NAMA : SUWARNI
NIM : P1337424820169
Laporan Asuhan Kebidanan bayi 5 hari dengan oral thrush telah diperiksa dan disahkan pada
tanggal, Maret 2021.
PembimbingKlinik Praktikan
Mengetahui
Pembimbing Institusi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Thrush sering dijumpai padabayi dan anak kecil yang minum susu dengan botol atau dot,
juga anak kecil yang mengisap dit kempong yang tidak diperhatikan kebersihannya.
Penyakit ini dapa menyerang baguan permukaan dalam rongga mulut, bagian lidah daan
gusi. Sariawan terjadi akibat tendahnya pengetahuan orangtua mengenai perawatan mulut
bayi yang benar dan akibat kurang terjaganya kebersihan mulut. Anak dari orang tua dengan
tingkat sosial ekonomi yang rendah maupun tinggi dapat mengalam sariawan, apabila orang
tuanya tidak mnegetahui cara nerawat bayi secara benar (Nursalam, 2005).
Prevalensi oral thrush berkisar 15-25% dari populasi penduduk di seluruh dunia.
Penelitian telah menemukan terjadinya stomatitis sekitar 2% di swedia, 1,9% di Spanyol, 0,5
% di Malaysia, sedangkan di Indonesia belum diketahui berapa prevalensi stomatitis di
Masyarakat.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada bayi S umur 5 hari dengan Oral
Thrush di PMB Yeni Sarosa, Kota Semarang ?
3. Tujuan penulisan
a. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi S umur 5 hari dengan Oral
Thrush di PMB Yeni Sarosa, Kota Semarang.
b. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan
menerapkan manajemen kebidanan khusus pada Neonatus
b. Mampu melakukan pengkajian berupa data subyektif yang didapat dari bayi S umur
5 hari dengan Oral Thrush.
c. Mampu menggambarkan dan melakukan pengkajian berupa data obyektif yang
didapat dari bayi S umur 5 hari dengan Oral Thrush.
d. Mampu menentukan analisa berdasarkan data subjektif dan data objektif pada bayi
S umur 5 hari dengan Oral Thrush.
e. Menyusun perencanaan, implementasi, dan mengevaluasi respon dari bayi S umur 5
hari dengan Oral Thrush
f. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.
4. Manfaat penulisan
a. Bagi Mahasiswa
Menambah pengalaman nyata dalam mengaplikasikan teori dan evidence based
practice pemberian asuhan kebidanan bayi dengan oral thrush.
b. Bagi lahan praktik/Puskesmas
Manfaat asuhan ini bagi lahan praktik sebagai bahan untuk memberikan gambaran
dan masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di lahan praktik dalam memberikan
asuhan kebidanan
c. Bagi Masyarakat / Klien
By. S mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan evidence based practice.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI S
UMUR 5 HARI DENGAN ORAL THRUSH
DI PMB YENI SAROSA
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 21 maret 2021
Waktu : 16.15 WIB
Tempat : PMB Yeni Sarosa
II. IDENTITAS
a. Identitas Balita
Nama : By. S
Tanggal/Jam lahir : 16 Maret 2021
Jenis kelamin : Perempuan
Hb 0 Sudah 16-03-2021
6. Pola kebiasaan sehari- hari:
a. Pola nutrisi : Ibu mengatakan bayinya minum susu formula sejak lahir
b. Pola eliminasi: Ibu mengatakan bayinya BAB 2x dalam sehari, konsistensi cair, warna
kuning, bau khas. Sedangkan BAK lancar, namun karena menggunakan pampers ibu
tidak tahu berapa kali bayi BAK dalam sehari, warna kuning jernih, bau khas urine.
Tidak ada keluhan pada pola eliminasi
c. Pola istirahat : Ibu mengatakan sudah 2 hari bayinya sering bangun dan rewel
d. Pola aktifitas : Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif dan menangis keras
e. Personal hygiene : Ibu mengatakan bayinya mandi 2x /hari, keramas setiap pagi, ganti
baju 2-3x/hari setelah mandi atau apabila baju sudah kotor, ganti popok menyesuaikan
dengan kondisi (setelah BAB/BAK).
7. Pola Sosial Ekonomi : Ibu mengatakan penghasilan keluarga mampu untuk mencukupi
kebutuhan keluarga dan kebutuhan anaknya.
PembimbingKlinik Praktikan
Mengetahui
Pembimbing Institusi
Catatan Perkembangan 2
Pada bab ini akan dibahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan pada By. S Usia 5
hari dengan oral thrush di PMB Yeni Sarosa secara terperinci mulai dari langkah pertama yaitu
pengkajian data sampai dengan penatalaksanaan. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan
mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat proses serta kesenjangan antara teori dan
praktek langsung di lapangan juga alternatif dari permasalahan yang ada.
1. Pengkajian
Pengkajian dibuat pada tanggal 20 Maret 2021 pukul 16.15 WIB dilakukan di PMB
Yeni Sarosa. Pengkajian dimulai dari biodata pasien, biodata penanggung jawab, data
subyektif, data objektif, serta riwayat kesehatan lainnya. Hal ini dilakukan untuk menskrining
setiap kemungkinan kegawat daruratan yang terjadi.
a. Pengkajian Data Subyektif
Pengkajian data subjektif dilakukan melalui wawancara langsung dengan ibu
pasien. Data ini memuat alasan datang; keluhan utama; riwayat kesehatan, baik pribadi
maupun keluarga; riwayat tumbuh kembang; riwayat imunisasi; dan pola pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
Pada pengkajian alasan datang didapat ibu ingin memeriksakan bayinya sariawan.
Pada pola pemenuhan nutrisi didapat Ibu mengatakan bayinya rewel jika diberi minum.
Sesuai dengan
b. Pengkajian Data Obyektif
Pengkajian data objektif dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik pasien. Pasien
dilakukan pengukuran antropometri, diperiksa nilai tanda-tanda vitalnya. Pada
pemeriksaan BB 2850,PB didapatkan Suhu 36,8◦C, nadi 138 x/menit, Respirasi 42
x/menit. Dalam hal ini tanda-tanda vital bayi tergolong normal sesuai (Depkes RI, 2007)
dalam (Jamil, Sukma and Hamidah, 2017) dimana suhu normal adalah 36,5-37,5◦C,
bunyi jantung 120-160x/menit. Pada pengukuran antropometri didapat BB 2850 gram
dimana berat badan lahir 3100 gram, artinya berat badan bayi mengalami penurunan yang
normal karena pada minggu pertama bayi biasa mengalami penurunan karena adaptasi
pola eliminasi. Penurunan BB bayi dikatakan normal jika < 10%. PB 48 cm, LK 32 cm
dan LILA 11 cm. .hal ini normal, karena menurut (Jamil, Sukma and Hamidah, 2017)
Bayi normal memiliki ciri-ciri BB 2500-4000 gram. PB 48-5 cm, lingkar dada 32-48 cm
lingkar kepala 33-35 cm dan lingkar lengan 11-12 cm. Pada status present, pada
pemeriksaan mulut didapatkan, bibir bayi terdapat bintik merah dan lidah tampak plak
putih. Hal ini sesuai dengan pengertian Oral thrush yaitu ditandai dengan plak-plak putih
dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas. Oral thrush pada
bayi terjadi 7-10 hari persalinan. Jamur candida albican bersifat saprofit sehingga jika
daya tahan tubuh bayi turun dapat terjadi pertumbuhan jamur secara cepat.
2. Analisa
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian kemudian dianalisa dan
diinterpretasikan untuk dapat menentukan diagnosa dan masalah ibu (Handayani, 2017). Pada
kasus ini diagnosa yang dapat diambil adalah Bayi S umur 4 hari, jenis kelamin perempuan
dengan oral Thrush.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. Dalam laporan ini terdapat
penatalaksanaan dilakukan selama 3 kali intervensi . Penatalaksanaan pertama dilakukan
pada tanggal 21 Maret 2021 yaitu dengan menjelaskan tentang oral thrush dan penyebabnya.
Menurut (Marmi and Rahardjo, 2014) oral thrush yaitu penyakit yang ditandai dengan adanya
plak putih di lidah yang dapat disebabkan karena jamur atau melalui botol susu yang tidak
bersih ditandai dengan bercak keputihan pada mulut atau lidah, seperti bekas susu yang sulit
dihilangkan, bayi kadang malas minum dan rewel. Menjelaskan tentang komplikasi yang
dapat terjadi jika oral thrush tidak segera ditangani atau diobati. Menurut (Marmi and
Rahardjo, 2014), bayi baru lahir dengan oral thrush jika tidak cepatditangani maka akan
menyebabkan kesukaran minum ( menghisap putting susu atau dot ) sehingga akan berakibat
bayi kekurangan makanan dan juga dapat mengakibatkan diare.
Penataksanaan berikutnya menurut (Marmi and Rahardjo, 2014) yaitu Menganjurkan ibu
untuk mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus
hingga mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum dipakai, Menganjurkan ibu untuk tidak
memberikan dot kempong pada bayi karen dapat menyebabkan oral thrush, Menganjurkan ibu
untuk memberikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang ada pada mulut
setelah memberikan minum pada bayinya dan Menganjurkan ibu untuk membersihkan lidah
bayi dengan kain bersih atau kapas air hangat (Octa Dwienda, Liva Maita, Eka Maya Saputri,
2014).
Pada data perkembangan pertama didapatkan keluhan oral thrush berkurang, dilakukan
KIE ulang tentang kebersihan dot dan kebersihan tangan sebelum dan esudah memberi
minum pada bayinya. Pada perkembangan selanjutnya tanggal 28-3-2021 dilakukan
kunjungan ulang, bayi sudah sembuh. Ibu diberi KIE tentang tanda-tanda bayi sakit, imunisasi
dasar lengkap dan menganjurkan ibu untuk membawa anaknya untuk imunisasi sesuai umur
nya.
Setelah dilakukan pengkajian data subyektif, obyektif, analisa sampai evaluasi dapat
ditarik kesimpulan bahwa penatalaksanaan bayi dengan oral thrush di lahan sudah sesuai
dengan yang ada di teori dan tidak ditemukan kesenjangan.