Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

PEMBAHASAN

Mual muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada

kehamilan trimester 1 (Saifuddin, A.B, 2006). Kejadian dan berat ringannya

mual muntah yang dialami ibu hamil dipengaruhi oleh adaptasi dan kadar

hormon, factor patologis (stress atau kecemasan) dan faktoralergi. Pada asuhan

kebidanan terhadap Ny.I penulis melaksanakan manajemen kebidanan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi Ny.I :

1. Pengkajian

Didapatkan bahwa ibu hamil mengalami mual muntah pada

kehamilan (emesis gravidarum). Emesis gravidarum adalah gejala yang

wajar dan sering didapatkan pada ibu hamil trimester 1. Mual dan muntah

biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada

malam hari. Emesis gravidarum kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari

pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu

(Prawirohardji, 2010). Pada anamnesa ibu mengatakah HPHT: 15 Oktober

2019, UK : 12-13 minggu dan ibu mengeluh mual dan muntah sejak 3 hari

yang lalu pada pagi hari 3-4 x/hari berupa cairan, BB mengalami

penurunan yaitu 52 kg menjadi 50 kg, sejak 3 hari yang lalu nafsu makan

menurun dan merasa malas untuk makan dan minum, makan tidak teratur

± 2x sehari porsi sedikit. Dari data tersebut kondisi ibu hamil mengarah

pada mual muntah pada kehamilan (emesis gravidarum), jadi tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan.

40
41

2. Interpretasi Data

Diagnosa yang didapatkan adalah Ny. I G2 P 1001 umur ibu 29

tahun umur kehamilan 12-13 minggu, dengan emesis gravidarum. Hal

tersebut sesuai dengan teori bahwa emesis gravidarum kurang lebih terjadi

6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama

kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2010). Jadi antara teori dan

kenyataan tidak ditemukan kesenjangan.

3. Intervensi

Pada langkah intervensi pada kasus emesis gravidarum dilakukan

informasi dan edukasi tentang kehamilan, tentang penyebab mual muntah

dan penanganannya. Menurut penelitian Astrian 2017 tentang efektivitas

pemberian rebusan air jahe terhadap penurunan mual dan muntah ibu

hamil trimester1 diwilayah kerja Puskesmas Penawar Jaya Kabupaten

Tulang Bawang tahun2017, setelah dilakukan pemberian rebusan air jahe

ibu hamil merasakan adanya pengurangan mual dan muntah (mual

muntah). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian rebusan air jahe pada ibu

hamil dapat menurunkan frekuensi mual dan muntah selama

kehamilan.Jahe merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan

muntah selama kehamilan, setidaknya meminimalisasi gangguan ini.

Jahe dapat membantu para wanita hamil mengatasi derita mual dan

muntah tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di

dalam kandungannya.

Tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek ini

dikarenakan rencana tindakan yang disusun/penanganan pada pasien


42

emesis gravidarum meliputi yang pertama menentukan penyebabnya,

setelah ditemukan penyebabnya kita bisa bisa melakukan pengobatan.

4. Implementasi

Tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan, karena

tindakan yang dilakukan sesaui dengan prosedur.

5. Evaluasi

Klien benar-benar menderita emesis gravidarum yang kemungkinan

besar penyebabnya perubahan hormonal pada wanita, yaitu terdapat

peningkatan hormoneestrogen, progesterone, dan dikeluarkannya

hCG (HumanChorionoc Gonadotropin) plasenta. Hormon-hormon

inilah yang didugapenyebab emesis gravidarum (Manuaba,2007). Kadar

hormonedapat memicu respon pusat mual muntah diotak, kadar hormon

yang lebih tinggi dari normal. Setelah diberi penjelasan klien mengerti

sehingga bisa dikatakan bahwa Asuhan Kebidanan yang dilaksanakan

berhasil.

Oleh karena itu sebagai seorang Bidan dalam memberikan Asuhan

Kebidanan tidak hanya memperhatikan teori-teori yang ada tetapi juga

memperhatikan kondisi pasien, tidak hanya kondisi fisik saja melainkan

juga memperhatikan kondisi psikologis pasien.

Anda mungkin juga menyukai