R
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
AKIBAT ASFIKSIA DI RUANG NICU
RSUD SEKARWANGI CIBADAK
TAHUN 2022
LAPORAN KOMPREHENSIF
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Ners
NIM : 4120240
Pembimbing
Penulis
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN .....................................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asihan keperawatan pada Bayi Ny.R dengan
gangguan sistem pernapasan akibat Asfiksia di Ruang NICU
RSUD Sekarwangi Cibadak
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian pada Bayi Ny.R dengan gangguan
sistem pernapasan akibat Asfiksia
2) Menentukan masalah dan diagnosa keperawatan pada Bayi
Ny.R dengan gangguan sistem pernapasan akibat Asfiksia
3) Menentukan intervensi keperawatan pada Bayi Ny.R dengan
gangguan sistem pernapasan akibat Asfiksia
4) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Bayi Ny.R
dengan gangguan sistem pernapasan akibat Asfiksia
5) Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Bayi Ny.R
dengan gangguan sistem pernapasan akibat Asfiksia
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini diharapkan akan dapat digunakan
sebagai bahan masukan dan tambahan bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya pada bidang ilmu keperawatan anak yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan kritis pada Bayi Ny.R
dengan gangguan pernapasan akibat Asfiksia di Ruang NICU
RSUD Sekarwangi Cibadak.
2.1.2 Klasifikasi
Menurut Maryunani, 2013 klasifikasi asfiksia berdasarkan
nilai APGAR yaitu :
1. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
2. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
3. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9
4. Bayi normal dengan nilai APGAR 10
2
10
2.1.3 Etiologi
Menurut Masruroh, 2016 asfiksia dipengaruhi oleh
beberapa factor, diantaranya :
1) Faktor ibu
11
tidak bernapas (apnoe) yang disebut apnoe primer. Pada saat ini
frekuensi jantung mulai menurun, namun tekanan darah masih
tetap bertahan. Bila keadaan ini berlangsung lama dan tidak
dilakukan pertolongan pada bayi baru lahir (BBL), maka bayi
akan melakukan usaha napas megap-megap yang disebut gasping
sekunder, dan kemudian masuk dalam periode apnoe sekunder.
Pada saat ini frekuensi jantung semakin menurun dan tekanan
darah semakin menurun dan dapat menyebabkan kematian bila
bayi tidak segera ditolong.
17
2.1.6 WOC
18
1) Pemeriksaan diagnostic
Menurut Yuliastati, 2016 pemeriksaan diagnostic :
a) Foto polos dada : untuk mengetahui ada tidaknya
pembesaran jantung dan kelainan paru, ada tidaknya
aspirasi mekonium
b) USG kepala : untuk mendeteksi adanya perdarahan
c) Elektrolit darah
d) Gula darah : cenderung menurun.
2) Pemeriksaan laboratorium
Hasil analisis gas darah tali pusat menunjukkan
hasil asidosis pada tali pusat jika :
a) Hasil PaO2 < 50 mmHg (nilai normal 75-100 mmHg)
b) Hasil PaCO2 > 55 mmHg (nilai normal 35-45 mmHg)
c) Hasil pH < 7,3 (nilai normal 7,36-7,44)
2) Motorik kasar :
(a) Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke
tengah.
3) Motorik bahasa :
(a) Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke
tengah.
c. Usia 3 Bulan
1) Motorik halus :
(a) Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman,
pendengaran, serta kontak.
2) Motorik kasar :
(a) Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat
3) Motorik bahasa :
(a) Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan
ocehan.
(b) Tertawanya sudah mulai keras.
d. Usia 4 Bulan
1) Motorik halus :
(a) Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari
jemarinya.
(b) Mulai memperluas jarak pandangannya
2) Motorik kasar :
(a) Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
(b) Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat
e. Usia 5 Bulan
1) Motrik halus :
(a)Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
(b)Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
2) Motorik kasar :
(a) Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan
stabil.
24
f. Usia 6 Bulan
1) Motorik halus :
(a) Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya
2) Motorik kasar :
(a) Sudah bisa bermain sendiri
3) Motorik bahasa :
(a) Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan
dengan suara tawa yang ceria.
(b) Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang
bermain.
g. Usia 7 Bulan
1) Motorik kasar :
(a) Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
(b) Mulai belajar merangkak.
2) Motorik sosialisasi dan kemandirian
(a) Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
h. Usia 8 Bulan
1) Motorik halus :
(a) Bisa memegang dan makan kue sendiri.
2) Motorik kasar :
(a) Merangkak untuk mendekati seseorang atau
mengambil mainannya
(b) Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan
lainnya.
(c) Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
3) Motorik bahasa :
(a) Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama,
bababa, dadada, tatata.
i. Usia 9 Bulan
1) Motorik halus :
(a) Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua
25
tangannya.
(b) Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di
sekitarnya.
2) Motorik kasar :
(a) Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga
ikut menyangga berat badannya.
(b) Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
j. Usia 10 Bulan
1) Motorik halus :
(a) Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
(b) Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih
mainan.
2) Motorik kasar :
(a) Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
k. Usia 11 Bulan
1) Motorik halus :
(a) Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
2) Motorik kasar :
(a) Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri
dan berpegangan dengan kursi atau meja selama 30
detik.
3) Motorik bahasa :
(a) Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar
4) Motorik kemandirian atau sosialisasi :
(a) Senang diajak bermain cilukba.
l. Usia 12 Bulan
1) Motorik halus :
(a) Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa
saja.
2) Motorik kasar :
(a) Mulai berjalan dengan dituntun.
26
3) Motorik bahasa :
(a) Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
(b) Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
4) Motorik sosialisasi dan kemandirian
(a) Mulai mengenal dan berkembang dilingkungan
sekitarnya.
(b) Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
(c) Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan
orang yang tidak dikenal/asing.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Intranatal
Meliputi :
(a) asfiksia neonatorum dalam kehamilan meliputi :
penyakit infeksi akut, penyakit infeksi kronis, keracunan
30
c. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda vital :
a) TD : Sistol 60-80 mmHg dan diastole 40-45 mmHg
b) Nadi : < 100x/menit (N:120-160x/menit)
c) Suhu : 36,5-37,5 oC (N: 36,6-37oC)
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan diagnostic
Menurut Yuliastati, 2016 pemeriksaan diagnostic :
33
1. Kolaborasi pemberia
bronkodilator,jika perlu
Resiko Setelah dilakukan Asuhan Manajemen Cairan
Ketidakseimbangan keperawatan selama 2x24 jam Observasi
Cairan berhubungan pasien dapat mengurangi 1. Monitor status hidrasi (mi
dengan peningkatan risiko penurunan, frekuensi nadi, kekuatan nad
tekanan kapiler peningkatan atau percepatan akral, pengisian kapile
perpindahan cairan dari kelembapan mukosa, turgo
intravaskuler, interstisial atau kulit, tekanan darah)
intraselular. 2. Monitor berat badan harian
Kriteria Hasil : 3. Monitor berat badan sebelu
1. Asupan cairan meningkat dan sesudah dialysis
2. Output urin meningkat 4. Monitor hasil pemeriksaa
3. Membran mukosa lembap laboratorium (mis. hematokri
4. Asupan makanan Na, K, Cl, berat jenis urin
meningkat BUN)
5. Edema menurun 5. Monitor status hemodinam
6. Dehidrasi menurun (mis. MAP, CVP, PAP
7. Asites menurun PCWP jika tersedia)
8. Konfusi menurun Terapeutik :
9. Tekanan darah membaik 1. Catat intake-output dan hitung
10. Frekuensi nadi membaik balans cairan 24 jam
11. Kekuatan nadi membaik 2. Berikan asupan cairan, sesuai
12. Tekanan arteri rata-rata kebutuhan
membaik 3. Berikan cairan intravena, jika
13. Mata cekung membaik perlu
14. Turgor kulit membai Kolaborasi :
Berat badan membaik Kolaborasi pemberian diuretik
jika perl
Defisit nutrisi b/d Faktor Setelah dilakukan Tindakan Manajemen nutrisi
psikologis keengganan Keperawatan selama 3x24 Observasi
(keengganan untuk jam diharapkan pasien dapat 1. Identifikasi status nutrisi
makan) ditandai dengan terhindar dari Defisit Nutrisi 2. Identifikasi alergi dan toleran
nafsu makan menurun dengan makanan
dan nyeri abdomen Kriteria Hasil: 3. Identifikasi makanan yang
1. Porsi makanan yang disukai
dihabiskan meningkat 4. Identifikasi kebutuhan kalori
2. Frekuensi makan dan jenis nutrisi
membaik 5. Monitor asupan makanan
3. Nafsu mkan membaik 6. Monitor berat badan
Membran mukosa membaik Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene
2. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalor
dan tinggi protein
36
3.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Bayi Ny.R
Umur : 1 hari
Tanggal lahir : 20-01-2022 14.00 WIB
Anak ke : 3
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Nagrak, Cibadak
Suku/Bangsa : Jawa
Tanggal MRS : 20-01-2022 16.00 WIB
Tanggal pengkajian : 20-01-2022 16.30 WIB
Diagnosa Medis : Asfiksia Berat
b. Identitas Orang Tua
Tabel 3.1 Indentitas Orang Tua
c. Riwayat Kesehatan
Alasan Masuk Rumah Sakit : Ny. R datang ke IGD RSUD
Sekarwangi Cibadak pada tanggal 20
Januari 2022 jam 16.00 WIB
berdasarkan rujukan dari bidan
praktek dengan indikasi By. Ny R
38
g. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda Vital :
Keadaan Umum : Bayi tampak dalam incubator, terpasang
CPAP FIO2 40 PEEP 8 terpasang infus
D10% 10 tetes/menit, terpasang OGT, bayi
tampak pucat, gelisah dan kurang aktif
Kesadaran : State 4
RR 72x/menit
Tekanan Darah : -
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 37,70C
napas.
3) Kardiovaskuler : Nadi 90x/menit/ mnt, CRT > 2 detik,
Pemeriksaan pada jantung iktus kordis tidak
terlihat, saat dipalpasi iktus kordis tidak
teraba dan tidak terdapat mur-mur jantung.
4) Pencernaan : struktur mulut, palatum dan gusi utuh, lidah
dan bibir pucat, reflek rooting, sucking dan
menelan lemah. Tidak ada kelainan struktur
abdomen, bising usus normal, saat dipalpasi
tidak ada pembengkakan abdomen dan saat
diperkusi terdengar tympani. Bayi sudah
mengeluarkan mekonium dan BAB nya
lancar
5) Persyarafan : Mata simetris, strabismus tidak ada, refleks
cahaya dan pupil positif, sklera tidak ikterik,
konjungtiva sub anemis. Pendengaran dan
kebersihan telinga biasanya normal. Kepala
simetris, ubun-ubun cekung.
6) Endokrin : tidak ada pembengkakan kelenjar getah
bening dan tyroid.
7) Genitourinaria : Genitalia normal dan mekonium sudah
keluar
8) Muskuloskeleta : Jari tangan maupun kaki lengkap.tonus
l lemah/ tidak hiperaktif, refleks genggam
lemah
9) Integumen : Pada kulit akral teraba dingin dan terdapat
sianosis, turgor > 3 detik, CRT >2 detik,
kelembaban baik, lanugo ada dan tidak
menguning. Akral dingin, warna ekstremitas
merah.
12) Umbikulus : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan tali
41
DO:
SP02 : 92%
RR : 72x/menit
By Ny. R tampak
sesak walau sudah Pola napas
Hiperventilas
terpasang oksigen tidak
i
Terdapat pernapasan efektif
cuping hidung dan
terdapat bunyi nafas
wheezing
Irama napas irregular
Terdapat retraksi
dinding dada
2. 20-01- DS : - Prosedur Resiko
2022 keperawatan ketidak
DO : (puasa) seimbangan
42
DO :
Bayi Ny.R tampak
gelisah
Berat badan lahir
1300 gr (BBLR)
Tali pusat belum
Penggunaan Resiko
lepas dan masih
alat invasif Infeksi
basah
Leukosit :
28.800/mm3
Terpasang OGT
Imaturitas sistem
imunologi karena
lahir belum cukup
bulan
5. 20-01-2022 DS : - Gelisah Resiko
DO : (hipoksia cedera
Bayi Ny.R tampak jaringan)
gelisah
43
Bayi ditempatkan
diinkubator
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b/d depresi pusat pernapasan, hambatan
upaya napas, gangguan neuromuskular dan gangguan neurologis
2. Resiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan peningkatan
tekanan kapiler
3. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan menelan makanan
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif dan
peningkatan organisme patogen
5. Resiko cedera berhubungan dengan gelisah ditandai dengan hipoksia
jaringan
3.4 Perencanaan Keperawatan
No Standar Diagnosa Standar Intervensi Keperawatan Standar Luaran Rasional
Keperawatan Indonesia Indonesia (SIKI) Keperawatan Indonesia
(SDKI) (SLKI)
1 Pola Nafas Tidak Efektif Manajemen Jalan Nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Kerja bernafas meningkat
Berhubungan Dengan Observasi keperawatan 3x 24 jam sangat saat kepatuhan
Hambatan Upaya Nafas 1. Monitor Pola Nafas (Frekuensi, diharapkan pola nafas pasien terhadap paru menurun.
Ditandai Dengan Kedalaman, Usaha Nafas) menjadi efektif dengan 2. Tanda-tanda suara nafas
Penggunaan Otot Bantu 2. Monitor Oksimetri kriteria Hasil: yang memungkinkan
Pernafasan 3. Monitor Sputum 1. Frekuensi Nafas menghambat
4. Monitor bunyi nafas tambahan Membaik 3. Hipersekresi bisa
Terapeutik 2. Kedalaman Nafas mengganggu jalan nafas
1. Pertahankan Kepatenan Jalan Nafas Membai 4. Memudahkan kebutuhan
dengan Headtil Chin lift dan Ekskursi dada membaik tubuh dalam menerima
Jawtrust (Jurnal Keperawatan oksigen
Global, Volume 4, No 2, Desember 5. Membantu jalan nafas
2019, hlm 74-120) secara maksimal
2. Posisikan Semifowler atau Fowler
3. Lakukan Pengisapan Lendir kurang
dari 15 detik
4. Berikan Oksigen
Dukungan Ventilasi
Observasi
1. Identifikasi adanya kelelahan otot
bantu nafas
2. Identifikasi efek perubahan posisi
terhadap status pernafasan
3. Monitor status respirasi dan
45
oksigenasi
Terapeutik
5. Pertahankan kepatenan jalan napas
6. Berikan posisi semi fowler atau
fowler
7. Fasilitasi mengubah posisi
senyaman mungkin
8. Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan
Edukasi
4. Ajarkan melakukan teknik relaksasi
napas dalam
5. Ajarkan mengubah posisi secara
mandiri
6. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,jika perlu
2 Resiko Manajemen Cairan Setelah dilakukan Asuhan 2. Hasil keadaan umum dapat
Ketidakseimbangan Observasi keperawatan selama 2x24 jam menentikan seberapa besar
Cairan berhubungan 1. Monitor status hidrasi (mis. pasien dapat mengurangi cairan yang harus
dengan peningkatan Frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, risiko penurunan, peningkatan diberikan
tekanan kapiler pengisian kapiler, kelembapan atau percepatan perpindahan 3. Memudahkan untuk
mukosa, turgor kulit, tekanan darah) cairan dari intravaskuler, memberikan cairan yang
2. Monitor berat badan harian interstisial atau intraselular. telah disarakan oleh dokter
3. Monitor berat badan sebelum dan Kriteria Hasil : 4. Mengurangi resiko
sesudah dialysis 1. Asupan cairan meningkat terjadinya kelainan yang
4. Monitor hasil pemeriksaan 2. Output urin meningkat disebabkan karena
46
5 Resiko cedera 1. Identifikasi area lingkungan yang Setelah dilakukan asuhan 2. Menghindari dari resiko
berhubungan dengan berpotensi menyebabkan cedera keperawatan 3x 24 jam, cedera agar tidak
gelisah ditandai dengan 2. Sediakan pencahayaan yang masalah resiko cedera dapat memperburuk keadaan
hipoksia jaringan memadai teratasi dengan kriteria : 3. Memberikan penerangan
3. Pastikan roda tempat tidur dalam 1. Kejadian cedera menurun agar klien tetap hangat
kondisi terkunci 2. Frekuensi nadi mambaik 4. Menghindari resiko
4. Pastikan pintu dan jendela 3. Frekuensi napas membaik cedera
incubator tertutup dan terkunci 1. Pola istirahat/tidur 5. Mencegah kejadian resiko
tingkatkan frekuensi observasi dan membaik terpapar infeksi dan
pengawasan pasien, sesuai cedera
kebutuhan
49
3.4 Pelaksanaan
Hari ke 1
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
20-01- DX.1 Dinda 20-01-2022 S:- Dinda
2022 1. Monitor pola napas O:
R/ RR 70 x/menit Keadaan Umum
2. Monitor bunyi napas tambahan Lemas
R/ terdapat bunyi nafas tambahan wheezing
Pasien gelisah
3. Monitor sputum
R/ sekret dijalan napas Kesadaran state 4
4. Posisi semi fowler Mukosa bibir kering,
R/ pasien dalam posisi semi fowler akral dingin, Turgor >
5. Pasang CPAP fio2 40% PEEP 8 3 detik, CRT > 3 detik
R/ Pasien terpasang CPAP fio2 40% PEEP 8 Bunyi nafas wheezing
Spo2 93% RR 70
x/mnt, Suhu 37,5
x/menit, N : 165 x
/menit, BB : 1300
gram
Terpasang OGT,
Produksi slem
8ml/24jam
terpasang infus D10%
4.3 ml/jam
50
Hari ke 2
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
21-01-2022 DX.1 Dinda 21-01-2022 S:- Dinda
1. Monitor pola napas O:
R/ RR 65 x/menit Keadaan Umum
2. Monitor bunyi napas tambahan Lemas
R/ terdapat bunyi nafas tambahan wheezing
Pasien gelisah
3. Monitor sputum
R/ sekret dijalan napas Kesadaran state 4
4. Posisi semi fowler Mukosa bibir kering,
R/ pasien dalam posisi semi fowler akral dingin, Turgor >
5. Pasang CPAP fio2 40% PEEP 8 3 detik, CRT > 3 detik
R/ Pasien terpasang CPAP fio 40% PEEP 8 Bunyi nafas wheezing
Spo2 94% RR 65
x/mnt, Suhu 37,2
x/menit, N : 165 x
/menit, BB : 1290
gram
Terpasang OGT,
Produksi slem
4ml/24jam
terpasang infus D10%
5.4 ml/jam
Terpasang CPAP fio2
53
40% PEEP 8.
Intake cairan : ± 100
cc
21-01-2022 DX.2 Dinda 21-01-2022 Output cairan : Dinda
1. Monitor status hidrasi 6. BAB dan BAK
R/ ±95 cc/hari.
Bayi tampak kurang aktif, Mukosa bibir
pucat, Akral teraba dingin, CRT > 3 detik,
Turgor > 3 detik, Suhu : 37,20C, Tekanan
Nadi lemah, bayi sedang dipuasakan
2. Catat intake -output dan hitung balans A : Pola Nafas tidak
cairan 24 jam efektif, Resiko
R/ ketidakseimbangan
Intake cairan : ± 100 cc cairan, Resiko defisit
Output cairan : nutrisi, resiko infeksi,
7. BAB dan BAK ±95 cc/hari. resiko cedera
3. Berikan cairan intravena.
R/ pasien terpasang infus kaen mg3 5.4 P : Seluruh intevensi
ml/jam dilanjutkan
21-01-2022 DX.3 Dinda 21-01-2022 Dinda
1. Identifikasi Monitor berat badan perhari
R/ BB 1290 gram
2. Cek residu tiap 3 jam
R/ produksi 4 ml/24jam
3. Monitor hasil lab
R/ hasil lab terlampir
4. Lakukan oral hygiene
R/ bayi sudah dilakukan tindakan oral
54
Hari ke 3
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
56
Hari ke 4
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
23-01-2022 DX.1 Dinda 23-01-2022 S:- Dinda
1. Monitor pola napas O:
R/ RR 62 x/menit Keadaan Umum
2. Monitor bunyi napas tambahan Lemas
R/ terdapat bunyi nafas tambahan wheezing
Kesadaran state 4
3. Monitor sputum
R/ sekret dijalan napas Mukosa bibir kering,
4. Posisi semi fowler akral dingin, Turgor >
R/ pasien dalam posisi semi fowler 3 detik, CRT > 3
5. Pasang CPAP fio2 40% PEEP 8 detik, terdapat
R/ Pasien terpasang CPAP fio 40% PEEP 8 sianosis
Bunyi nafas wheezing
Spo2 94% RR 62
x/mnt, Suhu 37,2
x/menit, N : 165 x
/menit, BB : 1290
gram
Terpasang OGT,
Produksi slem
4ml/24jam
terpasang infus D10%
60
5.4 ml/jam
Terpasang CPAP fio2
40% PEEP 8.
Intake cairan : ± 110
cc
Output cairan :
23-01-2022 DX.2 Dinda 23-01-2022 Dinda
1. Monitor status hidrasi 10. BAB dan BAK
R/ ±100 cc/hari.
Bayi tampak kurang aktif, Mukosa bibir
pucat, Akral teraba dingin, CRT > 3 detik,
Turgor > 3 detik, Suhu : 37,00C, Tekanan
Nadi lemah, bayi sedang dipuasakan A : Pola Nafas tidak
2. Catat intake -output dan hitung balans efektif, Resiko
cairan 24 jam ketidakseimbangan
R/ cairan, Resiko defisit
Intake cairan : ± 130 cc nutrisi, resiko infeksi,
Output cairan : resiko cedera
11. BAB dan BAK ±110 cc/hari.
3. Berikan cairan intravena.
P : Seluruh intevensi
R/ pasien terpasang infus kaen mg3 7
dilanjutkan
ml/jam
23-01-2022 DX.3 Dinda 23-01-2022 Dinda
1. Identifikasi Monitor berat badan perhari
R/ BB 1290 gram
2. Cek residu tiap 3 jam
R/ produksi 2 ml/24jam
3. Monitor hasil lab
61
pengawasan pasien.
R/ pasien selalu dipantau 1 jam sekali
Hari ke 5
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
63
Hari ke 6
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
25-01-2022 DX.1 Dinda 25-01-2022 S:- Dinda
1. Monitor pola napas O:
R/ RR 65 x/menit Keadaan Umum
2. Monitor bunyi napas tambahan Lemas
R/ terdapat bunyi nafas tambahan wheezing
Kesadaran state 4
3. Monitor sputum
R/ sekret dijalan napas Mukosa bibir kering,
4. Posisi semi fowler akral dingin, Turgor >
R/ pasien dalam posisi semi fowler 3 detik, CRT > 3
5. Pasang CPAP fio2 40% PEEP 8 detik, terdapat
R/ Pasien terpasang CPAP fio 40% PEEP 8 sianosis
Bunyi nafas wheezing
Spo2 92% RR 65
x/mnt, Suhu 37,2
x/menit, N : 169 x
/menit, BB : 1280
gram
Terpasang OGT,
Produksi slem
4ml/24jam
terpasang infus D10%
67
5.4 ml/jam
Terpasang CPAP fio2
40% PEEP 8.
Intake cairan : ± 100
cc
Output cairan :
25-01-2022 DX.2 Dinda 25-01-2022 Dinda
1. Monitor status hidrasi 14. BAB dan BAK ±
R/ 95 cc/hari.
Bayi tampak kurang aktif, Mukosa bibir
pucat, Akral teraba dingin, CRT > 3 detik,
Turgor > 3 detik, Suhu : 37,20C, Tekanan
Nadi lemah, bayi sedang dipuasakan A : Pola Nafas tidak
2. Catat intake -output dan hitung balans efektif, Resiko
cairan 24 jam ketidakseimbangan
R/ cairan, Resiko defisit
Intake cairan : ± 100 cc nutrisi, resiko infeksi,
Output cairan : resiko cedera
15. BAB dan BAK ±95 cc/hari.
3. Berikan cairan intravena.
P : Seluruh intevensi
R/ pasien terpasang infus kaen mg3 7
dilanjutkan
ml/jam
25-01-2022 DX.3 Dinda 25-01-2022 Dinda
1. Identifikasi Monitor berat badan perhari
R/ BB 1280 gram
2. Cek residu tiap 3 jam
R/ produksi 2 ml/24jam
3. Monitor hasil lab
68
pengawasan pasien.
R/ pasien selalu dipantau 1 jam sekali
Hari ke 7
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
70
Hari ke 8
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
27-01-2022 DX.1 Dinda 27-01-2022 S:- Dinda
1. Monitor pola napas O:
R/ RR 64 x/menit Keadaan Umum
2. Monitor bunyi napas tambahan Lemas
R/ terdapat bunyi nafas tambahan wheezing
Kesadaran state 4
3. Monitor sputum
R/ sekret dijalan napas Mukosa bibir kering,
4. Posisi semi fowler akral dingin, Turgor >
R/ pasien dalam posisi semi fowler 3 detik, CRT > 3
5. Pasang CPAP fio2 40% PEEP 8 detik, terdapat
R/ Pasien terpasang CPAP fio 40% PEEP 8 sianosis
Bunyi nafas wheezing
Spo2 94% RR 64
x/mnt, Suhu 37,1
x/menit, N : 166 x
/menit, BB : 1250
gram
Terpasang OGT,
Produksi slem
4ml/24jam
terpasang infus D10%
74
5.4 ml/jam
Terpasang CPAP fio2
40% PEEP 8.
Intake cairan : ± 130
cc
Output cairan :
27-01-2022 DX.2 Dinda 27-01-2022 Dinda
1. Monitor status hidrasi 18. BAB dan BAK
R/ ±110 cc/hari.
Bayi tampak kurang aktif, Mukosa bibir
pucat, Akral teraba dingin, CRT > 3 detik,
Turgor > 3 detik, Suhu : 37,10C, Tekanan
Nadi lemah, bayi sedang dipuasakan A : Pola Nafas tidak
2. Catat intake -output dan hitung balans efektif, Resiko
cairan 24 jam ketidakseimbangan
R/ cairan, Resiko defisit
Intake cairan : ± 130 cc nutrisi, resiko infeksi,
Output cairan : resiko cedera
19. BAB dan BAK ±110 cc/hari.
3. Berikan cairan intravena.
P : Seluruh intevensi
R/ pasien terpasang infus kaen mg3 7
dilanjutkan
ml/jam
27-01-2022 DX.3 Dinda 27-01-2022 Dinda
1. Identifikasi Monitor berat badan perhari
R/ BB 1250 gram
2. Cek residu tiap 3 jam
R/ produksi 2 ml/24jam
3. Monitor hasil lab
75
pengawasan pasien.
R/ pasien selalu dipantau 1 jam sekali
Hari ke 9
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
77
Hari ke 10
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
29-01-2022 DX.1 Dinda 29-01-2022 S:- Dinda
1. Monitor pola napas O:
R/ RR 64 x/menit Keadaan Umum
2. Monitor bunyi napas tambahan Lemas
R/ terdapat bunyi nafas tambahan wheezing
Kesadaran state 4
3. Monitor sputum
R/ sekret dijalan napas Mukosa bibir kering,
4. Posisi semi fowler akral dingin, Turgor >
R/ pasien dalam posisi semi fowler 3 detik, CRT > 3
5. Pasang CPAP fio2 40% PEEP 8 detik, terdapat
R/ Pasien terpasang CPAP fio 40% PEEP 8 sianosis
Bunyi nafas wheezing
Spo2 92% RR 64
x/mnt, Suhu 37,2
x/menit, N : 164 x
/menit, BB : 1260
gram
Terpasang OGT,
Produksi slem
4ml/24jam
terpasang infus D10%
81
5.4 ml/jam
Terpasang CPAP fio2
40% PEEP 8.
Intake cairan : ± 110
cc
Output cairan :
29-01-2022 DX.2 Dinda 29-01-2022 Dinda
1. Monitor status hidrasi 22. BAB dan BAK
R/ ±95 cc/hari.
Bayi tampak kurang aktif, Mukosa bibir A : Pola Nafas tidak
pucat, Akral teraba dingin, CRT > 3 detik, efektif, Resiko
Turgor > 3 detik, Suhu : 37,20C, Tekanan ketidakseimbangan
Nadi lemah, bayi sedang dipuasakan cairan, Resiko defisit
2. Catat intake -output dan hitung balans nutrisi, resiko infeksi,
cairan 24 jam resiko cedera
R/
Intake cairan : ± 110 cc P : Seluruh intevensi
Output cairan : dilanjutkan
23. BAB dan BAK ±95 cc/hari.
3. Berikan cairan intravena.
R/ pasien terpasang infus kaen mg3 7
ml/jam
29-01-2022 DX.3 Dinda 29-01-2022 Dinda
1. Identifikasi Monitor berat badan perhari
R/ BB 1260 gram
2. Cek residu tiap 3 jam
R/ produksi 2 ml/24jam
3. Monitor hasil lab
82
pengawasan pasien.
R/ pasien selalu dipantau 1 jam sekali
Hari ke 11
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
84
Hari ke 12
Waktu Implementasi Paraf/ Nama Waktu Evaluasi Paraf/
Nama
31-01-2022 DX.1 Dinda 31-01-2022 S:- Dinda
1. Monitor pola napas O:
R/ tidak ada usaha napas, bayi tidak dapat Keadaan Umum
memberikan reaksi saat diberikan rangsangan sangat lemah, bayi
2. Monitor bunyi napas tambahan pucat, terdapat
R/ terdapat bunyi nafas tambahan wheezing
retraksi
3. Monitor sputum
R/ sekret dijalan napas Kesadaran state 4
4. Pasang CPAP fio2 40% PEEP 8 Mukosa bibir kering,
R/ Pasien terpasang CPAP fio 40% PEEP 8 akral dingin, Turgor >
5. Lakukan resusitasi jantung paru 30 : 2 3 detik, CRT > 3
R/ RJP telah dilakukan namun belum ada respon detik, terdapat
(bayi meninggal) sianosis
Bunyi nafas wheezing
Spo2 75% RR 69
x/mnt, Suhu 37,3
x/menit, N : 167 x
/menit, BB : 1260
gram
Terpasang OGT,
Produksi slem
88
4ml/24jam
terpasang infus D10%
5.4 ml/jam
Terpasang CPAP fio2
40% PEEP 8.
Intake cairan : ± 110
cc
Output cairan :
31-01-2022 DX.2 Dinda 31-01-2022 26. BAB dan BAK Dinda
1. Monitor status hidrasi ±100 cc/hari.
R/ Bayi meninggal
Bayi tampak kurang aktif, Mukosa bibir
pucat, Akral teraba dingin, CRT > 3 detik,
Turgor > 3 detik, Suhu : 37,30C, Tekanan
Nadi lemah, bayi sedang dipuasakan A : Pola Nafas tidak
2. Catat intake -output dan hitung balans efektif, Resiko
cairan 24 jam ketidakseimbangan
R/ cairan, Resiko defisit
Intake cairan : ± 110 cc
nutrisi, resiko infeksi,
Output cairan :
27. BAB dan BAK ±100 cc/hari. resiko cedera
3. Berikan cairan intravena.
R/ pasien terpasang infus kaen mg3 7 P : Seluruh intevensi
ml/jam dihentikan
31-01-2022 DX.3 Dinda 31-01-2022 Dinda
1. Identifikasi Monitor berat badan perhari
R/ BB 1280 gram
89
82
BAB IV
PEMBAHASAN
88
93
terpasang alat invasif seperti OGT, infus, dll. Saat ini juga bayi
terpajan pada wabah penyakit yaitu lingkungan sekitar bayi yang
akan mengakibatkan terjadinya infeksi nosokomial baik dari
pengunjung maupun tenaga kesehatan.
Masalah keperawatan yang kelima yaitu Resiko cedera b.d
gelisah d.d hipoksia jaringan. Diagnosa ini diangkat berdasarkan
data yang mendukung yaitu bayi Ny.R tampak gelisah dan
ditempatkan di inkubator.
Menurut riset bayi prematur berisiko alami cedera kepala,
karena otaknya masih belum mencapai kondisi perkembangan yang
maksimal saat di dalam rahim. 15-20 persen bayi tersebut cenderung
alami perdarahan di minggu pertama kehidupannya. Belum baiknya
perkembangan otak bayi, dikaitkan dengan beberapa kondisi seperti
belum maksimalnya perhatian dan konsentrasi, serta gangguan
mental.
Menurut analisa peneliti, diagnosa resiko cedera b.d gelisah
d.d hipoksia jaringan diangkat karena bayi gelisah, selain itu juga
bayi prematur lebih rentan mengalami cedera karena organ-organ
belum mature.
Pada kasus By.Ny.R ada 1 diagnosa yang tidak temukan pada
teori yaitu hipotermi berhubungan dengan kurang suplai lemak
subkutan.
Hipotermi berhubungan dengan kurang suplai lemak
subkutan hal ini ditemukan pada kasus karena berat bayi lahir rendah
(BBLR), dimana bayi dengan BBLR ini memiliki jaringan lemak
subkutan lebih tipis yang mengakibatkan mudahnya kehilangan panas
pada kulit yang mengakibatkan bayi hipotermi jika tidak ditangani.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam laporan kasus dan
pembahasan pada asuhan keperawatan kritis pada Bayi Ny.N dengan
gangguan pada system pernapasan akibat Asfiksia di Ruang NICU
RSUD Sekarwangi Cibadak, maka penulis mengambil kesimpulan :
5.2 SARAN
5.2.1 Institusi
Diharapkan dapat menambah referensi di Stikes Rajawali pada
bidang Obsetrik dan Ginekologi. Selain itu dapat digunakan sebagai
bahan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai
Asfiksia dalam penerapan development care.
5.2.3 Penulis
Penulis dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien
secara maksimal sesuai peraturan dan etika yang berlaku.
88