Anda di halaman 1dari 6

FORMAT JURNAL REFLEKSI

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN


STASE PERSALINAN

DOSEN PEMBIMBING : Rosmiyati.,S.SiT.,M.Kes


LAHAN PRAKTIK : PMB Elfi Yanti, S.ST. Kalianda Lampung Selatan
NAMA MAHASISWA : Linda Asmawati
PERIODE : Januari s/d 10 Maret 2023

1. Deskripsi Pengalaman (Description the experience)

Pada hari Rabu tanggal 18 januari 2023 Pukul 18.00 wib di Praktik Mandiri Bidan
Elfi datang seorang ibu yang bertujuan untuk memeriksakan kehamilan nya dan
mendapatkan pelayanan terhadap keluhan yang sedang dirasakan saat ini. Ny.S
mengatakan bahwa dirinya mengalami mulas-mulas pada bagian perut dan menjalar
hingga kepinggang serta mengeluarkan darah segar dari jalan lahir dengan durasi
kontraksi 4-5 kali dalam 30 menit terahir, Kemudian Ny.S mengatakan bahwa mulas-
mulas sejak pukul 13.00 wib. Ibu baru memiliki 1 anak usia anak 7 tahun, kondisi
anak sehat dan tidak ada keluhan, kemudian bidan melakukan pemeriksaan fisik dan
asuhan kebidanan serta melakukan pemeriksaan pendukung lainnya seperti DJJ dan
VT. Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan penunjang tersebut dapat
simpulkan bahwa ibu saat ini hamil 38mgg. Ny.S usia 32 tahun G2P1A0 HPHT :
11-04-2022 TP : 18-01-2023. TD:120/80mmhg N: 80x/m T: 36,5C R: 22x/m
VT:4cm Ketuban: Utuh Djj: 150x/m janin tunggal hidup intrauteri prsentasi kepala.
Emesis Gravidarum merupakan reaksi tubuh ibu terhadap perubahan yang terjadi
akibat kehamilan. Emesis gravidarum biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang
timbul setiap saat dan malam hari. Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual
yang berbeda-beda, ada yang tidak merasakan apa-apa tetapi ada juga yang merasa
mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat. Emesis
gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada multigravida. Emesis
gravidarum bukan hanya terjadi di wanita hamil di Indonesia, tetapi juga terjadi di
dunia. Yang dapat menyebabkan mual dan muntah pada kehamilan meliputi tingkat β-
hCG dan ekstrogen yang tinggi. Terdapat hubungan antara rata-rata puncak mual da
muntah pada kehamilan serta puncak kadar β-hCG. Selain itu, mual dan muntah pada
kehamilan juga berkaitan dengan tingkat estradiol yang lebih tinggi. Tingkat keparahan
mual dan muntah pada kehamilan dipengaruhi oleh kadar progesteron, kekurangan
kortikosteroid, gangguan tiroid, infeksi, faktor psikososial, budaya, dan penyebab
psikogenik. Bilamana kondisi Ny P tidak terintervensi dengan baik maka dapat terjadi
drop out atau meningkat menjadi Hyperemesis Gravidarum. Pemberian Intervensi
berupa Minuman ekstrak Jahe merupakan pengobatan yang efektif untuk meredakan
mual muntah dalam kehamilan.

2. Perasaan terhadap pengalaman (Feeling the experience)

Sebagai tenaga medis hal yang dirasakan terhadap kasus yang terjadi yaitu sangat
empati dengan keadaan yang di alami. Ny. P Saat bertanya dengan orang lain yang ada
di sekitar PMB mereka mengatakan merasakan hal yang sama dengan apa yang di
rasakan, karena meraka juga merasakan bagaimana kondisi ibu saat ini dengan keadaan
tidak nafsu makan dan mual-mual. dengan adanya kondisi yang di alami saat ini pada
ny P maka dapat menyebabkan berbagai komplikasi lanjut dan jika tidak tertangani
maka beresiko terhadap janin.
Bilamana kondisi yang dialami saat ini tidak dilakukan intervensi dan penanganan
sedini mungkin secara tepat, benar dalam memberikan konseling, intervensi dan juga
diberikan secara komprehensif , oleh sebab itu Ny. P di sarankan untuk selalu
mengikuti saran dan intervensi berupa Konsumsi Jahe Hangat pada pagi dan sore. Dan
dengan dukungan suami serta keluarga maka kondisi saat ini yang dialami Ny P bisa
dapat teratasi dengan baik sehingga keluhan – keluhan yang dirasakan Ny P dapat
tertangani dengan baik, bersikap positif dan rasa cemas tidak ada lagi . Beberapa asuhan
yang diberikan adalah dukungan moril, memotivasi ibu bahwa keluhan yang sedang ia
alami dapat segera teratasi.

3. Evaluasi (Evaluating the experience)

Dalam kasus ini dapat dievaluasi dengan Asuhan Kebidanan yang diberikan adalah dapat
teratasinya masalah yang sedang dialami pada ibu hamil dengan Emesis Gravidarum.
Dengan memberikan asuhan kebidanan intervensi yang diberikan sedini mungkin tepat
waktu, secara benar dan komprehensif agar masalah yang sedang dialami ibu dapat
teratasi sesegera mungkin bilamana kondisi ibu tersebut tidak teraratasi sesegera mungkin
maka kemungkinan yang terjadi ibu akan mengalami kondisi yang lebih buruk dan
tingkatan Emesis Gravidarum menjadi Hyperemesis Gravidarum.

4. Analisis (Analysis the experience)

A systematic review and meta-analysis of the effect and safety of ginger in the treatment
of pregnancy-associated nausea and vomiting.
Estelle Viljoen1,3*, Janicke Visser1, Nelene Koen1 and Alfred Musekiwa2
Tinjauan sistematis dan meta-analisis efek dan keamanan jahe dalam pengobatan mual dan
muntah terkait kehamilan.

Mual muntah adalah kondisi yang terjadi pada masa kehamilan antara 4-16 minggu. Mual
muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan
stres yang dikaitan dengan kehamilan. Mual dan muntah sering kali diabaikan karena
dianggap sebagai sebuah konsekuensi normal diawal kehamilan tanpa mengakui dampak
hebat yang ditimbulkannya pada wanita dan keluarga mereka. Bagi beberapa wanita,
gejala dapat berlangsung sepanjang hari, atau mungkin tidak terjadi sama sekalipada saat
bangun tidur dipagi hari. Dimana hasi dari penelitian dengan uji data Program komputer
Review Manager5.0 (RevMan5) (dikembangkanoleh Cochrane Collaboration) digunakan
untuk entri data dan analisis statistik data. Menunjukkan potensi manfaat jahe dalam
mengurangi gejala mual pada kehamilan (mengingat jumlah penelitian yang terbatas ;
pelaporan hasil variabel dan kualitas bukti yang rendah) jahe dapat dianggap sebagai
pilihan alternatif yang tidak berbahaya dan mungkin efektif untuk wanita yang menderita
NVP. Dua belas RCT yang melibatkan 1278 wanita hamil dimasukkan. Jahe secara
signifikan memperbaiki gejala mual bila dibandingkan dengan plasebo (MD 1,20, 95% CI
0,56-1,84, p = 0,0002, I2 = 0%) . Jahe tidak secara signifikan mengurangi jumlah episode
muntah selama NVP, bila dibandingkan dengan plasebo, meskipun ada kecenderungan
perbaikan (MD 0,72, 95% CI ÿ0,03-1,46, p = 0,06, I2 = 71%). Analisis subkelompok
tampaknya mendukung dosis harian yang lebih rendah dari <1500 mg jahe untuk
meredakan mual. Jahe tidak menimbulkan risiko aborsi spontan yang signifikan
dibandingkan dengan plasebo (RR 3.14, 95% CI 0.65-15.11, p = 0.15; I2 = 0%), atau
vitamin B6 (RR 0.49, 95% CI 0.17-1.42, p = 0,19, I2 = 40%) Demikian pula, jahe tidak
menimbulkan risiko yang signifikan untuk efek samping mulas atau kantuk.
5. Kesimpulan (Conclusion about the experience)

Jahe tidak menimbulkan risiko efek samping atau kejadian buruk selama kehamilan.
Berdasarkan bukti dari SR ini, jahe dapat dianggap sebagai pilihan alternatif yang tidak
berbahaya dan mungkin efektif untuk wanita yang menderita NVP. Hasil utama
penelitian dilaporkan meredakan gejala mual, jumlah episode muntah, dan respons
umum terhadap pengobatan Jahe versus Plasebo. Jahe lebih efektif daripada plasebo
dalam meredakan intensitas mual, atau NVP Hasil sekunder Efek samping dan efek
samping Tim jahe tampaknya tidak menimbulkan risiko efek samping atau kejadian
buruk yang terjadi,dan dengan demikian tidak ada risiko komplikasi serius yang
merugikan ibu atau janin. Menyimpulkan bahwa jahe memiliki efek menguntungkan
pada mual selama kehamilan ( bersama dengan temuan SR yaitu tinjauan sistematis ini
Analisis subkelompok tampaknya mendukung dosis harian yang lebih rendah dari
1500 mg jahe untuk meredakan mual. Jahe tidak berdampak signifikan pada episode
muntah, juga tidak menimbulkan risiko efek samping atau kejadian buruk selama
kehamilan. Berdasarkan bukti dari SR ini, jahe dapat dianggap sebagai pilihan
alternatif yang tidak berbahaya dan mungkin efektif untuk wanita yang menderita
gejala NVP. Uji coba terkontrol acak standar besar diperlukan untuk mengkonfirmasi
kemungkinan manfaat jahe sebagai pengobatan untuk NVP.

6. Rencana Tindak Lanjut  (Action plan)


Yang dapat dilakukan pada kasus ini yang sesuai dengan jurnal yaitu Rencana tindak
lanjut sebagai pengobatan non farmakologi yaitu dengan pemberian Jahe secara
signifikan memperbaiki gejala mual. Penanganan awal mual dan muntah pada
kehamilan dapat dilakukan dengan mengonsumsi jahe dalam bentuk minuman jahe.
Selain hal diatas maka diperlukan juga untuk memberikan pelayanan kebidanan
sesuai dengan SOP, mengaplikasikan evidence base, dapat memberikan kembali
intervensi yang sama pada ibu post partum/ nifas dengan keluhan yang sama ,
mempertimbangkan masukan dan saran dari nara sumber ( Dinkes, pelatih,
pembimbing) , bekerja sesuai protap , trampil dan focus pada permasalahan dan
penanganan kasus yang ada, memonitoring dan mengevaluasi dari intervesi yang telah
diberikan sehingga tujuan yang kita berikan dapat tercapai dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai