Anda di halaman 1dari 72

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa

diukur dengan menentukan tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) dalam 100.000 persalinan hidup. Sedangkan

tingkat kesejahteraan suatu bangsa di tentukan dengan seberapa jauh gerakan

Keluarga Berencana (KB) dapat diterima masyarakat(Manuaba, 2007)

Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah

masalah besar bagi negara-negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20-

50% kematian Wanita Usia Subur (WUS) disebabkan hal yang berkaitan

dengan kehamilan. Menurut data statistik yang di keluarkan World Healt

Organitation (WHO) sebagai badan Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) yang

menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam

kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515 ribu jiwa setiap tahun

(WHO 2008).

Berhasilnya upaya kesehatan dapat dilihat dari tinggi rendahnya

derajat kesehatan masyarakat yang dapat dilihat dari Umur Harapan Hidup

(UHH). UHH dipengaruhi oleh Angka Kematian Bayi (AKB), Angka

Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB) dan Angka Kematian

Kasar. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan baromater pelayanan kesehatan ibu dan anak di suatu negara, AKI

1
2

dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN. Berdasarkan

Biro Pusat Statistik (BPS) AKI di Indonesia tahun 2007 sebesar 248 per

100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar

307 per 100.000, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari

target Millenium Development Goals (MDG’s) 2015 (102 per 100.000

kelahiran hidup). Sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 26,9

per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun

2002- 2003 sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup. Adapun target AKB pada

MDG’s sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI,

2009)

Perdarahan dalam obstetric masih memegang peran penting sebagai

penyebab utama kematian maternal, sekalipun dinegara maju, terutama pada

kelompok sosial ekonomi lemah. Baik laporan penelitian dari Inggris (2006 –

2007) maupun laporan penelitian dari Amerika (2006 – 2007) keduanya

menyatakan bahwa perdarahan obstetrik merupakan penyebab utama

kematian maternal. Laporan dari Amerika menyebutkan 30 % kematian

maternal disebabkan oleh perdarahan dari luar keguguran.

Pada sebuah laporan oleh Chichaki dan kawan-kawan (2007)

disebutkan perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan kematian

maternal terdiri atas solusio plasenta (19 %) dan koagulasi (14 %), robekan

jalan lahir termasuk rupture uteri (16 %), plasenta previa (7 %) dan plasenta

akreta/inkreta dan perkreta (6 %), dan atonia uteri (5 %). Perdarahan obstetrik

yang tidak cepat di atasi dengan transfusi darah atau cairan infus dan fasilitas
3

penanggulangan lainnya (semisal upaya pencegahan dan atau mengatasi syok,

seksio sesarea atau histerektomi dan terapi antibiotika yang sesuai),

prognosisnya akan fatal bagi penderitanya (Prawirohardjo,S 2009)

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada

segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas

uterus, biasanya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke

arah fundus uteri. Angka kejadian plasenta previa adala 0,4-0,6% dari

keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan yang baik mortalitas

perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup. Pada awal kehamilan, plasenta

mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ datar yang bertanggung

jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan

membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding

uterus dan pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu

dan bayi (Davood, 2008).

Perdarahan obstetrik yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga

dan yang terjadi setelah anak atau plasenta lahir pada umumnya adalah

perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapat penanganan yang cepat bisa

mendatangkan syok yang fatal. Salah satu sebabnya adalah plasenta previa.

Oleh karena itu, perlulah keadaan ini diantisipasi janinnya. Antisipasi dalam

perawatan prenatal adalah sangat mungkin oleh karena pada umumnya

penyakit ini berlangsung perlahan diawali gejala dini berupa perdarahan yang

berulang yang mulanya tidak banyak tanpa disertai rasa nyeri dan terjadi pada
4

waktu yang tidak tertentu, tanpa trauma. Sering disertai oleh kelainan letak

janin atau pada kehamilan lanjut bagian janin tidak masuk kedalam panggul,

tetapi masih mengambang di pintu atas panggul. Perempuan hamil yang

menderita plasenta previa harus segera dirujuk kerumah sakit terdekat tanpa

melakukan pemeriksaan dalam karena itu dapat menyebabkan perdarahan

berlangsung semakin deras dengan cepat (Prawirohardjo,S 2009).

Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Maluku Utara pada

bulan Januari sampai Desember 2012 tercatat angka kematian ibu sebanyak

13 orang dengan penyebab utama yaitu, perdarahan 6 orang (46,1%),

Hipertensi dalam kehamilan 2 orang (15,3%), dan infeksi 3 orang (23,0%),

eklamsi 2 orang (15,3%) (Dinas Kesehatan Propinsi Maluku Utara, 2012).

Sedangkan menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Kalumata

Ternate Selatan. Pada Tahun 2012, dari bulan Januari sampai bulan Juni yaitu

terdapat 572 orang (50 %), bumil resiko tinggi 125 orang (11 %), anemia

ringan 26 orang (27 %), anemia sedang 42 orang (43 %), anemia berat 30

orang (31 %), letak lintang 3 orang (2,4 %), letak sungsang 7 orang (5,6 %).

Plasenta pervia 2 orang (1,6 %).

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, plasenta previa yaitu

perdarahan obstetrik yang jika tidak ditangani dengan baik dapat

menyebabkan kematian maternal dan neonatal. Maka mendorong penulis

untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Antenatal

pada Ny”N” Dengan Plasenta Previa Totalis di Ruang KIA Puskesmas


5

Kalumata Ternate” sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

pendidikan di Politeknik Kementerian Kesehatan Ternate.

1.1.1. Tujuan Penulisan

1.1.2. Tujuan Umum

Menambah wawasan pengetahuan dan ketrampilan penulis dalam

memberikan dan menjelaskan asuhan kebidanan serta memperoleh

pengalaman yang nyata tentang kasus plasenta previa

1.1.3. Tujuan Khusus

1. Melaksanakan pengkajian atau pengumpulan data pada kasus plasenta

previa.

2. Menganalisa dan menginterprestasi data untuk menentukan diagnosa /

masalah aktual dan potensial pada kasus plasenta previa.

3. Melakukan tindakan segera dan kolaborasi pada kasus plasenta previa.

4. Menyusun rencana tindakan pada kasus plasenta previa

5. Mengimplementasi secara langsung rencana tindakan yang telah

disusun pada kasus plasenta previa.

6. Melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan asuhan kebidanan

yang telah diberikan pada kasus plasenta previa

7. Mendokumentasikan tindakan kebidanan yang telah dilaksanakan pada

kasus plasenta previa.


6

1.2. Manfaat Penulisan

1.2.1. Manfaat untuk penulis

Menambah pengetahuan dalam memberikan dan menjelaskan tentang

asuhan kebidanan serta meningkatkan ketrampilan penulis dalam

menyusun studi kasus khususnya pada Plasenta Previa.

1.2.2. Manfaat untuk institusi

Dapat dijadikan sebagai bahan masukkan atau bahan ajar kepada para

mahasiswa yang nantinya akan melakukan studi kasus terutama tentang

Plasenta Previa

1.2.3. Manfaat untuk Puskesmas Kalumata Ternate

Bahan informasi dalam memberikan asuhan kebidanan pada kasus

Plasenta Previa Totalis pada Ny.”N” diruangan KIA Puskesmas

Kalumata Ternate agar dapat memperhatikan dan memberikan pelayanan

yang baik pada klien

1.3.4 Manfaat untuk pasien

Penerapan Manajemen Kebidanan ini diharapkan mampu membantu

pasien dalam memenuhi segala kebutuhan biologis, psikologis, sosial

dan spiritualnya setelah mengetahui secara jelas tentang Plasenta Previa

serta tanda dan gejalanya.


7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari),

dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan keempat sampai bulan 6, triwulan ketiga dari

bulan ke 7 sampai 9 bulan (Prawiroharjdo,S 2009)

2.1.2 Proses Kehamilan

Proses kehamilan itu terjadi ketika sperma (benih pria) bertemu

dengan sel telur (benih wanita), dan hal itu hanya bisa terjadi apabila

hubungan kelamin dilakukan disekitaran masa subur. Masa subur itu

terjadi semenjak ovulasi (keluarnya sel telur) dan ovarium (indung telur)

hingga akhir masa hidupnya. Sementara itu sel sperma yang masuk ke tuba

fallopi bisa bertahan 1 × 24 jam. Jadi hubungan seksual yang dilakukan 1-

2 hari sebelum masa subur masih bisa terjadi kehamilan. Dengan demikian

meskipun hanya sekali saja melakukan hubungan seks, bisa saja terjadi

kehamilan kalau waktunya disekitar masa ovulasi. (Prawirohardjo,S.2011)

7
8

2.1.3 Plasenta

Sebelum membahas plasenta previa lebih lanjut perlu dipahami

terlebih dahulu tentang plasenta. Plasenta merupakan suatu organ yang

terbentuk pada dinding sebelah dalam uterus dan segera setelah terjadi

pembuahan. Zat-zat makanan dan oksigen akan didistribusikan dari ibu

kejaninnya melalui plasenta serta membawa sisa-sisa metabolisme keluar dari

tubuh.

Bentuk normal dari plasenta adalah terbentuk bundar atau hanpir

bundar/ceper dengan diameter 15-20 cm dan tebal 1, 2-3 cm dan beratnya

kurang dari 500 gram atau 20% dari berat badan janin (Prawirohardjo,S 2011)

Tali pusat berhubungan dengan plasenta biasanya ditengah (insresio

sentralis). Bila hubungannya agak pinggir (Insesio Lateralis) dan bila di

pinggir plasenta (Insersio marginalis). Kadang – kadang tali pusat berada

diluar plasenta dan hubungan dengan plasenta melalui janin, jika demikian

disebut Insersio Velamontosa.

Pada umumnya plasenta berimplantasi didepan atau dibelakang

dinding uterus agak kearah atas ke arah fundus uteri, plasenta sebenarnya

berasal sebagian dari janin. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi

plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah

kembali. Pada pinggir plasenta dibeberapa tempat terdapat suatu ruang vena

untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviler di atas

(marginalis).
9

Fungsi plasenta antara lain :

1) Sebagai alat untuk memberikan makanan pada janin

2) Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme

3) Sebagai alat yang memberikan zat asam dan mengeluarkan

kabondioksida

4) Sebagai alat pembentuk hormon

5) Sebagai alat penyalur berbagai antibodi kejanin

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu :

1) Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.

2) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya

3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.

4) Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi.

5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga

kualitas kehamilan dan merawat bayi.

6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya

(Prawirohardjo, 2009)
10

2.2 Konsep dasar plasenta previa

2.2.1 Pengertian

1) Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada

segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri

internum (Prawirohardjo,S 2009).

2) Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae =

didepan, vias = jalan). Jadi yang di maksud ialah plasenta yang

implementasinya tidak normal ialah rendah sekali hingga menutupi

seluruh atau sebagian ostium internum. (Asuhan Kebidanan

IV/Patologi Kebidanan, 2010)

3) Plasenta previa adalah keadaaan dimana implantasi plasenta terletak

pada atau didekat serviks. (Buku Paduan Praktis, PKMDN. 2010)

4) Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen

bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri

internium. (Buku Acuan Nasional, PKMDN. 2010)

2.2.2 Insiden

Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi

dan pada usia diatas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan

ganda daripada kehamilan tunggal. Uterus bercacat ikut mempertinggi

angka kejadiannya. Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah

dilaporkan insidennya berkisar 1,7 % sampai dengan 2,9 %. Dinegara

maju insidennya lebih rendah yaitu kurang dari 1 % mungkin disebabkan

berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi. Dengan meluasnya


11

penggunaan ultrasonografi dalam obstetrik yang menunjukan deteksi lebih

dini, insiden plasenta previa bisa lebih tinggi (Prawirohardjo,S 2009)

Sekitar 60 % perdarahan plasenta previa pertama terjadi sesudah usia

kehamilan 36 minggu. Sebanyak 30 % terjadi sebelum 32 minggu.

2.2.3 Klasifikasi

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-

20 cm dan tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Tali pusat berhubungan

dengan Plasenta biasanya ditengah (insersio sentralis), bila berhubungan

agak pinggir (insersio laterralis), dan bila dipinggir plasenta dan

berhubungan dengan plasenta melalui janin, jika demikian disebut

(insersio velamentosa) (Prawiharjdo,S 2009). Klasifikasi Plasenta dibagi

menjadi yaitu:

1) Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi

seluruh ostium uteri internum.

2) Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian

ostium uteri internum.

3) Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada

pinggir ostium uteri internum.

4) Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada

segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada

pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang

lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal


12

Gambar.2.1.Plasenta Previa

2.2.4 Faktor Predisposisi atau Faktor Resiko

Penyebab utama terjadinya plasenta previa belum diketahui. Tetapi

terdapat faktor resiko yang menyebabkan meningkatnya seorang ibu atau

wanita hamil berkesempatan mengalami plasenta previa, yaitu:

1) Jumlah kehamilan yang lalu ( Multiparitas ).

2) Usia ibu hamil ( umur >35 tahun ).

3) Riwayat Operasi (SC).

4) Kehamilan dengan janin lebih dari satu (seperti kembar dua atau

kembar tiga) dengan plasenta besar.

5) Riwayat tindakan medis yang dilakukan pada uterus, seperti

dilatase dan kuretase atau aborsi medisinalis.

6) Defect vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat

perubahan atropik dan inflamatorik.

7) Chorion Leave Presistent.

8) Corpus luteum bereaksi lambat dimana endometrium belum siap

menerima hasil konsepsi.


13

9) Konsepsi dan nidasi terlambat

10) Merokok, sigaret, menyebabkan menurunya kadar oksigen yang

beredar dalam tubuh, sehingga merangsang pertumbuhan plasenta

yang besar. Plasenta yang besar dihubungkan dengan

perkembangan plasenta previa.

11) Riwayat plasenta previa sebelumnya.

2.2.5 Patofisiologi

Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga

dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya

segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan.

Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal

yaitu bagian desidua basalis. Dengan melebarnya istimus uteri menjadi

segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit

banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai

tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar (Effacement)

dan membuka (dilatation) ada bagian tapak yang terlepas. Pada tempat

laserarsi itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi meternal

yaitu dari ruangan intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena

pembentukan segmen bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa

betapapun akan terjadi (unavoidable bleeding), perdarahan ditempat itu

relatif dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan

serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang

dimilikinya sangat minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat


14

itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti karena

terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang lebih

besar dari plasenta pada mana perdarahan akan berlangsung lebih banyak

dan lama.

2.2.6 Gejala Klinis

Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan uterus keluar

melalui vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan biasanya terjadi pada akhir

trimester kedua keatas. Perdarahan pertama berlangsung tidak terlalu

banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi tanpa sesuatu

sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian, jadi berulang. Pada

setiap pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti

mengalir. Pada plasenta letak rendah perdarahan baru terjadi pada waktu

mulai persalinan; perdarahan bisa sedikit sampai banyak mirip pada

solusio plasenta. Perdarahan diperhebat berhubung segmen bawah rahim

tidak mampu berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan demikan,

perdarahan bisa berlangsung sampai pascapersalinan. Perdarahan bisa juga

bertambah disebabkan serviks dan segmen bawah rahim pada plasenta

previa lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah

terjadi pada upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada

retensio plasenta.

Berhubung plasenta terletak pada bagian bawah, maka pada palpasi

abdoman sering ditemui bagian terbawah janin masih tinggi diatas simfisis

dengan letak janin tidak dalam letak memanjang. Palpasi abdomen tidak
15

membuat ibu hamil merasa nyeri dan perut tidak tegang (Prawiroharjdo,S

2009).

2.2.7 Diagnosis

1). Anamnesis :

Riwayat perdarahan, darah warna merah segar, tanpa rasa nyeri, tanpa

sebab, terutama pada multigravida pada kehamilan setelah 22 minggu.

2). Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum atau tanda-tanda vital ibu mungkin dapat baik sampai

buruk, tergantung pada beratnya perdarahan.

3). Pemeriksaan obstetrik :

a. Pemeriksaan luar

Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul,

presentasi kepala. Biasanya kepala masih terapung diatas pintu

atas panggul

b. Pemeriksaan inspekulo

Tujuannya adalah mengetahui apakah perdarahan berasal dari

ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina.

Apabila perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum, adanya

plasenta previa harus dicurigai.

1. Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung

Dapat dilakukan dengan radiografi, radioisotop dan ultrasonografi

(USG). Akan tetapi pada pemeriksaan radiografi dan radioisotop, ibu

dan janin diharapkan pada bahaya radiasi sehingga cara ini


16

ditinggalkan. Sedangkan dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG)

tidak menimbulkan bahaya radiasi dan rasa nyeri, sehingga cara ini

dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta

2. Penentuan Letak Plasenta Secara Langsung

Pemeriksaan dengan menentukan letak plasenta secara

langsung baru dikerjakan bila fasilitas lain tidak ada dan dilakukan

dalam keadaan siap operasi, maka disebut pemeriksaan dalam diatas

meja operasi maka disebut pemeriksaan dalam diatas meja operasi

(PDMO); yaitu melakukan perabaan secara langsung melalui

pembukaan serviks pada perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu

dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO sebagai

upaya menentukan diagnosis.

Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat

menimbulkan perdarahan yang banyak. Pemeriksaan dilakukan

sebagai berikut :

a. Perabaan forniks, mulai dari forniks posterior apa ada tahanan yang

lunak (bantalan) antara bagian terdepan janin dan jari pemeriksa.

b. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis, caranya jari pemeriksa

dimasukkan hati-hati ke dalam osteum uteri internum untuk

meraba adanya jaringan plasenta


17

2.2.8 Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium : darah lengkap dan urien lengkap.

2. Kardiotografi (KTG), Doppler / Leanec untuk mengetahui

kesejahteraan janin

3. Ultrasonografi (USG)

2.2.9 Komplikasi

Plasenta previa dapat menyebabkan berbagai komplikasi, baik bagi ibu

maupun janin yang dikandungan, yaitu :

1. Perdarahan yang hebat dan syok sebelum atau selama persalinan, yang

dapat mengancam kehidupan ibu dan janinya

2. Persalinan prematur atau preterm (sebelum usai kehamilan 37 minggu)

yang mana merupakan resiko terbesar bagi janin.

3. Infeksi pada saat persalinan

4. Laserasi serviks

5. Plasenta akreta

6. Prolapsus tali pusat

7. Prolapsus plasenta

2.2.10 Prognosis

Dengan penanggulangan yang baik, seharusnya kematian ibu

karena plasenta previa, rendah atau tidak ada sama sekali.

2.2.11 Penatalaksanaan Medis

Semua pasien atau ibu dengan perdarahan pervagina pada

kehamilan trimester ke-3, harus dirawat dirumah sakit tanpa periksa dalam
18

(touche vagina). Bila pasien dalam keadaan syok karena perdarahan yang

banyak, harus segera dilakukan perbaikan keadaan umumnya dengan

pemberian infus atau transfusi darah.

Untuk itu dalam melakukan rujukan pasien dengan plasenta previa,

bidan seharusnya mengambil sikap atau memperbaiki hal-hal berikut :

1. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan

menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari

peningkatan tekanan rongga perut (misalnya : batuk, mengedan karena

sulit buang air besar),

2. Pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan

3. Secepat mungkin diantar petugas

4. Dilengkapi dengan keterangan secukupnya

5. Dipersiapkan donor darah untuk transfusi darah

Selanjutnya penanganan atau penatalaksanaan plasenta previa

tergantung pada :

a. Keadaan umum pasien, kadar Hb

b. Jumlah perdarahan yang terjadi

c. Umur kehamilan / taksiran Berat Badan Janin

d. Jenis atau klasifikasi plasenta previa

e. Paritas atau kemajuan persalinan

Oleh karena itu, penatalaksanaan plasenta previa dibagi menjadi 2

bagian besar yaitu:

a. Penanganan Konservatif / Ekspektatif


19

Penanganan konservatif/ekspektatif artinya mempertahankan

kehamilan sampai waktu tertentu. Yang bertujuan agar janin tidak

terlahir prematur, ibu dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam

melalui kanalis servikalis. Upaya diagnosis dilakukan secara non-

invasif. Pemantauan klinis tersebut dilakukan secara ketat dan baik

Penanganan konservatif/eksekutif dilakukan dengan kriteria:

a. Jika usia kehamilan belum optimal/kurang dari 37 minggu

b. Perdarahan sedikit

c. Kehamilan masih dapat dipertahankan, karena perdarahan pertama

pada umumnya tidak berat dan dapat berhenti dengan sendirinya.

d. Belum ada tanda-tanda persalinan

e. Keadaan janin sejahtera

f. Keadaan umum baik, kadar Hb 8-9 gr % atau lebih

Rencana penanganan :

a. Pasien harus dirawat dengan istirahat baring total

b. Pemberian infus dan elektrolit

c. Pemberian obat-obatan; untuk pematangan paru dan tokolitik

d. Pemeriksaan Hb, Ht, COT, golongan darah

e. Pemeriksaan USG

f. Awasi perdarahan terus menerus, tekanan darah (tensi), nadi dan

denyut jantung janin

g. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa, tergantung keadaan,

pasien dirawat sampai kehamilan 37 minggu, selanjutnya


20

penanganan secara aktif ( kecuali bila terjadi perdarahan ulang

segera dilakukan seksio sesarea (SC)

b. Penanganan Aktif, yang berarti kehamilan tersebut harus segera

diakhiri.

Penanganan aktif dilakukan dengan kriteria:

a. Usia kehamilan ≥ 37 minggu, berat badan janin ≥ 2500 gram

b. Perdarahan banyak 500 cc atau lebih

c. Ada tanda-tanda persalinan

d. Ada tanda-tanda gawat janin

e. Keadaan umum ibu tidak baik, ibu anemia, Hb : 8,0 gr %

Penanganan aktif yang umumnya dilakukan adalah tindakan SC.

2.2.12 Penatalaksanaan Asuhan Ibu Dengan Plasenta Previa

1. Tujuan dari penatalaksaan asuhan pasien / ibu dengan plasenta previa

ini, antara lain :

a. Mencegah dan mengurangi timbulnya perdarahan baru

b. Mencegah terjadinya infeksi

c. Mempertahankan kesejahteraan janin dan bayi lahir sehat

d. Memperbaiki keadaan umum

e. Menyampaikan secara verbal pemahaman atas kondisi pasien dan

penatalaksanaan yang dilakukan

f. Mengidentifikasi dan menggunakan sistem pendukung yang

tersedia. (Prawirohardjo,S 2011)


21

2. Pengkajian

Bidan / perawat kebidanan perlu melakukan pengkajian riwayat

perdarahan, yang meliputi kehamilan, paritas dan gambaran

perdarahan (berapa lama, kejadian yang menyebabkan perdarahan,

estimasi jumlah perdarahan)

Pengkajian lain yang perlu dikumpulkan adalah status umum

wanita, perkiraan umur kehamilan,jumlah perdarahan, tanda-tanda

vital dan status janin. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi darah

lengkap, hitung darah tepi, golongan darah, status Rh, profile

koagulasi serta cross match (contoh darah).

3. Penatalaksanaan asuhan kebidanan dirumah sakit

a. Penatalaksanaan ekspektatif / yang diharapkan, terdiri dari :

1) Istirahat atau bedrest

2) Pemeriksaan USG

3) Pemeriksaan Laboratorium

4) Persiapan mental, menjelaskan kepada ibu keadaan yang

dialaminya dan intervensi yang diberikan sehingga ibu tidak

gelisah.

5) Jika usia kehamilan aterm (sudah mencapai 37 minggu) dan

paru janin telah matur, persalinan seksio sesarea dijadwalkan.

6) Awasi tanda syok

b. Penatalaksanaan aktif yaitu persiapan untuk persalinan dengan

seksio sesarea
22

2.3 Konsep Manajemen Kebidanan

2.3.8 Pengertian Manajemen Kebidanan

a) Manajemen kebidanan adalah suatu metode atau pendekatan

pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam pemberian

pelayanan asuhan kebidanan.

b) Pengertian lain dari manajemen kebidanan adalah alat yang

mendasari seorang bidan untuk memecahkan masalah klien dalam

berbagai situasi dan kondisi, yaitu dengan menggunakan berbagai

teknik antara lain observasi, wawancara / anamnese, dan

pemeriksaan.

2.3.9 Langkah-langkah Manajemen Kebidanan

Untuk memahami manajemen kebidanan secara mendetail maka

perlu untuk mengetahui tahapan manajemen kebidanan agar dapat

berpikir sistematis, sehingga menimbulkan cara berpikir analitik dan

kritis serta melihat permasalahan dengan seksama, dengan demikian,

dapat langsung memiliki tindakan emergency / tindakan segera ke

gawat daruratan kebidanan yang efektif untuk dilaksanakan dalam

menolong klien secara sistematis tahapan manajemen kebidanan terdiri

dari :

I. Step I : Identifikasi dan Analisa Data Dasar

Identifikasi dan analisa data dasar merupakan langkah

awal dari manajemen kebidanan, langkah ini merupakan

kemampuan intelektual dari penolong untuk mengidentifikasi dan


23

menganalisis masalah yang diungkapkan oleh klien, langkah

pertama ini merupakan dasar dari langkah berikutnya :

Kegiatan yang dilakukandalam langkah identifikasi dan

analisis data meliputi : pengumpulan data, pengolahan data dan

analisa atau interprestasi data dasar.

a. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, mencari dan menggalih

data/fakta atau informasi baik dari klien, keluarganya maupun

tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari hasil yang

diperoleh. Cara yang dilakukan dalam mengumpulkan data

adalah :

a) Anamnesa / wawancara

Anamnesa / wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan

oleh bidan dengan klien, atau tim kesehatan lain. Data

yang dikumpulkan mencakup semua keluhan klien tentang

masalah kesehatan dan kebidanan yang dimiliki oleh klien.

b) Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi dan pemeriksaan fisik merupakan metode

pengumpulan data yang tidak dapat dipisahkan, observasi

adalah melihat, memperhatikan sesuatu pada pemeriksaan

fisik. Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi. Pemeriksaan fisik pada klien

dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Pada


24

saat melakukan observasi dan pemeriksaan fisik, bidan

harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Mengamati semua prilaku klien yang berkaitan dengan

masalah yang dirasakan.

b) Mengamati perubahan / kelainan fisik dari klien.

c) Memperhatikan aspek sosial, kultural, dan spiritual dari

klien.

d) Menggunakan tehnik pemeriksaan yang tepat.

e) Pemeriksaan terarah dan berkaitan dengan keluhan

klien.

b. Pengolahan Data dan Pengelompokan Data

Setelah data yang dikumpulkan secara lengkap dan benar,

selanjutnya data dikelolah dan dikelompokan menjadi 3

kelompok, yaitu:

a) Data Subjektif

Data yang dikelolah dan dikelompokan dalam data

subjektif adalah data yang berhubungan dengan klien

melalui pengamatan tidak langsung yang berkaitan dengan

identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat

menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi

yang lalu, riwayat gynekologi dan dukungan keluarga serta

keadaan psikososial dan kultural.

b) Data Objektif
25

Data yang dikelolah dan dikelompokan kedalam data

objektif yaitu data yang berhubungan dengan intervensi

langsung oleh tenaga medis, berupa keadaan umum, tinggi

badan, berat badan, tanda-tanda vital yaitu : suhu 37,00c.

Nadi 70-75 x/menit. Pernapasan : 15-20 x/menit. Tekanan

darah : 120/80 mmHg.

c) Analisa Data

Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya

disusun daftar masalah dengan klasifikasi masalah seperti:

(a) Keadaan umum yang normal

(b) Keadaan yang menyimpang atau kelainan

(c) Keadaan yang mengandung resiko tinggi

(d) Keadaan yang bersifat pathologi

II. Step II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Pada step ini dikembangkan dari identifikasi data kedalam

interpretasi yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa. Masalah

lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh klien dari

diagnosa yang telah ditetapkan dan lebih sering di identifikasi oleh

bidan dengan berfokus pada apa yang di kemukakan oleh klien

secara individual, terdapat masalah aktualnya nyeri akibat

terputusnya jaringan karena adanya episiotomi Mediolateralis

sehingga serabut saraf ikut terputus (Varney, 2009 ).

III. Step III : Merumuskan Diagnosa atau Masalah Potensial


26

Masalah potensial dalam kaitan dengan diagnosa

kebidanan adalah masalah yang mungkin akan timbul dan tidak

segera diatasi akan mengancam keselamatan klien/pasien. Terdapat

masalah potensial yang kemungkinan terjadi pada kasus Plasenta

previa yaitu:

1) Terjadi persalinan preterm

sKeadaan umum dari masalah ini seperti adanya

perdarahan akibat plasenta previa dapat mempengaruhi

kehamilan, karena adanya gangguan asupan O2 dan nutrisi

kejanin melalui plasenta dapat mengalami penurunan yang

dapat merangsang terjadi pengeluaran hasil konsepsi

2) Perdarahan berulang

Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks

menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari

dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari

plasenta dan menyebabkan perdarahan

3) Anemia berat

Perdarahan yang berlangsung terus-menerus akan

mengakibatkan volume darah dalam tubuh berkurang yang

disertai dengan turunya kadar hemoglobin (Hb)


27

IV. Step IV : Melaksanakan Tindakan Segera.

Pada step ini dibutuhkan ketelitian, agar bidan maupun

dokter kebidanan dapat menentukan intervensi yang harus

dilakukan sesuai dengan kewenangannya yaitu pada klien dengan

situasi emergensi atau kegawat daruratan dalam rangka

menyelamatkan nyawa klien atau pasian, namun tetap memerlukan

tindakan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter kebidanan

maupun tim kesehatan lain yang ikut marawat klien atau yang

terlibat langsung dengan kesehatan klien.

Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan emergensi pun

tetap membutuhkan tindakan konsultasi atau kolaborasi dengan

dokter dalam upaya penyelamatan nyawa klien (Varney, 2009 ).

V. Step V : Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Mengembangkan dan melaksanakan suatu rencana tindakan

komprehensif ditentukan berdasarkan pada step sebelumnya,

seluruh keputusan yang dibuat untuk mengembakan dan

melaksanakan suatu rencana tindakan.

VI. Step VI : Implementasi Asuhan Kebidanan

Implementasi di dalam manajeman kebidanan dilaksanakan

oleh bidan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Pada

langkah ini bidan dituntut melakukan tindakan kebidanan secara

mandiri. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

dibuat.
28

VII. Step VII : Evaluasi Asuhan Kebidanan

Langkah akhir dari manajemen kebidanan adalah evaluasi.

Bidan harus mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan

kebidanan yang diberikan pada klien atau pasien. Pada kasus

plasenta previa ini keberhasilan dapat dilihat apabila masalah

aktual teratasi dan masalah potensial tidak terjadi.


29

BAB III
STUDI KASUS

3.1.Laporan Kasus
No. Register : 133

Tanggal masuk : 14-06-2013 Jam : 08.45WIT

Tanggal Pengkajian : 14-06-2013 Jam : 09.00WIT

STEP I. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA DASAR

A. Identitas Istri / Suami


1. Nama : Ny. N / Tn.I
2. Umur : 21 Thn / 21 Thn
3. Suku : Ternate / Obi
4. Agama : Islam / Islam
5. Pendidikan : SMA / SMA
6. Pekerjaan : IRT / SWASTA
7. Alamat rumah : Kel.kayu merah RT 03/RW 01
8. Kawin ke berapa : 1 (pertama)
9. Lamanya menikah : 1 Tahun

B. Data Biologis / Fisiologis

1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ada pengeluaran

darah dari jalan lahir sejak usia

kehamilan 33 minggu.

29
30

2. Riwayat Keluhan Utama

a. Mulai timbul : Setelah Tanggal 13-06-2013

b. Sifat keluhan : Hilang timbul

c. Lokasi keluhan : Jalan lahir

d. Faktor pencetus : karena plasenta berada pada jalan

lahir.

e. Keluhan lain yang menyertai:

1) Ibu mengatakan sering nyeri perut bagian bawah sejak usia

kehamilan 33 minggu

2) Ibu mengatakan merasa khawatir dengan kehamilannya

f. Pengaruh keluhan : Terganggu

g. Usaha klien mengatasi keluhan : Dengan beristirahat

3. Riwayat Kesehatan Lalu

a. Imunisasi yang diperoleh : TT 1 x

b. Penyakit yang diderita : Tidak ada

c. Riwayat Opname : Tidak Pernah

d. Penyakit Operasi : Tidak Pernah

e. Riwayat Trauma : Tidak Pernah

f. Riwayat Transfusi Darah : Tidak Pernah

g. Riwayat alergi : Tidak ada

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Penyakit keluarga : Tidak ada

b. Penyakit keturunan : Tidak ada


31

5. Riwayat Reproduksi

a. Riwayat haid

1) Menarche : 13 Tahun

2) Siklus haid : Teratur (28 hari)

3) Lamanya : 5 – 7 hari

4) Berlangsung haid : Normal

5) Kelainan haid : Tidak ada

b. Riwayat Obstetri

1) Kehamilan Sekarang

G I,P 0,A0

a. HPHT : 10-10-2012

TP : 17-07-2013

b. Umur kehamilan : 35 minggu 3 hari

c. Trimester I

1) Keluhan : Mual, Muntah

2) Penyuluhan : Makan makanan yang bergizi dan

seimbang, serta banyak

mengkonsumsi sayuran yang

mengandung zat besi (seperti sayur

bayam, dan daun singkong)

3) Therapy : Fe, Callak, B.6, B.Com

d. Trimester II

1) Keluhan : Sakit perut bagian bawah


32

2) Penyuluhan : Makan makanan yang bergizi dan

istirahat yang cukup

3) Therapy : Fe, Callak, vitamin C 1x1 tablet

e. Pergerakan janin dirasakan : Pada umur kehamilan 16 minggu

f. Riwayat peningkatan dan penurunan BB

1) BB sebelum hamil : 70 kg

2) BB sekarang : 78 kg

6. Riwayat ginekologi

a. Riwayat PMS : Tidak pernah

b. Infeksi alat reproduksi : Tidak pernah

7. Riwayat keluarga berencana : Tidak pernah

8. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar (Basic Need)

a. Kebutuhan nutrisi

1) Pola makan ibu : Teratur (nasi, ikan, sayur dan buah)

2) Frekuensi makan : 3 x sehari

3) Kebutuhan minum / cairan : 7-8 gelas / hari

Perubahan selama hamil

1) Frekuensi makan :2×/hari (satu porsi tidak

dihabiskan

2) Frekuensi minum : 6 gelas/hari

b. Kebutuhan eliminasi

1) BAK
33

a) Frekuensi BAK : 2 x / hari

b) Warna/bau khas : Kuning / pesing

c) Gangguan BAK : Tidak ada

Perubahan salama hamil : Tidak ada

2) BAB

Kebiasaan

a) Frekuensi BAB : 1 x sehari

b) Warna / Konsentrasi : Kuning / lunak

c) Gangguan eliminasi : Tidak ada

Perubahan selama Hamil : Tidak ada perubahan

c. Pola Istirahat / Tidur

1) Istirahat/tidur siang : ± 2 jam

2) Istirahat malam : ± 6-7 jam

Perubahan selama hamil

a) Istirahat / tidur siang : ± 1 jam

b) Istirahat / tidur malam : ± 5 jam

C. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Fisik Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Keadaan emosional : Stabil

c. Kesadaran : Composmentis

d. Ekspresi wajah : Nampak Meringis

e. Tanda-tanda vital
34

1) Tekanan darah : 110 / 80 mmHg

2) Nadi : 80 x / menit

3) Suhu : 36,5 0C

4) Pernapasan : 22 x / menit

5) Tinggi Badan : 165 cm

6) Berat Badan : 78 kg

7) Lingkar Lengan Atas : 30 cm

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Inspeksi Kepala

1) Keadaan rambut : Tidak mudah rontok

2) Kebersihan : Bersih tidak berketombe

b.Inspeksi Muka

1) Ekspresi wajah : Cemas

2) Cloasma gravidarum : Tidak ada

3) Odema : Tidak ada

c. Inspeksi Mata

1) Konjungtiva : Merah Mudah

2) Sklera : Tidak Ikterus

d. Inspeksi Telinga

1) Kebersihan : Bersih

2) Sekret : Tidak ada

3) Kesimetrisan : Simetris kiri / kanan

e. Inspeksi Hidung
35

1) Kebersihan : Bersih tidak ada polip

2) Kesimetrisan : Simetris kiri / kanan

f. Inspeksi Gigi / Mulut

1) Keadaan Gigi : Utuh

2) Keadaan Bibir : Lembab

3) Caries : Tidak ada

g. Inspeksi / Palpasi Leher

1) Pembesaran kelenjar gondok : Tidak ada

2) Pembesaran Vena jugularis : Tidak ada

h. Inspeksi / palpasi payudara

1) Kesimetrisan : Simetris kiri dan kanan

2) Keadaan putting : Menonjol

3) Areola : Hyperpigmentasi

4) Colostrum : Belum keluar

5) Kebersihan : Bersih

i. Inspeksi / palpasi / auskultasi Abdomen

1) Inspeksi

a. Kebersihan : Bersih

b. Pembesaran : Ada

c. Strie Gravidarum : Tidak ada

d. Linea : Ada

e. Bekas operasi : Tidak ada

f. Gerakan janin : (+)


36

2) Palpasi

a. Leopold I : TFU: Arcus costarum atau

3 jari bawah PX (26 cm)

bagian fundus uteri terisi

bokong.

TFU-N×155

= 26-12×155

= TBJ 2100 gram

b. Leopold II : Punggung kiri

c. Leopold III : Presentasi kepala (bulat

dan keras)

d. Leopold IV : Kepala belum masuk PAP

e. Nyeri tekan : Ada

3) Auskultasi

a. DJJ ( + )

b. Irama : Teratur

c. Frekuensi : 130 × / m

j. Inspeksi Genetalia ( vulva/anus)

1) Keadaan Genetalia : Ibu menggunakan pembalut

pada pembalut terdapat

darah berupa spooting.


37

2) Kebersihan genitalia : Kurang bersih, karena

nampak darah yang keluar

dari jalan lahir

3) Oedema : Tidak ada

4) Kandiloma : Tidak ada

5) Varices : Tidak ada

k. Inspeksi, palpasi, perkusi tungkai bawah

1) Kesimetrisan : Simetris kiri dan kanan

2) Varices : Tidah ada

3) Oedema : Tidak ada

4) Refleks Patela : +/+

D. Data Psikologi / Sosiologi

Reaksi emosional terhadap kehamilan

1. Kehamilan ini direncanakan

2. Ibu mengatakan merasa khawatir dengan keadaan dirinya dan janin

yang dikandungnya

3. Peranan ibu dalam keluarga : Keputusan diambil secara musyawarah

4. Ekspresi wajah klien nampak cemas

5. Pada saat pengkajian klien sering bertanya tentang kehamilan dan janin

yang dikandungnya
38

E. Data Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 14-06-2013

HB : 8 gr %

2. Pemeriksaan USG

Tanggal 14-06-2013

Hasil : Gravida tunggal hidup intrauterin,letak kepala,jenis kelamin

perempuan,Plasenta Previa Totalis.


39

KLASIFIKASI DATA

A. DATA SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan ini anak pertama

2. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 10-10-2012

3. Ibu mengatakan hamil 8 bulan

4. Ibu mengatakan keluar bercak darah dari jalan lahir dalam satu hari satu

pembalut

5. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

6. Ibu mengatakan sering merasa pusing

7. Ibu mengatakan merasa khawatir dengan kehamilan dan janin yang

dikandungnya

B. DATA OBJEKTIF

1. G:I P:0 A:0

HPHT : 10-10-2012

TP : 17-07-2013

UK : 35 minggu 3 hari

2. Nampak pengeluaran bercak darah / spotting berwarna merah segar dari

jalan lahir

3. Pada saat pengkajian wajah ibu nampak meringis

4. Konjungtiva pucat

5. Ekspresi wajah nampak khawatir

6. Palpasi abdomen
40

a. Leopold I : TFU Arcus costarum atau 3 jari bawah PX (26

cm), bagian Fundus Uteri terisi bokong

TFU-N×155

= 26-12×155

= TBJ 2100 gram

b. Leopold II : Punggung kiri

c. Leopold III : Presentasi kepala (bulat dan keras

d. Leopold IV : Kepala belum masuk PAP

e. Gerakan janin : Positif ( +)

f. Auskultasi DJJ

1) Irama : Teratur

2) Frekuensi : 130 × / m

7. Pemeriksaan penunjang

Tanggal 14-06-2013

HB : 8 gr %

a. Pemeriksaan USG : Tanggal 13-06-2013

Hasil : Gravida tunggal hidup intrauteri, letak

kepala, jenis kelamin perempuan,

plasenta previa total


41

STEP.II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

No Data Dasar Analisa Dan Dx/Masalah


Interpretasi Data Aktual
1 2 3
1 DS:
1. Ibu mengatakan hamil anak Plasenta previa ialah plasenta yang Diagnosa:
pertama letaknya abnormal yaitu pada segmen G:I P:O A:O
2. Ibu mengatakan haid terakhirnya bawah rahim sehingga dapat menutupi masa Gestasi 35
tgl 10-10-2012 sebagian atau seluruh ostium uteri minggu 3 hari
3. Ibu mengatakan keluar darah internum. Perdarahan tanpa alasan dan dengan Plasenta
dari jalan lahir sejak tgl 13-06- tanpa nyeri mungkin terjadi gejala Previa Totalis
2013 utama plasenta previa. Perdarahan dapat
terjadi selagi penderita tidur dan
DO: perdarahan pertama tidak terlalu banyak
1. G:I P:O A:O sehingga tidak berakibat fatal
2. HPHT : 10-10-2012
3. TP : 17-07-2013
4. UK : 35 minggu 3 hari
5. Nampak pengeluaran bercak
darah / spooting dari jalan lahir
6. Palpasi :
a. Leopold I : TFU Arcus
costarum atau 3 jari bawah
PX (26 cm), bagian fundus
uteri terisi bokong.
TBJ : 2100 gram
b. Leopold II : Pu-Ki
c. Leopold III : Bagian bawah
teraba kepala
d. Leopold IV : Belum masuk
PAP
7. Auskultasi : DJJ (+), Frekuensi
132 × / m
8. Tanda-tanda vital :
a. TD : 110/80 mmHg
b. N : 80×/ m
c. S : 36,5 0C
d. P : 22×/m

2 DS:
- Ibu mengatakan nyeri perut Dengan bertambahnya umur kehamilan Masalah aktual
Bagian bawah menyebabkan punggung tertarik Ganggun rasa
kedepan dan tertekan pada bagian bawah nyaman nyeri
DO: sehingga klien merasa nyeri pada saat
- Ekspresi wajah ibu nampak berjalan atau melakukan aktifitas sehari -
meringis hari.

3 DS:
- Ibu mengatakan keluar darah Pelebaran segmen bawah uterus dan Masalah aktual
dari jalan lahir pembukaan serviks menyebabkan sinus terjadinya
uterus robek karena lepasnya plasenta perdarahan
42

dari dinding uterus atau karena robekan berulang


sinus marginalis dari plasenta dan
menyebabkan perdarahan.

4 DS:
- Ibu mengatakan ada keluar darah Perdarahan yag keluar pervaginam, Masalah aktual
dari jalan lahir banyak, sedikit, atau darah beku anemia sedang
- Ibu mengatakan kepala terasa (stolsel), bila terjadi berdarah banyak,
pusing maka ibu terlihat pucat dan anemis.

DO:
- Hasil pemeriksaan Laboratorium,
tanggal 14-06-2012
 HB : 8 gr %

- Tanda-tanda vital :
 TD : 100 /70 mmHg
 N : 82 × / m
 S : 36,5 0C
 P : 22× / m
- Konjungtiva tampak pucat

5 DS:
Ibu mengatakan merasa khawatir Kecemasan merupakan faktor psikologi Masalah aktual :
dengan kehamilan dan janin yang yang disebabkan karena rasa khawatir Kecemasan
dikandungnya klien terhadap keadaan penyakit yang
dideritannya.
DO:
Ekspresi wajah ibu namapak
khawatir
43

STEP III, IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

No DATA DASAR INTERPRETASI DIAGNOSA


DAN ANALISA DATA MASALAH
POTENSIAL
1 2 3 4
1 DS:
1. Ibu mengatakan ini Sering terjadi partus prematurus karena Diagnosa / masalah
kehamilannya yang pertama adanya rangsangan koagulam darah pada potensial : Terjadinya
2. Ibu mengatakan haid serviks. Selain itu jika banyak plasenta persalinan
terakhir tgl 10-10-2012 yang lepas, kadar progesterone turun dan prematurus
3. TP : 17-07-2013 dapat terjadi His. Juga lepasnya plasenta
4. UK : 35 minggu 3 hari sendiri dapat merangsang his. Sehingga
5. Palapasi : dapat terjadi persalinan prematurus ialah
a. Leopold I : TFU pengeluaran buah kehamilan antara 28
Arcus Costarum atau 3 minggu dan 37 minggu atau bayi berat
jari bawah PX (26 cm) badan antara 1000 gram dan 500 gram.
bagian fundus uteri
terisi bokong.
b. Leopold II : Pu-Ki
c. Leopold III : Presentasi
kepala
d. Leopold IV : Kepala
belum masuk PAP
6. Auskultasi : DJJ ( + ),
Frekuensi : 132 × / m
7. Tanda-tanda vital :
a. TD : 110 /80 mmHg
b. N : 80 × / m
c. S : 36,5 0C
d. P : 22 × / m

2 DS:
- Ibu mengatakan kepala terasa Perdarahan yang berlangsung terus- Masalah potensial :
pusing menerus akan mengakibatkan volume terjadinya anemia
darah dalam tubuh berkurang yang berat
DO: disertai dengan turunnya kadar
- Hasil pemeriksaan hemoglobin (Hb)
Laboratorium,
tanggal 26-06-2012
HB : 8 gr %
44

STEP IV. TINDAKAN EMERGENCY

Tindakan Emergency tidak dilakukan tetapi kolaborasi dilakukan dengan

dokter SpOG, untuk melakukan USG ( Ultrasonografi ) guna memantau

kesejahteraan janin.
45

STEP V. RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

DIAGNOSA
MASALAH RENCANA TINDAKAN
NO RASIONAL
AKTUAL/
POTENSIAL TUJUAN INTERVENSI
1 2 3 4 5
1 Dx Aktual : Kehamilan dengan 1. Jelaskan 1. Dengan menjelaskan hasil
G:I P:0 A:0 UK 35 plasenta previa Pemeriksaan pemeriksaan pada ibu
minggu 3 hari dengan berlangsung sampai pada ibu diharapkan agar ibu dapat
plasenta previa aterm dengan kriteria: memahami tentang keadaan
- Tidak terjadi dirinya
perdarahan
- Tidak terjadi 2. Observasi tanda- 2. Dengan mengobservasi
kontraksi tanda vital tanda-tanda vital merupakan
- Keadaan umum baik indicator untuk menilai
keadaan umum ibu

3. Lakukan 3. Dengan melakukan


Pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik untuk
menegatahui apakah berat
badan ibu naik atau turun

4. Berikan 4. Imunisasi Tetanus Toxoid


imunisasi TT diberikan kepada ibu hamil
bertujuan untuk mencegah
penyakit Tetanus
neonatorum

5. Observasi jumlah 5. Dengan mengobservasi


perdarahan jumlah perdarahan kita
dapat menilai seberapa
banyak darah yang keluar
dan juga sebagai indikator
untuk melakukan tindakan
selanjutnya

6. Anjurkan pada 6. Dengan beristirahat dapat


ibu untuk mengurangi penekanan pada
istirahat total segmen bawah uterus
(bedress) sehingga tidak lagi terjadi
perdarahan

7. Anjurkan pada 7. Dengan melakukan tehnik


ibu untuk relaksasi dapat membantu
melakukan memperlancar suplai
tehnik relaksasi oksigen keseluruh jaringan
tubuh sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri

8. Kolaborasi dokter 8. Dengan melakukan SC


pada ibu bahwa (seksio sesarea) dapat
saat kolaborasi membantu persalinan ibu
46

persalinan akan berjalan dengan baik.


di SC (seksio
sesarea)

2 Masalah aktual Gangguan rasa nyaman 1. Jelaskan 1.Dengan pengetahuan yang


Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi perubahan yang cukup tentang proses
nyeri dengan criteria : terjadi pada ibu kehamilan dan perubahan
- Nyeri hamil yang terjadi pada ibu hamil,
berkurang diharapkan ibu dapat
- Ekspresi wajah menerima perubahan pada
ceria dirinyya dengan baik

2. Anjurkan pada 2.Tehnik relaksasi adalah


ibu untuk dengan menarik nafas dalam
melakukan tehnik dengan perlahan – lahan
relaksasi sehingga terjadi relaksasi
pada otot karena suplai
oksigen kejaringan akan
lancar dan dapat
mengurangi rasa nyeri

3. Anjurkan pada 3.Dengan istirahat yang total


ibu untuka (bedress) dan mengurangi
istirahat yang aktifitas yang berlebihan
total (bedress) dapat membantu
dan mengurangi memulihkan kekuatan fisik
aktifitas yang dan mental ibu.
berlebihan

3 Masalah aktual Tidak terjadi 1. Anjurkan kepada 1.Segera kedokter ataurumah


Terjadi perdarahn perdarahan dengan ibu jika terjadi sakit maka ibu dapat segera
berulang criteria : perdarahan maka mungkin medapatkan
- Tidak ada segera kedokter penanganan yang kompeten
pengeluaran atau rumah sakit
darah/spooting
dari jalan lahir 2. Observasi tanda – 2.Tanda – tanda vital
- Keadaan tanda vital merupakan salah satu
umum baik indicator untuk mengambil
suatu tindakan selanjutnya

3. Kolaborasi 3.Kolaborasi dengan dokter


dengan dokter SPOG agar dapat
SPOG memberikan penanganan
yang efesien dan pemberian
therapi

4 Masalah aktual Agar anemia sedang


anemia sedang teratasi dengan kriteria : 1. Anjurkan pada ibu 1. Dengan mengkonsumsi
- Hb normal : 11 untuk makanan yang
gr% mengkonsumsi mengandung zat besi dapat
- Konjungtiva merah makanan yang mempengaruhi peningkatan
mudah mengandung zat kadar hemoglobin dalam
47

- Tanda-tanda vital besi,vitamin,dan darah


normal protein

2. Anjurkan ibu 2. Kopi dan teh mengandung


untuk zat caffeine yang dapat
mengkonsumsi mengikat zat besi sehingga
tablet Fe tidak menghambat penyerapan zat
disertai dengan besi di dalam tubuh
kopi dan teh

3. Anjurkan pada ibu 3. Dengan menganjurkan klien


untuk minum obat untuk minum obat secara
secara teratur teratur diharapkan dapat
berfungsi maksimal

4. Anjurkan kepada 4.Dengan kembali mengontrol


ibu untuk Hb maka dapat
mengontrol mengantisipasi terjadi
kembali kadar Hb anemia selanjutnya dan
dapat memberikan
penanganan sedini mungkin

5 Masalah aktual Agar kecemasan 1. Jelaskan pada 1.Dengan penjelasan yang


kecemasan teratasi dengan kriteria : klien tentang diberikan diharapkan ibu
- Klien tidak merasa keadaan yang di dapat mengerti dan
khawatir dengan alaminya memahami tentang
keadaan dirinya dan keadaannya sehingga dapat
janin yang mengurangi rasa cemas
dikandungnya
- Wajah klien Nampak
tenang 2. Memberikan 2.Dengan dukungan moril
motivasi dan merupakan tindakan untuk
dukungan moril membantu memberikan
pada ibu pegangan hidup bagi ibu

6 Diagnosa/ masalah Agar tidak terjadi 1. Tidak melakukan 1.Untuk mengurangi angka
potensial Terjadinya persalinan prematurus pemeriksaan kematian neonatus yang
Persalinan Prematurus dengan kriteria : dalam lebih tinggi akibat
- Keadan umum baik prematuritas
- Kehamilan dapat
berlangsung hingga
aterm
- Tidak ada darah 2. Anjurkan pada ibu 1. Dengan bedrest dapat
yang keluar dari un,tuk bedrest memulihkan keadaan ibu
jalan lahir
3. Observasi keadaan 2. Keadaan umum dan tanda-
umum ibu tanda vital merupakan suatu
indikator untuk mengambil
suatu tindakan selanjutny
48

7 Masalah potensial Tidak terjadi anemia 1. Memberikan 1. Dengan mendonorkan


terjadinya anemia berat berat dengan kriteria : penjelasan pada darah diharapkan keadaan
- Hb normal : 11 gr ibu jika terjadi ibu dapat kembali normal,
% anemi berat maka dan dapat mengetahui
- Konjungtiva merah ibu harus segera keadaan ibu sehingga dapat
muda didonor mengantisipasi sedini
- Tanda-tanda vital mungkin serta dapat
kembali normal memberikan penanganan
sedini mungkin

2. Anjurkan ibu 2. Istirahat yang cukup dapat


untuk istirahat memulihkan kembali
yag cukup kekuatan fisik dan mental
serta mempercepat proses
penyembuhan

3. Anjurkan pada 3. Dengan mengontrol


ibu untuk kembali Hb maka dapat
mengontrol mengantisipasi terjadi
kembali kadar anemia selanjutnya dan
Hb dapat memberikan
penanganan sedini
mungkin

4. Observasi tanda- 4. Tanda-tanda vital


tanda vital merupakan salah satu
indikator untuk mengambil
suatu tindakan selanjutnya
49

STEP VI-VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN

N TUJUAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
O
1 2 3 4
1 Kehamilan dengan Tanggal : 14-06-2013 Tanggal : 14-06-2013
plasenta previa Jam : 09.00 WIT Jam : 09.30 WIT
berlangsung sampai 1. Menjelaskan hasil Pengeluaran bercak darah
aterm dengan kriteria : pemeriksaan pada ibu, agar belum teratasi ditandai
- Tidak terjadi ibu dapat mengerti tentang dengan :
perdarahan keadan yang dialaminya. 1. Masih terdapat bercak
- Tidak terjadi kontraksi Hasil : ibu dapat mengerti darah/spotting dengan
- Keadaan umum baik tentang penjelasan yang warna merah segar
diberikan
2. Nyeri perut belum
2. Mengobservasi tanda-tanda teratasi
vital.
Hasil : 3. Tanda-tanda vital normal
TD : 110
S : 37,2 ºC
N : 84 x/m
P : 24 x/m

3. Melakukan pemeriksaan fisik


Hasil : pemeriksaan sudah
dilakukan

4. Memberikan imunisasi TT2,


pada lengan kiri ibu, untuk
mencegah terjadinya tetanus
pada bayi.
Hasil : suntik imunisasi TT2
pada lengan kiri

5. Mengobservasi jumlah
perdarahan, guna memantau
seberapa banyak darah yang
keluar, agar segera diambil
tindakan selanjutnya.
Hasil : Masih terdapat
bercak/ spotting dengan
warna merah segar

6. Menganjurkan pada ibu untuk


istirahat total (bedrest) selama
perdarahan masih berlanjut,
agar perdarahan dapat
berhenti.
Hasil : Ibu mengerti dan mau
melakukan anjuran yang
diberikan

7. Menganjurkan pada ibu untuk


melakukan tehnik relaksasi.
50

Hasil : ibu mengerti dan mau


mengikuti anjuran yang di
berikan

8. Memberitahukan pada ibu


saat persalinan akan di SC
(Seksio Sesarea)
Hasil : ibu mengerti
penjelasan yang di berikan

2 Masalah actual Tanggal : 14-06-2013 Tanggal : 14-06-2013


Gangguan rasa nyaman Jam : 09.05 WIT Jam : 09.31 WIT
nyeri 1. Menjelaskan perubahan yang Gangguan rasa nyaman
terjadi pada ibu hamil yaitu nyeri Belum teratasi
dengan bertambahnya usia
kehamilan menyebabkan
punggung tertarik kedepan
dan tertekan pada bagian
bawah sehingga ibu merasa
nyeri
Hasil : ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.

2. Menganjurkan ibu untuk


melakukan tehnik relaksasi
dengan cara menarik nafas
melalui hidung dan
menghembuskan perlahan –
lahan melalui mulut
Hasil : ibu sudah melakukan
anjuran yang diberikan.

3. Menganjurkan pada ibu


untuk istirahat yang total
(bedress) dan mengurangi
aktifitas yang berlebihan
Hasil : ibu menerima anjuran
yang diberikan.

3 Agar tidak terjadi Tanggal : 14-06-2013 Tanggal : 14-06-2013


perdarahan dengan Jam : 09.10 WIT Jam : 09.34 WIT
kriteria : 1. Menganjurkan kepada ibu Tidak terjadi perdarahn
- Tidak ada jika terjadi perdarahan maka berulang
pengeluaran segera kedokter atau kerumah 1. Masih terdapat bercak
darah/spooting sakit, untuk mendapat darah/spooting dijalan
dari jalan lahir penanganan yang lebih lahir
- Keadaan umum intensif.
baik Hasil : ibu mengerti dan jika
ada perdarahan ibu akan
kedokter.
51

2. Mengobservasi tanda – tanda


vital
Hasil :
TD : 110/80 mmHg
S : 37,2 ºC
N :84 x/m
P : 24 x/m

3. Kolaborasi dengan dokter


SPOG

4 Agar anemia sedang Tanggal : 14-06-2013 Tanggal : 14-06-2013


teratasi dengan kriteria: Jam : 09.15 WIT Jam : 09.35 WIT
- HB normal : 11 gr % 1. Menganjurkan pada ibu Anemi sedang belum
- Konjungtiva merah untuk mengkonsumsi teratasi ditandai dengan:
mudah makanan yang mengandung 1. Konjungtiva pucat
- Tanda-tanda vital zat besi,vitamin dan protein, 2. Hb : 8 gr %
normal karena baik untuk mencegah
terjadinya anemia sedang..
Hasil : Ibu mengerti dan
mau melakukan anjuran
yang diberikan

2. Menganjurkan ibu untuk


mengkonsumsi tablet Fe
tidak disertai dengan kopi
dan teh, karena jika disertai
kopi dan teh maka
penyerapan zat besi akang
berkurang.
Hasil : Ibu mengerti dan
mau melakukan anjuran
yang diberikan
3. Menganjurkan pada ibu
untuk minum obat secara
teratur, guna dapat
memulihkan keadaan ibu.
Hasil : Ibu mengerti dan
mau melakukan anjuran
yang diberikan
4. Menganjurkan kepada klien
untuk mengontrol kembali
kadar Hb, karena dengan
mengontrol kadar Hb maka
dapat mengantisipasi
kemungkinan terjadinya
masalah potensial yang
lebih berat.
Hasil : Ibu mengerti dan
mau melakukan anjuran
yang diberikan
5. Mengajurkan klien untuk
istirahat yang cukup, agar
52

memulihkan keadaan ibu.


Hasil : Ibu mengerti dan
mau melakukan anjuran
yang diberikan

5 Agar kecemasan teratasi Tanggal : 14-06-2013 Tanggal : 14-06-2013


dengan kriteri : Jam : 09.20 WIT Jam : 09.40 WIT
- Klien tidak merasa 1. Menjelaskan pada klien Kecemasan belum teratasi
khawatir dengan tentang keadaan yang di dengan
keadaan dirinya serta alaminya 1. Klien mengatakan
janin yang Hasil : Ibu mengerti tentang masih merasa cemas
dikandungnya penjelasan yang diberikan dengan keadaannya
- Wajah klien Nampak
tenang 2. Memberikan motivasi dan 2. Ekspresi wajah nampak
dukungan moril pada ibu cemas
Hasil : Ibu menerima dengan
baik

3. Menganjurkan ibu untuk


berdo’a, agar ibu lebih
merasa tenang.
Hasil : Ibu mau menerima
dan melakukan anjuran yang
diberikan

4. Mengkaji tingkat kecemasan


Hasil : kecemasan tingkat
ringan

6 Agar tidak terjadi Tanggal : 14-06-2013 Tanggal : 14-06-2013


persalinan preterm Jam : 09.25 WIT Jam : 09.45 WIT
dengan kriteria : 1. Tidak melakukan Tidak terjadi persalinan
- Keadaan umum ibu pemeriksaan dalam preterm
baik Hasil : Tidak dilakukan 1. Keadaan umum ibu
- Kehamilan dapat pemeriksaan dalam baik
berlangsung hingga 2. Tidak ada tanda-tanda
aterm 2. Menganjurkan pada ibu persalinan
- Tidak ada darah yang untuk bedrest, dengan bedrest
keluar dari jalan lahir dapat memulihkan keadaan
ibu
Hasil : Ibu mau melakukan
anjuran yang diberikan

3. Mengobservasi keadaan
umum ibu
Hasilnya:
TD : 110/80 mmHg
S : 37,2ºC
N : 84x/m
P : 24x/m
53

7 Tidak terjadi anemia Tanggal : 26-06-2012 Tanggal : 14-06-2013


berat dengan kriteria Jam : 09.35 WIT Jam : 10.00 WIT
- Hb normal : 11 gr % 1. Mengkaji tanda-tanda anemia. Tidak terjadi anemia berat :
- Konjungtiva merah Hasil : Terdapat tanda-tanda Hb : 8 gr %
mudah anemi sedang : 8 gr %
- Tanda-tanda vital
kembali normal 2. Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup, dengan
istirahat yang cukup dapat
memulihkan keadaan Hasil :
ibu mau melakukan anjuran
yang diberikan

3. Mengajurkan pada ibu untuk


mengontrol kembali kadar Hb,
untuk dapat mengantisipasi
terjadinya masalah potensial.
Hasil: Ibu mau melakukan
anjuran yang diberikan

4. Observasi tanda-tanda vital


Hasil:
TD : 110/80 mmHg
S : 37,2ºC
N : 82x/m
P : 22x/m
54

CATATAN PERKEMBANGAN HARI I

NO HARI TGL/ JAM SOAP PELAKSANAAN

1 Hari : Sabtu S: Sartika Banapon


Tgl : 15-06-2013 - Ibu mengatakan masih kleuar bercak darah
Jam : 09.30 WIT dari jalan lahir
O:
- Masih terdapat bercak darah dari jalan lahir
- Hasil USG : Tanggal 15-06-2013
Gravida tunggal hidup intrauterin,letak
kepala,jenis kelamin perempuan Plasenta
previa totalis
A:
G:I P:O A:O UK 35 minggu 4 hari
dengan Plasenta Previa Totalis.
P:
- Meganjurkan pada ibu untuk tetap istirahat
total.
Hasil : Ibu sudah melakukan anjuran yang
diberikan
- Mengobservasi jumlah perdarahan
Hasil : masih terdapat bercak / spotting
dengan warna merah segar
- Menganjurkan Ibu agar tetap melakukan
teknik relaksasi
Hasil : Ibu sudah melakukan anjuran yang
diberikan

2 Hari : Sabtu S:
Tgl : 15-06-2013 - Ibu mengatakan masih merasa pusing
Jam : 09.45 WIT O
- Konjungtiva pucat
- TAnda-tanda vital
TD : 100 / 70 mmHg
N : 82 × / m
S : 36,5 ºC
P : 22 × /m
55

A:
Masalah aktual anemia sedang

P:
- Meganjurkan pada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung
zat besi,vitamin dan protein.
Hasil:Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang diberikan
- Menganjurkan pada ibu untuk
mengkonsumsi tablet Fe tidak disertai
dengan kopi dan teh
Hasil : Ibu mengerti dan tidak akan
meminum tablet Fe disertai dengan teh atau
kopi
- Menganjurkan pada ibu untuk minum tablet
Fe dan vitamin secara teratur.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang diberikan
- Anjurkan pada ibu untuk mengontrol
kembali kadar Hb
Hasil : ibu mau melakukan anjuran yang
diberikan
- Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang
cukup
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang diberika

3 Hari : Sabtu S:
Tgl : 15-06-2013 - Ibu mengatakan masih merasa khawatir
Jam : 10.00 WIT dengan keadaannya dan janin yang
dikandungnya
O:
- Ekspresi wajah ibu nampak cemas
A:
Masalah aktual kecemasan
56

P:
- Jelaskan pada ibu tentang keadaan yang
dialaminya
Hasil:Ibu mengerti tentang penjelasan yang
diberikan
- Memberikan motivasi dan dukungan moril
pada ibu
Hasil : Ibu menerima dengan baik
- Anjurkan ibu untuk selalu berdo’a.
Hasil : Ibu mau menerima anjuran yang
diberikan
- Kaji tingkat kecemasan
Hasil : kecemasan tingkat ringan

Masalah belum teratasi


57

CATATAN PERKEMBANGAN HARI II


NO HARI TGL/ JAM SOAP PELAKSANAAN

1 Sartika Banapon
Hari : Minggu S:
Tgl : 16-06-2013 - Ibu mengatakan sudah tidak ada
Jam : 11.15 WIT pengeluaran bercak darah dari jalan lahir
sejak tanggal 13-06-2013
- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
dirasakan sudah berkurang

O:
- Tidak ada pengeluaran bercak darah /
spotting dari jalan lahir
- Ekspresi wajah Ibu masih nampak meringis

A:
G:I P:O A:O UK 35 minggu 5 hari dengan
Plasenta Previa Totalis

P
- Meganjurkan pada ibu untuk tetap istirahat
total.
Hasil : Ibu sudah melakukan anjuran yang
diberikan
- Mengobservasi jumlah perdarahan
Hasil : masih terdapat bercak / spotting
dengan warna merah segar
- Menganjurkan Ibu agar tetap melakukan
teknik relaksasi
Hasil : Ibu sudah melakukan anjuran yang
diberikan

2 Hari : Minggu S:
Tgl : 16-06-2013 - Ibu mengatakan masih merasa pusing
Jam : 11.30 WIT
O:
- Konjungtiva pucat
58

- Tanda-tanda vital
TD : 100 / 70 mmHg
N : 82 × / m
S : 36,5 ºC
P : 22 × /m
A:
Masalah aktual anemia sedang
P:
- Meganjurkan pada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung
zat besi,vitamin dan protein.
Hasil:Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang diberikan
- Menganjurkan pada ibu untuk
mengkonsumsi tablet Fe tidak disertai
dengan kopi dan teh
Hasil : Ibu mengerti dan tidak akan
meminum tablet Fe disertai dengan teh atau
kopi
- Menganjurkan pada ibu untuk minum tablet
Fe dan vitamin secara teratur.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang diberikan
- Anjurkan pada ibu untuk mengontrol
kembali kadar Hb
Hasil : ibu mau melakukan anjuran yang
diberikan
- Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang
cukup
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang diberikan

3 Hari : Minggu S:
Tgl : 16-06-2013 - Ibu mengatakan masih merasa khawatir
Jam : 11.30 WIT dengan keadaannya dan janin yang
dikandungnya
59

O:
- Ekspresi wajah ibu nampak cemas
A:
Masalah aktual kecemasan
P:
- Jelaskan pada ibu tentang keadaan yang
dialaminya
Hasil:Ibu mengerti tentang penjelasan yang
diberikan
- Memberikan motivasi dan dukungan moril
pada ibu
Hasil : Ibu menerima dengan baik
- Anjurkan ibu untuk selalu berdo’a.
Hasil : Ibu mau menerima anjuran yang
diberikan
- Kaji tingkat kecemasan
Hasil : kecemasan tingkat ringan

Sebagian masalah sudah teratasi


60

CATATAN PERKEMBANGAN HARI III

NO HARI TGL/ JAM SOAP PELAKSANAAN

1 Hari : Senin S: Sartika Banapon


Tgl : 17-06-2013 Ibu mengatakan sudah tidak ada pengeluaran
Jam : 12.00 WIT bercak darah dari jalan lahir
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah tidak
lagi dirasakan
O:
Tidak ada pengeluaran bercak darah / spotting
dari jalan lahir
A:
G:I P:I A:O UK 35 minggu 6 hari dengan
Plasenta Previa Totalis.
P:
Meganjurkan pada ibu untuk tetap istirahat
Hasil : Ibu sudah melakukan anjuran yang
diberikan
Mengobservasi keadaan umum ibu
Hasil : Keadaan umum klien baik
TD : 110 / 80 mmHg
N : 80 × / m
S : 36,5 ºC
P : 22 × /m
Menganjurkan Ibu jika melakukan pekerjaan
rumah sebaiknya tidak terlalu berat
Hasil : Ibu mengarti dan mau melakukan
anjuran yang diberkan
Anjurkan pada ibu untuk melakukan tehnik
relaksasi
Hasil : Ibu mau melakukan anjuran yang
diberikan

2 Hari : Senin S:
Tgl : 17-06-2013 - Ibu mengatakan tidak lagi merasa pusing
Jam : 12.15 WIT
61

O:
- Konjungtiva merah mudah
- Tanda-tanda vital
TD : 110 / 80 mmHg
N : 80 × / m
S : 36,5 ºC
P : 22 × /m
A:
Masalah aktual anemia sedang

P:
- Menganjurkan pada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi,vitamin dan protein.
Hasil:Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang diberikan
- Menganjurkan pada ibu untuk
mengkonsumsi tablet Fe tidak disertai
dengan kopi dan teh
Hasil : Ibu mengerti dan tidak akan
meminum tablet Fe disertai dengan teh
atau kopi
- Menganjurkan pada ibu untuk minum
tablet Fe dan vitamin secara teratur.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang diberikan
- Anjurkan pada ibu untuk mengontrol
kembali kadar Hb
Hasil : ibu mau melakukan anjuran yang
diberikan
- Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang
cukup
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang diberikan

3 Hari : Senin S:
Tgl : 17-06-2013 Ibu mengatakan masih merasa khawatir dengan
62

Jam : 12.30 WIT keadaannya dan janin yang dikandungnya


O:
Ekspresi wajah ibu nampak cemas
A:
Masalah aktual kecemasan
P:
Jelaskan pada ibu tentang keadaan yang
dialaminya
Hasil:Ibu mengerti tentang penjelasan yang
diberikan
Memberikan motivasi dan dukungan moril pada
ibu
Hasil : Ibu menerima dengan baik
Anjurkan ibu untuk selalu berdo’a.
Hasil : Ibu mau menerima anjuran yang
diberikan
Kaji tingkat kecemasan
Hasil : kecemasan tingkat ringan
Sebagian masalah sudah teratasi
63

1.2. Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan membahas tentang kesenjangan

antara teori dan hasil studi kasus pada pelaksanaan penerapan Asuhan

Kebidanan AntSenatal Pada Ny. “ N ” Dengan Plasenta Previa Totalis di

Ruang KIA Puskesmas Kalumata Ternate, sejak tanggal 14-06-2013 sampai

dengan tanggal 17-06-2013.

1.2.1. Step I : Identifikasi dan Analisa Data Dasar

Secara teori yang diperoleh pada kasus plasenta previa dengan

gejala perdarahan tanpa sebab dan rasa nyeri dengan warna merah

segar.

Sedangkan yang penulis temukan yaitu dengan keluhan

perdarahan bercak dan jalan lahir disertai nyeri perut bagian bawah.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran composmentis, keadaan

umum baik, Tekanan Darah 110 / 80 mmHg, suhu 36, 5 ºC, nadi 80 × /

m, pernapasan 20 × / m, terdapat perdarahan bercak / spotting dari

jalan lahir.

Berdasarkan teori dan data yang diperoleh pada saat pengkajian

ditemukan kesenjangan antara teori dengan kenyataan di lapangan

yaitu terjadi perdarahan bercak / spotting diserta rasa nyeri.

1.2.2. Step II : Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga

dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan

diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat


64

didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita

yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian

Pada step II ini penulis dapat merumuskan diagnosa masalah

aktual berdasarkan hasil identifikasi data dasar didapatkan dari

pengumpulan data, hasil pemeriksaan dan observasi. Adapun diagnosa/

masalah aktual yang didapatkan sebagai berikut :

1) G:I P:0 A:0 masa gestasi 35 minggu 3 hari dengan Plasenta

Previa Totalis

2) Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

3) Perdarahan Berulang

4) Anemia Sedang

5) Kecemasan

Dalam hal ini tidak ditemukan perbedaan antara kasus dan teori

1.2.3. Step III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosa potensial berdasarkan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap

mencegah diagnosa ini menjadi benar-benar terjadi. Berdasarkan hasil

perumusan diagnosa / masalah aktual diharapkan masalah sudah dapat

teratasi. Namun bila setelah seluruh upaya diberikan belum berhasil

dapat diasumsikan bisa timbul masalah-masalah potensial pada klien


65

diantaranya :

1. Persalinan Prematurus

2. Anemia Berat

Penulis mengangkat masalah potensial tersebut karena sesuai

dengan data yang ada, dan tidak ada perbedaan antara kasus dan

tinjauan pustaka, sesuai dengan keluhan klien serta dikuatkan oleh

hasil pemeriksaan.

1.2.4. Step IV : Tindakan Emergenzy dan Kolaborasi

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya

selama asuhan primer periodi atau kunjungan prenatal saja tetapi

juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya

pada waktu wanita tersebut dalam persalinan

Tindakan emergenzy dan kolaborasi tidak dilakukan

1.2.5. Step V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa

yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini

informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.


66

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari

setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan

akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling,

dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang

berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis

Perencanaan adalah proses penyusunan suatu rencana tindakan

berdasarkan identifikasi diagnosa/masalah aktual, dan masalah

potensial. Sesuai dengan diagnosa/masalah aktual dan potensial

maka dapat disusun rencana tindakan asuhan kebidanan sebagai

berikut :

1. G:I P:0 A:0 masa gestasi 35 minggu 3 hari dengan Plasenta

Previa Totalis

Rencana Tindakan :

a. Observasi perdarahan

b. Tidak melakukan pemeriksaan dalam

c. Anjurkan pada ibu untuk bedrest

d. Observasi tanda-tanda vital

Rencana ini diberikan dengan tujuan kehamilan dengan

plasenta previa berlangsung sampai aterm dengan kriteria:

a) Tidak terjadi perdarahan

b) Tidak terjadi kontraksi


67

c) Keadaan umum baik

2. Masalah Aktual Anemia Sedang

Rencana Tindakan :

a. Observasi tanda-tanda Vital

b. Anjurkan pada klien untuk mengkonsumsi makanan yang

mengandung zat besi, vitamin dan protein

c. Anjurkan pada klien untuk mengkonsumsi tablet tambah

darah

d. Anjurkan pada klien untuk mengontrol kembali kadar Hb

e. Anjurkan pada klien untuk istirahat yang cukup

3. Masalah Aktual Kecemasan

Rencana Tindakan :

a. Kaji tingkat kecemasan

b. Jelaskan pada klien tentang keadaan yang dialaminya

c. Berikan motivasi dan dukungan moril pada klien

d. Anjurkan klien untuk berdoa

Rencana ini diberikan dengan tujuan kecemasan dapat

teratasi dengan kriteria :

a) Klien tidak lagi merasa khawatir dengan keadaan dirinya

dan janin yang dikandungnya

b) Wajah klien Nampak tenang

4. Masalah Potensial Terjadi persalinan prematurus

Rencana Tindakan :
68

a. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

b. Tidak melakukan pemeriksaan dalam

c. Anjurkan pada ibu untuk makan makanan bergizi

Rencana ini diberikan dengan tujuan persalinan pretmaturus

dapat teratasi dengan kriteria :

a) Keadaan umum baik

b) Kehamilan dapat berlangsung hingga aterm

c) Tidak ada darah yang keluar darah jalan lahir

d) Tidak ada tanda-tanda persalinan

5. Masalah potensial terjadi perdarahan berulang

Rencana Tindakan :

a. Anjurkan pada klien jika terjadi perdarahan berulang maka

segera ke dokter atau rumah sakit

b. Observasi tanda-tanda vital

Rencana ini berikan dengan tujuan tidak terjadi perdarahan

berulang dengan kriteria :

a) Hb normal : 11 gr%

b) Konjungtiva merah muda

c) Tanda-tanda normal

1.2.6. Step VI : Implementasi Asuhan Kebidanan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan efisien dan

aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau


69

sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau

bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanannya, misalnya memastikan langkah-

langkah tersebut benar-benar terlaksana.

Dalam pelaksanaan intervensi asuhan kebidanan, penulis tidak

menemukan kesenjangan permasalahan yang berarti karena setiap

intervensi yang disusun diimplementasikan dengan baik karena atas

kerjasama dari klien. Secara umum pelaksanaan asuhan kebidanan

pada klien Ny.”N” dengan plasenta previa berjalan dengan baik

1.2.7. Step VI : Evaluasi Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses asuhan kebidanan,

pada tahap ini penulis menemukan bahwa dari seluruh intervensi yang

telah diimplementasikan dapat dilaksanakan. Dimana, masalah aktual

dapat teratasi dan masalah potensial tidak terjadi. Pada evaluasi penulis

tidak mendapatkan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan kasus.

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut

dapat dianggap efektif jika memang benar efektik dalam

pelaksanaannya.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif

sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses


70

manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang

berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap

asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi

mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian

terhadap rencana asuhan tersebut.

Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan

pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi

tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses

manajemen tersebut berlangsung didalam situasi klinik dan dua

langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak

mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.


71

BAB IV

PENUTUP

Setelah membahas dan menguraikan secara komperhensif, kasus Ny, “N”

dengan plasenta previa totalis di Ruang KIA Puskesmas Kalumata Ternate selama

tiga hari mulai dari tanggal 14-06-2013, maka dalam bab ini penulis mengambil

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

2.1 Kesimpulan

Pada pengkajian, penulis menemukan adanya kesenjangan antara

teori dengan studi kasus, karena pada Plasenta Previa biasanya mempunyai

gejala, perdarahan tanpa sebab dari jalan lahir dan tidak disertai rasa nyeri.

Diagnosa GI, P0, A0 masa gestasi 35 minggu 3 hari dengan Plasenta Previa

Totalis diangkat berdasarkan data subjektif dan data objektif pada Ny”N”,

juga ditemukan beberapa masalah aktual yaitu perdarahan, serta kecemasan

dan masalah potensial pada kasus ini tidak terjadi

Rencana tindakan dibuat berdasarkan masalah yang ditemukan dan

diimplementasikan sesuai dengan yang direcanakan. Tindakan yang

direncanakan semua terlaksana sejak tanggal 14 s/d 17 Juni 2013 namun

hingga tanggal 17 Juni 2013 hanya sebagian masalah yang teratasi

2.2 Saran

Berdasarkan penerapan asuhan kebidanan pada Ny.N dengan

plasenta previa totalis diruang KIA Puskesmas Kalumata Ternate, maka

penulis mempunyai beberapa saran dalam upaya meningkatkan mutu

71
72

pelayanan kebidanan pada pasien dengan plasenta previa.

1) Dalam memberikan pelayanan kepada pasien dengan kasus

plasenta previa sebaiknya menggunakan asuhan kebidanan yang

komprenshief guna meningkatkan kualitas pelayanan diruang KIA

Puskesmas Kalumata Ternate

2) Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Balita (AKB) maka perlu dilakuan deteksi dini terhadap

kasus-kasus resiko tinggi. Serta tindakan konseling dan penyuluhan

lebih ditingkatkan terutama pada ibu hamil tentang pentingnya

pemeriksaan kehamilan.

3) Dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pihak institusi dan generasi penerus selanjutnya.

4) Dengan adanya asuhan yang diberikan pada pasien Ny”N”

diharapkan pasien tersebut dapat mengerti dan mau untuk

menerima anjuran yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai