1306050
Bidan B
1.
2.
DARURAT
Suatu keasaan disebut darurat apabila sifatnya
memerlukan penanganan yang segera. Meskipun keadaan
darurat tidak selalu mengancam nyawa, namn penanganan
yang lambat bisa berdampak pada terancamnya nyawa
seseorang. Biasanya keadaan darurat dapat dijumpai pada
penyakit-penyakit yang bersifat akut
Wijaya, S.2010. konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat .
Denpasar: PSIK FK Unud
3.
6.
Kecacatan
Kematian dapat terjadi bila seseorang
mengalami kerusakan atau kegagalan dan
salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernapasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pankreas
Kegagalan (kerusakan) sistem/organ
tersebut dapat disebabkan oleh:
1. Trauma/cedera
2. lnfeksi
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam
jumlah besar (excessive loss of wafer and
electrolit)
7.Dan lain-lain.
Kegagalan sistem susunan saraf pusat,
kardiovaskuler, pernapasan dan hipoglikemia
dapat menyebabkan kematian dalam waktu
singkat (4-6 menit). sedangkan kegagalan
sistem/organ yang lain dapat menyebabkan
kematian dalam waktu yang lebih lama
Sumber : Melamed 2007.
8.
Primary
survey
menyediakan
evaluasi
yang
sistematis,
Primary
b) Pengkajian Airway
Tindakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa
responsivitas pasien dengan mengajak pasien berbicara untuk
memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas. Seorang
pasien yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan nafas pasien
terbuka (Thygerson, 2011). Pasien yang tidak sadar mungkin
memerlukan bantuan airway dan ventilasi. Tulang belakang leher
harus dilindungi selama intubasi endotrakeal jika dicurigai terjadi
cedera pada kepala, leher atau dada. Obstruksi jalan nafas paling
sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada kondisi pasien tidak
sadar (Wilkinson & Skinner, 2000).
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien
antara lain :
Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat
berbicara atau bernafas dengan bebas?
Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien
antara lain:
Adanya snoring atau gurgling
Stridor atau suara napas tidak normal
Agitasi (hipoksia)
Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest
movements
Sianosis
Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian
atas dan potensial penyebab obstruksi :
Muntahan
Perdarahan
Gigi lepas atau hilang
Gigi palsu
Trauma wajah
Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas
pasien terbuka.
Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada
pasien yang berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas
pasien sesuai indikasi :
Chin lift/jaw thrust
Lakukan suction (jika tersedia)
Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal
Mask Airway
Lakukan intubasi
airway procedures
Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya
dan berikan terapi sesuai kebutuhan.
d) Pengkajian Circulation
Shock didefinisikan sebagai tidak adekuatnya perfusi organ dan
oksigenasi jaringan. Hipovolemia adalah penyebab syok paling
umum pada trauma. Diagnosis shock didasarkan pada temuan klinis:
hipotensi, takikardia, takipnea, hipotermia, pucat, ekstremitas
dingin, penurunan capillary refill, dan penurunan produksi urin.
Oleh karena itu, dengan adanya tanda-tanda hipotensi merupakan
salah satu alasan yang cukup aman untuk mengasumsikan telah
terjadi
perdarahan
dan
langsung
mengarahkan
tim
untuk
membutuhkan
perhatian
segera
adalah:
tension
Regularity
Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau
hipoksia (capillary refill).
Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
11.
12.
2006.
Apa saja jenis jenis dari syok ?
Jenis-jenis Syok
a. Syok Hemorargik
Syok hemorargik disebabkan perdarahan yang banyak
yang dapat disebabkanoleh perdarahan pada kehamilan
muda, antepartum, atau pasca persalinan.
b. Syok Endotoksik
Suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan
oleh lepasnya toksin.
c. Syok Kardiogenik
Syok yang terjadi karena kontraksi otot jantung yang
tidak efektif, yang disebabkan oleh infark otot jantung
dan kegagalan jantung.
d. Syok Neorogenik
Syok yang terjadi karena rasa sakit yang berat.
e. Syok Anafilaktik
Syok yang terjadi akibat hipersensitif atau alergi obat.
f. Emboli Air Ketuban
Masuknya
cairan
amnion
kedalam
sirkulasi
ibu
menyebabkan kolaps pada ibu saat persalinan.
Sarwono, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
2006.