Disusun Oleh:
ANI FAJRIANI
A.12.17.0005
ANI FAJRIANI
KAJIAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI BERDASARKAN
FAKTOR ASUPAN GIZI DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
ABSTRAK
i
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan proposal ini. Akhirnya penulis berharap ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Studi Literatur .................................................................... 4
1. Tujuan umum ............................................................................ 4
2. Tujuan khusus .......................................................................... 4
D. Manfaat Studi Literatur.................................................................. 4
1. Manfaat teoritis ......................................................................... 4
2. Manfaat praktis ......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................... 5
A. Anemia ......................................................................................... 5
1. Pengertian Anemia ................................................................... 5
2. Klasifikasi Anemia ..................................................................... 5
3. Penyebab Anemia..................................................................... 6
4. Gejala Anemia .......................................................................... 7
5. Dampak Anemia ....................................................................... 7
6. Pencegahan Anemia ................................................................. 7
7. Cara Penanggulangan Anemia ................................................. 8
B. Remaja ......................................................................................... 9
1. Pengertian Remaja ................................................................... 9
2. Tahap Perkembangan............................................................... 9
3. Masalah Gizi Pada Remaja ....................................................... 9
C. Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia
pada remaja putri ........................................................................ 9
1. Asupan Zat Gizi ........................................................................ 9
2. Status Gizi (IMT) ....................................................................... 11
iii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 12
A. Studi Literatur ............................................................................. 12
B. Pengumpulan Data ..................................................................... 12
C. Analisa Data ............................................................................... 13
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ...................................................... 15
A. Analisa Berbagai Literatur ........................................................... 17
B. Pembahasan Jurnal .................................................................... 20
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 29
A. Simpulan..................................................................................... 29
B. Saran .......................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 30
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Parameter kadar hemoglobin normal ............................................ 5
Tabel 2.2 Kategori ambang batas IMT menurut ............................................ 12
Tabel 2.3 Kategori dan ambang batas IMT/U ................................................ 13
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi
Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komposisi jumlah penduduk terbesar di dunia adalah remaja. Anemia
pada remaja merupakan masalah yang sering dijumpai di seluruh dunia,
disamping sebagai masalah utama kesehatan masyarakat (Sudoyo, 2006
dalam kirana, 2011). Perubahan fisik dan psikis yang sangat terlihat pada
remaja dalam melalui tahapan masa pubertas yang secara alami akan dilalui
oleh setiap individu akan berpengaruh terhadap status gizi dan status
kesehatan remaja, sehingga apabila tidak tertangani dengan baik maka
dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan gizi yang dapat menimbulkan
anemia pada remaja (Badriah, 2011 dalam Dwi, 2017).
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dalam berbagai hal,
baik fisik, mental, sosial maupun emosional (World Health Organization,
2011). Remaja masih dalam proses mencari identitas diri sehingga seringkali
mudah tergiur oleh modernisasi dan teknologi. Hal ini disebabkan karena
adanya pengaruh informasi dan komunikasi. Pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada masa remaja menyebabkan terjadinya
banyak perubahan dalam kehidupan remaja, termasuk ragam gaya hidup
dan perilaku konsumsi remaja (Sarwono, 2011). Menurut Sediaoetama
(2010) remaja merupakan salah satu kelompok rentan gizi. Oleh sebab itu,
zat gizi yang dibutuhkan remaja harus terpenuhi baik dari segi kualitasnya
maupun kuantitasnya. Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan
atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi. Salah satu masalah gizi
yang sering dialami pada masa remaja adalah anemia (WHO, 2013).
WHO (World Health Organization) mendefinisikan bahwa anemia
merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dL
pada perempuan yang berusia diatas 15 tahun dan tidak hamil. Anemia
merupakan masalah gizi yang banyak terjadi pada remaja, khususnya
remaja putri. Anemia merupakan kelanjutan dampak dari kekurangan zat gizi
makro dan mikro (Badriah, 2011). Anemia defisiensi besi merupakan
masalah gizi yang lazim di dunia, dan diderita oleh remaja putri lebih dari
600 juta manusia. Menurut WHO, prevalensi anemia di dunia berkisar 40-
1
2
Dalam hal ini remaja putri memerlukan perhatian khusus dalam hal
kesehatan, karena pada masa ini merupakan masa tumbuh kembang dan
persiapan untuk menjadi seorang ibu. Aktivitas sekolah, perkuliahan maupun
berbagai aktivitas organisasi dan ekstrakurikuler yang tinggi akan
berdampak pada pola makan yang tidak teratur, selain itu sikap remaja yang
selalu mengkonsumsi minuman yang menghambat absorbsi zat besi akan
mempengaruhi kadar hemoglobin seseorang (Sumadiyono, 2013).
Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat dengan adanya pertumbuhan
dan datangnya menstruasi, sehingga pada remaja putri sangat rentan sekali
terjadi anemia gizi besi. Berdasarkan penelitian Oktalina, Era (2011)
menyatakan bahwa ada kejadian anemia disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu Pendidikan ibu, pekerjaan ayah, asupan zat gizi, IMT, menstruasi dan
Konsumsi tablet Fe.
Hasil penelitian Nelima (2015) menyatakan bahwa ada hubungan
asupan zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri di kota Siaya,
Kenya. Remaja putri yang memiliki asupan zat besi yang rendah akan
beresiko 9 kali lebih besar untuk menderita anemia. Hasil penelitian
Wijayanti (2011) yang menyatakan bahwa protein memiliki peran penting
sebagai alat perpindahan zat besi yang ada di dalam tubuh untuk
pembentukan sel darah merah di sumsum tulang. Asupan protein yang
kurang menyebabkan perpindahan zat besi ke sumsum tulang terhambat
sehingga produksi sel darah merah terganggu. Hal ini sejalan dengan
penelitian Kirana (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi asupan zat
gizi maka semakin tinggi kadar hemoglobin dan semakin rendah prevalensi
terjadinya anemia.
Dari masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan studi literatur
mengenai ”Kajian Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Berdasarkan Faktor
Asupan Gizi dan Indeks Massa Tubuh (IMT)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya
adalah “Bagaimana Kajian Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
Berdasarkan Faktor Asupan Gizi dan Indeks Massa Tubuh (IMT)?”
4
A. Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin
darah yang lebih rendah daripada normal sebagai akibat
ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam
produksinya guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat
normal. Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena
kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan
fungsi lain dalam tubuh terganggu (Adriani & Wirjatmadi, 2012).
WHO (World Health Organization) mendefinisikan bahwa
anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin kurang
dari 12 g/dL pada perempuan yang berusia diatas 15 tahun dan tidak
hamil.
Kadar hemoglobin merupakan parameter yang paling mudah
digunakan dalam menentukan status anemia pada skala luas.
Parameter Batasan hemoglobin normal menurut WHO dalam Adriani
& Wirjatmadi (2012) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Parameter kadar hemoglobin normal
Kelompok Umur Hemoglobin
(gr/dl)
Anak 6 bulan-6 tahun 11
6 tahun-14 tahun 12
Dewasa Laki-laki 13
Wanita 12
Wanita hamil 11
WHO dalam Adriani & Wirjatmadi (2012)
5
6
2. Klasifikasi Anemia
Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut ukuran sel
dan hemoglobin yang dikandungnya.
a. Makrositik
Pada anemia ini, ukuran sel darah merah bertambah besar
dan jumlah hemoglobin tiap sel juga bertambah. Ada dua jenis
anemia:
1) Anemia megaloblastik, adalah anemia yang disebabkan
kekurangan B12, asam folat, dan gangguan sintesis DNA.
2) Anemia non megaloblastik, adalah eritropolesis yang
dipercepat dan peningkatan luas permukaan membrane.
b. Mikrositik
Mengecilnya ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh
defisiensi besi, gangguan sintesis globin, porfirin dan heme serta
gangguan metabolisme besi lainnya.
c. Normositik
Pada anemia ini, ukuran sel darah merah tidak berubah. Ini
disebabkan kehilangan darah yang parah, meningkatnya volume
plasma secara berlebihan, penyakit-penyakit hemolitik, gangguan
endokrin, ginjal dan hati.
3. Penyebab Anemia
Beberapa jenis anemia dapat diakibatkan oleh defisiensi zat
besi, infeksi atau gangguan genetik. Yang paling sering terjadi adalah
anemia yang sering disebabkan oleh kekurangan asupan zat besi.
Kehilangan darah yang cukup banyak, seperti saat menstruasi,
kecelakaan dan donor darah berlebihan juga dapat menghilangkan
zat besi dalam tubuh. Wanita yang mengalami menstruasi setiap
bulan beresiko menderita anemia. Kehilangan darah secara
perlahan-lahan di dalam tubuh, seperti ulserasi polip kolon dan
kanker kolon juga dapat menyebabkan anemia (Briawan, 2014).
Menurut Dr. Sandra Fikawati, Ahmad Syafiq Ph.D, Arinda
Veretemala (2017) dalam bukunya yang berjudul Gizi Anak Dan
Remaja, penyebab anemia antara lain:
7
2. Untuk ibu hamil minumlah tablet tambah darah setiap hari, paling
sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah
melahirkan.
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin (adolescere)
yang artinya tumbuh. Pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju
kematangan fisik dan perkembangan emosional antara anak-anak dan
sebelum dewasa (Briawan, 2014). Masa remaja adalah saat terjadinya
perubahan-perubahan cepat sehingga asupan gizi remaja harus
diperhatikan benar agar mereka dapat tumbuh optimal (Susilowati,
Kuspriyanto, 2016).
2. Tahap Perkembangan Remaja
Semua aspek perkembangan dalam masa remaja secara global
berlangsung antara umur 10-20 tahun, dengan pembagian 10-14 tahun
adalah remaja awal,, 15-17 tahun adalah masa remaja pertengahan, 17-
20 tahun adalah masa remaja akhir. Pada wanita mulai berfungsi sistem
reproduksi ditandai dengan datangnya haid pertama yang lazim disebut
menarche. Menarche umumnya terjadi pada usia 10-14 tahun (Adriani &
Wirjatmadi, 2012).
3. Masalah Gizi Pada Remaja
Menurut Adriani & Wirjatmadi (2012) masalah gizi yang sering
muncul pada remaja adalah:
1. Obesitas (kegemukan)
2. Gangguan makan (diet)
3. Makan tidak teratur
4. Jerawat
5. Alkohol dan penyalahgunaan obat
6. Anemia
10
A. Studi Literatur
Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengelolah bahan penelitian. Meskipun merupakan suatu penelitian,
penelitian dengan studi literatur tidak harus terjun ke lapangan dan bertemu
dengan responden. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat
diperoleh dari sumber pustaka atau dokumen (Zed, 2014).
Pada penelitian yang berjudul studi literatur “Kajian Kejadian Anemia
Pada Remaja Putri Berdasarkan Faktor Asupan Gizi dan Indeks Massa
Tubuh (IMT)” peneliti melakukan studi kepustakaan dari berbagai sumber
yang telah peneliti peroleh dari beberapa jurnal penelitian yang relevan,
buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian serta data-data dari
instansi pemerintah setempat.
B. Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini yaitu studi literatur
dengan mencari referensi dari berbagai sumber pustaka seperti buku,
textbook, jurnal, artikel ilmiah, literatur review yang berisikan judul yang
diteliti yaitu tentang “Kajian Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
Berdasarkan Faktor Asupan Gizi dan Indeks Massa Tubuh (IMT)”. Tidak
hanya itu, peneliti juga mengumpulkan data dari instansi-instansi pemerintah
terkait judul penelitian yang diteliti. Peneliti mencari sumber data sekunder
seperti jurnal dengan menggunakan google scholar. Data sekunder adalah
data yang diambil dari orang lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh
peneliti sendiri, biasanya data itu sudah dikompilasi terlebih dahulu oleh
instansi atau orang yang punya data (Riyanto A, 2017).
Dalam penyusunan Laporan tugas Akhir ini penulis mengunakan empat
jurnal sebagai bahan pengkajian, dalam penentuan jurnal yang dikaji oleh
peneliti tidak ditentukan oleh diagram prisma. Adapun jurnal yang digunakan
dalam penyusunan LTA ini yaitu terdiri dari beberapa jurnal penelitian
diantaranya:
14
15
3. Pembahasan jurnal
Langkah ini dilakukan sesuai interpretasi setelah menganalisa
jurnal jurnal yang dipilih yaitu:
a. Analisia aspek hasil dari berbagai literatur.
b. Analisa aspek substansi dari berbagai literatur.
Tulisan hasil penelitian dari setiap jurnal, lalu bahas
kekurangan, persamaan dan perbedaan untuk melakukan kajian
selanjutnya.
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
17
18
B. Pembahasan Jurnal
1. Perbedaan dari masing-masing jurnal
Setelah dilakukan resensi matriks, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara jurnal pertama, kedua, ketiga dan keempat. Hanya saja
perbedaan terletak di operasional prosedur dilakukannya penelitian, serta
hasil penelitian dari masing-masing jurnal tersebut. Adapun perbedaan
yang ditemukan setelah dilakukan analisa adalah:
a. Jenis penelitian
Pada jurnal pertama dengan judul “Hubungan Status Gizi
Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMAN 1 Pangkalan
Kerinci Kabupaten Pelalawan” adalah analitik kuantitatif dengan
analisis korelasional, dimana peneliti mencari hubungan atau
pengaruh dari dua variabel atau lebih. Pada jurnal kedua yang
berjudul “Prevalensi Anemia Pada Remaja Putri Di Kota Denpasar”
adalah deskriptif, dimana peneliti hanya mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah ada tanpa menghubungkan antara
satu variabel dengnan variabel lainnya. Pada jurnal ketiga yang
berjudul “Determinan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA
Negeri 1 Reteh Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Tahun
2019” adalah analitik observational, dimana peneliti mencari
hubungan sebab akibat antara dua variabel secara observasional
tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti. Pada
jurnal keempat yang berjudul “Faktor Kejadian Anemia Pada Remaja
Putri di MTSN Talawi Kota Sawahlunto” adalah Survei analitik,
dimana peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena Kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis
dinamika korelasi antar fenomena, baik antara faktor resiko dan
faktor efek begitupun sebaliknya.
b. Tempat penelitian
Pada jurnal pertama dilakukan di SMAN 1 Pangkalan Kerinci
Kabupaten Pelalawan. Pada jurnal kedua, dilakukan di Kota
Denpasar. Pada jurnal ketiga dilakukan di SMA Negeri 1 Reteh
Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir. Pada jurnal keempat
dilakukan di MTS Negeri Talawi Kota Sawahlunto.
21
berkaitan erat dengan status gizi. Bila makanan yang dikonsumsi memiliki
nilai gizi yang baik maka zat gizinya akan baik pula, sebaliknya jika
makanan yang dikonsumsi kurang nilai gizinya maka dapat menimbulkan
kekurangan gizi dan anemia (Hapzah & Yulita, 2012 dalam Warlenda V S,
dkk, 2019). Berdasarkan penelitian Sriningrat, dkk (2019) menyatakan
bahwa Status gizi bergantung pada asupan zat gizi. Status gizi kurang
terjadi bila tubuh mengalami kekurangan zat gizi yang esensial, salah
satunya adalah zat besi. Maka dari itu status gizi yang kurang,
menunjukan status zat besi dalam tubuh yang kurang. Status gizi kurang
berarti bahwa zat-zat gizi penting salah satunya adalah zat besi tidak
dapat dipenuhi dengan baik. Namun bukan tidak mungkin ada orang yang
dengan status gizi kurang berdasarkan IMT, memiliki kadar Hb yang
normal atau tidak anemia. Hal ini dikarenakan penentuan status gizi
berdasarkan IMT bergantung pada BB dan TB, sementara asupan nutrisi
yang sesungguhnya tidak dapat dipastikan (Almatsier, 2010).
Asupan zat gizi diantaranya adalah asupan energi, protein, vitamin
C, dan zat besi. Asupan energi merupakan kebutuhan gizi pokok setiap
orang, sehingga jika kebutuhan energi tidak terpenuhi maka kebutuhan
yang lain seperti protein, vitamin C, dan zat besi juga tidak akan
terpenuhi. Selanjutnya protein, protein mempunyai fungsi khas yang tidak
dapat digantikan oleh zat gizi lain yaitu yaitu membangun dan memelihara
sel-sel jaringan tubuh (Almatsier, 2010). Selain itu protein juga membantu
meningkatkan penyerapan zat besi, sehingga jika asupan protein kurang,
itu bisa meningkatkan resiko terjadinya anemia. Selanjutnya vitamin C,
vitamin C berperan untuk meningkatkan penyerapan zat besi hal ini
karena vitamin C akan membuat kondisi lambung menjadi asam sehingga
perubahan zat besi dari bentuk ferri ke bentuk ferro lebih optimal. Oleh
karena itu, dianjurkan makan-makanan yang mengandung vitamin C
bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi. Tubuh
mendapatkan zat besi melalui makanan. Kandungan zat besi dalam
makanan berbeda-beda, dimana makanan yang kaya akan kandungan
zat besi adalah makanan yang berasal dari hewani seperti ikan, daging,
hati dan ayam. Makanan nabati seperti sayuran hijau tua walaupun kaya
akan zat besi akan tetapi sangat sedikit yang dapat diserap oleh usus
25
(Depkes RI, 2010). Bila asupan zat besi kurang, maka cadangan besi di
dalam tubuh akan menjadi rendah atau kehilangan darah cukup banyak,
hal ini meningkatkan resiko terjadinya anemia.
3. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa, jurnal pertama, kedua, ketiga dan
keempat kesimpulannya adalah semua jurnal sejalan dengan kajian
pengkaji terkait dengan “Kajian Anemia Pada Remaja Putri Berdasarkan
faktor asupan gizi dan Indeks Massa Tubuh (IMT)”. Hal ini dikarenakan
asupan zat gizi dan status gizi atau Indeks Massa Tubuh saling berkaitan.
Status gizi bergantung pada asupan zat gizi. Status gizi kurang terjadi bila
tubuh mengalami kekurangan zat gizi yang esensial, salah satunya
adalah zat besi. Maka dari itu status gizi yang kurang, menunjukan status
zat besi dalam tubuh yang kurang. Status gizi kurang berarti bahwa zat-
zat gizi penting salah satunya adalah zat besi tidak dapat dipenuhi
dengan baik. Namun bukan tidak mungkin ada orang yang dengan status
gizi kurang berdasarkan IMT, memiliki kadar Hb yang normal atau tidak
anemia. Hal ini dikarenakan penentuan status gizi berdasarkan IMT
bergantung pada BB dan TB, sementara asupan nutrisi yang
sesungguhnya tidak dapat dipastikan (Almatsier, 2010).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil literatur riview dari empat jurnal yang telah
dilakukan pengkajian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Kejadian anemia pada remaja putri disebabkan oleh berbagai faktor tidak
hanya faktor asupan gizi dan Indeks Massa Tubuh (IMT) saja, hal ini
dikarenakan karakterisitik dari setiap remaja putri berbeda-beda. Tidak
hanya itu, prevalensi kejadian anemia pada remaja putri disetiap daerah
juga akan berbeda, hal ini dikarenakan tempat atau demografi yang
berpengaruh terhadap kejadian anemia pada remaja putri.
2. Faktor asupan gizi dan Indeks Massa Tubuh (IMT) menjadi salah satu
penyebab terjadinya kejadian anemia pada remaja putri. Hal ini
dikarenakan adanya keterkaitan antara kedua faktor ini, yaitu status gizi
atau IMT bergantung pada asupan gizi yang dikonsumsi.
3. Keempat jurnal yang telah dikaji, sejalan dengan pengkajian yang
dilakukan, yaitu faktor asupan gizi dan Indeks Massa Tubuh menjadi
salah satu penyebab dari kejadian anemia pada remaja putri. Hal ini
dikarenakan status gizi bergantung pada asupan zat gizi. Status gizi
kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan zat gizi yang esensial,
salah satunya adalah zat besi. Namun, tidak menutup kemungkinan jika
status gizi kurang, tetapi tidak mengalami anemia. Hal ini dikarenakan
penentuan status gizi bergantung pada berat badan dan tinggi badan.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini digunakan untuk referensi dan bahan
bacaan bagi mahasiswa maupun dosen serta menambah sumber
informasi dan pengetahuan.
2. Bagi Remaja Putri
Diharapkan kepada remaja putri agar lebih memperhatikan asupan
gizinya. Hal ini karena pada masa remaja, zat gizinya harus terpenuhi
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga tidak muncul
masalah yang sering terjadi pada remaja yaitu salah satunya anemia.
Tidak hanya itu remaja putri juga diharapkan untuk mengetahui Indeks
26
27
Massa Tubuh (IMT) untuk Pada remaja yang sudah terkena anemia,
diharapkan untuk memperbaiki pola nutrisinya, mengkonsumsi protein
hewani maupun nabati yang mengandung zat besi, konsumsi vitamin C,
selain itu juga dianjurkan mengkonsumsi tablet Fe rutin seminggu sekali.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan peneliti. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mencari
dan membaca referensi lebih banyak lagi sehingga penelitian selanjutnya
akan lebih baik, kemudian dalam pemilihan jurnal yang akan dikaji,
diharapkan memenuhi kaidah studi literatur yang telah ditentukan. Selain
itu, peneliti selanjutnya diharapkan bisa mengkritik dan memberi saran
kepada kajian ini, sehingga hasil penelitian selanjutnya menjadi jauh lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani dan Wirjatmadi. (2012). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Kencana.
Jakarta.
Ahmad, D Sediaoetama. (2010). Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat
Apriyanti Fitri. 2019. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri SMAN 1 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Jurnal
Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Vol 3 No 2 Tahun 2019
Arisman. (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG
Badriah, S. (2011). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Briawan, D. (2014). Anemia Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Jakarta: ECG
Burner. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri. Jurnal Ilmu Pendidikan. (2012). http://repository.usu.ac.id/.
[Diakses tanggal 27 maret 2020]
Departemen Kesehatan. (2012). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT,
2012). Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri Dan
Wanita Usia Subur. Jakarta
Depkes RI. (2010). Anemia dan Zat Gizi. Diakses pada tanggal 27 Maret 2020
Dhara, S & Chatterjee, K. (2015). The Study of Vo2max In Relation with Body
mask Index (BMI) Of Physical Education Students. Research of Physical
Education Science, Vol.3 No. 69-12
Fikawati, S, Syafiq A, Veretamala A. (2017). Gizi Anak dan Remaja. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Kirana, D. P. (2011). Hubungan Asupan Zat Gizi Dan Pola Menstruasi Dengan
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Universitas Dipoenegoro.
Semarang
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2010). Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri dengan
kategori dan ambang batas. Jakarta: Departemen Kesehatan
Nelima, D. (2015). Prevalence and Determinants of Anemia Among Adelescent
Girls in Secondary School in Yala Division Siaya District, Kenya.
Universal Journal Food and Nutrition Sciense. 3(1): 1-9
28
29
NIM : A.12.17.0005
Tahun : 2017-
Sekarang
Pekerjaan : Mahasiswi