ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN DAN BAYI
BARU LAHIR
ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN DAN BAYI
BARU LAHIR
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR iii
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir
Penulis : Johariyah, S.ST., M.KEB
Ema Wahyu Ningrum, S.ST
Layout : Tunut Ari M@ftuhin
Design Cover : Herry Pramono R. Hadi Prayitno
S
egala Puji Bagi Allah Subhanahu Wata`ala atas segala
rahmat dan nikmat-NYA yang telah dilimpahkan kepada
kami sehingga penulisan “ Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir” dapat terselesaikan. Tujuan
penyusunan buku ini adalah untuk mendukung proses belajar
mengajar pada mahasiswa program studi D-III Kebidanan. Buku
ini diperuntukkan kepada mahasiswa dan dosen pengajar Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Penyusunan buku
ini sudah disesuaikan dengan Silabus Mata Kuliah yang berlaku,
dengan harapan dapat mengakomodasi kebutuhan akan referensi
tentang persalinan dan bayi baru lahir. Selain itu buku ini juga
dilengkapi dengan cek list dan latihan soal yang bisa dijadikan
sebagai salah satu sumber belajar mahasiswa.
Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya buku ini yang
tidak bisa kami sebutkan satu per satu, semoga apa yang sudah
Bapak/Ibu/Saudara lakukan dicatat sebagai amal jariyah oleh
Allah Subhanahu Wata`ala.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan buku ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik yang bersifat
membangun guna menyempurnakan materi dalam buku ini.
Selanjutnya kami berharap semoga dengan diterbitkannya buku
ini dapat memberi kontribusi bagi kemajuan dunia pendidikan
kebidanan.
Cilacap, Februari 2012
Penulis
Kata Pengantar................................................................ v
Daftar Isi......................................................................... vii
Daftar Gambar................................................................. ix
Daftar Tabel..................................................................... xi
Daftar Diagram................................................................ xiii
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR vii
BAB 6: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala II 101
a. Asuhan Sayang Ibu dan Posisi Meneran.......................... 101
b. Mekanisme Persalinan Normal....................................... 106
c. Asuhan Kala II.............................................................. 112
d. Manuver tangan dan langkah–langkah APN.................... 115
e. Kebutuhan ibu kala II.................................................... 124
f. Melakukan amniotomi dan episiotomi............................. 125
g. Deteksi komplikasi & Penyulit Kala II.............................. 128
viii BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
DAFTAR GAMBAR
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR xiii
xiv BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
BAB 1
Konsep Dasar
Persalinan
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya
terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
1) Persalinan Spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri
2) Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan t”aga dari luar
3) Persalinan Anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan rangsangan.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat
janin yang dilahirkan :
1) Abortus
a) Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum
mampu hidup di luar kandungan
b) Umur kehamilan sebelum 28 minggu
c) Berat janin kurang dari 1000 gram
Lama Persalinan
Para 0 Multipara
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
14 ½ jam 7 ¾ jam
E. Tanda–Tanda Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebe-
lumnya wanita memasuki kala pendahuluan (preparatory stage of
labor), dengan tanda–tanda:
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Pada multigravida tidak begitu kelihatan.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah buang air kecil (polakisuria) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi–
kontraksi lemah dari uterus, disebut “false labor pains”.
Faktor Yang
Mempengaruhi
Persalinan
Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang melibatkan
tiga faktor yaitu: jalan lahir, kekuatan yang mendorong dan
akhirnya janin yang didorong dalam satu mekanis tertentu dan
terpadu. Dari ketiga komponen tersebut hanya kekuatan (his dan
mengejan) yang dapat dimanipulasi dari luar tanpa membahayakan
janin dalam proses persalinan.
Dengan demikian jalan lahir tulang sangat menentukan proses
persalinan apakah dapat berlangsung melalui jalan biasa atau melalui
tindakan operasi dengan kekuatan dari luar. Yang perlu mendapat
perhatian bidan adalah kemungkinan ketidakseimbangan antara
kepala dan jalan lahir dalam bentuk disproporsi sefalo pelvic.
Sebagai kriteria kemungkinan tersebut terutama pada primigravida
dapat diduga bila dijumpai :
• Kepala janin belum turun pada minggu ke-36 yang
disebabkan janin terlalu besar, kesempitan panggul, terdapat
lilitan tali pusat dan terdapat hidrosefalus.
• Kelainan letak : letak lintang, letak sungsang
• Pada multipara kemungkinan kesempitan panggul dapat
diduga riwayat persalinan yang buruk dan persalinan dengan
tindakan operasi.
A. PASSAGE
Untuk mengetahui mekanisme persalinan, terlebih bdahulu harus
memahami panggul wanita yang memegang peranan penting
dalam persalinan.
Bagian panggul wanita terdiri dari :
1. Bagian keras yang dibentuk oleh empat buah tulang, yaitu :
a. 2 pangkal paha (os coxae)
b. 1 tulang kelangkang (os sacrum)
c. 1 tulang tungging (os occygis)
2. Bagian lunak: diafragma pelvis, dibentuk oleh :
a. Pars muskularis levator ani, yang terdiri dari:
1) Muskulus pubococcygeus dari os pubis ke septum
annococcygeum
2) Muskulus ileococcygeus dari arcud tendenius musku-
lus levator ani ke os coccygeus dan septum annococ-
cygeum
3) Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke
pinggir os sacrum dan os coccygeus
b. Pars membranasea
1) Hiatus urogenitalis
Þ Terletak diantara muskulus pubococcygues
Þ Berbentuk segitiga
2). Diafragma urogenitalis
Þ Menutupi histus urogrnitalis
Þ Di bagian depannya ditembus oleh uretra dan vagina
cris
ta
diameter
transversa
satere posterior
spina
diameter
os ischium
pelvis mayor
os pubis
pelvis minor
simfisis pubis
Articulus sacroilicus
28
lig. sacro-spinosum
13
25
12
lig. sacro-tuberosum
11 Eminentia iliopectinea
Segmen
pasif
Serviks
Vagina
IOR
A
AT LIS
NA
ER
JUG GO
DIA
E L P OS T
KON ATA
G
NJU
KO
VIS
RO
TE
AN
OP
MI
ERT
ME
Gambar 2.4 Bidang Hodge DIA
g. Ukuran Pangggul
Ukuran panggul penting diketahui terutama pada kehamilan
pertama, sehingga ramalan terhadap jalannya persalinan dapat
dilakukan. Ukuran panggul luar tidak banyak artinya untuk ke-
pentingan persalinan, dapat ditetapkan melalui pemeriksaan:
• Secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan dalam
1) Ukuran Pintu Atas Panggul
Dalam pemeriksaan dalam dapat diukur panjang conjugata
diagonalis sehingga konjugata vera = CD – 1,5 cm. Pada
panggul normal promontorium tidak teraba. Bila ukuran CV
diatas 10 cm maka dianggap panggul dalam batas normal.
2) Ukuran Panggul Tengah
Ditentukan dengan mengukur distansia interspinarum
3) Ukuran Pintu Bawah Panggul
Ditentukan dengan mengukur jarak tuber osis ischium dari
luar
4) Pemeriksaan Dalam
2. kekuatan mengejan
Setelah serviks terbuka lengkap kekuatan yang sangat penting
pada ekspulsi janin adalah yang dihasilkan oleh peningkatan
tekanan intra-abdomen yang diciptakan oleh kontraksi otot-
otot abdomen. Dalam bahasa obstetric biasanya ini disebut
mengejan. Sifat kekuatan yang dihasilkan mirip seperti yang
terjadi pada saat buang air besar, tetapi biasanya intensitasnya
jauh lebih besar.
Pada saat kepala sampai pasda dasar panggul, timbul suatu
reflek yang mengakibatkan pasien menutup glotisnya, meng-
kontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke
bawah.
Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, kalau pembukaan
sudah lengkap dan paling efektif dilakukan sewaktu kontraksi
uterus. Disamping itu, kekuatan-kekuatan tahanan mungkin
ditimbulkan oleh otot-otot dasar panggul dan aksi ligament.
D. PSIKIS (PSIKOLOGI)
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran
bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada
saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu
munculnya rasa bangga bisa melahirkan. Khususnya rasa lega itu
berlangsung bila kehamilannya mengalami perpanjangan waktu.
Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan
yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “
sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
1). Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2). Pengalaman bayi sebelumnya
3). Kebiasaan adat
4). Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
E. PENOLONG PERSALINAN
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.
Proses Adaptasi
Fisiologi dan
Psikologi Persalinan
AKTIVE
SEGMENT
PASSIVE
SEGMENT
(SERVIX)
VAGINA
LEVEL OF THE INTERNAL OS
Kebutuhan Dasar
Selama Persalinan
Internal capsule
3st neurone
Thalamus
Basal ganglia
Pons varolii
Sensory decussation
2st neurone
Nerve cells in
medulla oblongata
1st neurone
T-10
T-11
T-12
L-1
S-2
S-3
S-4
A B C A B C
L1
L1
L3
L3
L5
L5
EARLY FIRST STAGE: Poin intensity moderate LATE FIRST STAGE: Poin Intensity Severe
Gambar 4.3 Nyeri Kala I awal Gambar 4.4 Nyeri Kala I lanjut
Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin
Kala I
A. Manajemen Kala I
1. Mengkaji riwayat kesehatan
Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang
riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini di-
gunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk me-
nentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau
perawatan yang sesuai.
Tanyakan kepada ibu :
• Nama umur dan alamat
• Gravida dan para
• Keluhan yang dirasakan
• Riwayat alergi obat-obatan tertentu
• Riwayat kehamilan yang sekarang
a. Apakah ibu pernah memeriksakan kehamilannya? Jika
iya, lihat kartu ANC nya (kalau memungkinkan)
b. Pernahkah ibu mendapatkan masalah selama kehami-
lannya (misal : perdarahan, hipertensi,dll)
c. Kapan mulai kontraksi?
d. Apakah kontraksi teratur? Seberapa sering kontraksi
terjadi?
0 1 2 3
Dalam waktu 30 menit pertama :
• Dua kontraksi dalam 10 menit
• Lamanya kurang dari 20 detik
Dalam waktu 30 menit yang ke-lima :
• Tiga kontraksi dalam waktu 10 menit
• Lamanya 20–40 detik
b. Keluhan Utama
untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang kepada bidan.
c. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Menstruasi (HPHT, HTP, Siklus Haid, Lamanya,
Banyaknya, Konsistensi, Keluhan)
2) Riwayat Kehamilan Sekarang (Pergerakan Janin, Tanda
bahaya/penyulit, Imunisasi TT, Tanda–tanda persalinan)
3) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang lalu
d. Riwayat Perkawinan (Status Perkawinan, Perkawinan yang
ke-, Lama Perkawinan)
e. Riwayat Psikososial (Dukungan/respon ibu dan Keluarga,
Pengambilan keputusan)
f. Riwayat Kesehatan (Yang lalu, sekarang, keluarga)
g. Pemenuhan kebutuhan Sehari-hari
1) Pola makan/minum Makan terakhir (jam, menu, waktu,
keluhan)
Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin
Kala II
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 101
ekspresi yang terburu-buru, sambil memberikan kepastian yang
menyenangkan serta pujian lainnya.
Saat bidan memberikan dukungan fisik dan emosional dalam
persalinan, atau membantu keluarga untuk memberikan duku-
ngan persalinan, bidan tersebut harus melakukan semuanya itu
dengan cara yang bersifat sayang ibu meliputi:
a. Aman, sesuai evidence based, dan memberi sumbangan
pada keselamatan jiwa ibu.
b. Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, secara emosional
serta merasa didukung dan didengarkan.
c. Menghormati praktek-praktek budaya, keyakinan agama,
dan ibu/keluarganya sebagai pengambil keputusan.
d. Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum
memakai teknologi canggih.
e. Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta
dapat dipahami ibu.
Asuhan sayang ibu pada Kala II diantaranya :
a. Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya se-
lama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan
persalinan dari suami, orang tua dan kerabat yang disukai
ibu sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan
b. Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya
membantu ibu berganti posisi, melakukan rangsangan taktil,
memberikan makanan dan minuman, teman bicara, dan
memberikan dukungan dan semangat selama persalinan
c. Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan
semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan
menjelaskan tahapan kemajuan persalinan
d. Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala
II persalinan. Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan
bila diperlukan
e. Bantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran
f. Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk meneran
apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran.
102 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Jangan menganjurkan untuk meneran panjang dan menahan
nafas. Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi
g. Anjurkan ibu untuk tetap minum selama kala dua persali-
nan
h. Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala II
persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tentramkan
hatinya selama proses persalinan berlangsung. Dukungan
dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu
kelalancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri
penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap
kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan
yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan
bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan (misalnya
tekanan darah, denyut jantung bayi, periksa dalam).
2. Posisi Meneran
Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat
mungkin bidan tidak boleh mengendalikan pemilihan posisi yang
diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Sebaiknya, peranan
bidan adalah untuk mendukung ibu dalam posisi apapun yang
dipilihnya, sambil menyarankan bila tindakan ibu tidak efektif
atau merugikan bagi dirinya atau bagi bayinya. Anjurkan pada
ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan
dan kelahiran. Anjurkan pula suami dan pendamping lainnya
untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri,
duduk, jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi
tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu
turunnya kepala bayi dan seringkali mempersingkat waktu
persalinan. Bidan harus memberitahu ibu bahwa ia tidak
perlu harus terlentang dalam masa persalinannya, karena jika
ibu berbaring telentang berat uterus dan isinya (janin, cairan
ketuban, plasenta, dll) akan menekan vena cafa inferior. Hal
ini menyebabkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke
plasenta. Kondisi seperti ini akan menyebabkan hipoksia/
kekurangan oksigen pada janin. Posisi telentang juga akan
memperlambat kemajuan persalinan.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 103
Posisi dalam persalinan antara lain:
a. Posisi duduk atau setengah duduk
Posisi duduk atau setengah duduk seringkali nyaman bagi
ibu dan ia bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi
jika merasa lelah. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah
memudahkan melahirkan kepala bayi. Bagi bidan lebih
mudah untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan
mendukung perineum.
b. Posisi merangkak
Merangkak seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu
yang mengalami nyeri punggung saat persalinan. Selain itu
dapat membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan
minimal pada perineum.
104 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Gb.6.3 Posisi jongkok atau berdiri
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 105
6. Membatasi pergerakan ibu
7. Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
8. Bisa membuat proses meneran menjadi lebih sulit
9. Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada
perineum
10. Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan pung-
gung.
106 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
1. Penurunan
Turunnya kepala dapat dibagi dalam :
a. Masuknya kepala pada PAP
Masuknya kepala dalam PAP pada primipara terjadi pada
bulan terakhir dari kehamilan (36-37 mg) tetapi pada
multipara biasanya terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala melintasi PAP dapat terjadi dalam
keadaan:
1) Sinklitismus
Adalah : bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan
bidang PAP.
Gb.6.5 Sinklitismus
2) Asinklitismus
Adalah arah sumbu kepala janin miring dengan bidang
PAP
a). Asinklitismus anterior (Naegele)
Adalah : apabila sumbu kepala membuat sudut lancip
ke depan dengan PAP atau sutura sagitalis mendekati
sympisis
Gb.6.6 Asinklitismus
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 107
b). Asinklitismus posterior (Litzman)
Adalah : apabila sumbu kepala membuat sudut ka-
nan kebelakang dengan PAP atas sutura sagitalis
mendekati promontorium.
Gb.6.7 Asinklitismus Posterior
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan
daripada mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus
posterior karena ruangan pelvis didaerah posterior adalah
lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah
anterior. Asinklitismus tersebut penting, apabila daya
akomodasi panggul agak terbatas.
b. Majunya kepala.
Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala
masuk dalam rongga panggul sebaliknya pada multipara
masuknya kepala dalam rongga panggul majunya kepala ter-
jadi bersamaan dengan gerakan lain seperti: fleksi, putaran
paksi dalam dan ekstensi.
Penurunan dilaksanakan oleh satu/lebih dari 4 kekuatan
yaitu :
a. Tekanan cairan amnion
b. Tekanan langsung fundus pada bokong
c. Kontraksi otot-otot uterus
d. Ekstensi dan pelurusan badan janin
108 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
2. Fleksi
Begitu penurunan menemukan tahanan dari pinggir PAP,
servik, dinding panggul/dasar panggul, maka akan terjadilah
fleksi sehingga UUK jelas lebih rendah dari UUB.
Keuntungan dari bertambahnya fleksi : Ukuran kepala yang lebih
kecil melalui jalan lahir, Yaitu : Diameter suboccipito bregmatica
(9,5cm) menggantikan diamater suboccipito frontalis (11cm)
3. Putaran paksi dalam (rotasi internal)
Putaran paksi dalam adalah gerakan pemutaran kepala dengan
suatu cara yang secara perlahan menggerakan oksiput dari
posisi asalnya ke anterior menuju simpisis pubis atau ukuran
sering keposterior menuju lubang sakrum.
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena
putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan
posisi kepala dengan bentuk jalan lahir, khususnya bentuk
bidang tengah panggul dan PBP.
Putaran paksi dalam tidak terjadi sendiri, tetapi selalu bersamaan
dengan majunya kepala. Putaran paksi dalam terjadi setelah
kepala sampai di Hodge III atau setelah kepala sampai didasar
panggul.
Sebab-sebab putaran paksi dalam :
a. Pada sikap fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian
terendah dari kepala.
b. Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling
sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus
genitallis antara musculus levator ani kiri dan kanan.
c. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter
antero posterior.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 109
450
450
4. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala yang telah fleksi penuh
sampai didalam panggul (vulva), terjadi ekstensi atau defleksi
dari kepala. Sehingga dasar oksiput langsung menempel pada
margo inferior simphisis pubis. Hal ini terjadi karena pintu ke-
luar vulva mengarah keatas dan kedepan. Ekstensi harus terjadi
sebelum kepala melewati vulva.
Dengan bertambahnya distensi perineum dan muara vagina,
Bagian oksiput yang terlihat semakin banyak dan terjadi secara
perlahan. Kepala dilahirkan dengan ekstensi lebih lanjut (sub
oksiput sebagai hipomochlion/pusat pemutaran) maka lahir-
lah berturut-turut UUB, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu
dengan gerakan ekstensi.
Ekstensi
Gb.6.9 Ekstensi
110 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
5. Putaran paksi luar (Rotasi eksternal)
Disebut juga putaran restitusi atau putaran balasan. Setelah
kepala lahir maka kepala memutar kembali kearah punggung
anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi pada
rotasi dalam. Kalau oksiput pada awalnya mengarah ke kiri,
bagian ini berotasi kearah tuberositas iskhium kiri. Kembalinya
kepala ke posisi oblique (restitusi) diikuti dengan lengkapnya
rotasi luar di posisi lintang, suatu gerakan yang sesuai dengan
rotasi badan janin, yang bekerja membawa diameter biakromi-
alnya berhimpit dengan diameter antero posterior PBP. Jadi
satu bahu ada di anterior dibelakang simphisis dan yang lainnya
posterior.
6. Ekspulsi
Segera setelah rotasi luar, bahu depan kelihatan dibawah
simphisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu
belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya
seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
Gb.6.11 Ekspulsi
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 111
Gambar 6.12 Mekanisme persalinan secara lengkap
C. Asuhan Kala II
Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan, yaitu :
1. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
2. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum atau
vagina
3. Perineum terlihat menonjol.
4. Vulva–vagina dan spingter ani terlihat membuka.
5. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
1) Pembukaan serviks telah lengkap.
2) Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina.
Mendiagnosis kala II dan mulai meneran :
1) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
2) Pakai sarung tangan DTT atau steril pada tangan yang akan
melakukan pemeriksaan dalam.
3) Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan dalam.
112 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
4) Lakukan pemeriksaan dalam secara hati–hati untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap.
5) Jika pembukaan belum lengkap, tentramkan ibu dan bantu ibu
mendapatkan posisi yang lebih nyaman atau memperbolehkan
ibu untuk berjalan–jalan. Anjurkan ibu untuk tetap bernafas
selama kontraksi berlangsung.
6) Jika ibu merasa ingin meneran tapi pembukaan serviks belum
lengkap, berikan semangat dan anjurkan ibu untuk untuk ber-
nafas cepat, atau bernafas biasa dalam kontraksi. Anjurkan ibu
mengambil posisi yang paling nyaman baginya dan anjurkan
untuk menahan keinginan meneran sampai pembukaan sudah
lengkap.
7) Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran
bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman untuk meneran,
memberi ibu minum dan pantau DJJ setiap 5 menit. Pastikan
ibu bisa istirahat diantara kontraksi.
8) Jika pembukaan sudah lengkap, tapi ibu tidak ada dorongan
untuk meneran bantu ibu mengambil posisi yang nyaman/
biarkan ibu berjalan-jalan, teruskan memantau kondisi ibu dan
bayi sesuai pedoman fase aktif persalinan, pantau DJJ setiap
15 menit.Lakukan stimulasi puting susu, jilka ibu merasa ingin
meneran anjurkan ibu untuk melakukannya.
9) Jika ibu tidak ingin meneran setelah pembukaan lengkap
selama 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada saat
puncak setiap kontraksi, anjurkan ibu untuk merubah posisi
secara teratur, pantau DJJ setiap 5 menit.
10) Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit berikutnya atau jika
kelahiran bayi tidak segera terjadi, segera rujuk ke fasilitas
rujukan. Jika kepala tidak turun meskipun ibu sudah meneran
selama 60 menit, kemungkinannya adalah CPD, segera lakukan
rujukan.
Pemantauan ibu pada kala II
1) Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit.
2) Suhu, Nadi, dan respirasi ibu setiap 60 menit.
3) Tekanan darah setiap 15 menit.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 113
4) Pastikan ibu sudah berkemih dalam 2 jam terakhir, anjurkan
agar ia berkemih setiap 2 jam, atau lebih sering jika kandung
kemih terasa penuh.
5) Adanya kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelumnya
(setelah bayi pertama lahir).
Pemantauan janin sebelum bayi lahir :
1) DJJ setiap selesai meneran.
2) Penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen (peme-
riksaan luar) setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam setiap 60
menit atau kalau ada indikasi.
3) Kondisi kepala janin (adakah caput atau moulage).
4) Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau
bercampur mekonium atau darah).
5) Apakah ada presentasi majemuk (misalnya tangan atau tali pu-
sat berada di samping atau di tas kepala).
6) Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir.
Pemantauan saat bayi lahir :
1) Apakah bayi menangis atau tidak (bernafas tanpa kesulitan).
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau dalam keadaan lemas
3) Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat atau biru.
114 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
D. Manuver Tangan dan Langkah-Langkah
dalam Melahirkan (APN)
• Letakan telapak tangan pada bagian Vertex yang terlihat,
sambil berhati–hati agar jangan membiarkan jari tangan masuk
kedalam vagina. Lakukan penekanan yang terkendali dan tidak
menghambat kepala janin untuk keluar.
Pelan-pelan Mulai keluar
Berhenti mendorong!
• Pada waktu kepala sudah lahir, luncurkan jari tangan dari salah
satu tangan anda ke leher bayi untuk memeriksa apakah ada
lilitan tali pusat.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 115
Gb.6.15 Pengecekan lilitan tali pusat
• Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar, upayakan agar
tali pusat tersebut dapat dilepas lewat kepalanya.
• Jika tali pusat tersebut melilit leher bayi dengan ketat, pasanglah
dua buah klem pada tali pusat tersebut dengan segera. Pastikan
ibu mendapat penjelasan tentang apa yang anda lakukan, dan
sebaiknya ibu hanya bernafas pendek saja dan tidak meneran.
• Tunggulah sampai terjadi rotasi eksternal dari kepala bayi.
Setelah kepala bayi berputar menghadap kepaha ibu, letakan
tangan anda pada kedua sisi kepala bayi (biparietal), tarik per-
lahan kebawah untuk melahirkan bahu anterior,kemudian tarik
lagi keatas untuk melahirkan bahu posterior.
116 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Gb.6.17 Posisi Sangga dan Susur
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 117
• Segera keringkan bayi, bungkus kepala, kecuali bagian tali pu-
sat.
118 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
dingin, bayi diberi selimut dan diberi topi. Ayah dan keluarga dapat
memberi dukungan dan membantu selama proses menyusu dini.
Keuntungan IMD bagi ibu dan bayi
Keuntungan kontak kulit dengan kulit bayi :
1) Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi
2) Kontak kulit memastikan perilaku optimum menyusu berdasar-
kan insting dan bisa diperkirakan :
a) Menstabilkan pernafasan
b) Mengendalikan temperatur bayi
c) Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik.
d) Mendoromng ketrampilan bayi untuk menyusu lebih cepat
dan efektif
e) Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat badan
lahirnya lebih cepat)
f) Meningatkan hubungan antara ibu dan bayi
g) Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama
h) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam pe-
rut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap in-
feksi
i) Bilirubin akan lebih cepat normal dan megeluarkan mekoni-
um lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus pada
bayi baru lahir
j) Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik se-
lama beberapa jam pertama hidupnya.
Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu
1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktik pada ibu
2) Oksitosin
a) Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca per-
salinan lebih rendah
b) Merangsang penegluaran kolostrum
c) Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi
d) Ibu lebih tenang dan tidak merasa nyeri pada saat plasenta
lahir dan prosedur pasca persalinan yang lain
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 119
3) Prolaktin
a) Meingkatkan produksi ASI
b) Membantu ibu mengatasi stres. Mengatasi stres adalah fungsi
oksitosin
c) Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah selesai me-
nyusu
d) Menunda ovulasi
Keuntungan menyusu dini untuk bayi :
1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar
kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan
bayi
2) Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang
segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi
bayi
3) Meingkatkan kecerdasan
4) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas
5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu
6) Mencegah kehilangan panas
7) Merangsang kolostrum segera keluar
Keuntungan menyusu dini untuk Ibu :
1) Merangsang produksi okstitosin dan prolaktin
2) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
3) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu bayi
Memulai menyusu dini akan :
1) Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah
2) Meningkatkan keberhasilan menyusu secara eksklusif dan me-
ningkatkan lamanya bayi disusui
3) Merangsang produksi susu
Memperkuat refleks menghisap pada bayi. Reflek menghisap
awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah
lahir.
120 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Langkah IMD dalam asuhan BBL :
1. Langkah I
a. Saat bayi lahir, catat waktu kelahiran.
b. Kemudian letakkan bayi di atas perut bawah ibu.
c. Setelah itu keringkan bayi. Setelah kering, selimuti bayi de-
ngan kain kering untuk menungu 2 menit sebelum tali pusat
di klem. Keringkan tubuh bayi mulai muka, kepala, dan
bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa membersihkan
verniks. Verniks akan membantu menghangatkan bayi.
d. Hindari pengeringan tangan bayi. Bau cairan amnion pada
tangan bayi juga membantu mencari puting ibunya yang
berbau sama.
e. Lendir cukup dilap dengan kain bersih. Hindari isap lendir
di dalam mulut atau mulut bayi karena penghisap akan
merusak selaput lendir hidung bayi dan menngkatkan risiko
infeksi pernafasan.
f. Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk atau menyentil
telapak kaki. Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai
bayi dengan telapak tangan. Rangsangan ini dapat memulai
pernafasan bayi.
g. Setelah satu menit mengeringkan dan menilai bayi, periksa
kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal) kemudian suntikkan secara IM 10
Iuoksitosin pada ibu. Biarkan bayi berada di atas handuk atau
kain bersih di perut ibu.
2. Langkah 2
a. Setelah 2 menit pasca persalinan, lakukan penjepitan tali
pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinidng perut bayi.
Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan 2 jari, kemudian
dorong isi tali pusat ke arah ibu. Lakukan penjepitan kedua
dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada
sisi ibu. Pemotongan tali pusat ditunda sampai tali pusat
berhenti berdenyut agar nutrien dan oksigen yang mengalir
dari plasenta ibu lebih optimal.
b. Kemudian pegang tali pusat diantara klem tersebut. Satu
tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi,
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 121
tangan yang lain memotong tali pusat diantara kedua klem
tersebut.
c. Ikat puntung tali pusat dengan jarak kira-kira satu cm dari
dinding perut bayi dengan tali yang steril. Lingkarkan tali
disekeliling puntung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya
dengan simpul mati pada bagian yang berlawanan.
d. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi harus
berada diantara payudara ibu, tapi lebih redah dari puting.
e. Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi.
f. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit satu jam. Mintalah ibu untuk memeluk
dan membelai bayinya. Bila prlu letakkan bantal di bawah
kepala ibu untuk memepermudah kontak visual antara ibu
dan bayi. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit.
g. Hindari membasuh dan menyeka payudara ibu sebelum bayi
menyusu.
h. Selama kontak kulit ke kulit tersebut, lanjutkan dengan
langkah manajemen aktif kala III persalinan.
3. Langkah 3 : biarkan bayi mencari dan menemukan puting
ibu dan mulai menyusu
a. Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai
menyusu.
b. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi
menyusu misalnya memindahkan bayi dari satu payudara
ke payudara lainnya. Menyusu pertama biasanya berlang-
sung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara.
c. Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya
hingga bayi seesai menyusu. Tunda pula memandikan bayi
6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya hipo-
termia.
d. Usahakan untuk tetap menempatkan ibu dan bayi di ruang
bersalin sehingga bayi selesai menyusu.
122 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
e. Segera setelah bayi baru lahir selesai menghisap, bayi akan
berhenti menelasan dan melepaskan puting. Bayi dan ibu
akan merasa mengantuk. Bayi kemudian dibungkus dengan
kain bersih dan kering lalu lakukan penimbangan dan pe-
ngukuran bayi, memberikan suntikan vitamin K, dan me-
ngoleskan salep antibiotik pada mata bayi.
i. Jika bayi belum melakukan inisiasi menyusu dini dalam
waktu 1 jam, psoisikan bayi lebih dekat dengan puting
ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60
menit berikutnya.
ii. Jika bayi masih belum melakukan inisisasi nenyusu dini
dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke ruang pemulihan
dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan bayi
baru lahir dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu
untuk menyusu.
f. Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk
menjaga kehangatannya. Tetap tutupi bayi dengan topi se-
lama beberapa hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa
dingin saat tersentuh, buka pakaiannya kemudian telung-
kupkan kembali di dada ibu sampai bayi hangat kembali.
g. Satu jam kemudian berikan bayi suntikan hepatitis B per-
tama.
h. Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Letakkan
kembali bayi dekat dengan ibu sehingga mudah terjangkau
dan bayi bisa menyusu sesering keinginannya.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 123
Lima urutan perilaku bayi saat menyusu pertama kali
Tabel 6.1 Lima urutan perilaku bayi saat menyusu pertama kali
124 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
F. Melakukan Amniotomi dan Episiotomi
1. Amniotomi
Apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
lengkap maka perlu dilakukan tindakan amniotomi. Perhatikan
warna air ketuban yang keluar saat dilakukan amniotomi. Jika
terjadi pewarnaan mekonium pada air ketuban maka lakukan
persiapan pertolongan bayi setelah lahir karena hal tersebut
menunjukkan adanya hipoksia atau selama proses persalinan.
Amniotomi Dini pada kala I tidak dilakukan :
• Selama Membran ketuban masih utuh,bayi akan terlindung
dari Infeksi dan sebagian besar fetal distres yang bisa terjadi
selama kontraksi hipertonik. Cairan amnion (air ketuban)
berfungsi sebagai perisai untuk melindungi bayi dari tekanan
kontraksi uterus.
• Biasanya kantung ketuban akan pecah secara spontan.
Alasan Untuk Menghindari Pemecahan Ketuban Dini
1) Kemungkinan kompresi tali pusat
2) Molase yang meningkat
3) Tekanan yang meningkat pada janin yang mengakibatkan
oksigenasi berkurang
4) Tidak ada alasan fisiologis untuk melakukan pemecahan
selaput ketuban sebelum lahir
5) Salah satu indikasi untuk dilakukan pemecahan ketuban:
Sebagian petugas klinik merasa bahwa kepala tidak se-
harusnya, dilahirkan dengan membran yang masih utuh.
Alasannya ialah: bayi tidak bisa bernafas dengan membran
masih menutup hidung dan mulutnya dan mereka ingin agar
bisa mengamati cairan ketuban untuk mengetahui apakah
ada mekonium, sehingga siap-siap untuk memberikan ban-
tuan pernafasan pada bayi.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 125
2. Episiotomi
Adalah: Insisi dari perineum untuk memudahkan persalinan
dan mencegah ruptura perineun totalis
Tujuan Episiotomi :
1) Membuat luka lebih lurus
2) Mengurangi tekana pada kepala anak
3) Mempersingkat kala II
4) Mengurangi kemungkinan ruptura perinei totalis
Jenis Episiotomi :
1) Episiotomi medialis
2) Episiotomi medoilateralis
3) Episiotomi lateralis
4) Episiotomo sekunder
Indikasi Episiotomi :
1) Mempercepat kelahiran untuk gawat janin
2) Mempercepat proses kelahiran untuk kegawatan ibu
3) Pada perineum kaku
4) Mempercepat kelahiran pada janin dengan fetal distres
5) Mempercepat proses kelahiran pada waktu ibu mengalami
kegawatan
6) Memfasilitasi kelahiran pada kasus–kasus tertentu (Sungsang,
distocia bahu, forsefs, Vakum).
7) Melindungi bayi prematur jika perineum kaku
Keuntungan :
1) Mencegah kerusakan sfingter ani
2) Mencegah trauma pada kepala janin
3) Mudah memperbaiki laserasi spontan
Kerugian :
1) Meningkatkan darah ibu yang hilang
2) Bertambah dalam luka perineum
3) Meningkatkan risiko terjadi kerusakan sfigter ani
4) Rasa nyeri hari pertama postpartum
126 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Lateral
Mediolateral
Schuchardt
Median
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 127
G. Mendeteksi Komplikasi dan Penyulit
Kala II dan Cara Menanganinya
1. Dehidrasi
Tanda/Gejala :
a. Perubahan nadi (100x/m atau lebih)
b. Urin pekat
c. Produksi uri sedikit (kurang dari 300 cc/jam)
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Anjurkan untuk minum.
b. Nilai ulang setiap 30 menit (menurut pedoman di partograf).
Jika kondisinya tidak membaik dalam waktu 1 jam pasang
infus menggunakan jarum diameter besar (ukuran 16 atau
180 dan berikan RL/NS 125 cc/jam.
c. Segera rujuk ke Fasilitas yang memiliki kemampuan penata-
laksanaan gawat darurat obstetri dan BBL.
d. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
2. Infeksi
Tanda/Gejala :
a. Nadi cepat (110 xm atau lebih)
b. Suhu >38°C
c. Menggigil
d. Air ketuban atau cairan vagina berbau
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Baringkan miring ke kiri.
b. Pasang infus menggunakan jarum diameter besar (ukuran
16 atau 18) dan berikan RL atau NS 125cc/jam.
c. Berikan ampisillin 2 gr atau amoksisilin 2 gr/oral.
d. Segera rujuk ke Fasilitas yang memiliki kemampuan penata-
laksanaan gawat darurat obstetri dan BBL
e. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
128 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
3. Pre – Eklamsi Ringan
Tanda Gejala :
a. TD diastolik 90–110 mmHg
b. Protein urin hinga +2
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Nilai ulang tekanan darah setiap 15 menit (saat diantara
kontraksi atau meneran).
b. Jika tekanan darah 110 mmHg atau lebih, pasang infus
menggunakan jarum diameter besar (ukuran 16 atau 18)
dan berikan RL atau NS 125 cc/jam.
c. Baringkan miring kiri.
4. Pre – Eklamsi Berat atau Eklamsi
Tanda Gejala :
a. TD diastolik 110 mmHg atau lebih
b. TD diastolik 90 mmHg atau lebih dengan kejang
c. Nyeri Kepala
d. Gangguan Penglihatan
e. Kejang (Eklamsia)
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Baringkan miring kiri.
b. Pasang infus dengan menggunakan jarum diameter besar
(ukuran 16 atau 18) dan berikan RL atau NS 125cc/jam.
c. Berikan dosis awal 4 gr MgSO4 20% IV selama 20 menit.
d. Berikan MgSO4 50%, 10 gr (5 gr IM pada masing–masing
bokong).
e. Segera rujuk ke Fasilitas yang memiliki kemampuan penata-
laksanaan gawat darurat obstetri dan BBL.
f. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
5. Inersia Uteri
Tanda/Gejala :
Kurang dari 3 kontraksi dalam waktu 10 menit, lama kontraksi
kurang dari 40 detik.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 129
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Anjurkan untuk mengubah posisi dan berjalan–jalan.
b. Anjurkan untuk minum.
c. Pecahkan ketuban jika selaput ketuban masih utuh.
d. Stimulasi puting susu.
e. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya.
f. Jika bayi tidak lahir setelah dipimpin meneran (2 jam pri-
migravida & 1 jam Multigravida). Segera rujuk ke Fasilitas
yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat darurat
obstetri dan BBL.
g. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
6. Gawat Janin
Tanda/Gejala :
a. DJJ <120 / >160 x/m, mulai waspada tanda awal gawat
janin.
b. DJJ <100 / >180 x/m.
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Baringkan miring ke kiri, anjurkan ibu untuk menarik nafas
panjang perlahan–lahan dan berhenti meneran.
b. Nilai Ulang ulang DJJ setiap 5 menit.
¤ Jika DJJ normal, minta ibu kembali meneran dan pantau
DJJ setelah setiap kontraksi. Pastikan ibu tidak berbaring
terlentang dan tidak menahan nafasnya saat meneran.
¤ Jika DJJ Abnormal, Segera rujuk ke Fasilitas yang memiliki
kemampuan penatalaksanaan gawat darurat obstetri dan
BBL.
¤ Dampingi ibu ke tempat rujukan
7. Kepala Bayi Tidak Turun
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Anjurkan untuk meneran sambil jongkok atau berdiri.
b. Jika bayi tidak lahir setelah dipimpin meneran (2 jam pri-
migravida & 1 jam Multigravida) ibu dibaringkan miring ke
kiri.
130 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
c. Rujuk ke Fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksa-
naan gawat darurat obstetri dan BBL.
d. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
8. Distosia Bahu
Tanda/Gejala :
a. Kepala Bayi tidak melakukan putaran paksi luar.
b. Kepla bayi keluar kemudian tertarik kembali kedalam vagina
(kepala kura-kura).
c. Bahu bayi tidak lahir.
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Lakukan episiotomi secukupnya
b. Lakukan manuver Mc Robet’s
¤ Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya minta
ibu untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke arah
dadanya. Minta suami atau keluarga untuk membantu
ibu.
¤ Tekan kepala bayi secara mantap dan terus menerus ke
arah bawah (ke arah anus ibu) untuk menggerakan bahu
anterior dibawah simfisis pubis.
¤ Jika masih tetap tidak lahir minta ibu untuk berganti ke
posisi merangkak.
9. Cairan Ketuban bercampur Mekonium
Tanda
Cairan ketuban berwarna hijau (mengandung mekonium)
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Nilai DJJ.
b. Jika DJJ Normal, minta ibu kembali meneran dan pantau
DJJ setelah setiap kontraksi. Pastikan ibu tidak berbaring
terlentang dan tidak menahan nafasnya saat meneran.
c. Jika DJJ tidak normal tangani sebagai gawat janin.
d. Segera setelah kepala bayi lahir, hisap mulut bayi lalu ke-
mudian hidungnya dengan penghisap lendir delee DTT atau
sterilatau bola karet penghisap yang baru dan bersih sebe-
lum bahu dilahirkan.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 131
10. Tali Pusat Menumbung
Tanda–tanda :
Tali pusat teraba atau terlihat saat periksa dalam
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Nilai DJJ, jika ada :
¤ Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan pena-
talaksanaan gawat darurat obstetri dan BBL.
¤ Dampingi ibu ke tempat rujukan.
¤ Baringkan miring ke kiri dengan panggul agak naik.
Dengan memakai sarung tangan DTT atau Steril, satu
tangan tetap didalam vagina untuk mengangkat kepala
bayi agar tidak menekan tali pusat dan letakan tangan lain
di abdomen untuk menahan bayi pada posisi (keluarga
dapat membantu melakukannya), ATAU
¤ Minta ibu untuk berlutut dengan bokong lebih tinggi dari
kepalanya. Dengan mengenakan sarung tangan DTT
atau Steril satu tangan tetap didalam vagina untuk me-
ngangkat kepala bayi dari tali pusat.
b. Jika DJJ tidak ada
¤ Beritahukan ibu dan keluarganya
¤ Lahirkan bayi dengan cara yang paling aman
11. Lilitan Tali Pusat
Tanda
Tali pusat melilit leher bayi
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Jika tali pusat melilit longgar di leher bayi, lepaskan melewati
kepala bayi.
b. Jika Tali pusat melilit erat di leher bayi, lakukan penjepitan
tali pusat dengan klem di dua tempat kemudian potong
diantaranya, kemudian lahirkan bayi dengan segera.
132 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
12. Kehamilan Kembar (Gemelli) tak terdeteksi
Rencana Asuhan/Perawatan :
a. Nilai DJJ
b. Jika bayi kedua dengan presentasi kepala dan kepala segera
turun, biarkan kelahiran berlangsung seperti bayi pertama.
c. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi baringkan ibu miring
kiri.
d. Segera rujuk ke Fasilitas yang memiliki kemampuan penata-
laksanaan gawat darurat obstetri dan BBL.
e. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
13. Presentasi Muka
a. Adalah presentasi kepala dengan defleksi maksimal, hingga
oksiput mengenai punggung dan muka terarah ke bawah.
b. Diagnosa dalam kehamilan :
¤ Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung dan
antara belakang kepala dan punggung teraba sudut yang
runcing (sudut fabre). Tonolan kepala ini juga bertentangan
dengan pihak bagian–bagian kecil.
¤ Bunyi jantung anak terdengar pada fihak bagian–bagian
kecil.
¤ Di buat foto rontgen.
c. Diagnosa dalam persalinan :
¤ Dengan PD pada pembukaan yang cukup besar teraba:
Orbita, tulang pipi, mulut dan dagu.
d. Prognosa :
¤ Letak muka dapat lahir spontan, umumnya partus lebih
lama, kemungkinan ruptur perinei lebih besar.
e. Penanganan :
¤ Letak muka dapat lahir spontan asal tidak ada kelainan
panggul.
¤ Jika dagu belakang memutar ke depan persalinan dapat
spontan.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 133
¤ Dengan menggunakan Forseps, Jika :
Þ Kepala sudah di H IV
Þ Dagu sebelah depan
i. Letak Lintang
a. Sumbu panjang anak tegak lurus atau hampir tegak lurus
pada sumbu panjang ibu
b. Bahu menjadi bagian terendah (Presentasi bahu/acromion)
c. Kalau punggung terdapat disebelah depan disebut dorsoan-
terior dan kalau dibelakang disebut dorsoposterior
Diagnosa :
a. Pada Inspeksi nampak perut melebar ke samping, fundus
uteri lebih rendah dari biasanya.
b. Pada palpasi fundus maupun bagian bawah uteri kosong,
sedangkan bagian–bagian besar (kepala dan bokong) teraba
disamping.
c. Pada periksa dalam dapat diraba sisi thorax sebagai susunan
tulang–tulang yang sejajar dan jika pembukaan sudah besar
maka teraba skapula.
d. Sering sekali disertai tangan menumbung.
e. Letak lintang merupakan letak yang tidak mungkin lahir
spontan dan berbahaya bagi ibu maupun anak, namun se-
lama ketuban masih utuh bahaya bagi anak dan ibu tidak
seberapa maka kita berupaya supaya ketuban selama mung-
kin utuh :
¤ Melarang pasien mengejan
¤ Klien tidak dibenarkan berjalan jalan
¤ PD harus hati2, di luar RS jangan dilakukan PD
134 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
ii. Letak Sungsang
a. Adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian
yang terendah (Presentasi bokong)
b. Letak sungsang dibagi dalam :
¤ Frank Breech : Letak bokong murni
¤ Complete Breech : Letak bokong kaki
¤ Incomplet Breech : Letak lutut/kaki
Diagnosa :
a. Ibu merasakan/meraba pergerakan anak dibagian perut
bawah di bawah pusat dan sering merasa benda keras (ke-
pala) mendesak tulang iga.
b. Pada palpasi bagian fundus teraba bagian keras, bundar,
melenting dan diatas simfisis teraba bagian yang kurang
bundar dan lunak.
c. Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi/di-
atas pusat.
d. Pada periksa dalam kalau pembukaan sudah besar dapat
teraba 3 tonjolan tulang : Tubera ossis ischii dan ujung os
sacrum.
e. Antara 3 tonjolan tulang dapat diraba anus dan genetalia.
Prognosa : Letak sungsang dapat lahir spontan.
Pertolongan persalinan letak sungsang :
¤ Bracht
¤ Ekstraksi parsiil (manual aid) : Cara klasik (deventer),
cara muller
¤ Ekstraksi kaki atau bokong
¤ SC
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 135
136 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
BAB 7
Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin
Kala III
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 137
Fase Pelepasan Korioamnion
Sangat berkurangnya luas permukaan rongga uterus secara ber-
samaan menyebabkan selaput janin (amniokhorion) dan desidua
parietal menjadi berlipat-lipat sehingga menambah ketebalan lapisan
tersebut. Selaput-selaput tersebut biasanya tetap insitu sampai
pelepasan plasenta hampir lengkap. Kemudian selaput ini me-
ngelupas sampai ke dinding uterus, sebagian karena tarikan oleh
plasenta yang telah lepas, yang telah berada di segmen bawah uterus
atau bagian atas vagina.
Fase Pengeluaran Plasenta
Ketika bagian plasenta terlepas dari dinding uterus, pembuluh
darah pada bagian uterus yang membawa darah dari dan menuju
permukaan maternal plasenta menjadi ruptur dan timbul perdarahan
diantara desidua dan permukaan maternal plasenta. Hal ini
menyebabkan pelepasan plasenta lebih lanjut. Selain itu otot uterus
akan melanjutkan kontraksi dan retraksi sehingga menyempurnakan
pelepasan plasenta dari dinding uterus.
Plesenta akan terjatuh pada segmen bawah uterus dan kemudian
terdorong kebagian vagina dengan dorongan dari kontraksi dan
retraksi. Pada saat ini uterus akan berkontraksi sangat kuat dan
menjadi bulat keras dan dapat dipalpasi melalui dinding abdominal
anterior, diantara otot-otot rektum abdominalis. Selain itu juga
terjadi peninggian uteri 1-2 cm diatas pusat. Akhirnya plasenta
keluar dari jalan lahir.
Dua metoda pelepasan plasenta
a) Metoda Schultze : Pelepasan dimulai dari bagian tengah plasen-
ta dan bagian inilah yang lebih dulu turun ke segmen bawah
rahim. Permukaan fetal akan muncul lebih dahulu pada vulva
diikuti oleh selaput ketuban yang membentuk kantung terbalik.
Darah dari tempat plasenta tercurah ke kantung tersebut tidak
keluar sampai terjadinya pengeluaran plasenta.
b) Metoda Duncan : Pelepasan dimulai dari tepi plasenta. Darah
menggumpal diantara selaput ketuban dan dinding uterus keluar
pada vagina. Pada keadaan ini plasenta turun ke sisi samping
vagina dan permukaan maternal pertama kali tampak di vulva.
138 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Tanda-Tanda Klinis Pelepasan Plasenta
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi
uterus berbentuk bulat penuh (diskoid) dan tinggi fundus biasanya
turun hingga dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan
plasenta terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus
berada diatas pusat.
b. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva
dan vagina.
c. Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi.
Semburan darah yang tiba-tiba menandakan bahwa darah yang
terkumpul diantara tempat melekatnya plasenta dan permu-
kaan maternal plasenta (darah retroplasenter) keluar melalui
tepi plasenta yang terlepas.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 139
• Bristol Trial :
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Aktif (N=846) Fisiologis (N=849)
Perdarahan PP 50 (5,9%) 152 (17,9%)
Lamanya kala III 5 menit 15 menit
Kala III >30 Menit 25 (2,9%) 221 (26%)
Transfusi darah 18 (2,1%) 48 (5,6%)
Terapi Oksitosin 6,4 % 29,7%
• Hinchingbrooke Trial :
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Aktif (n=748) Fisiologis (n=764)
Perdarahan PP 51(6,8%) 122 (16,5%)
Lamanya kala III 8 Menit 15 menit
Kala III > 30 25 (3,3%) 125 (16,4%)
Menit
Transfusi darah 4 (0,5%) 20 (2,6%)
Terapi Oksitosin 24 (3,2%)
140 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
c. Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu tepat di atas
simpisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba uterus &
menekan uterus pada saat PTT.
d. Setelah terjadi kontraksi yang kuat tegangkan tali pusat
dengan satu tangan dan tangan yang lain dorso kranial.
e. Bila uterus belum lepas tunggu hingga uterus berkontraksi
kembali untuk mengulangi kembali PTT.
f. Saat mulai kontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah,
lakukan tekanan dorso kranial hingga tali pusat makin
menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan
plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan.
g. Jika setelah 30-40 detik tidak ada tanda-tanda lepasnya
plasenta, PTT jangan teruskan.
h. Setelah placenta terpisah anjurkan ibu meneran sedikit agar
placenta terdorong keluar melalui introitus vagina.
i. Pada saat plasenta telihat di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan meno-
pang plasenta dengan tangan lainnya.
j. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan un-
tuk melahirkan selaput ketuban.
k. Jika selaput robek dan tertinggal di jalan lahir, dengan hati-
hati periksa vagina & serviks dengan seksama.
3. Masase (pemijatan fundus uteri)
a. Letakkan telapak tangan pada fundus uteri
b. Jelaskan tindakan kepada ibu, katakan bahwa ibu mungkin
merasa tidak nyaman dengan tindakan
c. Dengan lembut dan mantap gerakkan tangan dengan arah
memutar pada Fundus Uteri supaya berkontraksi
d. Jika dalam 15 detik uterus tidak berkontraksi lakukan pena-
talaksanaan atonia uteri
e. Periksa plasenta dan selaputnya yang terdiri dari dua ba-
gian:
¤ Periksa sisi maternal
¤ Periksa sisi fetal
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 141
¤ Evaluasi selaput
¤ Pasangkan bagian–bagian yang robek/terpisah
f. Periksa kembali uterus setelah 1–2 menit untuk memastikan
uterus berkontraksi
g. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus
h. Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit (1 jam pertama) 30
menit (1 jam kedua)
142 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
D. Kebutuhan Ibu Kala III
Perubahan Psikologis Kala III
1. Biasanya ibu ingin melihat, menyentuh, memeluk dan mencium
bayinya.
2. Sangat gembira, bangga, merasa lega, sangat lelah
3. Kerap bertanya apakah vaginanya perlu dijahit?
4. Menaruh perhatian terhadap plasenta
Asuhan Kebidanan yang diberikan pada kala III
1. Melakukan penilaian pada bayi baru lahir
2. Bounding attachment
Kebutuhan Kala III
1. Intake & nutrisi: Minum sari buah, teh/kopi dengan gula.
2. Observasi tanda–tanda vital: Tekanan Darah, Nadi, Suhu,
Respirasi,
3. Peningkatan kontraksi uterus, yang bisa dilakukan dengan cara
pemberian Oksitosin dan menyusui bayinya.
4. Informasi tentang bayinya: keadaan bayi, BB, PB.
5. Suport dari keluarga dan tenaga kesehatan.
6. Informasi tentang dirinya
• Memerlukan penjahitan atau tidak
• Tentang plasenta: apakah sudah lahir/ belum
7. Hubungan keluarga: Bounding attachment.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 143
E. Pendokumentasian Kala III
SUBJEKTIF
Keluhan dan perasaan ibu
OBJEKTIF
1. Keadaan umum ibu
2. Tinggi fundus uteri
3. Kontraksi
4. Kandung kemih
5. Terlihat tali pusat di vulva
ANALISIS
Ibu P.. A... inpartu kala III keadaan ibu baik/komplikasi (masalah,
diagnosa potensial dan antisipasinya, serta catat apabila membu-
tuhkan kebutuhan segera)
PLANNING/PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan menejemen aktif kala III (mencatat perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kala III)
Jenis evaluasi kala III :
1. Kelengkapan plasenta & selaput plasenta
2. Tinggi fundus uteri
3. Kontraksi
4. Jumlah perdarahan
5. Kandung kemih
6. Keadaan umum ibu: TD, suhu, nadi
7. Robekan jalan lahir: ada tidak?, kalau ada, derajat berapa?
144 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
F. Mendeteksi Adanya Komplikasi Persalinan
Kala III dan Cara Mengatasinya
1. Perdarahan kala III
a) Atonia Uteri
Pada kehamilan cukup bulan aliran darah ke uterus sebanyak
500-800 cc/mnt. Jika uterus tidak berkontraksi dengan segera
setelah kelahiran plasenta, maka ibu dapat mengalami perdara-
han sekitar 350-500 cc/menit dari tempat melekatnya plasen-
ta. Bila uetrus berkontraksi maka miometrium akan menjepit
anyaman pembuluh darah yang berjalan diantara serabut otot
tadi. Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana myometrium
tidak dapat berkonraksi dan bila ini terjadi maka darah yang
keluar dari bekas implantasi plasenta menjadi tidak terkendali.
Seorang ibu dapat meninggal karena perdarahan pascasalin
dalam waktu kurang dari satu jam. Atonia uteri menjadi
penyebab lebih dari 90% perdarahan pascapersalinan yang
terjadi pada 24 jam setelah bayi lahir. Sebagian besar kematian
terjadi pada beberapa jam pertama setelah kelahiran bayi.
Karena alasan itu, penatalaksanaan persalinan kala III sesuai
standar dan penerapan manajemen aktif kala III merupakan
cara terbaik dan sangat penting untuk mengurangi kematian
ibu.
Beberapa faktor predisposisi yang terkait dengan perdarahan
pasca persalinan yang disebabkan oleh karena atonia uteri
adalah :
• Pembesaran uterus yang berlebihan
• Kala I dan atau II yang memanjang
• Partus presipitatus
• Persalinan induksi
• Infeksi intrapartum
• Multiparitas
• Magnesium sulfat yang digunakan untuk mengendalikan
kejang pada preeklampsia/eklampsia.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 145
Pengawasan yang melekat pada semua ibu pasac persalinan
serta mempersiapkan diri untuk melaksanakana atonia uteri
pada setiap kelahiran merupakan tindakan pencegahan yang
sangat penting. Meskipun beberapa faktor–faktor telah diketahui
bisa menyebabkan perdarahan pasca persalinan, dua pertiga
dari semua kasus perdarahan pascapersalinan terjadi pada ibu
tanpa risiko yang diketahui sebelumnya dan tidak mungkin
memperkirakan ibu mana yang akan mengalami atonia uteri
dan perdarahan pasca persalinan. Karena alasan tersebut maka
manajemen aktif kala III merupakan hal yang sangat penting
dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu akibat
perdarahan pasca persalinan.
b) Retensio Plasenta
Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan 10
unit oksitosin IM dosis yang kedua. Periksa kadung kemih,
jika ternyata penuh, gunakan kateter nellaton steril atau
DTT secara aseptik untuk mengeluarkan urin. Ulangi lagi
penegangan tali pusat terkendali. Beritahukan keluarga jika
kemungkinan ibu membutuhkan rujukan jika dalam waktu 30
menit belum lahir. Pada menit ke 30 coba lagi melahirkan
plasenta dengan melakukan peregangan tali pusat terkendali
untuk terakhir kalinya. Jika plasenta tetap tidak lahir, rujuk
segera. Ingat, apabila plasenta tidak keluar dalam 30 menit,
jangan coba-coba mengeluarkan secara paksa dan rujuk segera
ke fasilitas yang lebih tinggi.
Jika sebelum plasenta lahir kemudian mendadak terjadi perdarahan
maka segera lakukan tindakan manual plasenta. Jika setelah
manual plasenta masih terjadi perdarahan, lakukan kompresi
bimanual interna/eksterna atau kompresai aorta. Berikan okstosin
10 IU dosis tambahan atau misoprostol 600-1000 mg per rektal.
Tunggu hingga uterus berkontraksi kuat dan perdarahan berhenti,
baru hentikan tindakan kompresi bimanual.
c) Perlukaan Jalan Lahir
Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi
atau robekan perineum dan vagina. Nilai perluasan laserasi peri-
neum, laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan.
146 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Derajat satu Derajat dua Derajat tigau Derajat empat
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 147
Keuntungan teknik penjahitan jelujur :
a. Mudah dipelajari (karena hanya perlu belajar satu jenis
penjahitan dan satu atau dua jenis simpul).
b. Tidak teralalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digu-
nakan.
c. Menggunakan lebih sedkit benang.
Mempersiapkan Penjahitan:
1. Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokong berada
di tepi tempat tidur atau meja. Topang kakinya dengan alat
penopang atau minta anggota keluarga untuk memegang
kaki sehinga ibu tetap dalam posisi litotomi.
2. Tempatkan handuk atau kain bersih dibawah bokong ibu.
3. Jika munngkin tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga
perineum bisa dilihat dengan jelas.
4. Gunakan tenik aspetik pada pemeriksaan robekan atau
episiotomi, memberikan anestesi lokal dan menjahit luka.
5. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
6. Pakai sarung tangan DTT atau steril.
7. Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapan peralatan
dan bahan–bahan DTT untuk penjahitan.
8. Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa
dengan mudah dilihat dan penjahitan bisa dilakukan tanpa
kesulitan.
9. Gunakan kain/kasa DTT atau bersih untuk menyeka vulva,
vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah
atau bekuan darah yang ada sambil menilai dalam dan
luasnya luka.
10.Periksa vagina, serviks san perineum secara lengkap.
Pastikan bahwa laserasi/sayatan perineum hanya merupak-
an derajat satu atau dua. Jika laserasinya dalam atau epi-
siotomi telah meluas, periksa lebih lanjut untuk memeriksa
bahwa tidak terjadi robekan derajat 3 atau 4. Masukkan jari
yang bersarung tangan ke dalam anus dengan hati-hati dan
angkat jari tersebut perlahan-lahan untuk mengidentifikasi
sfingter ani. Raba tonus atau ketegangan sfingter ani. Jika
148 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
sfingter terluka, ibu mengalami luka derajat 3 atau 4 dan
membutuhkan rujukan segera. Ibu juga harus dirujuk jika
mengalami laserasi serviks.
11.Ganti sarung tangan dengan sarung tangan DTT atau steril
yang baru setelah melakukan pemeriksaan rektum.
12.Berikan anestesi lokal.
Berikan anestesi lokal pada setiap ibu yang memerlukan
penjahitan laserasi atau episiotomi. Penjahitan sangat me-
nyakitkan dan menggunakan anestesi lokal merupakan salah
satu asuhan sayang ibu. Jika ibu dilakukan tindakan episio-
tomi dengan anestesi lokal, lakukan pengujian pada luka un-
tuk mengetahui bahwa anestesi masih bekerja. Sentuh luka
dengan jarum yang tajam atau dengan forceps atau cunam.
Jika ibu merasa tidak nyaman, ulangi pemebrian anestesi
lokal.
Gunakan tabung suntik steril sekali pakai dengan jarum
ukuran 22 panjang 4 cm. Jarum yang lebih panjang dan
tabung suntik lebih besar bisa digunakan, tapi jarum harus
berukuran 22 atau lebih kecil tergantung pada tempat yang
memerlukan anestesi. Obat standar untuk anestesi lokal
adalah 1% lidokain tanpa epinefrin (silokain). Jika lidokain
1% tidak tersdia, gunakan lidokain 2% yang dilarutkan
dengan air steril atau normal salin dengan perbandingan
1:1 (sebagai contoh 5 ml lidokain 2% : 5 ml air steril atau
normal salin).
¤ Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu ibu
merasa santai
¤ Hisap 10 ml larutan lidokain 1% ke dalam alat suntik
sekali pakai ukuran 10 ml.
¤ Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung
tersebut.
¤ Tusukkan jarum tersebut ke ujung atau pojok laserasi lalu
tarik ujung jarum sepanjang tepi luka (ke bawah diantara
mukosa dan kulit perinemum.
¤ Aspirasi untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di
dalam pembuluh darah. Jika darah masuk ke tabung suntik,
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 149
jangan suntikkan lidokain dan tarik jarum seluruhnya.
Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali.
• Suntikkan anestesi sejajar dengan permukaan luka pada
saat jarum suntik ditarik perlahan-lahan
• Tarik jarum hingga sampai ke bawah tempat dimana
jarum tersebut disuntikkan.
• Arahkan jarum ke daerah di atas tengah luka dan ulangi
langkah ke-4. Tusukkan jarum untuk yang ketiga kalinya
dan sekali lagi ulangi langkah ke-4 sehingga tiga garis di
sisi luka mendapatkan anestesi lokal tersebut. Setiap sisi
luka memerlukan kurang lebihh 5 ml lidokain 1% untuk
mendapatkan anestesi yang cukup.
• Tunggu selama dua menit dan tunggu anestesi tersebut
bekerja dan kemudian uji daerah yang dilakukan anestesi
dengan cara dicubit dengan forceps atau disentuh dengan
jarum yang tajam. Jika ibu masih merasa cubitan tersebut,
tunggu 2 menit lagi sebelum melakukan penjahitan.
150 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Nasihati Ibu Untuk
a. Menjaga perineumnya selalu bersih dan kering.
b. Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada
perineumnya.
c. Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang
mengalir tiga sampai empat kali sehari.
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan
lukanya.
Ingat
a. Tidak usah menjahit laserasi derajat satu yang tidak
mengalami perdarahan dan mendekat dengan baik
b. Gunakan sedikit mungkin jahitan untuk mendekatkan
jaringan dan memastikan hemostasis
c. Selalu gunakan teknik aseptik
d. Jika ibu mengeluh sakit pada saatt penjahitan dilakukan,
berikan anestesi lokal untuk memastikan kenyamanan ibu.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 151
han dan mendorong dinding posterior uterus ke arah depan
sehingga uterus di tekan ke arah depan dan belakang.
d) Tekan kuat uterus di antara kedua tangan. Kompresi uterus
ini memberi tekanan langsung pada pembuluh darah yang
terbuka bekas implantasi plasenta di dinding uterus dan juga
merangsang miometrium untuk berkontraksi.
e) Evaluasi keberhasilan :
¤ Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang
teruskan melakukan KBI selama dua menit, kemudian
perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau ibu secara
melekat selama kala IV.
¤ Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung,
periksa ulang perineum, vagina dan serviks apakah terjadi
laserasi. Jika demikian segera lakukan penjahitan untuk
menghentikan perdarahan.
¤ Jika uterus tidak berkontraksi selama 5 menit, ajarkan
keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna.
152 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
ini dapat menjepit pembuluh darah uterus dan membantu
uterus untuk berkontraksi.
3). Kompresi Aorta
a) Raba pulsasi arteri femoralis pada lipat paha.
b) Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada umbilikus ke arah kolumna
vertebralis dengan arah tegak lurus.
c) Dengan tangan yang lain, raba pulsasi arteri femoralis untuk
mengetahui cukup tidaknya kompresi :
¤ Jika pulsasi masih teraba, artinya tekanan kompresi ma-
sih belum cukup.
¤ Jika kompresi mencapai aorta abdominalis, maka pulsasi
arteri femoralis akan berkurang/terhenti.
d) Jika perdarahan pervaginam berhenti, pertahankan po-
sisi tersebut dan pemijatan uterus (dengan bantuan asisten)
hingga uterus berkontraksi dengan baik.
4). Plasenta Manual
Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta se-
cara secara manual dari tempat implantasinya dan kemudian
melahirkannya keluar dari kavum uteri.
Prosedur manual plasenta :
a) Persiapan
¤ Pasang set infus.
¤ Jelaskan kepada ibu tentang prosedur atau tujuan tinda-
kan.
¤ Lakukan anetesi verbal atau analgesia per rektal.
¤ Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi.
b) Tindakan penetrasi ke dalam kavum uterus
¤ Pastikan kandung kemih kosong.
¤ Jepit tali pusat dengan jarak 5-10 cm dari vulva, tegangkan
dengan satu tangan sejajar lantai.
¤ Masukkan tangan secara obstetrik dengan menelusuri sisi
bawah tali pusat.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 153
¤ Setelah mencapai bukaan serviks, minta tolong asisten
untuk memegang klem tali pusat, kemudian memindahkan
tangan luar untuk menahan fundus uteri.
¤ Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam
hingga kekavum uteri sehingga mencapai tempat implan-
tasi.
¤ Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti mem-
beri salam (ibu jari merapat ke telunjuk dan jari lain saling
merapat).
c) Melepas plasenta dari dinidng uterus
¤ Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta pa-
ling bawah.
¤ Setelah ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding
uterus maka perluas perlepasan plasenta dengan menggeser
tangan ke kanan dan kiri sambil digeserkan di atas, sehingga
semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus
(bila tepi plasenta tidak teraba atau plasenta berada pada
dataran yang sama tinddi dengan dinding uterus maka
hentikan tindakan manual plasenta karena hal tersebut
menunjukkan plasenta inkreta).
d) Mengeluarkan plasenta
¤ Sementara satu tangan masih di dalam kavum uterus,
lakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta
yang tertinggal.
¤ Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis,
kemudian instruksikan asisten untuk menarik tali pusat
sambil tangan dalam membawa plasenta ke luar.
¤ Lakukan penekanan dorso kranial setelah plasenta di-
lahirkan dan tempatkam plasenta di dalam wadah yang
telah disediakan.
e) Pencegahan Infeksi pascatindakan
¤ Dekontaminasi sarung tangan dan peralatan lain yang
digunakan.
¤ Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan
lainnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
154 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
¤ Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.
¤ Keringkan tangan dengan handuk bersih.
f) Pemantauan pascatindakan
¤ Periksa kembali tanda vital ibu.
¤ Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan.
¤ Tuliskan rencana pengobatan, tinfakan yang masih diper-
lukan.
¤ Beritahu ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai
tetapi ibu masih membutuhkan pemantauan selama 2
jam.
¤ Lanjutkan pemantauan selama 2 jam.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 155
156 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
BAB 8
Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin
Kala IV
A. Fisiologi Kala IV
Kala IV dimulai setelah plasenta lahir, ibu sudah dalam keadaan
aman dan nyaman dan akan dilakukan pemantauan selama dua
jam. Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang
kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan
fisik yang luar biasa-ibu baru saja melahirkan bayi dari dalam
perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu
ke dunia luar. Bidan harus tinggal dengan ibu salama 2 jam untuk
memastikan keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil
tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 157
Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan cara
melihat volume darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa
banyak botol 500 ml dapat menampung semua darah tersebut.
Cara tak langsung untuk melihat jumlah kehilangan darah adalah
melalui penampakan gejala dan tekanan darah. Apabila perdarahan
menyebabkan ibu lemas, pusing dan kesadaran menurun serta
tekanan darah sistolik turun lebih dari 10 mmHg dari sistolik
sebelumnya, maka kemungkinan ibu telah kehilangan darah lebih
dari 500 ml. Bila ibu mengalami syok hipovolemik, maka ibu telah
kehilangan darah sekitar 50% dari total jumlah darah ibu (2000-
2500 ml)
158 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
5) Ajarkan kepada ibu bagiaman menilai kontraksi uterus dan
jumlah darah yang keluarbdan bagaimana melakukan masase
jika uterus lembek.
6) Minta anggota keluarga memeluk bayinya. Bersihkan ibu dan
bantu ibu menggunakan kain yang bersih dan kering, atur po-
sisi yang nyaman, duduk bersandarkan bantal atau berbaring
miring.
7) Jangan gunakan kain pembebat perut selama dua jam pasca
persalinan atau hingga kondisi ibu sudah stabil. Kain pembebat
akan menyulitkan penolong persalinan untuk menilai kontraksi
uterus secara memadai. Jika kandung kemih penuh, bantu ibu
untuk mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan untuk
mengosongkan setiap kali diperlukan. Ingatkan ibu bahwa
keinginan berkemih mungkin akan berbeda setelah ia melahirkan
bayinya. Jika ibu tidak dapat berkemih, bantu ibu dengan cara
menyiramkan air hangat dan bersih ke perineumnya. Berikan
privasi atau masukkan jari-jari ibu ke dalam air hangat untuk
merangsang keinginan berkemih secara spontan.
Jika setelah berbagai upaya tersebut, ibu tetap tidak dapat berke-
mih secara spontan, mungkin diperlukan kateterisasi. Sebelum
meinggalkan ibu, pastikan bahwa ia dapat berkemih sendiri dan
keluargana mengetahui bagaimana menilai kontraksi dan jumlah
darah yang keluar. Ajarkan ibu dan keluarga bagaimana mencari
pertolongan jika ada tanda-tanda bahaya seperti :
a) Demam
b) Perdarahan aktif
c) Keluar banyak bekuan darah
d) Bau busuk dari vagina
e) Pusing
f) Lemas luar biasa
g) Kesulitan dalam menyusui
h) Nyeri panggul atau abdomen yang luar biasa lebih dari nyeri
kobtraksi biasa.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 159
Pencegahan Infeksi
Setelah persalinan, dekontaminasi alas plastik, tempat tidur dan
matras dengan larutan klorin 0,5%, kemudian dicuci dengan air
detergen dan bilas dengan air bersih, keringkan dengan kain ke-
ring bersih supaya ibu tidak berbaring di atas matras yang basah.
Dekontaminasikan linen yang digunakan selama persalinan dalam
klorin 0,5% dan kemudian cuci segera dengan air dan detergen.
Salah satu langkah pencegahan infeksi adalah dengan cara melaku-
kan pemrosesan alat yang terdiri dari:
1. Dekontaminasi dan Pembersihan
2. Sterilisasi
3. Disinfeksi Tingkat Tinggi
4. Memroses linen
160 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
BAB 9
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 161
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik ling-
kungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di
otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kom-
presi paru-paru selama persalinan, yang merangsang ma-
suknya udara kedalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan susu-
nan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidu-
pan. Jadi sistem-sistem harus berfungsi secara normal.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
2) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk per-
tama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang
cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimu-
lai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat
sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu kehamilan.
Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan mem-
bantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak ko-
laps pada akhir pernafasan.
Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah
akhir setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas.
Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan
lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini
menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah ter-
ganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya.
Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar
sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi
yang dilahirkan melalui seksio sesaria kehilangan keuntungan
dari kompresi rongga dada ini dan dapat menderita paru-paru
basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali
162 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
tarikan napas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan
bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-
paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe
dan darah. Semua alveolus paru-paru akan berkembang terisi
udara sesuai dengan perjalanan waktu.
e. Fungsi sistem pernafasan dalam kaitanya dengan fungsi
kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat pen-
ting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.
Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan me-
ngalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti tidak
ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen
yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan
oksigenasi jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar per-
tukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-
paru. Peningkatan aliran darah ke paru-paru akan mendorong
terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu meng-
hilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirku-
lasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Perubahan Sistem Sirkulasi
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh
guna mengantarkan oksigen ke jaringan.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pem-
buluh darah :
1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan
atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah
ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan
volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian
ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi
ulang.
2. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah
paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 163
pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru-paru (menurunkan
resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi
ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan volume
darah dan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara
fungsional akan menutup.
Vena umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari
tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit
setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi
jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan
3. Perubahan Sistem Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka,
sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-
perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan
rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam
lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin
ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga
mendinginkan darah bayi.
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan me-
reka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk
membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak
menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam
waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia
kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya
pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan
bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada
bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun
164 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus adalah 36,5 0
C–
370 C.
Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebab-
kan oleh:
1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi
dengan sempurna.
2. Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas.
3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan
panas.
4. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya
agar ia tidak kedinginan.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling
bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak
diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu
6–12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan
basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau
meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi
dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.
Gejala hipotermia:
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi
kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI
dan menangis lemah.
2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung
menurun.
3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan te-
rutama dibagian punggung, tungkai dan lengan.
4. Muka bayi berwarna merah terang
5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabo-
lisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi
jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan
kematian.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 165
Mekanisme terjadinya Hipotermia:
Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu
tubuh yang dapat terjadi melalui:
1. Radiasi: Yaitu panas tubuh bayi memancar kelingkungan
sekitar bayi yang lebih dingin, misal: BBL diletakkan ditem-
pat yang dingin.
2. Evaporas : Yaitu cairan/air ketuban yang membasahi kulit
bayi menguap, misal: BBL tidak langsung dikeringkan dari
air ketuban.
3. Konduksi: Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit
bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin,
misal: popok/celana basah tidak langsung diganti.
4. Konveksi: Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran
udara sekeliling bayi, misal: BBL diletakkan dekat pintu/
jendela terbuka.
4. Perubahan Sistem Metabolisme
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem
pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3
cara:
1. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong
untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glukoneogenesis).
Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam
jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen
(glikogenolisis). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat
akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam
hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim.
Seorang bayi yang mengalami hipotermia pada saat lahir
166 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan
glikogen dalam jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya mengapa
sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan hangat.
Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya
tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang
sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama
maka otak bayi dalam keadaan beresiko. Bayi baru lahir kurang
bulan, lewat bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan
distress janin merupakan resiko utama, karena simpanan energi
berkurang atau digunakan sebelum lahir.
Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak khas
meliputi: kejang-kejang halus, sianosis, apnu, tangis lemah,
letargis, lunglai dan menolak makanan. Bidan harus selalu ingat
bahwa hipoglikemia dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat
jangka panjang hipoglikemia ialah kerusakan yang meluas di
seluruh sel-sel otak.
5. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah
terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru
lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain
susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan
lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh”
pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri
sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru
lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah
secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.
Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting
contohnya memeberi ASI on demand.
Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu me-
lindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi
baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air disbanding
orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius
pada neonatus.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 167
6. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan
alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan keke-
balan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan
infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa.
2. Fungsi saringan saluran napas.
3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah
yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme
asing. Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih
belum matang, artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru la-
hir yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak vi-
rus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap
antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal kehidu-
pan anak. Salah satu tuges utama selama masa bayi dan balita
adalah pembentukan system kekebalan tubuh.
Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan didapat ini, bayi
baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir
terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh karena
itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek per-
salinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum)
dan detekdi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat
penting.
168 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
B. Perlindungan Termal
Mekanisme pengaturan teperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum
berfungsi sempurna. Karena itu, jika tidak diupayakan dengan
segera pencegahan kehilangan panas tubuh, maka bayi baru lahir
dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia sangat
berisiko mengalami kesakitan berat bahkan kematian. Hiotermia
mudah dialami pada bayi yang tubuhnya dalam kondisi basah atau
tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalam
duangan yang relative hangat.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi melalui cara-cara berikut:
1. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan
panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada
permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah
lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas
juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuh-
nya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh banyi dengan permukaan yang dingin.
Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih
rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui
mekanisme konduksi apabila diletakkan diatas benda-benada
tersebut.
3. Konveksi adalah kehilangan tubuh bayi melalui paparan udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempat-
kan di dalam ruangan yang lebih dingin akan mengalami ke-
hilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi
aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi
atau pendingin ruangan.
4. Radiasi adalah kehilangan panas bayi karena bayi ditempat-
kan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah
daripada suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas karena
benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (wa-
laupun tidak bersentuhan langsung).
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 169
Mencegah kehilangan panas pada bayi dapat dilakukan melalui
upaya sebagai berikut :
• Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk
mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi
cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk
atau kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan
dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan
taktil untuk membantu bayi memulai pernafasan.
• Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Segera setelah megeringkan tubuh bayi dan memotong tali pu-
sat, ganti handuk atau kain yang basah, kemudian selimuti tu-
buh dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih.
• Selimuti bagian kepala bayi
Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat.
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relative luas
dan bayi akan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak
ditutup.
• Anjurkan ibu untuk memeluk atau menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh
dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyu-
sukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI
harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran.
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tu-
buhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan
penimbangan, terlebih dulu diselimuti bayi dengan kain bersih
atau selimut. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat
badan pada saat berpakaian dikurangi dengan berat pakaian/
selimut.
• Jangan memandikan bayi setidaknya 6 jam setelah lahir
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir, kare-
na memandikan bayi beberapa jam setelah bayi lahir akan me-
nyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan
bayi.
170 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
• Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
Tempatkan bayi setelah lahir di tempat yang hangat. Idelanya
bayi ditempatkan pada tempat tidur yang sama dengan ibunya.
Hal ini merupakan cara yang paling mudah supaya ibu bisa
dengan leluasa menyusui dan mencegah papapran infeksi pada
bayi.
C. Pemeliharaan Pernafasan
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur. Beberapa kondisi tertentu pada ibu
hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter
sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi
dalam rahim, ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut
menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor tertentu diketahui
dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir,
diantaranya faktor ibu, tali pusat dan bayi, sebagai berikut :
• Faktor ibu
a. Preeclampsia dan eklamspia
b. Perdarahan abnormal (plasenta previa dan solution
plasenta)
c. Partus lama atau macet
d. Demam selama persalinan
e. Infeksi berat
f. Kehamilan lewat waktu (lebih dari 42 minggu)
g. Penyakit ibu
• Faktor tali pusat
a. Lilitan tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 171
• Faktor bayi
a. Bayi premature (sebelum 37 minggu)
b. Persalinan dengan tindakann (sungsang, bayi kembar,
distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps)
c. Kelainan bawaan (congenital)
d. Air ketuban berwarna kehijauan (bercampur mekonium)
Cara mengetahui gawat janin :
• Frekuensi DJJ dibawah 100 atau diatas 180 kali/menit
• Berkurangnya gerakan janin (kurang dari 10 kali/hari)
• Air ketuban berwarna kehijauan (bercampur mekonium)
Cara mencegah gawat janin :
• Gunakan partograf untuk memantau kondisi dan kemajuan
persalinan
• Anjurkan ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan
(posisi terlentang bisa menyebabkan berkurangnya aliran
darah atau oksigen ke bayi)
Cara mengidentifikasi gawat janin dalam persalinan :
• Periksa frekuensi bunyi jantung janin setiap 30 menit selama
kala I dan setiap 5-10 menit selama kala II
• Periksa ada/tidaknya air ketuban bercampur mekonium
(berwarna kehijauan)
Cara menangani gawat janin :
• Bila terjadi tanda gawat janin
a. Tingkatkan pasokan oksigen ke jalan lahir dengan cara
berikut :
1. Mintalah ibu mengubah posisi tidurnya
Anjurkan ibu untuk miring ke salah satu sisi untuk
meningkatkan aliran oksigen ke janinnnya. Hal ini
akan meningkatkan aliran darah maupun oksigen
melalui plasenta lalu ke janin. Bila posisi miring ini
tidak membantu, maka coba posisi yang lain (sujud)
2. Berikan cairan oral atau IV pada ibu
3. Berikan oksigen bila tersedia
172 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
b. Periksa kembali DJJ
• Bila frekuensi DJJ tidak normal setelah 3 kali pemantauan:
a. RUJUK
b. Bila merujuk tidak mungkin, siaplah untuk menolong
bayi baru lahir dengan asfiksia
Gejala dan tanda-tanda Asfiksia
• Tidak bernafas atau bernafas megap-megap
• Warna kulit kebiruan
• Kejang
• Penurunan kesadaran
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas perut bawah ibu. Cegah
kehilangan panas dengan menutupi tubuh bayi dengan kain/
handuk yang telah dipersiapkan sambil melakukan penilaian dengan
menjawab 2 pertanyaan :
1. Apakah bayi menangis kuat, tidak bernafas atau megap-megap?
2. Apakah bayi lemas, bergerak aktif?
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 173
• Bilas tangan dengan air DTT.
• Keringkan tangan tersebut menggunakan handuk atau kain
bersih dan kering.
• Ikat puntung tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari dinding
perut. Gunakan benang atau klem plastik penjepit tali pusat
DTT atau steril.
• Jika pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan
benang di sekeliling puntung tali pusat dan ikat untuk kedua
kalinya dengan simpul mati di bagian yang berlawanan.
• Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakkan di dalam
larutan clorin 0,5%.
• Selimuti kembali bayi dan tutup kepala bayi dengan kain bersih
dan kering.
Nasihat untuk merawat tali pusat.
• Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau
mengoleskan cairan apapun ke puntung tali pusat.
• Nasiehati hal yang sama pada ibu dan keluarga.
• Mengoleskan alcohol/bethadin masih diperkenankan bila
pemotong tali pusat tidak steril atau DTT, akan tetapi jangn
dikompres, karena akan menyebabkan lembab.
• Berikan nasihat kepada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan
bayi :
1. Lipat popok di bawah puntung tali pusat
2. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan secara hati-hati
dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan secara
seksama dengan menggunakan kain bersih.
3. Jelaskan pada ibu bahwa harus mencari bantuan jika pusat
menjadi merah, bernanah atau berdarah dan atau berbau.
4. Jika pangkal tali pusat menjadi merah, mengeluarkan nanah
dan atau darah segera rujuk ke fasilitas kesehatan.
Di setiap persalinan, penolong persalinan harus selalu siap melaku-
kan tindakan resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan bertindak dapat
menghindarkan kehilangan waktu yang sangat berharga bagi upa-
174 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
ya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak bernafas,
bayi baru lahir akan dapat mengalami kerusakan otak yang berat
dan atau meninggal.
Persiapan melipui ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan
ruangan yang hangat dan terang. Tempat resisutasi hendaknya
rata, keras, bersih, dan kering misalnya dipan atau di atas lantai
beralas tikar. Tempat resisutasi sebaiknya di dekat sumber pemanas
(misalnya : lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau
pintu terbuka) biasanya digunakan bohlam berdaya 60 watt atau
lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang
kelahiran bayi.
Persiapan alat Resisutasi :
• 2 helai kain/handuk
• Bahan ganjal bahu bayi, dapat berupa kain seperti kain, kaos,
selendang, handuk yang digulung setinggi 5 cm dan mudah
disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi
• Alat penghisap lender Dee Lee atau bola karet
• Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal
• Kotak alat resusitasi
• Jam atau pencacat waktu
Langkah–langkah Resusitasi BBL
• Langkah awal
Sambil melakukan langkah awal :
1. Beritahu ibu dan keluarga bahwa bayinya butuh bantuan
untuk memulai bernafas
2. Minta keluarga mendampingi ibu untuk member dukungan
moral, menjaga dan melaporkan apabila terjadi perdarahan
3. Langkah awal tersebut hatus dilakukan dengan cepat :
a. Jaga bayi tetap hangat
Þ Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu
atau dekat perineum
Þ Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat
Þ Pindahkan bayi diatas kain ke tempat resisutasi
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 175
b. Atur posisi bayi
Þ Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat
penolong
Þ Ganjal sedikit agar kepala sedikit ekstensi
c. Isap lendir: Gunakan alat penghisap De Lee atau bola
karet :
Þ Pertama, isap lender di dalam mulut, kemudian baru
isap lender di hidung
Þ Isap lender sambil menark keluar penghisap (bukan
saat memasukkan)
Þ Bila menggunakan penghisap De Lee, jangan me-
masukkan penghisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm
ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hi-
dung) karena akan menyebabkan denyut jantung bayi
melambat
d. Keringkan dan rangsang bayi
Þ Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan
taktil ini dapat merangsang bayi untuk memulai
pernafasan bayi
Þ Lakukan rangsangan taktik dengan cara :
¤ Menepuk atau menyentil telapak kaki
¤ Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai
bayi dengan telapak tangan
e. Atur kembali posisi kepala dan selimuti
Þ Ganti kain yang basah dengan kain bersih dan kering
yang baru
Þ Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi
bagian muka dan dada agar pemantauan pernafasan
dapat diteruskan
Þ Atur kembali posisi ektensi
f. Lakukan penilaian bayi
Þ Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal,
megap-megap atau tidak bernafas
176 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
¤ Bila bayi bernafas normal, berikan pada ibunya
1. Letakkan bayi di atas dada ibu dan selimuti ke-
duanya untuk menjaga kehangatan tubuh melalui
persentuhan kulit ibu dan bayi.
2. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayi sambil
membelainya
¤ Bila bayi tidak bernafas normal, segera lakukan
tindakan Ventilasi
Ventilasi I
Ventilasi adalah bagian dari tindakan resisutasi untuk memasuk-
kan sejumlah udara ke dalam paru dengan tekanan positif yang
memadai untuk membuka alveoli paru agar bisa bernafas dengan
spontan dan teratur.
1. Pasang sungkup.
2. Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati gerakan dada
bayi.
3. Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan
tekanan 20 cm air dalam 30 detik.
4. Penilaian apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan
teratur.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 177
bulan kedua usia bayi. Produksi ASI akan menurun menjadi 300-
500 pada tahun kedua usia anak.
Dimasa lakstasi, terdapat 2 mekanisme refleks pada ibu yaitu refleks
prolaktin dan refleks okstitosin yang berperan dalam produksi ASI
dan involusi uterus.
Pada bayi terdapat 3 refleks :
• Refleks mencari putting susu (rooting reflex)
Bayi akan menolah kearah dimana terjadi sentuhan pada pipinya.
Bayi akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan
berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut
• Refleks menghisap (Suckling reflex)
Rangsangan putting susu pada langit-langit bayi menimbulkan
reflex menghisap. Isapan ini akan menyebabkan areola dan
putting susu tertekan gusi, lidah dan langit-langit bayi sehingga
sinus laktoferus di bawah areola dan ASI terpancar keluar
• Refleks menelan
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak otot-otot di
daerah mulut dan faring untuk mengaktifkan reflex menelan
dan mendorong ASI ke dalam lambung bayi.
Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan ekslusif. Bayi
baru lahir harus mendapatkan ASI dalam waktu satu jam setelah
lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan mencoba segera
menyusukan bayi setelah tali pusat dipotong. Keluarga dapat
membantu ibu memulai pemberian ASI lebih awal.
Manfaat pemberian ASI secara dini :
• Merangsang produksi ASI.
• Memperkuat refleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal
pada bayi paling kuat dalam beberapa jam setelah pertama
setelah lahir.
Pedoman menyusui (WHO/UNICEF, Breast Feeding Promotion
and Support, 2005)
• Mulai menyusu segera mungkin setelah melahirkan (dalam
waktu satu jam).
178 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
• Jangan berikan makanan ataupun minuman lain kepada bayi
misalnya air, madu, larutan gula.
• Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya
• Berikan ASI sesuai dengan dorongan alamiah baik siang
maupun malam (8-10 kali) atau lebih dalam 24 jam selama bayi
menginginkan.
G. Pencegahan Perdarahan
Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 1 mg
intramuskuler di paha kiri. Tujuan injeksi tersebut adalah untuk
mencegah peradarahan bayi baru lahir akibat defisiensi Vitamin K
yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 179
H. Pemberian Imunisasi HB 0
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis
B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu–bayi. Terdapat 2
jadwal pemberian imunisasi hepatitis B. Jadual pertama imunisasi
Hepatitis B sebanyak 3 kali, yaitu usia 0 (segera setelah lahir
menggunakan unijeck), 1 dan 6 bulan. Jadual kedua, imunisasi
Hepatitis B sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 0, dan DPT +
Hepatitis B pada 2,3, dan 4 bulan usia bayi. Pemberian imunisasi
HB 0 adalah dilakukan satu jam setelah pemberian vitamin K1
dilakukan. Penyuntikan tersebut secara intramuskuler di sepertiga
paha kanan atas bagian luar.
180 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
PLANNING/PENATALAKSANAAN
Mencatat rencana, pelaksanaan dan evaluasi dari asuhan
pada bayi baru lahir :
• Pencegahan hipotermi
• Pemberian ASI Pemberian Vit K
• Tetes Mata
• Hb 0
• dll
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 181
182 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
PERSIAPAN PERSALINAN
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
Tenaga Kesehatan Terlatih
Pembuatan Keputusan
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 183
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
b. Bila pembuat keputusan tersebut tidak
ada, siapakah yang akan membuat
keputusan.
Dukungan
Donor Darah
8 Tanyakan kepada ibu siapakah yang
menjadi donor darahnya, dan bagaimana
cara menghubungi pada kegawat daruratan
Barang yang dibutuhkan untuk persalinan
yang bersih dan aman
184 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
e. Bengkak pada muka dan tangan
f. Bayi kurang bergerak seperti biasanya
JUMLAH
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
(...........................)
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 185
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
PERIKSA DALAM (VAGINA TOUCHER) PADA IBU
BERSALIN
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
3 Mencuci tangan
186 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
2. Jika mekoneum kental, nilai DJJ dan
rujuk segera.
3. Jika bau busuk, ibu mungkin
mengalami infeksi.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 187
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
(...........................)
188 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK
CARA MENGGUNAKAN PARTOGRAF
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 189
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
• Catat temuan-temuan dalam kotak yang
sesuai di bawah DJJ dengan menggunakan
lambang-lambang berikut :
¤ U : Ketuban utuh (belum pecah)
¤ J : Ketuban sudah pecah dan air
ketuban jernih
¤ M : Ketuban sudah pecah bercampur
mekonium.
¤ D : Ketuban sudah pecah adanya air
ketuban bercampur darah.
¤ K : Ketuban sudah pecah tapi tidak
ada air ketuban (kering).
• Mekonium dalam cairan ketuban tidak
selalu menyatakan terjadinya gawat janin.
190 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
5 Pembukaan servix
• Bagian grafik yang ke dua pada partograf
adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera
dibagian kiri grafik berkaitan dengan
jumlah kotak.
• Setiap angka dan kotak menyatakan
pembukaan servix setiap 4 jam (lebih
sering dilakukan jika ada tanda-tanda
penyulit). Saat ibu berada dalam
persalinan aktif, catat semua dari setiap
pemeriksaan partograf.
• Tanda ”X” harus ditulis digaris
waktu yang sesuai yang menyatakan
pembukaan servix. Hubungan tanda ”X”
dari setiap pemeriksaan dengan garis
utuh (tidak terputus).
• Contoh partograf untuk ibu Rohati
• Pada pukul 17.00 pembukaan servix
5 cm dan ibu ada dalam fase aktif.
Pembukaan serfik di catat di ”garis
waspada” dan waktu pemeriksaan ditulis
dibawahnya.
6 Nilai dan catat turunnya kepala janin setiap
kali melakukan pemeriksaan dalam (tiap 4
jam) atau lebih sering jika ada tanda-tanda
penyulit :
• Kata-kata ”turunnya kepala janin” dan
garis tidak terputus dari 0-5 tertera di sisi
kiri bagian yang sama untuk pembukaan
servix.
• Beri tanda ”O” yang ditulis di garis waktu
yang sesuai.
• Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi
4/5, tuliskan tanda ”O” di nomor
4. Hubungan tanda ”O” dari setiap
pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
• Contoh : Kaji contoh partograf pada Ibu
Rohati
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 191
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
• Pada pukul 17.00 penurunan kepala 3/5
• Pada pukul 21.00 penurunan kepala 1/5
192 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
• Sebagai contoh jika ibu mengalami
kontraksi dalam waktu 1x10 menit, isi
3 kotak.
• Nyatakan lamanya kontraksi dengan
lambang sebagai berikut :
¤ Beri titik-titik di kotak yang sesuai
untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya dari 20 detik.
¤ Beri garis-garis di kotak yang sesuai
untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya 20-40.
¤ Isi penuh kotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya
lebih dari 40 detik.
Di bawah bagian partograf untuk
mendokumentasikan kontraksi uterus
terteru kotak untuk mencatat oksitosin,
obat-obatan lainnya dan cairan IV.
• Oksitosin : Bila memakai oksitosin,
catatlah banyaknya oksitosin pervolume
cairan infus dan dalam tetesan permenit.
Obat-obatan dan cairan IV : catat semua
obat-obatan tambahan dan cairan IV yang
diberikan di kotak yang sesuai dengan garis
waktunya.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 193
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
12 Pencatatan pada lembar belakang
partograf.
Berbeda dengan pengisian bagian
depan yang harus diisi pada akhir setiap
pemeriksaan yang dilakukan, lembar
belakangan partograf ini diisi setelah
seluruh proses persalinan selesai.
A. Data dasar : data dasar terdiri dari
tanggal, tempat persalinan, alamat
tempat persalinan, catatan, alasan
merujuk, tempat rujukan, dan
pendamping pada saat merujuk. Isi data
pada masing-masing tempat yang telah
disediakan atau dengan cara memeri
tanda pada kotak disamping jawaban
yang sesuai.
B. Kala I : terdiri dari pertanyaan tentang
partograf pada saat melewati garis
waspada, masalah-masalah lain yang
timbul, penatalaksanaannya, serta hasil
dari penatalaksanaannya.
C. Kala II : terdiri episotomi,
pendampingan, gawat janin, distocia
bahu, masalah lain, penatalaksanaan
dan hasil. Beri tanda ”V” pada kotak
disamping jawaban yang sesuai.
D. Kala III : terdiri dari lama kala III,
pemberian oksitosin, peregangan tali
pusat terkendali, massage fundus,
placenta lahir lengkap, placenta tidak
lahir > 30 menit, laserasi atoni uteri,
jumlah perdarahan, masalah lain,
penatalaksanaan dan hasil. Isi jawaban
pada tempat yang telah disediakan
dan diberi tanda pada kotak disamping
jawaban yang sesuai.
E. E. Kala IV : terdiri dari data tentang
takanan darah, madi, suhu, tinggi
fundus urteri, kandung kemih dan
perdarahan. Pengisian pemantauan
kala IV dilakukan setiap 15 menit pada
194 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
satu jam berikutnya. Isi setiap kolom
dengan hasil pemeriksaan dan jawab
pertanyaan mengenai masalah kala IV
pada tempat yang disediakan. Bagian
yang diarsir tidak usah diisi.
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
Nilai Akhir : Jumlah nilai yang diperoleh x 100
28
Pembimbing
(...........................)
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 195
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
PENILAIAN AWAL PERSALINAN
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
2 Memperkenalkan diri
Meninjau kartu antenatal (kalau ada)
196 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
9 Menanyakan mengenai gerakan janin
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 197
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
23 Pemeriksaan dalam
a. Perdarahan vagina
b. Cairan serviks
c. Pembukaan
d. Penurunan kepala janin
e. Membran
Jangan melakukan pemeriksaan dalam
jika ibu melaporkan adanya perdarahan
vagina atau jika perdarahan jelas pada
pemeriksaan genital luar.
198 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
33 Memonitor urine cairan setiap 2 jam
34 Memonitor setiap cairan yang masuk
(minum)
JUMLAH
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
Nilai Akhir : Jumlah nilai yang diperoleh x 100
28
Kriteria Kelulusan nilai minimal = 68
Pembimbing
(...........................)
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 199
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
DAFTAR TILIK PERSALINAN NORMAL
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
200 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
III MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP
DAN KADAAN JANIN BAIK
7 Membersihkan vulva dan pereneum,
menyekanya dengan hati–hati dari depan
ke belakang dengan menggunakan kapas
atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi
tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum
atau anus terkontaminasi dalam wadah
yang benar. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi (meletakan kedua sarung
tangan tersebut dengan benar di dalam
larutan dekontaminasi, langkah # 9)
8 Dengan menggunakan teknik aesptik,
melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks
sudah lengkap.
a. bila selaput ketuban belum pecah,
sedangkan pembukaan sudah lengkap,
lakukan amniotomi.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 201
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
11 Membantu ibu pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik.
Membantu ibu berada dalam posisi yang
nyaman sesuai keinginannya.
a. Menuggu hingga ibu mempunyai
keinginan untuk meneran. Melanjutkan
pemantauan kesehatan dan kenyamanan
ibu serta janin sesuai dengan pedoman
persalinan aktif dan mendokumentasikan
temuan-temuan
b. Menjelaskan kepada anggota keluarga
bagaimana mereka dapat mendukung
dan memberi semangat kepada ibu saat
ibu mulai meneran.
202 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
Jika ibu tidak mempunyai keinginan
untuk meneran
a. Mengajurkan ibu utuk berjalan,
berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman. Jika ibu belum ingin meneran
dalam menit, mengajurkan dalam untuk
mulai meneran pada puncak kontraksi-
kontraksi tersebut dan beristirahat
diantara kontraksi.
b. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi
belum akan terjadi segera setelah 60
menit meneran, merujuk ibu dengan
segera.
V PERSIAPAN PERTOLONGAN
KELAHIRAN BAYI
14 Jika kepala bayi sudah terlihat di vulva 5-6
cm, meletakan handuk bersih diatas perut
ibu untuk mengeringkan bayi.
15 Meletakan kain yang bersih dilipat 1/3
bagian, dibawah bokong bayi
16 Membuka partus set.
17 Memakai sarung tangan DTT atau steril
pada kedua tangan.
VI MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kepala
18 Saat kepala bayi terlihat divulva 5-6 cm,
melindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi kain tadi, meletakan tangan
yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan
yang lembut dan tidak menghambat pada
kepala bayi, membiarkan kepala keluar
perlahan-lahan. Mengajurkan ibu untuk
meneran perlahan-lahan atau bernafas
cepat saat kepala lahir
a. Jika ada mekenium dalam cairan
ketuban, segara hisap mulut dan hidung
bayi setelah kepala lahir menggunakan
penghisap lendir De Lee disinfeksi
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 203
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
tingkat tinggi atau steril atau bola karet
penghisap yang baru dan bersih.
204 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
24 Setelah tubuh dan lengan lahir,
menelusurkan tangan yang ada diatas
(anterior) dari punggung kearah kaki bayi
untuk menyangga saat punggung dan kaki
lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan
dengan hati-hati mambantu kalahiran kaki.
VII PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25 Menilai bayi dengan cepat, kemudian
meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi
kepala bayi sedikit lebih randah dari tubuhnya
(bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi
ditempat yang memungkinkan).
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 205
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya.
VIII PENATALAKSANAAN AKTIF
PERSALINAN KALA TIGA
Penegangan tali pusat terkendali
34 Memindahkan klem pada tali pusat sekitar
5-10 cm dari vulva.
35 Meletakan satu tangan diatas kain yang ada
di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
36 Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian
melakukan penegangan kearah bawah pada
tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan
yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus kearah
atas dan belakang (dorsokranial) dengan hati-
hati untuk membantu mencegah terjadinya
inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, menghentikan penegangan
tali pusat dan menunggu hingga kontraksi
berikut mulai.
a. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta
ibu atau seorang anggota keluarga untuk
melakukan ransangan pada punting susu
Mengeluarkan Plasenta
206 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
• Mengulangi pemberian okstosin 10
unit IM.
• Menilai kandung kemih dan
mengkareterisasi kandung kemih jika
penuh dengan teknik aseptik juika
perlu.
• Meminta keluarga untuk menyiapkan
rujukan.
• Mengulangi penegangan tali pusat
selama 15 menit.
• Merujuk ibu bila plasenta tidak lahir
dalam waktu 30 menit sejak bayi
lahir.
38 Jika plasenta terlihat di introitus vagina,
melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang
plasenta dengan menggunakan kedua
tangan dan dengan hati-hati memutar
plasenta hingga selaput ketuban terpilih.
Dengan lembut dan perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut.
• Jika selaput ketuban sobek, memakai
sarung tangan desinfaksi tingkat tinggi
atau steril dan memeriksa vagina dan
serviks ibu dengan seksama. Menggukan
jari-jari tangam anda atau klem atau fosep
desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
melepaskan selaput yang tertinggal.
Massase Uterus
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 207
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
selaput ketuban bahwa selaput ketuban
lengkap dan utuh.
Meletakan plasenta di tempat khusus :
• Jika uterus tidak berkontraksi setelah
melakukan massase selama 15 detik
mengambil tindakan yang sesia.
208 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
Mengevakuasi kehilangan darah
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 209
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
Dokumentasi
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
Nilai Akhir : Jumlah nilai yang diperoleh x 100
28
Kriteria Kelulusan nilai minimal = 68
Pembimbing
(...........................)
210 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
AMNIOTOMI
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 211
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
lembut gosokan klem pada selaput ketuban
dan pecahkan.
Catatan : sering kali lebih mudah untuk
memecahkan selaput ketuban diantara
kontraksi ketika selaput ketuban tidak
tegang. Hal ini juga akan mencegah air
ketuban pada saat air ketuban dipecahkan.
8 Biarkan air ketuban membasahi jari yang
digunakan untuk pemeriksaan.
9 Gunakan tangan yang lain mengambil klem
dan menepatkannya kedalam larutan klorin
0,5% untuk didekontaminasikan. Biarkan
jari tangan pemeriksaan tetap didalam
vagina untuk mengetahui penurunan kepala
janin dan memastikan bahwa tali pusat atau
bagian kecil dari bayi tidak teraba. Stelah
memastikan penurunan kepala dan tidak
ada tali pusat dan bagian-bagian tubuh bayi
yang kecil, keluarkan tangan pemeriksaan
dengan lembut dari dalam vagina.
10 Evaluasi warna cairan ketuban, periksa
apakah ada mekonium atau darah (lebih
banyak dari bercak darah yang normal)
11 Celupkan tangan yang masih menggunakan
sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%,
lalu lepaskan sarung tangan dan biarkan
teremdam dilarutan klorin 0,5% selama 10
menit.
12 Cuci kedua tangan
13 Segara periksa ulang DJJ
14 Catat pada partograf waktu dilakukan
pemecahan selaput ketuban, warna air
ketuban dan DJJ.
JUMLAH
212 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
(...........................)
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 213
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
ANESTESI LOKAL SEBELUM EPISIOTOMI
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
214 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
perineum akan memberikan anestesia
alamiah. Bahan anestesia seharusnya sudah
mulai bekerja pada saat anda melakukan
penjahitan kembali.
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
Nilai Akhir : Jumlah nilai yang diperoleh x 100
28
Kriteria Kelulusan nilai minimal = 68
Pembimbing
(...........................)
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 215
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
MANAJEMEN AKTIF KALA III
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
1 LANGKAH TUGAS
Mendorong asisten atau anggota keluarga
untuk membantu ibu memposisikan bayi
ke payudara ibu sementara anda memulai
penatalaksanaan aktif kala III.
216 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
lainnya dengan lembut memegang klem
yang terdekat dengan vulva.
9 Segera setelah tanda-tanda pelepasan terlihat
dan uterus mulai berkontraksi, doronglah
ibu untuk meneran; sementara anda
membantu dengan melakuan peregangan
yang terkendali dan terus menerus pada tali
pusar dengan tangan kanan anda sambil
menopang uterus dengan peregangan
melawan dengan tangan anda yang ada di
abdomen. Jika uterus tidak berkontraksi,
mintalah ibu atau anggota keluarga untuk
melakukan perangsangan puting susu.
10 Membantu plasenta, dengan peregangan
yang lembut bergerak sepanjang kurva
(lengkung) alamiah dari panggul dengan
sedikit ke arah posterior dan kemudian
menuju anterior ibu.
11 Ketika plasenta muncul dan keluar dalam
vulva, anda boleh memegang plasenta
dengan tangan anda sambil dengan lembut
menuntunnya keluar dari introitus dan
memutarnya untuk mencegah perobekan
membran. Jika membran robek sebelum
seluruhnya dikeluarkan dari uterus,
lilitkanlah ksa steril HID sekeliling jari
telunjuk anda dan seka (genggam)
tampak membran melintasi serviks untuk
melepaskannya dari mulut serviks.
12 Segera setelah plasenta dan membran
dilahirkan, dengan perlahan tetapi kokoh
melakukan massage uterus dengan gerakan
melingkar hingga fundus menjadi kencang
(keras).
13 Sementara tangan kiri melakukan massage
uterus, periksalaha plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa cothyledons
dan membran sudah lengkap.
Tempatkanlah plasenta yang sudah diperiksa
tersebut ke dalam kantong plastik atau pot
tanah.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 217
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
14 Periksalah vagina dan perineum untuk
memastikan tidak ada laserasi yang masih
mengeluarkan darah.
15 Bersihkanlah tangan anda dengan larutan
khlorin dengan sarung tangan masih
terpakai, lalu buka dan tanggalkan di dalam
larutan klorin 0.5% selama 10 menit.
16 Periksalah kembali uterus untuk memastikan
bahwa uterus tersebut masih berkontraksi
dengan baik.
17 Pastikan bahwa bayi sudah menyusu ke
ibunya dan bahwa tekanan darah serta
denyut nadi ibunya sudah stabil.
18 Cucilah tangan dengan sabun dan air lalu
keringkan.
JUMLAH
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
Nilai Akhir : Jumlah nilai yang diperoleh x 100
28
(...........................)
218 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN VAGINA DAN JALAN LAHIR SETELAH
PERSALINAN
Kriteria
Keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 219
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
(...........................)
220 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
PEMBERIAN ANESTESI LOKAL SEBELUM
PENJAHITAN PERINEUM DAN JALAN LAHIR
Kriteria
keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
1 Jelaskan kepada ibu apa yang akan anda
lakukan dan bantu ibu merasa santai.
2 Hisap 10 ml larutan lidokain 1% ke
dalam alat suntik sekali pakai ukuran 10
ml (tabung suntik yang lebih besar boleh
digunakan, jika diperlukan). Jika lidokin 1%
tidak tersedia, larutkan 1 bagian normal
salin atau steril yang sudah di suling.
3 Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4
cm ke tabung suntik tersebut.
4 Tusukan jarum ke ujung atau pojok laserasi
atau sayatan lalu tarik jarum sepanjang tepi
luka (ke arah bawah di antara mukaosa dan
kulit perineum).
5 Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik)
untuk memastikan bahwa jarum tidak berada
di dalam pembuluh darah.
6 Suntikan anestesia sejajar dengan permukaan
luka pada saat jarum suntik ditarik perlahan-
lahan.
7 Tarik jarum hingga ke bawah tempat di mana
jarum tersebut disuntikan.
8 Arahkan lagi jarum ke daerah di atas tengah
luka dan ulangi langkah ke-4, tusukan
jarum untuk ketiga kalinya dan sekali lagi
ulangi langkah ke-4 sehingga tiga garis di
sisi lain dari luka tersebut. Setiap sisi luka
akan memerlukan kurang kurang lebih 5 ml
lidokain 1% untuk mendapatkan anestesi
yang cukup.
9 Tunggu selama dua menit dan biarkan
anestesi tersebut bekerja da kemudian uji
daerah yang dianestesi dengan cara dicubit
dengan forsep atau disentuh dengan jarum
yang tajam.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 221
Kriteria
keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
Jika ibu merasakan jarum atau cubitan
tersebut, tunggu dua menit dan kemudian
uji kembali sebelum mulai menjahit luka.
JUMLAH
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
Nilai Akhir : Jumlah nilai yang diperoleh x 100
26
Kriteria Kelulusan nilai minimal = 68
Pembimbing
(...........................)
222 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
PENILAIAN KETRAMPILAN KLINIK
PENJAHITAN LUKA LASERASI PERINEUM DAN
JALAN LAHIR
Kriteria
keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
1 Cuci tangan secara seksama dan gunakan
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril. Ganti sarung tangan jika sudah
terkontaminasi, tau jika tertusuk jarum
maupun peralatan.
2 Pastikan bahwa perlatan dan bahan-bahan
yang digunakan untuk melakukan penjahitan
sudah didisinfeksi tingkat tinggi atasu steril.
3 Setelah memberikan anestesi lokal dan
memastikan bahwa daerah tersebut
sudah dianestesi, telusuri dengan hati-
hati menggunakan satu jari untuk secara
jelas menentukan batas-batas luka. Nilai
kedalaman luka dan lapisan jaringan mana
yang terluka. Dekatkan tepi laserasi untuk
menentukan bagaimana cara menjahitnya
menjadi satu dengan mudah.
4 Buah jahitan pertama kurang lebih 1 cm di
atas ujung laserasi di bagian dalam vagina.
Setelah membuat tusukan pertama, buat
ikatan dan potong pendek benag yang lebih
pendek dari ikatan.
5 Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur.
Jahit ke bawah ke arah cincin himen.
6 Tepat sebelum cincin himen, masukan jarum
dalam mukosa vagina lalu kebawa cincin
himen sampai jarum ada di bawah laserasi.
Periksa bagian antara jarum dalam mukosa
vagina lalu ke bawah cincin himen, masukan
jarum dalam mukosa vagina lalu ke bawah
cincin himen sampai jarum di perineum dan
tangan atas laserasi. Perhatikan seberapa
dekat jarum ke puncak luka
7 Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada
luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga
mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 223
Kriteria
keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
bahwa setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah dijahit sama dan oto yang terluka
telah dijahit. Jika laserasi telah meluas ke
dalam otot, mungkin perlu untuk melakukan
satu atau dua lapis jahitan terputus-putus
untuk menghentikan perdarahan dan atau
mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
8 Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan
jarum ke atas dan teruskan penjahitan,
menggunakan jahitan jelujur untuk
menutupi lapisan subkutikuler. Jahitan ini
akan menjadi jahitan lapis kedua. Periksa
lubang bekas jarum. Jahitkan lapis kedua ini
akan meninggalkan luka yang tetap terbuka.
9 Tusukan jarum dari robekan perenium
ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari
belakangan cincin himen.
10 Ikat benang dengan membuat simpul di
dalam vagina. Potong ujung benang dan
sisakan sekitar 1.5 cm. Jika ujung benang
dipotong terlalu pendek, simpul akan
longgar dan laserasi akan membuka.
11 Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut
untuk memastikan bahwa tidak ada kasa
atau peralatan yang tertinggal di dalam.
12 Dengan lembut masukan jari yang paling
kecil ke dalam anus. Raba apakah ada
jahitan pada rektum. Jika ada jahitan
yang teraba, ulangi pemeriksaan rektum
enam minggu pasca persalinan. Jika
penyembuhan belum sempurna (misalkan
jika ada fistula rektovaginal atau jika ibu
melaporkan inkontenesia alvi atau vase), ibu
segera dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
13 Cuci daerah genital dengan lembut dengan
sabun dan air disinfeksi tingkat tinggi,
kemudian keringkan. Bantu ibu mencari
posisi yang lebih nyaman.
14 Nasehati ibu untuk :
224 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kriteria
keterangan
NO Aspek Yang Dinilai Penilaian
2 1 0
a. menjaga perineumnya selalu bersih dan
kering
b. hindari obat-obatan tradisional pada
perineumnya.
c. Cuci perineumnya dengan sabun dan
air bersih yang mengalir tiga sampai
empat kali sehari
d. Kembali dalam seminggu untuk
memeriksa penyembuhan lukanya.
Ibu harus kembali lebih awal jika ia
mengalami demam atau pengeluaran
cairan yang berbau busuk dari daerah
lukannya atau jika daerah tersebut
menjadi lebih nyeri.
JUMLAH
Keterangan :
2 : Bila dikerjakan sendiri dengan benar
1 : Bila dikerjakan dengan bantuan / kurang benar / belum
sempurna
0 : Bila tidak dikerjakan
(...........................)
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 225
SOAL ASUHAN KEBIDANAN 2 (PERSALINAN)
PETUNJUK SOAL :
• Pilihlah dengan jawaban yang anda anggap benar !
A. Bila nomor 1, 2, dan 3 benar.
B. Bila nomor 1 dan 3 benar.
C. Bila nomor 2 dan 4 benar.
D. Bila nomor 4 saja yang benar.
• Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan cara
menyilang (X) pada lembar jawaban yang telah disediakan!
226 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
4. Pembukaan lengkap dapat terjadi dalam.....jam:
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
5. Sesuai kasus diatas kepala masuk panggul sejajar dengan bidang
hodge:
a. I
b. I-II
c. II-III
d. III-IV
e. IV
6. Apabila sampai pembukaan lengkap pasien dipimpin mengejan
2 jam kepala tidak turun maka kemungkinan pasien terjadi
kesempitan panggul di…
a. PAP
b. PTP
c. PBP
d. Mutlak panggul sempit
e. Bukan Salah Satu Diatas
7. Pernyataan dibawah ini bukan merupakan tanda-tanda klinis
dari pelepasan plasenta…
a. Perubahan posisi uterus bertambah naik
b. Perpanjangan tali pusat
c. Terjadi semburan darah
d. Perubahan uterus menjadi globuler
e. Uterus keras
Kasus II
Ny. Tri, 26 tahun, G2P1A0 datang ke tempat bersalin pukul
09.00, terasa mules sejak 3 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan :
kontraksi uterus 3x/10’/25”, DJJ 128x/menit, pembukaan 4 cm,
tipis, KK(-), penurunan kepala 3/5, tidak ada molase. TD=120/70
mmHg, nadi: 80x/menit, suhu: 37C, urin 150 cc, protein urin
negatif.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 227
8. Asuhan apa yang akan dilakukan pada Ny. Tri?
1. Kolaborasi dengan dokter
2. Melakukan auskultasi
3. Menganjurkan mobilisasi
4. Mengkaji warna dan bau air ketuban
9. Berdasar data tersebut jika persalinan berjalan normal, jam
berapa seharusnya Ny. Tri mengalami pembukaan lengkap?
a. 13.00 WIB
b. 14.00 WIB
c. 15.00 WIB
d. 16.00 WIB
e. 17.00 WIB
Kasus III(NO.11-12)
Ny. Ani, 25 tahun, G1P0A0, datang ke klinik jam 12.00, dia me-
ngeluh mules sejak jam 01.00 dan sudah dipimpin mengejan oleh
dukun. Setelah dilakukan pemeriksaan hasilnya adalah kontraksi
uterus 3x/10’/20”, DJJ 160x/menit, pembukaan 3 cm, KK(-)
bercampur mekoneum, penurunan kepala 2/5, teraba bagian tu-
lang yang saling bersentuhan. TD = 100/60 mmHg, nadi: 88x/
menit.
10. Asuhan apa yang diberikan kepada Ny. Ani?
1. Pantau DJJ
2. Hidrasi
3. Rujuk
4. Anjurkan untuk berjalan-jalan
11. Karakteristik makanan yang baik selama persalinan adalah:
1. Konsistensi lembut
2. Rendah serat
3. Rendah lemak
4. Rendah karbohidrat
12. Kebutuhan seorang wanita dalam persalinan adalah:
1. Kehadiran pendamping
2. Pengurangan rasa sakit
3. Informasi & kepastian tentang hasil persalinan yang aman
4. Baju ganti bayi dan ibu yang banyak
228 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
13. Hasil penelitian menunjukkan kehadiran pendamping selama
persalinan akan menghasilkan :
1. APGAR score > 7
2. Persalinan berlangsung lama
3. Ibu semkain manja
4. Persalinan dengan tindakan semakin berkurang
14. Tindakan mengalihkan rasa nyeri dengan membayangkan
laut indah disebut...
a. Akupresure
b. Sentuhan terapeutik
c. Visualisasi
d. Pijatan terapeutik
e. Hipnosis
15. Dibawah ini yang termasuk pendekatan untuk mengurangi
rasa sakit (varney’s), kecuali…
a. Relaksasi & latihan pernafasan
b. Asuhan diri
c. Memenuhi intake cairan & nutrisi
d. Sentuhan
e. Adanya pendampingan
16. Dua tanda utama inpartu adalah :
a. Nyeri pinggang & keluarnya lendir darah pervaginam
b. Kontraksi uterus & dilatasi serviks yang menetap
c. Kontraksi teratur, frekuensi minimal 2x/10 menit, kekuatan
& lama kontraksi menyebabkan penambahan dilatasi ser-
viks
d. Kontraksi uterus menjadi tidak beraturan disertai dengan
keluarnya lendir darah
e. Ketuban pecah & kontraksi yang teratur
17. Pernyataan manakah dibawah ini yang menggambarkan
konsep sayang ibu...
a. Mengijinkan ibu berjalan-jalan sambil menunggu terjadinya
pembukaan lengkap
b. Menganjurkan suami menunggu kelahiran bayinya di ruang
tunggu agar ia tidak menjadi gelisah & khawatir
c. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih dengan cara
dikateterisasi menggunakan kateter nelaton yang steril
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 229
d. Membatasi asupan cairan ibu untuk menghindarkan ter-
jadinya kandung kemih penuh yang dapat mengganggu
kontraksi & menambah nyeri perut bawah
e. Melakukan huknah pada ibu untuk mengurangi faeses pada
saat persalinan
18. Seorang ibu hamil datang dan mengatakan bahwa ia sudah
merasakan kontraksi sejak 3 jam yang lalu. Tindakan pertama
yang anda lakukan adalah...
a. Melakukan periksa dalam untuk memastikan ibu telah in-
partu
b. Mulai mengisi partograf & mencantumkan tanda dilatasi
pada garis waspada
c. Melakukan anamnesis untuk mengumpulkan informasi ter-
kait tahapan & riwayat kehamilan & persalinan saat ini &
sebelumnya
d. Memeriksa tanda-tanda vital untuk memastikan keadaan
umum ibu saat datang
e. Menyiapkan partus set & baju ganti ibu dan bayi.
19. Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu, kecuali....
a. Siap dengan rencana rujukan
b. Sapa ibu dengan ramah dan sopan dan bertindak tenang
c. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu dan anggota
keluarga
d. Anjurkan suami dan anggota keluarga untuk memberikan
dukungan
e. Pencegahan infeksi
20. Kepala janin masuk panggul dengan os parietal depan lebih
dulu, sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium....
a. Engagement
b. Sinklitismus
c. Asinklitismus
d. Asinklitismus anterior
e. Asinklitismus posterior
230 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
21. Ligamentum yang terletak dari uterus ke kandung kencing
adalah..
a. Latum
b. Rotundum
c. Infundibulo pelvicum
d. Cardinale
e. Vesico uterina
Jodohkanlah:
Presentasi
22. belakang kepala
23. puncak kepala
24. dahi
25. muka
Diameter kepala:
a. fronto oksipitalis
b. mento oksipitalis
c. sub oksipito bregmatika
d. submento bregmatika
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 231
30.Kehamilan dengan anencephalus sering mengalami kelam-
batan persalinan sebab bayi anencephalus tidak terbentuk
hipotalamus.
31. Amniotomi mempercepat terjadinya persalinan sebab mengu-
rangi ketegangan otot rahim menyebabkan kontraksi.
32. Tanda-tanda persalinan adalah bloody show sebab kapiler
darah putus ketika terjadi pergeseran serviks
33. Proses pendataran & pembukaan serviks meltigravida berbeda
dari primigravida sebab OUE membuka dulu baru OUI pada
primigravida.
34. Seorang ibu G1 P0 A0 dalam persalinan kala II, pembukaan
lengkap, selaput ketuban telah pecah, kepala di Hodge II namun
ibu belum mempunyai dorongan untuk meneran setelah 60
menit, maka bidan dapat menganjurkan ibu untuk.....
1. Lakukan stimulasi putting susu
2. Anjurkan untuk jongkok, berdiri atau berjalan-jalan
3. Lakukan rujukan
4. Anjurkan ibu untuk meneran pada puncak-puncak kontraksi
dan istirahat diantara kontraksi
35. Setelah kepala membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, bidan
melindungi perineum dengan tangan yang dialasi kain dan ta-
ngan satunya menekan kepala agar tidak terjadi defleksi yang
cepat. Setelah kepala lahir bidan mengusap muka, mulut dan
hidung bayi dengan kasa bersih sambil menunggu kepala me-
ngadakan putar paksi luar spontan. Namun hingga beberapa
saat kepala tidak juga mengalami putar paksi luar. Kemungkinan
diagnosa yang terjadi pada kasus di atas adalah....
1. Partus lama
2. Adanya lilitan tali pusat
3. Kala II lama
4. Distocia bahu
36. Pada primipara dilakukan rujukan apabila dalam persalinan bayi
belum lahir dalam waktu....... setelah pimpinan meneran.
1. 60 menit
2. 180 menit
3. 30 menit
4. 120 menit
232 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
37. Perut masih nyeri, kontraksi uterus baik, ibu tampak cemas.
Tindakan bidan yang sesuai pada kasus tersebut adalah :
a. Menginformasikan kepada ibu bahwa hal yang dialami
adalah normal
b. Menjahit laserasi, memberi dukungan psikologis, mengob-
servasi tanda vita dan mengajarkan kepada ibu cara masase
uterus dan menilai kontraksi.
c. Membiarkan tanpa menjahit dan memfasilitasi bonding dan
attachment
d. Menjahit laserasi, memberikan KIE tentang nutrisi ibu dan
bayi, KB, serta mengajarkan ibu untuk menilai tonus uterus
dan perdarahan
e. Melaksanakan penatalaksanaan atonia uteri dengan KBE
maupun KBI
38. Setelah proses mengeringkan, menghisap lendir dan merang-
sang pernafasan bayi, 30–60 detik sejak bayi lahir bayi me-
ngalami kesulitan bernafas. Tindakan yang harus segera di-
lakukan adalah :
a. Menghisap jalan nafas dengan kuat untuk mengeluarkan
lendir
b. Melakukan tindakan ventilasi tekanan positif
c. Melakukan rangsangan taktil
d. Meneruskan rangsangan agar bayi bernafas
Merujuk bayi dengan segera
39. Fase akselerasi (percepatan) pada kala I persalinan yaitu fase
.........
a. Pembukaan 3 – 4 cm yang dicapai dalam 2 jam
b. Pembukaan 4 – 9 cm yang dicapai dalam 2 jam
c. Pembukaan 9 – 10 cm yang dicapai dalam 2 jam
d. Pembukaan 4 – 9 cm yang dicapai dalam 1 jam
e. Pembukaan 0 – 3 cm yang dicapai dalam 2 jam
40. Seorang ibu umur 22 tahun, hamil pertama dengan umur
kehamilan 20 minggu. Ibu tersebut melahirkan dengan BB
bayi 450 gram. Diagnosa yang tepat untuk kasus tersebut
adalah........
a. Partus imaturus
b. Abortus
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 233
c. Partus prematurus
d. Partus matures
e. Partus serotinus
41. Seorang ibu hamil datang ke rumah bidan dan mengeluh nyeri
perut bagian bawah dan bila dipakai berjalan sedikit lebih su-
kar, namun ia merasa kurang sesak dan keadaannya menjadi
lebih enteng. Dari pengakuan ibu, satu minggu lagi adalah hari
perhitungan persalinannya. Dari kasus diatas, maka hal yang
dialami ibu tersebut adalah.......
a. Gastrointestinal upsets
b. Energy spurt
c. Braxton Hicks
d. Lightening
e. His persalinan
42. Seorang ibu hamil mengalami peningkatan energi ± 24–28
jam sebelum persalinan akan dimulai, setelah beberapa hari
sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan.
Kondisi ini disebut......
a. Gastrointestinal upsets
b. Energy spurt
c. Bloody show
d. Perubahan servik
e. Premature Rupture of Membrane
43. Posisi yang dianjurkan pada ibu yang sedang bersalin adalah.....
KECUALI :
a. Duduk atau setengah duduk
b. Merangkak
c. Litotomi atau telentang
d. Berjongkok atau berdiri
e. Berbaring miring ke kiri
44. Seorang primigravida dalam proses persalinan kala II, his tiap
2 menit sekali, tetapi dorongan meneran ibu lemah sehingga
kepala tidak cepat turun. Posisi yang tepat yang seharusnya
dianjurkan oleh bidan untuk membantu ibu meneran dan
membantu penurunan kepala janin adalah.....
a. Duduk atau setengah duduk
b. Jongkok atau berdiri
234 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
c. Merangkak
d. Berbaring miring ke kiri
e. Litotomi
45. Sifat-sifat his dibagi menjadi beberapa macam. His berikut
bersifat kontraksi lemah, masih sedikit nyeri (merian), terjadi
pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari, yaitu his......
a. His pendahuluan
b. His pembukaan
c. His pengeluaran
d. His pelepasan uri
e. His pengiring
46. Berikut adalah sebab-sebab dimulainya persalinan, KECUALI
a. Penurunan kadar progesterone
b. Teori oksitosin
c. Peregangan otot-otot rahim
d. Peningkatan kadar progesterone
e. Pengaruh janin
47. G2 P1 A0 sudah pembukaan 8 cm, his 4x dalam 10 menit,
penurunan kepala Hodge I, palpasi supra pubik penuh.
Tindakan bidan yang tepat adalah....
a. Menganjurkan ibu berkemih sendiri
b. Kateterisasi kandung kemih
c. Berjalan-jalan atau berjongkok
d. Meneran saat ada his
e. Berbaring miring ke kiri
48. Seorang G1 P0 A0 umur 24 tahun hamil 39 minggu, datang ke
bidan karena merasa mules tiap 10 menit sejak jam 09.00, be-
lum mengeluarkan cairan, lendir maupun darah. Pemeriksaan
bidan jam 12.00 : pembukaan 2 cm, his tiap 10 menit. Jam
16.00pembukaan tetap, his berhenti. Nasehat yang diberikan
bidan.....
a. Lakukan rujukan
b. Anjurkan ibu untuk opname ke RS
c. Anjurkan ibu untuk berjalan-jalan
d. Persilakan ibu untuk pulang
e. Anjurkan ibu tidur miring ke kiri
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 235
49. Yang tidak termasuk batas-batas PAP adalah....
a. Os sacrum
b. Linea inominata
c. Tepi atas sympisis
d. Articulatio iliopubis
e. Articulatio sacroiliaca
50. Tindakan yang dilakukan bidan segera setelah penilaian bayi
baru lahir adalah….
a. Keringkan bayi
b. Beritahu ibu akan disuntik
c. Suntik oksitosin
d. Cek janin kedua
e. Manajemen aktif kala III
51. Tindakan yang dilakukan bidan setelah memastikan pembu-
kaan lengkap…
a. Melahirkan bayi
b. Memberitahu ibu dan keluarga
c. Manajemen aktif kala III
d. Dekontaminasi alat
e. Memakai celemek
52. Batasan normal pernafasan bayi baru lahir adalah…
a. 20-40x/menit
b. 30-50x/menit
c. 40-60x/menit
d. 60-80x/menit
e. 80-100x/menit
53. Hal yang dinilai dalam penilaian bayi baru lahir adalah…
1. Pernafasan
2. Menangis
3. Gerakan
4. Refleks
54. Pernyataan dibawah ini benar, kecuali….
a. Bayi melakukan IMD minimal 1 jam
b. Setelah 1 jam bayi tidak dapat melakukan IMD, letakkan
bayi mendekati puting susu ibu
236 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
c. Setelah 2 jam bayi tidak dapat melakukan IMD, tetap
usahakan bayi untuk aktif mencari puting susu ibunya.
d. Suntik vitamin K1 di paha sebelah paha kanan
e. Imunisasi Hepatitis B 0 dilakukan di paha sebelah kiri
55. Dibawah ini tanda-tanda klinis pelepasan placenta adalah….
1. Tali pusat memanjang
2. Semburan darah tiba-tiba
3. Bentuk uterus menjadi globular
4. Uterus Turun
56. Tindakan dibawah ini penanganan pada BBL:
1 Suntik oksitosin 10 IU IM
2 Mengeringkan dan rangsang taktil bayi
3 IMD
4 Injeksi vitamin K1 & tetes mata
5 Antropometri
6 Potong tali pusat
7 Imunisasi hepatitis B 0
Urutan langkah yang benar pada penanganan BBL adalah :
a. 1-2-3-4-5-6-7
b. 6-2-1-3-5-4-7
c. 2-1-6-3-5-4-7
d. 2-6-1-3-4-7-5
e. 6-2-3-1-5-7-4
57. Perilaku BBL saat menyusu pertama kali :
1 Bayi melekatkan mulutnya ke puting susu ibu
2 Bayi menendang, menggerakkan kaki kearah dada ibu
3 Bayi beristirahat dan melihat
4 Bayi mendecakkan bibir & membawa jari ke mulut
5 Bayi mengeluarkan air liur
Urutan perilaku yang benar pada BBL saat menyusu pertama
kali adalah :
a. 1-2-3-4-5
b. 2-3-5-4-1
c. 5-2-4-3-1
d. 4-5-2-3-1
e. 3-4-5-2-1
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 237
58. Dibawah ini merupakan keuntungan skin to skin untuk bayi:
1 Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
2 Meningkatkan keadaan hormonal ibu dan bayi
3 Memperbaiki pola tidur bayi
4 Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin ibu
59. Dibawah ini kondisi ibu bersalin kala II yang mengalami syok
dan harus segera dirujuk adalah…
1. Nadi cepat dan lemah
2. Nafas. 30x/menit
3. Produksi urin <30cc/jam
4. Sístole <90 mmHg
60. Jika didapati kondisi ibu bersalin kala II kontraksi <3x/10 me-
nit, lama <40 detik. Tindakan bidan yang tepat adalah…
1. Anjurkan ibu merubah posisi
2. Stimulasi puting susu
3. Jika bayi tidak lahir setelah 2 jam (multipara) segera dirujuk
4. Anjurkan ibu mengosongkan kanding kemihnya.
61. Kewenangan bidan praktek tunggal di Bidan Pratek Swasta
(BPS) dalam menangani BBL asfiksia pada tahap....
a. (A) Airway dan (B) Breathing
b. (A) Airway, (B) Breathing, C (Circulaton)
c. (A) Airway, (B) Breathing, C (Circulaton), D (Drugs)
d. (A) Airway
e. (B) Breathing
62. Berikut ini faktor resiko terjadinya asfiksia yang berasal dari
ibu:
1. Serotinus
2. Preeklampsia
3. Partus macet
4. Abortus
63. Bayi Ny. Tita lahir dengan kondisi nafas megap-megap, de-
nyut jantung >100x/menit, tubuh dan ekstremitas berwarna
kemerahan, reflek lemah, bergerak aktif. Kondisi bayi Ny. Tita
dalam klasifikasi :
a. Asfiksia berat
b. Asfiksia sedang
c. Asfiksia ringan
238 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
d. Hipoksia
e. Gawat janin
64. Langkah bidan pada kondisi ini adalah :
1. Ekstensikan kepala
2. Isap lendir
3. Rangsang taktil
4. VTP
65. Jika kondisi bayi Ny. Tita berubah menjadi tidak menangis,
denyut jantung <100x/menit, ekstremitas kebiruan, tidak
bergerak, reflek tidak ada. Bayi Ny. Tina masuk dalam
klasifikasi :
a. Asfiksia berat
b. Asfiksia sedang
c. Asfiksia ringan
d. Hipoksia
e. Gawat janin
66. Berikut ini prosedur melakukan VTP :
1. Dilakukan setelah isap lendir dan rangsang taktil gagal
2. Diawali dengan ventilasi percobaan
3. Tekanan 30 cm air sebanyak 20 kali
4. Dilakukan selama 20 detik
67. Penanganan BBL asfiksia terdiri dari :
1. Lakukan penilaian
2. Ventilasi percobaan 2 kali
3. Ventilasi definitif 20 kali
4. Pasang sungkup
Urutan yang benar pada penanganan BBL asfiksia adalah:
a. 1-2-3-4
b. 4-1-2-3
c. 4-3-2-1
d. 4-2-3-1
e. 1-3-2-4
68. Berikut ini prosedur yang benar dalam melakukan isap lendir:
1. Dimulai dari hidung kemudian mulut
2. Memasukkan ujung de lee ke mulut >3cm
3. Memasukkan ujung de lee ke hidung >5cm
4. Posisi kepala bayi ekstensi
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 239
69. Berikut ini prosedur yang tidak dianjurkan dalam melakukan
rangsang taktil :
1. Menggosok perut bayi
2. Mengguncang bayi
3. Menepuk telapak kaki
4. Mendilatasi sfingter ani
70. Apabila resusitasi 30 menit pertama gagal, Apa langkah bidan
selanjutnya? (Bidan tunggal)
1. siapkan rujukan
2. VTP dan kompresi dada
3. lanjutkan ventilasi selama 20 menit
4. lanjutkan ventilasi selama 2 menit dengan penilaian setiap
30 detik
71. Asuhan pasca resusitasi apabila resusitasi berhasil adalah :
1. Konseling tanda bahaya BBL & cara memperoleh pertolo-
ngan
2. Konseling pemberian ASI
3. Konseling cara menilai pernafasan & menjaga kehangatan
bayi
4. Konseling pemberian imunisasi
72. Pernyataan yang benar mengenai prosedur resusitasi bidan di
ruang bersalin adalah:
1. Denyut jantung <60x/menit, lakukan VTP dan kompresi
dada
2. Denyut jantung 60-100x/menit, lakukan VTP
3. Cek denyut jantung kedua hasilnya <80x/mnt, mulai pem-
berian obat melalui umbilicus
4. Warna kulit ekstremitas biru, beri oksigen
73. Dibawah ini adalah pencegahan infeksi pada bayi baru lahir,
yaitu…
a. Pemberian ASI secara dini
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menolong persalinan
c. Kontak kulit-kulit dengan ibunya
d. Menghindari krim/salep pada tali pusat
e. Melakukan pemeriksaan fisik head to toe
240 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
74. Segera membungkus bayi dengan kain kering, termasuk tinda-
kan pencegahan hipotermia dari :
a. Evaporasi
b. Konduksi
c. Konveksi
d. Radiasi
e. Evaluasi
75. Pernyataan berikut ini tepat dalam penanganan asuhan BBL,
adalah...
1. Skin to skin segera setelah lahir selama 1 jam
2. Melakukan inisiasi menyusu dini
3. Menunda semua asuhan BBL sampai IMD selesai
4. Memandikan minimal 6 jam setelah kelahiran
76. Dibawah ini merupakan keuntungan skin to skin untuk bayi:
1. Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
2. Meningkatkan keadaan hormonal ibu dan bayi
3. Memperbaiki pola tidur bayi
4. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin ibu
77. Dibawah ini merupakan keuntungan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) untuk bayi & ibu:
1. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin ibu
2. Mencegah hipotermia
3. Merangsangkolostrum keluar
4. Menjalin kasih sayang ibu dan bayi
78. Tindakan dibawah ini penanganan pada BBL:
1. Suntik oksitosin 10 IU IM
2. Mengeringkan dan rangsang taktil bayi
3. IMD
4. Injeksi vitamin K1 & tetes mata
5. Antropometri
6. Potong tali pusat
7. Imunisasi hepatitis B 0
Urutan langkah yang benar pada penanganan BBL adalah :
a. 1-2-3-4-5-6-7
b. 6-2-1-3-5-4-7
c. 2-1-6-3-5-4-7
d. 2-6-1-3-4-7-5
e. 6-2-3-1-5-7-4
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 241
79. Perilaku BBL saat menyusu pertama kali :
1. Bayi melekatkan mulutnya ke puting susu ibu
2. Bayi menendang, menggerakkan kaki kearah dada ibu
3. Bayi beristirahat dan melihat
4. Bayi mendecakkan bibir & membawa jari ke mulut
5. Bayi mengeluarkan air liur
Urutan perilaku yang benar pada BBL saat menyusu pertama
kali adalah :
b. 1-2-3-4-5
c. 2-3-5-4-1
d. 5-2-4-3-1
e. 4-5-2-3-1
f. 3-4-5-2-1
80. Pernyataan dibawah ini merupakan alasan pemberian injeksi
vitamin K1 pada BBL adalah:
1. Vitamin K sebagai zat pembeku darah
2. Kadar vitamin K dalam hati BBL masih rendah
3. Vitamin K mencegah terjadinya perdarahan
4. Asupan vitamin K dari ASI belum mencukupi
81. Pernyataan dibawah ini tepat berkaitan dengan pemberian vi-
tamin K :
1. Cara pemberian vitamin K secara IV
2. Injeksi vitamin K1 dilakukan di paha kiri
3. Diberikan hanya pada BBLR
4. Dosis pemberian injeksi vitamin K1 1 mg
82. Jadwal pemberian imunisasi combo Hepatitis B dan DPT
untuk bayi diberikan pada usia...
a. 1,2,3 bulan
b. 2,3,4 bulan
c. 3,4,5 bulan
d. 2,3,6 bulan
83. Seseorang dianggap memiliki kekebalan terhadap hepatitis B
bila titer antibodi anti-HbsAg adalah...
a. > 10 mg
b. < 10 mg
c. 10 mg
d. > 10 mcg
e. < 10 mcg
242 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
84. Pernyataan dibawah ini benar tentang jadwal imunisasi hepatitis
B berdasarkan status HbsAg ibu pada saat melahirkan :
1. Bayi lahir dari ibu yang tidak diketahui status HbsAg nya
langsung diberikan imunisasi dalam 12 jam setelah melahir-
kan.
2. Bayi lahir dari ibu yang status HbsAg nya positif, langsung
diberikan 1ml HBIG dalam 12 jam setelah melahirkan dan
imunisasi hepatitis B dosis pertama.
3. Bayi lahir dari ibu yang status HbsAg nya negatif, langsung
diberikan imunisasi hepatitis B dosis minimal 0,25ml vaksin
rekombinen.
4. Ulangan imunisasi hipatitis B usia 12-14 tahun
85. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang
mencegah/meminimalkan infeksi. Yang termasuk kekebalan
alami pada bayi baru lahir meliputi :
1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa
2. Pembentukan antibody oleh usus
3. Fungsi saringan saluran nafas
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
86. Perubahan besar pada system sirkulasi BBL adalah....
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Penutupan duktus arteriosus
c. Rangsang nafas pertama bayi
d. Pengembangan alveoli paru
e. A dan B yang benar
87. BBl mudah sekali terkena hypotermi yang disebabkan oleh
karena....
a. Pusat pengatur suhu tubuh pada bayi belum sempurna
b. Permukaan tubuh bayi relative kecil
c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyim-
pan panas
d. A dan B benar
e. A dan C benar
88. Lingkar kepala bayi diukur melalui ......
a. Submentobregmatika
b. Suboksipitobregmatika
c. Oksipitofrontalis
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 243
d. Submentofrontalis
e. Oksipitobregmatika
89. Reflek untuk mengetes pendengaran bayi adalah...
a. Grasping
b. Babinski
c. Galant
d. Rooting
e. Moro
90. Reflek yang diketahui dengan cara menggoreskan punggung
bayi sepanjang sisi tulang belakang dari bahu sampai pantat
disebut...
a. Grasping
b. Babinski
c. Galant
d. Rooting
e. Moro
91. Urutan langkah pemeriksaan fisik daerah abdomen: a. Auskultasi;
b. Perkusi; c. Inspeksi; d. Palpasi
a. a,b,c,d
b. c,a,b,d
c. c,b,a,d
d. c,b,d,a
e. c,d,b,a
92. Frekuensi nafas bayi baru lahir adalah..
a. 30 – 60 x /menit
b. 16 – 24 x /menit
c. 120 – 160 x /menit
d. 60 – 80 x /menit
e. 20 – 50 x /menit
93. Pernyataan dibawah ini yang benar berkaitan dengan peme-
riksan fisik pada bayi baru lahir
1. Berat badan normal bayi 2500–4000 gr
2. Panjang badan normal bayi 45–55 cm
3. Lingkar kepala bayi 32–35 cm
4. Lingkar abdomen diperiksa jika ada indikasi
244 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
94. Jika ubun-ubun besar bayi cekung diagnosa kita adalah :
a. Hidrosepalus
b. Mikrocepalus
c. Dehidrasi
d. Tekanan Intra cranial
e. Caput succedanium
95. Bentuk dan ukuran plasenta yang normal adalah…
a. Berat 500-600 gram
b. Tali pusat terdiri dari 1 arteri dan 2 vena
c. Diameter 15-20 cm
d. Kotiledon di bagian maternal 5-10 buah
96. Jika Kompresi Bimanual Interna pertama gagal, apa yang
anda lakukan ?
a. Minta keluarga untuk melakukan KBE
b. Lakukan injeksi methergin 1 ampul IM
c. Pasang infuse RL 500 cc ditambah 2 ampul oksitosin
d. Lakukan KBI kedua
97. Berapa menitditambahkan lagi, jika KBI dirasa berhasil?
a. 1 menit
b. 2 menit
c. 3 menit
d. 4 menit
e. 5 menit
98. Salah satu tanda pelepasan plasenta adalah uterus naik di
dalam abdomen. Hal ini terjadi karena….
a. Kontraksi uterus
b. Kontraksi dan relaksasi uterus
c. Pergerakan plasenta ke segmen uterus yang lebih bawah
d. Retroplasenta pecah pada saat plasenta lepas
e. Plasenta turun ke segmen bawah / rongga vagina
99. Di bawah ini merupakan respon-respon sensual ibu dan bayi
pada kontak awal kelahiran:
1. Touch
2. Eye to eye contact
3. Odor
4. Smile
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 245
100. Ny A G1 P0 A0 telah melahirkan anak pertama jam 03.00.
Ibu merasa perutnya kenceng-kenceng dan pada jam 03.05
plasenta lahir, KU ibu baik merasa lelah setelah melahirkan.
Hal-hal yang harus dilakukan bidan setelah plasenta lahir
adalah......
1. Pemijatan uterus
2. Evaluasi perdarahan
3. Observasi tanda-tanda vital
4. Menyuntikkan oksitosin 10 U IM
KASUS IV (NO. 101-105)
Ny. Lilis G1 P0 A0, umur 25 tahun, datang kerumah bidan jam
15.00 WIB dengan keluhan perut kenceng-kenceng dan keluar
lender darah, pada pemeriksaan VT ditemukan pembukaan 6 cm,
KK utuh, penurunan kepala di Hodge II.
101. Pada kasus diatas masuk kedalam persalinan kala I tahap
…..
a. Akselerasi
b. Dilatasi maksimal
c. Retraksi
d. Deselerasi
102. Kasus tersebut masuk dalam persalinan kala I …..
a. Fase Awal
b. Fase Laten
c. Fase Pasif
d. Fase Aktif
103. Lakukan pengukuran denyut jantung janin selanjutnya pada
ny. Lilis …..
a. Pukul 15.00 WIB
b. Pukul 15.30 WIB
c. Pukul 16.00 WIB
d. Pukul 16.30 WIB
104. Berapa interval pemeriksaan tekanan darah selanjutnya .....
a. Pukul 16.00 WIB
b. Pukul 17.00 WIB
c. Pukul 18.00 WIB
d. Pukul 19.00 WIB
246 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
105. Pada pemeriksaan luar dapat diketahui penurunan kepala
berapa bagian …..
a. 0/5
b. 1/5
c. 2/5
d. 3/5
KASUS V (NO. 106-110)
Ny. Oneng telah melahirkan jam 21.00 WIB, bayi telah diberi-
kan kepada ibunya untuk di susui, tali pusat sudah dipotong dan
plasenta belum lahir, kontraksi lembek, kandung kemih penuh.
106. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, lakukan
…..
a. Palpasi abdomen
b. Suntik oksitosin
c. Memindahkan klem pada tali pusat
d. Menunggu uterus berkontraksi
107. Kapan oksitosin disuntikkan …..
a. Sesegera mungkin
b. Pukul 21.01 WIB
c. Pukul 21.02 WIB
d. Pukul 21.03 WIB
108. Tindakan yang benar bila oksitosin tidak ada .....
a. Beri rangsangan putting susu ibu
b. Beri ergometrin 0,5 mg
c. Anjurkan ibu disuruh nafas panjang
d. Lakukan masase
109. Berdasarkan kasus diatas disebut .....
a. Hipotonia uteri
b. Atonia uteri
c. Inersia uteri
d. Retensio plasenta
110. Untuk menangani kasus no. 9, tindakan seorang bidan
adalah .....
a. Peregangan Tali Pusat Terkendali
b. Lakukan KBI
c. Lakukan KBE
d. Manual Plasenta
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 247
KASUS VI (NO. 111-112)
Tanggal 23 Nopember 2005 jam 08.00 WIB Ny. Y usia 28 tahun
hamil ketiga datang ke BPS dengan keluhan sejak semalam sudah
mules dan makin sering dan kuat, jam 09.00 periksa dalam:
pembukaan lengkap. Ketuban + kepala H III belum ada rangsangan
untuk mengedan.
111. Sikap saudara sebagai bidan, adalah…..
a. Memecahkan ketuban
b. Menunggu dan menganjurkan untuk mengubah posisi
c. Mencoba memimpin persalinan
d. Memberikan nutrisi
112. Pada jam 10.00 kepala janin masih berada introitus vagina
dan belum ada dorongan untuk meneran, maka tindakan
selanjutnya adalah…
a. Pecah ketuban dan pimpin persalinan
b. Anjurkan ibu merubah posisi
c. Lakukan evaluasi dalam 60 menit
d. memberi makan dan minum
KASUS VII (NO. 113-115)
Ny. Sri , 26 tahun G2P1A0 datang ke tempat bersalin pukul 09.00
karena merasakan kenceng-kenceng sejak 3 jam yang lalu. setelah
dilakukan pemeriksaan didapatkan TD 120/70 mmHg, nadi 80
kali permenit, suhu 370 C, pembukaan 2 cm, kontraksi uterus 3
kali dalam 10 menit lamanya 20 detik dan DJJ 136 kali permenit
Jam 13.00 kantung ketuban pecah, kontraksi uterus 3 kali dalam
10 menit dengan lama 25 detik, sedang, DJJ 128 kali permenit,
penurunan kepala 3/5, tulang kepala tidak saling bersentuhan, TD
120/70 mmHg, nadi 80 kali permenit, suhu 370 C, urin 150 cc,
protein negatif.
113. Tindakan yang akan dilakukan pada Ny. Sri adalah …
a. Kolaborasi dengan dokter
b. Mengkaji warna dan bau air ketuban
c. Melakukan periksa dalam
d. menganjurkan jalan-jalan
248 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
114. Penulisan dalam partograf yang benar untuk mendokumen-
tasikan hasil observasi his pada jam 13.00 adalah….
a.
b.
c.
d.
115. Jika penyusupan kepala dimasukkan dalam partograf maka
symbol yang benar adalah….
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
KASUS VIII (NO. 116-117)
Anda sebagai bidan sedang menolong persalinan Ny. S yang baru
melahirkan bayinya yang pertama. Bayi lahir pada pukul 04.58
WIB., jenis kelamin perempuan, plasenta belum lahir
116. Berdasarkan data diatas, tindakan yang anda lakukan selan-
jutnya adalah ….
a. Injeksi oksitosin satu lagi 10 IU IM
b. Observasi tanda–tanda pelepasan plasenta
c. Penegangan tali pusat terkendali.
d. Palpasi adanya janin kedua
117. Pemberian oksitosin pada Ny. S sebaiknya dilakukan paling
lambat jam ?
a. 05.00
b. 05.01
c. 05.02
d. 05.03
KASUS IX (NO. 118-120)
Ny. Shepia, 30 tahun, baru saja melahirkan anak yang pertama
pada jam 13.00, jenis kelamin perempuan dengan berat badan 3,8
kg, ia mengalami ruptur perineum sampai dengan otot perineum.
Plasenta dan selaput ketubannya lengkap.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 249
118. Apa diagnosa yang anda tegakkan pada Ny. Shepia?
a. Inpartu kala IV Normal
b. Inpartu kala IV dengan laserasi derajat 1
c. Inpartu kala IV dengan laserasi derajat 2
d. Inpartu kala IV dengan laserasi derajat 3
119. Apa tindakan anda segera kepada Ny. Shepia?
a. Mengungur Tekanan Darah
b. Membersihkan ibu
c. Menjahit laserasi
d. Mengosongkan kandung kemih
120. Hingga jam 14.00 Observasi tanda-tanda vital pada Ny. S
dilakukan setiap ?
a. 10 menit sekali
b. 15 menit sekali
c. 20 menit sekali
d. 30 menit sekali
KASUS IX (NO. 121-125)
Ny. Desi, 31 tahu, G3P2A0, hamil 9 bulan dating ke klinik jam
10.00 karena mersa akan bersalin. Ia merasakan kenceng2 sejak
jam 05.00, sudah mengeluarkan lendir darah, air ketuban belum
keluar.
Data hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N: 78x/mnt, RR:
20x/mnt, S : 36,7C.
L1: TFU 3 jari dibawah pusat, teraba bokong, L2 : punggug kanan,
L3 : presentasi kepala, L4 : kepala 4/5. TFU:34 cm, kontraksi:
3x/10’/35”, DJJ 146x/mnt.
Hasil pemeriksaan dalam: v/u normal, porsio luak, pembukaan
4 cm, presentasi kepala, selaput ketuban (+), tulang kepala janin
terpisah, sutura mudah diraba.
121. Berdasarkan data diatas apa diagnosa anda?
a. Inpartu kala I fase aktif normal
b. Inpartu kala I fase aktif dengan gawat janin
c. Inpartu kala I fase aktif dengan inersia uteri primer
d. Inpartu kala I fase aktif dengan inersia uteri sekunder
250 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
122. Apa rencana yang tidak akan anda berikan kepada Ny.
Desi?
a. Memberitahu hasil pemeriksaan
b. Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan
c. Menganjurkan ibu untuk makan sekehendak
d. Mengontrol tekanan darah setiap 1 jam
123. Berdasarkan data diatas apabila anda akan memasukkan
kontraksi dalam partograf simbolnya adalah sbb:
a.
b.
c.
d.
124. Jam berapa anda akan melakukan pemantauan kembali?
a. Kontraksi jam 11.00, DJJ jam 11.00, pembukaan jam
14.00
b. Kontraksi jam 10.30, DJJ jam 10.30, pembukaan jam
14.00
c. Kontraksi jam 11.30, DJJ jam 10.30, pembukaan jam
14.00
d. Kontraksi jam 10.30, DJJ jam 11.30, pembukaan jam
14.00
125. Berdasarkan kasus diatas, apabila anda hendak memasuk-
kan data air etuban ke dalam partograf, menggunakan sym-
bol dibawah ini:
a. J
b. M
c. D
d. U
KASUS X (NO. 126-130)
Ny. Ida, 27 tahun, G1P0A0, hamil 39 minggu, mengeluh perut
terasa kenceng2 dan nyeri daerah pinggang. Hasil VT: pembukaan
6 cm, kepala turun H III, KK utuh, lendir darah keluar. Kontraksi
uterus 3x/10’/35”, ibu merasa kesakitan apabila perut kenceng.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 251
126. Tanda dan gejala yang menunjukkan bahwa Ny. Ida berada
dalam proses persalinan sesungguhnya adalah :
a. Adanya kejang di perut
b. Rasa nyeri mulai dari perut
c. Kontraksi 3 kali dalam 10 menit lamanya 35 menit
d. Tidak ada interval dari nyeri satu ke nyeri selanjutnya
127. Sifat kontraksi dalam persalinan Ny. Ida dinyatakan baik
apabila…
a. Kontraksi uterus simetris
b. Tidak ada relaksasi pada perut secara menyeluruh
c. Kontraksi dimulai dari segmen bawah rahim dan diakhiri
di segmen bawah rahim
d. Tonus otot meningkat diluar dan saat ada kontraksi
128. Pengeluaran lendir darah yang dialami Ny. Ida akibat…
a. Adanya effimcement dan dilatasi serviks
b. Terjadi robekan perineum
c. Proses pelepasan plasenta
d. Pengaruh hormonal ibu
129. Untuk mengurangi nyeri pada Ny. Ida, seorang bidan TIDAK
perlu melakukan asuhan kebidanan sebagai berikut…
a. Beri analgesia 1 ampul IM
b. Beri Ny. Ida menum the hangat
c. Bantu Ny. Ida relaksasi dan latihan pernafasan
d. Motivasi Ny. Ida untuk jalan sekitar tempat tidur
130. Ny. Ida berada pada tahap proses persalinan…
a. Laten
b. Akselerasi
c. Dilatasi maksimal
d. Kala II
252 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
DAFTAR PUSTAKA
Bennet, V.R. & Brown, L.K. 1996. Myles Texbook for Midwives.
12th edition, Churchill Livingstone. London.
Cunningham ,Mac Donald, Gant. 1995. Williams Obstetri. Alih
Bahasa: Joko Suyono, Andry Hartono. Jakarta: EGC.
Danuatmaja, Bonny, 2004, Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit,
Jakarta, Puspa Swara
Depkes RI, 2003, Konsep Asuhan Kebidanan (Intranatal), Jakarta
: Pusdiknakes WHO-JHPIEGO
------------------- Partograf WHO 1993 : FKUI
Hacker, Neville F, 2001, Esensial Obstetri dan Ginekologi, Jakarta,
Hipokrates
Hadijono S, Update APN :Disampaikan pada Forum Ilmiah Kursus
Bidan Nasional Jogja Expo Center 23-24 Oktober 2009
Januardi E, Judi, 2002, Mempersiapkan Persalinan Sehat, Jakarta
:Puspa Swara
JNPKKR, 2008, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu
Dini. Jakarta
Linda K. Brown, 1989, Myles Texbook for Midwifes 11 ed,
Churchil Livingstone
Manuaba, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
P.M. Sellers, 1993, Midwifery, South Africa,Creda Press, Solan
Road, Cape Town
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku III Asuhan Kebidanan
pada Ibu Intrapartum.
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 253
Rosmary A. Payne, 2000 Relaxation Techniques, A Practical
Handbook for The Health Care Professional. New York:
Churchill Livingstone
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Jakarta. YBP-SP
Sue Moore, 1997, Understanding Pain and Its Relief In Labour,
USA, Churchil Livingstone
Syaifuddin BA, 2002 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBPSP
Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery. Jones and bartlet Publisher,
Sudbury, Massachusetts, USA.
Walsh, L.P. 2001.Midwifery Community - Based Care During the
Childbearing Year,London. W.B. Sauders Company.
254 BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR
BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR 255