i
SKRIPSI
i
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan
Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKKM UNDIKMA
Ketua,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Rakhmawati,S.Kep.,M.KKK
2. X Penguji 1
3. Y Penguji 2
Mengesahkan Mengetahui
Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Program Studi Kesehatan
Kesehatan Masyarakat UNDIKMA Masyarakat FIKKM UNDIKMA
Dekan, Ketua
iii
Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji Pada Fakultas Ilmu
No :
Tanggal :
Anggota :
1.
2. ff
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Materai
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas
NTB Tahun 2021” tepat pada waktunya dan sesuai dengan harapan.
sendiri melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu melalui
1. Prof. Drs. Kusno, DEA., Ph.D. selaku Rektor Universitas Pendidikan Mandalika
penelitian ini.
peneitian ini.
vi
4. Baiq Fathin Ayu Rahayu,S.Kep.,M.KKK selaku pembimbing pertama yang telah
penelitian ini.
5. Dr. drg. Sabar Setiawan,M.,Kes selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
6. Bapak dan Ibu pembimbing Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dalam penyusunan usulan penelitian ini
8. Orang tua serta keluarga peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan usulan penelitian ini yang
lebih baik, karenanya sumbang saran untuk perbaikan sangat peneliti harapkan.
Peneliti
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................iii
ABSTRAK.................................................................................................................viii
ABSTRACT...................................................................................................................ix
DAFTAR ISI.................................................................................................................x
DAFTAR TABEL......................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...........................................................................................5
C. Rumusan Masalah...............................................................................................5
D. Tujuan Penelitian................................................................................................6
1. Tujuan Umum.................................................................................................6
2. Tujuan Khusus................................................................................................6
x
xi
E. Manfaat...............................................................................................................7
1. Untuk Perusahaan...........................................................................................7
2. Untuk Masyarakat...........................................................................................7
3. Untuk Peneliti Selanjutnya.............................................................................7
B. Saran.................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................59
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari
kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
perlindungan diri. Alat pelindung diri yang dipakai pekerja haruslah enak dipakai,
Purba, 2017). Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepatuhan pekerja
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan
1
2
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang termasuk dalam
sehingga program kegiatan yang diterapkan dan orang-orang dapat tercapai tujuan
dan targetnya serta berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan atau direncanakan.
kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat menyebabkan lima jenis kerugian
Industri Batu Bata yang menemukan bahwa 66% atau 66 pekerja yang
berpengetahuan baik menggunakan APD lengkap dan 34% atau 34 pekerja tidak
lengkap menggunakan APD. Sementara pekerja yang berpengetahuan tidak baik dan
menggunakan APD lengkap adalah sebesar 31% atau 31 orang dan yang tidak
menggunakan APD lengkap adalah 69% atau 69 orang pekerja. Sementara penelitian
Lobis, Ariyanto, & Warsini (2020), menemukan bahwa kepatuhan pekerja dalam
menggunakan APD setelah ada pengawasan meningkat yaitu dari 12,8% atau 10
orang yang patuh menjadi 98,7% atau 77 orang yang patuh setelah dilakukan
pengawasan oleh mandor. Hal tersebut dipertegas oleh penelitian Sari dalam
3
Puspitasari & Nurcahyati (2018) menemukan bahwa 26,3% tenaga kerja jarang
menggunakan APD dan pernah mengalami kecelakaan kerja saat bekerja hal ini
kecelakaan kerja
Menurut ILO (2018) sekitar 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3%) dari kematian ini
dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara lebih dari 380.000 (13,7%) dikarenakan
sampai tahun 2020 jumlah kecelakaan kerja meningkat dari tahuan sebelumnya yaitu
dari 114.000 kasus di tahun 2019 menjadi 177.000 tahun 2020. Penyebab kecelakaan
kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman atau ketidakpatuhan
penggunaan APD sebesar 88% dan kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%,
2021, inspector K3 memaparkan bahwa salah satu upaya dari pemilik proyek gedung
dinas perindustrian NTB untuk memastikan pekerja paham atau mampu mamahami
atau direkrut oleh mandor adalah minimal jenjang pendidikannya SMA atau setara
SMA. Pada saat survei tersebut menemukan bahwa dari 10 pekerja yang di observasi
hanya 2 orang atau 20% yang patuh menggunakan APD (Helm, Rompi dan Safety
boot), sementara 8 orang lainnya atau 80% tidak patuh atau tidak lengkap dalam
pekerja diwajibkan menggunakan APD sepanjang jam kerja yaitu pada pukul 08.00
wita sampai dengan pukul 17.00 Wita. Namun sejak awal pengerjaan proyek banyak
tenaga kerja yang menolak menggunakan APD atau sering melepas APD pada saat
dua kali sehari yaitu pukul 9 pagi dan pukul 3 sore. Hal tersebut dibenarkan oleh
beberapa pekerja yang menyampaikan bahwa tidak ada pengawasan khusus terkait
penggunaan APD namun hanya himbauan ketika pengecekan proyek proyek oleh
mandor. Data kecelakaan kerja dari bahwa dari bulan agustus sampe september pada
proyek tersebut yaitu telah terjadi 4 kasus kecelakaan kerja tertusuk paku yang
disebabkan karena tidak menggunakan safety boat dan 3 kasus kecelakaan kerja
tertimpa kayu atau besi akibat tidak menggunakan alat pelindung diri helm.
2021 ”
5
B. Identifikasi Masalah
1. Menurut ILO (2018) sekitar 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3%) dari
kecelakaan kerja
2. Berdasarkan data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sampai tahun 2020
jumlah kecelakaan kerja meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 114.000 kasus
Provinsi NTB, dari 10 pekerja yang diobservasi hanya 20% atau 2 orang saja
yang patuh menggunakan APD (helm, rompi, safety boot) sementara 80% tidak
NTB dari bulan Agustus sampai September 2021 sebanyak 4 kasus tertusuk paku
akibat tidak menggunakan safety boot dan 3 kasus tertimpa kayu/besi karena
C. Rumusan Masalah
adalah pada permasalahan “Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan APD
D. Tujuan Penelitian
E. Tujuan Umum
Tahun 2021.
F. Tujuan Khusus
Tahun 2021
7
G. Manfaat
1. Untuk Perusahaan
APD, dalam rangka mencapai zero accident dan zero work disease.
B. Untuk Masyarakat
apakah pekerja di suatu proyek sudah patuh dalam menggunakan APD dan
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) , patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan
berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan
bersifat sementara dan individu yang berada di dalamnya akan cenderung kembali ke
mengendur dan perlahan memudar atau jika individu tersebut dipindahkan dari
kelompok asalnya
suatu respon terhadap suatu perintah, anjuran atau ketetapan yang ditunjukan melalui
suatu aktifitas konkrit. Kepatuhan juga merupakan bentuk ketaatan pada aturan atau
diartikan sebagai suatu bentuk respon terhadap suatu perintah,anjuran, atau ketetapan
melalui suatu aktifitas konkrit. Teori ini didasarkan pada asumsi, pertama bahwa
manusia umumnya melakukan sesuatu dengan cara yang masuk akal, kedua manusia
mempertimbangkan semua informasi yang ada, ketiga bahwa secara eksplisit maupun
8
9
berbahaya, bukan hanya berlaku bagi tenga kerja saja, melainkan juga bagi pimpinan
perusahaan, pengawas lapangan, supervisior, dan bahkan berlaku untuk siapa saja
yang memasuki tempat kerja tersebut. Dengan demikian, pimpinan perusahaan dan
supervisior harus memberikan contoh yang baik kepada pekerja, yaitu mereka harus
selalu memakai APD yang diwajibkan bila memasuki tempat kerja yang dinyatakan
berbahaya. Dengan demikian, para pekerja akan merasa bahwa pimpinan mereka
sangat disiplin dan perhatiaan dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja
(Tarwaka, 2014).
1. Pengetahuan
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya baik melalui mata, telinga,
seorang pekerja tentang penggunaan APD merupakan salah satu aspek penting
perusahaan dalam penggunaan APD yang baik dan benar (Raodhah & Gemely,
2014). Penggunaan APD yang baik dan benar didasarkan oleh pengetahuan
pekerja tentang APD. Apabila pekerja memiliki pengetahuan yang kurang baik
10
terhadap potensi dan sumber bahaya yang ada di lingkungan kerjanya, maka
pekerja tersebut akan cenderung membuat suatu keputusan yang salah dan
a. Tahu (Know)
Pengetahuan pada tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
b. Memahami (Comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
d. Analisis (Analysis)
suatu masalah atau obyek yang diketahui. Indikasi yang menandakan bahwa
seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah
e. Sintesis (Synthesis)
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan
yang dimiliki. Dengan kata lain, bahwa sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat
membuat ringkasan dengan kalimat sendiri tentang hal yang telah dibaca atau
didengar
f. Evaluasi (Evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek tertentu. Penilaian ini didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma yang berlaku di
masyarakat.
12
terjadi proses yang berurutan yaitu pertama kesadaran (awareness), yaitu orang
tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus atau obyek terlebih dahulu,
kedua interest yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus, ketiga evaluation yaitu
menimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi, keempat trial yaitu orang telah mencoba perilaku
baru, terakhir adalah adoption yaitu subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
B. Sikap
predisposisi yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang ada didalamnya
dalam menggunakan APD di tempat kerja (Sudarmo, Helmi, & Marlinae, 2017).
Sikap adalah taraf positif dan negatif dari efek terhadap suatu obyek yang
menyatakan bahwa sikap merupakan konstruk hipotetik yang tidak dapat diukur
pengukuran yang dapat diamati. Respon sikap dapat diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Respon kognitif adalah respon yang
C. Umur
pikir sesorang sehingga pengetahuan seseorang semakin baik. Usia 20-25 tahun
dalam periode ini akan mulai mencari tempat dunia kerja dan dunia hubungan
sosial. Sedangkan usia 26-35 tahun berdasarkan periode kehidupan, usia ini
menjadi penting karena pada periode ini struktur kehidupan menjadi lebih tetap
dan stabil. Semakin cukup usia seseorang, kemampuan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Seseorang yang lebih dewasa
D. Pendidikan
yang baru yang ada dalam lingkungannya. Seseorang dengan tingkat pendidikan
E. Ketersediaan APD
alat perlindungan diri yang diwajibkan pada pekerja yang berada dibawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat
petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. Alat pelindung diri
harus tersedia sesuai dengan risiko bahaya yang ada di tempat kerja.
F. Kenyamanan APD
pekerja patuh atau tidak dalam menggunakan APD. Contohnya safety shoes yang
terlalu kebesaran atau kekecilan, tidak akan melindungi pekerja secara efektif
serta tidak menutup kemungkinan untuk muncul kejadian baru karena memakai
safety shoes yang tidak sesuai ukuran. Untuk memberikan perlindungan yang
baik maka pakaian harus pas dan sesuai dengan ukuran pekerja. Alat pelindung
diri (APD) biasanya didisain berdasarkan rata-rata ukuran orang Amerika Utara
atau Eropa, dan akan menjadi masalah jika digunakan oleh pekerja yang
ukurannya berada diatas atau dibawah ukuran tersebut (Bethari Purba, 2017).
G. Pengawasan
sehingga program kegiatan yang diterapkan dan orang-orang dapat tercapai tujuan
15
dan targetnya serta berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan atau
direncanakan. Hal ini sejalan dengan penelitian Indragiri & Salihah (2020) di PT
Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon yang menemukan bahwa ada
value sebesar 0,049. Hal yang senada ditemukan dalam penelitian Aripin (2006)
pemakaian APD.
H. Lingkungan Sosial
sesama karyawan maupun dari pimpinan terhadap penggunaan APD. Peran rekan
adalah berupa adanya anjuran untuk menggunakan APD saat bekerja, pemberian
pemanen ini juga sangat berpengaruh dalam pemakaian APD disebabkan karena
faktor bahaya yang telah diketahui. pekerja ini dapat mengingatkan sesama
memberikan hadiah/reward pada pekerja yang rajin memakai APD yang lengkap
16
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2014). Alat pelindung diri
harus tetap di kontrol dan diawasi oleh pihak yang bersangkutan, khususnya di
perlindungan terhadap cuaca yang dipakai oleh seseorang di tempat kerja dan
yang melindunginya terhadap satu atau lebih resiko kesehatan atau keselamatan.
Fungsi dari APD untuk mengisolasi tenaga kerja dari bahaya di tempat
kerja. Syarat APD yang baik yaitu nyaman di pakai, tidak mengganggu proses
memberikan rasa aman, nyaman terhadap pemakai, dan praktis atau mudah di
pakai. Menurut Tarwaka (2014) APD dapat di golongkan menjadi beberapa jenis
mesin yang berputar dan melindungi kepala dari benturan benda tajam atau
keras, bahaya kejatuhan benda atau terpukul benda melayang, percikan bahan
yang mencerminkan posisi atau jabatan seseorang di tempat kerja, antara lain:
1) Helm safety warna putih biasa dipakai oleh manajer, pengawas, insinyur,
mandor
2) Helm safety warna biru biasa dipakai oleh supervisor, electrical kontraktor
3) Helm safety warna kuning biasa dipakai oleh sub kontraktor atau pekerja
umum
5) Helm safety warna pink biasa dipakai oleh pekerja baru atau magang
7) Helm safety warna merah biasa dipakai oleh safety officer yang bertanggung
pelindung kepala dengan kondisi baik adalah dengan menyimpan di tempat yang
aman dan jangan disimpan ditempat yang langsung terkena sinar matahari yang
terlalu panas dan kondisi yang lembab, diperiksa secara teratur adanya
Alat pelindung jenis ini digunakan untuk melindungi kaki dan bagian
lainnya dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda
panas, kontak dengan arus listrik. Alat pelindung kaki berfungsi untuk
melindungi kaki dari tertimpa benda berat,terbakar karena logam cair dan bahan
kimia korosif, dermatitis atau eksim karena zat kimia dan kemungkinan
19
tersandung atau tergelincir. Menurut Milos (2007) safety shoes yang digunakan
keras, safety shoes dilengkapi dengan penutup jari dari baja atau campuran
2) Untuk mencegah tergelincir dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau
logam, terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat,
api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, dan radiasi mengion, listrik, bahan
20
kimia, benturan dan pukulan, luka, lecet dan infeksi. Bahan untuk sarung tangan
wool untuk panas dan api, bahan kulit untuk panas, listrik, luka dan lecet, bahan
karet alam atau sintetik untuk kelembaban air dan bahan kimia bahan PVC (Poli
Vinil Chloride) untuk zat kimia, asam kuat dan oksidator. Menurut Milos (2007)
berdasarkan bentuknya alat pelindung tangan dan jari dapat dibedakan menjadi :
2) Mitten : Sarungan tangan dengan ibu jari terpisah sedang jari lain menjadi
satu.
Gambar 3. Gloves
Pelindung mata dan wajah digunakan untuk melindungi mata dan wajah
pengaruh radiasi tertentu, dan bahaya kimia. Lensa alat pelindung muka dan
wajah dapat terbuat dari bahan gelas/kaca biasa dan plastik. Bahan gelas ada dua
jenis yaitu gelas yang ditempa secara panas, dan gelas dengan laminasi
aluminium. Sedangkan dari bahan plastik ada beberapa jenis yaitu selulosa
asetat, akrilik, poli karbonat, allyl, diglycol carbonat. Syarat-syarat yang harus
ketinggian 125 cm, mengenai lensa pada titik pusat geometris lensa, lensa
prisma lebih dari 1/16 prisma dioptri, artinya perbedaan refraksi, harus lebih
sifatsifat tertentu.
22
Fungsinya selain menutup mulut dan hidung, ada juga yang mencakup
tempat kerja seperti kekurangan oksigen, pencemaran oleh partikel (debu, kabut,
asap dan uap logam), pencemaran oleh gas atau uap. Berdasarkan jenisnya
1) Masker debu : melindungi dari debu phylon, buffing, grinding, serutan kayu
dan debu lain yang tidak terlalu beracun. Masker debu tidak dapat
melindungi dari uap kimia, asap cerobong dan asap dari pengelasan
2) Masker carbon : melindungi dari bahan kimia yang daya toxicnya rendah
yang memiliki absorben dari karbon aktif. Masker carbon harus disertifikasi
Gambar 5. Mask
f. Pakaian pelindung
23
tenaga kerja pria seharusnya berlengan pendek, pas dan bagian dada atau
Pakaian kerja wanita sebaiknya memakai celana panjang, baju yang pas, tutup
1) Terhadap radiasi panas : pakaian kerja untuk radiasi panas harus dilapisi
sedangkan pakaian kerja untuk panas konveksi terbuat dari katun yang
Pelindung Diri (APD) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak atau
24
kecelakaan, sedikit berbeda dengan APD lain yang bermanfaat untuk mengurangi
dampak bila terjadi kecelakaan akibat kontak dengan benda yang berbahaya.
penting. Oleh karena itu menurut Budiono (2008), APD yang telah dipilih
spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh pekerja, beratnya harus seringan
mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan. Hal ini
penting dan bermanfaat bukan saja untuk tenaga kerja tetapi untuk perusahaan
(Tarwaka, 2014).
a. Bagi tenaga kerja : tenaga kerja dapat bekerja perasaan lebih aman untuk
kerja, tenaga kerja dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai hak dan
martabatnya sehingga tenaga kerja akan mampu bekerja secara aktif dan
25
hasil produksi
1992 yaitu :
(PPE) harus disediakan secara gratis, diberikan satu perorang atau jika tidak,
dijaga dalam kondisi baik, diperbaiki atau diganti jika mengalami kerusakan,
26
dan menyimpan PPE dengan rapi dan intruksi agar melaporkan setiap kecacatan
atau kerusakan
Kerja (K3) memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja yang bekerja
agar tempat dan peralatan produksi senantiasa berada dalam keadaan selamat dan
aman bagi mereka. Selain itu pasal 86 paragraf 5 keselamatan dan kesehatan
antara lain menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh
derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
terhadap tenaga kerja tersebut adalah dengan penggunaan alat pelindung diri
pelindung diri ditempat kerja baik pengusaha maupun tenaga kerja. Demikian
kerja adalah dengan cara memberikan alat pelindung diri (APD) pada
pekerja.
menunjukkan dan menjelaskan pada setiap tenaga kerja baru tentang alat-alat
e. Pasal 13 menyatakan bahwa barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja,
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada
di bawah pimpinannya untuk mencegah penyakit akibat kerja. Begitu pula dalam
pembangunan gedung Dinas Perindustrian provinsi NTB ini jenis APD yang
Menurut Santoso (2004) ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam
sadar/tidak mengerti, panas, sesak, tidak enak dipakai, tidak enak dipandang,
berat, mengganggu pekerjaan, tidak sesuai dengan bahaya yang ada, tidak
c. Pengadaan oleh perusahaan yang tidak sesuai dengan bahaya yang ada dan
A. Kerangka Konsep
Ada
Tingkat Tingkat
Pengawasan tidaknya
pendidikan pengetahuan
petugas
Ketersediaan Lingkungan
Kenyamanan
APD sosial
APD
: Alur pikir
30
31
Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep atau variabel yang
akan diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Notoadmodjo, 2010).
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah variabel yang saling mempengaruhi.
Variabel bebas dalam penelitian ini tingkat pengetahuan APD dan pengawasan,
B. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
design cross sectional yaitu studi epidemiologi yang mengukur beberapa variabel
tersebut (Sumantri, 2011). Pada penelitian ini baik pengambilan data tentang tingkat
1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini ada semua tenaga kerja yang bekerja di
B. Sampel Penelitian
a. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah sebagian dari tenaga kerja yang terpilih
dari populasi yang akan diambil datanya atau yang akan diteliti.
32
33
b. Besar Sampel
N
n=
1+ N e2
162
n = 1+ 162¿ ¿
162
n = 1+ 162¿ ¿
162
n = 2,62
n = 61,83 ≈ 62
Keterangan :
n : Besar sampel
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
(Sumargo, 2020). Pada penelitian ini pengambilan sampel secara acak pada
162 nama pekerja yang menjadi populasi kemudian diaduk secara online
sebanyak 62 kali.
1. Lokasi Penelitian
B. Waktu Penelitian
C. Variabel Penelitian
Tabel 1
Variabel dan definisi operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan APD dan
Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD di Proyek Pembangunan
Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2021
Skala
Variabel Definisi operasional Cara pengukuran Kategori
data
Independen : Kegiatan yang dilakukan Melalui jawaban 1. Ada pengawasan jika ≥ Nominal
Pengawasan oleh mandor proyek untuk dari kuesioner. 50% skor
memantau tenaga kerja 2. Tidak ada pengawasan
dalam kelengkapan jika < 50% skor
penggunaan APD selama
bekerja
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu data yang diambil langsung dari responden dengan metode kuisioner
sebagai berikut :
mengisi kuesioner
B. Instrumen Penelitian
a. Tingkat Pengetahuan
2010) :
b. Pengawasan
1) Jawaban ya nilai : 1
1) Patuh, jika memakai Alat Pelindung Diri (helm, rompi, dan safety
2) Tidak Patuh, jika tidak menggunakan satu saja dari seluruh APD
a. Uji Validitas
item butir pertanyaan dalam kuesioner. Hal ini berguna untuk mengetahui
2020).
b. Uji Reliabilitas
fakta atau kenyataan hidup tanpa diukur atau diamati dalam waktu yang
D. Analisis Data
Proses pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
Lembar kuesioner dan lembar observasi yang telah terisi akan diperiksa
ada data yang tidak lengkap atau kurang, maka peneliti akan melengkap data
Semua data yang telah lengkap dari kuesioner diberi kode. Kode yang
komputer.
4. Analisis data
data. Analisis data yang akan dilakukan adalah bersifat univariat dan bivariat.
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
A. Hasil
Kota Mataram Provinsi NTB dari dari bulan Juli sampai Desember 2021 dengan
masa pemeliharaaan 180 hari. Proyek ini dibangun oleh perusahaan Graha Utama
Labuapi, Lombok Barat ini membengun gedung ini dengan konsep dua lantai dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 162 orang yang terdiri dari , mandor, pekerja, tukang
kepala, tukang besi, dan tukang kayu. Selama pengerjaan proyek ini para pekerja
dibekali dengan alat pelindung diri yang tediri dari safety helm, safety shoes, dan
2. Karakteristik Responden
a. Umur
41
42
Tabel 2
Distribusi Umur
50 tahun sebanyak 59 orang (95.2%), sedangkan yang berumur lebih besar atau
b. Jenis Kelamin
dibawah ini.
Tabel 3
Distribusi Jenis Kelamin
c. Lama Kerja
dibawah ini.
43
Tabel 4
Distribusi Lama Kerja
6 bulan sebanyak 48 orang (77.4%), sedangkan yang bekerja lebih dari atau sama
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan
menggunakan daftar distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel serta
segala sesuatu yang diketahui oleh tenaga kerja tentang APD yang ditunjukkan
dengan jawaban pada kuisioner. Hasil pengukuran tersebut ditunjukkan pada tabel
5 dibawah ini.
Tabel 5
Distribusi Tingkat Pengetahuan APD
19 orang (30.6%).
kegiatan yang dilakukan oleh mandor proyek untuk mengecek kelengkapan APD
selama bekerja. Hasil pengukuran tersebut ditunjukkan pada tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6
Distribusi Pengawasan Penggunaan APD
penggunaan APD helm, rompi, dan safety shoes secara sekaligus. Hasil
Tabel 7
Distribusi Kepatuhan Penggunaan APD
Tabel 8
Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan APD dengan Kepatuhan
Penggunaan APD
Tingkat Patuh P
(9.7%) dan yang berpengetahuan kurang dan tidak patuh menggunakan APD
Tabel 9
Tabulasi Silang antara Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD
Patuh P
yang menyatakan tidak ada pengawasan dan tidak patuh menggunakan APD
menyatakan tidak ada pengawasan dan tidak patuh menggunakan APD sebanyak
8 orang (12.9%).
dengan kepatuhan penggunaan APD karena hasil ρ- value hitung 0.003 (ρ<0.05).
B. Pembahasan
sebagian pekerja memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 24 orang (38.7%),
memiliki pengetahuan yang kurang. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, setelah
seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (A. Ariga, 2020).
aspek yang sangat penting guna implementasi penggunaan APD di suatu perusahaan
atau proyek. Pengetahuan yang kurang baik tentang APD maka pekerja akan
cenderung mengambil keputusan yang kurang tepat atau salah (Soedarto, 2013).
budaya (R. A. Ariga, 2018). Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap menusia
yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri, sehingga sangat erat kaitannya
pengetahuannya juga akan lebih baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Dharmawati
& Wirata, 2016, yang menemukan bahwa adanya hubungan antara tingkat pendidikan
semakin mudah juga untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula
pentetahuan yang dimiliki begitu juga sebaliknya. Hal ini diterapkan pada proyek
pendidikan minimal SMA sederat untuk para pekerjanya sehingga lebih mudah dalam
menyampaikan informasi.
lebih mudah dalam mencari informasi sehingga pengetahuannya juga lebih banyak.
Jenis pekerjaan dan penunjang sangat berpengeruh dalam hal ini. Pada proyek
Gedung Dinas Perindustrian NTB para pekerja diberikan akses secara gratis
menggunakan wifi sehingga dapat memperoleh informasi dari internet, selain itu
setiap pagi dilakukan safety breafing sebagai wadah untuk pemberikan informasi
orang tersebut(A. Ariga, 2020). Faktor selanjutnya adalah keyakinan dan sosial
49
pengawasan. Hal ini sesuai dengan hasil observasi di lapangan yang, dimana
pengawasan dilakukan oleh mandor setiap harinya sebanyak dua kali sehari yaitu
pada pukul jam 9 pagi dan jam 3 sore yang dilakukan bersamaan dengan pengecekan
suatu proses yang tidak terputus untuk menjaga agar pelaksanaan tugas, fungsi dan
wewenang tidak menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan dalam rangka
pencapaian tujuan agar target unit tercapai dan untuk meningkatkan disiplin pekerja,
APD saat ada pengawasan baik dari pihak perusahaan maupun pihak pemerintah
50
selaku pembuat kebijakan (Noviandry, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa tenaga
kerja yang merasa diawasi maka akan menunjukkan perilaku yang baik, sedangkan
tenaga kerja yang merasa tidak diawasi cenderung menunjukkan perilaku kurang baik
(Candra, 2015). Hal yang sama terjadi pada pekerja yang bekerja di proyek
pembangunan Gedung Dinas Perindustrian Provinsi NTB, dimana masih ada yang
melanggar penggunaan APD pada saat tidak ada pengawasan, sementara mereka akan
disipilin menggunakan APD saat ada pengawasan dari mandor. Hal ini
menggunakan APD. Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang artinya menurut pada
perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan juga berarti kepatuhan terhadap
penggunaan APD bila memasuki suatu tempat kerja yang berbahaya berlaku tidak
hanya bagi tenaga kerja melainkan juga pimpinan perusahaan dan supervisor
(Tarwaka, 2014). Hal ini juga diterapkan pada proyek Pembangunan Gedung Dinas
Perindustrian NTB yang mewajibkan tenaga kerja menggunakan minimal tiga APD
dan safety shoes memiliki hubungan yang erat dengan kejadian kecelakaan kerja,
sehingga melaksanakan peraturan terhadap penggunaan APD adalah hal yang sangat
kesadaran oleh pekerja atas keadaan yang berbahaya sehingga kecelakaan kerja dapat
diminimalisir. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pertama, manusia umumnya
melakukan sesuatu dengan cara yang masuk akal, kedua manusia mempertimbangkan
semua informasi yang ada, ketiga bahwa secara eksplisit maupun implisit manusia
memiliki kesadaran untuk untuk melindungi dirinya dari bahaya keselamatan kerja,
karena mereka mengerti resiko yang diterima jika tidak petuh terhadap penggunaan
APD. Pekerja yang tidak patuh akan cenderung berperilaku tidak aman misalnya
tidak memakai alat pelindung diri safety helm, safety shoes ataupun rompi karena
merasa tidak nyaman atau menggang pekerjannya. Hal inilah yang akan
meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian
hubungan yang erat antara perilaku tidak aman dengan kejadian kecelakaan kerja
yaitu dengan proporsi tertinggi yaitu sebesar 54.7% responden berprilaku tidak aman
dan pernah mengalami kecelakaan kerja. Hal ini membuktikan bahwa kecelakaan
kerja sangat dipengaruhi oleh penggunaan alat pelindung diri dan kesadaran pekerja
baik dan patuh menggunakan APD sebanyak 9 orang (30.6%), sedangkan yang
(8.1%). Pekerja yang tingkat pengetahuannya cukup dan patuh menggunakan APD
sebanyak 10 orang (16.1%) sedangkan yang berpengetahuan cukup dan tidak patuh
kurang dan patuh menggunakan APD sebanyak 6 orang (9.7%) dan yang
(21%). Analisis bivariat antara pengetahuan APD dan kepatuhan penggunaan APD
ini menggunakan uji chi square dengan nilai p-value sebesar 0.007 yang
Hal ini selaras dengan penelitian Andri, Nora Andriaty, & Rahmiati (2019)
Pekerja Industri Batu Bata yang menemukan bahwa 66% responden yang
berpengetahuan baik menggunakan APD lengkap dan 34% lainnya tidak lengkap
menggunakan APD lengkap adalah sebesar 31% dan yang tidak menggunakan APD
lengkap adalah sebesar 69% dengan nilai p=0.02. Hasil yang serupa juga ditemukan
pada peneltian Mulyanti (2008) bahwa ada hubungan yang siginifikan antara
pengetahuan dan kepatuhan penggunaan APD dengan nilai p=0.004 dengan proporsi
53
yaitu 18.2%. Artinya, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka orang tersebut
akan semakin mengerti untuk menggunakan apa yang telah disediakan oleh
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pengetahuan tersebut biasanya diperoleh
dari pendidikan dasarnya, pengalaman dalam melakukan suatu pekerjaan atau ari
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya baik melalui mata, telinga, hidung,
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Fitriani, 2011). Penggunaan APD yang baik dan benar
pengetahuan yang kurang baik terhadap potensi dan sumber bahaya yang ada di
namun tidak patuh menggunakan APD yaitu sebanyak 5 orang (8.1%) serta
mengadopsi perilaku baru seperti menggunakan APD didalam diri seseorang akan
terjadi proses yang berurutan, yakni: (1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut
menyadari dalam arti mengetahui stimulasi terlebih dahulu; (2) Interst, yakni orang
tidaknya stimulus terhadap dirinya), hal ini berarti sikap sudah lebih baik lagi; (4)
Trial, orang telah mencoba perilaku baru; (5) Adoption, subjek telah berperilaku baru
responden yang memiliki pengetahuan yang baik namun belum menggunakan APD
karena proses-proses tersebut belum terjadi seperti belum adanya kesadaran ataupun
karena pengalaman, baik pengalaman kerja ataupun pengalaman kurang baik karena
tidak menggunakan APD. Teori dari Max Weber menyatakan bahwa seseorang
diterapkan setiap harinya berdasarkan dari pengalaman yang didapat selama bekerja
pekerja yang menyatakan ada pengawasan dan tidak patuh menggunakan APD
55
sebanyak 19 orang (30.6%). Pekerja yang menyatakan tidak ada pengawasan dan
tidak ada pengawasan dan tidak patuh menggunakan APD sebanyak 8 orang (12.9%).
menggunakan uji chi square dengan nilai p-value sebesar 0.003 yang menunjukkan
ada hubungan yang siginifikan antara pengawasan dan kepatuhan penggunaan APD.
Hal ini sejalan dengan penelitian Lobis, Ariyanto, & Warsini (2020),
pengawasan meningkat yaitu dari 12,8% atau 10 orang yang patuh menjadi 98,7%
atau 77 orang yang patuh setelah dilakukan pengawasan oleh mandor dengan nilai
p=0.01. Penelitian senada oleh Indragiri & Salihah (2020) yang menemukan bahwa
pengawasan baik dan patuh menggunakan APD sementara 7 orang (15,9%) lainnya
tidak patuh. Sementara 6 orang (54,5%) tidak ada pengawasan dan patuh
APD. Hal ini sesuai dengan hasil observasi di lapangan yang, dimana pengawasan
dilakukan oleh mandor setiap harinya sebanyak dua kali sehari yaitu pada pukul jam
9 pagi dan jam 3 sore yang dilakukan bersamaan dengan pengecekan progress proyek
sehingga program kegiatan yang diterapkan dan orang-orang dapat tercapai tujuan
dan targetnya serta berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan atau direncanakan.
agar pekerja takut mendapatkan hukuman apabila tidak menggunakan APD saat ada
pengawasan baik dari pihak perusahaan maupun pihak pemerintah selaku pembuat
kebijakan (Noviandry, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang merasa
diawasi maka akan menunjukkan perilaku yang baik, sedangkan tenaga kerja yang
merasa tidak diawasi cenderung menunjukkan perilaku kurang baik (Candra, 2015).
BAB VI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data yang dilakukan maka dapat
orang (14.5%).
(43.5%).
57
58
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan diperoleh maka peneliti
3. Memberikan sanksi yang tegas pada pekerja yang tidak menggunakan APD
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka.
Noviandry, I. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja
Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Pada Industri Pengelasan
Informal Di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun
2013. Uin Jakarta, (APD), i. Retrieved from
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24269/1/Ilham
Noviandry-fkik.pdf
Organization, I. L. (2018). Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Muda.
In Kantor Perburuhan Internasional , CH- 1211 Geneva 22, Switzerland.
Retrieved from http://www.oit.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-
bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_627174.pdf
Puspitasari, R. P., & Nurcahyati, D. D. (2018). Penggunaan Apd Dengan Kejadian
Tbk . Cikupa Kabupaten Tangerang Tahun 2018. Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja, 13.
Ramdayana. (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan
Perawat terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.
Raodhah, S., & Gemely, D. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Karyawan Bagian Packer PT Semen
Bosowa Maros Tahun 2014. Public Health Science Journal, VI(2), 437–449.
Santoso, G. (2004). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit
Prestasi Pustaka.
Siagian, M. (2011). Metode Penelitian Sosial: Pedoman Praktis Penelitian Bidang
Ilmu-Ilmu Sosial Dan Kesehatan. Medan: Penerbit Grasindo Monoratama.
Soedarto. (2013). Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Sudarmo, S., Helmi, Z. N., & Marlinae, L. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Terhadap Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Untuk
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja. Jurnal Berkala Kesehatan, 1(2), 88.
https://doi.org/10.20527/jbk.v1i2.3155
Suma’mur. (2009). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sumantri, A. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Prenada Media
Group.
62
Lampiran 1
Identitas Responden
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Lama Kerja :
Apakah saudara bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang berjudul
Ya Tidak
c. Tidak tahu.
8. Menurut Saudara, bahaya apa yang dapat terjadi jika tidak memakai sepatu boot?
a. Iritasi kulit
b. Terjatuh
c. Tertusuk patahan kayu
9. Menurut anda, alat pelindung diri (APD) apakah yang berfungsi untuk
memantulkan cahaya agar orang yang menggunakannya dapat jelas terlihat
sehingga mengurangi resiko kecelakaan kerja akibat tidak terlihat oleh orang lain
atau rekan kerja ?
a. Helm
b. Rompi
c. Sepatu boot
10. Menurut Saudara, bagaimana pemilihan jenis alat pelindung diri (APD) yang
tepat dalam melakukan pekerjaan proyek pembangunan gedung ?
a. APD yang digunakan harus dalam keadaan baik (tidak rusak) dan sesuai
dengan APD yang digunakan untuk pekerjaan proyek pembangunan gedung
b. APD yang digunakan harus dalam keadaan baru
c. Tidak tahu
66
Lampiran 2
KUISIONER PENGAWASAN
No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah selama anda bekerja di proyek
1 pembangunan gedung ini ada pengawas/mandor
yang mengawasi anda dalam memakai APD?
Apakah dengan adanya pengawasan tersebut
membuat anda termotivasi untuk selalu
2
menggunakan alat pelindung diri saat pengerjaan
proyek ?
Apakah dengan adanya pengawasan akan
3
meningkatkan kinerja anda ?
Apakah pihak perusahaan atau mandor
4 mengeluarkan sanksi/hukuman kepada pekerja yang
tidak memakai alat pelindung diri ?
Menurut Saudara, apakah perlu diadakan
5 pengawasan penggunaan alat pelindung diri pada
pekerja proyek pembangunan gedung ?
Menurut Saudara, apakah pengawasan penggunaan
6 alat pelindung diri bermanfaat pada pekerja proyek
pembangunan gedung ?
67
Lampiran 3
dst
68
Lampiran 4
Umur
No Nama Jenis Kelamin Lama Kerja
(Tahun)
1 Junaedi 31 Laki-laki 1 bulan
2 Muhsinin 34 Laki-laki 3 bulan
3 Hendra Lesmasna 24 Laki-laki 3 bulan
4 Supri 36 Laki-laki 3 bulan
5 Joniadi Sukarta 26 Laki-laki 4 bulan
6 Muhammad Yamin 28 Laki-laki 4 bulan
7 Sudirman 35 Laki-laki 2 bulan
8 Ilhamdi 29 Laki-laki 4 bulan
9 Munawir Haris 43 Laki-laki 4 bulan
10 Mishar Joni 29 Laki-laki 2 bulan
11 Rony Segara Wisesa 29 Laki-laki 4 bulan
12 Lalu Ayub 32 Laki-laki 3 bulan
13 Nurman Hadi 25 Laki-laki 2 bulan
14 Ilham Jatmiko 22 Laki-laki 2 bulan
15 Riski 21 Laki-laki 2 bulan
16 Yuswanto 30 Laki-laki 2 bulan
17 Zulkarnain 29 Laki-laki 1 bulan
18 Haris Darmawan 26 Laki-laki 1 bulan
19 Saiful 46 Laki-laki 1 bulan
20 Yazid 29 Laki-laki 1 bulan
21 Inaq Faiza 35 Laki-laki 3 bulan
22 Hadri 33 Laki-laki 2 bulan
23 Hardi Winata 26 Laki-laki 2 bulan
24 Hendra Hakim 36 Laki-laki 2 bulan
25 Jahanudi 27 Laki-laki 7 bulan
69
Umur
No Nama Jenis Kelamin Lama Kerja
(Tahun)
26 Ferdinan Nugroho 35 Laki-laki 2 bulan
27 Durhayandi 39 Laki-laki 5 bulan
28 Adi Putra 26 Laki-laki 6 bulan
29 Adenan 22 Laki-laki 7 bulan
30 Mustar 29 Laki-laki 1 bulan
31 Sofianto 20 Laki-laki 6 bulan
32 Made Sunarta 32 Laki-laki 3 bulan
33 Mahyudin 39 Laki-laki 2 bulan
34 Sapari 35 Laki-laki 3 bulan
35 Ohmat 33 Laki-laki 1 bulan
36 Zainil Arifin 28 Laki-laki 2 bulan
37 Alek 25 Laki-laki 2 bulan
38 Kahfi 20 Laki-laki 6 bulan
39 Andra 36 Laki-laki 6 bulan
40 Pete 55 Laki-laki 5 bulan
41 Jamil 50 Laki-laki 4 bulan
42 Made Widiriawan 27 Laki-laki 2 bulan
43 Toni Hendra 41 Laki-laki 4 bulan
44 Suerman 27 Laki-laki 7 bulan
45 Joni Anto 25 Laki-laki 10 bulan
46 Kliwon 29 Laki-laki 6 bulan
47 Bayu Nugroho 26 Laki-laki 7 bulan
48 Ahmad Murah 27 Laki-laki 7 bulan
49 Agus Budiawan 27 Laki-laki 6 bulan
50 Bahman 36 Laki-laki 3 bulan
51 A. Poli 55 Laki-laki 2 bulan
52 Alfianto 27 Laki-laki 3 bulan
53 Juliawan 30 Laki-laki 2 bulan
54 Herman Helani 35 Laki-laki 1 bulan
55 Agus Panca 29 Laki-laki 4 bulan
70
Umur
No Nama Jenis Kelamin Lama Kerja
(Tahun)
56 Pauzan Hazim 36 Laki-laki 4 bulan
57 Masdar Juadi 35 Laki-laki 4 bulan
58 Rendra Trisna 21 Laki-laki 4 bulan
59 Edi Nugrah 31 Laki-laki 3 bulan
60 Anto 19 Laki-laki 7 bulan
61 Hafizi 40 Laki-laki 11 bulan
62 Ahmeine 34 Laki-laki 5 bulan
71
Lampiran 5
No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total % Kategori
Responden
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80% Baik
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90% Baik
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
4 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60% Cukup
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90% Baik
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
7 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80% Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90% Baik
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80% Baik
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90% Baik
12 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70% Cukup
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90% Baik
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
16 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80% Baik
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
21 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80% Baik
22 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70% Cukup
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100% Baik
24 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80% Baik
25 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 70% Cukup
72
No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total % Kategori
Responden
26 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7 70% Cukup
27 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 40% Kurang
28 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 60% Cukup
29 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 70% Cukup
30 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 20% Kurang
31 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 50% Kurang
32 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5 50% Kurang
33 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 60% Cukup
34 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 50% Kurang
35 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 70% Cukup
36 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 70% Cukup
37 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 6 60% Cukup
38 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 60% Cukup
39 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90% Baik
40 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80% Baik
41 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80% Baik
42 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 30% Kurang
43 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 70% Cukup
44 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4 40% Kurang
45 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 40% Kurang
46 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 6 60% Cukup
47 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 30% Kurang
48 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 70% Cukup
49 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 60% Cukup
50 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 40% Kurang
51 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 60% Cukup
52 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 5 50% Kurang
53 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5 50% Kurang
54 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 30% Kurang
55 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 4 40% Kurang
73
No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total % Kategori
Responden
56 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 60% Cukup
57 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 3 30% Kurang
58 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 6 60% Cukup
59 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 20% Kurang
60 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 20% Kurang
61 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 4 40% Kurang
62 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 30% Kurang
74
Lampiran 6
No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total % Kategori
Responden
1 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
2 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
3 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
4 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
5 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
6 1 1 0 1 1 1 5 83% Ada
7 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
8 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
9 1 0 1 1 1 1 5 83% Ada
10 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
11 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
12 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
13 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
14 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
15 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
16 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
17 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
18 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
19 1 0 1 1 1 1 5 83% Ada
20 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
21 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
22 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
23 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
75
No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total % Kategori
Responden
24 1 1 0 0 0 0 2 33% Tidak ada
25 1 1 0 1 0 0 3 50% Ada
26 0 0 0 1 1 1 3 50% Ada
27 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
28 0 1 0 1 0 0 2 33% Tidak ada
29 1 1 0 0 1 1 4 67% Ada
30 0 0 0 0 1 0 1 17% Tidak ada
31 1 1 0 1 0 0 3 50% Ada
32 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
33 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
34 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
35 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
36 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
37 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
38 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
39 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
40 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
41 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
42 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
43 0 0 1 0 1 1 3 50% Ada
44 1 0 0 0 1 1 3 50% Ada
45 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
46 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
47 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
48 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
49 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
50 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
76
No
P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total % Kategori
Responden
51 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
52 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
53 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
54 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
55 0 0 0 0 0 0 0 0% Tidak ada
56 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
57 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
58 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
59 0 0 0 0 1 1 2 33% Tidak ada
60 1 1 1 0 1 1 5 83% Ada
61 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
62 1 1 1 1 1 1 6 100% Ada
77
Lampiran 7
No
Helm Rompi Safety Shoes Total Kategori
Responden
1 1 1 0 2 Tidak Patuh
2 0 1 1 2 Tidak Patuh
3 1 1 1 3 Patuh
4 1 1 0 2 Tidak Patuh
5 0 1 0 1 Tidak Patuh
6 1 0 0 2 Tidak Patuh
7 1 1 0 2 Tidak Patuh
8 1 1 1 3 Patuh
9 1 1 1 3 Patuh
10 1 1 1 3 Patuh
11 1 1 1 3 Patuh
12 1 1 1 3 Patuh
13 1 1 1 3 Patuh
14 1 1 1 3 Patuh
15 1 1 1 3 Patuh
16 1 1 1 3 Patuh
17 1 1 1 3 Patuh
18 1 1 1 3 Patuh
19 1 1 1 3 Patuh
20 1 1 1 3 Patuh
21 1 1 1 3 Patuh
22 1 1 1 3 Patuh
23 1 1 1 3 Patuh
78
No
Helm Rompi Safety Shoes Total Kategori
Responden
24 1 1 1 3 Patuh
25 1 1 1 3 Patuh
26 1 1 1 3 Patuh
27 1 1 0 2 Tidak Patuh
28 1 1 1 3 Patuh
29 1 1 1 3 Patuh
30 1 0 0 1 Tidak Patuh
31 1 0 0 1 Tidak Patuh
32 0 1 0 1 Tidak Patuh
33 1 1 1 3 Patuh
34 1 1 0 2 Tidak Patuh
35 1 1 1 3 Patuh
36 1 0 1 2 Tidak Patuh
37 1 1 0 2 Tidak Patuh
38 1 1 0 2 Tidak Patuh
39 1 1 1 3 Patuh
40 1 1 1 3 Patuh
41 1 1 1 3 Patuh
42 1 1 0 2 Tidak Patuh
43 1 1 0 2 Tidak Patuh
44 1 1 1 3 Patuh
45 1 1 1 3 Patuh
46 0 1 0 1 Tidak Patuh
47 1 0 1 2 Tidak Patuh
48 1 1 1 3 Patuh
49 1 1 1 3 Patuh
50 1 0 0 1 Tidak Patuh
79
No
Helm Rompi Safety Shoes Total Kategori
Responden
51 1 0 0 1 Tidak Patuh
52 1 1 1 3 Patuh
53 1 1 1 3 Patuh
54 1 0 0 1 Tidak Patuh
55 1 1 0 2 Tidak Patuh
56 1 1 0 2 Tidak Patuh
57 1 1 0 2 Tidak Patuh
58 0 1 0 1 Tidak Patuh
59 1 0 1 2 Tidak Patuh
60 1 1 1 3 Patuh
61 1 1 1 3 Patuh
62 1 0 1 2 Tidak Patuh
80
Lampiran 8
Lampiran 9
IJIN PENELITIAN
84
85
86
Lampiran 10
DOKUMENTASI
Kami selaku Dosen Pembimbing Pertama dan Pembimbing Kedua Skripsi atas :
Demikian ijin ini kami berikan untuk dapatkan persetujuan Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Pendidikan Mandalika
(UNDIKMA)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat FIKKM UNDIKMA
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat
(FIKKM)
Universitas Pendidikan Mandalika
Di
Mataram
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat FIKMM Universitas Pendidikan Madalika :
Mohon ijin untuk melaksanakan ujian skripsi yang akan dilaksanakan pada :
Demikian surat permohonan ini saya ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaannya
disampaikan terimakasih.
Hormat saya,
Yang bertanda tangan di bawah ini Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan
Kesehatan Masyarakat Universitas Pendidikan Mandalika, dengan ini memberikan
ijin kepada :
Ir. Subagio, M. Sc
NIK. 065051090
91