Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN RESMI

ANATOMI FISIOLOGI DAN PERTOLONGAN PERTAMA


PENILAIAN PENDERITA

Oleh:
Ahmad Sandy Luthfianto (0523040114)

DOSEN PENGAMPU:
Haidar Natsir Amrullah, S.ST., M.T
Galih Anindita, S.T., M.T

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kecelakaan kerja bukan terjadi di tempat kerja saja. Namun bisa terjadi
dimanapun dan kapanpun. Ketika mengalami atau menemukan kecelakan kerja
maka harus segera dilakukan pertolongan pertama kepada korban agar bisa
mencegah korban mengalami keadaan yang semakin parah.
Ketika akan memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan,
penolong harus mengetahui bagaimana cara melaksanakan pertolongan pertama.
Namun sebelum melaksanakan pertolongan pertama, penolong juga harus
mengetahui keadaan korban. Sehingga perlu dilaksanakan penilaian penderita,
oleh karena itu praktikum ini dilaksanakan guna mempelajari lebih dalam
mengenai penilaian penderita.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah:
1. Bagaimana cara memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang
dihadapi, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat, serta menilai
bahaya apa yang bisa mengancam penderita, penolong ataupun orang-orang
disekitarnya?
2. Bagaimana cara menilai keadaan tanda vital dan pemeriksaan fisik pada
penderita?
3. Bagaimana kesimpulan dari hasil praktikum yang dilaksanakan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Dapat memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang dihadapi, faktor-
faktor yang mendukung dan menghambat, serta menilai bahaya apa yang bisa
mengancam penderita, penolong ataupun orang disekitarnya.
2. Dapat menilai keadaan tanda vital dan pemeriksaan fisik penderita.
3. Dapat membuat kesimpulan dari hasil praktikum yang dilaksanakan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pertolongan Pertama


Dalam buku Jurus Rahasia Menguasai P3K (2015), Pertolongan
pertama yaitu orang pertama yang memberikan bantuan atau pertolongan pada
orang yang terkena kecelakaan. Kemudian kalau misalkan orang yang terkena
kecelakaan itu mengalami pendarahan pada anggota badannya, usahakan orang
pertama yang melakukan pertolongan harus memeriksa keadaan pasien terlebih
dahulu dengan diperiksa PLNBnya terlebih dahulu. Menurut Susilowati
(2015), pertolongan pertama yaitu orang pertama yang memberikan bantuan
atau pertolongan pada orang yang terkena kecelakaan. Pengertian P3K adalah
bantuan yang dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke
rujukan, sedangkan PP adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar, yaitu suatu Tindakan
perawatan yang didasarkan pada kaidah ilmu kedokteran yang dapat dimiliki
orang awam khusus yang dilatih untuk memberikan pertolongan pertama.
Dalam pelaksanaan pertolongan pertama pada kecelakaan, Tindakan
penilaian korban atau penderita terdiri dari:
1. Penilaian keadaan
2. Penilaian dini
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat penderita
5. Pemeriksaan berkala
6. Pelaporan
2.2 Penilaian Keadaan
Ketika telah berada di lokasi kejadian, Langkah awal yang harus
dilakukan ialah menilai keadaan sekitar, aman atau tidak bagi korban. Penilaian
keadaan dilaksanakan untuk memperoleh gambaran umum mengenai apa yang
sedang dihadapi, serta faktor pendukung dan penghambat pertolongan apa saja
yang ada di lokasi kejadian.
2.3 Penilaian Dini
Pada tahap ini dimulai dengan membedakan kasus, yang dimana apakah
termasuk kasus trauma atau kasus medis. Kasus trauma adalah suatu kasus
yang disebabkan oleh suatu ruda-paksa yang memiliki tanda ciri-ciri yang jelas
dan terlihat atau teraba, diantaranya ialah luka bakar, memar, patah tulang, dll.
Kasus medis adalah suatu kasus yang diderita oleh korban/pasien tanpa
memiliki riwayat ruda-paksa, contohnya seperti sesak nafas, pingsan, dll.
Selanjutnya dilakukan penilaian respon. Hal ini dilaksanakan untuk
mendapatkan gambaran berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak. Ada
4 tingkatan respopn yang dapat disingkat dengan ASNT atau AVPU, yaitu:
1. Respon awas / Alert (penderita sadar sepenuhnya)
2. Respon suara / Voice (penderita hanya menjawab jika mendengar suara)
3. Respon nyeri / Pain (penderita hanya bereaksi jika ada rangsang nyeri
yang diberikan penolong)
4. Tidak respon / Un-respon (penderita tidak bereaksi terhadap rangsang
apapun.
Setelah menilai respon, selanjutnya yaitu melakukan Teknik CAB
1. Circulation (tekanan darah)
Jika korban dalam keadaan sadar maka yang dilakukan adalah dengan
meraba nadi pergelangan tangan (radial). Sedangkan jika korban dalam
keadaan tidak sadar, nadi yang diperiksa adalah pada bagian leher
(carotis).
2. Airways (jalan nafas)
Memastikan jalan nafas korban terbuka dengan baik. Jika tidak ada
dugaan cedera kepala/leher/tulang belakang, gunakan Teknik angkat
dagu tekan dahi (head tilt-chin lift). Jika ada dugaan cedera
kepala/leher/tulang belakang, gunakan teknik Jaw Thrust Manuver.
3. Breathing (nafas)
Setelah jalan nafas baik, dilakukan pemeriksaan pernafasan dengan
baik, dilakukan pemeriksaan pernafsan dengan teknik Lihat, Dengar,
Rasakan adanya pernafasan pada korban.
2.4 Pemeriksaan Fisik
Dalam buku Teknik pemeriksaan Fisik (2019), Pemeriksaan fisik
merupakan Tindakan berkelanjutan yang dapat mengidentifikasi berbagai
macam data yang dibutuhkan perawat sebagai dasar data korban. Pengumpulan
data dapat berupa data subjektif/pernyataan korban, keluarga atau tim medis
yang kemudian dipersepsikan oleh perawat saat proses anamnesa berlangsung.
Dalam buku Patient Assessment (2005), pemeriksaan fisik meliputi 4 teknik
dasar, yaitu inspeksi (penglihatan), palpasi (sentuhan), perkusi (ketukan), dan
aukultasi (pendengaran). Pemeriksaan ini dilakukan mulai dari ujung rambut
sampai dengan ujung kaki.
Tanda-tanda yang perlu ditemukan penolong pada korban ialah
perubahan bentuk, luka terbuka, nyeri, dan bengkak.
Tanda vital pada manusia yang menunjukkan masih adanya kehidupan
diantaranya dapat dilihat pada:
1. Denyut nadi
Denyut nadi adalah detak gelombang darah yang diakibatkan
kontraksi ventrikel jantung kiri. Denyut nadi normal pada manusia
adalah:
• Bayi : 120-150 kali/menit
• Anak-anak : 80-150 kali/menit
• Dewasa ; 60-90 kali/menit
2. Frekuensi pernafasan
Kegiatan bernafas adalah kegiatan masuknya masuknya O2 dan
keluarnya CO2. Kajilah pernafasan korban dengan menghitung jumlah
pernafasan selama 30 detik dan dikalikan dua. Frekuensi pernafasan
normal manusia adalah:
• Bayi : 25 – 50 kali/menit
• Anak-anak : 15-30 kali/menit
• Dewasa : 12-20 kali/menit
3. Tekanan Darah
Menurut aryani (2009), ukuran manset pada pengukuran
tekanan darah dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah.
Ukuran manset yang direkomendasikan harus seukuran dengan lengan
yang akan diperiksa.
Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti
Gerakan gelombang yang menyebabkan 2 jenis tekanan: tekanan
sistolik & diastolic. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada puncak
gelombang saat ventrikel kiri kontraksi. Tekanan diastolik adalah
tekanan diantara dua kontraksi ventrikuler saat jantung pada kondisi
istirahat. Tekanan darah normal pada manusia adalah:
• Sistolik : 100 – 140 mmHg
• Diastolik : 60 – 90 mmHg
4. Suhu Tubuh
Suhu tubuh normal manusia adalah 37oC
5. Kulit
Kulit lembab, jika diraba terasa hangat dan warnanya kemerah-
merahan.

2.5 Riwayat Penderita


Dalam pertolongan pertama, item ini hanya untuk mencari informasi
sebanyak mungkin mengenai kejadian darurat medis yang terjadi. Informasi
Riwayat penderita didapat dari wawancara pada penderita, keluarga, atau saksi
mata. Penolong tidak membuat diagnosa, tapi membuat kesimpulan dari hasil
temuannya. Dalam buku PMI (2008), Riwayat yang perlu diketahui ialah:
1. Keluhan utama
Tanyakan adakah hal-hal yang hanya dapat dirasakan oleh
penderita misalnya nyeri, pusing.
2. Obat – obatan yang diminum
Tanyakan apakah penderita dalam proses pengobatan yang
mengharuskannya untuk meminum obat-obatan tertentu.
Gangguan yang dialami mungkin karena akibat lupa
mengkonsumsi obat tersebut.
3. Makanan/minuman terakhir
Hal ini dapat dijadikan dasar terjadinya kehilangan kesadaran
pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui
bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan di RS.
4. Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita mungkin berhubungan dengan
keadaan yang dialami penderita saat ini.
5. Alergi yang dialami
Perlu dicari apakah penyebab penderita ini mungkin merupakan
suatu bentuk alergi terhadap bahan-bahan tertentu.
6. Kejadian
Kejadian yang dialami penderita sebelum kecelakaan atau
sebelum timbulnya penyakit yang diderita saat ini.

2.6 Evaluasi Ulang Kondisi Korban


Penilaian kondisi penderita yang sudah selesai tidak berarti bahwa tugas
seorang penolong telah usai. Pemeriksaan harus terus dilaksanakan secara
berkala sampai pertolongan medis datang.

2.7 Pelaporan
Setelah selesai melaksanakan penanganan pada korban, maka perlu
adanya laporan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjuntya. Dalam
laporan sebaiknya dicantumkan:
1. Umur dan jenis kelamin penderita
2. Keluhan utama
3. Tingkat respon
4. Keadaan jalan nafas
5. Pernafasan
6. Sirkulasi
7. Pemeriksaan fisik yang penting
8. Wawancara yang penting
9. Penatalaksanaan
10. Perkembangan lain yang dianggap penting
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Peralatan Yang Digunakan


Peralatan yang digunakan antara lain:
1. Jam tangan atau stopwatch
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Termometer badan
5. Alat tulis

Tabel 1. Daftar peralatan


No Nama peralatan Kode Spesifikasi Jumlah Satuan
1. Alat tulis P3K/AT/01
2. Stopwatch P3K/S/01 1 Buah
3. Stetoskop P3K/STK/01 1 Buah

4. Tensimeter P3K/TSM/01 1 Buah


5. Termometer badan P3K/TMB/01 1 Buah

3.2 Perlengkapan
Perlengkapan wajib digunakan :
1. Baju bengkel/Baju praktikum

3.3 Langkah Percobaan

• Stopwatch
1. Nyalakan Stopwatch
2. Tekan tombol start
3. Tekan tombol lap/stop untuk berhenti
4. Lalu baca hasilnya pada layer analog
• Stetoskop
1. Bersihkan bagian earpieces sebelum memasukkan ke telinga
2. Pastikan earpieces sesuai dengan telinga
3. Periksa tekanan earpieces
4. Pilih tempat yang tenang untuk menggunakan stetoskop
5. Atur posisi pasien dan lakukan pemeriksaan dengan stetoskop
• Tensimeter
1. Cari denyut nadi pasien, gunakan stetoskop untuk lebih akurat
2. Pasang manset tensimeter pada tempat anda menenmukan denyut nadi
3. Letakkan tensimeter sejajar dengan jantung
4. Katup penutup udara dapat anda tutup setelah meletakkan manset dan
mengencangkannya
5. Minta pasien untuk rileks
6. Gunakan stetoskop pada bagian yang anda dapat merasakan nadi pada atas
lipatan siku
7. Tekan pompa karet yang ada pada tensimeter sehingga udara menekan
manset sampai jarum menunjukkan angka 140mmHg
8. Buka katup secara perlahan, lalu dengarkan detak jantung pertama yang
anda dengar. Detak pertama untuk tekanan systole, dan detak kedua untuk
diastole.
• Termometer Badan
1. Letakkan ujung termometer dibawah lidah atau ketiak
2. Tunggu selama 1 – 3 menit
3. Lihat angka yang ditunjukkan pada monitor / layer LED
3.4 Diagram alir

KECELAKAAN PENILAIAN KEADAAN

PENILAIAN DINI ASNT/AVPU

P-L-N-B PEMERIKSAAN FISIK CAB

RIWAYAT PENDERITA

PELAPORAN
3.5 Aspek Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
1. Sebelum memulai praktikum sebaiknya memeriksa seluruh kesiapan alat
dan bahan yang digunakan
2. Tidak bersenda gurau selama pelaksanaan praktikum
3. Selalu menjaga kerapian peralatan dan tempat praktikum
4. Mengembalikan dan menata Kembali peralatan praktikum pada tempatnya

3.6 Aspek Lingkungan


1. Membuang limbah sisa praktek/praktikum pada tempat yang telah disediakan

3.7 Lembar Kerja


A. PENILAIAN DINI
Pada tahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang
mengancam nyawa penderita dengan tepat, cepat dan sederhana. Langkah –
Langkah penilaian dini:
1. Kesan umum

Kasus trauma Kasus medis


Alasan:
2. Memeriksa respon
Tahap ini adalah cara sederhana untuk mengetahui berat/ringannya
gangguan pada otak penderita
A : Awas S : Suara N : Nyeri T : Tidak respon
Alasan:
Kesimpulan sementara:
3. Memeriksa peredaran darah (circulation), jalan nafas (airways), pernafasan
(breathing)
Circulation
Tahap ini penolong menilai apakah jantung dapat bekerja dengan baik atau
tidak, serta untuk melihat ada/tidaknya peredaran darah adalah:
a. Penderita respon baik
Periksa radial (pergelangan tangan), brakial (bagian dalam lengan) dan
karotis (leher) untuk melihat ada/tidaknya kerja jantung

Nadi penderita: Ada Tidak ada

b. Penderita tidak respon


Periksa nadi seperti pada penderita respon baik. Jika tidak ada nadi maka
lakukan RJP/CPR

Nadi penderita: Ada Tidak ada

Airways
a. Penderita dengan respon baik

Suara tambahan: Ada Tidak ada

b. Penderita dengan tidak respon


Cara:
1. Tekan dahi penderita
2. Angkat dagu penderita (kecuali kalua dicurigai cedera tulang
belakang dan tulang leher)

Breathing
Cara melihat ada/tidaknya nafas :
• Dilihat naik turunnya dada penderita
• Didengar ada/tidaknya hembusan dan tarikan nafas
• Dirasa ada/tidaknya hembusan nafas

Nafas penderita : Ada Tidak


Jika penderita tidak ada nafas maka perlu resusitasi jantung paru

B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik merupakan Tindakan berkelanjutan yang dapat
mengidentifikasi berbagai macam data yang dibutuhkan perawat sebagai dasar
data korban. Pengumpulan data dapat berupa data subjektif/pernyataan korban,
keluarga atau tim medis yang kemudian dipersepsikan oleh perawat saat proses
anamnesa berlangsung. Pemeriksaan ini dilakukan dari ujung rambut sampai
ujung kaki, meliputi penglihatan (inspeksi), perabaan (palpasi), dan
pendengaran (aukultasi). Pada penderita trauma harus dicari:

• Perubahan bentuk (P)


• Luka terbuka (L)
• Nyeri tekan (N)
• Bengkak (B)

B.1 Kepala

P L N B
Gambaran umum:

• Hidung dan telinga


P L N B

Gambaran umum:
• Mulut
P L N B

Gambaran umum:
• Mata
P L N B

Gambaran umum:

B.2 Leher
P L N B

Gambaran umum:
B.3 Dada
P L N B

Gambaran umum:
B.4 Perut
P L N B

Gambaran umum:
B.5 Punggung
P L N B

Gambaran umum:
B.6 Panggul
P L N B

Gambaran umum:
B.7 Extremitas atas dan bawah
• Tangan
P L N B

Gambaran umum:
• Kaki
P L N B

Gambaran umum:

C. PENGUKURAN TANDA VITAL


1. Denyut nadi :
2. Frekuensi nafas :
3. Suhu badan :
4. Tekanan darah
Sistolik :
Diastolik :
Cara mengukur tekanan darah:
1. Kencangkan klep pada transmitter.
2. Lilitkan manset sampai menutupi lilitan manset sampai menutupi setengah
lengan atas 2,5cm di atas siku. Bagian balon diletakkan diatass arteri
brakialis (nadi di atas siku sebelah dalam). Passang sedemikian rupa hingga
dapat memasukkan 1 jari di bagian lengan punggung atas.
3. Pompa dengan cepat dan pada saat yang bersamaan rabalah nadi radialis,
sampai tidak teraba tambahkan 30mmHg.
4. Letakkan stetoskop di atas arteri brankialis.
5. Kurangi tekanan manset dengan kecepatan sekitar 2mmHg/detik.
6. Saat mendengar suara denyutan pertama kali, baca angkanya (nilai sistolik).
7. Terus kurangi tekanan manset sampai suara denyutan menurun tajam (nilai
diastolik).
8. Catat nilai dalam sistolik/diastolik dalam mmHg.
9. Usahakan periksa saat posisi pasien tidur.
Kesalahan pengukuran bisa terjadi karena:
a. Bising
b. Bagian telinga dari stetoskop tidak terpasang dengan baik
c. Nilai sistolik belum ada nilai maksimal
d. Manset tidak terpasang dengan baik
e. Ukuran manset tidak sesuai
f. Bagian balon terlalu besar/kecil
g. Pengurangan tekanan manset terlalu cepat

D. RIWAYAT PENDERITA
Selain penilaian seperti yang dijabarkan di atas, tetap harus adan
wawancara pada penderita jika memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui penyebab suatu kejadian, mekanisme kejadian, atau perjalanan
suatu penyakit.
Wawancara dapat dilakukan kepada penderita itu sendiri, keluarga atau
saksi mata. Hal – hal yang perlu untuk ditanyakan dalam wawancara adalah:
1. Keluhan utama (gejala dan tanda)
Gejala ialah hal yang bisa dirasakan penderita. Tanda ialah hal yang
diamati orang lain, baik dilihat, didengar, maupun diraba.
Soal :
Jawaban :
2. Obat obatan yang diminum
Tanyakan apakah penderita saat ini menjalani suatu pengobatan. Mungkin
gangguan yang dialami adalah karena lupa minum atau menelan obat
tertentu. Hal ini sering menjadi petunjuk dalam menghadapi kasus medis.
Soal :
Jawaban :
3. Makanan / minuman terakhir
Pertanyaan ini bermanfaat bila menemui kasus keracunan, terutama
keracuanan racun melalui saluran cerna.
Soal :
Jawaban :
4. Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang
sedang dialami penderita saat ini.
Soal :
Jawaban :
5. Alergi yang dialami
Perlu ditelusuri apakah penyebab penderita ini karena suatu alergi terhadap
bahan tertentu.
Soal :
Jawaban :
6. Kejadian
Pertanyaan ini bisa membantu menentukan apakah suatu kasus yang
dihadapi murni trauma atau medis atau gabungan keduanya.
Soal :
Jawaban :

E. PEMERIKSAAN BERKALA
Penilaian dan penatalaksanaan yang sudah selesai tidak berarti bahwa
tugas penolong telah usai. Pemeriksaan harus dilanjutkan secara berkala
dengan mengulang memeriksa dari awal atau mencari adakah hal yang terlewat.

F. PELAPORAN
Setelah selesai menangani penderita, maka perlu dilaporkan secar singkat dan
jelas kepada penolong selanjutnya dengan beberapa hal yang tercantum,
diantaranya ialah:
1. Umur dan jenis kelamin
2. Keluhan utama
3. Tingkat respon
4. Keadaan jalan nafas
5. Pernafasan
6. Sirkulasi
7. Pemeriksaan fisik yang penting
8. Wawancara yang penting
9. Penatalaksanaan
10. Perkembangan lain yang dianggap penting
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

KARTU PENDERITA

KELOMPOK 2

Nama : Faizu Zidan

Umur : 19 tahun

Jenis kasus : trauma

Keadaan : kepala belakang memar dan pusing

Penilaian dini

• Respon : nyeri
• Nadi : normal (60x/menit)
• Nafas : lemah (9x/menit)
• Suhu : dingin
• Tekanan darah : 140/80 mmHg

Riwayat penderita

• Keluhan : kepala bagian belakang terasa nyeri


• Obat : obat pilek
• Makanan/minuman : roti
• Penyakit : pilek
• Alergi :-
• Kejadian : jatuh terpeleset di depan lift

Penjelasan Tindakan

Menghubungi petugas medis. Menilai respon, korban merespon nyeri. Memeriksa


nadi, nafas, dan suhu korban. Kemudian korban dibawa ke klinik PPNS
4.2 Pembahasan
a. Studi kasus
Seorang mahasiswa bernama Zidan ingin menuju lab. kimia lantai 3
di Gedung J untuk mengikuti perkuliahan. Saat keluar lift, Zidan tidak
melihat jika lantai masih licin sehabis di-pel. Kemudian Zidan terpeleset
ke belakang dan kepala belakangnya terbentur ke lantai.

b. Penilaian keadaan
Korban berada di ruang terbuka, sehingga penolong tidak kesulitan
saat memberikan pertolongan pertama. Hanya ada penghambat kecil, yaitu
lantai yang masih agak licin.

c. Penilaian dini
• Jenis kasus : kasus trauma
• Respon : nyeri
• Pemeriksaan CAB : nadi dalam keadaan normal, tetapi nafas
korban lemah dan tekanan darahnya naik.

d. Pemeriksaan fisik
Setelah dicek, ditemukan PLNB pada tubuh korban, yaitu adanya
luka memar dan nyeri dibagian kepala belakang.

e. Pemeriksaan Riwayat penderita dengan wawancara KOMPAK


• K (keluhan) : kepala bagian belakang terasa nyeri
• O (obat-obatan) : obat oilek
• M (makanan/minuman) : roti
• P (penyakit) : pilek
• A (alergi) :-
• K (kejadian) : jatuh terpeleset di depan lift lantai 3

f. Pemeriksaan berkala
Melakukan pemeriksaan berkala kepada penderita setiap 10 menit
sekali untuk memastikan CAB masih berjalan dan memastikan tidak ada
hal yang terlewat hingga petugas medis dating.
g. Pelaporan
Melaporkan semua hal informasi tentang korban yang didapat
petugas medis untuk dilakukan penanganan secara maksimal.

1. Nama : Faizu Zidan


2. Umur : 18 tahun
3. Keluhan utama : nyeri di bagian kepala belakang
4. Tingkat respon : nyeri
5. Keadaan jalan nafas : terbuka
6. Pernafasan ; lemah
7. Sirkulasi : baik
8. Pemeriksaan fisik penting
Adanya luka memar dan nyeri di bagian kepala belakang
9. Wawancara yang penting
Sedang mengalami pilek
10. Penatalaksanaan
Lokasi kejadian sudah ditata untuk proses keselamatan
11. Perkembangan lain yang penting
Korban masih sedikit pusing, merespon dengan baik, ada luka
memar dan nyeri di bagian kepala belakang. Tekanan darah masih
diatas normal.
BAB V
KESIMPULAN
1) Ketika melakukan penilaian penderita harus dilakukan sesuai urutan agar
tidak terjadi kekeliruan, tetapi jika ada faktor lain yang harus dilakukan
terlebih dahulu, maka penilaian penderita bisa ditunda atau dilakukan tidak
sesuai dengan urutan untuk mencegah kondisi korban yang semakin parah.
Langkah-langkah penilaian penderita antara lain :
• Penilaian keadaan
• Penilaian dini
• Pemeriksaan fisik
• Penilaian Riwayat penderita
• Pemeriksaan berkala
• Pelaporan
2) Penilaian atau pemeriksaan fisik pada penderita adalah dengan cara
melakukan PLNB, pemeriksaan denyut nadi, frekuensi nafas, pernafasan,
tekanan darah, suhu, dan kulit.
3) Korban Bernama Zidan (19 tahun) ingin ke lab. kimia di lantai 3
menggunakan lift. Setelah keluar dari lift, ia terjatuh karena lantai yang licin
sehabis di-pel. Korban masih merespon (nyeri), CAB korban masih ada, nafas
lemah, denyut nadi normal, suhu korban dingin kulit pucat, tekanan darah di
atas rata-rata. Terdapat luka memar dan nyeri di bagian kepala belakang.
DAFTAR PUSTAKA

Susilowati, R. 2015. Jurus Rahasia Menguasai P3K. Lembar Langit Indonesia.


Meisarah Am, Dewi Kurniasih, Moch. Yusuf Santoso. 2009. Job Sheet 1 Penilaian
Penderita. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Palang Merah Indonesia. (2008). Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Wira.
Jakarta: Markas Palang Merah Remaja Indonesia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai