasi dari BHD?
2. Apa yang anda ketahui tentang pengetian, prinsip, tujuan dari sistem
penanggulangan darurat terpadu (SPGDT)?
3. Apa yang dimaksud dengan SPGDT-S dan SPGDT – B?
4. Jelaskan apa saja yang anda ketahui tentang TRIASE?
5. Apa sajakah yang di nilai pada penilaian tanda gawat darurat?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa memahami tentang BLS.
2. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian Tengah Semester
(UTS) Mata kuliah BASIC LIFE SUPPORD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Tujuan, Indikasi Bantuan Hidup Dasar


a. Pengertian
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah dasar untuk menyelamatkan nyawa ketika
terjadi henti jantung. Aspek dasar dari BHD meliputi pengenalan langsung
terhadap henti jantung mendadak dan aktivasi system tanggap darurat,
cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP) dini,
dan defibrilasi cepat dengan defibrillator eksternal otomatis/ automated
external defibrillator (AED). Pengenalan dini dan respon terhadap serangan
jantung dan stroke juga dianggap sebagai bagian dari BHD.
b. Tujuan BHD
 BHD Bertujuan Untuk : Mencegah berhentinya sirkulasi atau
respirasi, Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi
dari korban melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).
 Tujuan utama dari BHD adalah suatu tindakan oksigenasi darurat untuk
mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah-oksigenasi ke
jaringan tubuh. Selain itu, ini merupakan usaha pemberian bantuan
sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara efektif
dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik spontan atau
telah tiba bantuan dengan peralatan yang lebih lengkap untuk
melaksanakan tindakan bantuan hidup jantung lanjutan.
c. Indikasi BHD
 Henti Nafas
Henti Nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernafasan korban gawat darurat. Henti nafas biasanya terjadi
pada: Tenggelam, Obstruksi jalan nafas, Epiglotitis, Over dosis obat-
obatan, Tersengat arus listrik, Infark Miokard, Tersambar petir, Koma
akibat berbagai macam kasus.
Pada saat terjadi henti nafas, maka organ vital masih akan mendapatkan
suplai oksigen yang tersisa dan itu akan bertahan hanya dalam beberapa
menit. Jika segera diberikan bantuan pernafasan maka ini akan sangat
bermanfaat bagi korban  agar tetap dapat hidup dan mencegah terjadinya
hneti jantung.
 Henti Jantung
Henti jantung akan mengakibatkan terjadinya sirkulasi akan berhenti juga.
Henti sirkulasi ini akan cepat menyebabkan otak danorgan vital lainnya
kekurangan oksigen, pernafasan yang terganggu merupakan tanda awal
akan terjadinya henti jantung.

B. Pengertian, Prinsip, Tujuan sistem penanggulangan darurat terpadu (SPGDT)


a. Pengertian sistem penanggulangan darurat terpadu (SPGDT)
 Merupakan suatu sistem dimana koordinasi merupakan unsur utama
yang bersifat multi sektor dan harus ada dukungan dari berbagai
profesi bersifat multi disiplin dan multi profesi untuk melaksanakan
dan menyelenggarakan suatu bentuk layanan terpadu bagi penderita
gawat darurat.
 Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu yang selanjutnya
disingkat SPGDT adalah suatu mekanisme pelayanan Korban/Pasien
Gawat Darurat yang terintegrasi dan berbasis call center dengan
menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan melibatkan
masyarakat.
b. Prinsip
memberikan pelayanan yang cepat, cermat dan tepat dengan tujuan
menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan (time saving is live and limb
saving)
c. Tujuan
 Didapatkan kesamaan pola pikir / persepsi tentang SPGDT.
 Diperoleh kesamaan pola tindak dalam penanganan kasus gawat
darurat dalam keadaan sehari-hari maupun bencana.

C. Pengertian SPGDT-S dan SPGDT – B


a. SPPGDT-S
SPGDT-S (Sehari-Hari) adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang
saling terkait yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit, RS.
b. SPGDT – B
SPGDT-B (Bencana) adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit
dan Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu sebagai
khususnya pada terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan
(eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari.

D. Triase
Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar
beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar
sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia.
Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna :
a. Segera- Immediate (I) MERAH.
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat
hidup bila ditolong segera.
Misalnya : Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt),
perdarahan internal vasa besar dsb.
Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan
diruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut,
penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah
sakit lain.
b. Tunda-Delayed (II) KUNING.
Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas
dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas permukaan tubuh.
Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan
medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran
setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.
c. Minimal (III) HIJAU.
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri
atau mencari pertolongan.
Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar superfisial.
Penderita/korban dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke  rawat
jalan, atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka
penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.
d. Expextant (0) HITAM.
Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat
pertolongan.
Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ
vital, dsb.
Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar
jenazah.

E. Yang di nilai pada penilaian tanda gawat darurat


1. kesan umum penderita mulailah berbicara dengan penderita, dengan memanggil
namanya dan menepuk bahu dan tangannya dengan bertanya tentang keadaan
klien.
2. Periksa kesadaran penderita Ada 4 tingkat kesadaran yang dapat kita cari untuk
memudahkan dengan singkatan A.S.N.T (awas, suara, nyeri, tidak sadar) atau
(alert, voice, pain, unresponsive)
 S = respon terhadap suara, Penderita hanya berespon saat di tanya dan akan
terangsang dengan adanya rangsangan suara, penderita lalu akan membuka
matanya atau mengeluarkan suara.
 N= respon terhadap nyeri, Penderita hanya membuka mata atau
mengeluarkan suara saat kita merangsang dengan mencubit, cubitan yang
paling nyeri di daerah puting susu namun bisa juga di cubit di daerah lengan
dan dada.
 T= tidak ada respon sama sekali, Pada saat kita cubit tidak ada respon sama
sekali.
3. Langkah I (Airway – Breathing)
Menilai jalan napas (airway = A) dan pernapasan (breathing = B)
Apakah pernapasan pasien kelihatan tersumbat? Lihat dan dengar apakah ada
aliran udara napas yang tidak adekuat selama bernapas.
Apakah ada gangguan pernapasan yang berat? Pernapasan pasien sangat berat,
pasien menggunakan otot bantu pernapasan (kepala yang mengangguk-angguk),
apakah pernapasan terlihat cepat, dan pasien kelihatan mudah lelah? Pasien tidak
bisa makan karena gangguan pernapasan.
Apakah ada sianosis sentral? Terdapat perubahan warna kebiruan/keunguan pada
lidah dan mukosa mulut.
Cek pernafasan, apabila tidak bernafas buka jalan nafasnya, jika tetap tidak
bernafas berikan lebel HITAM
Pernafasan < 10 – 30 x/mnt atau > 30 x/mnt berikan lebel MERAH Pernapasan 10
– 30 x/mnt ke langkah berikutnya.
4. Circulation
Menilai sirkulasi Peganglah tangan atau kakinya klien, apabila terasa dingin,
kemungkinan penderita dalam keadaan syok
5. Disability/Drugs
 Disability istilah yang paling umum digunakan
 Drugs (Kaji Drugs) biasanya bila terjadi keracunan

Disability (Ketidakmampuan)

Nyeri yang hebat - Neurologis (SSP, GCS)


(kepala, thorak) - Ukuran dan reaksi pupil
- Kemampuan otot dalam menggerakkan ekstremitas
Tidak pada ekstremitas (Bukan kekuatan otot)

6. Exposure Paparan (sesuatu)

 Zat kimia (gas, cair dan padat)


 Radiasi
 Suhu (matahari)
Perhatikan apakah pasien memaparkan sesuatu kepada lingkungan
7. Menilai tanda Prioritas.
Pada saat melakukan penilaian tanda kegawatdaruratan, catat beberapa tanda
prioritas yang ada:
 Apakah ada gangguan pernapasan (tidak berat)?
 Apakah tampak lemah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah dasar untuk menyelamatkan nyawa ketika
terjadi henti jantung. Aspek dasar dari BHD meliputi pengenalan langsung terhadap
henti jantung mendadak dan aktivasi system tanggap darurat, cardiopulmonary
resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP) dini, dan defibrilasi cepat
dengan defibrillator eksternal otomatis/ automated external defibrillator (AED).
Yang Bertujuan Untuk : Mencegah berhentinya sirkulasi atau
respirasi, Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP),
DAFTAR PUSTAKA

Tirti Lasprita. 3 September 2012. Bantuan Hidup Dasar (BLS).


http://www.scribd.com/doc/84871056/Bantuan-Hidup-Dasar.
https://www.slideshare.net/haleluya123/sistem-penanggulangan-gawat-darurat-terpadu-
spgdt#:~:text=Tujuan%20Khusus%20%3A%20%EF%81%B6%20Mencegah
%20kematian,memperoleh%20penanganan%20yang%20lebih%20memadai.

Anda mungkin juga menyukai