DI PUSKESMAS JETIS 1
Disusun oleh:
1810104411
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penelitian
WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan
kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Kematian maternal
dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kematian ibu
sekitar 56/10.000 persalinan hidup. Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
(Proverawati, 2013). Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 gr
Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di
seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan
di Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %
2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37, 1 %. Pemberian
2
peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3 %. Meskipun
pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu
dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan
tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi
Angka kejadian anemia pada ibu hamil di daerah Yogyakarta dari tahun 2013-
2017 mengalami peningkatan, pada tahun 2013 kejadian anemia pada ibu hamil
24,11%, tahun 2014 28,10%, tahun 2015 32,39%, tahun 2016 22,78%, tahun 2017
30,81%. Meskipun begitu, peningkatan prevalensi anemia masih terjadi di beberapa
Kabupaten/Kota di DIY yaitu Yogyakarta. Upaya menurunkan Prevalensi anemia
harus lebih dilakukan secara optimal mengingat target penurunan jumlah kematian
ibu menjadi prioritas permasalahan kesehatan DIY (Profil Kesehatan DIY, 2017).
Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis
yang terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya.
Pada saat hamil, tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah
kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil,
tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh
memerlukan darah hingga 30 % lebih banyak dari pada sebelum hamil (Noverstiti,
2012).
membahayakan ibu dan anak). Dampak dari anemia pada kehamilan dapat terjadi
mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), saat
persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat berlangsung lama,
3
dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
diantaranya gravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan
konsumsi tablet Fe dan pola makan (Krisnawati, Yanti, & Sulistianingsih, 2015).
dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil. Selain itu, salah satu upaya
untuk mencegah anemia yang dapat dilakukan oleh ibu hamil adalah dengan
darah yang dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester 1 dan
B. Batasan Masalah
Pada kasus ini berfokus pada penatalaksanaan masalah kebidanan dengan anemia
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka bagaimana asuhan kebidanan
pada ibu hamil anemia dengan pemberian pisang ambon di puskesmas jetis 1?
D. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas
Jetis 1
4
2. Tujuan khusus
1. Manfaat teoritis
Sebagai wadah pengaplikasian teori dan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah
2. Manfaat praktis
a. Bidan
b. Peneliti selanjutnya
selanjutnya
c. Responden
anemia.
F. Ruang Lingkup
dengan anemia
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan anemia yang melakukan
2 orang.
Studi kasus ini dilakukan mulai dari Tanggal 15 Mei sampai dengan 31 Mei 2019
Studi kasus ini dilakukan di Puskesmas Jetis 1 dan di tempat tinggal responden
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian kehamilan
pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,
tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau
dalam waktu 40 minggu (10 bulan) dihitung saat hari pertama haid terakhir
sampai lahirnya bayi. Dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses
penyatuan sel telur dan sperma yang berlangsung 40 minggu (Mochtar, 2012).
Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan
antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan
bahwa kehamilan adalah suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak
yang didalamnya terjadi proses penyatuan sel telur dan sperma yang kemudian
a. Perdarahan pervaginam
7
e. Keluar cairan pervaginam
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
kehamilanya, daerah fundus dan korpus menjadi bentuk sferis pada usia
2) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi servik akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.
mengandung kolagen dengan elastin dan proteoglikan dan bagian sel yang
mengandung otot dan fibroblas, epitel, serta pembuluh darah. Pada akhir
(Prawirohardjo, 2010).
3) Ovarium
baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang ditemukan ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal 6-7 minggu awal kehamilan dan
9
setelahnya berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah
vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan
5) Kulit
kemerahan, kusam, dan kadang juga ada payudara dan paha. Perubahan
yang disebut dengan linea nigra. Kadang muncul pada daerah wajah dan
leher yang disebut chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada
(Prawirohardjo, 2010).
6) Payudara
lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan
vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih
terhadap α-laktabumin akan hilang, areola juga akan lebih besar dan
b. Perubahan metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus
(Prawirohardjo, 2010).
c. Sistem kardiovaskular
Pada minggu ke – 5 cardial output akan meningkat dan perubahan ini terjadi
kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.
penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke
hipotensi supine. Pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah
d. Sistem respirasi
e. Traktus urinarius
Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan apabila uterus
keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah
mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali
(Prawirohardjo, 2010).
f. Sistem endokrin
(Prawirohardjo, 2010)
g. Sistem musculoskeletal
Lordosis yang progesif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
12
4. Perubahan psikologis dalam kehamilan
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup
labil. Seorang wanita hamil sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan.
mereka sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri maupun pada
bayinya. Cemas akan hal-hal yang tidak dipahami karena mereka merasa tidak
dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada
dalam suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. Hal ini membuat sebagian
jelas, terkadang berkaitan erat dengan perubahan bilologis yang sedang terjadi
(Varney, 2008).
megandung. Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri. Tanggung jawab yang
ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang
normal dialami saat hamil. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil
lainnya, aktifitasnya berfokus pada kehamilan, mulai belajar cara merawat anak,
mengalami perubahan dari seorang yang menuntut menjadi seorang yang mencari
kasih sayang, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido.
13
Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan.
Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang
terpisah sehingga wanita menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.
Perhatian utama wanita hanya terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan.
(Varney, 2008).
a. Trimester pertama
1) Nausea
pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih kerap terjadi dipagi hari.
selama kehamilan. Kadar gula darah yang rendah disebabkan oleh tidak
Lambung yang terlalu penuh paristaltik yang lambat dan factor lain emosi
lainnya.
2) Ptialisme
14
3) Keletihan
drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi hal tersebut
5) Leukorea
besar dengan konsistensi kental atau cair yang dimulai pada trimester
pertama.
b. Trimester ke dua
Nyeri ulu hati yaitu ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir
15
2) Konstipasi
relaksi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah
3) Hemoroid
4) Varises
Menurut Varney (2007) varises vena lebih mudah muncul pada wanita
c. Trimester ketiga
1) Nokturia
2) Insomnia
3) Kram tungkai
16
B. Anemia
1. Pengertian anemia
dalam 100 ml darah. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
patofisiologis yang diuraikan oleh anamneses dan pemeriksaan fisik yang teliti
(referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit)
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama
kehamilan indikasi anemia adalah konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl
2. Manifestasi klinis
gejala umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, dan gejala penyakit dasar.
Gejala umum anemia berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-
17
kunang, serta telinga berdenging, simptomatik apabila hemoglobin <7 gr%
dengan pemeriksaan fisik dijumpai pucat terutama pada konjungtiva dan jaringan
dibawah kulit. Gejala khas defiseiensi zat besi, yaitu gejala yang dijumpai pada
anemia defisiensi zat besi dan tidak dijumpai pada anemia jenis lain yaitu
dasar seperti pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala-gejala penyakit
yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Contohnya pada anemia
3. Macam-macam anemia
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat
besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena
gangguan resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari
b. Anemia megaloblastik
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi
yangkronik.
c. Anemia hipoplastik
Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-
18
d. Anemia hemolitik
menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih berat.
4. Penatalaksanaan
sehingga membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh dan menghindari zat-
b. Konsumsi suplemen zat besi pada ibu hamil sebagai pencegahan anemia
c. Penambahan jenis zat gizi dalam bahan pangan agar meningkatkan kualitas
1. Definisi
bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada
trimester II (Depkes RI, 2009). Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana
(Suhartiningsih, 2017).
19
Anemia adalah penurunan jumlah kadar hemoglobin didalam darah
kurang daro 11 gr% dan penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen
(Manuaba, 2010).
a. Anemia ringan
Biasanya anemia ringan tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun, jika
anemia secara perlahan terus menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan
mengimbangi perubahan, dalam hal ini tidak ada gejala apapun sampai
b. Anemia sedang
c. Anemia berat
Beberapa tanda dan gejala yang mungkin menunjukkan anemia berat pada
rendah, frekuensi napas cepat, pucat atau kulit dingin, pusing, sakit kepala dan
3. Pemeriksaan penunjang
pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
20
hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90
a. Hb 11 gr% : Normal
a. Keguguran
b. Partus pramaturus
e. Syok
f. IUFD
a. Anemia ringan
2011).
21
b. Anemia sedang
2010).
(Pudiastuti, 2011).
c. Anemia berat
22
BAB III
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain studi
kasus berbasis asuhan. Metode yang digunakan adalah studi kasus untuk
Puskesmas Jetis 1
Lokasi dalam studi kasus ini di Puskesmas Jetis 1 dan kunjungan rumah yang
dilakukan di tempat tinggal responden pada saat praktek klinik, yaitu pada tanggal 15
Subyek dalam studi kasus ini yaitu ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak
1. Kriteria inklusi
a. Ibu hamil
b. Mengalami anemia
2. Kriteria eksklusi
23
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada studi kasus ini dengan cara observasi, pemeriksaan fisik,
dan dokumentasi.
1. Observasi
untuk mengamati dan melihat respon pasien saat peneliti melakukan pengkajian
Observasi yang dinilai adalah kondisi ibu sebelum dan sesudah diberikan
intervensi.
2. Pemeriksaan fisik
a. Spygnomanometer
b. Stetoskop
c. Thermometer
e. Alat tulis
3. Dokumentasi
Dilakukan dengan cara wawancara kepada pasien, keluarga pasien, dan bidan
intervensi, dan melihat catatan rekam medis untuk melihat riwayat dan status
kesehatan pasien.
menguji keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan
24
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, teknik triangulasi
sumber menuju kredibilitas dilakukan dengan cara menegecek data yang diperoleh
F. Analisis Data
Analisis data yang diawali dengan studi kepustakaan dan Evidence based
mengenai anemia. Melakukan pengkajian data pada pasien ibu hamil di Puskesmas
Jetis 1, analisis data dalam studi kasus ini menggunakan analisi berbasis PICOT
25
DAFTAR PUSTAKA
Anggini, T. S., Mintarsih, W., & Sopianah, Y. (2016). Konsumsi Tablet Fe Dengan
Jambu Biji Dibandingkan Konsumsi Tablet Fe Dengan Pisang Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil. Midwife Journal.
Aryanti, W., Setiawati, S., Riyani, Wandiri, R., & Aryanti, L. (2013). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sekampung Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013. PSIK Universitas Malahayati .
Fitriani, Y., Panggayuh, A., & Tarsikah. (2017). Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji
Terhadap Kadar Hb Pada Ibu Hamil Trimester III Di Polindes Krebet Kecamatan
Bululawang Kabupaten Malang. Jurnal EDUMidwifery.
Krisnawati, Yanti, D. A., & Sulistianingsih, A. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya
Anemia Pada Ibu Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2015. STIKES
Perngsewu Lampung .
Kusmiati, Y., Puji, H., & Sujiyanti. (2010). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Fitramaya.
Mansur, W. (2017). Pengaruh Pemberian Brownies Tempe Subtitusi Wortel (Daucus
Carota L.) Terhadap Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Anemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Peertiwi Kecamatan Mariso Kota Makassar. UIN Alauddin Makassar .
Manuaba, I. (2010). Ilmu Kesehatan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC.
Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC.
Noverstiti, E. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang
Tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung .
Noviawati, E. (2012). Hubungan Antara Asupan Zat Besi Dan Kejadian Anemia Pada
Mahasiswi PSPD Angkatan 2009-2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Nugraheny, E. (2010). Asuhan Kebidanan Phatologi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Nurjanah, S., Qudsiah, S. C., & Djarot, H. S. (2012). Hubungan Antara Paritas Dan
Umur Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Tahun 2012. Universitas
Muhammadiyah Semarang .
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Proverawati, A. (2013). Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
26
Pudiastuti, R. D. (2011). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, A. N. (2017). Pengaruh Jus Jambu Biji Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin
Ibu Hamil Trimester III Yang Mengkonsumsi Tablet Fe Di Puskesmas Pakulaman
Yogyakarta.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Salmariantity. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten Indragiri
Hilir Tahun 2012. FK UI .
Soebroto, I. (2010). Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Yogyakarta: Bangkit.
Suhartiningsih. (2017). Hubungan Anemia Pada Ibu Bersalin Dengan Kejadian Inersia
Uteri Kala I DI RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016.
Sulistyawati, A. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Syarfaini. (2013). Seputar Masalah Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Alauddin
University Press .
Varney, H. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wulandari, P. (2015). Honey To Prevent Iron Deficiency Anemia In Pregnancy. Faculty
Of Medicine, Lampung University .
27
PICOT
28
anemia di c paired anemia di
wilayah kerja sample test wilayah kerja
puskesmas mendapatkan puskesmas
sumowono p value sebsar sumowono
0,006
(<0,038) yang
dapat
dimpulkan
bahwa buah
pisang ambon
efektif
terhadap
kenaikan
kadar
hemoglobin
pada ibu
hamil anemia.
3 88 ibu hamil 44 ibu hamil 44 ibu hamil Rata-rata Konsumsi
dengan yang yang peningkatan tablet fe
anemia di mengkonsum mengkonsum kadar hb pada dengan jambu
wilayah kerja si tablet fe si tablet fe ibu hamil biji
puskesmas dengan dengan yang dibandingkan
indihiang jambu biji pisang mengkonsum konsumsi
kota selama 1 selama 1 si tablet fe tablet fe
tasikmalaya bulan bulan dengan jambu dengan pisang
biji sebesar terhadap
0,42 gr%. peningkatan
Dan rata-rata kadar
peningkatan hemoglobin
kadar hb ibu ibu hamil
hamil yang
mengkonsum
si tablet fe
dengan
pisang
sebesar 0,29
gr%.
29