Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA

TRIMESTER I DENGAN NAUSEA


DI DESA LEBANISUKO, WRINGINANOM-GRESIK

Dosen Pembimbing:
Dr. Noer Saudah, S.Kep.,Ns M.Kes

Oleh :

AISYAH DWI AYU WULANDARI


(201804012)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3A


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai dari sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Pada masa kehamilan, ibu hamil
akan mengalami perubahan pada dirinya, baik perubahan fisik maupun psikologis
yang disebabkan oleh hormon estrogen, dan progesterone (Manuaba, 2010).
Masa kehamilan umumnya berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu dimana
dalam masa kehamilan ini dibagi menjadi tiga trimester yang akan membantu
pengelompokan tahap perkembangan ibu dan janin. Kehamilan trimester pertama
yaitu antara minggu 0-12 dimana mulainya pembentukan zigot sampai kemudian
terbentuknya janin, trimester kedua berlangsung antara minggu 12-28, dan trimester
ketiga berlangsung antara minggu 28-40 (Sukarni, 2013).
Trimester pertama merupakan awal trimester yang menimbulkan berbagai respon
terhadap ibu hamil. Respon yang paling berpengaruh pada ibu hamil adalah mual dan
muntah. Mual dan muntah selama kehamilan terjadi akibat dari peningkatan hormon
estrogen, dan progesteron secara tiba-tiba dalam aliran darah dan dikeluarkannya
hormone hCG (human chorionic gonadotrophin). Pada trimester pertama kehamilan,
kadar hCG akan menjadi dua kali lebih besar setiap 48-72 jam. Pada gestasi abnormal,
kadar hCG akan meningkat sampai pada titik tertentu kemudian kadar tersebut akan
berkurang atau menurun. Pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang terjadi
adalah pengeluaran asam lambung yang
berlebihan terutama di pagi hari (Reeder, 2011)

Masalah psikologis juga dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk mengalami


mual dan muntah dalam kehamilan. Masalah psikologis seperti kehamilan yang tidak
diinginkan, beban kerja atau finansial, ambivalensi, kecemasan, konflik dan
ketidaknyamanan fisik. Masalah ekonomi juga dapat mempengaruhi keadaan mual
dan muntah dalam kehamilan, seperti kecemasan terhadap situasi keuangan saat ini
dan yang akan datang dapat menyebabkan kekhawatiran yang membuat wanita
merasa tidak sehat, terutama jika ia berniat untuk berhenti bekerja secara total setelah
melahirkan.(Akbar, 2014)
Mual muntah pada saat kehamilan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan
keluarga, kemampuan untuk melakukan aktivitas biasa sehari-hari, fungsi sosial dan
perkembangan situasi stres dan menyebabkan gejala lainnya seperti kelelahan pada
wanita hamil, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat badan, serta
ketidak seimbangan elektrolit (Dewi & Safitri, 2018). Cara mengatasi mual muntah
selama masa kehamilan dapat dilakukan melalui tindakan farmakologi maupun non
farmakologi.
Mengurangi mual muntah pada trimester I dengan memberikan terapi yang sesuai
dengan kebutuhan dan mengatur pola makan setiap harinya dengan cara
mempertahankan hidrasi yang memadai dan cairan elektrolit, sebaiknya minum 2 liter
air per hari, menghindari perut kosong setiap saat dengan sering makan kecil setiap 1-
2 jam yang terdiri dari makanan lunak. Mencegah perut kenyang (tidak mencampur
makanan yang padat dengan cairan dan menghindari makan makanan dengan porsi
besar dan makanan yang sangat berlemak), menghindari mencicipi makan yang kuat
dan berbau tajam. (Denise, 2014)
Menurut WHO (Word Health Organisation) dalam studi pendahuluan Hanifah (2010)
jumlah kejadian mual dan muntah mencapai 12,5% dari jumlah kehamilan di dunia.
WHO memperkirakan bahwa sedikitnya 15 % dari semua wanita hamil memerlukan
perawatan obstetrik yang terlatih dan bila tidak ada maka wanita tersebut akan
mengalami kesakitan dan kecacatan yang serius dan berkepanjangan. Menurut
Kemenkes RI (2019) terdapat 50-90% kasus mual dan muntah yang
dialami oleh ibu hamil.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth Birkeland (2015) di Inggris
tentang asupan nutrisi terhadap ibu hamil dengan nausea mengatakan bahwa 38
partisipan ibu hamil trimester pertama, sebanyak 4 orang (10,5%) tidak mengalami
mual muntah, 10 orang ( 26,3%) kadangkadang, dan sebanyak 24 orang (63,1%)
sering mengalami mual muntah. Ibu primigravida lebih sering mengalami mual dan
muntah pada awal kehamilan yaitu sebanyak 60%-80%, sedangkan multigravida
40%-60%. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Putri, Soesanto,
Wahyuni (2013) tentang hubungan paritas dan status nutrisi dengan emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester I di RB “NH” Kuwaron Gubug Kabupaten
Purwodadi yaitu dengan responden 30 orang didapatkan hasil, sebanyak 16 (53,3%)
orang responden primigravida, 14 (46,7%) responden multigravida yang mengalami
mual dan muntah.
Menurut penelitian Bai et al. (2016) di daerah Rotterdam, Belanda, sebanyak 5.079
wanita di awal kehamilan terutama pada trimester pertama mengalami mual dan
muntah. Pada penelitian ini 33,6% ibu mengalami mual di awal kehamilannya, 9,6%
mengalami mual dan muntah di awal kehamilannya, dan 44,4% mengalami kelelahan.
Hal ini menunjukkan bahwa kejadian mual dan muntah pada ibu hamil mengalami
peningkatan, yang menyebabkan ibu hamil akan mengalami penurunan efisiensi
dalam bekerja akibat mual dan muntah selama kehamilan dan mengalami
kelelahan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hapsari (2016) pada tanggal 28 Maret – 2


April 2016 di Puskesmas Grogol Sukoharjo, didapatkan ibu hamil trimester pertama
dengan jumlah 10 orang, 4 ibu hamil dengan usia kehamilan 1 bulan yang mengalami
mual disepanjang hari sebanyak 50%, 3 ibu hamil trimester pertama dengan usia
kehamilan 2 bulan yang hanya mengalami mual di pagi hari sebanayak 25%, 3 ibu
hamil dengan usia kehamilan 3 bulan yang tidak mengalami mual sebanyak 25%.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Ni Luh Sri Okayani (2019) di UPT
Puskesmas Klungkung I jumlah kunjungan baru ibu hamil pada tahun 2017 yaitu
sebanyak 568 (111,15%) orang, dan pencapaian (K4) sebanyak 562 (109,98%)
dengan jumlah ibu hamil trimester I yang mengalami mual sebanyak 224 orang.
Sedangkan pada tahun 2018 jumlah kunjungan baru ibu hamil (K1) sebanyak 516
orang sedangkan pencapaian (K4) sebanyak 514 orang dengan jumlah ibu hamil yang
mengalami mual sebanyak 113 orang.
Berdasarkan tingginya jumlah ibu hamil yang mengalami mual peneliti tertarik dalam
melakukan penelitian mengenai “ Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Ibu
Primigravida Trimester I Dengan Nausea di UPT Puskesmas Klungkung I’’.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Primigravida Trimester I Dengan Nausea di UPT Puskesmas
Klungkung I?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada ibu
primigravida trimester I dengan nausea.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada ibu primigravida trimester I dengan

nausea.

b. Mengidentifikasi diagnosis keperawatan pada ibu primigravida trimester I dengan

nausea.

c. Mengidentifikasi rencana keperawatan pada ibu primigravida trimester I dengan

nausea.

d. Mengidentifikasi implementasi keperawatan pada ibu primigravida trimester I dengan

nausea.

e. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pada ibu primigravida trimester I dengan

nausea.

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Bagi perkembangan iptek

Hasil penelitian studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan.
b. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian studi kasus ini dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya untuk
melakukan studi dokumentasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu
primigravida trimester I dengan nausea. Serta dapat menambah pengetahuan peneliti
tentang gambaran asuhan keperawatan pada ibu primigravida trimester I dengan
nausea.

2. Manfaat praktis
a. Bagi perawat di rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan asuhan keperawatan pada ibu
primigravida trimester I dengan nausea.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Nausea Pada Ibu Primigravida Trimester I

1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan pertemuan antara sel telur dengan sel spermatozoa

(konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis (Mitayani, 2013).

Sedangkan menurut Nugroho (2014) kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin

dikandung didalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses

pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Kehamilan adalah

serangkaian proses yang berawal dari konsepsi, kemudian fertilisasi, nidasi, dan

implantasi.
Normal masa kehamilan adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan terbagi dalam 3

trimester dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua

15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ke tiga 13 minggu ( minggu

ke-28 hingga ke-40) (Mardalena, 2017).

2. Tanda dan Gejala kehamilan


Menurut Sofian (2013), secara klinis tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi

tiga katagori, yaitu:

a. Tanda-tanda presumtif

1) Amenorea, yaitu wanita yang tidak mendapatkan haid dan ini merupakan salah

satu bukti dini kehamilan

2) Mual dan muntah (morning sickness), dimana gejala ini sering muncul pada pagi

hari sebagai respons awal tubuh terhadap tingginya kadar progesterone

3) Mengidam, dimana ibu hamil akan meminta makanan atau minuman tertentu

yang mereka inginkan terutama pada triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan

terhadap bau-bauan

4) Tidak ada selera makan, dimana nafsu makan ibu hamil menurun, kejadian ini

berlangsung pada trimester pertama

5) Quickening, yaitu persepsi gerakan janin untuk pertama kalinya yang dapat

disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu

6) Keluhan kencing. Wanita hamil akan mengalami frekuensi kencing yang

bertambah dan sering kencing malam, hal ini disebabkan karena kandung kemih

tertekan oleh rahim yang membesar

7) Konstipasi yang terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh

hormon steroid
8) Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada dahi, punggung

hidung, dan kulit daerah tulang pipi

9) Perubahan payudara akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresi kolostrum

bisanya setelah kehamilan enam minggu

10) Pemekaran vena biasanya terjadi pada kaki, betis, dan vulva, hal ini dijumpai

pada trimester akhir

b. Tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar dan terjadi perubahan dalam bentuk, besar, serta konsistensi

rahim

3) Tanda hegar, yaitu ditemukannya serviks dan isthmus yang lunak pada saat

pemeriksaan di usia kehamilan 4-6 minggu

4) Tanda chadwick, yaitu suatu perubahan awal yang dapat terlihat pada perubahan

warna mukosa vagina menjadi kebiruan. Tanda tersebut timbul karena akibat

dari pelebaran vena karena meningkatnya kadar estrogen

5) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang

6) Reaksi kehamilan positif.

c. Tanda pasti hamil

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan, dan diraba pada bagianbagian janin

2) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop laenec atau

dengan stetoskop ultrasonic (dopller)

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

4) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk mendeteksi

adanya hCG dalam urin.


3. Komplikasi Pada Ibu Hamil Trimester I
Komplikasi kehamilan adalah merupakan kejadian patologis

penyertaan yang terjadi saat kehamilan. Menurut Rukiyah dan Lia Yulianti (2010)

komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester I adalah kejadian yang sering timbul

pada kehamilan trimester I yaitu:

a. Anemia kehamilan yaitu keadaan penurunan hemoglobin dan jumlah eritrosit

dibawah nilai normal, atau biasa disebut kurang darah. Penyebabnya bisa karena

kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah atau kurang zat besi. Factor yang

menyebabkan anemia defisiensi besi adalah kurangnya asupan zat besi dan protein

dari makanan, gangguan absorbs di usus, perdarahan akut atau kronis. Anemi

defisiensi pada wanita hamil berkaitan dengan defisiensi besi dan perdarahan akut.

b. Hyperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil

hingga dapat mempengaruhi berat badan ibu, turgor kulit dan timbul aseton dalam

urine. Hal ini juga dapat dikatakan berat bial ibu hamil selalu muntah setiap kali

minum atau makan, akibatnya tubuh sangat lemas, muka pucat, dan frekuensi buang

air kecil menurun drastic, aktifitas sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum

menurun.

c. Abortus atau keguguran yaitu keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di

luar kandungandengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan

kurang dari 22 minggu.

d. Kehamilan dengan degenerasi penyakit trofoblas; yaitu penyimpangan kehamilan

dengan terjadi degenerasi hidrofik dari jonjot koreon, sehingga berupa buah anggur

yang mengandung banyak cairan dan hormone.

e. Kehamilan Ektopik terganggu adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi

berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.


4. Definisi Nausea pada Ibu Hamil
Nausea (mual) merupakan gejala pertama yang dialami ibu yang sering

terjadi sebelum periode menstruasi pertama tidak datang. Mual dan muntah pada

kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap perubahan yang terjadi akibat

kehamilan. Kehamilan memengaruhi sistem tubuh, baik secara hormonal, fisik,

maupun psikologi. Mual yang terkadang disertai muntah biasanya timbul sejak usia

gestasi 5 minggu, yang dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT),

dan mencapai pncak pada usia gestasi 8 hingga 12 minggu serta berakhir pada usia

gestasi 16 hingga 18 minggu (Tiran, 2009).

Nausea adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan

trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap

saat dan malam hari gejala-gejala ini biasa terjadi enam minggu setelah hari pertama

haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu. Terjadinya kehamilan

menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon

esterogen, progesteron, dan dikeluarkannya hormon chorionic gonadthropin

plasenta. Hormonhormon inilah yang diduga menyebabkan nausea (Wiknjosastro,

2009).

5. Etiologi Nausea pada Ibu Hamil


Mual dan muntah disebabkan oleh adanya perubahan hormon yang terjadi

pada ibu hamil. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum mual muntah menurut

Pratami (2016):

a. Hormone esterogen dan progesterone

Hormon progesteron dibentuk oleh corpus luteum. Peningkatan hormon

estrogen dan progesteron dapat mengganggu sistem pencernaan ibu hamil, dan
membuat kadar asam lambung meningkat hingga muncul keluhan mual dan muntah.

Hormon ini dapat memperlambat fungsi metabolisme termasuk sistem pencernaan.

b. Human chorionic gonadotropin (HCG)

Hormon HCG dalam aliran darah sangat membantu untuk menjaga

persediaan estrogen dan progesteron serta untuk mencegah masa menstruasi.

Meningkatnya hormon HCG secara tiba-tiba dapat mengakibatkan efek pedih pada

lapisan perut, dan efek ini berupa rasa mual. Hormon ini juga menyebabkan

hilangnya gula dari darah, yang dapat menimbulkan perasaan sangat lapar dan sakit.

Jadi hormon HCG ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa mual dan muntah

pada ibu hamil.

c. Makanan

Makanan berminyak dapat menyebabkan mual dan muntah pada ibu hamil.

Fungsi system pencernaan yang menurun akibat hormon akan semakin memburuk

saat mengkonsumsi makanan pedas dan berminyak.

6. Faktor Yang Mempengaruhi Nausea pada Ibu Hamil


Faktor fisiologis yang menyebabkan mual dan muntah yaitu seperti situasi

korpus luteum sisi kanan menyebabkan tingginya kadar hormon steroid di dalam

sistem porta hepatik, perubahan karbohidrat dan metabolisme lemak, dampak pada

kemampuan mencium dan melihat, faktor genetik, hormon HCG, faktor imunologis,

hormon estrogen dan progesteron. Selain itu terdapat faktor predisposisi mual dan

muntah pada kehamilan dapat dikaitkan denganperilaku, dukungan, keletihan, mual

dan muntah dikehamilan sebelumnya, merokok, masalah sosio-ekonomi, kesulitan

dalam masalah membina hubungan, dan psikologis (Tiran, 2009).


7. Dampak Nausea pada Ibu Hamil
Mual dan muntah jika tidak ditangani dengan baik akan berlanjut menjadi

hyperemesis gravidarum atau mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari dan keadaan ibu hamil menjadi buruk (Tiran,

2009). Dampak lain dari nausea yaitu dapat mengakibatkan kehilangan berat badan

sekitar 5% karena cadangan karbohidrat, protein dan lemak terpakai untuk energi

(Mariantari, Yunia,

Lestari, Widia, 2014)

Dampak yang terjadi pada ibu akibat dari mual dan muntah yaitu :

menurunnya cairan elektrolit di dalam tubuh ibu, sehingga terjadi hemokonsentrasi

yang dapat memperlambat peredaran darah, nafsu makan menurun yang

mempengaruhi tumbuh kembang janin, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, dan

penurunan berat badan. Selain keadaan umum ibu menjadi buruk, dampak yang

ditimbulkan dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, bayi lahir

rendah, kelahiran prematur, serta malforasi pada bayi baru lahir (Manurung, 2011).

8. Tindakan Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Nausea Pada Ibu Hamil


Menurut Purwaningsih & Siti Fatmawati (2010) cara mengatasi nausea pada

ibu hamil trimester I adalah :

a. Menghindari bau atau faktor-faktor penyebab terjadinya mual dan muntah

b. Sediakan makanan kering seperti biskuit atau roti bakar sebelum bangun dari tempat

tidur di pagi hari

c. Jaga pola makan dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering

d. Hindari makanan yang mengandung lemak, dan berminyak, serta berbumbu keras

e. Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan jangan langsung bergerak

f. Banyak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat


g. Banyak minum air, dan mengkonsumsi vitamin B6 yang diimbangi dengan istirahat

yang cukup.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA


TRIMESTER I DENGAN NAUSEA

1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langkah paling kritis dalam proses keperawatan. Bila

langkah ini tidak diselesaikan dalam cara berpusat-klien, perawat aka kehilangan

kendali terhadap langkah proses keperawatan selanjutnya. Ada dua jenis pengkajian,

yaitu pengkajian skrining dan pengkajian mendalam. Keduanya membutuhkan

pengumpulan data, keduanya mempunyai tujuan berbeda. Pengkajian skrining

adalah langkah awal pengumpulan data dan mungkin ang paling mudah untuk

diselesaikan.

Hal-hal yang perlu dikaji pada ibu hamil dengan nausea menurut

Fauziah (2012) meliputi :

a. Wawancara

1) Riwayat medis

2) Riwayat nutrisi

3) Penggunaan obat

4) Masalah psikiatri

5) Riwayat seksual

6) Riwayat keluarga

7) Riwayat sosial

8) Kebiasaan yang merusak kesehatan

b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik lengkap pada ibu hamil diperlukan untuk mendeteksi masalah

fisik yang dapat mempengaruhi kehamilan (Mitayani, 2013).

1) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah

Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan

mempengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur

pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung.

b) Nadi

Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada

keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi.

c) Pernapasan

Frekuensi pernafasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.

Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernafasan atau penyakit jantung. Suara

nafas harus sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari

suara nafas abnormal.

d) Suhu

Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6 ºC. Peningkatan suhu menandakan

terjadi infeksi dan perawatan medis.

2) Sistem kardiovaskuler

a) Bendungan vena

Pemeriksaan sistem kardiovaskuler adalah observasi terhadap bendungan vena,

yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasaya terjadi pada

tungkai, vulva, dan rectum.


b) Edema

Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas

akibat perpindahan cairan intravaskuler ke ruang intertisial. Ketika dilakukan

penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan,

keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan

pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.

3) Sistem musculoskeletal

a) Postur

Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.

Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.

b) Tinggi dan berat badan

Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat

menentukkan kenaikan berat badan selama kehamilan. Tulang pelviks diperiksa

pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk

persalinan pervaginam.

c) Abdomen

Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika

fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan

sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menentukan keakuratannya. Pengukuran

metode Mc. Donal dengan posisi ibu berbaring.

4) Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda

dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon

sebaiknya dilakukan karena hiperrefleksi menandakan adanya komplikasi

kehamilan.

5) Sistem integument

Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice

menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti colasma

gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat.

Penampung kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik

6) Sistem gastrointestinal

a) Mulut

Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi,

gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang

menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke

dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang

memicu terjadinya persalinan prematur.

b) Usus

Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga

menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare

7) Sistem urinaria

Pengumpulan urine untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah. Urine

diperiksa untuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang ada dalam

urine yang menandakan suatu masalah.

a) Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini

menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal serta hipertensi

pada kehamilan.

b) Glukosa

Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu

hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.

c) Keton

Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau

pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.

d) Bakteri

Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang

bisa terjadi pada ibu hamil.

8) Sistem reproduksi

a) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puting, dan pengeluaran kolostrum perlu

dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutukan

pemeriksaan lebih lanjut.

b) Organ reproduksi eksternal

Kulit dan membrane mukosa perineum, vulva, dan anus perlu

diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut, pada perineum.

c) Organ reproduksi internal

Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah

kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.


2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons

pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik

yang berlangsung actual maupun potensial. Menurut SDKI (2016). Diagnosis

keperawatan yang diangkat pada ibu hamil

trimester I dengan nausea yaitu :

Tabel 2.1 Diagnosis Keperawatan Pada Ibu Primigravida Trimester I Dengan


Nausea

Diagnosis Keperawatan Faktor yang Batasan karakteristik


berhubungan

Nausea 1. Kehamilan 1. Mengeluh mual


Definisi : perasaan tidak 2. Aroma tidak sedap 2. Merasa ingin muntah
nyaman pada
3. Rasa makanan/ 3. Tidak berminat
bagian belakang
tenggorokan atau minuman yang makan
lambung yang dapat tidak enak 4. Merasa asam dimulut
mengakibatkan muntah.
4. Faktor 5. Sering menelan
psikologis 6. Saliva meningkat
(kecemasan,
ketakutan, stress) 7. Pucat
Sumber: TIM POKJA DPP SDKI PPNI Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia 2016

3. Rencana keperawatan
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang

diharapkan dari pasien, atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi

dilakukan untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. Tahap

perencanaan berfokus pada memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan dan

kriteria hasil, membuat instruksi keperawatan, dan mendokumentasikan rencana

asuhan keperawatan menurut Sutanto (2017). Rencana asuhan keperawatan disusun


berdasarkan hasil perumusan diagnosa yang telah ditentukan, yaitu dengan

menggunakan penerapan standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI,

2018) dan standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI, 2018).

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan Pada Ibu Primigravida Trimester I Dengan


Nausea

Definisi Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


keperawatan (SLKI) keperawatan (SIKI)
(1) (2) (3)
Nausea Setelah di berikan asuhan Manajemen mual
keperawatan selama 1 x Observasi :
30 menit diharapkan a. Identifiksi
tingkat nausea menurun pengalaman mual
dengan kriteria hasil : b. Identifikasi dampak
1. Nafsu makan meningkat mual terhadap
2. Keluhan mual menurun kualitas hidup
3. Perasaan ingin muntah (misalnya nafsu
menurun makan, aktifitas,
4. Perasaan asam dimulut kinerja, tanggung
menurun jawab peran, dan
5. Frekuensi menelan tidur)
menurun c. Identifikasi faktor
6. Jumlah saliva menurun penyebab mual
(misalnya
7. Pucat membaik
pengobatan dan
prosedur)
Kontrol mual/muntah
meningkat dengan d. Monitor mual
kriteria hasil : (misalnya frekuensi,
e. Durasi dan tinmkat
1. Kemampuan mengenali
keparahan)
gejala meningkat
f. Monitor asupan dan
2. Kemampuan mengenali
kalori
penyebab/ pemicu
meningkat, Terapeutik :
menghindari faktor a. Kendalikan faktor
penyebab/ pemicu lingkungan
meningkat penyebab mual
(1) (2) (3)
b. Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual

Edukasi :
a. Anjurkan istirahat
dan tidur yang
cukup
b. Anjurkan sering
membersihkan
mulut, kecuali jika
merangsang mual
c. Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
d. Anjurkan
menggunakan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengatasi
mual (misalnya
biofeedback,
hypnosis, relaksasi,
terapi music,
akupresur)

Kolaborasi :
a. Kolaborasi
pemberian
antiemetik, jika perlu
Perawatan Kehamilan Observasi :
Trimester Pertama a. Identifikasi faktor
risiko kehamilan
b. Identifikasi riwayat merokok,
imunisasi masa kehamilan,
penggunaan kontrasepsi
c. Identifikasi kelainan keluarga
erhadap kelainan kongenital
d. Monitor TTV
e. Timbang berat badan
f. Ukur tinggi fundus
g. Periksa gerakan janin
h. Periksa denyut
(1) (2) (3)
jantung janin
Terapeutik :
a. Lakukan skrining depresi
kehamilan
b. Lakukan perawatan gigi dan
mulut secara teratur
c. Motivasi makan porsi kecil
tapi sering
d. Atur waktu istirahat
e. Batasi masukan cairan sebelum
tidur

Edukasi :
a. Anjurkan tidak membiarkan
perut kosong atau terlalu penuh
b. Anjurkan
mengkonsumsi karbohidat
kering atau minuman hangat
saat bangun tidur
c. Anjurkan
menghindari
makanan yang banyak
mengandung lemak, gas,
bumbu yang merangsang mual
d. Anjurkan menghindari
aktivitas yang berlebihan
e. Anjurkan melakukan
pemeriksaan secara teratur

Kolaborasi :
a. Kolaborasi
pemeriksaan USG

Sumber: TIM POKJA DPP SLKI PPNI Standar Luaran Keperawatan Indonesia, 2018
dan TIM POKJA DPP SIKI PPNI Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2018

4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan menurut (Setiadi, 2013).

Adapun implementasi yang dapat dilakukan antara lain :


a. Mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (misalnya nafsu makan,

aktifitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)

b. Memonitor mual (misalnya frekuensi, durasi dan tingkat keparahan)

c. Mengurangi atau menghilangkan keadaan penyebab mual (misalnya kecemasan,

ketakutan, kelelahan)

d. Menganjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak

e. Menganjurkan menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual

(misalnya biofeedback, hypnosis, relaksasi, terapi music, akupresur)

5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan

ibu (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan (Rohman & Walid, 2010). Adapun hal-hal yang harus dievaluasi antara

lain :

a. Nafsu makan pasien meningkat

b. Mual dan muntah pasien dapat terkontrol dengan baik

c. Status nutrisi pasien meningkat

d. Tidak terjadi keparahan mual dan muntah


Pada tahap evaluasi untuk memudahkan mengevaluasi atau memantau

perkembangan klien digunakan komponen SOAP yaitu :

S (subjektif) : data yang diperoleh dari respon pasien secara verbal.

O(objektif) : data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara

langsung pada klien.

A (assesement) : Tindakan lanjut dan penentuan apakah implementasi akan

dilanjutkan atau sudah terlaksana dengan baik.

P (planning) : rencana selanjutnya.


Tabel 2.3 Evaluasi Keperawatan Pada Ibu Primigravida Trimester I Dengan Nausea

No Diagnosis keperawatan Evaluasi


1 Nausea S : Pasien mengatakan keluhan mual sudah
berkurang, perasaan ingin muntah berkurang
O : Pasien tampak tidak pucat, TD : 120/80
mmHg, R : 20 x/menit, S : 36,5 °C, N : 80
x/menit
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE (ANC)

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS/BIODATA
a. Nama : Ny. B
b. Umur : 21 Tahun
c. Suku/Bangsa : Indonesia
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g. Alamat : Dsn. Panggang Rt.11 Rw.03 Ds. Lebanisuko
h. Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2021

a. Nama Suami : Tn. W


b. Umur : 23 Tahun
c. Suku/Bangsa : Indonesia
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Alamat : Dsn. Panggang Rt.11 Rw.03 Ds. Lebanisuko

2. ANAMNESA
a. Kunjungan Ke 1
b. Keluhan Utama
Klien mengatakan mual tiap mau makan maupun saat mencium bau
yang menyengat dan merasa ingin muntah
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
G1P0A0, HPHT 30 Maret 2021, Taksiran persalinan 6 Desember
2021, Klien mengatakan merasa mual dan ingin muntah ketika mau makan
ataupun saat mencium bau yang menyengat
d. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada yang merasakan keluhan seperti yang
dialami klien ketika hamil anak pertama
f. Persepsi dan harapan klien sehubungan dengan kehamilan
Pasien mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya dan saat ini
pasien tinggal bersama Ibu dan Ayah mertuanya. Harapan selama hamil Ibu
dan anak dalam kandungan sehat serta pasien berencana melahirkan di Rumas
Sakit.

g. Riwayat Menstruasi
1) Haid pertama : Umur 12 tahun
2) Teratur/ Tidak teratur : Teratur
3) Siklus : 28 hari
4) Lamanya : 7 hari
5) Banyaknya : 2 kali ganti pembalut
6) Sifat Darah : bergumpal
7) Dismenorhoe :-
h. Riwayat Obstetri
a. G......P.....A..... : G1P0A0
b. HPHT : 30 Maret 2021
c. Taksiran Persalinan: 6 Desember 2021
d. Keluhan-keluhan pada
1) Trimester I : Pusing, mual dan ingin muntah
2) Trimester II :-
3) Trimester III :-

i. Keluarga Berencana
Pasien mengatakan berencana memiliki anak 3. Dan akan
menggunakan kontrasepsi pil KB.

j. Pola kesehatan fungsional

1) Pola persepsi kesehatan

a) Klien mengatakan ketika sakit langsung berobat ke fasilitas


kesehatan terdekat atau puskesmas

b) Klien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan

2) Pola nutrisi /metabolisme

a) Nafsu makan menurun, dalam sehari makan 2 kali sehari,


habis ½ porsi

3) Pola eliminasi

a) Warna urine kuning, bau urine khas, konsistensi cair,


frekuensi 3-5x sehari

b) Warna feses kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi lembek,


frekuensi 1-2x sehari

4) Pola aktivitas - latihan

a) Klien mengatakan setiap pagi berjemur dan membantu ibu


mertuanya untuk membersihkan rumah
5) Pola istirahat tidur

a) Jam tidur malam hari 7-8 jam

6) Pola kognitif perseptual

a) Klien cemas akan kesehatan bayi yang dikandungnya karena


selalu merasa mual

7) Pola persepsi diri/konsep diri

a) Klien kooperatif saat diajak berbicara dan mampu


mengungkapkan perasaannya

8) Pola peran hubungan

a) Hubungan dengan keluarga sangat baik dan harmonis

9) Pola seksualitas

a) Klien tetap berhubungan 2 kali dalam seminggu

10) Pola koping-toleransi

a) Klien mengatakan dalam mengatasi kecemasannya klien


jalan-jalan disekitar rumahnya/menonton televisi

11) Pola nilai-kepercayaan

a) Klien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah waktu


keadaan sebelum hamil dan saat hamil.

3. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Denyut Nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20x/menit
BB sebelum hamil : 53 kg
BB Sekarang : 52 kg
Lila : 24,35 cm
TB : 158 cm
Suhu : 36,50 C

Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Rambut dan kulit : (  ) Bersih ( ) Kotor
2) Muka
Cloasma Gravidarum : ( ) Ya () tidak
3) Mata
Conjungtiva : ( ) anemis ( ) tidak
Oedeme : ( ) Ya/dimana () tidak

4) Leher
Peningkatan JVP :( ) Ya () tidak
Pembesaran kelenjar tiroid :( ) Ya () tidak

5) Dada
Bentuk Payudara : ( ) Simetris () tidak
Putting susu : () Menonjol ( ) tidak
Hiperpigmentasi pada : () Ya ( ) tidak
aerola mamae
Kebersihan : () Cukup ( ) kurang
Colostrum : ( ) keluar () tidak

6) Abdomen
Besar sesuai usia kehamilan : () Ya ( ) tidak
Striae : () Ada ( ) tidak
Bekas luka operasi : ( ) Ada () tidak
Operasi : Tidak pernah

b. Palpasi Abdomen
Leopold I: -
Leopold II: -
Leopold III: -
Leopold IV: -

7) Genetalia:
Vulva
Varises : ( ) Ya () tidak
Oedeme : ( ) Ya () tidak
Keputihan : ( ) Ya () tidak
Kebersihan anus : ( ) Bersih ( ) kotor
Hemoroid : ( ) Ya () tidak

8) Ekstremitas
Oedeme kaki : ( ) Ya () tidak
Varises kaki : ( ) Ya () tidak

B. ANALISA DATA

Tanggal Data Etiologi Masalah


Rabu, 19 DS : pasien mengatakan mual dan Kehamilan Nausea
Mei 2021 ingin muntah setiap mau makan
dan ketika mencium bau yang Peningkatan
menyengat, badan lemas dan HCG dan
mudah lelah serta nafsu makan Estrogen
menurun karena mual.
DO : Konjungtiva anemis, Makan Merangsang
habis ½ porsi, BB sebelum hamil otak, indra
53kg, BB setelah hamil 52kg, TD penciuman
90/60 mmHg, Nadi 80x/menit, lebih sensitif
Suhu 36,5°C, RR 20x/mnt.
Nausea

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nausea b.d Kehamilan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
Nausea b.d Tujuan: (Observasi) (Observasi)
Kehamilan Pasien tidak 1. Identifikasi 1. Mual yang berlebih bisa
merasakan mual dampak mual berdampak buruk pada
yang berlebihan terhadap kesehatan ibu hamil
setelah dilakukan kualitas hidup karena dapat
tindakan 2. Identifikasi menyebabkan
keperawatan selama faktor penurunan nafsu makan
3x24 jam. penyebab 2. Bau badan atau
mual makanan yang
Kriteria hasil: menyengat serta
1. Konjungtiva lingkungan yang sempit
tidak anemis dan lembab dapat
2. Nafsu makan (Terapeutik) memicu munculnya rasa
meningkat 3. Kurangi atau mual
3. Tidak ada hilangkan (Terapeutik)
penurunan keadaan 3. Ventilasi yang cukup
BB penyebab dapat membuat udara
4. TTV dalam mual dilingkungan sekitar
batas normal 4. Kendalikan terasa segar dan
5. Mual pada faktor menetralisir bau yang
pasien lingkungan menyengat
berkurang penyebab 4. Lingkungan sekitar yang
mual tidak kondusif dapat
(Edukasi) memicu rasa mual dan
5. Anjurkan ketidaknyamanan
untuk istirahat (Edukasi)
dan tidur yang 5. Istirahat dapat
cukup meningkatkan mood dan
6. Ajarkan suasana hati serta dapat
penggunaan mengembalikan
teknik kebugaran fisik.
nonfarmakolo 6. Mendengarkan musik
gis untuk bernada lembut dapat
mengatasi membuat tubuh fresh
mual, misal dan rileks sehingga
teknik mengalihkan fikiran dari
relaksasi rasa mual
(Kolaborasi) (Kolaborasi)
7. Kolaborasi 7. Antiemetik bekerja
pemberian dengan menghambat
Antiemetik, senyawa neutransmitter
jika perlu spesifik dalam tubuh
yang dapat memicu
munculnya rasa mual.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/Jam No.Dx Implementasi TTD


Minggu, 1. (Observasi)
23 Mei 1. Mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas
2021 jam hidup
09.30 wib Respon: Pasien mengatakan tidak nafsu makan
selama masih merasa mual

2. Mengidentifikasi faktor penyebab mual


Respon: Pasien mengatakan mual dan merasa
ingin muntah ketika ada bau makanan atau
semacamnya yang menyengat

(Terapeutik)
3. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual
Respon: Pasien mengatakan jarang naik mobil
atau kendaraan umum, karena merasa sempit dan
pengap

4. Mengendalikan faktor lingkungan penyebab mual


Respon: Pasien mengatakan tiap merasa mual
dan ingin muntah pasien keluar rumah untuk
menghirup udara segar
(Edukasi)
5. Menganjurkan untuk istirahat dan tidur yang
cukup
Respon: Pasien mengatakan tidak bisa tidur
siang dan tidur malam sekitar 4-5 jam

6. Mengajarkan penggunaan teknik


nonfarmakologis untuk mengatasi mual, misal
teknik relaksasi
Respon: Pasien kooperatif, mau diajak
mendengarkan musik bernada lembut untuk
relaksasi

(Kolaborasi)
7. Mengkolaborasikan pemberian Antiemetik, jika
perlu
Respon: Pasien mengatakan masih bisa
mengatasi rasa mualnya tanpa obat

Senin, 24 1 (Observasi)
Mei 2021 1. Mengidentifikasi dampak mual terhadap
jam 09.30 kualitas hidup
wib Respon: Pasien mengatakan makan habis ½ porsi
2. Mengidentifikasi faktor penyebab mual
Respon: Pasien mengatakan merasa mual ketika
mencium bau yang menyengat

(Terapeutik)
3. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual
Respon: Pasien menghindari tempat sempit dan
pengap untuk mengurangi rasa mual yang
ditimbulkan
4. Mengendalikan faktor lingkungan penyebab
mual
Respon: Setiap merasa mual pasien keluar rumah
atau mendekat ke jendela untuk mencari udara
segar

(Edukasi)
5. Menganjurkan untuk istirahat dan tidur yang
cukup
Respon: Pasien mengatakan tidur siang hanya 1-
2 jam dan tidur malam 5-6 jam
6. Mengajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual, misal
teknik relaksasi
Respon: Pasien kooperatif, mau diajak
mendengarkan musik bernada lembut untuk
relaksasi

(Kolaborasi)
7. Mengkolaborasikan pemberian Antiemetik, jika
perlu
Respon: Pasien mengatakan masih bisa
mengatasi rasa mualnya tanpa obat

Selasa, 25 1. (Observasi)
Mei 2021 1. Mengidentifikasi dampak mual terhadap
jam kualitas hidup
09.30 wib Respon: Pasien mengatakan nafsu makan
meningkatkan, habis 1 porsi
2. Mengidentifikasi faktor penyebab mual
Respon: Pasien mengatakan menutup hidungnya
ketika mencium bau yang menyengat
(Terapeutik)
3. Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual
Respon: Pasien mengatakan menjauh dari
sumber bau yang menyebabkan mual (bau badan
atau tempat pengap)
4. Mengendalikan faktor lingkungan penyebab mual
Respon: Pasien mengatakan membuka jendela
dan ventilasi rumah yang lainnya supaya udara
segar dari luar bisa masuk dan menetralisir bau
tak sedap dalam rumah

(Edukasi)
5. Menganjurkan untuk istirahat dan tidur yang
cukup
Respon: Pasien mengatakan tidur siang hanya 2-
3 jam dan tidur malam 7-8 jam
6. Mengajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual, misal
teknik relaksasi
Respon: Pasien kooperatif, mau diajak
mendengarkan musik bernada lembut untuk
relaksasi dan menghilangkan rasa mual yang
dirasa

(Kolaborasi)
7. Mengkolaborasikan pemberian Antiemetik, jika
perlu
Respon: Pasien mengatakan masih bisa
mengatasi rasa mualnya tanpa obat

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/ jam No.Dx Evaluasi TTD
Minggu, 1 S: Pasien mengatakan masih mual dan merasa ingin muntah serta
23 Mei tidak nafsu makan
2021 jam O: Konjungtiva anemis, Makan habis ½ porsi, BB 52 kg, TD
09.30 wib 90/60 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,5°C, RR 20x/mnt

A: Nausea belum teratasi


P: Intervensi dilanjutkan
1) Observasi dampak dan penyebab mual
2) Kendalikan faktor lingkungan
3) Istirahat yang cukup
Minggu, 1 S: Pasien mengatakan sedikit mual dan ingin muntah
23 Mei O: Konjungtiva anemis, Makan habis ½ porsi, BB 52 kg, TD
2021 jam 100/60 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,5°C, RR 20x/mnt
09.30 wib
A: Nausea belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
1) Observasi dampak dan penyebab mual
2) Kendalikan faktor lingkungan
3) Istirahat yang cukup
Selasa, 25 1 S: Pasien mengatakan sudah memahami cara mengatasi mual,
Mei 2021 mual yang dirasakan pasien sudah berkurang dan nafsu makan
jam meningkat
10.30 wib O: Konjungtiva tidak anemis, Makan habis 1 porsi, BB 53,5 kg,
TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,5°C, RR 20x/mnt

A: Nausea teratasi
P: Intervensi dilanjutkan secara mandiri dirumah (Edukasi pasien
kunjungan ke puskesmas setiap bulan)

Anda mungkin juga menyukai