Anda di halaman 1dari 109

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN APD DAN


PENGAWASAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD DI
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DINAS PERINDUSTRIAN
PROVINSI NTB TAHUN 2021

I MADE PASEK DWI ANGGA SWABAWA PUTRA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA
MATARAM
2021

i
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN APD DAN


PENGAWASAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD DI
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DINAS PERINDUSTRIAN
PROVINSI NTB TAHUN 2021

I MADE PASEK DWI ANGGA SWABAWA PUTRA


NIM. 20282066

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA
MATARAM
2021

i
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN APD DAN


PENGAWASAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD DI
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DINAS PERINDUSTRIAN
PROVINSI NTB TAHUN 2021

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)
Dengan Konsentrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Disusun Oleh :

I MADE PASEK DWI ANGGA SWABAWA PUTRA


NIM. 20282066

Mataram, 13 April 2022

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Baiq Fathin Ayu Rakhmawati,S.Kep.,M.KKK Dr. drg. Sabar Setiawan,M.,Kes


NIDN. 0823119102 NIDN. 082453628

Mengesahkan
Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKKM UNDIKMA
Ketua,

Dr. M. Karjono, SKM., M.Kes


NIK. 583071219

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan SK. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat

Universitas Pendidikan Mandalika Nomor:…………………Pada tanggal

…………….telah dilakukan ujian skripsi dan dinyatakan Lulus/Tidak Lulus oleh

dewan penguji Mataram, ……………

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Baiq Fathin Ayu Ketua Tim

Rakhmawati,S.Kep.,M.KKK

2. X Penguji 1

3. Y Penguji 2

Mengesahkan Mengetahui
Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Program Studi Kesehatan
Kesehatan Masyarakat UNDIKMA Masyarakat FIKKM UNDIKMA
Dekan, Ketua

Ir. Subagio, M. Sc Dr. M. Karjono, SKM., M.Kes


NIK. 065051090 NIK. 583071219

iii
Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji Pada Fakultas Ilmu

Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Pendidikan Mandalika Pada

Tanggal 20 April 2022

Berdasarkan SK. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Pendidikan Mandalika

No :

Tanggal :

Panitia Penguji Skripsi adalah :

Ketua : Baiq Fathin Ayu Rakhmawati,S.Kep.,M.KKK

Anggota :

1.

2. ff

iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : I Made Pasek Dwi Angga Swabawa Putra


NIM : 20282066
Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat
Universitas : Univesitas Pendidikan Mandalika
No. Hp. : 20282066
E mail : pasekangga62@gmail.com
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan APD Dan Pengawasan
Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Di Proyek
Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB
Tahun 2021

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya sendiri, dan bukan hasil
karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan merupakan hasil
peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari hasil karya orang lain. Skripsi ini
belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas
Nusa Tenggara Barat maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Di dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar saya yang telah
diperoleh karena karya tulis skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Mataram, 20 April 2022


Yang membuat pernyataan,

Materai

I Made Pasek Dwi Angga Swabawa Putra


NIM. 20282066

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas

rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan APD Dan Pengawasan Dengan Kepatuhan

Penggunaan APD di Proyek Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi

NTB Tahun 2021” tepat pada waktunya dan sesuai dengan harapan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesesaikan

pendidikan S1 di Universitas Pendidikan Mandalika Jurusan Kesehatan Masyarakat.

Usulan Penelitian ini dapat terselesaikan bukanlah semata-mata atas usaha

sendiri melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu melalui

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Drs. Kusno, DEA., Ph.D. selaku Rektor Universitas Pendidikan Mandalika

yang telah memberikan bimbingan secara tidak langsung dalam pendidikan S1 di

Universitas Pendidikan Mandalika Jurusan Kesehatan Masyarakat

2. Ir. Subagio, M.Sc.selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan

Masyarakat yang telah memberikan bimbingan secara tidak langsung dalam

penelitian ini.

3. Dr. M. Karjono, S.K.M., M.Kes. selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan

Masyarakat yang telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan usulan

peneitian ini.

vi
4. Baiq Fathin Ayu Rahayu,S.Kep.,M.KKK selaku pembimbing pertama yang telah

memberikan pengetahuan, bimbingan, dan masukan dalam menyelesaikan usulan

penelitian ini.

5. Dr. drg. Sabar Setiawan,M.,Kes selaku pembimbing kedua yang telah memberikan

pengetahuan, bimbingan, dan masukan dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu pembimbing Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dalam penyusunan usulan penelitian ini

dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.

7. Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Lanjutan yang banyak memberikan masukkan

dan dorongan kepada peneliti

8. Orang tua serta keluarga peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara

moral maupun material

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan usulan penelitian ini yang

tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Kemajuan senantiasa menyertai segala sisi kehidupan menuju ke arah yang

lebih baik, karenanya sumbang saran untuk perbaikan sangat peneliti harapkan.

Mataram, 20 April 2022

Peneliti

vii
ABSTRAK

Penggunaan alat pelindung diri merupakan hal sangat penting dalam


pengerjaan suatu proyek karena ketidakpatuhan penggunaan alat pelindung diri dapat
meningkat resiko kecelakaan kerja. Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi
penggunaan alat pelindung diri yaitu tingkat pengetahuan dan pengawasan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
alat pelindung diri dan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung
diri di Proyek Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2021.
Penelitian ini adalah jenis penelitian observasi analitik dengan menggunakan
desain cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 62 orang yang diambil
dengan teknik random sampling dari 162 total populasi. Analisa yang digunakan
adalah uji chi square untuk mengetahui hubungan variabel bebas yaitu tingkat
pengetahuan dan pengawasan dengan variabel terikat yaitu kepatuhan penggunaan
alat pelindung diri.
Hasil uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri diperoleh p value sebesar 0,007
dan ada hubungan antara pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan alat pelindung
diri diperoleh p value sebesar 0,003.
Saran untuk pekerja sebaiknya memakai alat pelindung diri dengan lengkap
yang telah disediakan oleh perusahaan dan perusahaan harus lebih tegas dalam
melakukan pengawasan dan memberikan sanksi kepada pekerja yang tidak memakai
alat pelindung diri dalam bekerja
Kata Kunci : Alat Pelindung Diri, Tingkat Pengetahuan, Pengawasan

viii
ABSTRACT

The use of personal protective equipment is very important in working on a


project because non-compliance with the use of personal protective equipment can
increase the risk of work accidents. There are two main factors that influence the use
of personal protective equipment, namely the level of knowledge and supervision.
The purpose of this study was to determine the relationship between the level of
knowledge about personal protective equipment and supervision with compliance
with the use of personal protective equipment in the 2021 West Nusa Tenggara
Province Industrial Office Building Construction Project.
This research is an analytic observational study using a cross-sectional design.
The sample used was 62 people who were taken by random sampling technique from
162 total population. The analysis used is the chi square test to determine the
relationship between the independent variables, namely the level of knowledge and
supervision with the dependent variable, namely compliance with the use of personal
protective equipment.
The results of statistical tests found that there was a relationship between the
level of knowledge and compliance with the use of personal protective equipment,
obtained a p value of 0.007 and there was a relationship between supervision and
compliance with the use of personal protective equipment obtained a p value of
0.003.
Suggestions for workers should wear complete personal protective equipment
that has been provided by the company and the company should be more assertive in
supervising and giving sanctions to workers who do not wear personal protective
equipment at work

Keywords : Personal Protective Equipment, Knowledge Level, Supervision

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DALAM...................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI.............................................................................iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME..................................................................v

UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................................vi

ABSTRAK.................................................................................................................viii

ABSTRACT...................................................................................................................ix

DAFTAR ISI.................................................................................................................x

DAFTAR TABEL......................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.............................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...........................................................................................5
C. Rumusan Masalah...............................................................................................5
D. Tujuan Penelitian................................................................................................6
1. Tujuan Umum.................................................................................................6
2. Tujuan Khusus................................................................................................6

x
xi

E. Manfaat...............................................................................................................7
1. Untuk Perusahaan...........................................................................................7
2. Untuk Masyarakat...........................................................................................7
3. Untuk Peneliti Selanjutnya.............................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................8


A. Teori Kepatuhan.................................................................................................8
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Penggunaan APD...................9
1. Pengetahuan....................................................................................................9
2. Sikap.............................................................................................................12
3. Umur.............................................................................................................13
4. Pendidikan.....................................................................................................13
5. Ketersediaan APD.........................................................................................14
6. Kenyamanan APD........................................................................................14
7. Pengawasan...................................................................................................14
8. Lingkungan Sosial........................................................................................15
C. Alat Pelindung Diri...........................................................................................16
1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD).........................................................16
2. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD).........................................................16
3. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri (APD)..........................................24
4. Syarat-Syarat Alat Pelindung Diri (APD).....................................................25
5. Kebijakan Tentang Alat Pelindung Diri (APD)............................................26
6. Masalah Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)..........................................29

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS.................................................30


A. Kerangka Konsep.............................................................................................30
B. Hipotesis Penelitian..........................................................................................31
xii

BAB IV METODE PENELITIAN..............................................................................32


A. Rancangan Penelitian.......................................................................................32
B. Populasi Dan Sampel Penelitian.......................................................................32
1. Populasi Penelitian........................................................................................32
2. Sampel Penelitian..........................................................................................32
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian...........................................................................34
1. Lokasi Penelitian...........................................................................................34
2. Waktu Penelitian...........................................................................................34
D. Variabel Penelitian...........................................................................................34
E. Teknik Dan Instrumen Penelitian.....................................................................36
1. Teknik Pengumpulan Data............................................................................36
2. Instrumen Penelitian.....................................................................................37
3. Validitas dan Reliabilitas..............................................................................39
F. Analisis Data.....................................................................................................39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................41


A. Hasil Peneltian..................................................................................................41
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................41
2. Hasil Analisis Univariat................................................................................41
3. Hasil Analisis Bivariat..................................................................................45
B. Pembahasan......................................................................................................47
1. Tingkat Pengetahuan APD............................................................................47
2. Pengawasan Penggunaan APD.....................................................................49
3. Kepatuhan Penggunaan APD........................................................................50
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan APD dengan Kepatuhan Penggunaan APD
52
5. Hubungan Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD.....................54
xiii

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.........................................................................57


A. Simpulan...........................................................................................................57

B. Saran.................................................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................59

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Variabel dan definisi operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan


APD dan Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD di
Proyek Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB
Tahun 2021...................................................................................................35
Tabel 2. Distribusi Umur............................................................................................42
Tabel 3. Distribusi Jenis Kelamin...............................................................................42
Tabel 4. Distribusi Lama Kerja...................................................................................43
Tabel 5. Distribusi Tingkat Pengetahuan APD...........................................................43
Tabel 6. Distribusi Pengawasan Penggunaan APD....................................................44
Tabel 7. Distribusi Kepatuhan Penggunaan APD.......................................................45
Tabel 8. Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan APD dengan
Kepatuhan Penggunaan APD.......................................................................45
Tabel 9. Tabulasi Silang antara Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan
APD..............................................................................................................46

xiv
xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Safety Helmet................................................................................ 17


Gambar 2. Safety Shoes................................................................................... 19
Gambar 3. Gloves............................................................................................ 20
Gambar 4. Google & Face shield.................................................................... 22
Gambar 5. Mask............................................................................................... 23
Gambar 6. Pakaian pelindung.......................................................................... 24
Gambar 7. Safety vest...................................................................................... 24
Gambar 8. Kerangka konsep............................................................................ 30
Gambar 9. Lokasi Penelitian............................................................................ 86
Gambar 10. Pekerja dengan APD Tidak Lengkap........................................... 86
Gambar 11. Pekerja dengan APD Lengkap..................................................... 87
Gambar 12. Proses Pengumpulan Data........................................................... 87
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

APD : Alat Pelindung Diri


Cm : Centi Meter
ILO : International Labour Organization
K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
NTB : Nusa Tenggara Barat
PPE : Personal Protective Equipment
% : Persentase
< : Lebih kecil dari
≤ : Kurang dari atau sama dengan
≥ : Lebih dari atau sama dengan

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuisioner Tingkat Pengetahuan .................................................. 63


Lampiran 2. Kuisioner Pengawasan................................................................. 66
Lampiran 3. Lembar Observasi Kepatuhan Penggunaan APD........................ 67
Lampiran 4. Data Responden........................................................................... 68
Lampiran 5. Data Tingkat Pengetahuan........................................................... 71
Lampiran 6. Data Pengawasan Penggunaan APD............................................ 74
Lampiran 7. Data Kepatuhan Penggunaan APD.............................................. 77
Lampiran 8. Output Hasil Anasilis SPSS......................................................... 80
Lampiran 9. Ijin Penelitian............................................................................... 83
Lampiran 10. Dokumentasi............................................................................... 86

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang

digunakan oleh pekerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari

kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja (Candrianto, 2020). Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis

pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja sangat diperlukan untuk

menjamin keselamatan kerja. Namun terkadang keadaan-keadaan bahaya masih

belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga diperlukan alat-alat untuk

perlindungan diri. Alat pelindung diri yang dipakai pekerja haruslah enak dipakai,

tidak menggangu dan efektif memberikan perlindungan (Hasibuan et al., 2020).

Faktor-faktor yang memengaruhi seorang pekerja mau menggunakan alat

pelindung diri diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan, sikap, umur, pendidikan,

ketersediaan APD, kenyamanan APD, pengawasan dan lingkungan sosial (Bethari

Purba, 2017). Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepatuhan pekerja

menggunakan alat pelindung diri (APD) adalah pengetahuan dan pengawasan.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan

1
2

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang termasuk dalam

hal penggunaan alat pelindung diri (Soekidjo Notoatmodjo, 2011).

Selain pengetahuan, faktor lain yang menentukan seorang pekerja patuh

menggunakan APD adalah adanya pengawasan. Menurut Notoatmodjo (2012)

pengawasan merupakan faktor penting yang menguatkan timbulnya perilaku sesorang

sehingga program kegiatan yang diterapkan dan orang-orang dapat tercapai tujuan

dan targetnya serta berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan atau direncanakan.

Ketidakpatuhan penggunaan APD sangat mempengaruhi kejadian kecelakaan akibat

kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat menyebabkan lima jenis kerugian

diantaranya adalah kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan,

kelainan, cacat serta kematian

Menurut penelitian Andri, Nora Andriaty, & Rahmiati (2019) tentang

Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja

Industri Batu Bata yang menemukan bahwa 66% atau 66 pekerja yang

berpengetahuan baik menggunakan APD lengkap dan 34% atau 34 pekerja tidak

lengkap menggunakan APD. Sementara pekerja yang berpengetahuan tidak baik dan

menggunakan APD lengkap adalah sebesar 31% atau 31 orang dan yang tidak

menggunakan APD lengkap adalah 69% atau 69 orang pekerja. Sementara penelitian

Lobis, Ariyanto, & Warsini (2020), menemukan bahwa kepatuhan pekerja dalam

menggunakan APD setelah ada pengawasan meningkat yaitu dari 12,8% atau 10

orang yang patuh menjadi 98,7% atau 77 orang yang patuh setelah dilakukan

pengawasan oleh mandor. Hal tersebut dipertegas oleh penelitian Sari dalam
3

Puspitasari & Nurcahyati (2018) menemukan bahwa 26,3% tenaga kerja jarang

menggunakan APD dan pernah mengalami kecelakaan kerja saat bekerja hal ini

berarti kepatuhan penggunaan APD sangat berhubungan dengan terjadinya

kecelakaan kerja

Menurut ILO (2018) sekitar 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3%) dari kematian ini

dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara lebih dari 380.000 (13,7%) dikarenakan

kecelakaan kerja. Data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan,

sampai tahun 2020 jumlah kecelakaan kerja meningkat dari tahuan sebelumnya yaitu

dari 114.000 kasus di tahun 2019 menjadi 177.000 tahun 2020. Penyebab kecelakaan

kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman atau ketidakpatuhan

penggunaan APD sebesar 88% dan kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%,

atau kedua hal tersebut terjadi secara bersamaan (Kemenaker, 2021).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di bulan september

2021, inspector K3 memaparkan bahwa salah satu upaya dari pemilik proyek gedung

dinas perindustrian NTB untuk memastikan pekerja paham atau mampu mamahami

pentingnya penggunaan APD adalah dengan mensyarakatkan pekerja yang dibawa

atau direkrut oleh mandor adalah minimal jenjang pendidikannya SMA atau setara

SMA. Pada saat survei tersebut menemukan bahwa dari 10 pekerja yang di observasi

hanya 2 orang atau 20% yang patuh menggunakan APD (Helm, Rompi dan Safety

boot), sementara 8 orang lainnya atau 80% tidak patuh atau tidak lengkap dalam

menggunakan APD. Berdasarkan keterangan dari inspector K3 pada proyek tersebut,


4

pekerja diwajibkan menggunakan APD sepanjang jam kerja yaitu pada pukul 08.00

wita sampai dengan pukul 17.00 Wita. Namun sejak awal pengerjaan proyek banyak

tenaga kerja yang menolak menggunakan APD atau sering melepas APD pada saat

pengerjaan proyek karena mereka tidak terlalu memahami tentang pentingnya

menggunakan APD saat proyek berlangsung.

Selain itu menurut penuturan inspector K3, pengawasan tidak menjadi

prioritas utama di proyek tersebut, namun kegiatan pengawasan APD biasanya

dilakukan berbarengan dengan pengecekan progress proyek oleh mandor sebanyak

dua kali sehari yaitu pukul 9 pagi dan pukul 3 sore. Hal tersebut dibenarkan oleh

beberapa pekerja yang menyampaikan bahwa tidak ada pengawasan khusus terkait

penggunaan APD namun hanya himbauan ketika pengecekan proyek proyek oleh

mandor. Data kecelakaan kerja dari bahwa dari bulan agustus sampe september pada

proyek tersebut yaitu telah terjadi 4 kasus kecelakaan kerja tertusuk paku yang

disebabkan karena tidak menggunakan safety boat dan 3 kasus kecelakaan kerja

tertimpa kayu atau besi akibat tidak menggunakan alat pelindung diri helm.

Berdasarkan data dan fakta tersebut peneliti mengajukan usulan penelitian

“Hubungan Tingkat Pengetahuan APD dan Pengawasan dengan Kepatuhan

Penggunaan APD di Proyek Pembangunan Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun

2021 ”
5

B. Identifikasi Masalah

1. Menurut ILO (2018) sekitar 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3%) dari

kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja dan 13,7% dikarenakan

kecelakaan kerja

2. Berdasarkan data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sampai tahun 2020

jumlah kecelakaan kerja meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 114.000 kasus

di tahun 2019 menjadi 177.000 tahun 2020

3. Berdasarkan survey awal di proyek pembangunan gedung Dinas Perindustrian

Provinsi NTB, dari 10 pekerja yang diobservasi hanya 20% atau 2 orang saja

yang patuh menggunakan APD (helm, rompi, safety boot) sementara 80% tidak

patuh atau tidak lengkap menggunakan APD.

4. Kecelakaan kerja di proyek pembangunan gedung Dinas Perindustrian Provinsi

NTB dari bulan Agustus sampai September 2021 sebanyak 4 kasus tertusuk paku

akibat tidak menggunakan safety boot dan 3 kasus tertimpa kayu/besi karena

tidak menggunakan helm.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka fokus penelitian

adalah pada permasalahan “Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan APD

dan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD di proyek Pembangunan Dinas

Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2021 ?”


6

D. Tujuan Penelitian

E. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara tingkat pengetahuan APD dan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan

APD pada proyek Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB

Tahun 2021.

F. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pekerja tentang APD di proyek

Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2021

b. Mengidentifikasi pengawasan penggunaan APD di proyek Pembangunan

Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2021

c. Mengidentifikasi kepatuhan penggunaan APD di proyek Pembangunan

Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2021

d. Menganalisi hubungan tingkat pengetahuan APD dengan kepatuhan

penggunaan APD di proyek Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian

Provinsi NTB Tahun 2021

e. Menganalisis hubungan pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD

di proyek Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB

Tahun 2021
7

G. Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan diatas, maka manfaat

penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk Perusahaan

Penelitian ini akan menjadi dasar bagi pemilik perusahaan sebagai

pelaksana proyek untuk selalu memberikan sosialisasi tentang pentingnya

penggunaan APD dan secara rutin melakukan pengawasan terhadap

penggunaannya sehingga kepatuhan pekerja meningkat dalam hal penggunaan

APD, dalam rangka mencapai zero accident dan zero work disease.

B. Untuk Masyarakat

Penelitian ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengawasi

perusahaan jasa konstruksi yang sedang melaksanakan proyek di satu wilayah,

apakah pekerja di suatu proyek sudah patuh dalam menggunakan APD dan

apakah ada pengawasan dalam penggunaannya.

C. Untuk Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi guna memberikan

perbandingan dalam melakukan penelitian di bidang yang sama khususnya

terkait alat pelindung diri (APD)


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) , patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan

berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan

aturan. Sarwono dalam Ramdayana (2009) menyatakan bahwa sikap kepatuhan

(compliance) akan menghasilkan perubahan tingkah laku (behavior change) yang

bersifat sementara dan individu yang berada di dalamnya akan cenderung kembali ke

perilaku atau pandangannya yang semula jika pengawasan kelompok mulai

mengendur dan perlahan memudar atau jika individu tersebut dipindahkan dari

kelompok asalnya

Menurut Icek Ajzen dan Martin Fishbein, kepatuhan didefinisikan sebagai

suatu respon terhadap suatu perintah, anjuran atau ketetapan yang ditunjukan melalui

suatu aktifitas konkrit. Kepatuhan juga merupakan bentuk ketaatan pada aturan atau

disiplin dalam menjalankan prosedur yang telah ditetapkan. Kepatuhan dapat

diartikan sebagai suatu bentuk respon terhadap suatu perintah,anjuran, atau ketetapan

melalui suatu aktifitas konkrit. Teori ini didasarkan pada asumsi, pertama bahwa

manusia umumnya melakukan sesuatu dengan cara yang masuk akal, kedua manusia

mempertimbangkan semua informasi yang ada, ketiga bahwa secara eksplisit maupun

implisit manusia memperhitungkan implikasi tindakan mereka (Azwar, 2013).

8
9

Kepatuhan menggunakan APD bila memasuki suatu tempat kerja yang

berbahaya, bukan hanya berlaku bagi tenga kerja saja, melainkan juga bagi pimpinan

perusahaan, pengawas lapangan, supervisior, dan bahkan berlaku untuk siapa saja

yang memasuki tempat kerja tersebut. Dengan demikian, pimpinan perusahaan dan

supervisior harus memberikan contoh yang baik kepada pekerja, yaitu mereka harus

selalu memakai APD yang diwajibkan bila memasuki tempat kerja yang dinyatakan

berbahaya. Dengan demikian, para pekerja akan merasa bahwa pimpinan mereka

sangat disiplin dan perhatiaan dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja

(Tarwaka, 2014).

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Penggunaan APD

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya baik melalui mata, telinga,

hidung, dan sebagainya. Proses penginderaan sampai dengan menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap obyek. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (Fitriani, 2011). Pengetahuan

seorang pekerja tentang penggunaan APD merupakan salah satu aspek penting

sebagai pemahaman terhadap pentingnya peran serta pengawas dan pemilik

perusahaan dalam penggunaan APD yang baik dan benar (Raodhah & Gemely,

2014). Penggunaan APD yang baik dan benar didasarkan oleh pengetahuan

pekerja tentang APD. Apabila pekerja memiliki pengetahuan yang kurang baik
10

terhadap potensi dan sumber bahaya yang ada di lingkungan kerjanya, maka

pekerja tersebut akan cenderung membuat suatu keputusan yang salah dan

berpotensi mengalami kecelakaan kerja (Soedarto, 2013).

Menurut Fitriani tahun 2011, pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunya enam tingkatan yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Pengetahuan pada tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap obyek yang dipelajari

c. Aplikasi atau Penerapan (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Misalnya dapat

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian, dapat


11

menggunkan prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam

pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan

d. Analisis (Analysis)

Analisis yaitu kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen yang terdapat dalam

suatu masalah atau obyek yang diketahui. Indikasi yang menandakan bahwa

seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah

dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram atau

bagan terhadap pengetahuan atas obyek tersebut

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan

yang dimiliki. Dengan kata lain, bahwa sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat

membuat ringkasan dengan kalimat sendiri tentang hal yang telah dibaca atau

didengar

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek tertentu. Penilaian ini didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma yang berlaku di

masyarakat.
12

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut

terjadi proses yang berurutan yaitu pertama kesadaran (awareness), yaitu orang

tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus atau obyek terlebih dahulu,

kedua interest yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus, ketiga evaluation yaitu

menimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap

responden sudah lebih baik lagi, keempat trial yaitu orang telah mencoba perilaku

baru, terakhir adalah adoption yaitu subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulusm (Fitriani, 2011).

B. Sikap

Menurut teori perilaku Bloom perilaku merupakan fungsi dari faktor

predisposisi yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang ada didalamnya

terdapat sikap dari individu. Sikap responden mempengaruhi tindakan responden

dalam menggunakan APD di tempat kerja (Sudarmo, Helmi, & Marlinae, 2017).

Sikap adalah taraf positif dan negatif dari efek terhadap suatu obyek yang

menyatakan bahwa sikap merupakan konstruk hipotetik yang tidak dapat diukur

secara langsung, oleh karenanya harus disimpulkan dari respon-respon

pengukuran yang dapat diamati. Respon sikap dapat diklasifikasikan menjadi tiga

yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Respon kognitif adalah respon yang

menggambarkan persepsi dan informasi tentang obyek sikap. Respon afektif

adalah respon yang menggambarkan penilaian dan perasaan terhadap obyek

sikap. Sedangkan respon konatif merupakan kecenderungan perilaku, intensi,

komitmen, dan tindakan yang berhubungan dengan obyek sikap.


13

C. Umur

Umur mempengaruhi perkembangan kedewasaan, daya tangkap dan pola

pikir sesorang sehingga pengetahuan seseorang semakin baik. Usia 20-25 tahun

merupakan periode pertama pengenalan dengan dunia orang dewasa, seseorang

dalam periode ini akan mulai mencari tempat dunia kerja dan dunia hubungan

sosial. Sedangkan usia 26-35 tahun berdasarkan periode kehidupan, usia ini

menjadi penting karena pada periode ini struktur kehidupan menjadi lebih tetap

dan stabil. Semakin cukup usia seseorang, kemampuan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Seseorang yang lebih dewasa

mempunyai kecenderungan akan lebih dipercaya daripada orang yang belum

cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman

kematangan jiwanya (Apriluana, Khairiyati, & Setyaningrum, 2016).

D. Pendidikan

Menurut Notoadmodjo (2010), pendidikan adalah suatu bantuan yang

diberikan kepada individu, kelompok atau masyarakat dalam rangka mencapai

peningkatan kemampuan yang diharapkan. Pendidikan formal memberikan

pengaruh besar dalam membuka wawasan dan pemahaman terhadap nilai-nilai

yang baru yang ada dalam lingkungannya. Seseorang dengan tingkat pendidikan

yang tinggi akan lebih mudah untuk memahami perubahan-perubahan yang

terjadi di lingkungannya dan orang tersebut bermanfaat bagi dirinya.


14

E. Ketersediaan APD

Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 14 butir c menyatakan bahwa

pengurus (pengusaha) diwajibkan untuk menyediakan secara cuma-cuma semua

alat perlindungan diri yang diwajibkan pada pekerja yang berada dibawah

pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat

kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut

petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. Alat pelindung diri

harus tersedia sesuai dengan risiko bahaya yang ada di tempat kerja.

F. Kenyamanan APD

Faktor kenyamanan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

pekerja patuh atau tidak dalam menggunakan APD. Contohnya safety shoes yang

terlalu kebesaran atau kekecilan, tidak akan melindungi pekerja secara efektif

serta tidak menutup kemungkinan untuk muncul kejadian baru karena memakai

safety shoes yang tidak sesuai ukuran. Untuk memberikan perlindungan yang

baik maka pakaian harus pas dan sesuai dengan ukuran pekerja. Alat pelindung

diri (APD) biasanya didisain berdasarkan rata-rata ukuran orang Amerika Utara

atau Eropa, dan akan menjadi masalah jika digunakan oleh pekerja yang

ukurannya berada diatas atau dibawah ukuran tersebut (Bethari Purba, 2017).

G. Pengawasan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengawasan merupakan faktor penting

yang menguatkan timbulnya perilaku sesorang termasuk dalam penggunaan APD,

sehingga program kegiatan yang diterapkan dan orang-orang dapat tercapai tujuan
15

dan targetnya serta berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan atau

direncanakan. Hal ini sejalan dengan penelitian Indragiri & Salihah (2020) di PT

Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon yang menemukan bahwa ada

hubungan antara pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD diperoleh p

value sebesar 0,049. Hal yang senada ditemukan dalam penelitian Aripin (2006)

yang menyatakan bahwa responden yang mendapatkan dukungan pengawasan

dari pimpinannya berpeluang lebih patuh sebesar 21 kali dibandingkan dengan

responden yang kurang mendapat dukungan pengawasan dari pimpinannya.

Tujuan dilaksanakannya pengawasan adalah untuk pencapaian tujuan agar target

unit tercapai dan untuk meningkatkan disiplin pekerja, khususnya dalam

pemakaian APD.

H. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial merupakan peran atau dukungan sosial baik dari

sesama karyawan maupun dari pimpinan terhadap penggunaan APD. Peran rekan

kerja berupa ajakan untuk menggunakan APD sedangkan peran atasan/pimpinan

adalah berupa adanya anjuran untuk menggunakan APD saat bekerja, pemberian

sanksi maupun pemberian hadiah/reward. Lingkungan sosial pada pekerja

pemanen ini juga sangat berpengaruh dalam pemakaian APD disebabkan karena

faktor bahaya yang telah diketahui. pekerja ini dapat mengingatkan sesama

temannya untuk memakai APD guna mengurangi efek kecelakaan. Pimpinan

perusahaan juga berpengaruh pada lingkungan sosial pekerja stimulasi dengan

memberikan hadiah/reward pada pekerja yang rajin memakai APD yang lengkap
16

I. Alat Pelindung Diri

1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang

digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari

kemungkinan adanya papaaran potensi bahaya lingkungan kerja terhadap

kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2014). Alat pelindung diri

termasuk semua pakaian dan aksesories pekerjaan lain dirancang untuk

menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya tempat kerja. Penggunaan APD

harus tetap di kontrol dan diawasi oleh pihak yang bersangkutan, khususnya di

sebuah tempat kerja. APD dalam konstruksi termasuk pakaian affording

perlindungan terhadap cuaca yang dipakai oleh seseorang di tempat kerja dan

yang melindunginya terhadap satu atau lebih resiko kesehatan atau keselamatan.

Perlindungan keselamatan pekerja melalui upaya teknis pengamanan

tempat, mesin, peralatan dan lingkungan kerja wajib diutamakan. Namun,

kadangkadang risiko terjadinya kecelakaan masih belum sepenuhnya dapat

dikendalikan, sehingga digunakan alat pelindung diri (personal protective

equipment). Jadi penggunaan APD adalah alternatif terakhir yaitu kelengkapan

dari segenap upaya teknis pencegahan kecelakaan.

B. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD)

Fungsi dari APD untuk mengisolasi tenaga kerja dari bahaya di tempat

kerja. Syarat APD yang baik yaitu nyaman di pakai, tidak mengganggu proses

pekerjaan, memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala jenis bahaya,


17

memberikan rasa aman, nyaman terhadap pemakai, dan praktis atau mudah di

pakai. Menurut Tarwaka (2014) APD dapat di golongkan menjadi beberapa jenis

menurut bagian tubuh yang dilindunginya :

a. Alat Pelindung Kepala (Safety Helmet)

Alat pelindung kepala digunakan untuk melindungi rambut terjerat oleh

mesin yang berputar dan melindungi kepala dari benturan benda tajam atau

keras, bahaya kejatuhan benda atau terpukul benda melayang, percikan bahan

kimia korosif, panas sinar matahari, dan lain-lain.

Gambar 1. Safety Helmet

Warna topi pelindung (safety helmet) dibagi menjadi beberapa warna,

yang mencerminkan posisi atau jabatan seseorang di tempat kerja, antara lain:

1) Helm safety warna putih biasa dipakai oleh manajer, pengawas, insinyur,

mandor

2) Helm safety warna biru biasa dipakai oleh supervisor, electrical kontraktor

atau pengawas sementara


18

3) Helm safety warna kuning biasa dipakai oleh sub kontraktor atau pekerja

umum

4) Helm safety warna hijau biasa dipakai oleh pengawas lingkungan

5) Helm safety warna pink biasa dipakai oleh pekerja baru atau magang

6) Helm safety warna orange biasa dipakai oleh tamu perusahaan

7) Helm safety warna merah biasa dipakai oleh safety officer yang bertanggung

jawab untuk memeriksa sistem keselamatan sudah terpasang dan berfungsi

sesuai dengan standar yang ditetapkan

Perlindungan kepala harus dipilih sesuai dengan ukuran saat digunakan

dan mudah disesuaikan (adjustable headband). Alat pelindung kepala

dimungkinkan untuk tidak mengganggu jalannya pekerjaan. Cara merawat alat

pelindung kepala dengan kondisi baik adalah dengan menyimpan di tempat yang

aman dan jangan disimpan ditempat yang langsung terkena sinar matahari yang

terlalu panas dan kondisi yang lembab, diperiksa secara teratur adanya

kerusakan-kerusakan alat pelindung kepala dan mengganti komponen alat

pelindung kepala yang rusak.

b. Alat Pelindung Kaki (Safety Shoes)

Alat pelindung jenis ini digunakan untuk melindungi kaki dan bagian

lainnya dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda

panas, kontak dengan arus listrik. Alat pelindung kaki berfungsi untuk

melindungi kaki dari tertimpa benda berat,terbakar karena logam cair dan bahan

kimia korosif, dermatitis atau eksim karena zat kimia dan kemungkinan
19

tersandung atau tergelincir. Menurut Milos (2007) safety shoes yang digunakan

harus disesuaikan dengan jenis risikonya seperti :

1) Untuk melindungi jari-jari kaki terhadap benturan dan tertimpa benda-benda

keras, safety shoes dilengkapi dengan penutup jari dari baja atau campuran

baja dengan karbon

2) Untuk mencegah tergelincir dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau

sintetik dengan bermotif timbul (permukaan kasar)

3) Untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing, sol dilapisi dengan

logam, terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat,

tidak boleh menggunakan paku

4) Untuk pekerja yang bekerja dengan mesin-mesin berputar tidak

diperkenankan menggunakan sepatu yang menggunakan tali.

Gambar 2. Safety Shoes

c. Pelindung Tangan (Gloves)

Pelindung tangan digunakan untuk melindungi tangan dan jari-jari dari

api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, dan radiasi mengion, listrik, bahan
20

kimia, benturan dan pukulan, luka, lecet dan infeksi. Bahan untuk sarung tangan

bermacam-macam bahannya, sesuai dengan fungsinya yaitu bahan asbes, katun,

wool untuk panas dan api, bahan kulit untuk panas, listrik, luka dan lecet, bahan

karet alam atau sintetik untuk kelembaban air dan bahan kimia bahan PVC (Poli

Vinil Chloride) untuk zat kimia, asam kuat dan oksidator. Menurut Milos (2007)

berdasarkan bentuknya alat pelindung tangan dan jari dapat dibedakan menjadi :

1) Sarung tangan (gloves)

2) Mitten : Sarungan tangan dengan ibu jari terpisah sedang jari lain menjadi

satu.

3) Hand pad : Melindungi telapak tangan.

4) Sleeve : Untuk pergelangan tangan sampai lengan, biasanya digabung

dengan sarung tangan.

Gambar 3. Gloves

d. Pelindung Mata dan Wajah (Googles, Face shield)

Pelindung mata dan wajah digunakan untuk melindungi mata dan wajah

dari lemparan benda-benda kecil, lemparan benda-benda panas, pengaruh cahaya,


21

pengaruh radiasi tertentu, dan bahaya kimia. Lensa alat pelindung muka dan

wajah dapat terbuat dari bahan gelas/kaca biasa dan plastik. Bahan gelas ada dua

jenis yaitu gelas yang ditempa secara panas, dan gelas dengan laminasi

aluminium. Sedangkan dari bahan plastik ada beberapa jenis yaitu selulosa

asetat, akrilik, poli karbonat, allyl, diglycol carbonat. Syarat-syarat yang harus

dimiliki alat pelindung mata dan wajah yaitu :

1) Ketahanan terhadap api, sama dengan helm

2) Ketahanan terhadap lemparan-lemparan benda. Cara mengujinya : diuji

dengan menjatuhkan bola yang berdiameter 1 inchi, dengan bebas dari

ketinggian 125 cm, mengenai lensa pada titik pusat geometris lensa, lensa

tidak boleh pecah dan tergeser dari framenya

3) Syarat optis tertentu. Lensa tidak boleh mempunyai efek distorsi/efek

prisma lebih dari 1/16 prisma dioptri, artinya perbedaan refraksi, harus lebih

dari 1/16 dioptri

4) Tahan terhadap radiasi. Prinsipnya kacamata yang hanya tahan terhadap

panjang gelombang tertentu; standar Amerika ada 16 jenis kaca dengan

sifatsifat tertentu.
22

Gambar 4. Google & Face shield

e. Pelindung Pernapasan (Mask)

Fungsinya selain menutup mulut dan hidung, ada juga yang mencakup

wajah dan kepala. Penggunaan masker hendaklah memperhatikan apa yang

sebaiknya digunakan, Masker digunakan untuk melindungi saluran pernapasan

dari pernapasan secara inhalasi terhadap sumber-sumber bahaya di udara pada

tempat kerja seperti kekurangan oksigen, pencemaran oleh partikel (debu, kabut,

asap dan uap logam), pencemaran oleh gas atau uap. Berdasarkan jenisnya

masker dibagi menjadi dua yaitu :

1) Masker debu : melindungi dari debu phylon, buffing, grinding, serutan kayu

dan debu lain yang tidak terlalu beracun. Masker debu tidak dapat

melindungi dari uap kimia, asap cerobong dan asap dari pengelasan

2) Masker carbon : melindungi dari bahan kimia yang daya toxicnya rendah

yang memiliki absorben dari karbon aktif. Masker carbon harus disertifikasi

oleh badan sertifikasi.

Gambar 5. Mask

f. Pakaian pelindung
23

Pakaian pekerja harus dianggap sebagai alat pelindung diri. Pakaian

tenaga kerja pria seharusnya berlengan pendek, pas dan bagian dada atau

punggung tidak ada lipatan-lipatan yang memungkinkan mendatangkan bahaya.

Pakaian kerja wanita sebaiknya memakai celana panjang, baju yang pas, tutup

rambut dan tidak memakai perhiasan-perhiasan. Pakaian kerja khusus untuk

pekerja dengan sumber-sumber berbahaya tertentu seperti :

1) Terhadap radiasi panas : pakaian kerja untuk radiasi panas harus dilapisi

bahan yang bias merefleksikan panas biasanya aluminium dan berkilap,

sedangkan pakaian kerja untuk panas konveksi terbuat dari katun yang

mudah menyerap keringat serta longgar

2) Terhadap radiasi pengion : pakaian harus dilengkapi dengan timbal dan

biasanya berupa apron.

3) Terhadap cairan dan bahan-bahan kimiawi : Pakaian kerja terbuat dari

plastik atau karet

Gambar 6. Pakaian pelindung

g. Rompi (Safety vest)

Safety vest atau rompi keselamatan kerja merupakan salah satu Alat

Pelindung Diri (APD) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak atau
24

kecelakaan, sedikit berbeda dengan APD lain yang bermanfaat untuk mengurangi

dampak bila terjadi kecelakaan akibat kontak dengan benda yang berbahaya.

Gambar 7. Safety vest


C. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri (APD)

Tujuan pengguanaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah untuk melindungi

tubuh dari bahaya pekeerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit atau

kecelakaan kerja, sehingga penggunaan alat pelindung diri memegang peranan

penting. Oleh karena itu menurut Budiono (2008), APD yang telah dipilih

hendaknya memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang

spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh pekerja, beratnya harus seringan

mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan. Hal ini

penting dan bermanfaat bukan saja untuk tenaga kerja tetapi untuk perusahaan

(Tarwaka, 2014).

a. Bagi tenaga kerja : tenaga kerja dapat bekerja perasaan lebih aman untuk

terhindar dari bahaya-bahaya kerja, dapat mencegah kecelakaan akibat

kerja, tenaga kerja dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai hak dan

martabatnya sehingga tenaga kerja akan mampu bekerja secara aktif dan
25

produktif dan tenaga kerja bekerja dengan produktif sehingga meningkatkan

hasil produksi

b. Bagi perusahaan : meningkatkan keuntungan karena hasil produksi dapat

terjamin baik jumlah maupun mutunya, penghematan biaya pengobatan serta

pemeliharaan kesehatan para tenaga kerja, menghindari terbuangnya jam

kerja akibat absentisme tenaga kerja sehingga dapat tercapainya

produktivitas yang tinggi dengan efisiensi yang optimal

D. Syarat-Syarat Alat Pelindung Diri (APD)

Persyaratan umum penyediaan alat pelindung diri (personal protective

equipment) tercantum dalam Personal Protective Equipment at Work Regulation

1992 yaitu :

a. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi

b. Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut

c. Cocok bagi orang yang akan menggunakannya

d. Tidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugas

e. Memiliki kontruksi yang sangat kuat

f. Tidak mengganggu PPE lain yang sedang dipakai secara bersamaan

g. Tidak meningkatkan risiko terhadap pemakainya.

Sementara terkait dengan ketersediaannya Personal Protective Equipment

(PPE) harus disediakan secara gratis, diberikan satu perorang atau jika tidak,

harus dibersihkan setelah digunakan, hanya digunakan sesuai peruntukannya,

dijaga dalam kondisi baik, diperbaiki atau diganti jika mengalami kerusakan,
26

disimpan ditempat yang sesuai ketika tidak digunakan. Sementara operator-

operator yang menggunakan PPE harus memperoleh informasi tentang bahaya

yang dihadapi, intruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil,

pelatihan tentang penggunaan peralatan dengan benar, konsultasi dan diizinkan

memilih PPE yang tergantung pada kecocokannya, pelatihan cara memelihara

dan menyimpan PPE dengan rapi dan intruksi agar melaporkan setiap kecacatan

atau kerusakan

E. Kebijakan Tentang Alat Pelindung Diri (APD)

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja yang bekerja

agar tempat dan peralatan produksi senantiasa berada dalam keadaan selamat dan

aman bagi mereka. Selain itu pasal 86 paragraf 5 keselamatan dan kesehatan

kerja, bab X Undang-Undang RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

antara lain menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas K3 untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3, dan perlindungan

sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundangundangan yang berlaku. Penjelasan pasal 86 ayat 2 menyatakan upaya

K3 dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan

derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit

akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,

pengobatan, dan rehabilitasi (Suma’mur, 2009).


27

Oleh karena itu upaya perlindungan terhadap pekerja akan bahaya

khususnya pada saat melaksanakan kegiatan/proses di tempat kerja perlu

dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Salah satu upaya perlindungan

terhadap tenaga kerja tersebut adalah dengan penggunaan alat pelindung diri

(APD). UndangUndang RI No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja

khususnya pasal 9, 12 dan 14 yang mengatur penyediaan dan penggunaan alat

pelindung diri ditempat kerja baik pengusaha maupun tenaga kerja. Demikian

juga Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri telah mengatur

tentang penggunaan APD adalah antara lain :

a. Pasal 3 ayat 1 butir f menyatakan bahwa salah satu syarat-syarat keselamatan

kerja adalah dengan cara memberikan alat pelindung diri (APD) pada

pekerja.

b. Pasal 9 ayat 1 butir c menyatakan bahwa pengurus (perusahaan) diwajibkan

menunjukkan dan menjelaskan pada setiap tenaga kerja baru tentang alat-alat

pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan

c. Pasal 12 butir b menyatakan bahwa tenaga kerja diwajibkan untuk memakai

alat pelindung diri (APD)

d. Pasal 12 butir e menyatakan bahwa pekerja boleh mengatakan keberatan

apabila alat pelindung diri yang diberikan diragukan tingkat keamanannya


28

e. Pasal 13 menyatakan bahwa barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja,

diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat

pelindung diri yang diwajibkan

f. Pasal 14 butir c menyatakan bahwa pengurus (pengusaha) diwajibkan untuk

mengadakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang

diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan

menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,

disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk

pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.

Peraturan lain yang mengatur penggunaan APD adalah Peraturan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01/Men/1981, disebutkan dalam pasal 4

ayat 3, bahwa pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat

perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada

di bawah pimpinannya untuk mencegah penyakit akibat kerja. Begitu pula dalam

pasal 5 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja harus memakai alat-alat

perlindungan diri yang diwajibkan untuk pencegahan penyakit akibat kerja.

Berdasarkan keterangan dari kepala urusan K3, pada proyek

pembangunan gedung Dinas Perindustrian provinsi NTB ini jenis APD yang

diwajibkan ada tiga yaitu helm, rompi dan safety shoes

F. Masalah Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut Santoso (2004) ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam

pemakaian alat pelindung diri (APD) :


29

a. Pekerja tidak mau memakai dengan berbagai alasan diantaranya tidak

sadar/tidak mengerti, panas, sesak, tidak enak dipakai, tidak enak dipandang,

berat, mengganggu pekerjaan, tidak sesuai dengan bahaya yang ada, tidak

ada sangsi, dan atasan juga tidak memakai.

b. Tidak disediakan oleh perusahaan, entah disebabkan oleh ketidakmengertian,

pura-pura tidak mengerti, alasan bahaya, dianggap sia-sia (karena pekerja

tidak mau memakai).

c. Pengadaan oleh perusahaan yang tidak sesuai dengan bahaya yang ada dan

asal beli (terutama memilih yang murah)

d. Tidak adanya pengawasan dari mandor atau pihak perusahaan


BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Pengalaman Tingkat resiko


kerja pekerjaan

Ada
Tingkat Tingkat
Pengawasan tidaknya
pendidikan pengetahuan
petugas

Fasilitas sebagai Kompetensi


sumber petugas
informasi pengawas
Kepatuhan
penggunaan
APD

Ketersediaan Lingkungan
Kenyamanan
APD sosial
APD

Gambar 8. Kerangka konsep

Keterangan : Sumber : Betahri Purta (2017)

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Alur pikir

30
31

Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep atau variabel yang

akan diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Notoadmodjo, 2010).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah variabel yang saling mempengaruhi.

Variabel bebas dalam penelitian ini tingkat pengetahuan APD dan pengawasan,

sementara variabel terikatnya adalah kepatuhan penggunaan APD.

B. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan APD dan

pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD di proyek pembangunan gedung

Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2021


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian observasi analitik untuk mengetahui

gambaran serta menganalisis hubungan tingkat pengetahuan APD dan pengawasan

dengan kepatuhan penggunaan APD di proyek pembangunan gedung Dinas

Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2021. Penelitian ini dilakukan menggunakan

design cross sectional yaitu studi epidemiologi yang mengukur beberapa variabel

dalam satu saat sekaligus dalam rangka mempelajari korelasi variabel-variabel

tersebut (Sumantri, 2011). Pada penelitian ini baik pengambilan data tentang tingkat

pengetahuan APD dan pengawasan maupun kepatuhan penggunaan APD dilakukan

pada satu periode waktu penelitian sampai dengan selesai

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini ada semua tenaga kerja yang bekerja di

proyek pembangunan gedung dinas Perindustrian provinsi NTB tahun 2021

sebanyak 162 orang.

B. Sampel Penelitian

a. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah sebagian dari tenaga kerja yang terpilih

dari populasi yang akan diambil datanya atau yang akan diteliti.

32
33

b. Besar Sampel

Besaran sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 62 orang yang

dihitung menggunakan rumus Slovin (Siagian, 2011).

N
n=
1+ N e2

162
n = 1+ 162¿ ¿

162
n = 1+ 162¿ ¿

162
n = 2,62

n = 61,83 ≈ 62

Keterangan :

N : Besa populasi yaitu 162 orang

n : Besar sampel

e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance) yaitu 10%

c. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Simple Random

Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu

(Sumargo, 2020). Pada penelitian ini pengambilan sampel secara acak pada

penelitian ini menggunakan aplikasi online ArisanKita dengan memasukkan


34

162 nama pekerja yang menjadi populasi kemudian diaduk secara online

sebanyak 62 kali.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada tenaga kerja proyek pembangunan

gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2021

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November - Desember 2021

C. Variabel Penelitian

Variabel dan definisi operasional dari setiap variabel penelitian tertuang

dalam tabel 1 berikut ini.


35

Tabel 1
Variabel dan definisi operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan APD dan
Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD di Proyek Pembangunan
Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2021

Skala
Variabel Definisi operasional Cara pengukuran Kategori
data

Independen : Segala sesuatu yang Melalui jawaban 1. Baik : ≥ 76%-100% Ordinal


Tingkat diketahui oleh tenaga kerja dari kuesioner. skor
Pengetahuan tentang APD yang meliputi 2. Cukup 60-75% skor
APD jenis, tujuan dan manfaat 3. Kurang : < 60% skor
serta cara penggunaan
APD

Independen : Kegiatan yang dilakukan Melalui jawaban 1. Ada pengawasan jika ≥ Nominal
Pengawasan oleh mandor proyek untuk dari kuesioner. 50% skor
memantau tenaga kerja 2. Tidak ada pengawasan
dalam kelengkapan jika < 50% skor
penggunaan APD selama
bekerja

Dependen: Ketaatan pada kebijakan Lembar Observasi 1. Patuh Nominal


Kepatuhan khususnya penggunaan 2. Tidak patuh
Penggunaan APD helm, rompi dan
APD safety shoes yang dapat
melindungi tenaga kerja
dan mencegah bahaya atau
kecelakaan kerja.
36

D. Teknik Dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yaitu data yang diambil langsung dari responden dengan metode kuisioner

maupun observasi. Metode observasi adalah pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan secara langsung oleh peneliti sementara kuesioner

adalah pengumpulan data melalui pengajuan beberapa item pertanyaan

kepada subjek penelitian dan jawabannya di berikan secara tertulis.

b. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat pengumpulan

data berupa lembar observasi dan kuesioner, responden di minta untuk

mengisi kuesioner yang telah di siapkan oleh peneliti, dan responden

diberitahukan tentang cara pengisian kuesioner yang benar sekaligus peneliti

melakukan observasi terhadap kepatuhan penggunaan APD dengan tahapan

sebagai berikut :

1) Mencari dan mengidentifikasi permasalahan dengan melihat fenomena

yang ada di sekitar.

2) Konsultasikan masalah yang telah di temukan dan mendiskusikan judul

penelitian bersama dengan dosen pembimbing

3) Melakukan studi pendahuluan

4) Menyusun proposal penelitian


37

5) Melakukan konsultasi proposal penelitian dengan dosen pembimbing.

6) Melaksanakan ujian seminar proposal

7) Memberikan bolpoin pada masing-masing responden sebagai alat untuk

mengisi kuesioner

8) Melaksanakan pengambilan data dengan membagikan kuesioner pada

subjek penelitian sekaligus melakukan observasi penggunaan APD

9) Kuesioner yang sudah di isi segera dikumpulkan pada peneliti, dan

peneliti memeriksa kelengkapan responden mengisi kuesioner

10) Melakukan pengolahan data yang dilanjutkan dengan melakukan analisa

univariant dan bivariant.

B. Instrumen Penelitian

a. Tingkat Pengetahuan

Intsrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengetahuan APD adalah kuisioner. Pengetahuan tenaga kerja diukur

melalui 10 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan dengan

ketentuan sebagai berikut :

1) Jawaban benar nilai : 1

2) Jawaban salah nilai : 0

Dengan demikian, total skor tertinggi adalah 10 dan skor terendah

adalah 0 yang dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut (Arikunto,

2010) :

1) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 76-100 %


38

2) Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 60–75 %

3) Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 60 %.

b. Pengawasan

Pengawasan APD pada tenaga kerja diukur dengan kuisioner

melalui 6 pertanyaan dengan memilih jawaban yang disediakan dengan

ketentuan sebagai berikut :

1) Jawaban ya nilai : 1

2) Jawaban tidak nilai : 0

Dengan demikian, total skor tertinggi adalah 6 dan skor terendah

adalah 0 yang dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut :

1) Ada pengawasan apabila subjek mampu menjawab “ya” ≥ 50% dari

seluruh pertanyaan atau skor nilai 4 - 6.

2) Tidak ada pengawasan apabila subjek mampu menjawab “tidak” <

50% dari seluruh pertanyaan atau skor nilai ≤ 3.

c. Kepatuhan penggunaan APD

Kepatuhan penggunaan APD diukur menggunakan lembar

observasi yang disediakan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Patuh, jika memakai Alat Pelindung Diri (helm, rompi, dan safety

shoes) dengan lengkap.

2) Tidak Patuh, jika tidak menggunakan satu saja dari seluruh APD

(helm, rompi, dan safety shoes) yang disediakan.


39

C. Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas instrument dalam penelitian ini menggunakan

korelasi product moment, dikarenakan untuk mengetahui hubungan antar

item butir pertanyaan dalam kuesioner. Hal ini berguna untuk mengetahui

kevalidan atau kesesuaian kuisioner yang digunakan oleh peneliti dalam

mengukur dan memperoleh data penelitian dari para responden (Sumardi,

2020).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah hasil yang pengukuran atau pengamatan bila

fakta atau kenyataan hidup tanpa diukur atau diamati dalam waktu yang

berlainan. Uji reliabilitas instrument dalam penelitian ini menggunakan

rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach yang bertujuan untuk

melihat apakah kuisioner memiliki konsistensi jika pengukuran dilakukan

dengan kuisioner tersebut secara berulang (Hidayat, 2021).

D. Analisis Data

Proses pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyunting data (data editing)

Lembar kuesioner dan lembar observasi yang telah terisi akan diperiksa

kembali untuk mengetahui apakah terdapat kekurangan dalam pengisian. Bila


40

ada data yang tidak lengkap atau kurang, maka peneliti akan melengkap data

tersebut dengan turun ke lapangan

2. Mengkode data (data coding)

Semua data yang telah lengkap dari kuesioner diberi kode. Kode yang

diberikan konsisten untuk tiap-tiap nomor data.

3. Memasukkan data (data entry)

Data yang telah diberi kode dimasukkan ke dalam perangkat lunak

komputer.

4. Analisis data

Setelah tahap pembersihan data selesai, maka dilanjutkan dengan analisis

data. Analisis data yang akan dilakukan adalah bersifat univariat dan bivariat.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan bantuan perangkat lunak komputer.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi dengan menggunakan uji Chi Square.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di proyek pembangunan Gedung Dinas

Perindustrian Provinsi NTB. Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB didirikan di

Kota Mataram Provinsi NTB dari dari bulan Juli sampai Desember 2021 dengan

masa pemeliharaaan 180 hari. Proyek ini dibangun oleh perusahaan Graha Utama

yang bergerak di bidang jasa konstruksi, perusahaan yang berlamat di Telagawaru,

Labuapi, Lombok Barat ini membengun gedung ini dengan konsep dua lantai dengan

jumlah tenaga kerja sebanyak 162 orang yang terdiri dari , mandor, pekerja, tukang

kepala, tukang besi, dan tukang kayu. Selama pengerjaan proyek ini para pekerja

dibekali dengan alat pelindung diri yang tediri dari safety helm, safety shoes, dan

rompi yang fungsinya untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja.

2. Karakteristik Responden

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui karakterisik responden yang meliputi

umur, jenis kelamin dan lama kerja

a. Umur

Distribusi responden berdasarkan umur ditunjukkan pada tabel 2 dibawah ini.

41
42

Tabel 2
Distribusi Umur

No Umur Jumlah Persentase (%)


1 < 50 tahun 59 95.2
2 ≥ 50 tahun 3 4.8
Total 62 100.0

Berdasarkan tabel 2 diatas diperoleh responden yang berumur kurang dari

50 tahun sebanyak 59 orang (95.2%), sedangkan yang berumur lebih besar atau

sama dengan 50 tahun sebanyak 3 orang (4.8%).

b. Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelaminditunjukkan pada tabel 3

dibawah ini.

Tabel 3
Distribusi Jenis Kelamin

No Umur Jumlah Persentase (%)


1 Laki-laki 62 100.0
2 Perempuan 0 0.0
Total 62 100.0

Berdasarkan tabel 3 diatas diperoleh responden yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 62 orang (100.0%), sedangkan yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 0 orang (0.0%).

c. Lama Kerja

Distribusi responden berdasarkan lama kerja ditunjukkan pada tabel 4

dibawah ini.
43

Tabel 4
Distribusi Lama Kerja

No Umur Jumlah Persentase (%)


1 < 6 bulan 48 77.4
2 ≥ 6 bulan 14 22.6
Total 62 100.0

Berdasarkan tabel 4 diatas diperoleh responden yang bekerja kurang dari

6 bulan sebanyak 48 orang (77.4%), sedangkan yang bekerja lebih dari atau sama

dengan 6 bulan sebanyak 14 orang (22.6%).

3. Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan

menggunakan daftar distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel serta

dilengkapi dengan tabel.

a. Tingkat Pengetahuan APD

Tingkat pengetahuan APD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

segala sesuatu yang diketahui oleh tenaga kerja tentang APD yang ditunjukkan

dengan jawaban pada kuisioner. Hasil pengukuran tersebut ditunjukkan pada tabel

5 dibawah ini.

Tabel 5
Distribusi Tingkat Pengetahuan APD

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


1 Baik 24 38.7
2 Cukup 19 30.6
3 Kurang 19 30.6
Total 62 100.0
44

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diperoleh responden yang

berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (38.7%), berpengetahuan cukup

sebanyak 19 orang (30.6%) dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak

19 orang (30.6%).

b. Pengawasan Penggunaan APD

Pengawasan penggunaan APD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kegiatan yang dilakukan oleh mandor proyek untuk mengecek kelengkapan APD

selama bekerja. Hasil pengukuran tersebut ditunjukkan pada tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6
Distribusi Pengawasan Penggunaan APD

No Pengawasan Jumlah Persentase (%)


1 Ada 53 85.5
2 Tidak 9 14.5
Total 62 100.0

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diperoleh responden yang menyatakan

ada pengawasan sebanyak 53 orang (85.5%), sementara responden yang

menyatakan tidak ada pengawasan sebanyak 9 orang (14.5%).

c. Kepatuhan Penggunaan APD

Kepatuhan penggunaan APD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

penggunaan APD helm, rompi, dan safety shoes secara sekaligus. Hasil

pengukuran tersebut ditunjukkan pada tabel 7 dibawah ini.


45

Tabel 7
Distribusi Kepatuhan Penggunaan APD

No Kepatuhan Jumlah Persentase (%)


1 Patuh 35 56.5
2 Tidak Patuh 27 43.5
Total 62 100.0

Berdasarkan tabel 7 diatas dapat diperoleh responden yang patuh

menggunakan APD sebanyak 35 orang (56.5%), sementara responden yang tidak

patuh menggunakan APD sebanyak 27 orang (43.5%).

4. Hasil Analisis Bivariat

a. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Data hasil penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan APD dengan

kepatuhan penggunaan APD dapat ditunjukkan dengan tabel 8 dibawah ini.

Tabel 8
Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan APD dengan Kepatuhan
Penggunaan APD

Tingkat Patuh P

No Pengetahuan Patuh Tidak Patuh Total Value


N % N %
1 Baik 9 30.6 5 8.1 24
2 Cukup 10 16.1 9 14.5 19 0.007
3 Kurang 6 9.7 13 21.0 19
Total 35 56.5 27 43.5 62

Berdasarkan tabel 8 diatas, responden yang berpengetahuan baik dan

patuh menggunakan APD sebanyak 9 orang (30.6%), sedangkan responden yang

berpengetahuan baik namun tidak patuh menggunakan APD sebanyak 5 orang

(8.1%). Responden yang tingkat pengetahuannya cukup dan patuh menggunakan


46

APD sebanyak 10 orang (16.1%) sedangkan yang berpengetahuan cukup dan

tidak patuh menggunakan APD sebanyak 9 orang (14.5%). Responden yang

tingkat pengetahuannya kurang dan patuh menggunakan APD sebanyak 6 orang

(9.7%) dan yang berpengetahuan kurang dan tidak patuh menggunakan APD

sebanyak 13 orang (21%).

Hasil crosstab menggunakan uji chi square, tingkat pengetahuan APD

dengan kepatuhan penggunaan APD menujukkan adanya hubungan antara

tingkat pengetahuan APD dengan kepatuhan penggunaan APD karena hasil ρ-

value hitung 0.007 (ρ<0.05).

b. Hubungan antara Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Data hasil penelitian hubungan antara pengawasan dengan kepatuhan

penggunaan APD dapat ditunjukkan dengan tabel 9 dibawah ini.

Tabel 9
Tabulasi Silang antara Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Patuh P

No Pengawasan Patuh Tidak Patuh Total Value


N % N %
1 Ada 34 54.8 19 30.6 53
2 Tidak ada 1 1.6 8 12.9 9 0.003
Total 35 56.5 27 43.5 62

Berdasarkan tabel 9 diatas, responden yang menyatakan ada pengawasan

dan patuh menggunakan APD sebanyak 34 orang (54.8%) sedangkan responden

yang menyatakan tidak ada pengawasan dan tidak patuh menggunakan APD

sebanyak 19 orang (30.6%). Responden yang menyatakan tidak ada pengawasan


47

dan patuh menggunakan APD sebanyak 1 orang (1.6%) sedangkan yang

menyatakan tidak ada pengawasan dan tidak patuh menggunakan APD sebanyak

8 orang (12.9%).

Hasil crosstab menggunakan uji chi square, pengawasan dengan

kepatuhan penggunaan APD menujukkan adanya hubungan antara pengawasan

dengan kepatuhan penggunaan APD karena hasil ρ- value hitung 0.003 (ρ<0.05).

B. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan APD

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja di proyek

pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB didapatkan hasil bahwa

sebagian pekerja memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 24 orang (38.7%),

19 orang memiliki pengetahuan yang cukup, sedangkan 19 orang lainnya (30.6%)

memiliki pengetahuan yang kurang. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (A. Ariga, 2020).

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan merupakan

aspek yang sangat penting guna implementasi penggunaan APD di suatu perusahaan

atau proyek. Pengetahuan yang kurang baik tentang APD maka pekerja akan

cenderung mengambil keputusan yang kurang tepat atau salah (Soedarto, 2013).

Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya,

tingkat pendidikan, faktor fasilitas informasi, pengalaman, keyakinan serta sosial


48

budaya (R. A. Ariga, 2018). Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap menusia

yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri, sehingga sangat erat kaitannya

dengan pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka

pengetahuannya juga akan lebih baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Dharmawati

& Wirata, 2016, yang menemukan bahwa adanya hubungan antara tingkat pendidikan

dengan tingkat pengetahuan karena seseorang dengan pendidikan lebih tinggi

semakin mudah juga untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula

pentetahuan yang dimiliki begitu juga sebaliknya. Hal ini diterapkan pada proyek

pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB dengan mensyaratkan

pendidikan minimal SMA sederat untuk para pekerjanya sehingga lebih mudah dalam

menyampaikan informasi.

Selain faktor pendidikan, faktor fasilitas akses informasi juga mempengaruhi

pengetahuan seseorang, pekerja yang memiliki akses menggunakan internet akan

lebih mudah dalam mencari informasi sehingga pengetahuannya juga lebih banyak.

Jenis pekerjaan dan penunjang sangat berpengeruh dalam hal ini. Pada proyek

Gedung Dinas Perindustrian NTB para pekerja diberikan akses secara gratis

menggunakan wifi sehingga dapat memperoleh informasi dari internet, selain itu

setiap pagi dilakukan safety breafing sebagai wadah untuk pemberikan informasi

keselamatan kerja kepada pekerja sebelum melakukan aktivitas pekerjaan. Faktor

selanjutnya adalah pengalaman, pengalaman mempengaruhi pengetahuan karena

semakin banyak pengalaman seseorang maka semakin bertambah juga pengetahuan

orang tersebut(A. Ariga, 2020). Faktor selanjutnya adalah keyakinan dan sosial
49

budaya. Keyakinan biasanya didapat secara turun-temurun, keyakinan positif dan

negatif dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, sementara sosial budaya beserta

kebiasaan dalam keluarga dapat mempengarui pengetahuan, persepsi serta sikap

seseorang terhadap sesuatu (Budiman & Riyanto, 2013).

2. Pengawasan Penggunaan APD

Berdasarkan hasil penelitian di proyek pembangunan Gedung Dinas

Perindustrian Provinsi NTB didapatkan hasil bahwa sebagian besar pekerja

menyatakan ada pengawasan di proyek tersebut yaitu sebanyak 53 orang (85.5%),

sementara sisanya yaitu sebanyak 9 orang (14.5%) menyatakan tidak ada

pengawasan. Hal ini sesuai dengan hasil observasi di lapangan yang, dimana

pengawasan dilakukan oleh mandor setiap harinya sebanyak dua kali sehari yaitu

pada pukul jam 9 pagi dan jam 3 sore yang dilakukan bersamaan dengan pengecekan

progress proyek. Menurut Kadarisman dalam Jufrizen (2016), pengawasan adalah

suatu proses yang tidak terputus untuk menjaga agar pelaksanaan tugas, fungsi dan

wewenang tidak menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan dalam rangka

mencapai tujuan organisasi. Tujuan dilaksanakannya pengawasan adalah untuk

pencapaian tujuan agar target unit tercapai dan untuk meningkatkan disiplin pekerja,

khususnya dalam pemakaian APD.

Adanya pengawasan dalam pelaksanaan program penggunaan APD

dimungkinkan agar pekerja takut mendapatkan hukuman apabila tidak menggunakan

APD saat ada pengawasan baik dari pihak perusahaan maupun pihak pemerintah
50

selaku pembuat kebijakan (Noviandry, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa tenaga

kerja yang merasa diawasi maka akan menunjukkan perilaku yang baik, sedangkan

tenaga kerja yang merasa tidak diawasi cenderung menunjukkan perilaku kurang baik

(Candra, 2015). Hal yang sama terjadi pada pekerja yang bekerja di proyek

pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB, dimana masih ada yang

melanggar penggunaan APD pada saat tidak ada pengawasan, sementara mereka akan

disipilin menggunakan APD saat ada pengawasan dari mandor. Hal ini

mengindikasikan pentingnya adanya pengawasan di suatu proyek untuk memastikan

kedisiplinan pekerja dalam menggunakan APD.

3. Kepatuhan Penggunaan APD

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 62 responden di proyek Pembangunan

Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB, didapatkan hasil bahwa 35 responden

(56.5%) patuh menggunakan APD, sementara 27 responden (43.5%) tidak patuh

menggunakan APD. Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang artinya menurut pada

perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan juga berarti kepatuhan terhadap

aturan dan berdisiplin terhadap prosedur yang telah ditetapkan. Kepatuhan

penggunaan APD bila memasuki suatu tempat kerja yang berbahaya berlaku tidak

hanya bagi tenaga kerja melainkan juga pimpinan perusahaan dan supervisor

(Tarwaka, 2014). Hal ini juga diterapkan pada proyek Pembangunan Gedung Dinas

Perindustrian NTB yang mewajibkan tenaga kerja menggunakan minimal tiga APD

yaitu safety shoes, helm, dan rompi.


51

Menurut penelitian Barizqi (2015), kepatuhan penggunaan APD safety helm,

dan safety shoes memiliki hubungan yang erat dengan kejadian kecelakaan kerja,

sehingga melaksanakan peraturan terhadap penggunaan APD adalah hal yang sangat

penting dalam suatu pelaksanaan proyek. Penggunaan APD sangat memerlukan

kesadaran oleh pekerja atas keadaan yang berbahaya sehingga kecelakaan kerja dapat

diminimalisir. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pertama, manusia umumnya

melakukan sesuatu dengan cara yang masuk akal, kedua manusia mempertimbangkan

semua informasi yang ada, ketiga bahwa secara eksplisit maupun implisit manusia

memperhitungkan implikasi tindakan mereka (Azwar, 2013). Pekerja yang patuh

memiliki kesadaran untuk untuk melindungi dirinya dari bahaya keselamatan kerja,

karena mereka mengerti resiko yang diterima jika tidak petuh terhadap penggunaan

APD. Pekerja yang tidak patuh akan cenderung berperilaku tidak aman misalnya

tidak memakai alat pelindung diri safety helm, safety shoes ataupun rompi karena

merasa tidak nyaman atau menggang pekerjannya. Hal inilah yang akan

meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian

Anggraini & Handayani (2018) terhadap 71 responden menemukan bahwa terdapat

hubungan yang erat antara perilaku tidak aman dengan kejadian kecelakaan kerja

yaitu dengan proporsi tertinggi yaitu sebesar 54.7% responden berprilaku tidak aman

dan pernah mengalami kecelakaan kerja. Hal ini membuktikan bahwa kecelakaan

kerja sangat dipengaruhi oleh penggunaan alat pelindung diri dan kesadaran pekerja

untuk menggunakannya saat bekerja sehingga potensi kecelakaan kerja dapat

diminimalisir dan pekerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman.


52

4. Hubungan Tingkat Pengetahuan APD dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Berdasarkan analisis bivariat dari 62 pekerja, pekerja yang berpengetahuan

baik dan patuh menggunakan APD sebanyak 9 orang (30.6%), sedangkan yang

berpengetahuan baik namun tidak patuh menggunakan APD sebanyak 5 orang

(8.1%). Pekerja yang tingkat pengetahuannya cukup dan patuh menggunakan APD

sebanyak 10 orang (16.1%) sedangkan yang berpengetahuan cukup dan tidak patuh

menggunakan APD sebanyak 9 orang (14.5%). Pekerja yang tingkat pengetahuannya

kurang dan patuh menggunakan APD sebanyak 6 orang (9.7%) dan yang

berpengetahuan kurang dan tidak patuh menggunakan APD sebanyak 13 orang

(21%). Analisis bivariat antara pengetahuan APD dan kepatuhan penggunaan APD

ini menggunakan uji chi square dengan nilai p-value sebesar 0.007 yang

menunjukkan bahwa ada hubungan yang siginifikan antara pengetahuan dan

kepatuhan penggunaan APD.

Hal ini selaras dengan penelitian Andri, Nora Andriaty, & Rahmiati (2019)

tentang Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada

Pekerja Industri Batu Bata yang menemukan bahwa 66% responden yang

berpengetahuan baik menggunakan APD lengkap dan 34% lainnya tidak lengkap

menggunakan APD. Sementara responden yang berpengetahuan tidak baik dan

menggunakan APD lengkap adalah sebesar 31% dan yang tidak menggunakan APD

lengkap adalah sebesar 69% dengan nilai p=0.02. Hasil yang serupa juga ditemukan

pada peneltian Mulyanti (2008) bahwa ada hubungan yang siginifikan antara

pengetahuan dan kepatuhan penggunaan APD dengan nilai p=0.004 dengan proporsi
53

responden yang menggunakan APD 100% terdapat pada responden dengan

pengetahuan kategori sangat baik, 71.4% terdapat pada responden dengan

pengetahuan kategori baik, dibandingkan responden dengan pengetahuan cukup baik

yaitu 18.2%. Artinya, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka orang tersebut

akan semakin mengerti untuk menggunakan apa yang telah disediakan oleh

perusahaan seperti penggunaan APD sehingga dapat memperkecil resiko terjadinya

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pengetahuan tersebut biasanya diperoleh

dari pendidikan dasarnya, pengalaman dalam melakukan suatu pekerjaan atau ari

pengalaman pernah mengalami kecelakaan jika tidak menggunakan APD.

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya baik melalui mata, telinga, hidung,

dan sebagainya. Proses penginderaan sampai dengan menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (Fitriani, 2011). Penggunaan APD yang baik dan benar

didasarkan oleh pengetahuan pekerja tentang APD. Apabila pekerja memiliki

pengetahuan yang kurang baik terhadap potensi dan sumber bahaya yang ada di

lingkungan kerjanya, maka pekerja tersebut akan cenderung membuat suatu

keputusan yang salah dan berpotensi mengalami kecelakaan kerja.

Penelitian ini juga menunjukkan adanya responden yang berpengetahuan baik

namun tidak patuh menggunakan APD yaitu sebanyak 5 orang (8.1%) serta

responden yang berpengetahuan kurang namun patuh menggunakan APD yaitu


54

sebanyak 6 orang (9.7%). Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007) peningkatkan

pengetahuan tidak serta merta menyebabkan perubahan perilaku. Sebelum seseorang

mengadopsi perilaku baru seperti menggunakan APD didalam diri seseorang akan

terjadi proses yang berurutan, yakni: (1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut

menyadari dalam arti mengetahui stimulasi terlebih dahulu; (2) Interst, yakni orang

mulai tertarik kepada stimulus; (3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan

tidaknya stimulus terhadap dirinya), hal ini berarti sikap sudah lebih baik lagi; (4)

Trial, orang telah mencoba perilaku baru; (5) Adoption, subjek telah berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Sehingga

responden yang memiliki pengetahuan yang baik namun belum menggunakan APD

karena proses-proses tersebut belum terjadi seperti belum adanya kesadaran ataupun

belum tertarik dengan pentingnya APD. Sementara responden yang memiliki

pengetahuan kurang namun patuh menggunakan APD kemungkinan disebabkan

karena pengalaman, baik pengalaman kerja ataupun pengalaman kurang baik karena

tidak menggunakan APD. Teori dari Max Weber menyatakan bahwa seseorang

individu akan melakukan suatu tindakan berdasarkan pengalamannya. Seseorang

yang berpengalaman akan melakukan tindakan sesuai kebiasaan yang telah

diterapkan setiap harinya berdasarkan dari pengalaman yang didapat selama bekerja

5. Hubungan Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Berdasarkan analisis bivariat dari 62 pekerja, pekerja yang menyatakan ada

pengawasan dan patuh menggunakan APD sebanyak 34 orang (54.8%) sedangkan

pekerja yang menyatakan ada pengawasan dan tidak patuh menggunakan APD
55

sebanyak 19 orang (30.6%). Pekerja yang menyatakan tidak ada pengawasan dan

patuh menggunakan APD sebanyak 1 orang (1.6%) sedangkan yang menyatakan

tidak ada pengawasan dan tidak patuh menggunakan APD sebanyak 8 orang (12.9%).

Analisis bivariat antara pengawasan dan kepatuhan penggunaan APD ini

menggunakan uji chi square dengan nilai p-value sebesar 0.003 yang menunjukkan

ada hubungan yang siginifikan antara pengawasan dan kepatuhan penggunaan APD.

Hal ini sejalan dengan penelitian Lobis, Ariyanto, & Warsini (2020),

menemukan bahwa kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD setelah ada

pengawasan meningkat yaitu dari 12,8% atau 10 orang yang patuh menjadi 98,7%

atau 77 orang yang patuh setelah dilakukan pengawasan oleh mandor dengan nilai

p=0.01. Penelitian senada oleh Indragiri & Salihah (2020) yang menemukan bahwa

ada hubungan signifikan antara pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD

dengan nilai p=0.049 dimana dari 55 responden, 37 orang (84,1%) mendapat

pengawasan baik dan patuh menggunakan APD sementara 7 orang (15,9%) lainnya

tidak patuh. Sementara 6 orang (54,5%) tidak ada pengawasan dan patuh

menggunakan APD sementara 5 orang (45.5%) lainnya tidak patuh menggunakan

APD. Hal ini sesuai dengan hasil observasi di lapangan yang, dimana pengawasan

dilakukan oleh mandor setiap harinya sebanyak dua kali sehari yaitu pada pukul jam

9 pagi dan jam 3 sore yang dilakukan bersamaan dengan pengecekan progress proyek

yang membuat pekerja lebih disiplin menggunakan APD.

Menurut Notoatmodjo (2012), pengawasan merupakan faktor penting yang

menguatkan timbulnya perilaku sesorang termasuk dalam penggunaan APD,


56

sehingga program kegiatan yang diterapkan dan orang-orang dapat tercapai tujuan

dan targetnya serta berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan atau direncanakan.

Adanya pengawasan dalam pelaksanaan program penggunaan APD dimungkinkan

agar pekerja takut mendapatkan hukuman apabila tidak menggunakan APD saat ada

pengawasan baik dari pihak perusahaan maupun pihak pemerintah selaku pembuat

kebijakan (Noviandry, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang merasa

diawasi maka akan menunjukkan perilaku yang baik, sedangkan tenaga kerja yang

merasa tidak diawasi cenderung menunjukkan perilaku kurang baik (Candra, 2015).
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data yang dilakukan maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden yang berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (38.7%),

berpengetahuan cukup sebanyak 19 orang (30.6%) dan responden yang

berpengetahuan kurang sebanyak 19 orang (30.6%).

2. Responden yang menyatakan ada pengawasan sebanyak 53 orang (85.5%),

sementara responden yang menyatakan tidak ada pengawasan sebanyak 9

orang (14.5%).

3. Responden yang patuh menggunakan APD sebanyak 35 orang (56.5%),

sementara responden yang tidak patuh menggunakan APD sebanyak 27 orang

(43.5%).

4. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan APD dengan

kepatuhan penggunaan APD dengan hasil ρ- value hitung 0.007 (ρ<0.05).

5. Ada hubungan antara pengawasan dengan kepatuhan penggunaan APD

dengan hasil ρ- value hitung 0.003 (ρ<0.05)

57
58

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan diperoleh maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan pekerja tentang pentingnya penggunaan APD

dengan memberikan sosialisasi secara berkala

2. Meningkatkan pengawasan kepada pekerja secara berkala sehingga timbul

perilaku aman untuk menggunakan APD

3. Memberikan sanksi yang tegas pada pekerja yang tidak menggunakan APD

secara lengkap saat bekerja


59

DAFTAR PUSTAKA

Andri, Nora Andriaty, S., & Rahmiati. (2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN


DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA
INDUSTRI BATU BATA. 6(April), 152–159.
Anggraini, A., & Handayani, P. (2018). Hubungan perilaku tidak aman dengan
kejadian kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi PT Multikon Proyek
Apartemen Citra Lake Suites Tahun 2018. 3(3), 545–554.
Apriluana, G., Khairiyati, L., & Setyaningrum, R. (2016). Hubungan Antara Usia,
Jenis Kelamin, Lama Kerja, Pengetahuan, Sikap Dan Ketersediaan Alat
Pelindung Diri (APD) Dengan Perilaku Penggunaan APD Pada Tenaga
Kesehatan. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 3(3), 82–87.
Ariga, A. (2020). Buku Ajar Implementasi Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam
Keperawatan (T. SiregarCholina, ed.). Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Ariga, R. A. (2018). Pengaruh Karakteristik Dan Persepsi Pasien Rawat Jalan
Terhadap Bauran Pemasaran Dengan Keputusan Membeli Obat Di Apotek.
Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM), 1(2), 336–341.
https://doi.org/10.32734/tm.v1i2.196
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azwar, S. (2013). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barizqi, I. N. (2015). Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan
Pt . Adhi Karya Tbk Proyek.
Bethari Purba, A. (2017). FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PERAJIN
KERANJANG BAMBU DESA SIGODANG BARAT KECAMATAN PANEI
KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2017. 1(2), 6–38.
Budiman, & Riyanto. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Budiono, S. (2008). Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan Kerja dan
Keselamatan Kerja. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Candra, A. (2015). PADA TENAGA KERJA DI PLTD AMPENAN. (2010), 83–92.
60

Candrianto. (2020). PENGENALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (I).


Malang: Literasi Nusantara.
Dharmawati, I. G. A. A., & Wirata, I. N. (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan,
Umur, Dan Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan
Mulut Pada Guru Penjaskes Sd Di Kecamatan Tampak Siring Gianyar. Jurnal
Kesehatan Gigi, 4(1), 1–5.
Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hasibuan, A., Purba, B., Marzuki Mahyuddin, I., Sianturi, E., Armus, R., Chaerul,
M., … Jamaludin. (2020). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (J.
Simarmata, ed.). Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Hidayat, A. H. (2021). Menyusun Instrumen Penelitian & Uji Validitas Reliabilitas.
Surabaya: Health Books Publishing.
Indragiri, S., & Salihah, L. (2020). Hubungan Pengawasan Dan Kelengkapan Alat
Pelindung Diri Dengan Tingkat Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri.
Jurnal Kesehatan, 10(1), 1238–1245. https://doi.org/10.38165/jk.v10i1.2
JUFRIZEN, J. (2016). Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Karyawan Melalui
Disiplin Kerja Pada PT. Socfin Indonesia Medan. Jurnal Ilmiah Manajemen
Dan Bisnis UMSU, 17(02).
Lobis, Y. B., Ariyanto, D., & Warsini, W. (2020). Pengaruh Pengawasan Terhadap
Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Pt Jamu Air Mancur Palur.
PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 8(1), 31.
https://doi.org/10.20961/placentum.v8i1.35669
Milos, N. (2007). Dasar - Dasar Keselamatan Kerja Biokimia dan Pengendalian
Bahaya Besar (S. Imam Hanaf, ed.). ILO (1991).
Mulyanti, D. (2008). Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap
Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Asuhan Persalinan Normal di Rumah
Sakit Meuraxa Banda Aceh Tahun 2008. USU E-Repository. Retrieved from
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7034/1/08E00883.pdf
Notoadmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka
61

Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka.
Noviandry, I. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja
Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Pada Industri Pengelasan
Informal Di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun
2013. Uin Jakarta, (APD), i. Retrieved from
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24269/1/Ilham
Noviandry-fkik.pdf
Organization, I. L. (2018). Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Muda.
In Kantor Perburuhan Internasional , CH- 1211 Geneva 22, Switzerland.
Retrieved from http://www.oit.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-
bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_627174.pdf
Puspitasari, R. P., & Nurcahyati, D. D. (2018). Penggunaan Apd Dengan Kejadian
Tbk . Cikupa Kabupaten Tangerang Tahun 2018. Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja, 13.
Ramdayana. (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan
Perawat terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.
Raodhah, S., & Gemely, D. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Karyawan Bagian Packer PT Semen
Bosowa Maros Tahun 2014. Public Health Science Journal, VI(2), 437–449.
Santoso, G. (2004). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit
Prestasi Pustaka.
Siagian, M. (2011). Metode Penelitian Sosial: Pedoman Praktis Penelitian Bidang
Ilmu-Ilmu Sosial Dan Kesehatan. Medan: Penerbit Grasindo Monoratama.
Soedarto. (2013). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Sudarmo, S., Helmi, Z. N., & Marlinae, L. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Terhadap Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Untuk
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja. Jurnal Berkala Kesehatan, 1(2), 88.
https://doi.org/10.20527/jbk.v1i2.3155
Suma’mur. (2009). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sumantri, A. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Prenada Media
Group.
62

Sumardi. (2020). Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta: CV


Budi Utama.
Sumargo, B. (2020). Teknik Sampling. Jakarta Timur: UNJ Press.
Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi
K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
63

Lampiran 1

Identitas Responden

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Lama Kerja :

KUISIONER TINGKAT PENGETAHUAN

Apakah saudara bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan APD dan Pengawasan dengan Kepatuhan

Penggunaan APD di Proyek Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi

NTB Tahun 2021 ?

Ya Tidak

1. Menurut Saudara, apakah pengertian alat pelindung diri ( APD )?


a. Alat yang dipakai untuk melindungi pekerja dari bahaya dan penyakit akibat
kerja
b. Alat yang dipakai untuk mempermudah dalam bekerja
c. Alat yang dipakai untuk aksesoris dalam bekerja
2. Menurut Saudara, bagaimana ciri-ciri alat pelindung diri ( APD ) yang baik?
a. Alat pelindung diri yang bagus dan menarik
b. Alat pelindung diri yang mahal
64

c. Alat pelindung diri yang dapat melindungi pekerja, nyaman, tidak


mengganggu gerak, dan tidak digunakan secara bergantian.
3. Menurut Saudara, mengapa saudara harus menggunakan alat pelindung diri
(APD) selama melakukan pengerjaan proyek pembangunan gedung dinas
Perindustrian Provinsi NTB ?
a. Ikut-ikutan sama teman karena teman kerja yang lain memakai APD
b. Takut kena sanksi
c. Untuk melindungi diri dari faktor resiko bahaya pada saat proses pekerjaan
proyek
4. Menurut Saudara, manfaat apa yang saudara peroleh dengan menggunakan alat
pelindung diri (APD) pada saat pengerjaan proyek?
a. Menghindari diri dari faktor resiko bahaya pada saat melakukan kegiatan
pembangunan proyek
b. Mematuhi peraturan sehingga tidak mendapat teguran dari atasan
c. Supaya mendapat pujian dari mandor
5. Alat pelindung diri (APD) apakah yang wajib selalu digunakan pada saat
pengerjaan proyek pembangunan gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB ?
a. Helm, kacamata, sarung egrek/dodos, sepatu boot
b. Helm,kacamata, sepatu boot
c. Helm, rompi, sepatu boot
6. Untuk menghindari jatuhnya bahan bangunan agar tidak mengenai kepala saat
melakukan proses pengerjaan proyek sebaiknya menggunakan?
a. Kaca mata
b. Helm
c. Sepatu boot
7. Menurut Saudara, faktor resiko bahaya apa yang dapat terjadi pada saat proses
pembangunan proyek Gedung ?
a. Terpeleset, terjatuh
b. Tertusuk patahan kayu, terkena percikan kimia pada mata, iritasi kulit
65

c. Tidak tahu.
8. Menurut Saudara, bahaya apa yang dapat terjadi jika tidak memakai sepatu boot?
a. Iritasi kulit
b. Terjatuh
c. Tertusuk patahan kayu
9. Menurut anda, alat pelindung diri (APD) apakah yang berfungsi untuk
memantulkan cahaya agar orang yang menggunakannya dapat jelas terlihat
sehingga mengurangi resiko kecelakaan kerja akibat tidak terlihat oleh orang lain
atau rekan kerja ?
a. Helm
b. Rompi
c. Sepatu boot
10. Menurut Saudara, bagaimana pemilihan jenis alat pelindung diri (APD) yang
tepat dalam melakukan pekerjaan proyek pembangunan gedung ?
a. APD yang digunakan harus dalam keadaan baik (tidak rusak) dan sesuai
dengan APD yang digunakan untuk pekerjaan proyek pembangunan gedung
b. APD yang digunakan harus dalam keadaan baru
c. Tidak tahu
66

Lampiran 2

KUISIONER PENGAWASAN

No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah selama anda bekerja di proyek
1 pembangunan gedung ini ada pengawas/mandor
yang mengawasi anda dalam memakai APD?
Apakah dengan adanya pengawasan tersebut
membuat anda termotivasi untuk selalu
2
menggunakan alat pelindung diri saat pengerjaan
proyek ?
Apakah dengan adanya pengawasan akan
3
meningkatkan kinerja anda ?
Apakah pihak perusahaan atau mandor
4 mengeluarkan sanksi/hukuman kepada pekerja yang
tidak memakai alat pelindung diri ?
Menurut Saudara, apakah perlu diadakan
5 pengawasan penggunaan alat pelindung diri pada
pekerja proyek pembangunan gedung ?
Menurut Saudara, apakah pengawasan penggunaan
6 alat pelindung diri bermanfaat pada pekerja proyek
pembangunan gedung ?
67

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI KEPATUHAN PENGGUNAAN APD

No Nama Pekerja Helm Rompi Safety shoes

dst
68

Lampiran 4

DATA RESPONDEN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DINAS

PERINDUSTRIAN PROVINSI NTB

Umur
No Nama Jenis Kelamin Lama Kerja
(Tahun)
1 Junaedi 31 Laki-laki 1 bulan
2 Muhsinin 34 Laki-laki 3 bulan
3 Hendra Lesmasna 24 Laki-laki 3 bulan
4 Supri 36 Laki-laki 3 bulan
5 Joniadi Sukarta 26 Laki-laki 4 bulan
6 Muhammad Yamin 28 Laki-laki 4 bulan
7 Sudirman 35 Laki-laki 2 bulan
8 Ilhamdi 29 Laki-laki 4 bulan
9 Munawir Haris 43 Laki-laki 4 bulan
10 Mishar Joni 29 Laki-laki 2 bulan
11 Rony Segara Wisesa 29 Laki-laki 4 bulan
12 Lalu Ayub 32 Laki-laki 3 bulan
13 Nurman Hadi 25 Laki-laki 2 bulan
14 Ilham Jatmiko 22 Laki-laki 2 bulan
15 Riski 21 Laki-laki 2 bulan
16 Yuswanto 30 Laki-laki 2 bulan
17 Zulkarnain 29 Laki-laki 1 bulan
18 Haris Darmawan 26 Laki-laki 1 bulan
19 Saiful 46 Laki-laki 1 bulan
20 Yazid 29 Laki-laki 1 bulan
21 Inaq Faiza 35 Laki-laki 3 bulan
22 Hadri 33 Laki-laki 2 bulan
23 Hardi Winata 26 Laki-laki 2 bulan
24 Hendra Hakim 36 Laki-laki 2 bulan
25 Jahanudi 27 Laki-laki 7 bulan
69

Umur
No Nama Jenis Kelamin Lama Kerja
(Tahun)
26 Ferdinan Nugroho 35 Laki-laki 2 bulan
27 Durhayandi 39 Laki-laki 5 bulan
28 Adi Putra 26 Laki-laki 6 bulan
29 Adenan 22 Laki-laki 7 bulan
30 Mustar 29 Laki-laki 1 bulan
31 Sofianto 20 Laki-laki 6 bulan
32 Made Sunarta 32 Laki-laki 3 bulan
33 Mahyudin 39 Laki-laki 2 bulan
34 Sapari 35 Laki-laki 3 bulan
35 Ohmat 33 Laki-laki 1 bulan
36 Zainil Arifin 28 Laki-laki 2 bulan
37 Alek 25 Laki-laki 2 bulan
38 Kahfi 20 Laki-laki 6 bulan
39 Andra 36 Laki-laki 6 bulan
40 Pete 55 Laki-laki 5 bulan
41 Jamil 50 Laki-laki 4 bulan
42 Made Widiriawan 27 Laki-laki 2 bulan
43 Toni Hendra 41 Laki-laki 4 bulan
44 Suerman 27 Laki-laki 7 bulan
45 Joni Anto 25 Laki-laki 10 bulan
46 Kliwon 29 Laki-laki 6 bulan
47 Bayu Nugroho 26 Laki-laki 7 bulan
48 Ahmad Murah 27 Laki-laki 7 bulan
49 Agus Budiawan 27 Laki-laki 6 bulan
50 Bahman 36 Laki-laki 3 bulan
51 A. Poli 55 Laki-laki 2 bulan
52 Alfianto 27 Laki-laki 3 bulan
53 Juliawan 30 Laki-laki 2 bulan
54 Herman Helani 35 Laki-laki 1 bulan
55 Agus Panca 29 Laki-laki 4 bulan
70

Umur
No Nama Jenis Kelamin Lama Kerja
(Tahun)
56 Pauzan Hazim 36 Laki-laki 4 bulan
57 Masdar Juadi 35 Laki-laki 4 bulan
58 Rendra Trisna 21 Laki-laki 4 bulan
59 Edi Nugrah 31 Laki-laki 3 bulan
60 Anto 19 Laki-laki 7 bulan
61 Hafizi 40 Laki-laki 11 bulan
62 Ahmeine 34 Laki-laki 5 bulan
71

Lampiran 5

DATA TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN

GEDUNG DINAS PERINDUSTRIAN PROVINSI NTB

No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total % Kategori
Responden
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80% Baik
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90% Baik
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
4 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60% Cukup
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90% Baik
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
7 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80% Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90% Baik
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80% Baik
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90% Baik
12 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70% Cukup
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90% Baik
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
16 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80% Baik
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
21 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80% Baik
22 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70% Cukup
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
24 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80% Baik
25 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 70% Cukup
72

No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total % Kategori
Responden
26 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7 70% Cukup
27 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 40% Kurang
28 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 60% Cukup
29 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 70% Cukup
30 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 20% Kurang
31 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 50% Kurang
32 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 50% Kurang
33 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 60% Cukup
34 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 50% Kurang
35 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 70% Cukup
36 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 70% Cukup
37 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 6 60% Cukup
38 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 60% Cukup
39 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90% Baik
40 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80% Baik
41 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80% Baik
42 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 30% Kurang
43 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70% Cukup
44 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 40% Kurang
45 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 40% Kurang
46 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 6 60% Cukup
47 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 30% Kurang
48 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 70% Cukup
49 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 60% Cukup
50 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 40% Kurang
51 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 60% Cukup
52 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 5 50% Kurang
53 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5 50% Kurang
54 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 30% Kurang
55 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 4 40% Kurang
73

No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total % Kategori
Responden
56 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 60% Cukup
57 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3 30% Kurang
58 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 6 60% Cukup
59 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 20% Kurang
60 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 20% Kurang
61 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 40% Kurang
62 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 30% Kurang
74

Lampiran 6

DATA PENGAWASAN PENGGUNAAN APD

No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total % Kategori
Responden
1 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
2 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
3 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
4 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
5 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
6 1 1 0 1 1 1 5 83% Ada
7 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
8 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
9 1 0 1 1 1 1 5 83% Ada
10 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
11 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
12 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
13 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
14 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
15 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
16 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
17 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
18 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
19 1 0 1 1 1 1 5 83% Ada
20 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
21 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
22 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
23 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
75

No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total % Kategori
Responden
24 1 1 0 0 0 0 2 33% Tidak ada
25 1 1 0 1 0 0 3 50% Ada
26 0 0 0 1 1 1 3 50% Ada
27 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
28 0 1 0 1 0 0 2 33% Tidak ada
29 1 1 0 0 1 1 4 67% Ada
30 0 0 0 0 1 0 1 17% Tidak ada
31 1 1 0 1 0 0 3 50% Ada
32 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
33 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
34 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
35 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
36 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
37 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
38 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
39 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
40 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
41 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
42 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
43 0 0 1 0 1 1 3 50% Ada
44 1 0 0 0 1 1 3 50% Ada
45 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
46 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
47 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
48 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
49 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
50 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
76

No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total % Kategori
Responden
51 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
52 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
53 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
54 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
55 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
56 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
57 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
58 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
59 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
60 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
61 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
62 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
77

Lampiran 7

DATA KEPATUHAN PENGGUNAAN APD

No
Helm Rompi Safety Shoes Total Kategori
Responden
1 1 1 0 2 Tidak Patuh
2 0 1 1 2 Tidak Patuh
3 1 1 1 3 Patuh
4 1 1 0 2 Tidak Patuh
5 0 1 0 1 Tidak Patuh
6 1 0 0 2 Tidak Patuh
7 1 1 0 2 Tidak Patuh
8 1 1 1 3 Patuh
9 1 1 1 3 Patuh
10 1 1 1 3 Patuh
11 1 1 1 3 Patuh
12 1 1 1 3 Patuh
13 1 1 1 3 Patuh
14 1 1 1 3 Patuh
15 1 1 1 3 Patuh
16 1 1 1 3 Patuh
17 1 1 1 3 Patuh
18 1 1 1 3 Patuh
19 1 1 1 3 Patuh
20 1 1 1 3 Patuh
21 1 1 1 3 Patuh
22 1 1 1 3 Patuh
23 1 1 1 3 Patuh
78

No
Helm Rompi Safety Shoes Total Kategori
Responden
24 1 1 1 3 Patuh
25 1 1 1 3 Patuh
26 1 1 1 3 Patuh
27 1 1 0 2 Tidak Patuh
28 1 1 1 3 Patuh
29 1 1 1 3 Patuh
30 1 0 0 1 Tidak Patuh
31 1 0 0 1 Tidak Patuh
32 0 1 0 1 Tidak Patuh
33 1 1 1 3 Patuh
34 1 1 0 2 Tidak Patuh
35 1 1 1 3 Patuh
36 1 0 1 2 Tidak Patuh
37 1 1 0 2 Tidak Patuh
38 1 1 0 2 Tidak Patuh
39 1 1 1 3 Patuh
40 1 1 1 3 Patuh
41 1 1 1 3 Patuh
42 1 1 0 2 Tidak Patuh
43 1 1 0 2 Tidak Patuh
44 1 1 1 3 Patuh
45 1 1 1 3 Patuh
46 0 1 0 1 Tidak Patuh
47 1 0 1 2 Tidak Patuh
48 1 1 1 3 Patuh
49 1 1 1 3 Patuh
50 1 0 0 1 Tidak Patuh
79

No
Helm Rompi Safety Shoes Total Kategori
Responden
51 1 0 0 1 Tidak Patuh
52 1 1 1 3 Patuh
53 1 1 1 3 Patuh
54 1 0 0 1 Tidak Patuh
55 1 1 0 2 Tidak Patuh
56 1 1 0 2 Tidak Patuh
57 1 1 0 2 Tidak Patuh
58 0 1 0 1 Tidak Patuh
59 1 0 1 2 Tidak Patuh
60 1 1 1 3 Patuh
61 1 1 1 3 Patuh
62 1 0 1 2 Tidak Patuh
80

Lampiran 8

OUTPUT HASIL ANASILIS SPSS


81
82

Tingkat Pengetahuan * Kepatuhan APD

Pengawasan * Kepatuhan APD


83

Lampiran 9

IJIN PENELITIAN
84
85
86

Lampiran 10

DOKUMENTASI

Gambar 9. Lokasi Penelitian

Gambar 10. Pekerja dengan APD Tidak Lengkap


87

Gambar 11. Pekerja dengan APD Lengkap

Gambar 12. Proses Pengumpulan Data


88

IJIN UJIAN SKRIPSI

Kami selaku Dosen Pembimbing Pertama dan Pembimbing Kedua Skripsi atas :

Nama : I Made Pasek Dwi Angga Swabawa Putra


NIM : 20282066
Judul Proposal : Hubungan Tingkat Pengetahuan APD Dan Pengawasan
Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Di Proyek
Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB
Tahun 2021

Memberikan ijin kepada mahasiswa/mahasiswi tersebut di atas untuk melaksanakan


seminar proposal yang dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022


Waktu : 10.00 Wita
Tempat : Ruang Sidang Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKKM

Demikian ijin ini kami berikan untuk dapatkan persetujuan Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Pendidikan Mandalika
(UNDIKMA)

Pembimbing Pertama, Pembimbing Kedua,

Baiq Fathin Ayu Rakhmawati ,S.Kep.,M.KKK Dr. drg. Sabar Setiawan,M.,Kes

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat FIKKM UNDIKMA

Dr. M. Karjono, SKM., M. Kes


89

Mataram, 22 April 2022

Prihal : Permohonan ijin ujian Skripsi


Lamp : 1 (Satu) Gabung

Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat
(FIKKM)
Universitas Pendidikan Mandalika

Di
Mataram

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat FIKMM Universitas Pendidikan Madalika :

Nama : I Made Pasek Dwi Angga Swabawa Putra


NIM : 20282066
Judul Proposal : Hubungan Tingkat Pengetahuan APD Dan Pengawasan Dengan
Kepatuhan Penggunaan APD Di Proyek Pembangunan Gedung
Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2021

Mohon ijin untuk melaksanakan ujian skripsi yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022


Waktu : 10.00 Wita
Tempat : Ruang Sidang Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKKM

Demikian surat permohonan ini saya ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaannya
disampaikan terimakasih.

Hormat saya,

I Made Pasek Dwi Angga Swabawa Putra


90

IJIN UJIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan
Kesehatan Masyarakat Universitas Pendidikan Mandalika, dengan ini memberikan
ijin kepada :

Nama : I Made Pasek Dwi Angga Swabawa Putra


NIM : 20282066
Judul Proposal : Hubungan Tingkat Pengetahuan APD Dan Pengawasan
Dengan Kepatuhan Penggunaan APD Di Proyek
Pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB
Tahun 2021

Untuk melaksanakan ujian Skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan


pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan dan
Kesehatan Masyarakat Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Mataram, 18 April 2022


FIKKM UNDIKMA
Dekan,

Ir. Subagio, M. Sc
NIK. 065051090
91

Anda mungkin juga menyukai