Anda di halaman 1dari 8

PROMOTOR Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Vol. 2 No. 2, April 2019

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN


KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI
DI SMK ANALISIS KIMIA NUSA BANGSA
KOTA BOGOR TAHUN 2018

Prawira Dieniyah¹), Merry Maeta Sari²), Ichayuen Avianti³)

1)
Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Ibu Anak (KIA), Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Email : dienprawira@gmail.com
2)
Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Ibu Anak (KIA), Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Email : meta.ssi@yahoo.co.id
3)
Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Ibu Anak (KIA), Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Email : ichayuen@gmail.com

Abstrak
Anemia gizi besi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada remaja
putri di SMK Analsisis Kimia Nusa Bangsa Kota Bogor tahun 2018. Penelitian ini mengggunakan
desain Cross Sectional dengan populasi sebanyak 301 siswi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak
78 responden dengan teknik sampling yaitu Simple Random Sampling. Pengambilan data
menggunakan kuesioner dengan analisa data menggunakan perangkat lunak aplikasi statistik. Hasil
penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan anemia
dengan kejadian anemia (p = 1.000). Perlu adanya program pendidikan kesehatan khususnya untuk
pencegahan anemia pada remaja putri di SMK Analisis Kimia Nusa Bangsa.

Kata kunci : Anemia, Remaja, Tingkat Pengetahuan

LATAR BELAKANG
Masalah gizi yang banyak terjadi yang prevalensinya paling tinggi
remaja putri adalah kurang zat gizi besi atau dibandingkan dengan masalah masalah
anemia. Anemia adalah gejala kekurangan kurang gizi lainnya. Kurang darah yang
(defisiensi) sel darah merah karena kadar terjadi pada anak-anak dapat mengganggu
haemoglobin yang rendah. Kekurangan sel proses tumbuh kembangnya, bahkan
darah merah akan membahayakan tubuh, perkembangan berfikir juga bisa terganggu
sebab sel darah merah berfungsi sebagai dan mudah terserang penyakit (Soetjiningsih,
sarana transportasi zat gizi dan oksigen yang 2007).
diperlukan pada proses fisiologis dan Remaja putri memiliki risiko sepuluh
biokimia dalam setiap jaringan tubuh. Anemia kali lebih besar untuk menderita anemia
masih merupakan salah satu masalah gizi dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini di

151
karenakan remaja putri mengalami menstruasi tinggi terutama remaja putri (Kemenkes RI,
setiap bulannya dan sedang dalam masa 2013).
pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan Menurut Survei Kesehatan Rumah
zat besi yang lebih banyak. Penentuan anemia Tangga (SKRT) pada tahun 2012 menyatakan
juga dapat dilakukan dengan mengukur bahwa prevalensi anemia pada remaja putri
hematokrit (Ht) yang rata-rata setara dengan Jawa Barat memiliki angka kejadian anemia
tiga kali kadar hemoglobin. Batas kadar Hb sebesar 51,7%.
remaja putri untuk mendiagnosis anemia yaitu Pada tahun 2017, berdasarkan hasil
apabila kadar Hb kurang dari 12 gr/dl penjaringan status Hb yang dilakukan oleh
(Tarwoto, dkk, 2010). petugas Puskesmas Kayu Manis pada remaja
Anemia banyak terjadi pada masyarakat putri di wilayah kerja Puskesmas Kayu Manis
terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia diketahui bahwa kejadian anemia di tingkat
pada remaja putri sampai saat ini masih cukup SMA/SMK sebesar 40,54%. Adapun
tinggi, menurut World Health Organization prevalensi anemia terbesar terdapat di SMK
(WHO) 2013, prevalensi anemia di dunia Analisis Kimia Nusa Bangsa sebesar 38,75%.
sebesar 26,2% dengan jumlah kejadian pada Ruang lingkup penelitian ini untuk
perempuan sebesar 49,1% (Kemenkes RI, mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
2013). tentang anemia dengan kejadian anemia pada
Menurut data hasil riskesdas tahun remaja putri di SMK Analaisis Kimia Nusa
2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu Bangsa Kota Bogor. Siswi kelas 10, 11, dan
21,7% dengan penderita berumur 5-14 tahun 12 menjadi obyek dalam penelitian ini.
sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur Penelitian dilakukan pada bulan Agustus
15-24 tahun (Kemenkes RI, 2014). Data Tahun 2018 di SMK Analisis Kimia Nusa
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Bangsa Kota Bogor dengan desain Cross
tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi Sectional, menggunakan pendekatan
anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil kuantitatif. Responden dalam penelitian ini
sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, sebanyak 78 responden dengan teknik simple
remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% random sampling. Data primer dikumpulkan
dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Wanita dengan membagikan kuesioner.
mempunyayi risiko terkena anemia paling

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan kuesioner yang berjumlah 15
kuantitatif dengan pendekatan Cross pertanyaan.
Sectional (potong lintang) yaitu untuk Adapun analisa data dalam penellitian
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ini menggunakan analisa data univariat yaitu
tentang anemia dengan kejadian anemia pada meliputi karakteristik usia, tingkat
remaja putri di SMK Analisis Kimia Nusa pengetahuan, dan kejadian anemia.
Bangsa Kota Bogor Tahun 2018. Populasi Sedangkan untuk analisis bivariat penelitian
dalam penelitian ini adalah remaja putri ini untuk melihat pengaruh antara variabel
dengan populasi 301 respponden. Sampel dependen yaitu kejadian anemia dengan
yang telah digunakan berjumlah 78 variabel independen yaitu karakteristik usia,
responden. Teknik pengumpulan data dengan tingkat pengetahuan. Untuk membuktikan
adanya hubungan antara dua variabel tersebut

152
digunakan uji Chi Square, uji signifikan rumus tersebut dilakukan dengan
dilakukan dengan menggunakan batas menggunkan aplikasi SPSS 16.
kemaknaan (alpha) = 0,05. Perhitungan

HASIL
Berdasakan hasil analisis univariat dan bivariat diperoleh hasil :
a) Karakteristik Berdasarkan Usia Responden
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Usia
Karakteristik n Persen
(%)
14 - 16 tahun 67 85,9
17 - 19 tahun 11 14,1
Total 78 100

Berdasarkan distribusi usia responden responden di atas maka dapat disimpulkan


yang disajikan dalam tabel bahwa, dari 78 bahwa, responden penelitian ini didominasi
responden, 67 remaja putri (85,9 %) yang oleh responden yang masuk dalam kategori
termasuk kategori usia remaja menengah remaja menengah yang berusia antara 14-16
diantaranya berusia 14-16 tahun, dan 11 tahun. Usia bisa menentukan tingkat
remaja putri (14,1%) yang termasuk kategori kedewasaan seseorang sehingga hal ini bisa
usia remaja akhir diantaranya berusia 17-19 mempengaruhi dalam perilakunya dan cara
tahun. Mengacu pada distribusi usia pemikirannya.

b) Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Anemia


Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Tingkat n Persen
Pengetahuan (%)
Kurang 32 41,0
Baik 46 59,0
Total 78 100

Responden di SMK Analisis Kimia sebanyak 32 remaja putri (41,0%), sehingga


Nusa Bangsa Kota Bogor yang memiliki tingkat pengetahuan responden terbanyak
pengetahuan baik sebanyak 46 remaja putri pada pengetahuan baik.
(59,0%) dan tingkat pengetahuan tidak baik

153
c) Gambaran Kejadian Anemia
Tabel 5.4 Distribusi Kejadian Anemia
Kejadian n Persen
Anemia (%)
Anemia 58 74,4
Tidak Anemia 20 25,6
Total 78 100

Responden berdasarkan kejadian diantaranya mengalami anemia ringan dan 1


anemia remaja putri diketahui bahwa yang anemia sedang, tidak ada yang menderita
mengalami anemia lebih banyak yaitu anemia berat. Responden yang tidak
sebanyak 58 remaja putri (74,4%), dari 58 mengalami anemia yaitu sebanyak 20 remaja
responden yang mengalami anemia, 12 putri (25,6%).

d) Hasil Analisis Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia


Tabel 5.5 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia
Tidak OR
Tingkat Anemi P
Anemi Total (95
Pengeta a Val
a %
huan ue
n % n % n % CI)
Kurang 2 75 8 25 3 100 1,0 1,05
Baik 4 ,0 ,0 2 ,0 00 9
Baik 3 73 1 26 4 100 0,37
4 ,9 2 ,1 6 ,0 6 -
2,98
4
Total 5 74 2 25 7 100
8 ,4 0 ,6 8 ,0

Responden di SMK Analsisi Kimia sehingga responden yang mengalami anemia


Nusa Bangsa Kota Bogor dari 46 (100%) mayoritas memiliki pengetahuan baik. Hasil
yang memiliki pengetahuan baik, 34 (73,9%) uji chi square menunjukkan Nilai OR =
diantaranya mengalami anemia, dan 12 1,059. Nilai p-value 1,000 (p<0,05) sehingga
(26,1%) tidak mengalami anemia. Remaja dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan
putri yang memiliki pengetahuan kurang baik Ha ditolak berarti tidak ada hubungan antara
sebanyak 32 (100%), 24 (75,0%) diantaranya tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia
mengalami anemia, dan yang tidak pada remaja putri di SMK Analisis Kimia
mengalami anemia sebanyak 8 (25,0%), Nusa Bangsa Kota Bogor.

154
PEMBAHASAN
a. Karakteristik usia responden remaja memiliki pengetahuan yang baik
Dari hasil penelitian yang telah (60%) dan kurang (40%).
dilakukan pada remaja putri SMK Analisis Menurut Junadi (1995), terdapat tiga
Kimia Nusa Bangsa diketahui bahwa, dari 78 faktor yang mempengaruhi timbulnya anemia,
responden 67 remaja putri (85,9%) yaitu : sebab langsung, sebab tidak langsung,
diantaranya termasuk kategori usia remaja dan sebab mendasar. Sebab langsung yaitu
menengah diantaranya berusia 14-16 tahun, karena ketidakcukupan zat besi dan infeksi
11 remaja putri (14,1%) diantaranya termasuk penyakit. Ketidakcukupan zat besi dalam
kategori usia remaja akhir diantaranya berusia tubuh disebabkan salah satunya oleh makanan
17-19 tahun. Mengacu pada distribusi usia cukup, namu bioavailabilitas rendah, serta
responden di atas maka dapat disimpulkan makanan yang dimakan mengandung zat
bahwa, responden penelitian ini didominasi penghambat absorpsi besi. Absorpsi besi
oleh responden yang masuk dalam kategori tergantung pada jumlah bahan makanan yang
remaja menengah yangberusia antara 14-16 menghambat dan meningkatkan absorpsi,
tahun. sehingga absorpsi besi dari makanan yang
Menurut Gibney (2009) pada masa dikonsumsi sehari-hari bervariasi. Tanin yang
pubertas (usia 12-18 tahun) terjadi merupakan polifenol dan terdapat dalam teh,
pertumbuhan yang cepat. Semakin bertambah kopi, dan beberapa jenis sayuran dan buah
usia individu maka meningkat pula kebutuhan menghambat absorbs besi dengan cara
zat besinya, menstruasi juga menjadi beban mengikatnya. Bila besi tubuh tidak terlalu
ganda bagi remaja putri. Faktor resiko untuk tinggi, sebaiknya tidak minum the atau kopi
menjadi anemia karena peningkatan waktu makan (Almatsier, 2001).
kebutuhan zat besi pada remaja putri karena
sedang mengalami pertumbuhan dan awal c. Kejadian anemia
haid sehingga memberikan beban ganda. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
Dalam hal ini mungkin dikarenakan remaja diketahui bahwa responden yang
putri pada umur remaja tengah maupun mempunyayi kategori anemia yaitu sebanyak
remaja akhir masih dalam pertumbuhan 58 remaja putri (74,4%), dari 58 responden
dimana pertumbuhan yang dialami tidak yang mengalami anemia, 12 diantaranya
diimbangi dengan asupan gizi yang adekuat mengalami anemia ringan dan 1 anemia
sehingga mengalami anemia. sedang, tidak ada yang menderita anemia
berat. Responden yang tidak mengalami
b. Tingkat Pengetahuan Responden anemia yaitu sebanyak 20 remaja putri
Dari hasil penelitian yang telah (25,6%).
dilakukan pada remaja putri SMK Analisis Dalam penelitian ini, banyak remaja
Kimia Nusa Bangsa diketahui bahwa yang mengalami anemia, ini bisa terjadi
pengetahuan responden yang mempunyayi karena remaja putri biasanya sangat
tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 46 memperhatikan bentuk tubuh, sehingga
remaja putri (59,0%) dan tingkat pengetahuan banyak yang membatasi konsusmsi makanan,
kurang sebanyak 32 remaja putri (41,0%). serta banyak yang menjadi pantangannya.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang Sehingga dalam konsusmsi makanan tidak
dilakukan sebelumnya di MAN 1 Metro tahun stabil, serta pemenuhan gizinya kurang. Bila
2015 yang mendapatkan hasil sebagian besar asupan makan kurang maka cadangan besi

155
banyak yang dibongkar. Keadaan yang seperti responden yang memiliki pengetahuan kurang
inilah mempercepat terjadinya anemia mempunyai peluang 1,1 kali untuk tidak
(Kirana, 2011). mengalami anemia dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan baik.
d. Hubungan Antara Pengetahuan Hasil penelitian ini sejalan dengan
dengan Kejadian Anemia Afifah Hasna Amany (2015), bahwa hasil
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p= yang didapatkan tidak terdapat hubungan
1,000. Oleh karena nilai p > α (0,05), maka yang signifikan antara pengetahuan dengan
dapat disimpullkan bahwa tidak ada hubungan kejadian anemia. Dengan pengetahuan baik
antara pengetahuan dengan kejadian anemia. sebanyak 64 responden (70,3%), p value
Karena hasil p value pengetahuan lebih besar sebesar 0,335 yang artinya tidak terdapat
dari 0,05 yang artinya Ho diterima. Dan dari hubungan bermakna (p=0,335>0,05) antara
hasil uji statistik diperoleh nilai OR sebesar pengetahuan dengan kejadian anemia.
1,1 kali (95% CI: 0,376 - 2,984) yang artinya

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini didapat bahwa tidak dan juga remaja putri sering mengurangi
ada hubungan antara tingkat pengetahuan asupan makanan karena ingin terlihat langsing
dengan kejadian anemia pada remaja putri di (Gunatmaningsih, 2007).
SMK Analisis Kimia Nusa Bangsa. Tidak Saran yang dapat diberikan oleh peneliti
adanya hubungan antara tingkat pengetahuan untuk menangani permasalahan anemia pada
remaja putri dengan kejadian anemia remaja putri di SMK Analisis Kimia Nusa
kemungkinan disebabkan karena remaja putri Bangsa Kota Bogor adalah dengan membuat
masih bergatung kepada pola asuh orang tua program khusus dalam memberikan infromasi
dalam menyiapkan menu makanan sehari- kesehatan mengenai anemia seperti
hari sehingga remaja putri baik yang memberikan pengetahuan mengenai anemia
pengetahuan kurang maupun baik tidak akan pada siswi melalui guru yang mengajar agar
berpengaruh terhadap pemilihan makanan membantu menurunkan angka kejadian
yang dapat mencegah terjadinya anemia gizi anemia pada siswi.

156
DAFTAR PUSTAKA
[1] Amalia Rachma, Allaily. (2016). [8] Febry, Ayu Bulan, K D, dkk. (2013).
Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan.
Tentang Kebersihan Organ Genitalia Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ekstena di SMAN 90 Jakarta. Skripsi. [9] Handayani, Hesty. (2015). Tingkat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Kesehatan Universitas Islam Negeri Anemia Pada Siswi kelas IX Di SMP
Syarif Hidayatullah. Negeri 2 Tawangmangu. Karya Tulis
[2] Amany, Hasna Afifah. (2015). Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Kusuma Husada Surakarta.
Tentang Anemia. Dengan Kejadian [10] Haninda, Pagdya. (2017). Pengaruh
Anemia Pada Siswi Di 3 SMA Kota Pemberian Jus Jambu Biji Merah
Yogyakarta 2015. Skripsi. Sekolah (Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar
Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Hemoglobin dan Ferritin Serum
Yogyakarta. Penderita Anemia Remaja Putri. Tesis.
[3] Caturiyantiningtiyas, Titin. (2015). Magister Ilmu Biomedik. Universitas
Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Andalas.
dan Perilaku dengan Kejadian Anemia [11] Hastono, Sutanto Priyo. (2016). Analisis
Remaja Putri Kelas X dan XI SMA Data pada Bidang Kesehatan. Jakarta:
Negeri 1 Polokarto. Skripsi. Fakultas PT Raja Grafindo Persada.
Kesehatan Masyarakat Universitas [12] Herta, Yuli dan Yuliana. (2015). Pola
Muhammadiyah Surakarta. Konsumsi (Faktor Inhibitor dan
[4] Darmasih, Ririn. (2009). Faktor Yang Enhancer FE) Dan Status Anemia
Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri. Jurnal Gizi. Politeknik
Pada Remaja SMA Di Sukaraja. Kesehatan Kementrian Kesehatan
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Mataram.
Surakarta. [13] Mariana dan Khafidoh. (2013).
[5] Departemen Gizi dan Kesehatan Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian
Masyarakat. (2010). Gizi dan Anemia Pada Remaja Putri Di SMK
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Swadaya Wilayah Kerja Puskesmas
Raja Grafindo Persada. Karangdoro Kota Semarang Tahun
[6] Dwi Rahmawati, Kristanti. (2011). 2013. Jurnal Kebidanan Vol. 2 No. 4.
Analaisis Faktor Penyebab Kejadian Politeknik Kesehatan Semarang.
Anemia Gizi Besi Pada Remaja Putri Di [14] Martini. (2015). Faktor- Faktor yang
SMAN 2 Kota Bandar Lampung Tahun Berhubungan dengan Kejadian Anemia
2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan pada Remaja Putri di MAN 1 Metro.
Masyarakat. Universitas Indonesia. Jurnal Kesehatan Vol. VIII No.1.
[7] Farhataeni, Fili. (2017). Hubungan Program Studi Kebidanan. Politeknik
Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Kesehatan.
Suami Terhadap Pemberian ASI [15] Nizmah Fajriyah, Nuniek & Huda
Eksklusif Di Desa Pabuaran Kecamatan Fitriyanto, Muhammad Laelatul.
Gunung Sindur Kabupaten Bogor Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tahun 2017. Skripsi. Fakultas Ilmu Tentang Anemia Pada Remaja Putri.
Kesehatan. Universitas Ibn Khaldun. Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK). Sekolah

157
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Jaminan Sosial Kesehatan di Puskesmas
Pekajangan Pekalongan. Belong Kota Bogor Tahun 2017.
[16] Nunik dan Laelatul. (2016). Gambaran Skripsi. Fakultas Ilmu kesehatan.
Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Universitas Ibn Khaldun.
Pada Remaja Putri. Jurnal Ilmu [22] Rena Benita, Nydia. 2012. Pengaruh
Kesehatan. Sekolah Tinggi Ilmu Penyuluhan Terhadap Tingkat
Kesehatan Muhammadiyah Pekajang. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
[17] Nursari, Dilla. (2009). Gambaran Pada Remaja Siswa SMP Kristen
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Gergaji. Laporan Hasil Karya Tulis
SMP Negeri 18 Kota Bogor Tahun Ilmiah. Fakultas Kedokteran
2009. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Universitas Diponegoro.
Ilmu Kesehatan Universitas Islam [23] Rizka, Muhammad. (2017). Hubungan
Negeri Syarif Hidayatullah. Kebiasaan Makan Pagi (Sarapan)
[17] Oktalina, Era. (2011). Kejadian Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja
Pada Remaja Putri Di SMAN 1 Lubuk Puteri Di SMA-PGRI 4 Banjarmasin.
Sikaping Kabupaten Pasaman Tahun Manuskrip. Keperawatan dan Ilmu
2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah
Masyarakat. Universitas Indonesia. Banjarmasin.
[18] Parasdia, Roos Arum,dkk. (2017). [24] Silalahio, Verarica. 2015. Potensi
Hubungan Anemia dengan Status Gizi Pendidikan Gizi Dalam Meningkatkan
Pada Remaja Putri. The Southeast Asian Asupan Gizi Pada Remaja Putri Yang
Journal of Midwifery Vol. 3, No. 1. Anemia Di Kota Medan. Jurnal
Fakultas Kedokteran. Universitas Kesehatan Masyarakat. Fakultas
Padjajaran. Kesehatan Masyarakat Universitas
[19] Pengertian Pengetahuan Negeri Semarang.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/ha [25] Titin dan Rizqi. (2017). Gambaran
ndle/123456789/15617/6%20BAB%20I Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang
I.pdf?sezquence=6&isAllowed=y Seksual Pranikah Di SMA Al- Islam
{Selasa, 30 Mei 2018, 13:49} Krian Sidoarjo. Jurnal. Fakultas Ilmu
[20] Profil SMK Analisis Kimia Nusa Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Bangsa Kota Bogor https:// Sidoarjo.
www.smknusabangsa.sch.id [26 [26] Wulandari, Tria. (2017). Faktor-Faktor
Agustus 2018] Yang Berhubungan Dengan Kejadian
[21] Ratnasari, Siti Diana. (2017). Hubungan Anemia Pada Remaja Putri Di SMKN 4
Tingkat Pengetahuan dan Praktik Padang Tahun 2017. Skripsi. Fakultas
Tentang Jaminan Kesehatan Nasional Keperawatan. Universitas Andalas.
pada Peserta Badan Penyelenggara

158

Anda mungkin juga menyukai