DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. ANJAR MUHAJAROH
2. ARINAH
3. BAYU FITRIA MAHARANI
4. ERYANI
5. LUCIA SERNI LONTOH
6. SELVIANA PUTRI
7. SRI PATNAWATI
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya makalah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOLABORASI
PADA KASUS PATOLOGI DAN KOLABORASI INFERTILITAS”, Makalah
yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membacanya.
Secara garis besar memuat tentang suatu proses penerapan ilmu dan seni
untuk menyusun rencana, mengimplementasikan rencana, mengoordinasikan dan
menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan
pelayanan yang telah ditetapkan.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah di susun ini dapat berguna bagi penulis
maupun orang yang membacanya.
Demikian yang dapat disampaikan, Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran
yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya.
Terima Kasih
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 6
A. Pengertian Infertilitas ................................................................................................................... 6
B. Patofisiologi Infertilitas ................................................................................................................. 7
C. Etiologi Infertilitas ........................................................................................................................ 8
D. Komplikasi Infertilitas .................................................................................................................. 9
E. Gejala Klinis Infertilitas ............................................................................................................. 10
F. Pemeriksaan Penunjang Infertilitas .......................................................................................... 13
G. Penatalaksanaan Infertilitas ....................................................................................................... 16
BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................................................................. 18
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................. 18
Kesimpulan .......................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Infertilitas ?
2. Apa Patofisiologis dari Infertilitas?
3. Apa Etiologi dari Infertilitas?
4. Apa saja Komplikasi dari Infertilitas?
5. Apa saja Gejala Klinis Infertilitas?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk Infertilitas?
7. Bagaimana Penatalaksaan pada Infertilitas?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Infertilitas
2. Mengetahui patofisiologis dari Infertilitas
3. Mengetahui etiologi dari Infertilitas
4. Mengetahui komplikasi dari Infertilitas
5. Mengetahui gejala klinis dari Infertilitas
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk Infertilitas
7. Mengetahui penatalaksanaan pada Infertilitas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Infertilitas
Infertilitas adalah kegagalan untuk memperoleh kehamilan setelah 12
bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa
menggunakan alat kontrasepsi. Secara global diperkirakan adanya kasus
infertilitas pada 8-10% pasangan. Infertilitas dikategorikan menjadi dua yaitu
infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Tingginya persentase faktor
wanita yang menyebabkan infertilitas serta berdasarkan data terdapat
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas pada wanita.
Infertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi
nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita (menyangkut banyaknya
bayi yang lahir hidup). Pada penelitian ini konsep fertilitas adalah kelahiran
hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan
dengan ada tanda tanda kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung
berdenyut, dan sebagainya (Mantra, 2003:145). Tinggi rendahnya tingkat
fertilitas dapat menggambarkan kecepatan pertumbuhan penduduk suatu
daerah atau negara (Mulyadi, 2006:18). Pertumbuhan penduduk tersebut pada
akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan populasi di daerah atau negara
tersebut. Dinh (1997-251) menjelaskan bahwa pertumbuhan populasi
merupakan isu yang sangat penting bagi pembangunan jangka panjang pada
suatu negara, dunia secara utuh, dan negara dunia ketiga yang sedang
berusaha untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dimana populasi
tersebut berada.
Infertilitas terbagi dua, yaitu
a. Infertilitas Sekunder
Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang sudah mempunyai
anak sebelumnya tetapi belum memiliki anak lagi sesudah satu tahun
berhubungan seksual rutin tanpa memakai alat kontrasepsi atau metode
kontrasepsi dalam bentuk apapun. Dalam rentang waktu sejak melahirkan
anak pertama sampai berencana untuk hamil lagi, banyak hal dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan dan tubuh pasangan suami istri.
Perubahan ini bukan tidak mungkin menyebabkan proses terjadinya
kehamilan menjadi terganggu.
b. Infertilitas Primer
Infertilitas primer dialami pasangan suami-istri yang belum bisa dan belum
pernah mempunyai anak sesudah satu tahun berhubungan seksual rutin
tanpa memakai alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Wanita yang pernah
hamil tapi mengalami keguguran juga masuk dalam kategori ini.
B. Patofisiologi Infertilitas
Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita di antaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan
pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam
pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik
yang mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi
sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, di antaranya
cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak
terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus
menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walaupun
sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium mempengaruhi
pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempengaruhi proses
pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah
aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak berkembang
dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi
imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak
bisa bertahan, infeksi juga menyebabkan inflamasi zigot yang berujung
pada abortus.
Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi
hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional
testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi
infertilitas di antaranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif
yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido.
Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan
berkurangnya pancaran sperma. Suhu di sekitar areal testis juga
mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya
ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebabkan
sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma
terganggu.
C. Etiologi Infertilitas
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil
penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka
kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini
dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan
dari pihak wanita / istri.
a. Pada Wanita
Etiologi infertilitas wanita sangat beragam. WHO melaporkan
infertilitas wanita umumnya berkaitan dengan beberapa penyakit berikut:
Gangguan ovulasi, seperti pada sindrom ovarium polikistik
Endometriosis
Adhesi pelvis, misalnya pada penyakit radang panggul (PID)
Sumbatan tuba, misalnya akibat salpingitis
Kelainan tuba atau uterus lainnya
Hiperprolaktinemia
b. Pada Pria
Pola frekuensi etiologi infertilitas pria dapat berbeda antar institusi,
namun secara umum terbagi atas hipogonadisme, penyakit genetik,
penyakit sistemik, varikokel, obstruksi duktus ejakulatorius,
kriptorkismus, kegagalan ejakulasi, dan penyakit testikuler didapat Pada
sekitar 50% kasus pasangan dengan infertilitas, faktor-faktor yang
berkaitan dengan adanya peran infertilitas pria umumnya disertai dengan
kelainan pada parameter analisis semen (gangguan gerak sperma, jumlah
sperma kurang atau tidak ada, atau kombinasi keduanya). Tabel di bawah
ini memberikan pengelompokan berbagai penyebab infertilitas pria dan
prevalensinya menurut sebuah studi yang melibatkan 10.469 pasien
dengan masalah infertilitas
D. Komplikasi Infertilitas
Komplikasi yang umum terjadi pada wanita dengan infertilitas adalah
gonadotropin-induced ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS), gestasi
multipel, dan kehamilan ektopik. Prognosis infertilitas wanita sangat
bergantung pada usia pasien, penyebab infertilitas, dan terapi yang didapat.
Infertilitas pria bukanlah merupakan suatu penyakit yang memberikan
komplikasi langsung terhadap pasien, namun yang lebih berkontribusi
terhadap komplikasi adalah penyebab dasar dan efek samping dari pengobatan
terhadap infertilitas itu sendiri. Beberapa kondisi medis yang berhubungan
dengan infertilitas pria seperti adenoma pituitari, kanker testis, diabetes
mellitus, dan fibrosis kistik merupakan penyebab infertilitas pria yang perlu
diwaspadai morbiditasnya. Selain itu, komplikasi juga berpotensi ditimbulkan
dari berbagai rejimen pengobatan empiris pada infertilitas idiopatik. Sebagai
contoh, aromatase inhibitor merupakan salah satu terapi empiris infertilitas
idiopatik yang memiliki efek samping yang cukup penting seperti penurunan
densitas tulang dan peningkatan lemak tubuh total akibat penurunan jumlah
estrogen. Terapi testosteron seperti pada pria lansia dengan hipogonadisme
onset lanjut juga berpotensi meningkatkan risiko penyakit prostat, sleep
apnea, dan eritrositosis.
G. Penatalaksanaan Infertilitas
Penatalaksanaan infertilias endometriosis sangat komplek, mempunyai
banyak masalah dan masih banyak silang pendapat. Masalahnya sudah tidak
meningkatkan angka kehamilan (OR 1,2 95%CI 0,9-1,7), demikan halnya
antara terapi danazol, GnRH agonis, Progestagen muncul mulai dari
diagnosis, pengobatan bahkan sampai dengan evalusi selanjutnya. Pengobatan
infertilitas endometriosis dapat berupa pembedahan, medikamentosa, atau
kombinasi keduanya
USG transvaginal
Merupakan metode pemeriksaan internal dengan alat bernama
transduser sepanjang 2-3 inci yang dimasukkan langsung ke dalam Miss V.
Dengan alat ini,dokter akan memperoleh gambar nyata yang lebih detail dari
organ reproduksi wanita, rahim,indung telur,saluran telur,dan leher rahim.27
Mar 2019
Secara umum USG transvaginal boleh dilakukan saat menstruasi.
Ketika akan dilakukan USG, pasien akan diminta untuk melepaskan pembalut
dan celana dalam yang digunakan. Alat USG transvaginal juga akan dilapisi
dengan kondom sehingga Anda tidak perlu khawatir.
Untuk berhasil hamil dengan pembuahan alami, Anda dan pasangan bisa
melakukan langkah - langkah berikut ini:
1. Stop KB dan alat kontrasepsi lainnya
2. Deteksi masa subur
3. Meningkatkan frekuensi hubungan intim
4. Terapkan pola makan sehat
5. Konsumsi vitamin
6. Terapkan pola hidup sehat.
S:
1. Identitas Klien
Nama Istri : Ny. N Nama Suami : Tn.B
Umur : 27 Tahun Umur : 31 Tahun
Suku : Jawa Suku : Banjar
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D III Pendidikan :SI
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Batu Kajang Rt 10 Kecamatan Batu Sopang Kab. Paser
3. Status Pernikahan
Pernikahan ke – 1
Umur menikah
Istri : 22 tahun Suami : 26 tahun
Lama Menikah : 5 tahun
4. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : tidak teratur
Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut / hari
Warnanya : merah
Keluhan : klien mengatakan haid tidak teratur mulai gadis sampai
dengan menikah, kadang- kadang 3 bulan baru dapat haid.
Haid terakhir : 10-3-2022
- Lamanya : 7 hari
- Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut / hari
- Warnanya : merah
- Keluhan : tidak ada
b. Riwayat Kehamilan ,Persalinan,dan Nifas yang lalu
Klien belum pernah hamil .
c. Riwayat Kontrasepsi
Tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : - TD : 110/77 mmhg - Suhu : 36,5˚C
- Nadi : 88 x/menit - RR : 24 x/menit
TB/BB : 156 cm / 57 kg
IMT : 23,45 kg/m²
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris,warna rambut hitam, distribusi rambut merata,rambut
bersih, tidak terdapat nyeri tekan,tidak ada benjolan
Wajah : simetris,tidak tampak pucat,tidak ada chloasma gravidarum,tidak
ada oedem
Mata : simetris,konjungtiva merah muda, sklera putih,tidak ada
pengeluaran kotoran, tidak ada perdarahan,tidak teraba oedem
Hidung : simetris,bersih,tidak ada pernapasan cuping hidung,tidak ada
pengeluaran secret, tidak ada polip
Mulut : simetris,bibir lembab,bibir tidak tidak pucat,bersih,tidak ada
stomatitist, tidak ada caries dentis,lidah tremor,tidak ada
pembengkakan pada tonsil dan ovula
Telinga : simetris,tidak tedapat pengeluaran cairan atau serumen
Leher : tidak terdapat hiperpigmentasi pada leher,tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
Dada : simetris,tidak terdapat retraksi didinding dada,tidak alat bantu
pernapasan, suara nafas vesikuler,tidak terdengar suara nafas
tambahan, BJ I loop, BJ II doop
Payudara : simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi
pada areolla, tidak teraba benjolan,tidak ada retraksi/dimpling, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : pembesaran abdomen tidak ada,tidak ada luka bekas operasi dan
tidak ada massa abnormal
Genitalia : Vulva tidak oedem,tidak ada varises perinium, ada pengeluaran
cairan pervaginam, tidak ada condyloma
Anus : tidak terdapat haemorhoid
Ekstremitas
Kanan Bawah : simetris, tidak oedem, tidak varises, reflek babinski (-), homan
sign (-), reflek patella (+) CRT < 2 detik
Kiri Bawah : simetris, tidak oedem, tidak varises, reflleks babinski (-),
homan sign (-), reflek patella(+) CRT < 2 detik
Kanan Atas : simetris, turgor kulit baik, tidak oedem, refleks bisep (+), reflek
trisep (+), CRT < 2 detik
Kiri Atas : simetris, turgor kulit baik, tidak oedem, refleks bisep (+), reflek
trisep (+), CRT < 2 detik
3. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan USG Transvaginal oleh dr Zainal Arifin Sp.OG K.Fer
Hasil : rahim normal, tidak ada penyumbatan dalam saluran telur, sel telur
ada.
A:
Diagnosis : P0000 dengan Infertilitas Primer
Masalah : Cemas
Diagnosa potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan segera : Kolaborasi dengan dr Sp.OG K.Fer
P:
Kesimpulan
giphy.com