Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang
serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization
(WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa.
Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan
179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.
Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 305 per
100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand
26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (Tedi, 2016).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Neonatus (AKN) sebesar
19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan
SDKI tahun2007 dan hanya menurun 1 point dibanding SDKI tahun 2002-
2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran Hidup.(Profil Kesehatan Indonesia,2014).
Di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan data Profil Kesehatan Tahun
2014 Angka Kematian Ibu (AKI) yang dilaporkan yaitu 155/100.000 KH.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 37 per 1000 kelahiran hidup
lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 28 per 1000 kelahiran hidup,(Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan,2014).
Untuk Kota Palembang, berdasarkan laporan program anak, jumlah
kematian bayi ditahun 2013 sebanyak 168 kematian bayi dari 29.911
kelahiran hidup. Penyebab kematian antara lain adalah BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah) sebesar 41% (68 kasus). Penyebab kematian bayi lainnya
adalah asfiksia (34 kasus), infeksi (5 kasus) dan lain-lain (61 kasus). Jumlah
kematian ibu tahun 2013 di Kota Palembang, berdasarkan laporan sebanyak
13 orang dari 29.911 kelahiran hidup. Penyebabnya yaitu pre-eklamsia berat
(31%), diikuti oleh hipertensi dalam kehamilan (23%).Penyebab lainnya

1
adalah perdarahan (2 kasus), persalinan lama (1 kasus) dan lain-lain (1 kasus)
(Profil Kesehatan Kota Palembang, 2013).

Jumlah kematian ibu tahun 2015 di Kota Palembang, berdasarkan


laporan sebanyak 12 orang dari 29.011 kelahiran hidup. Sedangkan Untuk
jumlah kematian bayi di tahun 2015 sebanyak 8 kematian bayi dari 29.011
atau 0.28 per 1000 kelahiran hidup,(Dinkes Kota Palembang,2015).
Berdasarkan .hasil penelitian (Langelo,dkk 2012) kejadian hipertensi
di pengrauhi oleh sikap dan kesadaran ibu dalam melakukan pemeriksaan
kehamilan.hipertensi lebih sering diderita pada wanita yang sedang hamil.
Berdasarkan data yang ada di palembang,kasus ibu hamil dengan
hipertensi pada tahun 2013 ada 5,3% ibu hamil,pada tahun 2014 ada 1,7% ibu
hamil dengan hipertensi.sedangkan pada tahun 2015,ada (1,1%) kasus ibu
hamil dengan hipertensi.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny”U” Umur 28
Tahun G2p1a0 Dengan Pre-eklamsi Ringan Di Puskesmas Kampus
Palembang Tahun 2018”

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan kehamilan pada Ny”u”G2P1A0 dengan pre-eklamsi ringan
di puskesmas kampus Palembang Tahun 2018.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada NY “U”
“G2P1A0”dengan pre-eklamsi ringan Puskesmas Kampus tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dengan
asuhan kebidanan pada Ny”U”G2P1A0 dengan hipertensi disertai
protein urine pada kehamilan di puskesmas kampus tahun 2018.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada asuhan
kebidanan pada Ny”U”G2P1A0 dengan hipertensi disertai protein urine
pada kehamilan di puskesmas kampus tahun 2018.
3. Mahasiswa mampu melakukan assesment dan diagnosa asuhan
kebidanan Ny”U”G2P1A0 dengan hipertensi disertai protein urine pada
kehamilan di puskesmas kampus tahun 2018.
4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan,perencanaan,evaluasi pada
Ny”U”G2P1A0 dengan hipertensi disertai protein urine pada kehamilan
di puskesmas kampus tahun 2018.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Puskesmas Kampus Palembang
Sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam rangka meningkatkan
pelayanan dan pengetahuan pada ibu hamil dengan resiko hipertensi disertai
protein urine (pre-eklamsia). selain itu, Penelitian juga dapat dijadikan sebagai
referensi dan acuan dalam mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan faktor resiko pre-eklamsi pada kehamilan.
1.4.2 Bagi STIK Bina Husada
Dapat menjadi informasi dan sumber bacaaan bagi mahasiswa dalam
proses pembelajaran maupun penelitian terkait selanjutnya dimasa yang akan
datang.
1.4.3 Bagi Peneliti
Sebagai media pembelajaran untuk menambah pengetahuan serta
meningkatkan kompetensi dalam memberikan asuhan kebidanan,sehingga dapat
memberikan pelayanan yang sesuai standar,khususnya dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi.
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Waktu
Kasus ini ditemukan pada tanggal 28 Juli 2018 pukul 10:30 wib di ruang
KIA/KB puskesmas kampus palembang.
1.5.2 Tempat
Asuhan kebidanan pada ny “U” dengan hipertensi disertai protein urine
pada kehamilan di lakukan di puskesmas kampus tahun 2018.
1.5.3 Subtansi
Penelitian ini di lakukan di puskesmas kampus palembang pada NY ”U”
G2P1A0 pada tanggal 28 Juli 2018 pukul 10:30 wib. Penelitian ini menggunakan
pendekatan studi kasus,dengan manajemen asuhan kebidanan SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Kehamilan adalah dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (42 minggu) dihitung dari hari pertama sampai
terakhir.Oleh karena dalam tubuh ada sesuatu yaitu individu yang tumbuh dan
berkembang untuk menyesuaikan diri, dengan adanya individu itu tubuh
mengadakan perubahan, memberi tempat, kesempatan dan jaminan untuk tumbuh
dan berkembang sampai saatnya dilahirkan (prawirohardjo, 2010).
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur
(ovum) dan sel mani (spermatozoa). Perubahan pada wanita hamil meliputi
perubahan fisiologis dan perubahan psikologis (saminem, 2012).
2.1.2 Usia Kehamilan
Menurut sulistyawati (2012)usia kehamilan dibagi menjadi satuan minggu
dan terbagi dalam tiga trimester, yaitu :
a. Kehamilan trimester pertama : 0 – 13 minggu
b. Kehamilan trimester kedua : 14 – 27 minggu
c. Kehamilan trimester ketiga : 28 – 40 minggu

2.1.3 Tanda Pasti Hamil


Menurutmanuaba(2014) adalah sebagaiberikut:
a. Gerakan janin dalamrahim.
b. Terlihat/terabagerakan janin danterababagian-bagian janin.
c. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop laenec,
alatkardiotokografi, alatdoppler.
Dilihatdenganultrasonografi.Pemeriksaan denganalat
canggih,yaiturotgenuntukmelihatkerangkajanin, ultrasonografi.
2.1.4 Asuhan AntenatalCare
2.1.4.1 Pengertian AntenatalCare
Menurut Prawirohardjo (2012) Asuhanantenataladalah
upayapreventifprogrampelayanankesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran
maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin
selamakehamilan.
Menurut manuaba (2014) , Asuhanantenataladalah
pegawasansebelumpersalinanterutamaditunjukan padapertumbuhan dan
perkembangan janin dalamRahim.
2.1.4.2 Tujuan asuhanantenatalcare
Menurut Elisabeth (2015) Pengawasan antenatalsecarakhususbertujuan
untuk :
a. Memantau kemajuankehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembangbayi.
b. Meningkatkandanmempertahankankesehatanfisik,mentaldansosial ibu
dan jugabayi.
c. Mengenalisecaradiniadanyaketidaknormalanataukomplikasiyang
mungkinterjadiselamahamil,termasuk riwayatpenyakitsecaraumum,
kebidanan, dan pembedahan.
d. Mempersiapkanpersalinancukupbulan,melahirkandenganselamat,ibu
maupun bayinyadengan traumaseminimal mungkin.
e. MempersiapkanibuagarmasanifasberjalannormaldanpemberianASIekslusif
.
f. Mempersiapkanperanibudankeluargadalammenerimakelahiranbayi agar
dapat tumbuh kembangsecaranormal.

2.1.4.3Jadwalkunjunganasuhanantenatal
Menurut Prawirohardjo (2012) Bilakehamilan termasuk risiko
tinggiperhatian dan jadwalkunjungan harus lebih ketat. Namun, bilakehamilan
normal jadwal asuhan cukup 4 kali.Dalambahasa programkesehatan ibu dan
anak, kunjungan antenatal inidiberikodeangkaKyang merupakan
singkatankunjungan.Pemeriksaanantenatalyang lengkapadalah K1,K2, K3,dan
K4. Haliniberarti,sekalikunjunganantenatalselamakehamilan28-36 minggu
dansebanyak 2kali kunjunganantenatal padausia kehamilandiatas36 minggu.
Selama
melakukankunjunganuntukasuhanantenatal,paraibuhamilakanmendapatkanseran
gkaianpelayananterkaitdenganupayamemastikan adatidaknya
kehamilandanpenelusuranberbagaikemungkinanadanyapenyulitataugangguan
kesehatanselamakehamilanyangmungkindapatmengganggukualitasdanluaran
kehamilan.

2.1.4.4 Standar pelayanan antenatal care


Menurut Nuraini (2010), ada 6 standar pelayanan antenatal, antara lain:
a. Standar 3 : Identifikasi ibu hamilBidan melakukan kunjungan
rumah berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu,
suamidananggotakeluarganyaagarmendorong ibuuntukmelakukan
pemeriksaan kehamilannyasejak dinisecara teratur.
b. Standar 4 :Pemeriksaan dan pemantauanantenatalBidan
memberikan sedikitnya4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesa,pemantauan ibudanjanindenganseksamauntuk
menilai apakahperkembangan berlangsungnormal.
c. Standar 5 :Palpasi abdominalBidanmelakukanpemeriksaan
abdominalsecaraseksamadanmelakukan
palpasiuntukmemperkirakan usiakehamilan,
sertabilausiakehamilan
bertambah,memeriksakanposisi,bagianterendahjanindan masuknya
kepalajanin kedalamronggapanggul,untuk mencarikelainan serta
melakukan rujukantepatwaktu.
d. Standar 6 :Pengelolaan
AnemiapadakehamilanBidanmelakukantindakan
pencegahan,penemuan,penanganandan
rujukansemuakasusanemiapadakehamilansesuaidenganketentuan
yangberlaku.
e. Standar 7 :Pengelolaan dinihipertensipadakehamilanBidan
menemukan secaradinisetiap kenaikantekanan darah pada
kehamilandanmengenali tanda-tandasertagejalapreeklamsi
lainnya, serta mengambil tindakan yangtepatuntuk merujuknya.
f. Standar 8 :Persiapan persalinanBidanmemberikansaranyang
tepatadaibuhamil,suami,serta keluarganyapadatrimester
ketigauntuk memastikan bahwapersalinan yang bersih, aman
serta suasana yang menyenangkan, disamping persiapan
transportasidanbiayauntukmerujukbila terjadi tanda-tanda
kegawatdaruratan.PelayananANCminimal5T,meningkatmenjadi7T
,dansekarangmenjadi :10T, sedangkan untuk daerah gondok dan
endemikmalaria menjadi14T, yakni :
ANC 10 T menurut Kemenkes RI (2015), yaitu:
1. Pengukuran tinggibadandan penimbangan beratbadansetiap kaliperiksa.
2. Pengukuran tekanan darah (tensi)
3. PengukuranLingkarLenganAtas(LiLA)
4. Pengukuran tinggirahim
5. Penentuan letakjanin (presentasi janin) dan apabila penghitungan denyut
jantungjanin.
6. Penentuan statusImunisasi tetanusToksoid (TT).
7. Pemberiantable(FE)
8. Teslaboratorium
9. Konselingatau penjelasan
10. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan
ANC 14 T menurut (elisabeth, 2015), yaitu:
1) Timbangberatbadan dan ukur tinggibadan
2) pemeriksaantekanan darah
3) pengukurtinggifundusuteri
4) pemberiantablettambah darah (tabletfe)
5) pemberianimunisasitt
6) pemeriksaanhb
7) pemeriksaan protein urine
8) pengambilan darah untuk pemeriksaan vdrl
9) pemeriksaan urinereduksi
10)perawatan payudara
11)senamhamil
12)pemberian obatmalaria
13)pemberiankapsul minyak beryodium
14)temuwicara(konseling)

2.2 Pengertian Preeklamsia


Menurut Sarwono Prawiroharjdo, Pada umumnya ibu hamil dengan usia
kehamilan di atas 20 minggu disertai denegan peningkatan tekanan darah di atas
normal sering diasosiasikan dengan preeklamsia. Data atau informasi awal terkait
dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan
untuk membedakan hipertensi kronis (yang sudah ada sebelumnya) dengan
preeklamsia. Gejala dan tanda lain dari preeklamsia adalah sebagai berikut :
a) Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)
b) Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik
dengan pengobatan umum
c) Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau atau
berkunang-kunang
d) Nyeri epigastrik
e) Oliguria (luaran kurang dari 500 ml/24 jam)
f) Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan Diastolik 10-20 mmHg di
atas normal
g) Proteinuria (di atas positif 3)
h) Edema menyeluruh
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan
edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke-3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada
mola hidatidosa (Prawirohardjo,2005).
Preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan
dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan edema
yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma, ibu tersebut tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya (Muchtar,
1998).
Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew
warden, MD, 2005). Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi
dapat juga timbul kapan saja pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat
berkembang dari Preeklampsia yang ringan sampai Preeklampsia yang berat
(geogre, 2007).

Preeklampsia terbagi atas 2 bagian, yaitu :


A. Preeklampsia ringan, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :

a) Tekanan darah 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval


pelaksanaan 6 jam.
b) Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pelaksanaan 6 jam.
c) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
d) Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1
sampai 2 urin keteter atau midstream.

B. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :

a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih


b) Oligouria, urin kurang dari 40 cc/24 jam
c) Proteinuria lebih dari 3gr/liter
d) Adanya gangguan selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di
epigastrium.
e) Terdapat edema paru dan sianosis. (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH,
1998).

2.2.1 Epidemiologi Preeklamsia 


2.2.1.1 Frekuensi Preeklampsia
Di Indonesia frekuensi kejadian Preeklampsia sekitar 3-10%
(menurut Triadmojo, 2003) sedangkan di Amerika serikat dilaporkan
bahwa kejadian Preeklampsia sebanyak 5% dari semua kehamilan (23,6
kasus per 1.000 kelahiran). (menurut Dawn C Jung, 2007).
Pada primigravida frekuensi Preeklampsia lebih tinggi bila
dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda, pada
(tahun 2000) mendapatkan angka kejadian Preeklampsia dan eklamsia di
RSU Tarakan Kalimantan Timur sebesar 74 kasus (5,1%) dari 1413
persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2000,
dengan Preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan eklamsia 13 kasus
eklamsia 13 kasus (0,9%). Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-
24 tahun dengan primigravida (17,5%). 

2.2.1.2 Faktor Risiko Preeklampsia

a) Riwayat Preeklampsia
b) Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibody
penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga
meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia
c) Kegemukan
d) Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang
mempunyai bayi kembar atau lebih.
e) Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik,
diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis
atau lupus. 
2.2.2 Etiologi Preeklamsia
Menurut Ai Yeyeh & Lia, penyebab preeklamsia saat ini tidak diketahui
pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian
maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubung-hubungkan dengan
kejadian. Itulah sebab preeklamsia disebut juga “disease of theory”, gangguan
kesehatan yang berasumsi pada teori. Adapun teori-teori tersebut antara lain :
a) Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada preeklamsia dan eklamsia didapatkan kerusakan pada endotel
vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI 2) yang
pada kehamilan normal meningkat, aktivitas pengumpalan dan fibrinolisis,
yang kemudian akan diganti trombin dan plasmin.
b) Peran faktor imunologi
Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi
pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada
kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen
palsenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan
berikutnya.
c) Faktor genetik
Bebrapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE-E
antara lain sebagai berikut :
a. Preeklamsia hanya terjadi pada manusia
b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi PE-E pada
anak-anak dari ibu yang menderita PE-E
c. Kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan
cucu ibu hamil dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar
mereka
d. Peran Rein-Angiotensi-Aldosteron sistem (RAAS)

Etiologi Preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.


Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”, namun belum ada yang
memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai
penyebab Preeklampsia adalah “teori iskemia plasenta”. Namun teori ini belum
dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini.
Penyebab preeklamsi dan secara pasti belum di ketahui.Teori yang banyak di
kemukakan sebagai penyebabnya adalah iskemia plasenta atau kurangnya
sirkulasi O2 ke plasenta.
Faktor predisposisi atau terjadinya preeklamsia dan eklampsia, antara   lain:
a) Usia ekstrim ( 35 th)
Resiko terjadinya Preeklampsia meningkat seiring dengan peningkatan
usia (peningkatan resiko 1,3 per 5 tahun peningkatan usia) dan dengan interval
antar kehamilan (1,5 per 5 tahun interval antara kehamilan pertama dan
kedua). Resiko terjadinya Preeklampsia pada wanita usia belasan terutama
adalah karena lebih singkatnya. Sedang pada wanita usia lanjut terutama
karena makin tua usia makin berkurang kemampuannya dalam mengatasi
terjadinya respon inflamasi sistemik dan stress regangan hemodinamik.
b) Riwayat Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
Riwayat Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya memberikan resiko
sebesar 13,1 % untuk terjadinya Preeklampsia pada kehamilan kedua dengan
partner yang sama.
c) Riwayat keluarga yang mengalami Preeklampsia
Eklampsia dan Preeklampsia memiliki kecenderungan untuk
diturunkan secara familial.
d) Penyakit yang mendasari yaitu:
a. Hipertensi kronis dan penyakit ginjal
b. Obesitas,resistensi insulin dan diabetes
c. Gangguan thrombofilik
d. Faktor eksogen: Merokok, Stress, tekanan psikososial yang
berhubungan dengan pekerjaan, latihan fisik,Infeksi saluran kemih.

2.2.3 Patofisiologi Preeklamsia


Pada Preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
vasospasme dan iskemia (Cunningham, 2003). Perubahannya pada organ-organ :
a) Perubahan hati perdarahan yang tidak teratur terjadi rekrosis, thrombosis
pada lobus hati rasanya nyerim epigastrium
b) Retima
c) Metabolisme air dan elektrolit
d) Mata
e) Otak, pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan
anemia pada korteks serebri.
f) Uterus aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada
plasenta.
g) Paru-paru, kematian ibu pada preeclampsia dan eklamsia biasanya
disebabkan oleh edema paru.

2.2.4 Gambaran Klinis Preeklamsia


2.2.4.1 Gejala Subjektif 
Pada Preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal,
skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri  di daerah epigastrium, mual
atau muntah-muntah karena perdarahan subkapsuer spasme areriol.
Gejala-gejala ini sering ditemukan pada Preeklampsia yang meningkat dan
merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan darahpun akan
meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.

2.2.4.2 Pemeriksaan Fisik


Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi;
peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolic 15 mmHg atau
tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah pada
Preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai
kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda,
takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati,
hiperefleksia, perdarahan otak. 

2.2.5 Diagnosis Preeklamsia


Diagnosis Preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran klinik dan
pemeriksaan laboratorium. Dari hasil diagnosis, maka Preeklampsia dapat
diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu :     

2.2.5.1 Preeklampsia ringan


2.2.5.1.1 Pengertian Preeklamsi Ringan
Preeklamsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Ilmu
Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak UI Jakarta, 1998).
Ciri-ciri Preeklamsi ringan, meliputi Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30
mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 Jam dan diastoliknya 90-110 mm Hg 2
pengukuran berjarak 4 jam dan tanda lain proteinuria ++.

2.2.5.1.2 Gejala klinis preeklamsia ringan


1. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau
lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau
lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastol 90 mmHg
sampai kurang 110 mmHg.
2. Proteinuria secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara
kualitatif positif 2 (+2)
3. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.

2.2.5.1.3 Patofisiologi
Pre-eklamsi ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu.Oleh karena   itu,
sebagian besar pemeriksaaan anatomik patologik berasal dari penderita eklampsi
yang meninggal.Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal
ternyata bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre-eklamsi
tidak banyak berbeda dari pada ditemukakan pada eklamsi.Perlu dikemukakan
disini bahwa tidak ada perubahan histopatologik khas pada pre-eklamsi dan
eklamsi.Perdarahan, infark, nerkosis ditemukan dalam berbagai alat tubuh.

2.2.5.1.4 Pengobatan untuk preeklamsia ringan


a. Istirahat total ( bed-rest )
Menyarankan untuk berbaring pada sisi kiri saat beristirahat.halini
akan meningkatkan aliran darah dan mengurangi beban pembuluh darah
besar.

b. Pemeriksaan hamil
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang
ketempat pemeriksaan dan sering melakukan pemeriksaan sebelum
kelahiran. Tujuan kunjungan adalah deteksi dini sehingga tidak perlu
dirawat dan kondisi ibu-anak baik pada akhirnya.
c. Mengurangi makan garam apabila berat badan bertambah atau edema.
d. Minum 8 gelas air per hari.
e. Mencegah kenaikan peningkatan tekanan darah (berlanjut menjadi pre
eklampsi berat),dengan memberikan obat Nefidipin 1 tablet sublingual 500
ml grm  Sedativa ringan : Phenobarbital 3 x30mg.

Menurut Ali Yeyeh & Lia, penanganan preeklamsia ringan dapat


dilakukan dengan dau cara tergantung gejala yang timbul yakni :
1. Penatalaksanaan rawat jalan pasiean preeklamsia ringan, dengan
cara : ibu dianjurkan banyak istirahat (berbaring tidur/miring),
diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam;
pemberian sedativa ringan: tablet Phenobarbital 3x30 mg atau
diazepam 3x2 mg peroral selama 7 hari (atas instruksi dokter):
roborantia; kunjungan ulang setiap 1 minggu; pemeriksaan
laboratorium; hemoglobin, hemotokrit, trombosit, urin lengkap,
asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
2. Penatalaksanaan rawat tinggal pasien preeklamsi ringan
berdasarkan kriteria: setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan
tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala
preeklamsia; kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih perminggu
selama 2 kali berturut-turut ( 2 minggu); timbul salah satu atau
lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia berat.
2.2.5.2 Preeklampsia berat
2.2.5.2.1 Pengertain preeklamsi berat
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai denagn timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai
proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

2.2.5.2.2. Gejalan dan tanda preeklamsia berat


1. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
2. Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+
atau 4+.
3. Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
4. Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri
di epigastrium.
5. Terdapat edema paru dan sianosis
6. Trombositopenig (gangguan fungsi hati)
7. Pertumbuhan janin terhambat.

2.2.6 Cara mencegah preeklamsia


Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklamsia. Ada faktor-
faktor yang dapat penyebab terjadinya tekanan darah tinggi yang dapat dikontrol,
ada juga yang tidak. Ikuti instruksi dokter mengenai diet dan olahraga
diantaranya:
a. Gunakan sedikit garam atau sama sekali tanpa garam pada makanan anda
b. Minum 6-8 gelas air sehari
c. Jangan banyak makan makanan yang digoreng dan junkfood
d. Olahraga yang cukup Angkat kaki beberapa kali dalam sehari
e. Hindari minum alkohol
f. Hindari minuman yang mengandung kafein Dokter mungkin akan
menyarankan untuk minum obat dan makan suplemen tambahan.

2.2.7 Manajemen Asuhan Kebidanaan


2.2.7.1 Definisi
       Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan
sebagai metode mengorganisasi pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis
untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien. (varney,1997).

2.2.7.2 Manajemen Varney


a. Langkah I (pengumpulan data)
Data utama, data subyektif yang diperoleh dari anamnesa dan data
obyektif dari pemeriksaan fisik di peroleh melalui serangkaian upaya
sistemik dan terfokus. Validitas dan akurasi data akan sangat membantu
pemberi pelayanan untuk melakukan analisis dan pada akhirnya, membuat
keputusan klinik.
Data subyektif adalah informasi yang diceritakan oleh ibu dan tambahan
keluarga tentang apa yang dirasakan, apa yang sedang dan telah dialami.
Data obyektif adalah informasi yang di kumpulkan berdasarkan
pemeriksaan/pengamatan terhadap pasien.
(Asuhan Persalinan Normal,2007).
b. Langkah II (interprestasi data untuk mendukung diagnosa atau identifikasi
masalah)
Dalam membuat diagnosa dan identifikasi masalah diperlukan yaitu data
yang lengkap dan akurat, kemampuan untuk interprestasi data,
pengetahuan esensial, intuisi dan pengalaman yang relevan dengan
masalah yang ada.Diagnaosa dibuat sesuai dengan istilah atau nomenklatur
spesifik kebidanan yang mengacu pada data utama, analisis data subyektif
dan obyekti yang diperoleh. 
c. Langkah III (menetapkan diagnosa atau merumuskan masalah)
Rumusan masalah mungkin saja dapat terkait langsung maupun tidak
langsung terhadap diagnosis tetapi dapat pula merupakan masalah utama
yang saling terkait dengan beberapa masalah penyerta atau factor yang
berkontribusi dalam terjadinya masalah utama (Asuhan Persalinan
Normal,2007).
d. Langkah IV (menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk
menghadapi masalah)
Para bidan harus pandai membaca situasi klinik dan masyarakat setempat
sehingga mereka tanggap dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan
segera sebagai langkah penyelamat ibu dan bayinya apabila situasi gawat
darurat terjadi (Asuhan Persalinan Normal,2007).
e. Langkah V (menyusun rencana asuhan atau intervensi)
Rencana asuhan atau intervensi bagi ibu bersalin dikembangkan melalui
kajian data yang telah diperoleh, diidentifikasi kebutuhan atau kesiapan
asuhan dan intervensi serta dapat mengukur sumber daya atau kemampuan
yang di miliki.      Rencana asuhan harus di jelaskan dengan baik kepada
ibu dan keluarga agar mereka mengerti manfaat yang diharapkan dan
bagaimana upaya penolong untuk menghindari ibu dan bayinya dari
berbagai gangguan yang mungkin dapat mengancam keselamatan jiwa
atau kualitas hidup mereka. Asuhan Persalinan Normal,2007.
f. Langkah VI (melaksanakan asuhan)
Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan rencana tersebut secara tepat
waktu dan aman. Hal ini akan menghindari terjadinya penyulit dan
memastikan bahwa ibu atau bayinya yang baru lahir akan menerima
asuhan atau perawatan yang mereka butuhkan. Asuhan Persalinan
Normal,2007
g. Langkah VII (memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau
intervensi)
Penatalaksanaan yang telah dikerjakan kemudian di evaluasikan untuk
menilai efektifitasnya.
Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan rencana
kebutuhan saat ini. Proses pengumpulan data, membuat diagnose, memilih
intervensi, menilai kemampuan sendiri, melaksanakan asuhan atau
intervensi dan evaluasi adalah proses sirkuler (melingkar), lanjutkan
evaluasi asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir. Asuhan
Persalinan Normal,2007.
2.2.7.3 Metode SOAP
       Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah
SOAP yang merupakan sinakatan dari:
1) S (Subyektif)
Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dilakukan klien atau
keluarganya. Catatan ini berhubungan langsung dengan masalah sudut
pandang pasien.
2) O (Obyektif)
Obyektif adalah data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan
oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan dan dari hasil pemeriksaan
laboratorium.
Apa yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang
berarti dari diagnose yang akan ditegakan.

3) A (Analisa atau Asesmen)


Adalah kesimpulan yang berdasarkan data subyektif dan data obyektif
tersebut. Untuk tahapan asesmen mencangkup 3 tahapan kebidanan yaitu
interpretasi data dasar, identifikasi, diagnose/masalah potensial dan
identifikasi kebutuhan tindakan atau disimpulkan. Pada langkah ini bidan
dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial yang akan terjadi
tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnose
potensial tidak terjadi.
4) P (Planing)
Adalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan
yang telah di buat.
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang, untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau
menjaga/mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari tiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya.
BAB III
PROFIL PUSKESMAS KAMPUS

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas Kampus


Puskesmas Kampus berdiri sejak tahun 1978 dengan nama Puskesmas
Kampus, dimana bangunannya berada diatas tanah hibah dari Pemerintah
Propinsi Sumatera Selatan dengan luas tanah 1560 m2 dengan wilayah kerja
Kecamatan Ilir Barat I. Pada waktu pertama berdiri Puskesmas Kampus
memberikan pelayanan/pengobatan umum, pengobatan gigi dan KIA.

Puskesmas Kampus terletak di Jalan Golf Blok G-5 Rt. 31 Kampus


Palembang. Masyarakat yang ingin berobat dapat menjangkaunya dengan
berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan bermotor.Puskesmas Kampus
tidak dilewati kendaraan umum.

Adapun Pimpinan Puskesmas Kampus yang pernah bertugas di


Puskesmas Kampus sebagai berikut :

1. dr. Ratna
2. dr. Eddy Sarkati
3. dr. Jin Tetahilo
4. dr. Habibah
5. dr. Susilawati
6. dr. Desty Aryani 1998 – Agustus 2002
7. dr. Indrayati Agustus 2002 – Januari 2003
8. dr. Salilul Hulwan.M Januari 2003 – Mei 2009
9. dr.Yulifa Mei 2009 – Mei 2010
10. dr. Cindy Tiaranita Mei 2010 – Oktober 2011
11. dr. Yuliarni, M.Kes Oktober 2011 – Sekarang

Secara fisik Puskesmas Kampus mengalami perbaikan total pada


tahun 2015, sehingga tampak seperti penampilan saat ini. Dengan
penampilan yang menarik dan SDM yang memadai Puskesmas Kampus akan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Dalam rangka implementasi Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK‐BLUD), maka Puskesmas Kampus perlu disesuaikan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Maka struktur
organisasi Puskesmas Kampus dikembangkan dari organisasi yang saat ini
ada. Perubahan paling mendasar dilakukan untuk membenahi aspek
pengelolaan keuangan, pengawasan, monitoring dan evaluasi. Sedangkan
bagian lain hanya akan berubah secara minor atau tidak dilakukan perubahan
sama sekali. Penguatan dalama kuntabilitas dan transparansi organisasi menja
ditujuan utama dalam pembenahan organisasi.

BerdasarkanPeraturanWalikota Palembang Nomor 3 tahun 2013


tanggal 15 Januari 2013, tantangPembentukan Unit PelaksanaTeknisDinas
(UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat), strukturorganisasiPuskesmasKampus
Palembang adalahsebagaiberikut:
a. UnsurPimpinan, yaitu Kepala Puskesmas
b. UnsurPembantuPimpinan yaitu Sub Bagian Tata Usaha
c. UnsurPelaksana, yaitu Koordinator Program
d. Kelompok Jabatan Fungsional

Puskesmas Kampus baru ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum


Daerah (BLUD)Penuh padatahun 2014, dan belum dibentuk Dewan
Pengawas. Dewan Pengawas bisa dibentuk jika omzet penerimaan Puskesmas
Kampus telah mencapai 15 Milyar atau nilai aset telah mencapai 75 Milyar.

PuskesmasKampusmendapatkansertifikatiso 9001: 2008 dari


NQApadatahun 2016 dan terakreditasi Utama pada tahun 2017.

3.2 Visi, Misi, Motto, Dan Nilai Puskesmas kampus


3.2.1 Visi Puskesmas
Terwujud Kelurahan Lorok Pakjo Sehat yang optimal yang bertumpu pada
Pelayanan Prima dan Pemberdayaan Masyarakat

3.2.2 Misi Puskesmas


1. Meningkatkan Profesionalitas Provider.
2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana
3. Meningkatkan Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat
4. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Prima
5. Menurunkan resiko Kesakitan dan Kematian

3.2.3 Motto Puskesmas

Memberikan Pelayanan Terbaik

3.2.4 Tata nilai Budaya Puskesmas Kampus

1. kerja adalah rahmat


aku bekerja tulus penuh rasa syukur

2. kerja adalah amanah


aku bekerja dengan penuh tanggung jawab

3. kerja adalah panggilan


aku bekerja tuntas penuh integritas

4. kerja adalah aktualitas


aku bekerja keras penuh dengan semangat

5. kerja adalah ibadah


aku bekerja serius penuh kecintaan

6. kerja adalah seni


aku bekerja cerdas penuh kreatifitas

7. kerja adalah kehormatan


aku bekerja tekun penuh dengan keunggulan

8. kerja adalah pelayanan


aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati

5
3.3 KeadaanUmum
3.3.1 Letak dan Batas Wilayah kerja Puskesmas Kampus
Terletak di KecamatanIlirbarat I KelurahanLorokPakjo dengan luas
wilayah 227 Ha.
Batas wilayah kerja Puskesmas Kampus ;
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan demang Lebar Daun
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bukit Lama
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Demang Lebar daun
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan 26 Ilir DI

Wilayah kerja Puskesmas Kampus meliputi 1 kelurahan yaitu Kelurahan


Lorok Pakjo dengan luas wilayah kerjanya ± 227 Ha. Terbagi lagi menjadi15 RW
dan 62 RT. PadaTahun 2017 jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Kampus
30.652jiwa.

3.3.2 Pustu (Puskesmas Pembantu)


Puskesmas Kampus memiliki 2 pustu (PuskesmasPembantu) yaitu :
a. Pustu Puncak Sekuning
b. Pustu Sei sahang
Pustu Puncak sekuning terletak di jalan puncak sekuning berdiri
pada tahun 1983 dengan luas tanah 247m2, sedangkan pustu sei sahang
terletak di jalan sei sahang No. 3497 berdiri pada tahun 1991 dengan luas
tanah + 100 m2. Masing-masing pustu di pimpinan oleh seorang bidan.
Pustu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan puskesmas
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam
ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi
pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang
tersedia.
Pustu Puncak sekuning dan pustu sei sahang letaknya juga kurang
strategis karena tidak bisa dilalui oleh kendaraan umum. Pustu puncak
sekuning terletak di pinggir jalan yang dapat dilalui oleh motor dan mobil
pribadi, sedangkan pustu sei sahang terletak di pemukiman penduduk.
3.3.3 Griya Sehat Puskesmas Kampus
Pada tahun 2014 Puskesmas Kampus memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan Pelayanan Pengobatan Tradisional.Pelayanan Pengobatan
Tradisional berdampak positif dengan meningkatnya jumlah kunjungan,
sehingga Puskesmas Kampus dituntut untuk memiliki sarana dan prasarana
yang mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tahun 2014
Puskesmas Kampus mendapatkan bantuan APBD berupa Gedung Griya Sehat
dan prasarana kesehatan Tradisional.
Griya Sehat Puskesmas Kampus merupakan program unggulan yang ada
di Puskesmas Kampus. Adapun program kegiatan yang ada di griya sehat
yaitu bina pelayanan kesehatan tradisional, pembentukan model pelayanan
kesehatan tradisiona lintegrasi, dan pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan kemitraan.

3.4 Administrasi
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas kampus menggunakan sistem
komputerisasi setiap ruangan bertanggung jawab memasukkan data laporan
masing-masing program dan cara pengiriman laporan setiap bulan melalui 2
cara yaitu :
1. Pengiriman Laporan melalui email ke dinas kesehatan
2. Pengiriman laporan melalui hasil print ke dinas kesehatan

Adapun email Puskesmas Kampus : Puskesmaskampus@yahoo.co.id

PuskesmasKampus juga memiliki website yang berguna untuk


memilihat profil
puskesmaskampusdankegiatandalammaupunluargedungpuskesmas. Adapun
website PuskesmasKampus : Website: Puskesmaskampus.com
3.5 Jumlah Sarana dan Prasarana

Tabel.1
Data JenisSaranadanPrasaranaPuskesmasKampusTahun 2017
No Jenis Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi
Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat
I Sarana Kesehatan
a. Puskesmas Pembantu 2
b. Poskeskel 1
c. Griyasehat PKM Kampus 1
d. Puskesmas keliling 1
e. Sepeda motor 2
f. Mobil Ambulan 0

II Sarana Penunjang
a. Komputer 15
b. Mesin Tik -
c. Telepon 1
d. PDAM 1
e. Listrik (5500 watt) 1
f. Listrik (12.300 watt) 1
g. Genset 2500 watt 1

3.6 KeadaanKependudukan
Pada tahun 2017, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kampus
adalah 30.652 jiwa ,terdiri dari 13.840 jiwa laki-laki dan16.812 jiwa
Perempuan.
Tabel. 2.
Data Penduduk Puskesmas Kampus Tahun 2017
NO URAIAN LOROK PAKJO
1. Luas Wilayah (KM) 227 Ha

2. Penduduk 30.652
Laki-laki 13.840
Perempuan 16.812

3. KK 6121
RT 62
RW 15
Rumah 5685

4. Data Penduduk Sasaran


a. Bayi 0 – 11 bulan 638
b. Balita 12 – 59 bulan 2188
c. Bumil 680
d. Bulin 650
e. Bufas 650
f. WUS 8059
g. PUS 4647
h. Lansia 6689
i. Remaja 5278

5. Penddk berdasarkan Pekerjaan


a. PNS 4397
b. ABRI 1987
c. Swasta 1871
d. BUMN 1126
e. Tani -
f. Dagang 879
g. Pensiunan 1089
h. Warakawuri 590
i. Jasa (Buruh) 8317
j. Pelajar 691
k. Mahasiswa 8138
l. Wiraswasta 1567
m. Lain

6. Penddk berdasarkan agama


a. Islam 27940
b. Kristen Protestan 618
c. Kristen Katholik 396
c. Budha 1676
d. Hindu 22

7. Fasilitas Kesehatan
a. Rumah sakit 2
b. Rumah bersalin 1
c. Balai Pengobatan 2
d. Dokter umum praktek 3
e. Bidan Praktek 0
f. Apotik 4
g. Optik 9
h. Puskesmas Pembantu 2
i. Toko Obat 1
j. Pengobatan tradisional 5
k. Dokter gigi Praktek 3

8. Fasilitas Pendidikan
a. Pra Sekolah 1012
b. SD/MI 2875
c. SMP/MT 1365
d. SMU/MA 3195
e. Pesantren -
f. Jumlah murid seluruh 8447

9. UKGMD
a. Posyandu 17
b. Posyandu aktif 17
c. Jumlah kader 86
d. Dukun bayi -

10. KESLING
a. Jumlah rumah 5685
b. Sumber air bersih 5685
* Sumur pompa tangan 0
* PDAM 5685
* Sumur gali 9
* Jamban keluarga 5685
* SPAL -
* TPS 0

c. Tempat-tempat umum
* Masjid 15
* Musholla 7
* Salon 5
* Pasar 0
*Kelenteng 7
*Pesantren 1

d. Tempat industri
* Pengelolahan tempe/tahu 1
* Kerupuk 8
* Roti -
* Lain-lain 1

e. Tempat-tempat makan
* Restoran 29
* Warung nasi 8
* Warung kopi 0

3.7 Pendidikan
Di wilayah kerja Puskesmas Kampus, terdapat 37 sarana pendidikan yang
terdiri dari TK/PAUD, SD/MI, SMP , SMA/SMK dan perguruan tinggi di
wilayah kerja Puskesmas Kampus. Sebagian besar sarana pendidikan di
wilayah kerja Puskesmas Kampus adalah milik swasta. Jumlah sekolah SD
ada 8 sekolah yang terdiri dari 5 sekolah SD milik swasta dan 3 sekolah SD
milikpemerintah, jumlah sekolah SMP ada 4 sekolah yang terdiri dari 1
sekolah SMP milik Pemerintahdan 3 sekolah SMP milikswasta,
sedangakanjumlahsekolah SMA ada 7 sekolah yang terdiridari 2 sekolah SMA
milikPemerintahdan 5 sekolah SMA milikswasta. Perguruan tinggi ada 2
sekolah yang semuanya milik swasta dan sekolah akademi ada 1 sekolah yang
di miliki oleh swasta.
Jumlahsiswa-siswi di sekolahbinaanPuskesmaskampusTahun 2017 :
1. TK/ PAUD berjumlah1012 orang
2. SD/MI berjumlah 2875 Orang
3. SMP/Mtsberjumlah 1365 Orang
4. SLTA/MA berjumlah3195 Orang
Tabel. 3
Siswa TK dan PAUD di wilayah kerja Puskesmas Kampus tahun 2017

No Nama Sekolah Jumlah Siswa


L P
1 TK Alfalah 27 25
2 TK Buble Kid 13 6
3 TK Pembina 100 117
4 TK kuncup Dian 43 50
5 TK Al-azhar 62 56
6 TK Fajar Insani 5 6
7 TK Kinder Placed 45 53
8 TK YKAI 10 10
9 TK Quraniah 18 13
10 TK Palembang Harapan 99 92
11 PAUD Pelangi 16 19
12 PAUD Melati 14 23
13 PAUD Cerdas 3 5
14 PAUD Al Rasyid 1 6
15 PAUD ASUHAN BUNDA 16 15
16 PAUD Kurnia 23 21
Jumlah 495 517

Tabel. 4
Jumlah siswa SD Kelas I di wilayah kerja Puskesmas Kampus Tahun 2017

No Nama Sekolah Jumlah Siswa


L P
1 SD Advent 65 62
2 SD Quraniah 179 189
3 SDN 21 320 315
4 SDN 22 131 113
5 SDN 23 341 342
6 SD Amalul Khoir 174 128
7 SD Bina Autis 69 59
8 SD Palembang Harapan 182 206

Jumlah 1461 1414

Tabel. 5
Jumlah siswa SMP di wilayah kerja Puskesmas Kampus tahun 2017

No Nama Sekolah Jumlah Siswa


L P
1 SMP 45 402 392
2 SMP Arinda 57 56
3 MTS Amalul 192 107
4 SMP Kartini 50 7
5 SMP Palembang Harapan 54 48

Jumlah 755 610

Tabel. 6
Jumlah siswa SMA di wilayah kerja Puskesmas Kampus tahun 2017

No Nama Sekolah Jumlah Siswa


L P
1 SMA N 2 585 647
2 SMKN 5 325 516
3 SMK Arinda 61 142
4 SMA Arinda 212 188
5 Madrasah aliyah Amalul Khoir 60 86
6 SMK Kartini 128 2
7 SMA Kartini 90 14
8 SMA Palembang Harapan 69 70

Jumlah 1530 1665

3.8 Sosial Ekonomi


Pembiayaan kesehatan di Indonesia secara garis besar berasal dari
pemerintah, swasta (masyarakat) dan bantuan luar negeri. Di sector pemerintah
pembiayaan kesehatan digunakan untuk pembangunan dan pengadaan fisik dan
non fisik.
Dalam penyelenggaraan pelayanankesehatannya Puskesmas Kampus
mendapatkan pembiayaan dari berbagai sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan
kesehatan yang terbesar di Puskesmas Kampus pada tahun 2015 bersumber dari
dana Kapitasi BPJS yang merupakan klaim terhadap pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang menggunakan BPJS. Pemanfaatan klaim dana BPJS, Jamsoskes
dan Umum berdasarkan Keputusan Walikota Palembang Nomor 333.a Tahun
2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pola Pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Pada Pusat Kesehatan masyarakat. Berdasarkan Perwako Kota
Palembang Dana klaim untuk BPJS dimanfaatkan untuk Biaya Layanan sebesar
100 % dari nilai kapitasi yang terdiri dari 60% untuk jasa layananan dan 15 %
untuk biaya pengadaan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Untuk
biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya sebesar 23% digunakan untuk
belanja barang&jasa dan belanja modal dan Biaya Pembinaan sebesar 2 %. Untuk
Klaim Jamsoskes dan Umum terdiri dari 60% untuk jasa layananan dan 15 %
untuk biaya pengadaan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Untuk
biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya sebesar 23% digunakan untuk
belanja barang & jasa dan belanja modal dan Biaya Pembinaan sebesar 2 % dana
tetap di rekeningdandikelolamasing-masing Pusat kesehatan Masyarakat yang
dalam perencanaan serta pelaksanaannya di fasilitasi dan dikoordinasikan oleh
Dinas Kesehatan Kota Palembang.

3.9 Sosial Budaya


Penduduk yang mempunyai pendidikan SMA keata ssetiap tahun semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah institusi pendidikan baik negeri
maupun swasta. Penduduk yang tergolong tingkat ekonomi menengah keatas
memberikan gambaran yang cenderung meningkat. Hal ini di topang oleh
kegiatan perdagangan, perindustrian serta perkebunan. Preferensi terhadap tempat
pelayanan kesehatan menunjukan kecenderungan kearah pemilihan tempat
pelayanan yang menyediakan tenaga medis.

3.10 Politik

Dengan adanya pemekaran wilayah Kota Palembang melalui Peraturan


Pemerintah No.23 Tahun 1998 tanggal 6 Desember 1998 dan pemekaran
Kecamatan dalamkota Palembang melalui Peraturan Daerah No.23 tahun 2000
tanggal 5 Desember 2000, maka perkembangan pemukiman penduduk, sarana
umum, dan sarana social akan terjadi dimana-mana. Perkembangan tersebut
tentunya akan juga menambah luas jangkauan pelayanan kesehatan.

Aspek legal dan regulasi antara lain adalah Peraturan Pemerintah di bidang
kesehatan maupun diluar bidang tersebut yang mempunyai pengaruh terhadap
organisasi Puskesmas Kampus. Peraturan-peraturan tersebut akan berpengaruh
terhadap Puskesmas Kampus. Dalam mengembangkan segala kebijakan termasuk
pemasaran.

3.11 Kesehatandan Teknologi


Saranakesehatan yang tersedia di wilayahKelurahan Lorok Pakjo
dirasa cukup memadai. Dalam proyeksi meningkatnya jumlah penduduk
kelurahan Lorok Pakjo dan sekitarnya akan berbanding setara dengan
peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Puskesmas sering kali dikaitkan dengan bisnis yang mengikuti
teknologi, terutama teknologi kedokteran, sehingga mudah dimengerti adanya
teknologi baru yang lebih baik akan membuat manajemen mempertimbangkan
menggunakannya untuk kepentingan pelanggan Puskesmas Kampus.

3.12 Perilaku
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatananrumah tangga di Kelurahan Lorok
Pakjo sudah mencapai 100 % dilihat dari hasil pendataan keluarga sehat yang
dilaksanakan pada tahun 2017,sedangkan anggota keluarga yang tidak
merokok sudah mencapai 53%.

3.13 Lingkungan
Jumlah rumah 5685 dengan sumber air bersihtelahmenggunakan PDAM
danmempunyaijambankeluarga.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY”U” UMUR 28 TAHUN
G2P1A0 DENGAN PRE-EKLAMSIA RINGAN DI PUSKESMAS KAMPUS
PALEMBANG
TAHUN 2018

Tanggal Pengkajian : 28 Juli 2018 Pukul: 10:30


No Pengkajian :-
No Rekam Medik : 7325
1.DATA SUBJEKTIF
A.BIODATA
Nama :Ny U Nama Suami :Tn C
Umur :28Tahun Umur : 30 Tahun
Agama :Islam Agama :Islam
Suku/Bangsa :Indonesia Suku/Bangsa :Indonesia
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :Buruh
Alamat :lr lebak malang 23/08 IB 2 Alamat :lr lebak malang 23/08
IB 2

B.ALASAN DATANG
Ibu datang ke puskesmas kampus palembang ingin memeriksakan
kehamilannya,mengaku hamil anak ke 2 dan gerakan janin masih di rasakan.

C.DATA KEBIDANAN
1.Haid
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 28 Hari
Lama : 7 Hari
Jumlah : 2x Ganti Pembalut
Sifat : Cair
Warna :Merah Kecoklatan
Dismenore : Tidak Ada
2.Riwayat Persalinan
Kawin :Ya
Usia Kawin : 21 Tahun
Lama Perkawinan : 7 Tahun
3.Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu : G2P1A0
NO Usia Jenis Ditolon Penyulit Tahun Nifas/ Anak
Kehamila Persalinan g Persalinan Laktasi Jk Bb P Ket
n Oleh b
1. Aterm Normal Bidan Tidak ada 2015 Norma L 2700 40 -
l
2. Ini

4.Riwayat Kehamilan sekarang


G...P...A... : G2P1A0
HPHT :16-11-2017
TP :23-08-2018
Usia Kehamilan : 31 Minggu
ANC : TM 1 : 20-01-2018
TM II : 10-03-2018
TM III : 08-08-2018
TT :TT1 (waktu sd)
Tablet fe : 70 tablet
Gerakan janin : masih dirasakan 10x dalam sehari
Tanda bahaya selama hamil : tidak ada
Keluhan/kelainan selama kehamilan : tidak ada
D.DATA KESEHATAN
1.Riwayat penyakit yang pernah diderita
Tb : tidak pernah Jantung :tidak pernah
Malaria : tidak pernah Ginjal :tidak pernah
Hipertensi : tidak pernah Dm :tidak pernah
2.Riwayat operasi yang pernah diderita
Sectio secarea :tidak pernah
Appendiks :tidak pernah
3.Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi :tidak ada
Diabetes :tidak ada
Gameli :tidak ada
4.Riwayat KB
Pernah Mendengar Tentang KB : Ya
Pernah menjadi akseptor kb :tidak pernah
Jenis kb :-
Alasan berhenti :-
Jumlah anak yang diinginkan :1

E.DATA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1.Nutrisi
Pola Makan : 3x Sehari
Porsi : 1 Piring Nasi,1 Mangkok Kecil Sayur,Lauk Pauk,Buah
Pola Minum :±8 Gelas/Hari
Keluhan :Tidak Ada
Pantangan :Tidak Ada
2.Eliminasi
BAK :± 8x/hari
BAB :± 2x/hari
3.Istirahat Dan Tidur
Tidur Siang : ± 2 Jam
Tidur Malam :± 8 Jam
4.Olahraga Dan Rekreasi
Olahraga : Jarang
Rekreasi : Kadang-Kadang
5.Personal Hygiene
Gosok gigi :± 3x sehari
Mandi : ± 2x sehari
Ganti Pakaian Dalam :± 2x sehari
F.DATA PSIKOSOSIAL
1) Pribadi
Harapan terhadap kehamilan : senang,bayi dan ibu sehat
Rencana melahirkan : di bidan
Persiapan yang dilakukan : fisik dan mental
Rencana menyusui : asi eksklusif
Rencana merawat anak : sendiri bersama keluarga
2) suami dan keluarga
Harapan suami dan keluarga : ibu dan bayi sehat
Persiapan yang dilakukan : fisik,mental dan finansial
3) budaya
Kebiasaan/ Adat Istiadat : tidak ada

II.DATA OBJEKTIF
A.PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : compos mentis Suhu :
36,70C
Keadaan Umum : baik BB Sebelum Hami : 72 kg
Tekanan Darah :140/90 MmHg BB Sekarang : 84 kg
RR : 20x/menit Tinggi Badan : 150
cm
Nadi : 78x/menit LILA : 25cm

B. PEMERIKSAAN KEBIDANAN
1.Inspeksi
Kepala : Simetris
Rambut : Bersih,Tidak Ada Ketombe,Warna Hitam
Mata
Sklera : Tidak Khterik
Konjungtiva : Tidak Pucat
Hidung : Bersih
Mulut
Caries : Tidak Ada
Stomatitis : Tidak Ada
Lidah : Bersih
Plak/Karang Gigi: Ada
Muka
Oedema : Tidaka Ada
Cloasma Gravidarum : Tidaka Ada
Leher
Kelenjar Limfe : Tidak Ada
Kelenjar Tyroid : Tidak Ada
Vena Jugularis : Tidak Menonjol
Payudara
Bentuk/ Ukuran : Simetris
Areola Mammae : Hyperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol
Colustrum : (-)
Abdomen
Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Strie Livide :(-)
Strie Albican :(-)
Linia Nigra : (+)
Linia Alba :( -)
Luka Bekas Operasi : Tidak Ada
Genetalia Eksterna
Kebersihan : Bersih
Varices : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Kelenjar Bartholini : Tidak Ada
Ekstremitas Bawah
Oedema : Tidak Ada
Varices : Tidak Ada
Pergerakan : normal
Ekstremitas Atas
Oedema : Tidak Ada
Pergerakan : Normal
2.Palpasi
Leopold I :TFU ½ pusat PX,Mc Donald32 cm dan fundus
teraba bokong
Leopold II :Sebeleh kanan perut ibu teraba punggung janin
dansebelah kiri perut ibu teraba ekstremitas janin
Leopold III : persentasi kepala dan Belum Masuk PAP
Leopold IV : Tidak Dilakukan
TBJ : (32-12)X155=3.100
3.Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 145x/menit
Lokasi : Sebelah kanan perut ibu bawah umbilikus
4.Perkusi
Reflek Patella : Tidak dilakukan
5.Pemeriksaan Penunjang
Darah
HB : 10,6 gram%
Urine
Protein : (+)
Glukosa : (-)
Pemeriksaan Panggul
Distansia Spinarum : tidak dilakukan
Distansia Cristarum : tidak dilakukan
Conjungata Eksternal : tidak dilakukan
Lingkar Panggul : tidak dilakukan
III. ANALISA DATA
Diagnosa : G2P1A0 hamil 31 minggu,janin tunggal hidup,presentasi
kepala dengan hipertensi gestasional.
Masalah : Hipertensi
Kebutuhan : 1. Terapi non farmakologi yaitu istirahat yang cukup dan
diet rendah garam.
2.Terapi farmakologi yaitu pemberian obat anti hipertensi
yang aman untuk ibu hamil.
Diagnosa potensial :-
Masalah :-
Kebutuhan :-

D. PENATALAKSANAAN
1. farmakologi

Di rujuk ke RSI Siti Khodijah dan tidak di beri obat dari puskesmas Kampus.

2. Non Farmakologi
1. Memberi tahu dan menjelaskan keadaan ibu tentang hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan,dan didapatkan sebagai berikut :
a. TD : 140/90 Mmhg
b. Nadi : 78x/Menit
c. RR : 20x/Menit
d. T :36,70C
e. DJJ :145x/Menit
f. Kondisi janin dalam keadaan baik dan presentasi kepala
 Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan menunjukkan ibu dan janin dalam
keadaan baik.
2. Memberikan KIE tentang
a. KIE tablet fe
b. KIE diet rendah garam
c. KIE pola istirahat yang cukup
d. KIE olahraga dan rekreasi
e. KIE pola makan yang sehat
f. KIE eliminasi
g. KIE mobilisasi dan bodimekanik
h. KIE vulva hygiene
3. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya untuk mengkonsumsi tablet
fe,minimal 90 tablet fe selama kehamilan.karena ibu baru minum tablet fe
sebanyak 70 tablet,maka ibu di anjurkan mengkonsumsi tablet fe sebanyak
20 tablet fe yang diminum secara teratur 1x1 per hari bersama air putih
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual
 Ibu mengerti dan mau mengkonsumsi tablet fe sesuai dengan anjuran.
4. Menjelaskan kepada ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung garam secara berlebihan atau ibu dianjurkan untuk diet
rendah garam.
 Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran yang telah diberikan.
5. Menjelaskan kepada ibu pentingnya pola istirahat yang baik dan
benar,yaitu tidur siang selama ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam dan
meminta ibu untuk mengurangi aktifitas yang berlebih agar ibu tidak
terlalu kelelahan.
 Ibu mengerti dan akan melakukannya
6. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan,yaitu
perdarahan pervaginam,nyeri kepala,pandangan berkunang kunang,demam
tinggi,keluar cairan pervaginam dan oedem pada tungkai dan kaki serta
menganjurkan kepada ibu untuk segera ke bidan atau tenaga kesehatan
apabila terdapat tanda-tanda tersebut.
 Ibu mengerti da akan mengikuti anjuran yang diberikan bidan
7. Menjelaskan kepada ibu tentang alat kontrasepsi setelah persalinan.
 Ibu mengerti dan akan merundingkan dengan suami
BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny “U” serta hasil pemeriksaan


didapatkan diagnosa yaitu ibu G2P1A0 hamil 31 minggu dengan preeklamsi
ringan, Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala. Dasar ibu mengatakan
ini kehamilan keduanya, pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran, HPHT
16-11-2017, TD 140/90 mmHg dan hasil pemeriksaan protein urin (+), DJJ
terdengar jelas disatu titik frekuensi 145x/menit, leopold III teraba bulat, keras,
tidak melenting (kepala). Masalah ibu merasa pusing dan kakinya bengkak,
masalah potensial preeklamsi berat antisipasi melakukan terapi penanganan
preeklamsi dan observasi tanda dan gejala PEB, tindakan segera rujuk ke rs tipe
C.
Setelah menentukan diagnosa pada ibu rencana asuhan yang akan diberikan
yaitu beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi bu saat ini, beri terapi penanganan
preeklamsi, anjurkan ibu untuk diet tinggi protein dan rendah lemak, beri tahu ibu
tanda-tanda preeklamsi dan eklamsi, anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan 2 kali seminggu.
Setelah melakukan rencana pada ibu maka dapat melakukan tindakan yaitu
memberitahu ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu kurang baik yaitu ibu
mengalami preeklamsi atau keracunan dalam kehamilan dimana salah satu cirinya
yakni adanya peningkatan tekanan darah dan adanya protein dalam urin tapi
preeklamsinya masih ringan, memberi terapi penanganan preeklamsi yaitu
memberitahu ibu tentang pentingnya istirahat tidur malam minimal 7-8 jam dan
tidur siang minimal 1 jam, menganjurkan ibu untuk tidak bekerja terlalu berat dan
selalu menjaga ketenangan pikirannya, menganjurkan ibu untuk tidur dengan
posisi kaki lebih tinggi dari kepala, menaganjurkan ibu untuk diet tinggi protein
dan rendah lemak serta mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk
mengurangi tekanan darahnya, memberitahu ibu tanda-tanda preklamsi berat dan
eklamsi seperti sakit kepala yang hebat disertai penglihatan kabur, nyeri
epigastrium, dan kejang, menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan 2 kali seminggu.
Setelah melakukan tindakan kami dapat mengevaluasi hasil ibu  dan keluarga
sudah tau tentang kondisi ibu, ibu mengerti dengan apa yang dianjurkan oleh
bidan, ibu berjanji akan melakukan apa yang dianjurka oleh bidan, ibu sudah tahu
tentang tanda-tanda preeklamsi dan eklamsi, ibu berjanji akan melakukan
pemeriksaan kehamilan 2 kali seminggu.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil, penyakit ini ditandai
dengan tekanan darah yang meninggi diikuti oleh peningkatan kadar protein
dalam urine dan dapat menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal
ini menyebabkan berat badan bayi yang akan dilahirkan relative kecil, si ibu akan
melahirkan secara premature.
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada NY”U”G2P1A0 dengan
preeklamsia ringan”di puskesmas kampus palembang tahun 2018”dapat
disimpulkan bahwa:
1. Didapatkan hasil pengkajian data subjektif pada ibu hamil NY“U”28
tahun, agama islam, suku/bangsa indonesia, pendidikan sma, pekerjaan ibu
rumah tangga, alamat jalan lebak malang rt 23 rw 08 30 ilir IB 2.
2. Didapatkan hasil pengkajian data objektif pada ny “U”keadaan umum ibu
baik, kesadaran ibu composmentis, tekanan darah 140/90 mmhg, denyut
nadi 78x/menit, tinggi badan 150 cm, berat badan saat ini 84 kg,
pernapasan 20x/menit, dan LILA ibu 25 cm.
3. Didapatkan hasil analisa data diagnosa berdasarkan data subjektif dan data
objektif yaitu pada kehamilan Ny “U” G2P1A0 hamil 31 minggu dengan
preeklamsia ringan di puskesmas kampus tahun 2018.
4. Didapatkan hasil penatalaksanaan pada ibu hamil NY“U”konseling
tentang keadaan ibu, memberikan kie tentang obat anti hipertensi
anjurkan mengkonsumsi tablet fe, anjurkan untuk diet rendah garam,
menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya pola istirahat yang baik dan
benar,dan meminta ibu untuk mengurangi aktifitas yang berlebihan
menjelaskan kepada ibu tentang alat kontrasepsi setelah persalianan.
6.2 Saran

6.2.1 Bagi Puskesmas Kampus Palembang

Diharapkan hasil laporan ini bisa menambah salah satu referensi atau

informasi daftar penelitian bagi puskesman kampus palembang

6.2.2 Bagi STIK Bina Husada

Diharapkan penulisan asuhan kebidanan dapat menambah informasi dan

sumber data bagi mahasiswa sehingga mampu menambah ilmu pengetahuan

mahasiswa tentang asuhan kebidanan pada ibu hami dengan preeklamsia ringan.

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi pembaca setelah membaca asuhan kebidanan ini pembaca

dapat menambah wawasan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

preeklamsia ringan.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian KesehatanRI.2014.DataAngka Kematian Ibu (AKI)dan

AngkaKematian Bayi(AKB).Jakarta:Infodatin.

Profil DinaS KesehatanKotaPalembang.2015.Data Angka Kematian

Ibu,Angka Kematian Bayi,Keluarga Berencana.Palembang:Dinas Kesehatan Kota

Palembang.

Profil DinaS KesehatanKotaPalembang.2015.Data Resiko Tinggi , ibu

hamil, bersalin dan nifas.Palembang:Dinas Kesehatan Kota Palembang.

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.2015.Data Angka

KematianIbu, AngkaKematiaN Bayi, KeluargaBerencana.Palembang:Dinas

Kesehatan Sumatera Selatan. Sulistyawati.2013.Asuhan Kebidanan Pada

MasaKehamilan.Jakarta:SalembaMedika.

Bari Abdul Saiffuddin,2010.Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan

Maternal Dan Neonatal,Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Elisabeth.2015.Maternal&Neonatal.Yogyakarta:PustakaBaru.

SDKI(Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia).2015.

Profil Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2016.

Abdul Bari, Saifuddin dkk. 2014. Buku acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: YBPSP

Depkes.  RI 2008. Buku Acuan Pelatian Persalinan Normal. JNPK-KR. Jakarta

Fadlun,dkk (2012). Asuhan Kebidanan patologis. Jakarta : Salemba


              Medika

Hani, Umi dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis. Jakarta:


Salemba Medika.
Manuaba, I. A. Chandranita, dkk (2007). Gawat darurat obsterti  ginekologi dan
obsterti ginekologi sosial untuk propesi kebidanan.  Jakarta : EGC
Vaeney, Helen (2006). Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta : EGC
Winkjosastro, Hanifah, dkk (2006). Ilmu kebidanan.  Jakarta : YBP-PS
Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2001
Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC.
Jakarta, 1998.
Hanifa. Ilmu Kebidanan ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta
2005

Anda mungkin juga menyukai