DISUSUN OLEH :
Linda Asmawati
NPM : 22390098
Disusun Oleh:
Disetujui
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : (Elfi Yanti, STr.Keb)
Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : (Rosmiyati, S.SiT.,M.Kes)
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat ALLAH SWT atas limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya karena atas segala yang diberikan pada kesempatan dan
kekuatan untuk dapat menyelesaikan tugas kebidanan yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Stase Persalinan dan Bayi Baru Lahir”.Tujuan dari pembuatan tugas
ini tidak lain untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran berfikir kritis
profesi bidan Universitas Malahayati Bandar Lampung. Dalam proses penyusunan
tugas ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Dr. Achmad Farich,M.M selaku Rektor Universitas Malahayati
2. Riyanti.,M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Malahayati
3. Vida Wira Utami.,SST.,Bdn,.M.Kes selaku Kepala Prodi Program Studi
Profesi Kebidanan.
4. Rosmiyati.,S.SiT.,M.Kes Selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
stase Persalinan dan BBL yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.
5. Elfi Yanti.,STr.Keb Selaku CI Praktik Mandiri Bidan yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan.
6. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Profesi Bidan fakultas
kedokteran Universitas Malahayati Penulis menyadari bahwa dalam tugas
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapakn
kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas ini. Penulis
berharap semoga penelitian ini dapat digunakan debagai referensi yang
bermanfaat bagi banyak kalangan. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih.
Bandar Lampung,
Penulis
3
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.Latar Belakang.............................................................................. 1
2.Tujuan Penulisan........................................................................... 3
3.Manfaat......................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................... 6
1. Teori Asuhan kebidanan Pada BBL............................................ 6
2. Perawatan Neonatus Essensial Pada Saat Lahir ........................ 10
BAB III. Tinjauan Kasus...................................................................... 10
1. Data Subjektif.............................................................................. 15
2. Data Objektif................................................................................ 20
3. Analisa......................................................................................... 25
4. Penatalaksanaan........................................................................... 30
BAB IV. Pembahasan........................................................................... 40
BAB V. Penutup................................................................................... 45
1. Kesimpulan ................................................................................. 50
2. Saran............................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak
menyenangkan bagi bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan
kehidupan sebelumnya (intrauterin) dengan lingkungan kehidupan
sekarang (ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup
dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup
bergantung penuh pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap
bayi baru lahir akan mengalami adaptasi atau proses penyesuaian fungsi –
fungsi vital dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus.
Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis atau
kemampuan mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis,
dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan 3 dan perkembangan intrauterin.
Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital
(sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan metabolisme).
Oleh karena itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan
perawatan yang dapat membantunya untuk melewati masa transisi dengan
berhasil. (Muslihatun, 2010 )
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode
neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia,
mempertahakan suhu tubuh bayi terutama pada bayi berat lahir rendah,
pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian air susu ibu (ASI) dalam
usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan
terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi
psikologis merupakan tugas pokok bagi petugas kesehatan bayi dan anak.
Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi
ibu pada waktu ibu hamil dan melahirkan. (JNPK – KR, 2013 )
5
Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga
kesehatan khususnya bidan dengan memberikan asuhan komprehensif
sesuai dengan PerMenKes RI No.1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam
kandungan, selama persalinan, segera sesudah melahirkan serta melibatkan
keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas seperti mengajarkan cara merawat tali pusat, cara memandikan
bayi serta cara menyusui yang benar dan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Ibu dapat memberikan perawatan bayi baru lahir sesuai dengan asuhan
kebidanan sehingga bayi dapat melewati masa transisinya dengan baik.
b. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian secara lengkap dan akurat pada
bayi baru lahir normal
2) Mampu merumuskan diagnosa dan / masalah kebidanan sesuai
dengan nomenklatur kebidanan .
3) Mampu merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditegakkan
4) Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada BBL
normal secara komprehensif
5) Mampu mengevaluasi hasil tindakan sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien
6) Mampu melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan secara
singkat dan jelas dalam bentuk SOAP
3. Manfaat
6
a. Manfaat Untuk Pendidikan
Sebagai bahan informasi dan wahana untuk menambah
kepustakaan khususnya perawatan pada bayi baru lahir normal.
b. Manfaat Mahasiswa
Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
normal ini penulis mendapat pengalaman nyata di lapangan serta
dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan
selama menempuh pendidikan profesi kebidanan
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
8
Panjang badan merupakan indikator untuk memastikan tumbuh
kembang fisik bayi berjalan dengan normal. Panjang badan normal
pada bayi adalah 48-52 cm, panjang badan akan terus bertambah setiap
bulannya. (Widiastini, 2014)
c) Lingkar Dada 30 – 38 cm
d) Lingkar kepala 33 – 35 cm
e) Frekuensi jantung 120 – 160 kali / menit
f) Pernafasan ± 40 – 60 kali / menit
g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i) Kuku agak panjang dan lemas
j) Genetalia :
1. Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minora
2. Laki-laki : testis sudah turun, skrotum sudah ada
k) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l) Reflek moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
m) Reflek graps atau menggenggam sudah baik
n) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan. (Marmi, 2012)
9
terlihat sementara sianosis atau akrosianosis. Selama periode ini mata
bayi membuka dan bayi memperlihatkan perilaku siaga. Bayi
mungkin menangis, terkejut, atau terpaku. Selama periode ini setiap
usaha harus dibuat unuk memudahkan kontak bayi dan ibu.
Membiarkan ibu untuk memegang bayi untuk mendukung proses
pengenalan. Beberapa bayi akan disusui selama periode ini. Bayi
sering mengeluarkan kotoran dengan seketika setelah persalinan dan
suara usus pada umumnya terdengar setelah usia 30 menit. Bunyi usus
menandakan sistem pencernaan berfungsi dengan baik. Keluarnya
kotoran sendiri, tidak menunjukaan kehadiran gerak peristaltik hanya
menunjukkan bahwa anus dalam keadaan baik. (Varney midwifery.
2004 dalam Armini, 2017)
a) Fase Tidur
Berlangsungselama 30 menitsampai 2 jam persalinan. Tingkat
tarif pernafasan menjadi lebih lambat. Bayi dalam keadaan tidur,
suara usus muncul tapi berkurang. Jika mungkin bayi tidak di
ganggu untuk pengujian utama dan jangan memandikannya.
Selama masa tidur memberikan kesempatan pada bayi untuk
memulihkan diri dari proses persalinan dan
periodetransisikekehidupan di luaruterin. (Varney Midwifery.
2004 dalam Armini, 2017)
b) Periode Reaktivitas II (The Second Periode Of Reaktivity)/
transisi ke-III
Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung
bayi labil dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan
dengan stimulus lingkungan. Tingkat pernafasan bervariasi
tergantung pada aktivitas. Neonatus mungkin membutuhkan
makanan dan harus menyusu. Pemberian makan awal penting
dalam hipoglikemia dan stimulasi kotoran dan pencegahan
penyakit kuning. Pemberian makan awal juga menyediakan
10
kolonisasi bakteri isi perut yang mengarahkan pembentukan vit
K oleh trakus intrestinal.
Interpretasi Skor
Jumlah Skor Interpretasi Catatan
7-10 Normal -
Memerlukan tindakan medis segera seperti
Asfiksia
4-6 penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas,
Ringan
atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas
0-3 Asfiksia Berat Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
11
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adaptasi pada bayi baru
lahir :
a. Skala Pengalaman antepartum ibu dan bayi (misalnya,
terpajan zat toksik dan sikap orang tua terhadap kehamian
tersebut)
b. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya,
lama persalinan, tipe analgesik atau anestesia intrapartum)
c. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi
ke kehidupan ekstrauterin.
d. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan
merespon masalah dengan tepat pada saat terjadi.(Marmi,
2012)
12
2) Riwayat Kehamilan
Kondisipranataldapatmemengaruhikesehatan dan kesejahteraan bayi baru
lahir. Bidan harus mencatat usia ibu, periode menstruasi terakhir, dan
perkiraan waktu pelahiran (Varney, 2008).
3) Riwayat Persalinan
Varney (2008) mengungkapkan bahwa pada persalinan kurang bulan/lewat
bulan dapat menimbulkan kemungkinan implikasi terjadinya RAR
(Respiratory Distress Syndrome) dan asfiksia pada bayi baru lahir. Selain
itu, persalinan memanjang dan presentasi atau posisi janin abnormal dapat
menyebabkan trauma pada neonatus, gawat janin dapat menyebabkan
asfiksia, cairan ketuban bercampur mekonium dapat menyebabkan
pneumonia akibat aspirasi mekonium, KPD dapat menyebabkan infeksi
perinatal, perdarahan berlebih dapat menyebabkan hipovolemia BBL dan
hipoksia, dan prolaps tali pusat dapat menyebabkan asfiksia.
4) Pola kebiasaansehari-hari
1) Pola Nutrisi
Nutrisi awal bayi sangat penting karena teori Varney (2008)
menjelaskan bahwa pemberian makan segera sangat penting untuk
mencegah hipoglikemi dan dengan menstimulasi pengeluaran feses,
mencegah ikterus.
2) Pola Eliminasi
a) BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7-10 x sehari.
(Marmi,2015)
b) BAB
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama bayi lahir,
jika dalam 48 jam belum keluar kemungkinan adanya Meconium
plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
(Marmi, 2015)
3) Pola Tidur/Istirahat
13
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur,
bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
sehari (Marmi,2015).
4) Pola Hygiene
Muka, pantat, dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur, bayi
dapat dibersihkan dengan menggunakan air hangat-hangat kuku dan
sabun 2 in 1 yang bisa untuk keramas sekaligus sabun mandi. Bayi
harus segera dikeringkan setelah dbersihkan dengan cara
membungkusnya dengan handuk kering, dan membersihkan tali pusat
dengan kasa steril atau kassa alkohol lalu lilit tali pusat dengan kasa
steril untuk menghindarkan dari infeksi (Marmi, 2015).
II. Data Obyektif
1) PemeriksaanUmum
a) Kesadaran
Rentang normal tingkat kesadaran bayi baru lahir adalah mulai
dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel.
(Muslihatun,2010). Komposmentis.
b) Keaktifan
Bayi normal menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti
gerakan napas, pulsasi jantung, pulsasi tali pusat, atau gerakan
otot, tanpa membedakan keadaan tali pusat sudah dipotong atau
belum ataupun masih terhubung dengan plasenta. (Marmi, 2015)
c) Tanda-tanda Vital
(1) Detak Jantung Bayi
Detak jantung bayi berkisar antara 120-160 detak per menit
(Marmi, 2015)
(2) Suhu
14
Suhu tubuh normal pada neonatus adalah 36,50C-37,50C
melalui pengukuran aksila dan rektum, jika nilainya turun
dibawah 36,50C maka bayi mengalami hipotermia (Marmi,
2015).
(3) Pernafasan
Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30
menit pertama sesudah lahir, atau setelah tali pusat
dipotong. (Marmi, 2015: 14-15) pernafasan normal bayi
baru lahir yaitu ± 40-60 kali/menit. (Marmi, 2015)
d) Antropometri
15
fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21. (Marmi, 2015)
b) Muka
Wajah tampak simetris. Perhatikan kelainan wajah yang
khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin
(Marmi,2015).
c) Mata
Sklera putih, konjungtiva merah muda, pupil sama bilateral
reaktif terhadap cahaya, simetris. (Varney,2008)
d) Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih dari 2,5 cm; bayi harus bernafas
dengan hidung, jika melalui mult perlu diperhatikan adanya
obstruksi jalan nafas karena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring. Kaji pula skret pada hidung bayi, adanya sekret
yang mukopurulen yang terkadang berdarah memungkinkan
adanya sifilis kongenital. Perlu diperiksa pula adnya
pernafasan cuping hidung, karena jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernafasan
(Marmi,2015)
e) Mulut
Bentuk dan ukuran proporsional dengan wajah, simetris,
lembap, merah muda. (Varney,2008)
f) Telinga
Bentuk telinga dan kartilago berubah sejalan masa gestasi.
Pada mula minggu ke-36 beberapa kartilago dan pinna atas
yang tidak tertutup, dan pinna yang dapat membuka
kembali secara perlahan ketika dilipat. (Marmi, 2015)
16
g) Leher
Leher bayi biasanya pendek dan simetris, adanya trauma
leher dapat menyebab kerusakan pada fleksus brakhialis.
Kaji adanya pembengkakan kelenjar tyroid dan vena
jugularis dengan melakukan perabaan pada leher, serta
perlu diperhatikan adanya lipatan kulit yang berlebihan
dibagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21 (Marmi, 2015)
h) Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas.pernapasan
yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan, putting susu tampak simetris, payudara dapat
tampak membesar tapi ini normal.(Marmi,2015)
i) Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas.Kaji adanyan
pembengkakan. (Marmi,2015). Tali pusat normal berwarna
putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan
mengkerut. (Muslihatun,2010)
j) Genital
(1) Pada bayi laki-laki, Kantong skrotum dapat diraba
secara lembut untuk menentukan penurunan testis
(Marmi, 2015). Perhatikan ujung kulupnya apakah
terlihat kecil atau tidak. Bila ujung kulup kecil bisa jadi
bayi mengalami Phymosis (ujung kulup kecil) sehingga
menyebabkan bayi jarang BAK, kondisi ini perlu diatasi
segera karena jika dibiarkan bisa menimbulkan infeksi
pada saluran kencing bayi (Marmi,2015)
(2) Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora
menutupi labia minora; Lubang uretra terpisah dengan
lubang vagina. (Marmi,2015)
17
k) Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari
adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida,
pembengkakkan lesung atau bercak kecil berambut yang
dapat menunjukkan adanya abnormalitas medula spinalis
atau kolumna vertebra (Marmi, 2015).
l) Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya;
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika
sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.
(Marmi,2015)
m) Ektremitas
(1) Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah; Periksa jumlah
jari. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis
tangannya yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormalitas kromosom. (Marmi,2012)
(2) Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang
kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan,
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas.
(Marmi,2012)
n) Refleks
Suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan
tanpa disadari pada bayi normal
(1) Tonik neek Refleks
Ekstremitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan
akan ekstensi dan ekstremitas yang berlawanan akan
fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke satu sisi (Marmi,
2015)
18
(2) Rooting Refleks
Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi,
beyi dapat menolehkan kepalanya ke arah jari kita dan
membuka mulutnya. (Marmi, 2015).
(3) Grasping Refleks
Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jari-
jarinya akan langsung menggenggan sangat kuat.
(Marmi, 2015)
(4) Moro Refleks
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila
dikejutkan dengan cara bertepuk tangan. (Marmi, 2015)
(5) Sucking Refleks
Benda menyentuh bibir disertai reflek
menelan.Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian
dalam gusi atas timbul isapan yang kuat dan cepat.
(Marmi,2015)
III. Analisa
Bayi usia 6 jam dalam kondisi normal (Muslihatun, 2017)
Bayi baru lahir Ny. S usia 6 jam fisiologis
Assessment ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian subjektif dan
objektif. Assessment yang dapat ditegakkan pada asuhan primer bayi
usia 6 minggu pertama adalah sebagai berikut
1) Bayi usia 6 minggu pertama dalam kondisi normal
2) Bayi usia 6 minggu pertama dengan komplikasi tertentu
3) Bayi usia 6 minggu pertama dengan masalah tertentu
(Marmi, 2015)
IV. Pelaksanaan
Asuhan yang diberikan dalam waktu 24 jam pertama adalah:
1) Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya sehat dan
normal
19
2) Pertahankan suhu tubuh bayi
Pada lingkungan yang dingin, pembentukkan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi dengan penggunaan
lemak coklat yang terdapat diseluruh tubuh sampai 100% untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Untuk membakar lemak
coklat, seorang bayi menggunakan glukosa untuk mendapatkan
energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat
tidak dapat diproduksi ulang oleh bbl dan cadangan lemak coklat
akan habis dalam waktu singkat. Jika seorang bayi kedinginan maka
dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia, dan acidosis.
Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan
prioritas utama untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi
baru lahir. (Marmi, 2015)
Ibu dapat diberikan pendidikan kesehatan tentang cara menjaga
panas tubuh bayi dengan:
a) Hindari memandikan bayi minimal 6 jam dan hanya setelah itu
jika tidak terdapat masalah medis serta suhunya 36,5oc atau lebih
b) Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat untuk
menghindari bayi kehilangan panas tubuh melalui evaporasi
c) Kepala bayi harus tertutup untuk menghindari kehilangan panas
bayi melalui radiasi
d) Jangan meletakkan bayi didekat jendela yang terbuka atau dekat
kipas angin untuk menghindari bayi kehilangan panas melalui
konveksi, dan
e) Gunakan alas pada tempat tidur bayi untuk menghindari bayi
kehilangan panas melalui konduksi, (Marmi, 2015)
3) Pemberian ASI
Konseling yang dapat diberikan kepada ibu yaitu: biarkanlah bayi
memperoleh kolostrum saat menyusu, hindarkan pemberian makanan
pralaktal (air gula, air putih, madu) sebelum ASI keluar, tapi usahakan
bayi bayi menghisap untuk merangsang produksi ASI, berikan ASI
20
saja selama 6 bulan pertama. (Marmi, 2015) Susui bayi sesering
mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari, bila bayi tidur lebih
dari 3 jam bangunkan lalu susui, susui sampai payudara kosong lalu
pindah ke payudara sisi yang lain, bila bayi sudah kenyang dan
payudara masih terasa kencang perlu dikongkan dengan diperah untuk
disimpan agar payudara tetap memproduksi ASI yang cukup
4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya bayi baru
lahir seperti:
a) Tidak mau menyusu
b) Kejang-kejang
c) Lemah
d) Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit), tarikan
dinding dada bagian bawah kedalam
e) Bayi merintih atau menangis terus menerus
f) Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah
g) Demam/panas tinggi
h) Mata bayi bernanah
i) Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
j) Kulit dan mata bayi kuning
k) Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat
Menganjurkan untuk segera membawa bayi ke fasilitas kesehatan
kesehatan jika menemukan 1 atau lebih tanda bahaya.
5) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tali pusat dan daerah
disekitarnya dengan menjaganya tetap kering dan tidak membubuhkan
apapun pada pusar bayi (Marmi, 2015) Jelaskan pada ibu bahwa ia
harus mencari bantuan ke petugas atau fasilitas kesehatan, jika pusat
menjadi merah, bernanah dan atau berbau
6) Pemberian imunisasi Hb0
HB0 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan
pada umur 1 dan 6 bulan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virus
Hepatitis B dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya
21
terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan
hati (kerusahan sel hati yang berat) bahkan dapat menyebabkan
kanker hati. (Marmi,2015)
7) Menganjurkan ibu untuk membawa ke fasilitas kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan rutin (Marmi, 2015)
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
I. DATA SUBYEKTIF
Tgl/Jam: 18 januari 2023 Pukul : 18.00 Wib
A. Identitas
1. Idintitas bayi
Nama : By. Ny. S
Umur : 5 menit
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal / jam lahir : 18 Januari 2023/ 21.30 WIB
2. Identitas Orang Tua/Wali
Nama : Ny. S
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Kalianda Lamsel.
23
B. Anamnesa
1.Riwayat Prenatal/Kehamilan
Hamil anak ke :1
Frekwensi ANC : 8 kali
Imunisasi TT : T5
Kenaikan BB :10 kg
Kejadian waktu Hamil:
a.Trimester I : Mual muntah di pagi hari
b.Trimester II : Tidak ada keluhan
c. Trimester III : Tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Kehamilan
a.Perdarahan : tidak ada
b.Eklamsia : tidak ada
c.Preklamsia : tidak ada
d.Penyakit Kelamin : tidak ada
e.Penyakit Lain : tidak ada
Kebiasaan saat hamil
a.Makanan : 3x sehari,porsi sedang,jenis komsumsi nasi,sayur
lauk pauk.
b.Obat obatan/Jamu : Tidak ada hanya minum suplemen Tambah darah
dan kalsium dari bidan
c.Merokok : tidak
d.Alkohol : tidak.
2. Riwayat Intranatal/Persalianan
Diagnosa Ibu : G3P1A1 umur 32 tahun hamil 40mgg Tunggal hidup
Intrauteri, Presentasi Kepala puka, U, Inpartu kala I
fase aktif.
a. Lama KalaI : 4 Jam 0 meni
b. Lama Kala II : 0 jam 30 menit
c. Warna Ketuban : Jernih
d. Jenis Persalinan : Spontam pervaginam letak belakang kepala
24
e. Usia Kehamilan : 40 minggu
f. Penolong : Bidan
g. Jam Tanngal Lahir: 21.30 Wib Tgl 18-01-2023
h.Jenis Kelamin : Laki laki
i.Plasenta : Lahir spontan, kotiledon lengkap
j.Komplikasi dalam persalinan: tidak ditemukan
3. Pola Nutrisi
Bayi sudah diberikan makanan awal berupa ASI dalam proses IMD, Proses
IMD berhasil.
4. Pola Eliminasi
Bayi belum BAK dan Belum BAB.
5. Pola Istirahat
Bayi belum tidur
6. Personal Hygiene
Bayi belum dimandikan.
II.Data Objektif
25
e. Pemeriksaan Fisik
Muka/kepala : Tidak ada kelainan bawaan tidak ada caput
succedaneum dan cephal haematoma
Ubun-ubun : Ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil datar,tidak
ada moulage
Hidung : Normal,Tidak ada pernafasan cuping hidung
Bibir : Normal, Kemerahan,Tidak pucat,Tidak
ada kelainan
Telinga : Normal,Simetris,tidak ada pengeluaran
Leher : Normal,Tidak kaku
Dada : Normal,Simetris,tidak ada tarikan dinding dada
Tali pusat : Bersih dan tidak ada perdarahan
Punggung : Normal,Tidak ada kelainan spina bifida
Genetalia : Tidak ada kelainan
Anus : Berlubang,tidak ada cacat bawaan
Ekstremitas : Atas dan bawah tidak ada kelainan polidactili
f.Refleks :
Reflek Moro : ada (+)
Reflek Rooting : ada (+)
Reflek Walking : ada (+)
Reflek Grasping : ada (+)
Reflek Sucking : ada (+)
Reflek Tonik neck : ada (+)
Miksi : BAK (+)
Defekasi/pengeluaran mekonium : BAB (+)
a. Pemeriksaan penunjang (jika dilakukan)
Urine : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
b. Darah :
Hb : Tidak dilakukan
Al : Tidak dilakukan
HMT : Tidak dilakukan
Golongan darah : Tidak dilakukan
26
III. Analisa
Diagnosa : Bayi Baru Lahir usia 0 hari normal, cukup bulan, spontan
pervaginam
Data Dasar
RR : 44 x/menit
Suhu : 36,80C
Saturasi : 98 %
Apgar score 1’: 8, 5’: 9, 10’:10
b. Pengukuran Antropometri
BB : 3300 gram
LK : 32 cm
PB : 50 cm
LD : 30 cm
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : Pemenuhan kebutuhan perawatan neonatal
a) Membersihkan jalan napas
b) Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
c) Memotong dan mengikat tali pusat
d) Melakukan IMD
e) Memantau tanda bahaya
f) Memberikan suntikan vit K,salep mata dan Imunisasi HB.0
g) Melakukan pemeriksaan fisik
27
IV. PENATALAKSANAAN
hal yang dapat mengurangi kecemasan ibu serta keluarga berkitan dengan
keaddan bayi
arterosus menutup.
kemerahan
3. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara mengeringkan
tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunaakan handuk yang kering
kecuali punggung dan tangan bayi karena bau cairan amnion pada tangan
28
bayi membantu bayi mencari puting susu ibunya(tanpa menghilangkan
vernik casiosa). Setelah dikeringkan selimuti baayi dengan kain kering dan
4. Mengikat dan memotong tali pusat 2 menit paska lahir dengan tehnik
aseptik.
bayi sehingga terjadi peningkatan feritin serum dan total zat besi tubuh
pusat bayi)
29
diambil dri metabolisme asam lemak sehingga kadar gulaa akan memcapai
Evaluasi : Bayi dapat menemuka puting susu dan menyusui IMD berhasil
30
Rasionalisasi : selama proses persalinan bayi melewati jalan lahir yang
tidak steril dan kemungkinan terjadi infeksi pada mata sangat besar
Evaluasi : 1 jam seelah lahir kedua mata bayi telah diberi salp mata
gentamicin 1 mg
31
CATATAN PERKEMBANGAN
32
Moro Refleks : baik, bayi dapat terkejut pada saat diberi
hentakan yang mengejutkan.
Data Dasar
DS : Ibu mengatakan bayi sudah menyusu,sudah BAB
hitam 1 kali,belum BAK
DO : Bayi Ny.AR tampak menyusu dengan baik
TTV Denyut jantung: 138x/menit,Suhu: 36,80C, RR:
48x/menit, BB: 3200 gram, refleks primitiv bayi sudah
dapat dinilai
Masalah t tidak ada
Kebutuhan :
Pemantauan intake pemberian ASI
Pemantaun output (BAB dan BAK)
Penkes tanda bahaya pada BBL
33
Hasil: bayi menyusu dengan baik dan tidak memperhatikan
tanda-tanda penyulit
c. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on
demand, kapan saja bayi menginginkan Minta ibu untuk
memberi ASI sesuai dengan keinginan atau tanda dari
bayinya. Biarkan bayi menyusu pada satu payudara hingga
puas atau bayi melepas sendiri puting susu ibu.
Rasionalisasi :Makanan terbaik untuk bayi sejak lahir
sampai umur 6 bulan adalah ASI. Menyusui secara
eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI, tidak diberi
tambahan makanan atau cairan lain. Berikan ASI sesuai
keinginan bayi
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan akan
melaksanakan sesuai anjuran.
a. Menunda memandikan bayi
Rasionalisasi : menunda memandikan bayi baru lahir
minimal 6 jam dari kelahiran dapat mecegah terjadinya
hipotermi pada BBL
Hasil :Bayi belum dimandikan dan memakai pakaian
lengkap
b. Memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu:
1. Kebersihan bayi
Mandikan bayi bila sudah lebih dari 6 jam dengan
sabun, bersihkan alat kelamin lalu keringkan secara
perlahan dan lembut. Jika bayi BAK atau BAB segera
gantikan popok
2. Menjaga kehangatan bayi
Menjaga ruangan tetap hangat, mengenakan pakaian
atau selimuti bayi sepanjang hari pada malam hari
biarkan bayi tidur dengan ibu sehingga mudah
dijangkau untuk menyusui, jangan membedong terlalu
34
ketat.
Rasionalisasi : menunda memandikan bayi di awal
kelahiran serta menjaga kehangatan bayi merupakan
salah satu upaya encegah kehilangan panas atau
hipotermia pada BBL
Hasil: Ibu bersedia melakukan perawatan bayi di rumah
sesuai dengan konseling yang diberikan.
3. Mendeteksi dan memberikan konseling kepada ibu tentang
tanda bahaya bayi baru lahir
1. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit.
2. Kehangatan terlalu panas (>380C atau terlalu dingin
<360C).
3. Warna kuning (pada 24 jam pertama), biru atau pucat
memar.
4. Pemberian makan, hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, banyak muntah.
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau
busuk, pernafasan sulit.
6. Tinja atau kemih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja
lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada
tinja.
7. Aktivitas mengginggil atau tangis tidak biasa, sangat
mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai,
kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
Menganjurkan ibu segera membawa anaknya ke tenaga
kesehatan apabila menemukan tanda-tanda tersebut
Rasionalisasi : tanda bahaya pada BBL harus diwaspadai
agar mendapatkan segara penanganan yag cepat dan tepat
Hasil: Ibu dapat mengulang kembali beberapa tanda
bahaya bayi baru lahir dan bersedia membawa anaknya ke
puskesmas jika menemukan tanda bahaya tersebut.
35
8. Mendokumentasikan tindakan dan pemeriksaan yang
dilakukan
Hasil : Tindakan dan pemeriksaan telah didokumentasikan
36
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian asuhan bayi baru lahir dilakukan pada tanggal 18 Januari 2023
Jam 21.30 WIB. Menurut teori Marmi dan Rahardjo (2015), identitas merupakan
alat pengenal bayi agar tidak tertukar. Pada kasus, bayi belum diberi nama
sehingga identitas bayi dicantumkan Bayi Ny.S. Hal ini tidak memberikan
masalah karena dari pihak keluarga belum memberikan nama pada bayi tersebut
sehingga bayi diberi identitas bayi Ny.S, karena Ny.S sebagai ibu dari bayi
tersebut.
Pada riwayat kehamilan ibu mengatakan usia ibu saat hamil yaitu 32 tahun,
bayi lahir pada usia kehamilan 40 minggu. Menurut Marmi dan Rahardjo (2015)
menyatakan lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus sangat penting karena
faktor maturasi bayi sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perinatal,
serta penting untuk penatalaksanaan tiap BBL. Pada kasus, bayi Ny.AR lahir saat
usia kehamilan 40 minggu, termasuk kehamilan aterm sesuai dengan teori Marmi,
Rahardjo (2015) bahwa persalinan dan kelahiran dikatakan normal apabila usia
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu).
Dalamasuhankebidanan pada Bayi baru lahirini di bedakan pada 3 fase yakni
Reaktivitas 1 (The first period of Reactivity), Fase Tidur (Period Of Unresponsive
Sleep), Periode Reaktivitas II (The Second Periode Of Reaktivity)/ transisi ke-III.
Karakteristik masing masing periode memperlihatkan kemajuan bayi baru lahir.
Beberapa saat dan beberapa jam dari awal kehidupan ekstra uterine bayi baru lahir
merupakan keadaan yang paling dinamis. Pada saat kelahiran bayi berubah dari
keadaan ketergantungan sepenuhnya kepada ibu menjadi tidak tergantung secara
fisiologis.
Perubahan ini merupakan proses yang komplek sini dikenal sebagai transisi.
Karakteristik perilaku terlihat nyata selama jam transisi. Periode transisi
karakteristik perilaku terlihat nyata selama jam transisi segera setelah lahir. Masa
transisi ini mencerminkan suatu kombinasi respon sempatik terhadap tekanan
persalinan (tachypnea, tachycardia) dan responparasimpatik (sebagairespon yang
37
diberikan oleh kehadiran mucus, muntah, dan gerakperistaltik. Oleh
karenaitudalamasuhan bayi Ny.AR Analisa dan penatalaksanaan disesuaikan
dengan tahapan tersebut :
1. Reaktivitas 1 (The first period of Reactivity)
Analisa :Bayi Ny AR bayi baru lahir normal spontan pervaginam pada
periode pertama reaktifitas 1
Penatalaksaan yang dilakukanyaitu :Menjagabayitetaphangatsaatberada
di luar lingkungan bayi dengan cara mengeringkan tubuh bayi sesegera
mungkin terkecuali telapak tangan dan kaki, menunda memandikan bayi,
meletakkan bayi ke dada ibu, membiarkan kulit ibu melekat pada
kulitbayi(skin to skin) (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Selama periode
1. Reaktivitas 1 ini setiap usaha harus dibuat untuk memudahkan kontak bayi
dan ibu. Membiarkan ibu untuk memegang bayi untuk mendukung proses
pengenalan dan Tindakan yang dilakukan yang mendukung perawatan bayi
pada fase rektifitas satu adalah dengan melakukan IMD.
Roesli (2012) menyatakan pelaksanaan IMD dapat menyelamatkan 22%
dari bayi yang meninggal sebelum bayi usia 1 bulan upayaini juga untuk
mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif. Bayi baru lahir
sangatlah rentan terhadap hypotermi, pada bayi, karenadengan IMD akan
terjadi pelekatan bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya,
sehingga akan cenderung mengalami stress fisik akibat adanya perubahan suhu
di luar uterus. Fluktuasi (naik turunnya) suhu di dalam uterus minimal, rentang
maksimal hanya 0,6oC karena cairan ketuban dalam uterus suhunya relative
tetap. Suhu di dalam uterus sekitar 36oC-37oC sedangkan suhu ruangan sekitar
24oC-32oC. Mekanisme pengaliran panas ini dijelaskan melalui mekanisme
fisika dasar yaitu radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi (Potter, Patricia A,
Perry, Anne G; 2010).
2. Fase Tidur (Period Of Unresponsive Sleep)
Analisa : By Ny S Bayi baru lahir normal spontan pervaginam dalam Fase
Periode tidur
38
Penalaksanaan : Menyampaikan pada ibu dan keluarga bahwa bayi dalam
periode tidur dimana dalam fase ini bayi tidak merespon terhadap stimulus
eksternal. Orang tua dapat menggendong dan memeluk bayinya. Selama masa
tidur memberikan kesempatan pada bayi untuk memulihkan diri dari proses
persalinan dan periode transisi kekehidupan di luar uterin. (Varney Midwifery.
2004 dalam Armini, 2017)
3. Periode Reaktivitas II (The Second Periode Of Reaktivity)
Analisa :By.Ny.AR bayi baru lahir normal spontan pervaginam dalam fase Re-
aktifitas ke 2
Penatalaksanaan :Memperhatikan saat bayi menyusu serta
memperhatikan tanda-tanda penyulit dan observasi bayi terhadap kemungkinan
tersedak saat pengeluaran mucus. Marmi dan Rahardjo (2015) menyatakan
Reaktifitas II Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung
bayi labil dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan dengan stimulus
lingkungan. Tingkat pernafasan bervariasi tergantung pada aktivitas. Neonatus
mungkin membutuhkan makanan dan harus menyusu. Pemberian Makan awal
penting dalam pencegahan hipoglikemia dan stimulasi pengeluaran kotoran dan
pencegahan penyakit kuning. Pemberian makan awal juga menyediakan
kolonisasi bakteri isi perut yang mengarahkan pembentukan vitamin K oleh
traktus intestinal.
Untuk penatalaksanaan umum asuhan yang diberikan sesuai dengan
program berupa pemberian vitamin K, salepmata dan HB0, perawatan tali
pusat, menjaga suhu tubuh bayi agar tidak hipotermi dan menganjurkan
keluarga untuk memberikan ASI kepada bayi sesering mungkin (on demand).
Tindakan preventif dengan pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru
lahir adalah hal penting yang harus diingat oleh penolong persalinan. Bayi baru
lahir yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K memiliki risiko tinggi
terjadinya perdarahan akibat VKDB (Rizka, 2017). Pelayanan kesehatan
neonatal khusunya kunjungan neonatal (KN) dan pemberian injeksi vitamin K
pada bayi baru lahir secara statistik terdapat hubungan bermakna dengan
kematian neonatal di Indonesia (Sukamti, 2015).
39
Menurut Saifuddin (2014) obat mata perlu diberikan pada jam pertama
setelah persalinan, yang lazim digunakan adalah larutan Perak Nitrat atau
Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
Menurut Nurjasmi, E (2016) setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan
suntikan hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
Berdasarkan asuhan yang diberikan, tidak ada kesenjangan antara teori
dan asuhan, karena pemantauan, perawatan dan konseling mengenai bayi baru
lahir sudah dilakukan.
40
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada By Ny. S jenis
kelamin laki-laki dengan dengan lahir normal maka dapat disimpulkan
bahwa By Ny. S telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil KU : baik,
RR: 44x /menit , menangis spontan Tanda-tanda vital Denyut jantung :
140x/menit RR , 44x menit, Suhu 36,8 0C . Pemeriksaan Antopometri BB :
3300 gram, LK: 32 cm, PB: 50 cm, LD: 30 cm tahap pengkajian data yang
terdiri atas data subyektif diperoleh data secara lengkap. Data yang
didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menentukan
identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan yang dirasakan oleh
bayi.
41
sangat diperlukan pada setiap manajemen asuhan kebidanan karena
merupakan salah satu bentuk laporan pertanggung jawaban bidan terhadap
tindakan asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada klien dan dapat
dijadikan bukti tertulis apabila terjadi gugatan dari klien dan
keluarga.Evaluasi yang didapat berdasarkan asuhan kebidanan yang
diberikan, bayi dalam keadaan yang normal fisiologis
2. Saran
A. Bagi Klien
1. Setelah melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada
neonatus, diharapkan ibu dapat menerapkan tentang perawatan yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir agar angka kesakitan pada neonatus dapat
ditekan.
2. Ibu/keluarga dan klien dianjurkan untuk mempertahankan perawatan
bayi yang telah dilakukan dengan baik dan benar, serta segera
memeriksakan kesehatan bayinya apabila ditemukan adanya tandatanda
bahaya pada neonatus.
B. Bagi Lahan Praktik
Implementasi asuhan dirasa sudah sangat baik, sehingga dapat mendeteksi
kelainan pada bayi baru lahir. Harapan kedepannya, lahan praktik dapat
mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Arifianto. 2012. Orangtua Cermat, Anak Sehat. Jakarta: Gagas Media
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Julina.2017. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish
Roesli, Utami. (2012). Panduan Inisiasi MenyusuDini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:
PustakaBunda.
43
Rukiyah, Ai Yeyeh, Yulianti, Lia, Maemunah dan Susilawati, Lilik. Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Trans Info Media. 2010.
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
Widiastini, Luh Putu. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan
Bayi Baru Lahir. Bogor: In Media
44
LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN STASE BBL
PROFESI BIDAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Rosmiyati,S.SiT,M.Kes)
45