Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL G1P0A0DENGAN ANEMIA

TRIMESTER III PADA Ny. F DI DESA GIRINATA


DUKUPUNTANG - CIREBON TAHUN 2020

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan peristiwa alamiah dimana terdapat pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauterine sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Dalam
proses kehamilan ibu memerlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk
mendeteksi adanya komplikasi dalam kehamilan. Pemerikasaan kehamilan minimal
empat kali selama hamil yaitu satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu),
satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu), dua kali padatrimester III
(usia kehamilan 28-40 minggu), (Rukiyah 2018).
Pada masa kehamilan volume darah akan bersikulasi secara bertahap dan
progresif dari umur kehamilan 6 minggu akan terus meningkat pada umur kehamilan
14-27 minggu dan puncaknya pada umur kehamila 32-34 minggu. Peningkatan volume
darah ini terjadi untuk menyuplai darah keuterus, payudara, ginjal, kulit dan sejumlah
kecil organ lainnya, serta memfasilitas pertukaran gas dan gizi pada ibu dan janin.
(Wylie dan Bryce, 2015).
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu yang dapat menyebabkan ekspansi volume
plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan produksi
eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke enam kehamilan dan
mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, dan terus meningkat sampai
minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu
hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil. Akibatnya, volume plasma
bertambah dan sel darah merah meningkat. Peningkatan volume plasma terjadi dalam
proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga
terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (hemodilusa), (Prawirohardjo, 2010).
Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan kemiskinan,
sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat lima sempurna
(Manuaba, 2007). Sedangkan 51% penyebab anemia yang lain diseluruh dunia adalah
defisiensi zat besi yang terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil. (Robson
&Waung, 2016).
World Health Organization (WHO) memperkirakan 35 - 75% ibu hamil di negara
berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami anemia. Namun, banyak
diantara ibu hamil yang telah mengalami anemia pada saat konsepsi, dengan perkiraan
prevalensi sebesar 43% pada perempuan yang tidak hamil di negara berkembang dan
12% di negara yang lebih maju (Prawirohardjo, 2017).
Hasil Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia tahun 2018
menunjukkan persentase anemia pada ibu hamil sebesar 48,9%. Dampak anemia pada
ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu kesehatan dan menyebabkan abortus,
persalinan prematur, peningkatan angka infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika
Hb kurang dari 6,0 g/dl (Pratami, 2016). Hasil penelitian Putri Rosalina & Trisnasari
tahun 2015 bahwa 224 ibu hamil dengan anemia yang mengalami abortus sebanyak 91
orang (40,6%). Bahaya terhadap janinya adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri,
abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko
infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat intilegensi bayi rendah
(Pratami, 2016).
Menurut Budiastuti dkk 2013 didapatkan sebagian besar (81,8%) ibu hamil
dengan anemia ringan pada trimester III melahirkan bayi BBLR. Sedangkan anemia
sedang pada ibu hamil trimester III yang melahirkan bayi BBLR sebanyak 4 ibu hamil
(12,1%), dan yang melahirkan BBSLR sebanyak 2 ibu hamil dengan persentase 6,1%.
Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya maka pencegahan
anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan selalu mengkonsumsi nutrisi yang
baik selama kehamilan.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan latar belakang diatas di dapatkan rumusan masalah :
1. Definisi Kehamilan
2. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil
3. Diagnosis Kehamilan
4. Pemeriksaan Leopold
5. Definisi Anemia
6. Kasifikasi Anemia dalam Kehamilan
7. Etiologi
8. Manifestasi Klinik
9. Patofisiologi
10. Komplikasi
11. Respon Tubuh
12. Penatalaksanaan

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Laporan asuhan keperawatan ini dibuat agar mahasiswa mampu memahami
mengenai penyakit anemia pada ibu hamil dan mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien anemia pada ibu hamil dengan baik dan benar menurut
prosedurnya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang :
1. Definisi Kehamilan
2. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil
3. Diagnosis Kehamilan
4. Pemeriksaan Leopold
5. Definisi Anemia
6. Kasifikasi Anemia dalam Kehamilan
7. Etiologi
8. Manifestasi Klinik
9. Patofisiologi
10. Komplikasi
11. Respon Tubuh
12. Penatalaksanaan

1.4 Manfaat
Dari Laporan Asuhan Keperawatan Praktek Lapangan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami materi mengenai anemia pada kehamilan, dan mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien anemia pada kehamilan dengan tepat dan
benar.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Definisi Kehamilan


Kehamilan merupakan proses alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologi (Nugroho 2015). Kehamilan
adalah mulai dari masa ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak
lebih dari 300 hari (43 minggu) (Rukiyah 2016).
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin yang di kandung ditubuh wanita
yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan diakhiri dengan proses
persalinan. (Maryunani 2015). Setiap kehamilan merupakan proses yang alamiah,bila
dijaga kesehatan dengan baik akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam
keadaan sehat dan aman.

2.2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil


1. Perubahan sistem reproduksi:
1) Uterus
Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas 10 ml
atau kurang, selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang
mampu menambung janin,plasenta dan cairan amnion rata-rata pada akhir
kehamilan volume totalnya mencapai 5 bahkan mencapai 20 atau lebih berat
rata-rata 1100 gr (Rukiyah 2015).
2) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium
(Rukiyah 2015).
3) Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada
kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick (Rukiyah 2015).
2. Perubahan Metabolik:
1) Sistem Respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ±6 cm, tetapi tidak
mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru
karena pengaruh diafragmayang naik ±4 cm selama kehamilan. Perubahan ini
akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali hampir seperti
sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan (Rukiyah 2015).
2) Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih akan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Pada akhir
kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun kepintu atas panggul, keluhan ini
akan timbul kembali.

3) Sistem Endokrin
Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormone
androstenedion,dioksikortikosteron, aldosterone, dan kortisol akan meningkat,
sementara itu dehidroepian drosteron sulfat akan menurun.
4) Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
Akibat kompensasi dari pembesaran uterus keposisi anterior, lordosis
menggeser pusat daya berat kebelakang kearah dua tungkai.

2.3 Diagnosis Kehamilan


1. Tanda Kehamilan Tidak Pasti:
1) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Berhentinya menstruasi pada seorang wanita yang sebelumnya telah mengalami
menstruasi sangat mendukung tanda kehamilan. Oleh karena itu wanita harus
mengetahui hari pertama haid yang terakhir (HPHT) untuk menentukan tafsiran
persalinan (HTP) (Wiknjosastro, 2016).
Cara ini menentukan taksiran persalinan yaitu dengan menggunakan rumus
naeggle yaitu hari pertama haid terakhir +7 har -3 bulan -1 tahun = tanggal
persalinan. Rumus ini bisa dipakai hanya kalau haid ibu teratur. Rumus ini tidak
bisa digunakan kalau: Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak
haid, Ibu menyusui yang biasanya tidak menstruasi dalam masa laktasi, Ibu
hamil setelah berhenti mengkomsumsi pil KB dan belum haid lagi. Kalau salah
diatas terjadi, perkiraan tanggal persalinan dilakukan secara klinis (misalnya
dengan melihat besarnya uterus) atau menggunakan ultrasound (Pusdiknakes,
2016).
2) Nausea (enek/mual) dan Vomit (muntah)
Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut
“morning sickness”.
3) Ngidam
Ibu hamil sering menginginkan makan-makanan dan minum tertentu, terutama
pada bulan-bulan pertama kehamilannya.
4) PerubahanBerat Badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena mual dan
muntah dan nafsu makan berkurang.
5) Sering kencing (Polyuria)
Biasanya terjadi pada triwulan pertama yang disebabkan oleh penekanan
kandung kencing oleh pembesaran uterus. Gejala ini akan berkurang sampai
hilang pada triwulan kedua dan muncul kembali pada akhir kehamilan yang
disebabkan oleh penekanan kandung kencing oleh penurunan bagian terendah
janin (bokong atau kepala).
6) Konstipasi atau Obstipasi
Ini disebabkan karena menurunnya tonus otot khususnya oleh pengaruh
hormone steroid.
7) Sinkope / Pingsan
Terjadi karena peningkatan jumlah volume darah pencairan darah yang disebut
hidremia.
8) Payudara menjadi tegang dan membesar (Mastodenia)
Payudara akan membesar dan tegang akibat pengaruh dari
hormonesomatomammotropin, estrogen, dan progesteron. Estrogen
menimbulkan hipotrofi system saluran sedangkan progesteron menambah selsel
asinus dan menimbulkan perubahan-perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi
pembuatan kasein,laktobumin dan laktoglobulin, dimana tujuannya adalah
untuk mempersiapkan mamae untuk laktasi.
9) Pigmentasi Kulit
Terjadi penumpukan melanin pada kulit dibagian tubuh tertentu terutama
dibagian pipi dan dahi yang disebut dengan cloasma gravidarum.
10) Epulis
Sering terjadi pada triwulan pertama yang disertai dengan pembengkakan dan
perdarahan gusi. Pada keadaan wanita hamil yang kekurangan vitamin C juga
dapat terjadi perdarahan pada gusi.
11) Balotemen adalah tanda ada massa yang melayang dalam cairan. Tanda ini
muncul pada minggu ke 16 sampai minggu ke 20 karena pada saat itu cairan
amnion telah cukup banyak untuk menimbulkan efek ini.
12) Varises
Sebagai pengaruh hormone pelebaran pembuluh darah juga sering terjadi.
13) Perubahan Mamae
Merupakan akibat stimulasi hormone prolactin dan HPL, sehingga dengan
pemijatan ringan dapat mengeluarkan kolostrum pada usia kehamilan > 16
minggu.
14) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan
Setelah 12 minggu kehamilan, uterus biasanya dapat diraba melalui dinding
abdomen, tepat diatas symfisis sebagai sebuah tumor/massa. Kemudian uterus
akan bertambah besar seiring dengan tuanya umurkehamilan.
15) Kontraksi uterus (Braxton Hicks)
Adalah perut kencang, tanpa rasa sakit. Tanda ini muncul belakangan, bila
berlebihan dapat menimbulkan rasa mules sebagai pencegahan dapat diberi
relaksan.
16) Perubahan pada Organ Pelvic
Terjadinya peningkatan suplay darah ke organ pelvic, dan pengaruh hormone
steroid reproduksi menyebabkan adanya perubahan pada organ pelvic.

2. Tanda Pasti Kehamilan dapat Ditentukan dengan jalan:


1) Gerakan janin dalam Rahim: Terlihat /teraba gerakan janin, Teraba bagian-
bagian janin, Gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu pada umur kehamilan 18
minggu , pada primigravida (seorang wanita yang baru hamil pertama kali ) dan
16 minggu pada multigrsvids (seorang wanita yang sudah pernah hamil 2 kali
atau lebih).
2) Adanya denyut jantung janin (DJJ) dapat diketahui dengan cara: Stetoskop
laennae pada minggu ke 17 sampai 18, Stetoskop ultrasonic /Dopller pada
minggu ke 12, USG dapat dilihat denyut jantung janin pada minggu ke 7 sampai
minggu ke 8 ( dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir), Keterangan : 6
minggu amenorea ( di hitung dari HPM) = minggu umur embrio. Dengan USG
pada 6 minggu sudah terlihat gestational sacc, Fetal EKG dapat direkan pada
minggu ke 12.
3) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah
minggu ke 22, gerakan janin dapat dirasakan dengan setelah minggu ke 24.
4) Rontgenografi
Gambaran tulang- tulang janin tampak setelah minggu ke 12 sampai minggu ke
14. Pemeriksaan ini dilakukan hanya atas indikasi yang mendesak sekali sebab
janin sangat peka terhadap sinar x. Saat ini pemeriksaan sinar X telah terdesak
oleh adanya USG.
5) Tes laboratorium
Yang paling popular adalah tes inhinisi koagulasi yaitu mendeteksi adanya Hcg
yang dibentuk oleh sinsitiotrofoblas dalam urin. Tes deteksi hCG yang terkenal
PP test dan Gravindex test.

2.4 Pemeriksaan Leopold


Pemeriksaan (maneuver) leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi
untik menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasiabdomen, namum
menjadi sulit dilakukan bila bertemu dengan yang obesitas (gemuk) atau dengan ibu
hamil yang memiliki jumlah cairan amnion berlebih. Pemeriksaan leopold terdiri dari 4
langkah. Masing-masing langkah memiliki tujuan yang berbeda-beda.
1. Pemeriksaan leopold I
Bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada
bagian fundus uteri dengan cara:
 Wajah pemeriksaan menghadap kearah ibu
 Palpasi fundus uterus
 Tentukan bagian janin yang ada pada fundus
2. Pemeriksaan leopold II
Bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin disepanjang sisi
maternal, dengan cara:
 Wajah pemeriksa menghadap kearah kepala ibu
 Palpasi dengan satu tangan pada tiap sisi abdomen
 Palpasi janin diantara dua tangan
 Temukan mana punggung dan bagian ekstermitas
3. Pemeriksaan leopold III
Bertujuan untuk membedakan bagian persentasi janin dan sudah masuk dalam pintu
panggul, dengan cara:
 Wajah pemeriksa menghadap kearah ibu
 Palpasi diatas simfisis pubis
 Beri tekanan pada area uterus
 Palpasi bagian presentasi janin diantara ibu jari dan keempat jari dengan
menggerakkan pergelangan tangan
 Tentukan presentasi janin
 Jika ada tahanan berarti ada penurunan kepala
4. Pemeriksaan leopold IV
Bertujuan untuk menyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan leopold III
dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masukpintu atas
panggul. Memberikan informasi tentang bagian presentasi: bokong atau kepala,
sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi),
dengan cara :
 Wajah pemeriksaan menghadap kearah ektermitas ibu
 Palpasi janin diantara dua tangan
 Evaluasi penurunan bagian presentasi.

2.5 Definisi Anemia


Anemia adalah suatu keadaan kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi
darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono, dkk 2017).
Anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi kadar hemoglobin
kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5
g/dl pada trimester II (Pratami 2016).
Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter
laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil
dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang
dari 33%. Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10
g/dl pada trimester kedua dan ketiga sebagai penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai
ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu hamil yang mendapat suplementasi
besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada trimester kedua dan
ketiga (Prawirohardjo,2018).

2.6 Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan


Klasifikasi anemia dalam kehamilan Menurut Prawirohardjo (2018) klasifikasi anemia
dalam kehamilan:
1. Defisiensi Besi
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat besi berkaitan dengan
asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang
cepat. Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk
eritropoienis, kehilanan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah
keseluruhanya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Sebagian
perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka
kebutuhan tambahan ini berakibat pada defesiensi zatbesi. Pencegahan anemia
defesiensi zat besi dapat dilakukan dengan suplemen besi dan asam folat. WHO
menganjurkan untuk memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun, banyak literatur menganjukan dosis
100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan. Di wilayah-
wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan
suplemen sampai 3 minggu postpartum.
2. Defisiensi Asam Folat
Pada kehamilan Kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena
transfer folat dari ibu kejanin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat
maternal, hal ini terjadi karena kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi, adanya
nemia hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan
tampaknya memiliki efek penghambat terhadap absorbsi folat. Defesiensi asam
folat seringa terjadi pada kehamilan sebagai penyebab utama anemia megabolik
pada kehamilan. Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat merupakan
penyebab kedua terbanyak anemia defesiensi zat gizi. Penyebabnya oleh gangguan
sitesis DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk
anemia jenis ini. Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali
kongenital janin, tertama dapat pada penutupan tabung neural (neural tube defects).
Selain itu, defesiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan pada jantung, saluran
kemih, alat gerak, dan organ lainya. Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah
pemberian folat secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg,
anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami pula malabsorbsi.
Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 ug folat perhari.
3. Anemia Aplastik
Anemia aplastik yang terkait dengan kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya
tidak jelas. Pada beberapa kasus eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada
sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setela terminasi kehamilan.
Terminasi kehamilan atau persalinan dapat memperbaiki fungsisumsum tulang,
tetapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau
transplantasi sumsum tulang setelah persalinan.
4. Anemia Penyakit Sel Sabit Kehamilan
Anemia ini terjadi pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia)
disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar pulmonal, pneomonia,
perdarahan antepartum, prematuritas, dan kematian janin. Peningkatan anemia
megaloblastik yang responsif dengan asam folat, terutama pada akhir masa
kehamilan, juga meningkat frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita
anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan kematian janin tinggi. Mortalitas ibu dengan
penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar 33% menjadi 1,5% pada masa kini
karena perbaikan pelayanan prenatal. Pemberian tranfusi darah profilaktin belum
terbukti efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil yang
memuaskan.

2.7 Etiologi
Menurut Pratami (2016) penyebab anemia yaitu:
1. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma.
2. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi
adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
3. Ekonomi: tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan ketidak tahuan
tentang pola makan yang benar.
4. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak dan
perdarahan akibat luka.
5. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan.
6. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan.
7. Hamil saat masih remaja.

2.8 Manifestasi Klinik


Menurut (Proverawati 2016) tanda dan gejala anemia seperti:
1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkonsentrasi
10. Rambut rontok
11. Malaise.

2.9 Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: kurang
zat besi, kehilangan darah yang berlebihan, proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan,
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropenin.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb
(Prawirohardjo, 2018). Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan
hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak
menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia
fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga
meningkatkan perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke
janin (Prawirohardjo, 2018).

Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai


maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu
ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil.
Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak
pada minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16
sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2018).
Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma
meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisitersebut mengakibatkan terjadinya
pengenceran darah karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma
darah. Pada akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan
cukup bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume
plasma yang terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%,
dan hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia
gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai
meningkat pada trimester II dan memuncak pada trimester III (Pratami, 2018).

2.10 Komplikasi

1. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil Menurut (Pratami, 2017)


Kondisi anemia sangat menggangu kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan
hingga masa nifas. Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat
menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman dekompensasi jantung
jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemis gravidarum, perdarahan
ante partum, atau ketuban pecah dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan
selama persalinan seperti gangguan his, gangguan kekuatan mengejan, kala pertama
yang berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga dapat melelahkan ibu dan
sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga yang retensi plasenta dan
perdaraan postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan postpartum sekunder
dan atonia uterus pada kala keempat. Bahaya yang dapat timbul adalah resiko
terjadinya sub involusi uteri yang mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko
terjadinya dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko infeksi selama
masa puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya infeksi payudara.

2. Komplikasi Anemia Pada Janin Menurut (Pratami, 2017)


Anemia yang terjadi pada ibu hamil juga membahayakan janin yang
dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta menurun kedalam tubuh
janin sehingga dapat timbul pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri,
resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat
bawaan,peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal, atau
tingkat intiligensi bayi rendah.

2.11 Respon Tubuh


1. Respon tubuh secara fisik
Pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya disebabkan karena penurunan
konsentrase Hb dan asupan nutrisi yang kurang sehingga tubuh menjadi mudah
cepat lelah, mata berkunang kunang, sering merasa pusing dan keluhan saat hamil
bertambah (Manuaba,dkk, 2017).
2. Respon tubuh secara psikologis
Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya ibu hamil
tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan keadaannya dan janinnya karena
sangat berbahaya, contonya bagi ibu bisa menyebabkan abortus, persalinan
prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl.

2.12 Penatalaksanaan
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk mengatasi anemia
pada awal untuk mencegah atau meminimalkan konsekuensi serius perdarahan.
Penanganan anemia secara efektif perlu dilakukan. Ibu hamil berhak memilih kadar Hb
normal selama kehamilan dan memperoleh pengobatan yang aman dan efektif.
Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang
normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen
melalui tranfusi darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan
tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus dan bakteri
(Pratami, 2016).
Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan peningkatan kadar
Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran. Selain itu, tindakan tersebut juga mengurangi
resiko anemia yang berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau
asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak menunjukan perbedaan efek yang
signifikan. Konsumsi zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit,
tetapi meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral sering kali
menimbulkan efek samping mual dan sembelit.

BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 Case Study


Pada saat pengkajian, didapatkan bahwa pasien bernama Ny. F umur 21 tahun
berjenis kelamin perempuan tempat tinggal di Desa Girinata Blok IV Kec.
Dukupuntang Kab. Cirebon, dengan diagnosa medis Anemia pada Ibu Hamil.
Pada saat dikaji, pasien tampak kelelahan, pasien mengatakan bahwa kehamilan
sekarang adalah kehamilan pertamanya, maka pasien sering panik jika ada tanda
maupun gejala yang membuatnya cepat merasa kelelahan. Pasien mengeluh tidak bisa
mengatasi rasa pusing yang dialaminya, pasien hanya bisa melakukan tirah baring
setiap merasakan pusing. Terlebih lagi jika sudah merasakan mual bahkan sampai
muntah. Pada kehamilannya yang sudah masuk trimester III rasa mual masih dialami
oleh pasien. Pasien sulit melakukan aktivitas seperti biasanya karena cepat merasa lelah
dan pusing, setiap aktivitas pasien selalu membutuhkan bantuan suami atau ibu nya.
Pasien mengatakan bahwa usia kehamilannya sekarang memasuki usia ke 35
minggu, pasien selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan terdekat, pasien
mengatakan bahwa minggu kemarin sudah dilakukan pemeriksaan oleh bidan desa,
pada saat diperiksa oleh bidan desa didapatkan hasil Hb dengan nilai 8,2 g/dl. Setiap
diberi vitamin oleh bidan desa, pasien mengatakan jarang meminum vitamin yang
diberi oleh bidan desa. Pasien mengatakan bahwa dirinya selalu terasa mual setiap
minum vitamin, pasien tidak mengetahui bahwa vitamin yang diberikan oleh bidan desa
sangat penting untuk kesehatan dirinya maupun untuk kesehatan bayi yang ada didalam
perutnya.
Saran dari bidan desa, Ny. F harus mulai aktif mengikuti senam hamil yang
diadakan di desa setiap hari minggu, tetapi pasien mengatakan tidak adanya minat
untuk mengikuti senam hamil. Pasien selalu menghabiskan waktunya dikamar dengan
melakukan tirah baring.

3.2 Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Girinata Blok IV Kec. Dukupuntang Kab. Cirebon
Status Perkawinan : Nikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Register : 150025B
Diagnosa Medis : Anemia pada Kehamilan
Tanggal Persalinan : 27 Februari 2021
Tanggal Masuk :-
Tanggal Pengkajian : 01 Desember 2020

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. Y
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Satpam RSPM
Hubungan dengan Pasien : Suami
Alamat : Desa Girinata Blok IV Kec. Dukupuntang Kab. Cirebon

3.3 Alasan Masuk RS


Dilakukan pengkajian dirumah pasien.

3.4 Keluhan Utama


Cepat lelah, sering pusing, dan mata berkunang-kunang.

3.5 Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dikaji, pasien tampak kelelahan, pasien mengatakan bahwa kehamilan
sekarang adalah kehamilan pertamanya, maka pasien sering panik jika ada tanda
maupun gejala yang membuatnya cepat merasa kelelahan. Pasien mengeluh tidak
bisa mengatasi rasa pusing yang dialaminya, pasien hanya bisa melakukan tirah
baring setiap merasakan pusing. Terlebih lagi jika sudah merasakan mual bahkan
sampai muntah. Pada kehamilannya yang sudah masuk trimester III rasa mual nya
sudah jarang dialami oleh pasien. Pasien sulit melakukan aktivitas seperti biasanya
karena cepat merasa lelah dan pusing, setiap aktivitas pasien selalu membutuhkan
bantuan suami atau ibu nya.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pada saat kehamilannya memasuki usia 3 minggu, pasien
pernah dirawat di PKMDukupuntang selama 3 hari, lalu pada saat kehamilannya
memasuki usia 7 minggu pasien pernah dirawat di RS Mitra Plumbon dengan
keluhan mual muntah, lemas, dan pusing.
Pasien mengatakan mempunyai alergi makanan seafood, sebelum hamil
kebiasaannya Ny. F yang sering meminum kopi, namun saat hamil pasien jarang
meminum kopi karena jika meminum kopi pasien mengeluh langsung mual.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa di dalam keluarga nya ada yang memiliki riwayat
hipertensi yaitu ibu pasien. Pasien mengatakan dirinya tidak ada riwayat hipertensi,
dari sebelum hamil sampai saat ini pasien selalu memiliki tekanan darah yang
kurang dari angka normal, biasanya setiap diperiksakan tekanan darah pasien yaitu
100/80 mmHg.Sementara pada suami dan bapaknya tidak ada riwayat penyakit
yang menular maupun penyakit yang dapat diturunkan.

Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Klien

3.6 Riwayat Obstetri Ginekologi


1. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat Menstruasi
a) Menarche
Ny. F mengatakan haid pertamanya pada usia 13 tahun.
b) Lamanya haid
± 7 hari.
c) Siklus
± 28 hari.
d) Banyaknya
± 3x ganti pembalut dalam satu hari.
e) Sifat darah (warna, bau, cair/gumpalan, dismenor)
Encer, dan selalu merasakan dismenore jika saat haid.
f) HPHT
20 Mei 2020.
g) Taksiran Persalinan
27 Februari 2021.
2) Riwayat Perkawinan (suami danistri)
a) Usia Perkawinan
Ny. F dan suami menikah pada 10 Agustus 2020.
b) Lama Perkawinan
Ny. F mengatakan usia pernikahan dengan suaminya sudah berjalan 4 bulan.
c) Pernikahan yang Ke–
Ny. F mengatakan ini merupakan pernikahannya yang pertama dengan
suaminya.
3) Riwayat Kontrasepsi
a) Jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil
Ny. F mengaakan sebelumnya belum pernah berpengalaman memakai alat
kontrasepsi.
b) Waktu dan lama penggunaan
-
c) Masalah dalam penggunaan cara tersebut
-
d) Jenis kontrasepsi yang akan dilaksanakan setelah persalinan sekarang
Ny.F mengatakan belum mengetahui alat kontrasepsi yang akan dipakainya
setelah persalinan nanti.
e) Jumlah anak yang direncanakan keluarga
Ny. F mengatakan berencana memiliki 3 anak.
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan, persalinan, & nifas yanglalu
G1P0A0
No Tgl Umur Jenis Tempat Jenis BB Masalah Keadaan
Partu Kehamila Partu Penolon Kelamin Anak
s n s g Hamil Lahi Nifa Bay
r s i
- - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - -
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
 Pasien merasa hamil………. Bulan
Ny.F mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang hamil memasuki usia 35
minggu.
 Keluhan waktu hamil
Ny. F mengatakan dari hamil muda sampai sekarang selalu mengalami
keluhan mual dan muntah, memasuki hamil diusia 35 minggu keluhan
berambah menjadi sering merasa lelah dan pusing.
 Gerakan anak pertama dirasakan
Ny. F mengatakan gerakan janin dirasakan pada saat usia kehamilannya
memasuki usia 5 bulan.
 Imunisasi
Ny. F mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan imunisasi TT pada saat
usia kehamilannya memasuki usia 5 bulan.
 Penambahan BB selama hamil
Ny. F mengatakan selama kehamilannya mengalami kenaikan BB, pada saat
sebelum hamil BB nya 45 kg, sedangkan sekarang kehamilannya memasuki
usia 35 minggu dengan BB 60 kg. jadi BB pada Ny. F naik 15 kg.
 Pemeriksaan kehamilan teratur/tidak
Ny. F mengatakan tidak rutin memeriksaan kehamilannya.
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
Ny. F mengatakan tempat pemeriksaan selama kehamilannya yaitu di bidan
terdekat, Bd. Emi Dukupuntang.
3.7 Data Biologis
1. Activity Daily Living (ADL)
No Aktivitas Daily Living Sebelum Hamil Saat Hamil
1. Nutrisi
a. Makan
- Jenis menu Bubur, lauk, buah
- Frekuensi Nasi, lauk, sayur 2x sehari
- Porsi 3x sehari 1/2 porsi
- Pantangan 1 porsi Tidak ada
- Keluhan Tidak ada Mual, Makanan pahit
b. Minum Tidak ada
- Jenis minuman Air putih
- Frekuensi Air es, air putih, kopi 5x sehari
- Jumlah ± 6 – 7x sehari 1500 ml
- Pantangan 1800 ml Tidak ada
- Keluhan Mual
Tidak ada

Tidak ada
2. Istirahat dan Tidur
a. Malam
- Berapa jam 5 jam
- Dari jam ... s.d ... 8 jam 22.00 s.d 03.00
- Kesukaran 21.00 s.d 05.00 Merasa sesak
b. Siang Tidak ada
- Berapa jam 1 jam
- Dari jam ... s.d ... 2 jam 13.00 s.d 14.00
- Kesukaran 13.00 s.d 15.00 Merasa kepanasan

Tidak ada
3. Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi 7-8x sehari
- Jumlah 5-6x sehari ± 900 ml
- Warna ± 850 ml Kuning
- Bau Kuning Khas
- Kesulitan Khas Tidak ada
b. BAB Tidak ada
- Frekuensi 1x / dua hari
- Konsistensi 2x sehari Padat
- Warna Semi padat Kuning
- Bau Coklat Khas
- Kesulitan Khas Sembelit

Tidak ada
4. Personal Hygiene
a. Mandi
- Frekuensi 2 x/hari 2 x/hari
- Sabun 2 x/hari 2 x/hari
- Gosok gigi 2 x/hari 2 x/hari
b. Berpakaian
Ganti pakaian 2 x/hari 2 x/hari
5. Mobilitas & Aktivitas
- Aktivitas Berjualan diwarung Tirah baring
- Kesulitan Tidak ada Cepat lelah

2. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum
 Kondisi Umum : Pasien terlihat kelelahan dan lemas
 Tingkat Kesadaran : Compos Metis
 TTV
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
 TB : 145 cm
 BB
Sebelum Hamil : 45 kg
Saat Hamil : 60 kg
b. Sistem Pernafasan
 I : Pergerakan dinding dada tampak simetris kiri/kanan
 P : Fermitus teraba, sama kiri/kanan
 P : Suara ketok sonor, tidak redup/tidak ada suara tambahan
 A : Terdengar vesikuler saat paru-paru auskultasi normal
c. Sistem Kardiovaskuler
 I : Tidak ada tampak iktus kordis
 P : Iktus kordis teraba
 P : Perkusi jantung terdengar normal
 A : Irama jantung teratur
 TD : 90/70 mmHg
 Nadi : 85 x/menit
 Konjungtiva : Tampak pucat
 Bunyi Jantung : Terdengar normal
 CRT : > 2 detik
 Ekstremitas : Terdapat edema pada ektremitas atas maupun bawah,
tidak terdapat varises.
d. Sistem Pencernaan
 I :Adanya hemoroid
 P :Tidak ada benjolan
 P :-
 A :-
 Kelembaban Membran Mukosa : Membran mukosa tampak kering.
 Edema : Tidak tampak edema.
 BU : Tidak ada.
 Hemoroid : Adanya hemoroid.
e. Sistem Persyarafan
 I : Tidak adanya kelainan
 P : Tidak teraba varises
 P :-
 A :-
 Status Mental : Status mental pasien sedikit cemas
 Kejang : Tidak ada kejang
 Reflek Patela : Reflek patella normal
f. Sistem Panca Indra
 I : Adanya gangguan pada pandangan pasien karena nilai Hb turun
 P : Tidak teraba benjolan
 P :-
 A :-
 Fungsi Penglihatan : Normal
 Pandangan : Berkunang-kunang
 Pendengaran : Normal
 Penciuman : Normal
 Pengecapan : Semua makanan terasa pahit
 Perabaan : Normal
g. Sistem Perkemihan
 I : Tidak tampak benjolan
 P : Tidak teraba massa
 P :-
 A :-
 Berkemih : Hematuri.
h. Sistem Integumen
 I : Tampak ada closma gravidarum
 P : Tidak ada benjolan
 P :-
 A :-
 Turgor Kulit : Sedikit kering, kurang perawatan diri.
i. Sistem Endokrin
 I : Tidak tampak benjolan
 P : Tidak teraba massa
 P :-
 A :-
 Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
 Pasien mengalami tremor pada bagian ekstremitas atas.
j. Sistem Muskuloskeletal
 I : Tidak tampak benjolan
 P : Adanya udem pada ektremitas atas dan bawah
 P : Reflek patella normal
 A :-
 Massa tonus otot : Normal
 Kekuatan Otot : Lemah
 ROM :
4 4
3 3

 Deformitas :-
 Diastasis rektur abdominis : Lebar
k. Sistem Reproduksi
 I : Adanya pembesaran pada payudara, terdapat hiperpigmentasi pada
areola, putting susu menonjol, tidak adanya kolostrum, tidak ada bengkak,
kebersihan terjaga.
 P : Tidak teraba benjolan
 P :-
 A :-
 Uterus :
Leopod I : Ballotement
Leopod II : Ballotement
Leopod III : Ballotement
Leopod IV : Belum dilakukan
 Genetalia : Tidak ada edema, tidak ada varises, kebersihan terawat.

3.8 Data Psikososial Spiritual


1. Psikososial
a. Pola Pikir dan Persepsi
Ny. F mengatakan bahwa kehamilan ini merupakan kehamilan yang sangat
diharapkan, karena pernikahannya dengan suaminya tidak mendapatkan restu
dari orangtua suami, tetapi dengan dirinya hamil, pasien jadi dinikahi oleh
suaminya. Ny. F mengatakan bahwa belum mengetahui cara-cara pemberian
ASI dan belum ada rencana lamanya pemberian ASI kepada calon anaknya. Ny.
F mengatakan yang akan membantu merawat bayi nya dirumah yaitu ibu dari
Ny. F.
b. Persepsi Diri
Ny. F mengatakan saat ini yang selalu ada didalam pikirannya yaitu cemas akan
proses persalinannya nanti, untuk beraktivitas saja lemas apalagi nanti harus
melewati proses persalinan yang harus mengeluarkan banyak tenaga. Ny. F
mengatakan perubahan yang dirasa setelah hamil yaitu banyak sekali perubahan
yang dialaminya baik perubahan fisik maupun perubahan psikologisnya.
c. Konsep Diri
Ny. F mengatakan awalnya tidak percaya diri, harga dirinya menurun karena
hamil diluar nikah, Ny. F mengatakan bawa saat ini dirinya belum bisa menjadi
peran sebagai istri yang baik, karena dari awal nikah sampai saat ini Ny. F
belum pernah memasak untuk suaminya, untuk melakukan aktivitas
membersihkan rumah juga dilakukan oleh suaminya.
d. Hubungan/Komunikasi
Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Ny. F yaitu bahasa sunda. Hubungan
Ny.F dengan keluarganya terjalin baik.
e. Kebiasaan Seksual
Tidak ada gangguan seksual, Ny. F mengatakan belum memahami secara jelas
terkait hubungan seksual yang baik dilakukan pada saat kehamilannya.
2. Spiritual
 Sumber Kekuatan
Sumber kekuatan untuk Ny. F saat ini adalah suaminya.
 Tuhan
Ny. F selalu berdoa setiap hari agar proses persalinannya nanti berjalan dengan
lancer, dan bisa melahirkan secara normal.
 Agama
Islam.
 Kepercayaan
Ny. F percaya bahwa pertolongan Allah itu ada.
 Sistem Nilai dan Kepercayaan
Sebelum hamil, Ny. F selalu pergi ke musolah dekat rumahnya untuk
melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, tetapi saat ini Ny. F sudah
tidak ke musolah lagi karena untuk berjalanpun pasien merasakan kelelahan dan
berkunang-kunang.

3.9 Data Penunjang


Hb : 8,2 g/dl.

3.10 Pengobatan
Ny. F hanya melalukan pengobatan ke bidan terdekat, itupun tidak rutin setiap satu
bulan sekali, dan Ny. F jarang meminum obat maupun vitamin yang diberikan oleh
bidan.

3.11 Analisa Data


No Data Fokus Etiologi Masalah
Keperawatan
1. Data Subjektif : Kelesuhan Intolerans Aktivitas
- Ny. F mengatakan tidak bisa mengatasi rasa Fisiologis
pusing yang dialaminya (Anemia dalam
- Ny.F mengatakan sulit melakukan aktivitas Kehamilan)
seperti biasanya karena cepat merasa lelah dan
pusing
- Ny. F mengatakan lemas dan mudah lelah
Data Objektif :
- KU : Kelemahan Umum
- Ny. F tampak keletihan
- Fisik Ny. F tampak tidak bugar
- Gaya hidup kurang gerak
- TTV
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
- Hb : 8,2 g/dl
- Kekuatan ROM
4 4
3 3
2. Data Subjektif : Menurun Kadar Gangguan Perfusi
- Pasien mengatakan sulit melakukan aktivitas Hb dalam Darah Jaringan
seperti biasanya karena cepat merasa lelah dan
pusing, setiap aktivitas pasien selalu
membutuhkan bantuan suami atau ibu nya.
- Pasien mengeluh pandangannya sering
berkunang-kunang.
Data Objektif :
- Tampak adanya edema pada bagian ektremitas
atas dan bawah
- Tampak nyeri pada ektremitas
- Tampak adanya perubahan karakteristik kulit
- Gaya hidup kurang gerak
- Konjungtiva tampak anemis
- TTV
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
- Hb : 8,2 g/dl
3. Data Subjektif : Kurang Asupan Ketidakseimbangan
- Pasien mengeluh dari kehamilannya usia 3 Makanan Nutrisi Kurang dari
minggu sampai saat ini kehamilannya memasuki Kebutuhan Tubuh
usia 35 minggu tetapi masih saja merasakan
mual dan kadang sesekali pasien memuntahkan
kembali makananyang dimakannya.
- Pasien mengatakan cepat merasa kenyang
setelah makan
Data Objektif :
- Pasien tampak mual
- Muka pasien terlihat pucat
- Pasien tampak kurang minat pada makanan
- Konjungtiva anemis
- Membrane mukosa tampak pucat
- Tonus otot menurun

3.12 Diagnosa Keperawatan


No Data Diagnosa Time Sign
1. DX. I Domain 4. Aktivitas/Istirahat 01/12/2020 Mela
Kelas 4. Respons Kardiovaskular/Pulmonal
(00092) Intoleran Aktivitas
Intoleran Aktivitas b.d Kelesuhan Fisiologis
(Anemia dalam Kehamilan)
2. DX. II Domain 4. Aktivitas/Istirahat 01/12/2020 Mela
Kelas 4. Respons Kardiovaskular/Pulmonal
(00204) Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Gangguan Perfusi Jaringan b.d Menurun Kadar
Hb dalam Darah
3. DX. III Domain 2. Nutrisi 01/12/2020 Mela
Kelas 1. Makan
(00002) Ketidakseimbangan Nutrisi
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh b.d Kurang Asupan Makanan

3.13 Intervensi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
. Kep.
1. DX. I Domain 1. Domain I. 1. TTV pasien dalam
Fungsi Kesehatan Level 2. Kelas A. batas normal
Level 3. Manajemen Aktivias 2. Pasien mengerti
(0005) Toleransi Terhadap dan Laihan penyebab keletihan
Aktivitas (0200) Peningkatan 3. Pasien akan
Setelah dilakukan tindakan Latihan mengontrol asupan
keperawatan selama 3 x 24 1. Kaji TTV nutrisinya
jam diharapkan intoleransi 2. Kaji penyebab 4. Pasien akan
terhadap aktivitas pasien keletihan mencoba mengatur
dapat teratasi dengan 3. Pantau asupan aktivitas
kriteria hasil: nutrisi pasien 5. Pasien merasa
4. Ajarkan rentang nyaman dan senang
- Pasien mampu pengaturan aktivitas dengan bantuan
menoleransi aktivitas manajemen waktu bagaimana mengatur
yang bisa dilakukan. untuk mencegah aktivitas oleh tenaga
- Pasien menyadari kelelahan kesehatan
keterbatasan energy. 5. Bantu pasien untuk 6. Mencegah latihan
- Menyeimbangkan mengidentifikasi fisik yang terlalu
aktivitas dan istirahat. aktivitas pasien berlebihan
- Mengatur jadwal akivitas 6. Damping pasien 7. Keluarga mampu
untuk menghemat pada saat membantu selama
energy. menjadwalkan program latihan
latihan secara rutin diberikan kepada
setiap minggunya pasien
7. Libatkan 8. Menambah wawasan
keluarga/orang yang informasi kepada
memberi perawatan pasien maupun
dalam keluarga pasien
merencanakan dan terkait manfaat dari
meningkatkan latihan fisik
program latihan 9. Menghindari cedera
8. Beri informasi pada pasien
mengenai manfaat 10. Menilai apakah
kesehatan dan efek program latihan
fisiologis latihan yang diberikan
9. Instruksikan pasien kepada pasien
terkait teknik yang tercapai dengan
digunakan untuk target yang
menghindari cedera diinginkan atau
selama latihan tidak.
10.Monitor kepatuhan
pasien terhadap
program latihan.
2. DX. II Domain II. Domain 2. 1. TTV dalam batas
E-Jantung Paru Kelas N. Manajemen normal
Level 3. (0422) Perfusi Perfusi Jaringan 2. Memonitor sirkulasi
Jaringan (4104) Perawatan ke jaringan perifer
Setelah dilakukan tindakan Emboli : Perifer 3. Mencegah terjadinya
keperawatan selama 2 x 24 1. Kaji TTV komplikasi udema
jam diharapkan intoleransi 2. Kaji sirkulasi ke pada ekstremitas
terhadap aktivitas pasien jaringan perifer pasien
dapat teratasi dengan 3. Monitor tanda-tanda 4. Fe berfungsi untuk
kriteria hasil: sirkulasi vena mengangkut oksigen
menurun diujung dari paru-paru ke
- Status sirkulasi normal kaki dan tangan seluruh tubuh
- Tekanan sistol dan yang mengalami 5. Gerakan ROM
diastole dalam rentang udema mampu melatih
yang diharapkan 4. Berikan diet tinggi kekuatan otot pasien
- Menunjukkan Fe yang kaku ataupun
konsentrasi yang baik 5. Bantu pasien untuk kelemahan otot
- Tingkat kesadaran baik melakukan ROM 6. Posisi tidur dengan
pasif dan aktif keadaan ekstremitas
dengan cara tepat lebih tinggi dari
6. Tinggikan tempat posisi badan mampu
tidur dengan meminimalisir
menggunakan alas pembesaran udema
dikaki ranjang 7. Menambah wawasan
dibagian ujung kaki pengetahuan kepada
dan tangan yang pasien terkait
mengalami udema pentingnya
7. Beri informasi mengatur jam
kepada pasien untuk istirahat yang cukup
istirahat yang cukup 8. Mencegah terjadinya
8. Beri informasi kekakuan otot pada
kepada keluarga pasien
pasien untuk 9. Dengan
menjaga pasien yang diberikannya obat
sedang tirah baring antikoagulan mampu
dan ubah posisinya mengencerkan darah
setiap 2 jam sekali dan mampu
9. Kolaborasi dengan mencegah
dokter untuk pembekuan pada
pemberian obat darah
antikoagulan 10. Adanya perdarahan
10.Monitor efek merupakan efek
samping dari obat samping yang paling
antikoagulan. mungkin terjadi
akibat penggunaan
obat antikuagulan.
3. DX. III Domain II. Domain 1. 1. Mengidentifikasi
K-Pencernaan dan Nutrisi Kelas D. Dukungan defisiensi,
(1009) Status Nutrisi: Nutrisi mengawasi masukan
Asupan Nutrisi (1120) Terapi Nutrisi kalori atau kualitas
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji riwayat nutrisi, kekurangan
keperawatan selama 2 x 24 termasuk makanan mengkonsumsi
jam diharapkan intoleransi yang disukai makanan
terhadap aktivitas pasien2. Observasi dan catat 2. Memudahkan
dapat teratasi dengan intake makanan intervensi
kriteria hasil: pasien 3. Mengawasi adanya
3. Timbang BB setiap penurunan BB
- Kebutuhan nutrisi hari 4. Menurunkan
terpenuhi 4. Beri makanan kelemahan,
- Menunjukkan sedikit dengan meningkatkan
peningkatan/mempertaha frekuensi sering atau pemasukan nutrisi
nkan BB dengan nilai makan diantara 5. Memenuhi
Lab. normal waktu makan kebutuhan nutrisi
- Tidak mengalami tanda- 5. Beri suplemen sesuai dengan
tanda malnutrisi nutrisi sesuai kebutuhan pasien
kebutuhan 6. Makanan setengah
6. Anjurkan pasien lunak dapat
untuk memilih menghindari
makanan setengah kejadian
lunak konstipasi/sembelit
7. Motivasi pasien pada pasien
untuk 7. Makanan tinggi
mengkonsumsi kalium dapat
makanan dan membantu engatasi
minuman yang rasa kelelahan pada
tinggi kalium sesuai pasien
dengan kebutuhan 8. Mampu
8. Beri pendidikan menambahkan
kesehatan terkait wawasan
diet dan pengetahuan pada
perencanaan diet keluarga pasien
sesuai dengan terkait nutrisi yang
kebutuhan dibutuhkan
9. Pastikan bahwa 9. Mampu mencegah
dalam diet terjadinya konstipasi
mengandung pada pasien
makanan yang tinggi 10. Memenuhi
serat untuk kebutuhan nutrisi
mencegah konstipasi pada pasien sesuai
10.Kolaborasi dengan dengan kebutuhan.
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan tipe
nutrisi yang
diperlukan untuk
memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien.

3.14 Implementasi
No Tanggal Diagnosa Tindakan Ttd.
. Keperawata Perawat
n
1. 01/12/2020 DX. I 1. Mengkaji TTV Mela
2. Mengkaji penyebab keletihan
3. Memantau asupan nutrisi pasien
4. Mengajarkan rentang pengaturan aktivitas
manajemen waktu untuk mencegah
kelelahan
5. Membantu pasien untuk mengidentifikasi
aktivitas pasien
6. Mendampingi pasien pada saat
menjadwalkan latihan secara rutin setiap
minggunya
7. Melibatkan keluarga/orang yang memberi
perawatan dalam merencanakan dan
meningkatkan program latihan
8. Memberikan informasi mengenai manfaat
kesehatan dan efek fisiologis latihan
9. Menginstruksikan pasien terkait teknik yang
digunakan untuk menghindari cedera
selama latihan
10. Memonitori kepatuhan pasien terhadap
program latihan.
2. 01/12/2020 DX. II 1. Mengkaji TTV Mela
2. Mengkaji sirkulasi ke jaringan perifer
3. Memonitori tanda-tanda sirkulasi vena
menurun diujung kaki dan tangan yang
mengalami udema
4. Memberikan diet tinggi Fe
5. Membantu pasien untuk melakukan ROM
pasif dan aktif dengan cara tepat
6. Meninggikan tempat tidur dengan
menggunakan alas dikaki ranjang dibagian
ujung kaki dan tangan yang mengalami
udema
7. Memberikan informasi kepada pasien untuk
istirahat yang cukup
8. Memberikan informasi kepada keluarga
pasien untuk menjaga pasien yang sedang
tirah baring dan ubah posisinya setiap 2 jam
sekali
9. Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat antikoagulan
10. Memonitori efek samping dari obat
antikoagulan.
3. 01/12/2020 DX. III 1. Mengkaji riwayat nutrisi, termasuk Mela
makanan yang disukai
2. Mengobservasi dan catat intake makanan
pasien
3. Menimbang BB setiap hari
4. Memberikan makanan sedikit dengan
frekuensi sering atau makan diantara waktu
makan
5. Memberikan suplemen nutrisi sesuai
kebutuhan
6. Menganjurkan pasien untuk memilih
makanan setengah lunak
7. Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi
makanan dan minuman yang tinggi kalium
sesuai dengan kebutuhan
8. Memberikan pendidikan kesehatan terkait
diet dan perencanaan diet sesuai dengan
kebutuhan
9. Memastikan bahwa dalam diet mengandung
makanan yang tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
10. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan tipe nutrisi
yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.

3.15 Evaluasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi Nama & Ket.
. Keperawatan Perawat
1. Kamis DX. I S: Mela
03/12/2020 - Ny. F mengatakan sudah mulai bisa
mengatasi rasa pusing yang dialaminya
- Ny.F mengatakan sudah mulai mampu
melakukan aktivitas seperti biasanya
- Ny. F mengatakan badannya sudah tidak
lemas dan tidak mudah lelah
O:
- KU : Compos Metis
- Ny. F tidak tampak keletihan
- Fisik Ny. F tampak mulai bugar
- Gaya hidup sudah mampu melakukan
aktivitas pergerakan fisik
- TTV
TD : 100/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 360 C
- Hb : 11 g/dl
- Kekuatan ROM
9 9
8 8

A:
Masalah keperawatan teratasi.
P:
Hentikan intervensi.
2. Rabu DX. II S: Mela
02/12/2020 - Pasien mengatakanbahwa dirinya sudah
mampu melakukan aktivitas
(membersihkan rumah, makan, mandi)
tanpa dibantu oleh suaminya maupun
ibunya.
- Pasien mengatakan pandangannya sudah
tidak berkunang-kunang lagi.
O:
- Tidak tampak adanya edema pada
bagian ektremitas atas dan bawah
- Tidak tampak nyeri pada ektremitas
- Tidak tampak adanya perubahan
karakteristik kulit
- Gaya hidup sudah mampu melaukan
pergerakan aktivitas fisik
- Konjungtiva tidak tampak anemis
- TTV
TD : 110/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 360 C
- Hb : 11 g/dl
A:
Masalah keperawatan teratasi.
P:
Pertahankan intervensi.
3. Rabu DX. III S: Mela
02/12/2020 - Pasien mengeluh masih mual tetapi tidak
memuntahkan makanan yang
dimakannya
- Pasien mengatakan cepat merasa
kenyang setelah makan, tetapi saat ini
pasien sudah mulai mampu memakan
sedikit-sedikit tetapi sering
O:
- Pasien tampak masih mual
- Muka pasien terlihat sedikit pucat
- Pasien sudah mulai tampak minat
terhadap makanan
- Konjungtiva tampak anemis
- Membrane mukosa tampak sedikit pucat
- Tonus otot sudah mulai ada peningkatan
A:
Masalah keperawatan belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai