MINI PROJECT
Disusun oleh :
Pendamping :
ACEH TENGAH
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Mini Project yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Kehamilan Risiko Tinggi Di Puskesmas Lut Tawar Kabupaten Aceh
Tengah”. Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penyusunan laporan kasus ini merupakan salah satu tugas dalam menjalani
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI). Penulis menyadari bahwa
penyusunan tugas Mini Project ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan dan
bimbingan serta dukungan dari dokter pendamping. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr. Linda Yanthy, M.K.M yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas Mini project ini.
Penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan tugas mini
project ini, namun penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan.Segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan
tulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak khususnya di bidang kedokteran serta dapat memberikan
sumbangan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Kehamilan Risiko Tinggi..........................................................................6
2.1.1. Definisi...............................................................................................6
2.1.2. Epidemiologi......................................................................................6
2.1.3. Faktor Risiko......................................................................................6
2.1.4. Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi....................................................11
2.1.5. Tatalaksana Kehamilan Risiko Tinggi.............................................13
2.2 Pengetahuan.............................................................................................13
2.2.1. Definisi.............................................................................................13
2.2.2. Tingkat Pengetahuan........................................................................14
2.2.3. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan...................15
2.2.4. Pengukuran Pengetahuan.................................................................16
2.3 Kerangka Teori........................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................18
3.1. Desain Penelitian.....................................................................................18
3.2. Populasi dan Sampel...............................................................................18
3.3. Instrumen Penelitian................................................................................18
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.........................................18
3.5. Teknik Pengumpulan Data......................................................................20
3.6. Cara Analisa Data....................................................................................20
3
3.6.1. Analisis Univariat............................................................................20
3.6.2. Analisis Bivariat...............................................................................20
3.7. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................21
4.1. Hasil Penelitian........................................................................................21
4.2.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di
Puskesmas Lut Tawar.....................................................................................21
4.2.2. Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu Hamil di Puskesmas Lut Tawar
22
4.2.3. Hubungan Umur dengan Pengetahuan Tentang Kehamilan Risiko
Tinggi 22
4.2.4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Tentang
Kehamilan Risiko Tinggi................................................................................23
4.2.5. Hubungan Gravida dengan Pengetahuan tentang Kehamilan Risiko
Tinggi 24
4.2. Pembahasan.............................................................................................25
4.2.1. Hubungan Umur dengan Pengetahuan Ibu tentang Kehamilan Risiko
Tinggi 25
4.2.2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Kehamilan Risiko Tinggi...................................................................26
4.2.3. Hubungan Gravida dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Kehamilan Risiko Tinggi................................................................................27
4.3. Keterbatasan Penelitian...........................................................................27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................29
5.1. Kesimpulan..............................................................................................29
5.2. Saran........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
LAMPIRAN...........................................................................................................34
4
DAFTAR TABEL
halaman
5
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur dan sperma
yang berkembang menjadi fetus yang aterm selama 40-42 minggu.(1) Kehamilan
biasanya terjadi pada wanita usia reproduktif yaitu usia 15-45 tahun ditandai
dengan menstruasi dimana telah dihasilkan sel telur matang dan berpotensi terjadi
kehamilan bila dibuahi. Wanita pada periode ini disebut Wanita Usia Subur
(WUS) dimana secara fisik keadaan organ reproduksi telah matang secara
fisiologis. Keadaan fisiologis organ reproduksi juga berhubungan dengan
terjadinya kehamilan yang berisiko.(2)
Kehamilan dengan risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menimbulkan
dampak pada ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan bahkan meninggal sebelum
kelahiran terjadi. Aspek pemicu risiko kehamilan harus segera ditangani karena
dapat mengancam keselamatan ibu, bahkan dapat terjadi kematian pada ibu dan
bayi. Penyebab terjadinya risiko tinggi pada kehamilan umumnya terjadi pada
kelompok umur <20 tahun dan umur >35 tahun, dengan tinggi badan kurang dari
145 cm, berat badan tidak lebih dari 45 kg, jarak kehamilan sekarang dengan anak
sebelumnya kurang dari 2 tahun, dan ibu dengan jumlah anak lebih dari 4. Selain
itu pada primi muda, primi tua, anak terkecil < 2 tahun, kehamilan ganda,
kehamilan hidramnion dan ibu yang pernah operasi lebih berisiko 2,8 kali (dapat
dikatakan hampir 3 kali lipat) dapat mengalami komplikasi kehamilan dibanding
pada wanita hamil dengan tanpa adanya faktor risiko.(3) Kematian ibu menurut
WHO adalah kematian yang terjadi saat kehamilan, persalinan, atau dalam 42 hari
setelah persalinan (nifas) dengan penyebab yang berhubungan langsung maupun
tidak langsung dari kehamilan atau persalinannya.(4)
Angka kematian ibu dan perinatal merupakan indikator untuk menilai
keberhasilan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga berencana di suatu negara.
(5)Tingkat mortalitas atau kesakitan yang dinunakan untuk mengukur derajat
kesehatan masyarakat antara lain angka kematian ibu, angka kematian neonatus,
angka kematian bayi dan angka kematian balita.(6) Data yang dirilis oleh World
1
Health Organization (WHO) bahwa setiap tahun di dunia diperkirakan terdapat
385.000 kematian ibu dan 99% diantaranya kematian tersebut ada di Negara
berkembang, dan sebanyak 67% berasal dari beberapa negara termasuk Indonesia.
(3) Penyebab utama dari kematian ibu antara lain perdarahan, hipertensi, infeksi,
dan penyakit penyerta lainnya yang diderita ibu sebelum masa kehamilan. Risiko
kematian ibu di negara berkembang 23 kali lebih besar dibandingkan dengan
negara maju sehubungan dengan kehamilan dan persalinan. Amerika Serikat yaitu
9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka
kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000
kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per
100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per
100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data tersebut, AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan
negara ASEAN lainnya.(7) Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih
terbilang tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara tertangga. Menurut
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2020. AKI di
Indonesia adalah 16 kematian per 100.000 kelahiran hidup (KH). Angka tersebut
belum sesuai dengan target MDGs yaitu 91,45/100.000 KH. Sedangkan jumlah
kematian ibu sampai bulan Agustus 2020 adalah 27 kematian ibu (227,22/100.000
KH).(8) Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatus (AKN)
juga merupakan salah satu indikator derajat kesehatan dalam Sustainable
Development Goals (SDGs) 2030 dan Rencana Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024. Berdasarkan SDGs semua negara diharapkan dapat
menekan kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran, mengakhiri
kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan balita, dimana setiap negara
menargetkan untuk menurangi kematian neonatal setidaknya menjadi kurang dari
12 per 1000 ketahitan dan kematian balita menjadi serendah 25 per 1000
kelahiran.(9)
Angka kehamilan risiko tinggi di wilayah pulau Jawa, maka presentase
kehamilan risiko tinggi tertinggi ada di provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat
(sebanyak 33,0%), kemudianJawa Tengah (sebanyak 31,0%). Menurut data Profil
Kesehatan Provinsi Jawa tengah (2016) memperlihatkan bahwa ibu yang hamil
2
risiko tinggi sebanyak 79,3%.(3)Angka kematian Ibu di Provinsi Aceh pada tahun
2019 sebanyak 172 per 100.000 kelahiran hidup.(10) Angka kematian ibu di
Kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2020 sebanyak 5 per 1000 kelahiran hidup.
(11) Jumlah Kematian ibu di Puskesmas Lut Tawar pada tahun 2020 sebanyak 1
orang dengan etiologi sepsis dan multi organ failure, pada tahun 2021 sebanyak 2
orang dengan etiologi rupture uteri dan post partum hemorrhage. Angka kematian
Neonatal pada tahun 2020 di Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 16,3 per 1000
kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi pada tahun 2020 sebanyak 20,9 per 1000
kelahiran hidup. Jumlah Kematian Neonatus di Puskesmas Lut Tawar pada tahun
2020 sebanyak 8 orang, pada tahun 2021 sebanyak 4 orang. Jumlah kematian bayi
di Puskesmas Lut Tawar pada tahun 2020 sebanyak 9 orang, pada tahun 2021
sebanyak 7 orang.
Komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan dan riwayat penyakit dapat
menyebabkan maternal mortality. Karena hal itu, sangat penting untuk
mengetahui pengetahuan ibu hamil agar ibu dapat melakukan deteksi dini faktor
risiko dan potensi komplikasi kehamilan dan persalinan agar dapat melakukan
pencegahan secara optimal. Beberapa faktor seperti usia ibu hamil, tingkat
pendidikan, sosio ekonomi dan riwayat penyakit memiliki hubungan yang sangat
bermakna dengan kejadian preeclampsia berat. Pada penelitian sebelumnya,
menekankan faktor-faktor diatas berhubungan dengan kejadian ibu hamil risiko
tinggi untuk dilakukan deteksi dini kehamilan risiko tinggi di daerah pedesaan
terutama di Negara berkembang.(12) adapun dampak yang dapat ditimbulkan
akibat ibu hamil dengan risiko tinggi dapat berdampak antara lain keguguran,
partus macet, perdarahan antepartum, Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
keracunan kehamilan, premature, dan bayi berat lahir rendah.(13)
Penyebab kematian ibu secara tidak langsung dikarenakan keterlambatan
maupun kesalahan sewaktu pertolongan persalinan. Belum memadainya
pengawasan antenatal juga menyebabkan terjadinya penyulit dan kehamilan risiko
tinggi ataupun komplikasi kehamilan. Masih banyaknya ibu dengan 4 T (terlalu
tua, terlalu muda, terlalu dekat dan terlalu banyak).(14)
Disamping itu, kehamilan dengan risiko juga berkontribusi terhadap
kematian neonatal dan stunting. Masalah balita pendek menggambarkan adanya
3
masalah gizi kronis yang dipengaruhi oleh kondisi ibu/calon ibu, masa janin, dan
masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita serta
masalah lainnya yang secara tidak langsung memengaruhi kesehatan. Efek jangka
pendeknya dapat menyebabkan perkembangan otak terganggu, pertumbuhan masa
tubuh dan komposisi badan terhambat, serta gangguan metabolism glukosa, lipid,
protein dan hormone. Efek jangka panjang dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, kekebalan tubuh, kapasitas kerja, dan
terjadinya penyakit, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes,
kanker, dan disabilitas lansia.(15) Penyebab kematian neonatal sebenarnya
sebagian besar dapat dicegah melalui pemeliharaan kesehatan ibu dengan seksama
selama masa kehamilan terutama ibu hamil dengan risiko. Apabila seorang ibu
hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang risiko tinggi kehamilan maka
kemungkinan besar ibu akan lebih bijak dalam menentukan sikap untuk
mencegah, menghindari atau mengatasi masalah risiko kehamilan tersebut. Ibu
juga akan memiliki kesadaran lebih untuk melakukan kunjungan antenatal,
sehingga risiko pada kehamilan tersebut dapat dideteksi dini dan ditangani secara
tepat oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga dimaksudkan untuk membantu
menurunkan AKI yang masih tinggi di Indonesia.(4,16)
Oleh karena itu diperlukan usaha pencegahan untuk mengurangi tingginya
angka kematian ibu. Perlunya melakukan deteksi faktor-faktor yang menyebabkan
tingginya kehamilan risiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar. agar
dapat dilakukan deteksi faktor yang paling berpengaruh pada kehamilan risiko
tinggi untuk upaya dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang kehamilannya.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja faktor yang paling berhubungan dengan Pengetahuan ibu hamil
tentang Kehamilan Berisiko Tinggi di Puskesmas Lut Tawar?
1.3 Tujuan Penelitian
4
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Pukesmas Lut Tawar
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui faktor yang paling
berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan berisiko tinggi
untuk membuat program peningkatan pengetahuan terkait kehamilan risiko tinggi
agar meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu.
b. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan risiko tinggi agar
dapat melakukan pencegahan kehamilan berisiko tinggi.
c. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk membantu Puskesmas Lut Tawar dalam memberikan
gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan ibu
hamil tentang Kehamilan berisiko tinggi, serta untuk melengkapi Mini Project
Program Internship Dokter Indonesia (PIDI).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan Risiko Tinggi
2.1.1. Definisi
2.1.2. Epidemiologi
World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih
dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Prioritas penyebab
langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), kehamilan risiko tinggi (24%),
infeksi (11%), abortus (5%) dan partus lama (5%). Pendarahan menempati
persentase tertinggi penyebab kematian ibu, anemia dan kekurangan energi kronis
(KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi.
Di Indonesia (2015) kelompok kehamilan risiko tinggi sekitar 34%. Kategori
dengan risiko tinggi mencapai 22,4%, dengan rincian umur ibu 34 tahun 3 sebesar
3,8%, jarak kelahiran < 24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang terlalu
banyak (>3 orang) sebesar 9,4%.(19) Angka kematian Ibu di Provinsi Aceh pada
tahun 2019 sebanyak 172 per 100.000 kelahiran hidup.(10)
2.1.3. Faktor Risiko
6
a. Kelompok I
Ada Potensi Gawat Obstetrik (APGO) ada 10 faktor risiko, yaitu :
1. Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur <20 tahun, rahim dan panggul belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Kehamilan pada usia remaja
mempunyai risiko medis yang cukup tinggi karena pada masa ini alat
reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya. Alasan
mengapa kehamilan remaja dapat menimbulkan risiko antara lain rahim
remaja belum siap untuk mendukung kehamilan. Rahim baru siap
melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karena pada usia ini fungsi
hormonal melewati masa kerjanya yang maksimal.(17)
2. Primi tua
Primi tua adalah wanita yang mencapai usia 35 tahun atau lebih pada saat
hamil pertama. Ibu dengan usia ini mudah terjadi penyakit pada organ kandungan
yang menua, jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu
hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan.(17)
3. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun.
Kesehatan fisik dan Rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu
masih menyusui. Anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya.(20)
4. Primi tua sekunder
Ibu hamil dengan persalinan terakhir >10 tahun yang lalu. Ibu dalam
kehamilan dan persalinan ini seolah – olah menghadapi persalinan yang pertama
lagi. Bahaya yang dapat terjadi yaitu persalinan dapat berjalan tidak lancar dan
perdarahan pasca persalinan.(21)
5. Grande multi
Ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau lebih, karena ibu sering
melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan seperti Kesehatan
terganggu, kekendoran pada dinding rahim. Bahaya yang dapat terjadi yaitu
kelainan letak, persalinan letak lintang, robekan rahim pada kelainan letak lintang,
persalinan lama dan perdarahan pasca persalinan. Grande multi para juga dapat
menyebabkan solusio plasenta dan plasenta previa.(20)
7
6. Umur 35 tahun atau lebih
Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi
perubahan pada jaringan alat – alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.
Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya
yang dapat terjadi tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia, ketuban pecah dini,
persalinan tidak lancer atau macet, perdarahan setelah bayi lahir.(20)
7. Tinggi badan 145 cm atau kurang
Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini yaitu:
- Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul
ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada
dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, panggul ibu sebagai jalan lahir
ternyata sempit dengan janin atau ekpala tidak besar dan kedua panggul
ukuran normal tetapi ankanya besar atau kepala besar.
- Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati
dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
- Ibu hamil dengan kehamilan sebelumnya belum pernah melahirkan cukup
bulan, dan berat badan lahir rendah <2500 gram. Bahaya yang dapat
terjadi yaitu persalinan berjalan tidak lancar dan bayi sukar lahir.(22)
8. Riwayat Obstetri Buruk (ROB)
Riwayat Obstetrik Buruk dapat terjadi pada:
- Ibu hamil dengan kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama
mengalami keguguran, lahir belum cukup bulan, lahir mati, lahir hidup
lalu mati umur <7 hari.
- Kehamilan ketiga atau lebih, kehmailan yang lalau pernah mengalami
keguguran >2 kali
- Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam
kandungan.(21)
9. Persalinan yang lalu dengan tindakan
Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau
pervaginam dengan bantuan alat, seperti:
- Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau
pervaginam (tindakan dengan cunam/forsep/vakum). Bahaya yang dapat
8
terjadi yaitu robekan atau perlukaan jalan lahir dan perdarahan pasca
persalinan.
- Manual Placenta, yaitu tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim
dengan menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan apabila setelah 30
menit uri tidak lahir sendiri dan apabila terjadi perdarahan placenta belum
juga lahir(20)
10. Bekas operasi sesar
Ibu hamil pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu
pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan
Rahim yaitu kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi.(20)
b. Kelompok II
Ada Gawat Obstetrik (AGO) ada 8 faktor risiko. Ada gawat obstetric (AGO)
adalah tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas yang terdiri dari:
1. Penyakit pada ibu hamil
Kehamilan dapat disertai penyakit yang mengakibatkan risiko kehamilan
diantaranya anemia, tuberculosis, malaria, penyakit jantung, HIV/ AIDS,
toxoplasmosis, Preeklamsia ringan(23)
2. Gemelli
Gemelli atau Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Rahim ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan keluhan
– keluhan seperti sesak nafas, edema kedua bibir kemaluan dan tungkai, varises,
dan haemorrhoid. Bahaya yang dapat terjadi yaitu keracunan kehamilan,
hidramnion, anemia, persalinan premature, kelainan letak, persalinan sukar, dan
perdarahan saat persalinan.(20)
3. Polihidramnion
Polihidramnion adalah kehamilan dengan jumlah cairan amnion lebih dari 2
liter, dan biasanya tampak pada trimester III, dapat terjadi perlahan – lahan atau
sangat cepat. Bahaya yang dapat terjadi yaitu keracunan kehamilan, cacat bawaan
pada bayi, kelainan letak, persalinan premature, dan perdarahan pasca persalinan.
(24)
9
Keluhan yang dirasakan yaitu tidak terasa gerakan janin, perut terasa
mengecil, dan payudara mengecil. Pada kehamilan normal gerakan janin dapat
dirasakan pada umur kehamilan 4-5 bulan. Bila Gerakan janin berkurang,
melemah, atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan janin
mungkin terancam. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati dalam
rahim yaitu gangguan pembekuan darah ibu.(20)
5. Hamil postterm
Hamil postterm adalah ibu dengan usia kehamilan >42 minggu dimana
fungsi dari jaringan placenta dan pembuluh darah menurun. Dampaknya dapat
menyebabkan distosia karena kontraksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan
moulding (moulase) kepala kurang sehingga sering dijumpai partus lama
kesalahan letak, insersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan pasca persalinan.(19)
6. Letak sungsang
Letak sungsang adalah kehamilan tua (hamil 8-9bulan), letak janin dalam
rahim dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah. Bahaya yang dapat
terjadi yaitu bayi lahir dengan gawat napas yang berat dan bayi dapat mati.(20)
7. Letak lintang
Kelainan letak janin didalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan),
kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi letak lintang tidak
dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin melintang terhadap
sumbu tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang yaitu pada
persalinan yang tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi robekan rahim.
Akibatnya adalah perdarahan yang mengakibatkan anemia berat, infeksi, ibu syok
dan dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.(20)
c. Kelompok III
Ada Gawat Darurat Obstetrik (AGDO), ada 2 faktor risiko. Ada
gawat darurat obstetric adalah adanya ancaman nyawa pada ibu dan
bayinya
1. Perdarahan Antepartun
Perdarahan dapat terjadi pada plasenta previa dan solusio plasenta.
Biasanya disebabkan karena trauma atau kecelakaan dan tekanan darah tinggi atau
10
pre-eklamsia sehingga terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta yang
menyebabkan adanya penumpukan darah beku dibelakang plasenta.(25)
2. Preeklamsia berat dan Eklamsia
Preeklamsia berat terjadi bila ibu dengan preeklamsia ringan tidak dirawat
dan ditangani dengan benar. Preeklamsia berat dapat mengakibatkan kejang-
kejang atau eklamsia. Bahaya yang dapat terjadi yaitu ibu dapat tidak sadar (koma
sampai meninggal).(26)
2.1.4. Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi
I II III.1 III.2
Uri dorogoh 4
Diberi infus/transfusi 4
11
a.Kurang darah b.Malaria
e.Kencing Manis/Diabetes 4
13 Hamil Kembar 4
14 Hydramnion 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak lintang 8
20 Preeklampsia/Kejang 8
JUMLAH SKOR 2
12
a. Perdarahan sebelum bayi lahir, dimana hal ini akan memberikan dampak
gawat dan darurat pada ibu dan janinnya sehingga membutuhkan rujukan
tepat waktu dan penanganan segera yang adekuat untuk menyelamatkan
dua nyawa.
b. Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, dimana tingkat kegawatannya
meningkat sehingga pertolongan persalinan harus di rumah sakit dengan
ditolong oleh dokter spesialis.(27)
2.1.5. Tatalaksana Kehamilan Risiko Tinggi
2.2 Pengetahuan
2.2.1. Definisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran,
13
penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri. Sebagaian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.(8)
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tenang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap
objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
14
Sintesis merupakan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
2.2.3. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan
1. Usia
Usia berhubungan dengan daya tangkap dan pola fikir seseorang, semakin
bertambahnya usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikir
seseorang. Setelah melewati usia madya (40-60 tahun), daya tangkap dan pola
fikir sesorang akan menurun.
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat menentukan tingkat kemampuan seseorang dalam
memahami dan menyerap pengetahuan yang telah di peroleh. Umumnya,
pendidikan berhubungan dengan suatu proses pembelajaran, semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik Pengetahuannya.
3. Pengalaman
Pengalaman adalah suatub proses dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang telah di peroleh
dalam memecahkan masalah yang di hadapi saat masa lalu dan dapat di gunakan
dalam upaya memperoleh pengetahuan.
4. Informasi
Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media seperti telivisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain, maka hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang.
15
5. Sosial budaya dan ekonomi
Tradisi atau kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat dapat
meningkatkan pengetahuannya selain itu, status ekonomi juga dapat
mempengaruhi pengetahuan dengan trsediannya suatu fasilitas yang di butuhkan
oleh seseorang.
6. Lingkungan
Lingkungan sangat berengaruh dalam proses penyerapan pengetahuan yang
berada dalam suatu lingkungan. Hal ini terjadi karena adanya interaksi yang akan
di respon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
2.2.4. Pengukuran Pengetahuan
a. Pertanyaan subjektif
Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pernyataan esay digunakan
dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga hasil nilai
akan berbeda dari setiap penilai dari waktuke waktu
b. Pertanyaan objektif
Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple choise), betul salah
dan pertanyaan menjodohkan dapat di nilai secara pas oleh penilai.
Pengukuran Pengetahuan dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu sebagai
berikut:(31)
1. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan benar dari
total jawaban pertanyaan.
2. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar dari
total jawaban pertanyaan.
3. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dari total jawaban
pertanyaan.
16
2.3 Kerangka Teori
Umur
Tingkat Pendidikan
Informasi
Ibu Hamil
Sosial Budaya dan Ekonomi
Lingkungan
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Populasi pada penelitian ini alah seluruh ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Lut Tawar. Teknik pengambilan sampel yang digunaka adalah
Kuota Sampling, dengan jumlah 35 sampel ibu hamil.
Adapun kriteria inklusi:
a. Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar
b. Bisa berbahasa Indonesia dengan baik
Adapun kriteria eksklusi:
a. Ibu hamil di luar wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar
b. Tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik
c. Data identitas dan pengisian kuisioner yang tidak lengkap
3.3. Instrumen Penelitian
18
Definisi Operasional:
19
Variabel Kuisioner Angket 1 Nominal
Independen 2
Gravida 3
4
5
20
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
1 Umur
20-35 tahun 28 80
>35 tahun 7 20
2 Tingkat Pendidikan
SMP 1 2,9
SMA 10 28,6
3 Gravida
1 14 40
2 7 20
3 8 22,9
4 5 14,3
5 1 2,9
22
Berdasarkan grafik 4.1 dapat dilihat bahwa kelompok umur dapat diketahui
sebagian besar responden berumur antara 20-35 tahun yaitu sejumlah 28 orang
atau 80%. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan memiliki latar
belakang pendidikan Pendidikan Tinggi yaitu sejumlah 24 orang atau 68,6%,
sedangkan berdasarkan jenis Gravida diketahui bahwa sebagian besar responden
dengan Gravida 1 yaitu sejumlah 14 orang atau 40%
4.2.2. Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu Hamil di Puskesmas Lut Tawar
1 Baik 18 51,4
2 Cukup 15 42,9
3 Kurang 2 5,7
Jumlah 35 100
Berdasarkan grafik 4.2 dapat dilihat bahwa 18 orang atau 51,4% ibu hamil
di Puskesmas Lut Tawar memiliki pengetahuan baik 15 orang atau 42,9%
pengetahuan kurang 2 orang atau 5,7% dengan pengetahuan tentang Kehamilan
Risiko Tinggi.
4.2.3. Hubungan Umur dengan Pengetahuan Tentang Kehamilan Risiko Tinggi
Hubungan umur dengan Pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 3 Hubungan umur ibu hamil dengan Pengetahuan tentang
kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Lut Tawar
n % n % n % N
23
>35 0 0 0 0 7 100 7 0,016
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden dengan umur 20-35
tahun cenderung mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu 15 orang (53,5%)
dari 28 responden, responden dengan umur >35 tahun cenderung mempunyai
Pengetahuan tinggi tentang kehamilan risiko tinggi yaitu 7 orang (100%) dari 7
responden.
Hasil uji statistic yang telah dilakukan didapatkan p value 0,016 yang berarti
p-value <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada
hubungan umur dengan Pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi di wilayah
kerja Puskesmas Lut Tawar.
4.2.4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Tentang Kehamilan
Risiko Tinggi
Hubungan tingkat pendidikan dengan Pengetahuan tentang kehamilan risiko
tinggi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 4 Hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan Pengetahuan tentang
kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Lut Tawar
Pengetahuan P Value
Tingkat
Kurang Cukup Baik Total
Pendidikan
N % n % n % N
SMP 1 100 0 0 0 0 1
SMA 1 10 4 40 5 50 10 0,001
Perguruan 0 0 11 45,8 13 54,2 24
Tinggi
24
Hasil uji statistic yang telah dilakukan didapatkan p value 0,001 yang berarti
p-value <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada
hubungan tingkat pendidikan dengan Pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi
di wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar.
4.2.5. Hubungan Gravida dengan Pengetahuan tentang Kehamilan Risiko Tinggi
N % N % N % N
25
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hubungan Umur dengan Pengetahuan Ibu tentang Kehamilan Risiko
Tinggi
Umur ibu pada saat hamil mempengaruhi kondisi kehamilan ibu, karena
selain berhubungan dengan kematangan organ reproduksi juga berhubungan
dengan kondisi psikologis terutama kesiapan dalam menerima kehamilan.(32)
Usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20 - 35 tahun.
Risiko akan meningkat pada usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun. Wanita
hamil pada usia muda akan memiliki beberapa risiko diantaranya keguguran,
persalinan prematur, BBLR, kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi, anemia pada
kehamilan,keracunan kehamilan (gestosis) dan kematian.(33)
Berdasarkan penelitian Intan di Sleman pada tahun 2017 Umur 20-35 tahun
merupakan usia yang reproduktif sehat dan pada umur tersebut ibu hamil sudah
memiliki pola pikir yang baik. Daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi
oleh umur. Penelitian Eniyati dkk pada tahun 2017 di sleman menunjukkan bahwa
perilaku positif ibu terhadap risiko 4 terlalu dilihat berdasarkan karakteristik umur
paling banyak pada usia 20-35 tahun 74,4%.(34) Ibu hamil dalam kelompok umur
ini juga rutin mengikuti kelas ibu hamil dan lebih aktif mencari informasi tentang
kehamilan dari berbagai sumber.(35) Penelitian Pontoh tahun 2019 juga
menyebutkan umur 20 -35 tahun termasuk usia reproduktif sehat baik dari segi
fisik maupun segi psikologis dan dijumpai adanya kematangan dalam berfikir dan
mengambil keputusan. Hal ini disebabkan karena adanya kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan- perubahan dan problema kehidupan(36)
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikir yang dimiliki, sehingga pengetahuan yang didapat semakin membaik.(35)
26
4.2.2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Kehamilan Risiko Tinggi
Perempuan yang lulus sekolah menengah atau bahkan lebih tinggi enam kali
lebih mampu untuk mendeteksi tanda bahaya kehamilan. Oleh karena itu,
pendidikan di perlukan untuk memproleh informasi dengan lebih baik untuk
meningkatkan kualitas hidup. Banyak penelitian yang dilakukan menemukan
bahwa wanita dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki hasil
kehamilan yang lebih baik dibandingkan dengan wanita yang tidak berpendidikan,
juga dapat mengurangi komplikasi kehamilan dan persalinan. Orang dengan
pendidikan tinggi juga akan memudahkan petugas kesehatan untuk memberikan
informasi dengan demikian semakin tinggi peluang mereka untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut tentang kehamilan risiko tinggi. Apabila terjadi komplikasi
selama kehamilan, tingkat pendidikan ibu juga akan mempengaruhi pengambilan
keputusan.(37)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Corneles dkk tentang
hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
risiko tinggi pada tahun 2015 di kota lembah bitung, distribusi pendidikan
responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki pendidikan rendah
sebanyak 72% hal ini menyebabkan Pengetahuan responden masih kurang.
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi Pengetahuan responden oleh karena
kemampuan seseorang dalam menerima dan mehami ditentukan oleh tingkat
pendidikan yang dimiliki. Penerimaan dan pemahan terhadap informasi yang di
terima seseorang yang berpendidikan tinggi lebih baik dibandingkan dengan
seseorang yang berpendidikan rendah. Berdasarkan hasil uji x2 maka hipotesis
dalam penelitian ini di terima atau terdapat hubungan Pengetahuan dengan
pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Papusungan.
(38)
27
4.2.3. Hubungan Gravida dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan
Risiko Tinggi
28
1. Keterbatasan waktu pengambilan data disebabkan padatnya jadwal kegiatan
dan harus di sesuaikan dengan pengisian kuisioner secara terpimpin.
2. Jumlah responden yang hanya 35 orang dan masih kurang untuk
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
3. Metode pengambilan sampel yang tidak merata menurut populasi
menyebabkan tidak memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan
penelitian.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar rata-rata berusia 20-35
tahun
2. Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar umumnya dengan latar
belakang pendidikan tinggi
3. Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar umumnya Nulipara
4. Pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lut Tawar cukup baik
5. Terdapat hubungan antara umur dan tingkat pendidikan dengan Pengetahuan
tentang kehamilan risiko tinggi
6. Tidak terdapat hubungan antara gravida dengan Pengetahuan tentang
kehamilan risiko tinggi
5.2. Saran
1. Bagi pihak Puskesmas Lut Tawar agar dapat melakukan upaya peningkatan
pengetahuan ibu hamil dan agar dapat menurunkan AKI, AKB dan AKN.
2. Bagi klinisi untuk dapat melakukan deteksi dan tatalaksana ibu hamil
dengan risiko tinggi
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian terkait Faktor-
faktor yang berhubungan dengan kehamilan risiko tinggi agar dapat meneliti
faktor lain yang dapat berpengaruh dengan sample yang lebih merata
berdasarkan populasi.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Rakhmadian K. Knowledge and Attitude about Woman in Childbearing
Age at Primary Health Care of Muara Fajar about High Risk Pregnancy to
Before and After the Counseling. Fak Kedokt Univ Riau.
2018;(1):https://news.ge/anakliis-porti-aris-qveynis-momava.
31
11. Kesehatan D. Profil Kesehatan Aceh Tengah. Takengon; 2020.
15. Alifariki LO. Analisis Risiko Kejadian Stunting Ditinjau Dari Aspek. JKSI.
2022;7(1):70–5.
18. Rangkuti NA, Harahap MA. Hubungan Pengetahuan dan Usia Ibu Hamil
dengan Kehamilan Risiko Tinggi di Puskesmas Labuhan Rasoki. Educ
Dev. 2020;8(4):513–7.
19. Syahda S. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Risiko
Tinggi dalam Kehamilan Dengan Kejadian Risiko Tinggi Dalam
Kehamilan Dengan Kejadian Risiko Tinggi Dalam Kehamilan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kampar. J Doppler Univ Pahlawan Tuanku Tambusai.
2018;2(2):57-58 (1-6).
20. Cunningham FG. Obstetri William. 23rd ed. Yoavita, Salim N, Setia R,
Nalurita, Erman Muliawan, Rifky, et al., editors. Jakarta: EGC; 2012. 1–
738 p.
32
file=digital/2016-11/20439558-S-Pdf-Sri Budi Utami.pdf
22. Sungkar A, Surya R. Antenatal Care for High Risk Pregnancy. Cermin
Dunia Kedokt. 2020;47(10):731.
23. Surya I, Mulyana RS, Pangkahila ES. Infection in Pregnancy. Obstet Fam
Med. 2020;(Cmv):113–25.
27. Zannah AN. Pendekatan Risiko Kehamilan Kartu Skor Poedji Rochjati
(KSPR) Dengan Pola Rujukan Di RSD Dr. Soebandi Jember. J Kesehat dr
SOEBANDI. 2015;2(1):99–105.
30. Astutik. Data dan Riset Kesehatan Daerah Dasar. Rikesdas; 2013.
33. Moeloek HA, Lampung P, Sukma DR, Dewi R, Sari P, Kedokteran F, et al.
Pengaruh Faktor Usia Ibu Hamil Terhadap Jenis Persalinan Effect of
33
Maternal Age on the Type of Labor in RSUD DR . H Abdul Moeloek
Lampung Province. 2020;9:7–11.
35. Intan WN. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kelas Ibu Hamil di
Puskesmas Mlati 2 Sleman Yogyakarta. 2017;
41. Budiart V, Putri R, Amelia CR. Hubungan Karakteristik Ibu dan Dukungan
Suami dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan. J Issues Midewifery. 2018;1–19.
34
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
PETUNJUK PENGISIAN
Mohon dijawab pada kolom yang tersedia dengan cara memberi
tanda (√) pada kotak jawaban yang anda pilih
A. Data Umum
Inisial :
Umur :
1. Pendidikan terakhir
□ Tidak sekolah
□ SD
□ SMP
□ SMA/MA
□ Akademi/ Perguruan Tinggi
2. Gravida
35
B. Pengetahuan Kehamilan Risiko Tinggi
Petunjuk : berikal tanda (√) pada kolom B jika pernyataan ini menurut
anda benar, dan pada huruf S jika menurut ibu salah
Pilihan
No Pernyataan Skor
B S
1 Kehamilan berisiko adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan meningkatnya
kesakitan dan kematian ibu dan atau janin.
2 Risiko tinggi kehamilan adalah suatu
kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu
atau bayi dapat terancam.
3 Usia 20 sampai 35 tahun adalah usia yang
tepat dan aman bagi ibu untuk hamil.
4 Usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun adalah usia yang termasuk dalam
faktor risiko kehamilan.
5 Ibu hamil pertama kali dengan usia 35 tahun
akan mengalami kesulitan waktu
melahirkan.
6 Kujungan ibu hamil adalah kontak langsung
antara ibu hamil dengan tenaga kesehatan
untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan.
7 Ibu yang menderita kurang darah (Anemia)
dapat melahirkan bayi prematur.
8 Jarak kehamilan yang baik adalah 2-4 tahun.
9 Jumlah anak kurang dari 4 termasuk risiko
tinggi kehamilan.
10 Jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun
dapat membahayakan kehamilan.
11 Pendarahan dari jalan lahir saat hamil,dalam
jumlah yang sedikit tidak berbahaya bagi ibu
dan janin dikandungannya.
12 Bahaya yang dapat terjadi pada bayi akibat
ibu hamil dengan risiko tinggi adalah
keguguran.
13 Ibu yang mempunyai riwayat keguguran 3
kali atau lebih berturut-turut pada kehamilan
yang lalu termasuk faktor risiko tinggi
kehamilan.
36
14 Kelainan letak janin dalam kandungan
(sungsang/lintang) dapat menimbulkan
kesulitan dalam persalinan.
15 Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan
sebaiknya sebulan sekali.
16 Ibu melakukan pemeriksaan kehamila hanya
bila ada keluhan.
17 Ibu dengan pendarahan saat hamil muda
baik sedikit maupun banyak merupakan
tanda-tanda risiko tinggi kehamilan.
18 Kehamilan risiko tinggi tidak
membahayakan ibu dan janin.
19 Ibu dengan letak janin sungsangatau lintang
tidak menimbulkan kesulitan dalam
persalinan.
20 Ibu dengan riwayat keguguran tiga kaliatau
lebih berturut-turutpada kehamilan tidak
termasuk faktor risiko tinggi kehamilan.
21 Tinggi badan kurang dari 145 cm dapat
mengakibatkan kesulitan bersalin secara
normal.
22 Bengkak pada kaki, tangan dan wajah tidak
termasuk tanda bahaya kehamilan.
23 Tekanan darah tinggi selama kehamilan
dapat menyebabkan kematian ibu dan atau
janin.
24 Usia kehamilan yang lebih dari 42 minggu
tidak termasuk kehamilan berisiko tinggi.
25 Berat badan ibu kurang dari 45 Kg pada
trimester II dapat membahayakan janin
dalam kandungan.
37
Lampiran 2 Hasil Uji Statistik
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Gravida
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
38
Crosstab
Count
Pengetahuan
Usia 20 - 35 2 15 11 28
> 35 0 0 7 7
Total 2 15 18 35
Chi-Square Tests
Crosstab
Count
Pengetahuan
Pendidikan SMP 1 0 0 1
SMA 1 4 5 10
Perguruan Tinggi 0 11 13 24
Total 2 15 18 35
Chi-Square Tests
39
Crosstab
Count
Pengetahuan
Gravida 1.00 1 5 8 14
2.00 1 4 2 7
3.00 0 3 5 8
4.00 0 3 2 5
5.00 0 0 1 1
Total 2 15 18 35
Chi-Square Tests
40
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
41
42