“ANEMIA”
OLEH :
( Ns. Revi Neini Iqbal, M.Kep ) (Ns.Widia Wati, M.Kep, Sp. Kep, M.B )
( Ns. Wilyadi Rasyid, M.Kep, Sp.Kep, M.B) (Ns. Hidayatul Rahmi, M.Kep )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mengenai “ANEMIA”
dengan tepat waktu. Tugas ini disusun guna memenuhi tugas siklus interne
Program Studi Pendidikan Profesi Ners STIKes Alifah Padang. Penyusunan tugas
ini tentu tidak lepas dari kontribusi dan bantuan berbagai pihak.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai
saat ini masik cukup tinggi, menurut World Health Organization (WHO,
remaja (10-19 tahun) di indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9%
Jenis anemia yang dialami dan gangguan yang dialami oleh klien
kerusakan sel otak secara permanen, lebih berbahaya dari kerusakan sel-
sel kulit. Sekali sel-sel otak mengalami kerusakan tidak mungkin
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
pada pasien dengan Anemia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar dari Anemia (definisi, etiologi,
epidemiologi, tanda dan gejala, komplikasi, prognosis,
patofisiologi, pengobatan, penatalaksanaan medis, dan
pencegahan).
b. Mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan Anemia
(Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Evaluasi).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Anemia
1) Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas
air, elektrolit, dan protein darah.
2) Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-
komponen berikut ini.
3) Eritrosit : sel darah merah (Sel Darah Merah ± red blood cell).
4) Leukosit : sel darah putih (Sel Darah Putih ± white blood cell).
5) Trombosit : butir pembeku darah ± platelet.
Tabel 2.1
1. Hemoglobin<10gr/dl
2. Hematokrit <30%
3. Eritrosit <2,8juta
Tabel 2.2
sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis jenis dari golongan sel
1) Eosinofil
2) Basofil
3) Neutrofil
1) Agranulosit
pewarnaannya :
• Neutrofil
• Eusinofil
• Basofil
bentuknya teratur.
sisa-sisa sel.
2) Granulosita
a) Limfosit
Limfosit T
Limfosit B
b) Monosit
E. Manifestasi Klinis
mengalami sedikit gejala atau tidak ada gejala sama sekali selain
istirahat dibawah 3 g/dl, dan gagal jantung hanya pada kadar sangat
kita bisa mengenali tanda anemia itu salah satu cara untuk bisa
a) Klien terlihat lemah, letih, lesu, hal ini karena oksigen yang
dibawa keseluruh tubuh berkurang karena media transport
hemoglobin berkurang sehingga tentunya yang membuat energy
berkurang dan dampaknya adalah lemah, letih dan lesu
b) Mata berkunang-kunang. Hampir sama prosesnya dengan hal
diatas, karena darah yang membawa oksigen berkurang, aliran
darah serta oksigen ke otak berkurang pula dan berdampak pada
indra penglihatan dengan pandangan mata yang berkunang-
kunang
c) Menurunnya daya pikir, akibatnya adalah sulit untuk
berkonsentrasi
d) Daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan mudah terserang
sakit
e) Pada tingkat lanjut atau anemia yang berat maka klien bisa
menunjukkan tanda-tanda detak jantung cepat dan bengkak pada
tangan dan kaki.
F. Patofisiologi
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab
lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.
Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal
≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam
plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi
kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin
bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah
merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1.
hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti
yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
G. Kriteria diagnosa
1. gagal jantung,
2. kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
H. WOC
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015.
I. Pencegahan
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan
anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan
kaya nutrisi, terutama:
Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal,
kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan.
Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta
makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu. Buah-
buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Selain dengan makanan, anemia akibat kekurangan zat besi juga dapat
dicegah dengan mengonsumsi suplemen zat besi secara rutin.
Kadar Hb normal setiap orang berbeda-beda tergantung usia dan jenis
kelaminnya. Berikut ini adalah kisaran nilai Hb normal:
Laki-laki dewasa: 13 g/dL (gram per desiliter)
Wanita dewasa: 12 g/dL
Wanita hamil: 11 g/dL
Bayi: 11 g/dL
Anak usia 1–6 tahun: 11,5 g/dL
Anak dan remaja usia 6–18 tahun: 12 g/dL.
J. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
Transplantasi sumsum tulang
Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin
antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi
dan asam folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan
penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
Dicari penyebab defisiensi besi
Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat
ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian
vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi
atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12
harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita
anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet
dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada
pasien dengan gangguan absorbsi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian keperawatan
a. Riwayat
1) Keluhan Utama
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas
pasien mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri,
polidipsi, penglihatan yang kabur, kelemahan dan sakit kepala.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Data diambil saat pengkajian berisi tentang perjalanan penyakit
pasien dari sebelum dibawa ke IGD sampai dengan mendapatkan
perawatan di bangsal.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Adakah riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita oleh
pasien tersebut, seperti pernah menjalani operasi berapa kali, dan
dirawat di RS berapa kali.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga , adakah anggota keluarga dari pasien
yang menderita penyakit Diabetes Mellitus karena DM ini
termasuk penyakit yang menurun.
5) Riwayat Psikososial
1. Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta
tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
Kelemahan otot
Mudah lelah
Kulit pucat
b. Manifestasi system saraf pusat
Sakit kepala
Pusing
Kunang-kunang
Peka rangsang
Proses berpikir lambat
Penurunan lapang pandang
Apatis
Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
Perfusi perifer buruh
Kulit lembab dan dingin
Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
Peningkatan frekuensi jatung
b. Pemeriksaan Fisik
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,
berat badan dan tanda – tanda vital.
1) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran
pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan
pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental,
gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah
penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2) Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman
bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan
gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan
kuku.
3) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
5) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
obesitas.
6) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau
sakit saat berkemih.
7) Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri
B. Diagnosa keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d Penurunan kosentrasi hemoglobin
2. Defisit nutrisi b.d nafsu mkan menurun
3. Resiko infeksi b.d Penurunan Hb
4. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
5. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
6. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
7. Keletihan b.d anemia
C. Intervensi keperawatan
DIANGOSA
N
KEPERAWATA NOC NIC
O
N
1 Perfusi Perifer Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi:
tidak efektif b.d keperawatan selama a. Monitor TTV
b. Monitor tanda-
Penurunan ……… jam perfusi tanda pendarahan
konsentrasi jaringan klien adekuat c. Monitor panas,
kemerahan, nyeri
hemoglobin dengan kriteria : atau bengkak pada
Membran mukosa merah ektremitas
d. lakukan hidrasi
Konjungtiva tidak e. Anjurkan berhenti
merokok
anemis
Kolaborasi
Akral hangat pemberian obat
Tanda-tanda vital dalam
rentang normal
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang
dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan
(Nursallam, 2011).
E. EVALUASI
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis
yaitu:
1. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana
evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.
2. Evaluasi somatif, merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode
evaluasi ini menggunakan SOAP.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan adalah pernyataan singkat, jelas, dan sistematis dari
keseluruhan hasil analisis, pembahasan, dan pengujian hipotesis dalam
sebuah penelitian.
4.2. Saran
adalah usul atau pendapat dari seorang peneliti yang berkaitan dengan
pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian ataupun kemungkinan
penelitian lanjutan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :
Jakarta.