Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL ANEMIA

DENGAN PEMBERIAN PISANG AMBON

DI PUSKESMAS JETIS 1

CASE STUDY RESEARCH

Disusun oleh:

Ina Angrestias Sayekti

1810104411

PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARJANA TERAPAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat

dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penelitian

WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan

kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Kematian maternal

dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kematian ibu

di Indonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan hidup. Sedangkan kematian bayi

sekitar 56/10.000 persalinan hidup. Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil

adalah anemia dalam kehamilan (Manuaba, 2010).

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah

(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung

hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh

(Proverawati, 2013). Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 gr

% pada trimester 2 (Soebroto, 2010).

Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di

seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan

di Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %

(Salmariantity, 2012). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37, 1 %. Pemberian

tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase ini mengalami

2
peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3 %. Meskipun

pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu

dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan

tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi

(Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Angka kejadian anemia pada ibu hamil di daerah Yogyakarta dari tahun 2013-
2017 mengalami peningkatan, pada tahun 2013 kejadian anemia pada ibu hamil
24,11%, tahun 2014 28,10%, tahun 2015 32,39%, tahun 2016 22,78%, tahun 2017
30,81%. Meskipun begitu, peningkatan prevalensi anemia masih terjadi di beberapa
Kabupaten/Kota di DIY yaitu Yogyakarta. Upaya menurunkan Prevalensi anemia
harus lebih dilakukan secara optimal mengingat target penurunan jumlah kematian
ibu menjadi prioritas permasalahan kesehatan DIY (Profil Kesehatan DIY, 2017).
Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis

yang terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya.

Pada saat hamil, tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah

dalam tubuh meningkat sekitar 20-30 %, sehingga memerlukan peningkatan

kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil,

tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh

memerlukan darah hingga 30 % lebih banyak dari pada sebelum hamil (Noverstiti,

2012).

Anemia kehamilan disebut "potential danger to mother and child" (potensial

membahayakan ibu dan anak). Dampak dari anemia pada kehamilan dapat terjadi

abortus, persalinan pre¬maturitas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,

mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), saat

persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat berlangsung lama,

3
dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri menimbulkan

perdarahan pospartum, memudahkan infeksi puerperium, dan pengeluarkan AS1

berkurang (Aryanti, Setiawati, Riyani, Wandiri, & Aryanti, 2013).

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan

diantaranya gravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan

konsumsi tablet Fe dan pola makan (Krisnawati, Yanti, & Sulistianingsih, 2015).

Pemerintah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu

dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilanya

dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil. Selain itu, salah satu upaya

untuk mencegah anemia yang dapat dilakukan oleh ibu hamil adalah dengan

melakukan deteksi dini anemia. Asuhan pelayanan kebidanan dalam mencegah

komplikasi pada masa kehamilan maupun persalinan dilakukan dengan pemeriksaan

darah yang dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester 1 dan

trimester 3 (Nurjanah, Qudsiah, & Djarot, 2012).

B. Batasan Masalah

Pada kasus ini berfokus pada penatalaksanaan masalah kebidanan dengan anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Jetis 1

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka bagaimana asuhan kebidanan

pada ibu hamil anemia dengan pemberian pisang ambon di puskesmas jetis 1?

D. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas

Jetis 1
4
2. Tujuan khusus

a. Menganalisis data pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

anemia di Puskesmas Jetis 1

b. Menganalisis penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan


anemia di Puskesmas Jetis 1
c. Menganalisishasil asuhan dari intervensi yang di berikan pada ibu hamil

dengan anemia di Puskesmas Jetis 1

d. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik pada asuhan kebidanan


pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Jetis 1
E. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Sebagai wadah pengaplikasian teori dan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah

dan menambah literature perkuliahan.

2. Manfaat praktis

a. Bidan

Sebagai tambahan informasi untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan

dan penanggulangan kepada ibu hamil dengan anemia

b. Peneliti selanjutnya

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian

selanjutnya

c. Responden

Sebagai pengetahuan kepada ibu hamil agar dapat mencegah terjadinya

anemia.

F. Ruang Lingkup

1. Ruang lingkup materi


5
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan anemia

2. Ruang lingkup responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan anemia yang melakukan

pemeriksaan ANC di Puskesmas Jetis 1. Responden yang diambil yaitu sebanyak

2 orang.

3. Ruang lingkup waktu

Studi kasus ini dilakukan mulai dari Tanggal 15 Mei sampai dengan 31 Mei 2019

4. Ruang lingkup tempat

Studi kasus ini dilakukan di Puskesmas Jetis 1 dan di tempat tinggal responden

karena untuk memantau perkembangan dari intervensi yang diberikan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi

pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,

tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau

sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014). Kehamilan normal berlangsung

dalam waktu 40 minggu (10 bulan) dihitung saat hari pertama haid terakhir

sampai lahirnya bayi. Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses

penyatuan sel telur dan sperma yang berlangsung 40 minggu (Mochtar, 2012).

Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan

antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan

implantasi (Sulistyawati, 2012).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang kehamilan, dapat disimpulkan

bahwa kehamilan adalah suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak

yang didalamnya terjadi proses penyatuan sel telur dan sperma yang kemudian

bernidasi pada uterus, normalnya berlangsung dalam waktu 40 minggu.

2. Tanda dan bahaya dalam kehamilan

a. Perdarahan pervaginam

b. Sakit kepala hebat

c. Penglihatan atau pandangan kabur

d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

7
e. Keluar cairan pervaginam

f. Gerakan janin tidak terasa (Kusmiati, Puji, & Sujiyanti, 2010).

3. Perubahan anatomi fisiologis dalam kehamilan

a. Sistem reproduksi

1) Uterus

Menurut Prawirohardjo (2010) selama kehamilan uterus akan beradaptasi

untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion).

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas

10 ml atau kurang. Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu

organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion

rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 l bahkan dapat

mencapai 20 l atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gr.

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon

estrogen dan sedikit oleh progesteron. Tuba fallopi, ovarium, ligamentum

rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara di akhir

kehamilan akan berada sedikit diatas pertengahan uterus.

Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana

bagian uterus mengelilingi tempat implantasi akan bertambah besar

lebih cepat dibandingkan bagian lainnya sehingga akan menyebakan

uterus tidak rata tanda ini dikenal dengan piscaceck (Prawirohardjo,

2010). Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti

bentuk aslinya seperti buah avokado. Seiring dengan perkembangan

kehamilanya, daerah fundus dan korpus menjadi bentuk sferis pada usia

kehamilan 12 minggu. Itsmus uteri pada kehamilan pertama mengadakan


8
hipertrofi yang mengakibatkan uterus lebih panjang dan lunak yang

dikenal dengan tanda hegar (Prawirohardjo, 2010).

Tabel 2.1 Perubahan TFU Sesuai Umur Kehamilan

Tinggi Fundus Uteri Usia kehamilan


1/3 diatas simfisis 12 minggu
½ diatas simfisis pusat 16 minggu
2/3 diatas simfisis 20 minggu
Setinggi pusat 22 minggu
1/3 diatas pusat 28 minggu
½ pusat prosesus xifoidus 34 minggu
Setinggi prosesus xifoidus 36 minggu
2 jari (4cm) dibawah prosesus xifoidus 40 minggu
Sumber: (Manuaba, 2010)

2) Serviks

Satu bulan setelah konsepsi servik akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.

Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya

edema pada seluruh serviks bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan

hiperplasia pada kelenjar-kelenjar Serviks. Serviks didominasi jaringan

ikat fibrosa. Komposisinya berupa jaringan matriks ekstraselular terutama

mengandung kolagen dengan elastin dan proteoglikan dan bagian sel yang

mengandung otot dan fibroblas, epitel, serta pembuluh darah. Pada akhir

trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat

terbungkus.hal ini terjadi akibat penurunan kolagen secara keseluruhan

(Prawirohardjo, 2010).

3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel

baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang ditemukan ovarium.

Folikel ini akan berfungsi maksimal 6-7 minggu awal kehamilan dan

9
setelahnya berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah

minimal (Prawirohardjo, 2010).

4) Vagina dan vulva

Menurut Nugroho (2014) hipervaskularisasi pada vagina dan vulva

mengakibatkan lebih merah, kebiru-biruan (livide) yang di sebut

tanda chadwick. Warna portio tampak livide. Selama hamil PH sekresi

vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan

terhadap infeksi jamur.

5) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam, dan kadang juga ada payudara dan paha. Perubahan

ini dikenal sebagai striae gravidarum. Banyak perempuan kulit digaris

pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan

yang disebut dengan linea nigra. Kadang muncul pada daerah wajah dan

leher yang disebut chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada

areola dan daerah genitalia akan terlihat pigmentasi yang berlebihan

(Prawirohardjo, 2010).

6) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi

lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan

vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih

besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama cairan berwarna

kekuningan disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari

kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Setelah persalinan kadar


10
progeteron dan estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi progesteron

terhadap α-laktabumin akan hilang, areola juga akan lebih besar dan

kehitaman. Kelenjar mongtgomery, yaitu kelenjar sebase areola, akan

membesar dan cenderung menonjol keluar (Prawirohardjo, 2010).

b. Perubahan metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus

dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular.

Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg

(Prawirohardjo, 2010).

c. Sistem kardiovaskular

Pada minggu ke – 5 cardial output akan meningkat dan perubahan ini terjadi

untuk mengurangi resistensi vascular sistemik. Antara minggu 10 dan ke 20

terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi peningkatan

preload. Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena

kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.

penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke

jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output sehingga

akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom

hipotensi supine. Pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah

uteroplasenta ke ginjal. selama trimester akhir posisi terlentang akan

membuat fungsi ginjal menurun dibandingkan dengan posisi miring.

Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6 - 8

kehamilan dan puncaknya pada minggu ke 32 - 34. Volume plasma akan

meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini dipengaruhi oleh progesteron dan


11
estrogen pada ginjal. Eripoetin ginjal akan meningkat jumlah sel darah

sebanyak 20 – 30 %, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume

plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan

konsentrasi hemoglobin (Prawirohardjo, 2010).

d. Sistem respirasi

Frekuensi pernafasan mengalami perubahan saat kehamilan, volume

ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah

secara signifikan pada kehamilan lanjut (Prawirohardjo, 2010).

e. Traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh

uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih.

Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan apabila uterus

keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah

mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali

(Prawirohardjo, 2010).

f. Sistem endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%, tetapi

kelenjar-kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamilan

(Prawirohardjo, 2010)

g. Sistem musculoskeletal

Lordosis yang progesif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.

Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis

menggeser pusat daya kebelakang kearah dua tungkai (Prawirohardjo, 2010).

12
4. Perubahan psikologis dalam kehamilan

Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup

labil. Seorang wanita hamil sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan.

mereka sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri maupun pada

bayinya. Cemas akan hal-hal yang tidak dipahami karena mereka merasa tidak

dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada

dalam suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. Hal ini membuat sebagian

besar wanita menjadi tergantung, dan selebihnya menjadi menuntut. selama

kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang

jelas, terkadang berkaitan erat dengan perubahan bilologis yang sedang terjadi

(Varney, 2008).

Trimester pertama sering disebut sebagai periode penyesuaian.

Penyesuaian yang dilakukan seorang wanita terhadap kenyataan bahwa ia sedang

megandung. Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri. Tanggung jawab yang

baru atau tambahan tanggungannya, kecemasan yang berhubungan dengan

kemampuanya untuk menjadi seorang ibu.

Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni

ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang

normal dialami saat hamil. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil

lainnya, aktifitasnya berfokus pada kehamilan, mulai belajar cara merawat anak,

mempersiapkan peran baru, mengalami kemajuan dalam hubungan seksual, telah

mengalami perubahan dari seorang yang menuntut menjadi seorang yang mencari

kasih sayang, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido.

13
Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan.

Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang

terpisah sehingga wanita menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.

Perhatian utama wanita hanya terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan.

Wanita kembali merasakan ketidaknyamanan fisik menjelang akhir kehamilan

(Varney, 2008).

5. Ketidaknyamanan pada kehamilan

Ketidaknyamanan umum selama kehamilan yaitu:

a. Trimester pertama

1) Nausea

Dengan atau tanpa disertai muntah-muntah, nausea lebih kerap terjadi

pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih kerap terjadi dipagi hari.

Penyebab morning sickness masih belum diketahui dengan pasti, tetapi

sejumlah ide telah dikembangkan. Ide ini mencakup perubahan hormone

selama kehamilan. Kadar gula darah yang rendah disebabkan oleh tidak

makan sehingga mengakibatkan siklus yang tidak berujung pangkal.

Lambung yang terlalu penuh paristaltik yang lambat dan factor lain emosi

lainnya.

2) Ptialisme

Merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat disebabkan oleh

peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan zat peti,

yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami

sekresi berlebihan (Varney, 2008).

14
3) Keletihan

Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan oleh penurunan

drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi hal tersebut

masih belum jelas dugaan lain yaitu bahwa peningkatan progesterone

memiliki efek sehingga menyebabkan tidur (Varney, 2008).

4) Nyeri punggung bagian atas

Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat

peningkatan ukuran payudara yang membuat payudara semakin membesar

dan terasa berat.

5) Leukorea

Menurut Varney (2007) leukoria adalah sekresi vagina dalam jumlah

besar dengan konsistensi kental atau cair yang dimulai pada trimester

pertama.

6) Peningkatan Frekuensi Berkemih

Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat

peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan barat pada fundus

uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda hegar) menyebabkan

antefleksi pada uterus yang membesar (Varney, 2008).

b. Trimester ke dua

1) Nyeri ulu hati

Nyeri ulu hati yaitu ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir

trimester ke 2 dan bertahan pada trimester ke 3.

15
2) Konstipasi

Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltic yang disebabkan

relaksi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah

progesterone (Varney, 2008).

3) Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua

penyebab konstipasi berpotensial menyebabkan hemoroid.

4) Varises

Menurut Varney (2007) varises vena lebih mudah muncul pada wanita

yang memiliki kecenderungan tersebut dalam keluarga atau juga memiliki

faktor predisposisi kongenital.

c. Trimester ketiga

1) Nokturia

Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga.

2) Insomnia

Penyebabnya seperti kekhawatiran, kecemasan, terlalu gembira

menyambut suatu acara untuk keesokan harinya.

3) Kram tungkai

Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium yang

tidak adekuat atau ketidakseimbangan resiko kalsium dan fosfor dalam

tubuh (Varney, 2008).

16
B. Anemia

1. Pengertian anemia

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin

dalam 100 ml darah. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan

jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan sehingga tubuh akan

mengalami hipoksia. Anemia bukan suatu penyakit atau diagnosis melainkan

merupakan pencerminan kedalam suatu penyakit atau dasar perubahan

patofisiologis yang diuraikan oleh anamneses dan pemeriksaan fisik yang teliti

serta didukung oleh pemeriksaan laboratorium (Syarfaini, 2013).

Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana rendahnya

konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit berdasarkan nilai ambang batas

(referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit)

dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau kehilangan darah

yang berlebihan (Mansur, 2017).

Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau

menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk

kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama

kehamilan indikasi anemia adalah konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl

pada kehamilan trimester II sampai dengan 11 gr/dl pada umur kehamilan

trimester III (Varney, 2008).

2. Manifestasi klinis

Gejala anemia defisiensi zat besi dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

gejala umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, dan gejala penyakit dasar.

Gejala umum anemia berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-
17
kunang, serta telinga berdenging, simptomatik apabila hemoglobin <7 gr%

dengan pemeriksaan fisik dijumpai pucat terutama pada konjungtiva dan jaringan

dibawah kulit. Gejala khas defiseiensi zat besi, yaitu gejala yang dijumpai pada

anemia defisiensi zat besi dan tidak dijumpai pada anemia jenis lain yaitu

koilonychias, atropi papil lidah, stomatitis angularis, disfagia, atrofi mukosa

gaster sehingga menimbulkan akhloridia, pica (Wulandari, 2015). Gejala penyakit

dasar seperti pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala-gejala penyakit

yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Contohnya pada anemia

akibat cacing tambang dijumpai dyspepsia, parotis membengkak, dan kulit

telapak tangan berwarna kuning seperti jerami (Noviawati, 2012).

3. Macam-macam anemia

a. Anemia defisiensi besi

Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat

besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena

gangguan resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari

badan, misalnya pada perdarahan.

b. Anemia megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi

yangkronik.

c. Anemia hipoplastik

Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-

sel darah baru.

18
d. Anemia hemolitik

Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung

lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar

menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih berat.

Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik

pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia (Wiknjosastro, 2006).

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil dapat berupa pencegahan dan

pengobatan, antara lain:

a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan atau konsumsi vitamin C

sehingga membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh dan menghindari zat-

inhibitor penghambat penyerapan zat besi.

b. Konsumsi suplemen zat besi pada ibu hamil sebagai pencegahan anemia

c. Penambahan jenis zat gizi dalam bahan pangan agar meningkatkan kualitas

pangan (fortifikasi Fe) (Proverawati, 2013)

C. Anemia Pada Kehamilan

1. Definisi

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di

bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada

trimester II (Depkes RI, 2009). Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana

menurunnya kadar hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk

kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang

(Suhartiningsih, 2017).

19
Anemia adalah penurunan jumlah kadar hemoglobin didalam darah

kurang daro 11 gr% dan penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen

(Manuaba, 2010).

2. Tanda dan gejala

a. Anemia ringan

Biasanya anemia ringan tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun, jika

anemia secara perlahan terus menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan

mengimbangi perubahan, dalam hal ini tidak ada gejala apapun sampai

anemia menjadi berat.

b. Anemia sedang

Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya

pengiriman oksigen kesetiap jaringan dalam tubuh, anemia dapat

menyebabkan berbagai tanda dan gejala: kelelahan, penurunan energy,

kelemahan, sesak nafas ringan, tampak pucat.

c. Anemia berat

Beberapa tanda dan gejala yang mungkin menunjukkan anemia berat pada

seseorang, seperti: perubahan tinja, denyut jantung cepat, tekanan darah

rendah, frekuensi napas cepat, pucat atau kulit dingin, pusing, sakit kepala dan

nyeri dada. Gejalanya seperti: sembelit, daya konsentrasi rendah, rambut

rontok, dan memburuknya masalah jantung (Proverawati, 2013).

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu

pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu

20
hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90

tablet selama kehamilan (Manuaba, 2010).

Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Hb 11 gr% : Normal

b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c. Hb 7-8 gr% : Anemia sedang

d. Hb < 7gr% : Anemia berat (Noverstiti, 2012).

4. Komplikasi anemia pada kehamilan

a. Keguguran

b. Partus pramaturus

c. Inersia uteri dan partus lama

d. Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan

e. Syok

f. IUFD

g. Dapat terjadi cacat bawaan (Nugraheny, 2010)

5. Penatalaksanaan anemia pada kehamilan

a. Anemia ringan

1) Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih dianggap ringan

sehingga hanya diperlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg

asam folat peroral sekali sehari.

2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang baik

dikonsumsi selama hamil, misalnya: daging, sayuran hijau seperti bayam,

daun singkong, kangkung, kacang-kacangan dan buah-buahan (Pudiastuti,

2011).
21
b. Anemia sedang

1) Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi seros 600-1000 mg/hari

seperti sulfat ferosus atau glukosa ferosus (Wiknjosastro, 2006).

2) Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin dan mengkonsumsi

makanan yang bergizi serta banyak mengandung zat besi (Manuaba,

2010).

3) Memberikan tablet tambah darah sehari 1 tablet/ 90 tablet selama hamil

(Pudiastuti, 2011).

c. Anemia berat

1. Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg 6 bulan selama

hamil dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan.

2. Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin, memperbaiki kesehatan

lingkungan, mengkonsumsi makanan yang bergizi, banyak mengandung

zat besi, dan lakukan tranfusi darah (Manuaba, 2010).

22
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain studi

kasus berbasis asuhan. Metode yang digunakan adalah studi kasus untuk

mengeksplorasikan masalah asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia di

Puskesmas Jetis 1

B. Lokasi Dan Waktu

Lokasi dalam studi kasus ini di Puskesmas Jetis 1 dan kunjungan rumah yang

dilakukan di tempat tinggal responden pada saat praktek klinik, yaitu pada tanggal 15

Mei – 31 Mei 2019.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek dalam studi kasus ini yaitu ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak

2 orang dengan criteria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a. Ibu hamil

b. Mengalami anemia

c. Melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas Jetis 1

d. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

a. Ibu hamil dengan gangguan jiwa

23
D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada studi kasus ini dengan cara observasi, pemeriksaan fisik,

dan dokumentasi.

1. Observasi

Dilakukan dengan mengamati responden saat wawancara, pengamatan dilakukan

untuk mengamati dan melihat respon pasien saat peneliti melakukan pengkajian

data atau dilakukan pemeriksaan fisik, sampai kunjungan awal ke rumah.

Observasi yang dinilai adalah kondisi ibu sebelum dan sesudah diberikan

intervensi.

2. Pemeriksaan fisik

Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik yaitu:

a. Spygnomanometer

b. Stetoskop

c. Thermometer

d. Easy touch (alat cek HB)

e. Alat tulis

3. Dokumentasi

Dilakukan dengan cara wawancara kepada pasien, keluarga pasien, dan bidan

yang menangani, mengobservasi perkembangan pasien selama dilakukan

intervensi, dan melihat catatan rekam medis untuk melihat riwayat dan status

kesehatan pasien.

E. Uji Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu

menguji keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan
24
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, teknik triangulasi

sumber menuju kredibilitas dilakukan dengan cara menegecek data yang diperoleh

beberapa sumber data dan membandingkan hasil pengamatan dengan hasil

wawancara, sumber penelitian adalah pasien, keluarga pasien dan bidan.

F. Analisis Data

Analisis data yang diawali dengan studi kepustakaan dan Evidence based

mengenai anemia. Melakukan pengkajian data pada pasien ibu hamil di Puskesmas

Jetis 1, analisis data dalam studi kasus ini menggunakan analisi berbasis PICOT

(Population Intervensi Comparison Outcome Theori).

25
DAFTAR PUSTAKA

Anggini, T. S., Mintarsih, W., & Sopianah, Y. (2016). Konsumsi Tablet Fe Dengan
Jambu Biji Dibandingkan Konsumsi Tablet Fe Dengan Pisang Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil. Midwife Journal.

Aryanti, W., Setiawati, S., Riyani, Wandiri, R., & Aryanti, L. (2013). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sekampung Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013. PSIK Universitas Malahayati .

Fitriani, Y., Panggayuh, A., & Tarsikah. (2017). Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji
Terhadap Kadar Hb Pada Ibu Hamil Trimester III Di Polindes Krebet Kecamatan
Bululawang Kabupaten Malang. Jurnal EDUMidwifery.
Krisnawati, Yanti, D. A., & Sulistianingsih, A. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya
Anemia Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2015. STIKES
Perngsewu Lampung .
Kusmiati, Y., Puji, H., & Sujiyanti. (2010). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Fitramaya.
Mansur, W. (2017). Pengaruh Pemberian Brownies Tempe Subtitusi Wortel (Daucus
Carota L.) Terhadap Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Anemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Peertiwi Kecamatan Mariso Kota Makassar. UIN Alauddin Makassar .
Manuaba, I. (2010). Ilmu Kesehatan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC.
Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC.
Noverstiti, E. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang
Tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung .
Noviawati, E. (2012). Hubungan Antara Asupan Zat Besi Dan Kejadian Anemia Pada
Mahasiswi PSPD Angkatan 2009-2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Nugraheny, E. (2010). Asuhan Kebidanan Phatologi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Nurjanah, S., Qudsiah, S. C., & Djarot, H. S. (2012). Hubungan Antara Paritas Dan
Umur Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Tahun 2012. Universitas
Muhammadiyah Semarang .
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Proverawati, A. (2013). Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

26
Pudiastuti, R. D. (2011). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, A. N. (2017). Pengaruh Jus Jambu Biji Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin
Ibu Hamil Trimester III Yang Mengkonsumsi Tablet Fe Di Puskesmas Pakulaman
Yogyakarta.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Salmariantity. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten Indragiri
Hilir Tahun 2012. FK UI .
Soebroto, I. (2010). Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Yogyakarta: Bangkit.
Suhartiningsih. (2017). Hubungan Anemia Pada Ibu Bersalin Dengan Kejadian Inersia
Uteri Kala I DI RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016.
Sulistyawati, A. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Syarfaini. (2013). Seputar Masalah Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Alauddin
University Press .
Varney, H. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wulandari, P. (2015). Honey To Prevent Iron Deficiency Anemia In Pregnancy. Faculty
Of Medicine, Lampung University .

27
PICOT

No Populasi Intervensi Comparasion Outcome Teori


1 Sampel 15 kelompok 15 kelompok Penelitian ini Efektifitas
berjumlah 30 perlakuan perlakuan menunjukan pemberian
siswi yang tablet fe dan tablet fe peningkatan tablet fe dan
mengalami buah pisang kadar buah pisang
anemia di ambon (musa hemoglobin ambon (musa
sma 1 nguter paradisiaca setelah paradisiaca
kabupaten var. pemberian var.
sukoharjo Sapientum (l) perlakuan Sapientum (l)
kunt) pada kunt) dengan
kelompok tablet fe
yang hanya dalam
diberikan meningkatkan
tablet fe kadar
sebesar 1,2 hemoglobin
g/dl (t= - siswi anemia
7.924, p= di sma 1
0,000). nguter
Sedangkan kabupaten
pada sukoharjo
kelompok
yang
diberikan
tablet fe dan
buah pisang
ambon (musa
paradisiaca
var.
Sapientum (l)
kunt) sebesar
3,3 g/dl (t=-
10.829, p=
0,000).
2 Dalam 11 wanita - Berdasarkan
penelitian ini hamil dengan hasil perbedaan
jumlah anemia yang penelitian kadar hb
responden mengkonsum sesudah dan sebelum dan
yang diambil si pisang sebelum sesudah
adalah 11 ambon intervensi pemberian
wanita hamil selama 3 hari menggunakan pisang ambon
yang uji statistik pada ibu
mengalami nonparametri hamil dengan

28
anemia di c paired anemia di
wilayah kerja sample test wilayah kerja
puskesmas mendapatkan puskesmas
sumowono p value sebsar sumowono
0,006
(<0,038) yang
dapat
dimpulkan
bahwa buah
pisang ambon
efektif
terhadap
kenaikan
kadar
hemoglobin
pada ibu
hamil anemia.
3 88 ibu hamil 44 ibu hamil 44 ibu hamil Rata-rata Konsumsi
dengan yang yang peningkatan tablet fe
anemia di mengkonsum mengkonsum kadar hb pada dengan jambu
wilayah kerja si tablet fe si tablet fe ibu hamil biji
puskesmas dengan dengan yang dibandingkan
indihiang jambu biji pisang mengkonsum konsumsi
kota selama 1 selama 1 si tablet fe tablet fe
tasikmalaya bulan bulan dengan jambu dengan pisang
biji sebesar terhadap
0,42 gr%. peningkatan
Dan rata-rata kadar
peningkatan hemoglobin
kadar hb ibu ibu hamil
hamil yang
mengkonsum
si tablet fe
dengan
pisang
sebesar 0,29
gr%.

29

Anda mungkin juga menyukai