Anda di halaman 1dari 23

JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

A. TEORI
A.1 Pertolongan Pertama

Dalam buku Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Wira (2008),


Pertolongan Pertama yaitu pemberian pertolongan segera kepada penderita
sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Menurut Susilowati (2015), pertolongan pertama yaitu orang yang pertama
memberikan bantuan atau pertolongan pada orang yang terkena kecelakaan.
Pengertian P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) adalah bantuan
yang dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke rujukan,
sedangkan Pertolongan Pertama (PP) adalah pemberian pertolongan segera
kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan
medis dasar, yaitu suatu tindakan perawatan yang didasarkan pada kaidah
ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang awam khusus yang dilatih
memberikan pertolongan pertama.
Menurut Sudijandoko (2000), cedera ditandai dengan adanya rasa
sakit, pembengkakan, kram, memar, kekakuan dan adanya pembatasan gerak
sendi serta berkurangnya kekuatan pada daerah yang mengalami cedera
tersebut. Dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan, tindakan
penilaian merupakan urutan langkah yang harus dilakukan. Tindakan
penilaian korban terdiri dari:
1. Penilaian keadaan
2. Penilaian dini
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat penderita
5. Pemeriksaan berkala
6. Pelaporan

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 1 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

A.2 Penilaian Keadaan


Saat sampai di lokasi kejadian, hal yang pertama kali harus dilakukan
adalah menilai keadaan sekitar, aman atau tidak bagi korban. Penilaian
keadaan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai apa yang
sedang dihadapi, faktor pendukung dan penghambat pertolongan yang ada di
tempat kejadian.
A.3 Penilaian Dini
Penilaian dini dimulai dengan membedakan kasus, apakah termasuk
kasus trauma atau kasus medis. Kasus trauma adalah kasus yang disebabkan
oleh suatu ruda-paksa yang memiliki tanda yang jelas dan terlihat atau
teraba, contohnya luka terbakar, memar, patah tulang, dan lain-lain. Kasus
medis yaitu kasus yang diderita seseorang tanpa riwayat ruda-paksa,
contohnya sesak nafas, pingsan, dan lain-lain (PMI, 2008).
Selanjutnya dilakukan penilaian respon atau kesadaran. Respon
penderita adalah suatu cara sederhana untuk mendapatkan gambaran berat
ringannya gangguan yang terjadi dalam otak. Ada 4 tingkatan respon yang
dapat disingkat dengan ASNT atau AVPU, yaitu:
1. Respon Awas/Alert (penderita sadar sepenuhnya)
2. Respon Suara/Voice (penderita hanya menjawab jika mendengar suara)
3. Respon Nyeri/Pain (penderita hanya bereaksi jika ada rangsang nyeri
yang diberikan penolong)
4. Tidak respon/Un-respon (penderita tidak bereaksi terhadap rangsang
apapun)
Setelah dilakukan penilaian respon, selanjutnya melakukan teknik
CAB, yaitu:
1. Circulation (peredaran darah)
Jika korban sadar, cara yang digunakan adalah dengan meraba nadi
pergelangan tangan (radial). Sedangkan bagi korban yang tidak sadar,
nadi yang diperiksa adalah di bagian leher (carotis).

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 2 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

Gambar 2.1 Pemeriksaan Peredaran Darah


sumber : www.CardioSmart.org, 2014

2. Airway (jalan nafas)


Memastikan jalan nafas korban terbuka dengan baik. Jika tidak ada
dugaan cedera kepala/leher/tulang belakang, gunakan teknik angkat dagu
tekan dahi (head tilt-chin lift). Jika ada dugaan cedera kepala/leher/tulang
belakang, gunakan teknik Jaw Thrust Manuever.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 3 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

Gambar 2.2 Pemeriksaan Jalan Nafas


sumber: Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan, 2016

3. Breathing (nafas)
Setelah jalan nafas berjalan dengan baik, dilakukan pemeriksaan
pernafasan dengan teknik LDR (Lihat, Dengar, Rasakan) adanya
pernafasan pada korba selama 5-10 detik.

Gambar 2.3 Pemeriksaan Pernafasan

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 4 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

A.4 Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan seluruh anggota badan
penderita yang dilakukan berurutan mulai dari ujung rambut sampai dengan
ujung kaki. Dalam buku Patient Assessment (2005), pemeriksaan fisik
meliputi 4 teknik dasar, yaitu inspeksi (penglihatan), palpasi (sentuhan),
perkusi (ketukan), dan auskultasi (pendengaran). Tanda-tanda yang perlu
ditemukan penolong dapat disingkat dengan PLNB (Perubahan bentuk, Luka
terbuka, Nyeri, dan Bengkak), yaitu:
1. Adanya perubahan bentuk pada bagian tubuh korban
2. Adanya luka terbuka pada tubuh korban
3. Perasaan nyeri saat bagian tubuh korban diraba atau ditekan
4. Adanya bengkak pada tubuh korban
Tanda-tanda vital pada manusia yang menunjukkan adanya kehidupan
dapat dilihat pada:
1. Denyut nadi
Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut jantung.
Denyut nadi normal manusia adalah:
Bayi : 120 – 150 kali/menit
Anak-anak : 80 – 150 kali/menit
Dewasa : 60 – 90 kali/menit
2. Frekuensi pernafasan
Satu pernafasan adalah satu kali menghirup nafas dan satu kali
mengeluarkan nafas (satu kali gerakan naik dan turun). Frekuensi
pernafasan normal manusia adalah:
Bayi : 25 – 50 kali/menit
Anak-anak : 15 – 30 kali/menit
Dewasa : 12 – 20 kali/menit
3. Tekanan darah
Menurut Aryani (2009), ukuran manset pada pengukuran tekanan darah
dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah. Ukuran manset
yang direkomendasikan untuk pengukuran darah harus sesuai dengan
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 5 of
06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

ukuran lengan orang yang akan diperiksa. Tekanan darah normal pada
manusia adalah:
Sistolik : 100 – 140 mmHg
Diastolik : 60 – 90 mmHg
4. Suhu tubuh
Suhu tubuh normal manusia adalah 37°C
5. Kulit
Kulit lembab, jika diraba terasa hangat dan warnanya kemerah-merahan
A.5 Riwayat Penderita
Dalam pertolongan pertama, item ini hanya untuk mencari informasi
sebanyak mungkin mengenai kejadian darurat medis yang terjadi. Informasi
mengenai riwayat penderita dapat diperoleh melalui wawancara dengan
penderita, keluarga, atau saksi mata. Penolong tidak membuat diagnosa,
tetapi membuat kesimpulan berdasarkan hasil temuannya. Dalam buku PMI
(2008), riwayat yang perlu diketahui yaitu:
1. Keluhan utama
Tanyakan sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita. Gejala adalah hal-hal
yanghanya dapat dirasakan oleh penderita misalnya nyeri, pusing.
Tandaadalah hal-hal yang dapat diamati oleh orang lain.
2. Obat-obatan yang diminum
Tanyakan apakah penderita sedang dalam proses pengobatan.
Gangguanyang dialami mungkin akibat lupa minum atau menelan obat
tertentucontohnya seorang penderita kencing manis mengalami masalah
kadargula derah yang tinggi karena lupa minum obat sebelum makan.
3. Makanan/minuman terakhir
Hal ini dapat dijadikan dasar terjadinya kehilangan kesadaran
padapenderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila
ternyatapenderita harus menjalai pembedahan di RS.

4. Penyakit yang diderita

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 6 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita yangmungkin


berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita saat ini. Contohnya
asma dan jantung.
5. Alergi yang dialami
Perlu dicari apakah penyebab pada penderita ini mungkin merupakansuatu
bentuk alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Umumnya penderitaatau
keluarga sudah mengetahuinya dan sudah memahami mengatasi keadaan
itu.
6. Kejadian
Kejadian yang dialami penderita sebelum kecelakaan atau sebelum
timbulnya penyakit yang diderita saat ini.

A.6 Evaluasi Ulang Kondisi Korban


Penilaian dan penatalaksanaan yang sudah selesai tidak berarti bahwa tugas
seorang penolong sudah selesai. Pemeriksaan harus diteruskan secara berkala
sebelum mendapat pertolongan medis dengan mengulang pemeriksaan dari
awal atau mencari hal yang terlewati.

A.7 Pelaporan
Setelah selesai menangani korban, maka perlu dilaporkan secara singkat
dan jelas kepada penolong selanjutnya.Dalam laporan sebaiknya
dicantumkan:
1. Umur dan jenis kelamin penderita
2. Keluhan utama
3. Tingkat respon
4. Keadaan jalan nafas
5. Pernafasan
6. Sirkulasi
7. Pemeriksaan fisik yang penting
8. Wawancara yang penting
9. Penatalaksanaan
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 7 of
06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

10. Perkembangan lain yang dianggap penting

B. KATEGORI ALAT
Alat-alat yang digunakan antara lain :
1. Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas atau stopwatch
2. Senter kecil
3. Stetoskop
4. Tensimeter atau stigmomanometer
5. Termometer badan
6. Es batu
7. Bidai
8. Mitela
9. Alat tulis untuk mencatat
C. PERALATAN DAN BAHAN HABIS
Tabel 1. Daftar Peralatan
No Nama Peralatan Kode Spesifikasi Jumlah Satuan
1 Alat tulis P3K/AT/01
2. Jam P3K/JTS/01 1 Buah
Tangan/Stopwatch
3. Senter Kecil P3K/SK/01 1 Buah
4. Stetoskop P3K/STK/01 1 Buah
5. Tensimeter P3K/TSM/01 1 Buah
6. Termometer Badan P3K/TMB/01 1 Buah
7. Bidai P3K/BDI/01
8. Mitela P3K/MTL/01

Tabel 2. Daftar Bahan


No Nama Bahan Jumlah Satuan
1 Es Batu

D. PERLENGKAPAN
Perlengkapan wajib digunakan :
1. Baju Bengkel/ Baju Praktikum

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 8 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

E. DESKRIPSI PERALATAN
Stetoskop Tensimeter

Termometer Badan Senter Kecil

Stopwatch Mitela

Bidai
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 9 of
06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

F. LANGKAH KERJA PENGOPERASIAN/PENGERJAAN


Jam Tangan/Stopwatch Digital
1. Nyalakan stopwatch
2. Tekan tombol start
3. Tekan tombol lap/stop untuk berhenti
4. Lalu baca hasilnya pada layar analog
Senter Kecil
1. Arahkan senter menuju ke bagian yang akan dilihat
2. Lalu tekan tombol on pada senter
Stetoskop
1. Bersihkan bagian earpieces sebelum memasukkan ketelinga
2. Pastikan earpieces sesuai dengan telinga
3. Periksa tekanan earpieces
4. Pilih tempat yang tenang untuk menggunakan stetoskop
5. Atur posisi pasien dan lakukan pemeriksaan dengan stetoskop
Tensimeter
1. Cari denyut nadi pasien, gunakan stetoskop untuk lebih akurat
2. Pasang manset tensimeter pada tempat anda menemukan denyut nadi
3. Letakkan tensimeter sejajar dengan jantung
4. Katup penutup udara dapat anda tutup setelah meletakkan manset dan
mengencangkannya
5. Minta pasien untuk rileks
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 10 of
06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

6. Gunakan stetoskop pada bagian yang ada dapat merasakan nadi pada atas
lipatan siku
7. Tekan pompa karet yang ada pada tensimeter sehingga udara menekan manset
sampe jarum menunjukkan angka 140 mmHg
8. Buka katup secara perlahan, lalu dengarkan detak jantung pertama yang Anda
dengar. Detak pertama untuk tekanan sistole, dan detak kedua untuk diastole.
Termometer Badan
1. Letakkan ujung termometer dibawah lidah atau ketiak
2. Tunggu selama 1 – 3 menit
3. Lihat angka yang ditunjukkan pada monitor/ layar LED
Bidai
1. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2. Lepas sepatu, jam atau asesoris pasien sebelum memasang bidai.
3. Pembidaian melalui dua sendi, sebelumnya ukur panjang bidai pada sisi
kontralateral pasien yang tidak mengalami kelainan.
4. Pastikan bidai tidak terlalu ketat ataupun longgar
5. Bungkus bidai dengan pembalut sebelum digunakan
6. Ikat bidai pada pasien dengan pembalut di sebelah proksimal dan distal dari
tulang yang patah
7. Setelah penggunaan bidai cobalah mengangkat bagian tubuh yang dibidai.
Mitela
1. Letakan mitela diatas tangan
2. Lipat menyilang ujung kanan mitela melingkari tangan kesebelah kiri
3. Lipat menyilang ujung kiri mitela melingkari tangan kesebelah kanan
4. Lipat menyilang kedua ujung mitela melingkari pergelangan tangan.
5. Lipat kembali satu lipatan pada pergelangan ke arah berlawanan.
6. Ikatkan kedua ujung mitela atau bisa direkatkan oleh plester.
G. ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Sebelum memulai praktikum sebaiknya memeriksa seluruh kesiapan alat dan
bahan yang digunakan
2. Tidak bersenda gurau selama pelaksanaan praktikum
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 11 of
06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

3. Selalu menjaga kerapian peralatan dan tempat praktikum


4. Mengembalikan dan menata kembali peralatan praktikum pada tempatnya

H. ASPEK LINGKUNGAN
1. Membuang limbah sisa praktek/praktikum pada tempat yang telah disediakan

I. LEMBAR KERJA
A. PENILAIAN DINI
Pada tahap ini penolong harus menenali dan mengatasi keadaan yang
mengancam nyawa penderita dengan tepat, cepat dan sederhana. Langkah –
langkah penilaian dini :
B.1. Kesan umum
v
kasus trauma kasus medis
Alasan : karena terdapat Adanya perubahan warna dan bengkak pada
pergelangan kaki dan adanya bengkak pada daerah tangan sebelah kanan
B.2. Memeriksa respon
Tahap ini adalah cara sederhana untuk mengetahui berat/ringannya gangguan
pada otak penderita :
v
A : Awas

S : Suara

N : Nyeri

T : Tidak respon
Alasan : karena penderita masih sadar dan menyadri keadaan lingkungannya
dan mengingat nama dan dapat menanggapi pertanyaan penolong
Kesimpulan sementara : penderita masih sadar sepenuhnya
B.3. Memeriksa peredaran darah (circulation), jalan nafas (airway),
pernafasan (breathing) -> CAB
CIRCULATION

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 12 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

Tahap ini penolong menilai apakah jantung dapat bekerja dengan baik
atau tidak, serta untuk melihat ada/tidaknya peredaran darah adalah :
a. Penderita respon baik
Periksa nadi radial (pergelangan tangan), brakial (bagian dalam lengan)
dan karotis (leher) untuk melihat ada/tidaknya kerja jantung
v
Nadi penderita : ada tidak
b. Penderita tidak respon
Periksa nadi seperti pada penderita respon baik. Jika tidak ada nadi maka
lakukan RJP/CPR

Nadi penderita : ada tidak


AIRWAY
A. Penderita dengan respon baik
v
Suara tambahan : ada tidak
B. Penderita dengan tidak respon
Cara :
1. Tekan dahi penderita
2. Angkat dagu penderita (kecuali kalau dicurigai cedera tulang belakang
dan tulang leher)
BREATHING
Cara melihat ada / tidaknya nafas :
- Dilihat naik turunnya dada penderita
- Didengar ada/tidaknyahembusan dan tarikan nafas
- Dirasa ada/tidaknya hembusan nafas

v
Nafas penderita : ada tidak
Jika penderita tidak ada nafas maka perlu resusitasi jantung paru
(RJP)/CPR

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 13 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaa seluruh anggota badan
penderita yang dilakukan berurutan mulai dari ujung rambut s/d ujung kaki.
Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan pengelihattan (inspeksi), perabaan
(palpasi) dan pendengaran (aukultasi). Pada penderita traumaharus dicari :
i. Perubahan bentuk (P)
ii. Luka terbuka (L)
iii. Nyeri tekan (N)
iv. Bengkak (B)
C.1. Kepala

P L N B
Gambaran umum : tidak terjadi perubahan fisik
 Hidung dan telinga

P L N B
Gambaran umum : tidak terjadi perubahan fisik
 Mulut

P L N B
Gambaran umum : tidak terjadi perubahan fisik
 Mata

P L N B
Gambaran umum : tidak terjadi perubahan fisik
C.2. Leher

P L N B
Gambaran umum : tidak terjadi perubahan fisik
C.3. Dada

P L N B
Gambaran umum : tidak terjadi perubahan fisik
C.4. Perut
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 14 of
06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

P L N B
Gambaran umum : tidak terjadi perubahan fisik
C.5. Punggung

P L N B
Gambaran umum : tidak terjadi perubahan fisik
C.6. Panggul

P L N B
Gambaran umum : tidak terjadi perubahan fisik
C.7. Extremitas atas dan bawah
 Tangan
v v
P L N B
Gambaran umum : adanya rasa nyeri dan bengkak pada daerah tangan
sebelah kanan
 Kaki
v v v
P L N B
Gambaran umum : ada perubahan warna, nyeri, dan bengkak pada
pergelangan kaki kiri
C.8. PENGUKURAN TANDA VITAL
1. Denyut nadi : 130 kali/menit
2. Frekuensi nafas : 30 kali/menit
3.
Suhu badan : 320C
4. Tekanan darah
Sistolik : 140 mmHg
Diastolik : 80 mmHg
Cara mengukur tekanan darah:
1. Kencangkan klep pada transmiter
2. Lilitkan manset sampai menutupi Lilitkan manset sampai menutupi setengah
lengan atas 2,5 cm di atas siku. Bagian balon diletakan di atas arteri brakialis

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 15 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

(nadi di atas siku sebelah dalam). Pasang sedemikian rupa sehingga dapat
memasukkan 1 jari di bagian punggung lengan atas.
3. Pompa dengan cepat dan pada saat yang bersamaan rabalah nadi radialis,
sampai tidak teraba, tambahkan 30mmHg.
4. Letakkan stetoskop di atas arteri brakialis.
5. Kurangi tekanan manset dengan kecepatan sekitar 2mmHg/detik
6. Saat mendengar suara denyutan pertama kali, baca angkanya (nilai Sistolik).
7. Terus kurangi tekanan manset sampai suara denyutan menurun tajam (nilai
Diastolik).
8. Catat nilai dalam Sistolik/Diastolik dalam mmHg.
9. Usahakan periksa saat posisi pasien tidur.
 Kesalahan pengukuran terjadi karena:
a. Bising
b. Bagian telinga dari stetoskop tidak terpasang dengan baik
c. Manset tidak terpasang dengan baik
d. Nilai sistolik belum ada nilai maksimal
e. Ukuran manset tidak sesuai
f. Bagian balon terlalu besar/kecil
g. Pengurangan tekanan manset terlalu cepat

D. RIWAYAT PENDERITA
Selain penilaian seperti yang disebutkan di atas, tetap harus dilakukan wawancara
terhadap penderita jika memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian, atau perjalanan
suatu penyakit.
Wawancara ini dapat dilakukan dengan penderita, keluarga atau saksi mata. Hal-
hal yang perlu ditanyakan dalam wawancara adalah:
1. K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
Gejala adalah hal – hal yang dapat dirasakan penderita. Tanda adalah hal-hal
yang diamati oleh orang lain, baik dilihat, didengar maupun diraba. Saat
tanya jawaban “ya” dan “tidak”. Jadi gunakan pertanyaan terbuka.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 16 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

Soal : bagaimana ceritanya bisa terjadi kecelakaan seperti ini hingga


terjadi memar ? apakah ada rasa sakit di anggota tubuh yang lain
dan bagaimana rasanya?
Jawab : tadi saya merasa kantuk, sehingga saya tidak melihat ada minyak
di sekitar lantai sehingga saya tergelincir dan membuat pergelangan
kaki kiri saya keseleo dan memar. Ada rasa sakit yang teramat
sangat di bagian tangan kanan saya dan ini belum pernah saya rasakan
sebelumnya.
2. O = Obat – obatan yang diminum
Tanyakan apakah pada saat ini penderita sedang menjalani suatu pengobatan.
Mungkin gangguan yang dialami adalah akibat lupa minum atau menelan
obat tertentu. Ini sering menjadi petunjuk dalam menghadapi kasus medis.
Soal : Apakah sebelum praktikum ini anda meminum obat dengan efek
samping kantuk ?
Jawab : iya, saya sedang batuk sehingga saya meminum obat batuk
sehingga agak terasa ngantuk.
3. M = makanan / minuman terakhir
Pertanyaan ini bermanfaat bila menemui kasus keracunan, terutama
keracunan racun melalui saluran cerna.
Soal : makanan/ minuman apa yang terakhir anda makan/ minum?
Jawab : obat batuk dan air putih
4. P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang sedang diderita / pernah diderita mungkin
berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita saat ini.
Soal : apakah penyakit yang sedang diderita?
Jawab : batuk
5. A = alergi yang dialami
Perlu dicari penyebab kelainan pada penderita ini adalah suatu bentuk alergi
terhadap bahan-bahan tertentu. Umumnya penderita atau keluarga sudah
mengetahuinya.
Soal : apakah anda memiliki alergi terhadap sesuatu ?
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 17 of
06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

Jawab : tidak
6. K = Kejadian
Pertanyaan ini dapat membantu menentukan apakah suatu kasus yang kita
hadapi murni trauma atau medis atau gabungan dari keduanya
Soal : bagaimana ceritanya bisa terjadi kecelakaan seperti ini hingga
terjadi memar ? apakah ada rasa sakit di anggota tubuh yang lain
dan bagaimana rasanya?
Jawab : tadi saya merasa kantuk, sehingga saya tidak melihat ada minyak
di sekitar lantai sehingga saya tergelincir dan membuat pergelangan
kaki kiri saya keseleo dan memar. Ada rasa sakit yang teramat
sangat di bagian tangan kanan saya dan ini belum pernah saya
rasakan sebelumnya. (jadi masalah ini murni kasus trauma bukan
kasus medis)

E. PEMERIKSAAN BERKALA
Penilai dan penatalaksanaan yang sudah selesai tidak berarti bahwa tugas
seseorang penolong sudah selesai. Pemeriksaan harus diteruskan secara berkala
dengan mengulang memeriksa dari awal atau mencari hal yang terlewati
 Untuk pemeriksaan ini karena terjadi patah tulang tertutup sehingga hanya
perlu dilakukan pembidaian di daerah tangan kanan dan di kompres
pergelangan kaki kirinya lalu segera dibawa ke rumah sakit terdekat agar
dapat diperiksa dan ditangani lebih lanjut.
F. PELAPORAN

Setelah selesai menangani penderita, maka perlu dilaporkan secara singkat


dan jelas kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan:
1. Umur dan jenis kelamin penderita
Umur : 20 tahun
Kelamin penderita : laki-laki
2. Keluhan utama
Adanya nyeri dan bengkak pada pergelangan kaki dan adanya rasa nyeri dan
bengkak pada daerah tangan sebelah kanan
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 18 of
06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

3. Tingkat respon
AWAS karena karena penderita masih sadar dan menyadri keadaan
lingkungannya dan mengingat nama dan dapat menanggapi pertanyaan
penolong
4. Keadaan jalan nafas
Baik – baik saja dan tidak ada sesuatu (cairan atau benda asing lainnya) yang
menghalangi
5. Pernafasan
Baik – baik saja hanya saja frekwensi pernafasan lebih cepat
6. Sirkulasi
Baik – baik saja hanya saja denyut nadi lebih cepat
7. Pemeriksaan fisik yang penting
a. Denyut nadi : 130 kali/menit
b. Frekuensi nafas : 30 kali/menit
c. Suhu badan : 320C
d. Tekanan darah
Sistolik : 140 mmHg
Diastolik : 80 mmHg
8. Wawancara yang penting
Soal : bagaimana ceritanya bisa terjadi kecelakaan seperti ini hingga
terjadi memar ? apakah ada rasa sakit di anggota tubuh yang lain
dan bagaimana rasanya?
Jawab : tadi saya merasa kantuk, sehingga saya tidak melihat ada minyak di
sekitar lantai sehingga saya tergelincir dan membuat pergelangan
kaki kiri saya keseleo dan memar. Ada rasa sakit yang teramat
sangat di bagian tangan kanan saya dan ini belum pernah saya
rasakan sebelumnya. (jadi masalah ini murni kasus trauma bukan
kasus medis)
9. Penatalaksanaan
Penolong tidak memerlukan sarung tangan saat melakukan pertolongan
terhadap penderita namun apabila pebolong menggunakan juga lebih baik
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 19 of
06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

karena itu adalah salahsatu APD saat melakukan pertologan, meskipun


penderita tidak mengeluarkan body liquit ketika penolong selesai menangani
penderita maka harus tetap mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
karena hal itu di anjurkan bagi penolong. Tidak ada permukaan yang terkena
cairan dan semua perlakuan telah dicatat pada catatan medis.
10. Perkembangan lain yang dianggap penting.
Perkembangan lain yang dianggap penting adalah patah tulang yang ada di
tangan sebelah kanan dan keseleo pergelangan kaki kiri.

J. PEMBAHASAN HASIL KERJA


Studi Kasus
Seorang laki-laki bernama Paijo berumur 20 tahun, mengalami kecelakaan
di laboratorium hidrolik PPNS karena tergelincir pasa saat melakukan praktikum
yang menyebabkan keseleo dan memar pada pergelangan kaki kiri dan patah
tulang pengumpil kanan.
K. ASSESSMENT

FORM UJIAN PRAKTEK PENILAIAN PENDERITA


No Kriteria Keterangan
1 Penilaian Keadaan Kenalkan & Ijin
Panggil saksi
Keamanan lokasi
Mekanisme kejadian
Jumlah korban
Proteksi Individu Menggunakan APD
Minta bantuan Menghubungi ambulance
2 Penilaian Dini Kesan Umum
(Trauma/Medis)
3 Cek kesadaran A-S-N-T
4 Komunikasi dengan Tenangkan korban
korban (Jika respon Tanyakan yang sakit
Awas. Jika tidak skip Pemeriksaan terarah
ke langkah selanjutnya)
5 Cek C-A-B Circulation (Sadar Radial,
Tidak Sadar Carotis)
Airway (Tidak ada trauma
leher Head Tilt Chin Lift,

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 20 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

No Kriteria Keterangan
Ada Trauma Jaw Thrust
Manuver)
Breathing (Lihat, Dengar,
Rasakan)
6 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan kepala
P-L-N-B Pemeriksaan leher
Pemeriksaan batang tubuh
Pemeriksaan anggota gerak
atas
Gerakan Sirkulasi Sensasi
Pemeriksaan Anggota gerah
bawah
Gerakan Sirkulasi Sensasi
TTV Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
Warna Kulit
6 Riwayat Penderita Keluhan Utama
KOMPAK Obat-obatan
Makanan dan Minuman
Penyakit yg diderita
Alergi
Kejadian
9 Pemeriksaan Berkala Tiap 5-15 menit sesuai
kondisi korban
10 Pelaporan Sesuai kartu penderita
11 Kerjasama Tim
12 waktu Maksimal 10 menit
TOTAL
Nilai
0 = Tidak Melakukan
3 = Melakukan tidak urut tidak lengkap
5 = Melakukan urut tapi tidak lengkap
9 = Sempurna

Penilaian cukup dicentang dari tiap item nomor, baru diberi nilai, kemudian ditotal dan dibagi 12

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 21 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

L. UNIT KOMPETENSI YANG DIDUKUNG

Nama Skema: Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia


Kategori Aktivitas Profesional, Ilmiah Dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas
Arsitektur Dan Keinsinyuran; Analisis Dan Uji Teknis Bidang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pada Jabatan Kerja Personil Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

Unit Kompetensi : Mengelola Pertolongan Pertama pada


Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja

Elemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan pengelolaan P3K
2. Melaksanakan pengelolaan P3K

Unit Kompetensi : Mengelola Tindakan Tanggap Darurat

Elemen Kompetensi:
1. Merencanakan pelaksanaan tanggap darurat di tempat kerja
2. Melaksanakan tanggap darurat di tempat kerja

M. REFERENSI
Aryani, Evelyn., & Jo Suherman.(2009). “Pengaruh Ukuran Manset Terhadap Hasil
Pengukuran Tekanan Darah”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 9, Nomor 1,
Halaman 50.

Bakta, I.M., dkk.(2016). Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XXIVEmergency in


Internal Medicine :Innovation For Future. Denpasar. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana

Bergeron, J.D., Bizjsk, G., (1999). First Responder, Fifth Edition. New Jersey :
Prentice Hall Inc

Ellchuk., & Darlene.(2005). Patient Assessment: Self-Assessment Tool.College of


Licensed Practical Nurses of BC.

Hakim Setyobudi,Muhammad.(2017).Sistem Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Menggunakan Metode Forward Chaining Di KSR Palang Merah Indonesia Unit UN
PGRI Kediri Berbasis Web.Universitas Nusantara PGRI Kediri Tahun 2017 : Kediri

Handley, A.J., Koster Rudolf., Monsieurs, Koen., Perkins, G., Davies, S.,

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 22 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso
JOB SHEET 1 KODE DOKUMEN

IK.L.E.0001
PENILAIAN PENDERITA

Bossaert, Leo.(2005). European Resuscitation Council Guidelines for


Resuscitation 2005 : Section 2, Adult Basic Life Support and Use of Automated
External Defibrilators,. Resuscitaion., 67S1, S7 – S23

Healthwise.(2014).Your Health:How to Measure Your Pulse.


www.CardioSmart.org. (diakses pada 4 September 2019)

Lestariwati, Badraningsih, dkk.(2015). Kecelakaan & Penyakit Akibat Kerja Materi


Ajar K3 FT UNY. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Okvitasari., & Yenny.(2017). Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan


Penanganan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) pada Kejadian Kecelakaan
Lalu Lintas di SMK.Banjarmasin.Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Palang Merah Indonesia. (2008). Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Wira.
Jakarta: Markas Pusat Palang Merah Indonesia.

Salim, Agus.(2007).Panduan Praktis Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.


Jakarta: Penerbit Nuansa Cendikia.
Sudijandoko, Adun.(2000). Perawatan dan Pencegahan Cidera. Yogyakarta: FIK
UNY.
Susilowati, Rini. (2015). Jurus Rahasia Menguasai P3K: Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan. Jakarta: Lembar Langit Indonesia.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 02 Page: 23 of


06-12-2009 Am Maisarah Disrinama Arief Subekti 24
Dewi Kurniasih
Moch. Yusuf Santoso

Anda mungkin juga menyukai