Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI

PADA KASUS PATOLOGI DAN KOMPLIKASI


INFERTILITAS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. ANJAR MUHAJAROH
2. ARINAH
3. BAYU FITRIA MAHARANI
4. ERYANI
5. LUCIA SERNI LONTOH
6. SELVIANA PUTRI
7. SRI PATNAWATI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN KALTIM PRODI
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya makalah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI
PADA KASUS PATOLOGI DAN KOLABORASI INFERTILITAS”, Makalah
yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membacanya.
Secara garis besar memuat tentang suatu proses penerapan ilmu dan seni
untuk menyusun rencana, mengimplementasikan rencana, mengoordinasikan dan
menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan
pelayanan yang telah ditetapkan.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah di susun ini dapat berguna bagi penulis
maupun orang yang membacanya.
Demikian yang dapat disampaikan, Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran
yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya.
Terima Kasih

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 6
A. Pengertian Infertilitas ................................................................................................................... 6
B. Patofisiologi Infertilitas ................................................................................................................. 7
C. Etiologi Infertilitas ........................................................................................................................ 8
D. Komplikasi Infertilitas .................................................................................................................. 9
E. Gejala Klinis Infertilitas ............................................................................................................. 10
F. Pemeriksaan Penunjang Infertilitas .......................................................................................... 13
G. Penatalaksanaan Infertilitas ....................................................................................................... 16
BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................................................................. 18
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................. 18
Kesimpulan .......................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk memperoleh kehamilan setelah 12


bulan atau lebih menikah melalui hubungan seksual secara teratur tanpa
menggunakan alat kontrasepsi. Infertilitas diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu
primer dan sekunder. Infertilitas primer terjadi ketika keadaan istri belum pernah
hamil sama sekali, sedangkan infertilitas sekunder terjadi pada istri yang pernah
hamil.
World Health Organization (WHO) tahun 2012 menyatakan satu dari setiap
empat pasangan di negara-negara berkembang telah mengalami infertilitas. Kejadian
infertilitas primer di Asia banyak ditemukan pada usia 20-24 tahun yaitu 30.8% di
Kamboja, 10% di Kazakhstan, 43.7% di Turkmenistan, 9.3% di Uzbekistan dan
21.3% di Indonesia. Prevalensi infertilitas menurut WHO diperkirakan 8-10%
pasangan di dunia mempunyai riwayat sulit untuk memperoleh anak.
Data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2010
didapatkan bahwa 2.2% rata-rata belum atau tidak punya anak pada perempuan
Indonesia yang pernah menikah pada usia 10-59 tahun. Pemeriksaan pada perempuan
gangguan ovulasi terjadi pada sekitar 15% pasangan infertilitas dan menyumbang
sekitar 40% infertilitas pada perempuan. Beberapa pemeriksaan infertilitas yang
dapat dilakukan adalah penilaian kelainan uterus pemeriksaan histeroskopi tidak
dianjurkan apabila tidak terdapat indikasi, karena efektifitas pembedahan sebagai
terapi kelainan uterus untuk meningkatkan angka kehamilan belum dapat ditegakkan.
Beberapa faktor risiko infertilitas yaitu konsumsi alkohol, merokok,
olahraga, stress, suplementasi vitamin dan indeks massa tubuh. Salah satu faktor
risiko yang menyebabkan infertilitas adalah IMT (indeks massa tubuh) merupakan
alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan
berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup
lebih panjang. Indeks Massa Tubuh (IMT) dibagi menjadi menjadi 4 klasifikasi yaitu
kurus sekali (<17,0 kg/m2), kurus (17,0-18,4 kg/m2), normal (18,5-25,0 kg/m2),
gemuk (25,1-27,0 kg/m2),dan gemuk sekali (>27,0 kg/m2)

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Infertilitas ?
2. Apa Patofisiologis dari Infertilitas?
3. Apa Etiologi dari Infertilitas?
4. Apa saja Komplikasi dari Infertilitas?
5. Apa saja Gejala Klinis Infertilitas?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk Infertilitas?
7. Bagaimana Penatalaksaan pada Infertilitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Infertilitas
2. Mengetahui patofisiologis dari Infertilitas
3. Mengetahui etiologi dari Infertilitas
4. Mengetahui komplikasi dari Infertilitas
5. Mengetahui gejala klinis dari Infertilitas
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk Infertilitas
7. Mengetahui penatalaksanaan pada Infertilitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Infertilitas
Infertilitas adalah kegagalan untuk memperoleh kehamilan setelah 12
bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa
menggunakan alat kontrasepsi. Secara global diperkirakan adanya kasus
infertilitas pada 8-10% pasangan. Infertilitas dikategorikan menjadi dua yaitu
infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Tingginya persentase faktor
wanita yang menyebabkan infertilitas serta berdasarkan data terdapat
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas pada wanita.
Infertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi
nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita (menyangkut banyaknya
bayi yang lahir hidup). Pada penelitian ini konsep fertilitas adalah kelahiran
hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan
dengan ada tanda tanda kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung
berdenyut, dan sebagainya (Mantra, 2003:145). Tinggi rendahnya tingkat
fertilitas dapat menggambarkan kecepatan pertumbuhan penduduk suatu
daerah atau negara (Mulyadi, 2006:18). Pertumbuhan penduduk tersebut pada
akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan populasi di daerah atau negara
tersebut. Dinh (1997-251) menjelaskan bahwa pertumbuhan populasi
merupakan isu yang sangat penting bagi pembangunan jangka panjang pada
suatu negara, dunia secara utuh, dan negara dunia ketiga yang sedang
berusaha untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dimana populasi
tersebut berada.
Infertilitas terbagi dua, yaitu
a. Infertilitas Sekunder
Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang sudah mempunyai
anak sebelumnya tetapi belum memiliki anak lagi sesudah satu tahun
berhubungan seksual rutin tanpa memakai alat kontrasepsi atau metode
kontrasepsi dalam bentuk apapun. Dalam rentang waktu sejak melahirkan
anak pertama sampai berencana untuk hamil lagi, banyak hal dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan dan tubuh pasangan suami istri.
Perubahan ini bukan tidak mungkin menyebabkan proses terjadinya
kehamilan menjadi terganggu.
b. Infertilitas Primer
Infertilitas primer dialami pasangan suami-istri yang belum bisa dan belum
pernah mempunyai anak sesudah satu tahun berhubungan seksual rutin
tanpa memakai alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Wanita yang pernah
hamil tapi mengalami keguguran juga masuk dalam kategori ini.

B. Patofisiologi Infertilitas
 Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita di antaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan
pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam
pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik
yang mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi
sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, di antaranya
cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak
terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus
menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walaupun
sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium mempengaruhi
pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempengaruhi proses
pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah
aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak berkembang
dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi
imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak
bisa bertahan, infeksi juga menyebabkan inflamasi zigot yang berujung
pada abortus.
 Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi
hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional
testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi
infertilitas di antaranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif
yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido.
Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan
berkurangnya pancaran sperma. Suhu di sekitar areal testis juga
mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya
ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebabkan
sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma
terganggu.

C. Etiologi Infertilitas
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil
penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka
kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini
dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan
dari pihak wanita / istri.
a. Pada Wanita
Etiologi infertilitas wanita sangat beragam. WHO melaporkan
infertilitas wanita umumnya berkaitan dengan beberapa penyakit berikut:
 Gangguan ovulasi, seperti pada sindrom ovarium polikistik
 Endometriosis
 Adhesi pelvis, misalnya pada penyakit radang panggul (PID)
 Sumbatan tuba, misalnya akibat salpingitis
 Kelainan tuba atau uterus lainnya
 Hiperprolaktinemia
b. Pada Pria
Pola frekuensi etiologi infertilitas pria dapat berbeda antar institusi,
namun secara umum terbagi atas hipogonadisme, penyakit genetik,
penyakit sistemik, varikokel, obstruksi duktus ejakulatorius,
kriptorkismus, kegagalan ejakulasi, dan penyakit testikuler didapat Pada
sekitar 50% kasus pasangan dengan infertilitas, faktor-faktor yang
berkaitan dengan adanya peran infertilitas pria umumnya disertai dengan
kelainan pada parameter analisis semen (gangguan gerak sperma, jumlah
sperma kurang atau tidak ada, atau kombinasi keduanya). Tabel di bawah
ini memberikan pengelompokan berbagai penyebab infertilitas pria dan
prevalensinya menurut sebuah studi yang melibatkan 10.469 pasien
dengan masalah infertilitas

D. Komplikasi Infertilitas
Komplikasi yang umum terjadi pada wanita dengan infertilitas adalah
gonadotropin-induced ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS), gestasi
multipel, dan kehamilan ektopik. Prognosis infertilitas wanita sangat
bergantung pada usia pasien, penyebab infertilitas, dan terapi yang didapat.
Infertilitas pria bukanlah merupakan suatu penyakit yang memberikan
komplikasi langsung terhadap pasien, namun yang lebih berkontribusi
terhadap komplikasi adalah penyebab dasar dan efek samping dari pengobatan
terhadap infertilitas itu sendiri. Beberapa kondisi medis yang berhubungan
dengan infertilitas pria seperti adenoma pituitari, kanker testis, diabetes
mellitus, dan fibrosis kistik merupakan penyebab infertilitas pria yang perlu
diwaspadai morbiditasnya. Selain itu, komplikasi juga berpotensi ditimbulkan
dari berbagai rejimen pengobatan empiris pada infertilitas idiopatik. Sebagai
contoh, aromatase inhibitor merupakan salah satu terapi empiris infertilitas
idiopatik yang memiliki efek samping yang cukup penting seperti penurunan
densitas tulang dan peningkatan lemak tubuh total akibat penurunan jumlah
estrogen. Terapi testosteron seperti pada pria lansia dengan hipogonadisme
onset lanjut juga berpotensi meningkatkan risiko penyakit prostat, sleep
apnea, dan eritrositosis.

E. Gejala Klinis Infertilitas


1. Siklus menstruasi yang tidak reguler
Begitu telah melalui masa remaja dan puber, siklus menstruasi wanita
seharusnya terjadi secara reguler. Artinya, tidak ada lagi bulan-bulan yang
'bolong'. Paling tidak, siklus berulang dalam jangka waktu 24 hingga 35
hari. Ketika menstruasi, artinya tengah mengalami ovulasi. Ovulasi adalah
sebuah proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari dalam rahim.
Bila tidak mengalami ovulasi, berarti tidak ada sel telur yang diproduksi.
2. Rasa nyeri hebat pada saat menstruasi
Rasa nyeri ketika haid bisa disebabkan oleh PMS maupun dismenore.
Namun, bila rasa nyeri yang dirasakan sangat hebat dan membuatmu
sampai tidak bisa melakukan aktivitas, ada baiknya segera berkonsultasi
pada dokter. Rasa nyeri yang luar biasa hebat pada saat menstruasi
biasanya masuk dalam kategori dismenore sekunder. Kondisi ini biasanya
dipengaruhi oleh penyakit pada organ kewanitaan. Umumnya, wanita yang
mengalami hal ini menderita endometriosis.
3. Keluarnya cairan dari puting
Dalam keadaan tidak hamil maupun menyusui, semestinya tidak ada cairan
yang keluar dari payudara. Bila kamu mengalami hal ini, boleh jadi kamu
mengalami hyperprolactinemia.
Istilah tersebut merujuk pada kondisi produksi hormon menyusui yang
terlalu banyak. Bila kadar hormon ini terlalu banyak, maka ovarium dapat
berhenti memproduksi ovum. Adapun penyebabnya cukup beragam, mulai
dari isu pada kelenjar tiroid hingga tumor jinak pada kelenjar pituari.
4. Perubahan hormon
Fluktuasi hormon lain juga dapat memberikan pengaruh terhadap
kesuburan. Bila kamu mengalami masalah dengan kulit, gairah untuk
bercinta berkurang, rambut yang menjadi tidak sehat, dan beberapa
kejanggalan lain, konsultasikan segera pada dokter.
Namun, tidak seluruh perubahan ini mengacu pada diagnosis kemandulan.
Dokter juga membutuhkan penilaian lainnya untuk memastikan.
5. Riwayat penyakit kelamin
Penyakit kelamin atau juga disebut penyakit menular seksual (PMS) juga
bisa menjadi penyebab ketidak suburan. Infeksi dan inflamasi
dari chlamydia atau gonorrhea bisa menyebabkan saluran tuba falopi
menjadi terhalangi.
Bagi wanita, bilamana tuba falopi terhalangi, risiko kehamilan ektopik juga
meningkat. Kondisi ini merupakan kehamilan di luar rahim dengan risiko
kematian yang cukup tinggi.
6. Berat Badan Tidak Seimbang
Kalau kamu masih berpikir bahwa berat badan seimbang semata untuk soal
penampilan, ubah mindset tersebut sekarang juga. Tidak
hanya overweight, underweight juga sama berisikonya dalam menyebabkan
kemandulan.
Pada wanita, berat badan yang tidak seimbang akan mengganggu produksi
sel telur. Sementara pada laki-laki, underweight menyebabkan jumlah
sperma menjadi sedikit dan overweight menyebabkan kadar testosteron
menjadi sedikit.
7. Hilangnya gairah seksual dan nyeri pada saat Berhubungan
Bagi pasangan yang telah menikah, coba perhatikan perubahan yang terjadi
pada sex drive alias gairah untuk bercinta. Meski tak selalu, tetapi
perubahan ini bisa menjadi indikasi kondisi infertil.
Selain itu, rasa nyeri saat berhubungan juga sebaiknya segera
dikonsultasikan kepada dokter kandungan. Kasus paling banyak mengapa
wanita mengalami ini adalah karena endometriosis.
8. Nyeri, benjolan atau bengkak pada buah zakar
Perhatian khusus pada organ reproduksi bukan hanya tugas wanita, tetapi
juga pria. Bila kamu dan pasangan telah mencoba tetapi belum juga
berhasil, perhatikan apakah ada yang tak wajar pada organmu.
Memang ada banyak hal yang menyebabkan rasa nyeri, benjolan, atau
bengkak pada buah zakar. Sebagian besar merupakan indikasi
ketidaksuburan, tetapi ada baiknya segera pergi ke dokter untuk melakukan
tes dan mendapat diagnosis yang tepat.
9. Masalah pada ereksi dan ejakulasi
Satu lagi gejala yang bisa kamu amati adalah pada saat ereksi. Bilamana
kamu merasa ada yang tidak sewajarnya terhadap kemampuan ereksi, boleh
jadi ada ketidakseimbangan hormon yang tengah kamu alami.
Pun demikian dengan ejakulasi. Ketidakmampuan untuk mempertahankan
ejakulasi dalam batas sewajarnya bisa menjadi gejala yang perlu untuk
segera kamu konsultasikan pada dokter.
10. Tidak segera hamil dalam kurun waktu tertentu
Nah, dari semua gejala yang disebutkan sebelumnya, kamu juga perlu
mengetahui kapan semestinya mulai cemas apakah kamu atau pasangan
mengalami ketidaksuburan. Bila kamu berusia di bawah 35 tahun dan
belum juga hamil setelah satu tahun mencoba, inilah saatnya untuk
berdiskusi dengan dokter.
Ketidaksuburan juga dipengaruhi oleh usia. Semakin bertambahnya usia
seseorang memperbesar risiko ketidaksuburan. BIla kamu telah berusia 35
tahun ke atas, segera periksa ke dokter bila setelah 6 bulan kamu belum
juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan.

F. Pemeriksaan Penunjang Infertilitas


Pemeriksaan penunjang umumnya diperlukan untuk mendiagnosis
etiologi infertilitas pada wanita. Pemeriksaan laboratorium, seperti kadar
luteinizing hormone (LH), serum progesteron, follicle stimulating hormone
(FSH), estradiol, dan hormon Anti-Mullerian (AMH), dapat dilakukan pada
pasien infertilitas.
Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan pemeriksaan
penunjang laboratorium dan non laboratorium untuk menentukan penyebab
infertilitas dan melakukan terapi terhadap penyebab tersebut.
a. Pemeriksaan pada Suami
1. Anamnesis
a) Riwayat penyakit sistemik : DM, TBC, Allergi dll
b) Pembedahan daerah genitalia, varicocele dll
c) Infeksi saluran kemih dan genitalia : GO, Sipilis , STD lain.
d) Trauma sekitar genitalia
e) Obat yg berpengaruh atau pemakaian obat yg lama.
f) Risiko pekerjaan : lingkungan panas, kimia, radiasi.
g) Kebiasaan : pakaian ketat , berendam panas dll
h) Merokok, alkohol, narkoba.
i) Kebiasaan seksual / sanggama.
j) Kemampuan ereksi – penetrasi – ejakulasi.
2. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum, gemuk, kurus
b) Vital sign
3. Pemeriksaan Khusus Genitalia
a) Tanda kelamin sekunder.
b) Penis, bentuk, ukuran, kelainan hypoplasia, hypospadia kekuatan
ereksi.
c) Scrotum : kelainan kulit, tanda infeksi dll.
d) Testis : jumlah, ukuran, penurunan testis, varicocele
4. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
a) Analisa Semen
Diambil dengan masturbasi, abstinensia 3 – 4 hari, ditampung pakai
botol kaca mulut lebar, langsung diambil dilaboratorium/ kurang 30
menit post ejaculasi ditempat lain dengan transport yang benar.
Penilaian :
1) Normospermia
2) Oligospermia
3) Asthenospermia
4) Teratospermia
5) Gabungan : oligo-terato-asteno-zoospermia.
6) Azoospermia
7) Aspermia
b) Laboratorium secara umum : darah, urine.
c) Hormonal : FSH, LH, Testosteron, Prolactin, Thyroid dll
b. Pemeriksaan pada Istri
1. Anamnesis
a) Riwayat fertilitas sebelumnya.
b) Komplikasi kehamilan sebelumnya
c) Pemakaian kontrasepsi sebelumnya
d) Riwayat penyakit yg berpengaruh: DM, TBC, Tiroid
e) Obat-obatan terutama jangka panjang
f) Pmbedahan daerah perut, genitalia
g) Riwayat radang panggul, infeksi genital
h) Kelainan genitalia,bentuk , keluarnya ASI
i) Risiko pekerjaan
j) Riwayat haid dan tanda ovulasi, lendir yang lebih banyak pada
pertengahan siklus, PMS.
k) Cara, waktu sanggama, gangguan sanggama
2. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : obesitas , BB / TB
b) Vital sign
c) Tanda kelamin sekunder, mamae, pinggul, distribusi rambut
d) Periksa dalam vagina : kelainan anatomis, infeksi dll
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Suhu basal badan
b) Pemeriksaan lendir cervix : Spinbarkeit test, Fern test
c) Uji pasca sanggama : interaksi cervix >< sperm
d) Sampling endometrium :
e) Ultrasonografi : kelainan genitalia interna
f) Hysterosalpingography : bentuk dan fungsi cavum uteri, saluran
tuba.
g) Laparoscopy dan Chromotubasi : diagnostik – terapi
h) Laboratorium umum
i) Laboratorium hormonal : Prolactin, Estrogen, Progesteron, FSH,
LH, Thyroid

G. Penatalaksanaan Infertilitas
Penatalaksanaan infertilias endometriosis sangat komplek, mempunyai
banyak masalah dan masih banyak silang pendapat. Masalahnya sudah tidak
meningkatkan angka kehamilan (OR 1,2 95%CI 0,9-1,7), demikan halnya
antara terapi danazol, GnRH agonis, Progestagen muncul mulai dari
diagnosis, pengobatan bahkan sampai dengan evalusi selanjutnya. Pengobatan
infertilitas endometriosis dapat berupa pembedahan, medikamentosa, atau
kombinasi keduanya

USG transvaginal
Merupakan metode pemeriksaan internal dengan alat bernama
transduser sepanjang 2-3 inci yang dimasukkan langsung ke dalam Miss V.
Dengan alat ini,dokter akan memperoleh gambar nyata yang lebih detail dari
organ reproduksi wanita, rahim,indung telur,saluran telur,dan leher rahim.27
Mar 2019
Secara umum USG transvaginal boleh dilakukan saat menstruasi.
Ketika akan dilakukan USG, pasien akan diminta untuk melepaskan pembalut
dan celana dalam yang digunakan. Alat USG transvaginal juga akan dilapisi
dengan kondom sehingga Anda tidak perlu khawatir.
Untuk berhasil hamil dengan pembuahan alami, Anda dan pasangan bisa
melakukan langkah - langkah berikut ini:
1. Stop KB dan alat kontrasepsi lainnya
2. Deteksi masa subur
3. Meningkatkan frekuensi hubungan intim
4. Terapkan pola makan sehat
5. Konsumsi vitamin
6. Terapkan pola hidup sehat.

H. Bentuk Kolaborasi Tim Kesehatan Dalam Kasus Infertilitas


Kolaborasi yang dilakukan di RS Panglima Sebaya dalam penanganan kasus
Infertilitas adalah :
1. Kolaborasi dengan dr SpOg.K.Fer untuk penatalaksanaan dan terapi
yang diperlukan.
2. Kolaborasi dengan Analis kesehatan untuk kebutuhan pemeriksaan
laboratorium lanjutan, seperti analisa sperma.
3. Kolaborasi dengan Apoteker dalam pemberian terapi obat-obatan yang
di butuhkan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Dokumentasi Asuhan Kebidanan Kolaborasi Pada Kasus Infertilitas


Asuhan Kebidanan Kolaborasi Pada Ny. N Dengan Infertilitas Primer
Tanggal Pengkajian : 23-5-2022
Waktu Pengkajian : 10.00 WITA
Tempat Pengkajian : Poli FER RSUD Panglima Sebaya
Oleh : Mahasiswa

S:
1. Identitas Klien
Nama Istri : Ny. N Nama Suami : Tn.B
Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Suku : Jawa Suku : Banjar
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D III Pendidikan :SI
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Batu Kajang Rt 10 Kecamatan Batu Sopang Kab. Paser

2. Keluhan Utama / Alasan Kunjungan


Klien mengatakan datang ke poli untuk memeriksakan kesuburannya, karena
belum memiliki anak setelah menikah 5 tahun lamanya.

3. Status Pernikahan
Pernikahan ke – 1
Umur menikah
Istri : 22 tahun Suami : 26 tahun
Lama Menikah : 5 tahun
4. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : tidak teratur
Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut / hari
Warnanya : merah
Keluhan : klien mengatakan haid tidak teratur mulai gadis sampai
dengan menikah, kadang- kadang 3 bulan baru dapat haid.
Haid terakhir : 10-3-2022
- Lamanya : 7 hari
- Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut / hari
- Warnanya : merah
- Keluhan : tidak ada
b. Riwayat Kehamilan ,Persalinan,dan Nifas yang lalu
Klien belum pernah hamil .
c. Riwayat Kontrasepsi
Tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun

5. Riwayat Kesehatan Klien


Klien tidak sedang/memiliki riwayat penyakit hipertensi ,diabetes, jantung,
ginjal, asma, TBC, Hepatitis, HIV/AIDS dan penyakit lain yang kronis yang dapat
memperberat atau diperberat oleh kehamilan menular ataupun berpotensi menurun.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


Didalam keluarga klien,maupun suami tidak ada yang sedang / memiliki riwayat
penyakit hepatitis, jantung, asma, tekanan darah tinggi, TBC, ginjal ataupun
penyakit lainnya dan tidak ada riwayat infertile.
7. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 3x sehari, lauk (tahu,tempe,ikan ,daging
ayam,telur), tidak ada pantang makan, minum susu
dan minum air putih 6-8 gelas sehari
Eliminasi Bab 1x pagi
Bak 5-6x sehari
Istrahat Istirahat malam 7-8 jam
Aktivitas Klien bekerja di kantor dan melakukan pekerjaan
rumah sendiri ,kadang- kadang dibantu suami
Personal Hygiene Mandi 2x sehari ,sikat gigi 3-4 x sehari
Kebiasaan Klien tidak memiliki kebiasaab buruk seperti
merokok,minum-minuman beralkohol dan
memelihara hewan peliharaan
Pola Seksual 3-4 kali seminggu

8. Riwayat Psikososiokultural Spritual


a. Psikologi
Klien merasa cemas dan khawatir dirinya belum juga hamil.
b. Sosial
Klien menikah sudah 5 tahun.
c. Kultural
Tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus yang dapat memepengaruhi
kesehatan klien.
d. Spritual
Tidak ada kegiatan keagamaan maupun khusus yang dapat mempengaruhi
kesehatan klien.

O:

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : - TD : 110/77 mmhg - Suhu : 36,5˚C
- Nadi : 88 x/menit - RR : 24 x/menit
TB/BB : 156 cm / 57 kg
IMT : 23,45 kg/m²

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris,warna rambut hitam, distribusi rambut merata,rambut
bersih, tidak terdapat nyeri tekan,tidak ada benjolan
Wajah : simetris,tidak tampak pucat,tidak ada chloasma gravidarum,tidak
ada oedem
Mata : simetris,konjungtiva merah muda, sklera putih,tidak ada
pengeluaran kotoran, tidak ada perdarahan,tidak teraba oedem
Hidung : simetris,bersih,tidak ada pernapasan cuping hidung,tidak ada
pengeluaran secret, tidak ada polip
Mulut : simetris,bibir lembab,bibir tidak tidak pucat,bersih,tidak ada
stomatitist, tidak ada caries dentis,lidah tremor,tidak ada
pembengkakan pada tonsil dan ovula
Telinga : simetris,tidak tedapat pengeluaran cairan atau serumen
Leher : tidak terdapat hiperpigmentasi pada leher,tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
Dada : simetris,tidak terdapat retraksi didinding dada,tidak alat bantu
pernapasan, suara nafas vesikuler,tidak terdengar suara nafas
tambahan, BJ I loop, BJ II doop
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi
pada areolla, tidak teraba benjolan,tidak ada retraksi/dimpling, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : pembesaran abdomen tidak ada,tidak ada luka bekas operasi dan
tidak ada massa abnormal
Genitalia : Vulva tidak oedem,tidak ada varises perinium, ada pengeluaran
cairan pervaginam, tidak ada condyloma
Anus : tidak terdapat haemorhoid
Ekstremitas
Kanan Bawah : simetris, tidak oedem, tidak varises, reflek babinski (-), homan
sign (-), reflek patella (+) CRT < 2 detik
Kiri Bawah : simetris, tidak oedem, tidak varises, reflleks babinski (-),
homan sign (-), reflek patella(+) CRT < 2 detik
Kanan Atas : simetris, turgor kulit baik, tidak oedem, refleks bisep (+), reflek
trisep (+), CRT < 2 detik
Kiri Atas : simetris, turgor kulit baik, tidak oedem, refleks bisep (+), reflek
trisep (+), CRT < 2 detik

3. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan USG Transvaginal oleh dr Zainal Arifin Sp.OG K.Fer
Hasil : rahim normal, tidak ada penyumbatan dalam saluran telur, sel telur
ada.

A:
Diagnosis : P0000 dengan Infertilitas Primer
Masalah : Cemas
Diagnosa potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan segera : Kolaborasi dengan dr Sp.OG K.Fer

P:

No Tanggal Pelaksanaan Paraf


waktu Pelaksana

1. 23/05/2022 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien yaitu tanda Mahasiswa


10.00 Wita vital pasien dalam keadaan normal semua
: klien mengerti tentang kondisinya.
2. 23/05/2022 Menjelaskan kepada klien makan-makanan apa saja Mahasiswa
10.05 Wita yang baik dikonsumsi untuk meningkatkan kesuburan
yaitu makanan yang banyak mengandung protein
seperti daging serta mengandung vitamin E contohnya
kecambah
: klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan
3. 23/05/2022 Memberikan dukungan kepada klien dan Mahasiswa
10.10 Wita menganjurkan untuk tidak cemas karena dengan
pengobatan yang teratur dan berdoa,insya Allah klien
bisa hamil
: klien mengatakan akan terus berusaha dan berdoa.
4. 23/05/2022 Menjelaskan teknik berhubungan yang benar kepada Mahasiswa
10.15 Wita klien
: klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan
5. 23/05/2022 Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium Mahasiswa
10.17 Wita untuk pemeriksaan analisa sperma
: pemeriksaan telah dilakukan
6. 23/05/2022 Melakukan kolaborasi dengan Dr Sp.OG K.Fer yaitu Dr Sp.OG
10.18 Wita dokter menganjurkan : K.FER
1. Melakukan usg transvaginal
2. Klien diharapkan dapat menurunkan BB ,10% dari
BB klien
yaitu 5-6 kg
3. Memberikan terapi oral untuk mengatur haid klien
4. Melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu analisa
sperma kepada suami klien
5. Mengatur jadwal hubungan suami istri
7. 23/05/2022 Menganjurkan klien untuk berolahraga agar dapat Mahasiswa
10.45 Wita meningkatkan vitalitas tubuh dan menurunkan BB
: klien mengerti dan bersedia berolahraga
8. 23/05/2022 Menganjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi Mahasiswa
10.47 Wita makanan dan minuman manis
: klien mengerti dan bersedia untuk tidak
mengkonsumsi makanan dan minuman manis
9. 23/05/2022 Menganjurkan klien untuk mengurangi konsumsi Mahasiswa
10.50 Wita karbohidrat (nasi)
: klien mengerti dan bersedia mengurangi konsumsi
karbihidrat
10. 23/05/2022 Menganjurkan klien untuk kontrol lagi sesuai tanggal Mahasiswa
10.55 Wita yang sudah ditentukan oleh dr Sp.Og K.Fer
: klien mengerti dan bersedia untuk kontrol lagi.
BAB. IV
PENUTUP

Kesimpulan

Mekanisme terjadinya infertilitas karena endometriosis masih belum


jelas, beberapa faktor diduga berperan dalam mekanisme tersebut yaitu
distorsi anatomi, gangguan fungsi peritoneal, gangguan imunologis,
abnormalitas endokrin dan ovarium serta gangguan implantasi.
Penatalaksanaan infertilitas endometriosis sangat komplek dan harus
mempertimbangkan aspek usia, lama infertilitas, riwayat keluarga
endometriosis, nyeri pelvis dan stadium endometriosis. Terapi medikal cukup
efektif untuk mengurangi keluhan endometriosis tetapi tidak meningkatkan
fekunditas, sedangkan terapi bedah laparoskopi secara signifikan
meningkatkan angka kehamilan dan angka kelahiran hidup. Kombinasi terapi
medikal dan bedah secara teoritis menguntungkan tetapi belum cukup bukti
yang menunjukkan efektifitasnya dalam meningkatkan fertilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Samsulhadi, Endometriosis dan Infertilitas, Kursus Penangan Infertilitas dasar dan


Tehnologi Reproduksi Bantuan, Prakongres Obstetri Ginekologi XII, 2003

giphy.com

Anda mungkin juga menyukai