Disusun Oleh :
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Laporan asuhan keperawatan ini dibuat agar mahasiswa mampu memahami
mengenai penyakit anemia pada ibu hamil dan mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien anemia pada ibu hamil dengan baik dan benar menurut
prosedurnya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang :
1. Definisi Kehamilan
2. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil
3. Diagnosis Kehamilan
4. Pemeriksaan Leopold
5. Definisi Anemia
6. Kasifikasi Anemia dalam Kehamilan
7. Etiologi
8. Manifestasi Klinik
9. Patofisiologi
10. Komplikasi
11. Respon Tubuh
12. Penatalaksanaan
1.4 Manfaat
Dari Laporan Asuhan Keperawatan Praktek Lapangan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami materi mengenai anemia pada kehamilan, dan mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien anemia pada kehamilan dengan tepat dan
benar.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
3) Sistem Endokrin
Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormone
androstenedion,dioksikortikosteron, aldosterone, dan kortisol akan meningkat,
sementara itu dehidroepian drosteron sulfat akan menurun.
4) Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
Akibat kompensasi dari pembesaran uterus keposisi anterior, lordosis
menggeser pusat daya berat kebelakang kearah dua tungkai.
2.7 Etiologi
Menurut Pratami (2016) penyebab anemia yaitu:
1. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma.
2. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi
adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
3. Ekonomi: tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan ketidak tahuan
tentang pola makan yang benar.
4. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak dan
perdarahan akibat luka.
5. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan.
6. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan.
7. Hamil saat masih remaja.
2.9 Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: kurang
zat besi, kehilangan darah yang berlebihan, proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan,
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropenin.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb
(Prawirohardjo, 2018). Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan
hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak
menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia
fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga
meningkatkan perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke
janin (Prawirohardjo, 2018).
2.10 Komplikasi
2.12 Penatalaksanaan
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk mengatasi anemia
pada awal untuk mencegah atau meminimalkan konsekuensi serius perdarahan.
Penanganan anemia secara efektif perlu dilakukan. Ibu hamil berhak memilih kadar Hb
normal selama kehamilan dan memperoleh pengobatan yang aman dan efektif.
Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang
normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen
melalui tranfusi darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan
tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus dan bakteri
(Pratami, 2016).
Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan peningkatan kadar
Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran. Selain itu, tindakan tersebut juga mengurangi
resiko anemia yang berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau
asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak menunjukan perbedaan efek yang
signifikan. Konsumsi zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit,
tetapi meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral sering kali
menimbulkan efek samping mual dan sembelit.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Girinata Blok IV Kec. Dukupuntang Kab. Cirebon
Status Perkawinan : Nikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Register : 150025B
Diagnosa Medis : Anemia pada Kehamilan
Tanggal Persalinan : 27 Februari 2021
Tanggal Masuk :-
Tanggal Pengkajian : 01 Desember 2020
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Klien
Tidak ada
2. Istirahat dan Tidur
a. Malam
- Berapa jam 5 jam
- Dari jam ... s.d ... 8 jam 22.00 s.d 03.00
- Kesukaran 21.00 s.d 05.00 Merasa sesak
b. Siang Tidak ada
- Berapa jam 1 jam
- Dari jam ... s.d ... 2 jam 13.00 s.d 14.00
- Kesukaran 13.00 s.d 15.00 Merasa kepanasan
Tidak ada
3. Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi 7-8x sehari
- Jumlah 5-6x sehari ± 900 ml
- Warna ± 850 ml Kuning
- Bau Kuning Khas
- Kesulitan Khas Tidak ada
b. BAB Tidak ada
- Frekuensi 1x / dua hari
- Konsistensi 2x sehari Padat
- Warna Semi padat Kuning
- Bau Coklat Khas
- Kesulitan Khas Sembelit
Tidak ada
4. Personal Hygiene
a. Mandi
- Frekuensi 2 x/hari 2 x/hari
- Sabun 2 x/hari 2 x/hari
- Gosok gigi 2 x/hari 2 x/hari
b. Berpakaian
Ganti pakaian 2 x/hari 2 x/hari
5. Mobilitas & Aktivitas
- Aktivitas Berjualan diwarung Tirah baring
- Kesulitan Tidak ada Cepat lelah
2. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum
Kondisi Umum : Pasien terlihat kelelahan dan lemas
Tingkat Kesadaran : Compos Metis
TTV
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
TB : 145 cm
BB
Sebelum Hamil : 45 kg
Saat Hamil : 60 kg
b. Sistem Pernafasan
I : Pergerakan dinding dada tampak simetris kiri/kanan
P : Fermitus teraba, sama kiri/kanan
P : Suara ketok sonor, tidak redup/tidak ada suara tambahan
A : Terdengar vesikuler saat paru-paru auskultasi normal
c. Sistem Kardiovaskuler
I : Tidak ada tampak iktus kordis
P : Iktus kordis teraba
P : Perkusi jantung terdengar normal
A : Irama jantung teratur
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Konjungtiva : Tampak pucat
Bunyi Jantung : Terdengar normal
CRT : > 2 detik
Ekstremitas : Terdapat edema pada ektremitas atas maupun bawah,
tidak terdapat varises.
d. Sistem Pencernaan
I :Adanya hemoroid
P :Tidak ada benjolan
P :-
A :-
Kelembaban Membran Mukosa : Membran mukosa tampak kering.
Edema : Tidak tampak edema.
BU : Tidak ada.
Hemoroid : Adanya hemoroid.
e. Sistem Persyarafan
I : Tidak adanya kelainan
P : Tidak teraba varises
P :-
A :-
Status Mental : Status mental pasien sedikit cemas
Kejang : Tidak ada kejang
Reflek Patela : Reflek patella normal
f. Sistem Panca Indra
I : Adanya gangguan pada pandangan pasien karena nilai Hb turun
P : Tidak teraba benjolan
P :-
A :-
Fungsi Penglihatan : Normal
Pandangan : Berkunang-kunang
Pendengaran : Normal
Penciuman : Normal
Pengecapan : Semua makanan terasa pahit
Perabaan : Normal
g. Sistem Perkemihan
I : Tidak tampak benjolan
P : Tidak teraba massa
P :-
A :-
Berkemih : Hematuri.
h. Sistem Integumen
I : Tampak ada closma gravidarum
P : Tidak ada benjolan
P :-
A :-
Turgor Kulit : Sedikit kering, kurang perawatan diri.
i. Sistem Endokrin
I : Tidak tampak benjolan
P : Tidak teraba massa
P :-
A :-
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Pasien mengalami tremor pada bagian ekstremitas atas.
j. Sistem Muskuloskeletal
I : Tidak tampak benjolan
P : Adanya udem pada ektremitas atas dan bawah
P : Reflek patella normal
A :-
Massa tonus otot : Normal
Kekuatan Otot : Lemah
ROM :
4 4
3 3
Deformitas :-
Diastasis rektur abdominis : Lebar
k. Sistem Reproduksi
I : Adanya pembesaran pada payudara, terdapat hiperpigmentasi pada
areola, putting susu menonjol, tidak adanya kolostrum, tidak ada bengkak,
kebersihan terjaga.
P : Tidak teraba benjolan
P :-
A :-
Uterus :
Leopod I : Ballotement
Leopod II : Ballotement
Leopod III : Ballotement
Leopod IV : Belum dilakukan
Genetalia : Tidak ada edema, tidak ada varises, kebersihan terawat.
3.10 Pengobatan
Ny. F hanya melalukan pengobatan ke bidan terdekat, itupun tidak rutin setiap satu
bulan sekali, dan Ny. F jarang meminum obat maupun vitamin yang diberikan oleh
bidan.
3.13 Intervensi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
. Kep.
1. DX. I Domain 1. Domain I. 1. TTV pasien dalam
Fungsi Kesehatan Level 2. Kelas A. batas normal
Level 3. Manajemen Aktivias 2. Pasien mengerti
(0005) Toleransi Terhadap dan Laihan penyebab keletihan
Aktivitas (0200) Peningkatan 3. Pasien akan
Setelah dilakukan tindakan Latihan mengontrol asupan
keperawatan selama 3 x 24 1. Kaji TTV nutrisinya
jam diharapkan intoleransi 2. Kaji penyebab 4. Pasien akan
terhadap aktivitas pasien keletihan mencoba mengatur
dapat teratasi dengan 3. Pantau asupan aktivitas
kriteria hasil: nutrisi pasien 5. Pasien merasa
4. Ajarkan rentang nyaman dan senang
- Pasien mampu pengaturan aktivitas dengan bantuan
menoleransi aktivitas manajemen waktu bagaimana mengatur
yang bisa dilakukan. untuk mencegah aktivitas oleh tenaga
- Pasien menyadari kelelahan kesehatan
keterbatasan energy. 5. Bantu pasien untuk 6. Mencegah latihan
- Menyeimbangkan mengidentifikasi fisik yang terlalu
aktivitas dan istirahat. aktivitas pasien berlebihan
- Mengatur jadwal akivitas 6. Damping pasien 7. Keluarga mampu
untuk menghemat pada saat membantu selama
energy. menjadwalkan program latihan
latihan secara rutin diberikan kepada
setiap minggunya pasien
7. Libatkan 8. Menambah wawasan
keluarga/orang yang informasi kepada
memberi perawatan pasien maupun
dalam keluarga pasien
merencanakan dan terkait manfaat dari
meningkatkan latihan fisik
program latihan 9. Menghindari cedera
8. Beri informasi pada pasien
mengenai manfaat 10. Menilai apakah
kesehatan dan efek program latihan
fisiologis latihan yang diberikan
9. Instruksikan pasien kepada pasien
terkait teknik yang tercapai dengan
digunakan untuk target yang
menghindari cedera diinginkan atau
selama latihan tidak.
10.Monitor kepatuhan
pasien terhadap
program latihan.
2. DX. II Domain II. Domain 2. 1. TTV dalam batas
E-Jantung Paru Kelas N. Manajemen normal
Level 3. (0422) Perfusi Perfusi Jaringan 2. Memonitor sirkulasi
Jaringan (4104) Perawatan ke jaringan perifer
Setelah dilakukan tindakan Emboli : Perifer 3. Mencegah terjadinya
keperawatan selama 2 x 24 1. Kaji TTV komplikasi udema
jam diharapkan intoleransi 2. Kaji sirkulasi ke pada ekstremitas
terhadap aktivitas pasien jaringan perifer pasien
dapat teratasi dengan 3. Monitor tanda-tanda 4. Fe berfungsi untuk
kriteria hasil: sirkulasi vena mengangkut oksigen
menurun diujung dari paru-paru ke
- Status sirkulasi normal kaki dan tangan seluruh tubuh
- Tekanan sistol dan yang mengalami 5. Gerakan ROM
diastole dalam rentang udema mampu melatih
yang diharapkan 4. Berikan diet tinggi kekuatan otot pasien
- Menunjukkan Fe yang kaku ataupun
konsentrasi yang baik 5. Bantu pasien untuk kelemahan otot
- Tingkat kesadaran baik melakukan ROM 6. Posisi tidur dengan
pasif dan aktif keadaan ekstremitas
dengan cara tepat lebih tinggi dari
6. Tinggikan tempat posisi badan mampu
tidur dengan meminimalisir
menggunakan alas pembesaran udema
dikaki ranjang 7. Menambah wawasan
dibagian ujung kaki pengetahuan kepada
dan tangan yang pasien terkait
mengalami udema pentingnya
7. Beri informasi mengatur jam
kepada pasien untuk istirahat yang cukup
istirahat yang cukup 8. Mencegah terjadinya
8. Beri informasi kekakuan otot pada
kepada keluarga pasien
pasien untuk 9. Dengan
menjaga pasien yang diberikannya obat
sedang tirah baring antikoagulan mampu
dan ubah posisinya mengencerkan darah
setiap 2 jam sekali dan mampu
9. Kolaborasi dengan mencegah
dokter untuk pembekuan pada
pemberian obat darah
antikoagulan 10. Adanya perdarahan
10.Monitor efek merupakan efek
samping dari obat samping yang paling
antikoagulan. mungkin terjadi
akibat penggunaan
obat antikuagulan.
3. DX. III Domain II. Domain 1. 1. Mengidentifikasi
K-Pencernaan dan Nutrisi Kelas D. Dukungan defisiensi,
(1009) Status Nutrisi: Nutrisi mengawasi masukan
Asupan Nutrisi (1120) Terapi Nutrisi kalori atau kualitas
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji riwayat nutrisi, kekurangan
keperawatan selama 2 x 24 termasuk makanan mengkonsumsi
jam diharapkan intoleransi yang disukai makanan
terhadap aktivitas pasien2. Observasi dan catat 2. Memudahkan
dapat teratasi dengan intake makanan intervensi
kriteria hasil: pasien 3. Mengawasi adanya
3. Timbang BB setiap penurunan BB
- Kebutuhan nutrisi hari 4. Menurunkan
terpenuhi 4. Beri makanan kelemahan,
- Menunjukkan sedikit dengan meningkatkan
peningkatan/mempertaha frekuensi sering atau pemasukan nutrisi
nkan BB dengan nilai makan diantara 5. Memenuhi
Lab. normal waktu makan kebutuhan nutrisi
- Tidak mengalami tanda- 5. Beri suplemen sesuai dengan
tanda malnutrisi nutrisi sesuai kebutuhan pasien
kebutuhan 6. Makanan setengah
6. Anjurkan pasien lunak dapat
untuk memilih menghindari
makanan setengah kejadian
lunak konstipasi/sembelit
7. Motivasi pasien pada pasien
untuk 7. Makanan tinggi
mengkonsumsi kalium dapat
makanan dan membantu engatasi
minuman yang rasa kelelahan pada
tinggi kalium sesuai pasien
dengan kebutuhan 8. Mampu
8. Beri pendidikan menambahkan
kesehatan terkait wawasan
diet dan pengetahuan pada
perencanaan diet keluarga pasien
sesuai dengan terkait nutrisi yang
kebutuhan dibutuhkan
9. Pastikan bahwa 9. Mampu mencegah
dalam diet terjadinya konstipasi
mengandung pada pasien
makanan yang tinggi 10. Memenuhi
serat untuk kebutuhan nutrisi
mencegah konstipasi pada pasien sesuai
10.Kolaborasi dengan dengan kebutuhan.
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan tipe
nutrisi yang
diperlukan untuk
memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien.
3.14 Implementasi
No Tanggal Diagnosa Tindakan Ttd.
. Keperawata Perawat
n
1. 01/12/2020 DX. I 1. Mengkaji TTV Mela
2. Mengkaji penyebab keletihan
3. Memantau asupan nutrisi pasien
4. Mengajarkan rentang pengaturan aktivitas
manajemen waktu untuk mencegah
kelelahan
5. Membantu pasien untuk mengidentifikasi
aktivitas pasien
6. Mendampingi pasien pada saat
menjadwalkan latihan secara rutin setiap
minggunya
7. Melibatkan keluarga/orang yang memberi
perawatan dalam merencanakan dan
meningkatkan program latihan
8. Memberikan informasi mengenai manfaat
kesehatan dan efek fisiologis latihan
9. Menginstruksikan pasien terkait teknik yang
digunakan untuk menghindari cedera
selama latihan
10. Memonitori kepatuhan pasien terhadap
program latihan.
2. 01/12/2020 DX. II 1. Mengkaji TTV Mela
2. Mengkaji sirkulasi ke jaringan perifer
3. Memonitori tanda-tanda sirkulasi vena
menurun diujung kaki dan tangan yang
mengalami udema
4. Memberikan diet tinggi Fe
5. Membantu pasien untuk melakukan ROM
pasif dan aktif dengan cara tepat
6. Meninggikan tempat tidur dengan
menggunakan alas dikaki ranjang dibagian
ujung kaki dan tangan yang mengalami
udema
7. Memberikan informasi kepada pasien untuk
istirahat yang cukup
8. Memberikan informasi kepada keluarga
pasien untuk menjaga pasien yang sedang
tirah baring dan ubah posisinya setiap 2 jam
sekali
9. Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat antikoagulan
10. Memonitori efek samping dari obat
antikoagulan.
3. 01/12/2020 DX. III 1. Mengkaji riwayat nutrisi, termasuk Mela
makanan yang disukai
2. Mengobservasi dan catat intake makanan
pasien
3. Menimbang BB setiap hari
4. Memberikan makanan sedikit dengan
frekuensi sering atau makan diantara waktu
makan
5. Memberikan suplemen nutrisi sesuai
kebutuhan
6. Menganjurkan pasien untuk memilih
makanan setengah lunak
7. Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi
makanan dan minuman yang tinggi kalium
sesuai dengan kebutuhan
8. Memberikan pendidikan kesehatan terkait
diet dan perencanaan diet sesuai dengan
kebutuhan
9. Memastikan bahwa dalam diet mengandung
makanan yang tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
10. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan tipe nutrisi
yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.
3.15 Evaluasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi Nama & Ket.
. Keperawatan Perawat
1. Kamis DX. I S: Mela
03/12/2020 - Ny. F mengatakan sudah mulai bisa
mengatasi rasa pusing yang dialaminya
- Ny.F mengatakan sudah mulai mampu
melakukan aktivitas seperti biasanya
- Ny. F mengatakan badannya sudah tidak
lemas dan tidak mudah lelah
O:
- KU : Compos Metis
- Ny. F tidak tampak keletihan
- Fisik Ny. F tampak mulai bugar
- Gaya hidup sudah mampu melakukan
aktivitas pergerakan fisik
- TTV
TD : 100/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 360 C
- Hb : 11 g/dl
- Kekuatan ROM
9 9
8 8
A:
Masalah keperawatan teratasi.
P:
Hentikan intervensi.
2. Rabu DX. II S: Mela
02/12/2020 - Pasien mengatakanbahwa dirinya sudah
mampu melakukan aktivitas
(membersihkan rumah, makan, mandi)
tanpa dibantu oleh suaminya maupun
ibunya.
- Pasien mengatakan pandangannya sudah
tidak berkunang-kunang lagi.
O:
- Tidak tampak adanya edema pada
bagian ektremitas atas dan bawah
- Tidak tampak nyeri pada ektremitas
- Tidak tampak adanya perubahan
karakteristik kulit
- Gaya hidup sudah mampu melaukan
pergerakan aktivitas fisik
- Konjungtiva tidak tampak anemis
- TTV
TD : 110/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 360 C
- Hb : 11 g/dl
A:
Masalah keperawatan teratasi.
P:
Pertahankan intervensi.
3. Rabu DX. III S: Mela
02/12/2020 - Pasien mengeluh masih mual tetapi tidak
memuntahkan makanan yang
dimakannya
- Pasien mengatakan cepat merasa
kenyang setelah makan, tetapi saat ini
pasien sudah mulai mampu memakan
sedikit-sedikit tetapi sering
O:
- Pasien tampak masih mual
- Muka pasien terlihat sedikit pucat
- Pasien sudah mulai tampak minat
terhadap makanan
- Konjungtiva tampak anemis
- Membrane mukosa tampak sedikit pucat
- Tonus otot sudah mulai ada peningkatan
A:
Masalah keperawatan belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi.