Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

“CA PANKREAS”

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :

HAFIDH ASGHORI

190

D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATN YASPEN JAKARTA

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1.1 Definisi
Kanker pankreas merupakan tumor yang relatif sering terjadi. Lokasi timbulnya
tersering pada daerah kaput pankreas, yaitu 60% kemudian disusul kanker kaudal
30% dan kanker seluruh pankreas yaitu 10%. Ada banyak faktor resiko yang dapat
menyebabkan kanker pankreas, diantaranya merokok, obesitas, kronik pancreatitis,
dan mutasi gen.
Kanker pankreas ini merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker
(selain kanker paru, colon dan payudara), baik pada pria maupun wanita di
Amerika Serikat. Menifestasi klinik dari karsinoma kaput pankreas yang paling
sering di jumpai adalah sakit perut, berat badan turun dan ikterus. Diagnosis sulit
ditegakkan, sehingga tumor biasanya tidak ditemukan kecuali bila telah menyebar
terlalu luas sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal.
1.2 Etiologi
Etiologi kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologik
menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa faktor eksogen
(lingkungan) dan faktor endogen pasien. Faktor eksogen antara lain kebiasaan
merokok, diet tinggi lemak, alkohol, kopi, dan zat karsinogen industri, sedangkan
faktor endogen yaitu usia, penyakit pankreas (pankreatitis kronik dan diabetes
mellitus) dan mutasi gen.
1.3 Patofisiogi
Kanker pankreas hampir 90 % berasal dari duktus, dimana 75% bentuk klasik
adenokarsinoma sel duktal yang memproduksi musin. Sebagian besar kasus (±70%)
lokasi kanker pada kaput pankreas, 15- 20% pada badan dan 10% pada ekor. Pada
karsinoma daerah kaput pankreas dapat menyebabkan obstruksi pada saluran
empedu dan ductus pankreatikus daerah distal, hal ini dapat menyebabkan
manifestasi klinik berupa ikterus.
Umumnya tumor meluas ke retroperitonel ke belakang pankreas, melapisi dan
melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan
lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker
kaput pankreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritonium, hati dan
kandung empedu.
Karsinoma pankreas diyakini berasal dari sel-sel duktal dimana serangkaian
mutasi genetik telah terjadi di protooncogene dan gen supresor tumor. Mutasi pada
onkogen K-ras diyakini menjadi peristiwa awal dalam perkembangan tumor dan
terdapat lebih dari 90 % tumor. Hilangnya fungsi dari beberapa gen supressor
tumor (p16, p53, DCC, APC, dan DPC4) ditemukan pada 40-60% dari tumor.
Deteksi mutasi K-ras dari cairan pankreas yang diperoleh pada endoskopik
retrograde cholangiopancreatography telah digunakan dalam penelitian klinis untuk
mendiagnosa kanker pankreas. Pada sebagian besar kasus, tumor sudah besar (5-6
cm) dan atau telah terjadi infiltrasi dan melekat pada jaringan sekitar, sehingga
tidak dapat di reseksi, sedangkan tumor yang dapat direseksi berukuran 2,5-3,5 cm.

1.4 Pathway
1.5 Manifestasi
Pankreas tidak memiliki mesenterium dan berdekatan dengan saluran empedu,
usus dua belas jari, perut, dan usus besar, karenanya manifestasi klinis yang paling
umum dari kanker pankreas adalah yang berkaitan dengan invasi atau kompresi dari
struktur yang berdekatan.
1. Rasa penuh, kembung di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, diare (steatore), dan
badan lesu. Keluhan tersebut tidak khas karena dijumpai pada pancreatitis dan
tumor intraabdominal. Keluhan awal biasanya berlangsung >2 bulan sebelum
diagnosis kanker. Keluhan utama yang sering adalah sakit perut, berat badan
turun (>75 % kasus) dan ikterus (terutama pada kanker kaput pankreas).
2. Sakit perut. Ciri khas dari nyeri perut kanker pankreas adalah lokasinya lebih
dalam, areanya tidak begitu tegas, dan tersering di abdomen atas. Menurut
lokasi tumor, sakit perut kanker kaput pankreas umumnya condong ke abdomen
kanan atas, sementara kanker kauda pankreas condong ke abdomen kiri atas.
Pada stadium awal, karena obstruksi tidak total dari duktus koledokus atau
duktus pankreatikus, sehabis makan aliran empedu tidak lancar, sehingga pasien
sering merasa tidak enak atau nyeri samar di abdomen atas. Ketika obstruksi
total, nyeri tumpul abdomen atas menjadi jelas, lebih hebat sehabis makan. Pada
pasien stadium sedang dan lanjut, sering terdapat nyeri punggung dan pinggang,
dan berkaitan dengan postur tubuh, bertambah hebat bila berbaring terlentang.
Bila tubuh membungkuk atau miring ke depan, atau tidur miring, nyeri
berkurang. Pada malam hari pasien sering tidak berani tidur terlentang sehingga
tidur telungkup atau dalam posisi duduk miring ke depan.
3. Penurunan berat badan awalnya melambat, kemudian menjadi progresif,
disebabkan berbagai faktor: asupan makanan kurang, malabsorbsi lemak dan
protein, dan peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi (tumor necrosis factor-
a dan interleukin-6).
4. Ikterus obstruktivus, dijumpai pada 80-90 % kanker kaput pankreas berupa tinja
berwarna pucat (feses akolik). Walaupun ikterus dapat menjadi gejala pertama
kanker pankreas tapi bukanlah manifestasi stadium dini. Dahulu banyak
ditekankan kekhasan ikterus kanker pankreas berupa ikterus progresif bertahap
memberat, tapi belakangan observasi menemukan sebagian pasien mengalami
ikterus yang fluktuatif, ketika tumor dengan peradangan diberikan terapi obat
anti radang atau terapi hormonal dapat mengalami pengurangan sementara.
Selain itu kebanyakan pasien disertai nyeri abdomen dengan intensitas
bervariasi, dan hanya sekitar 25% pasien dengan ikterus tanpa nyeri.
5. Hepatomegali. Sekitar 50% pasien dapat mengalami hepatomegali, sebabnya
terutama karena kolestasis, dan kadang kala karena hipertensi portal atau
metastasis kanker.
6. Pembesaran kandung empedu. Ketika kanker pankreas menimbulkan ikterus
obstruktif ekstrahepatik, kadang kala dapat diraba pembesaran kandung
empedu. Berdasarkan hukum Courvoisier (ikterus tanpa nyeri-pembesaran
kandung empedu), diagnosis banding dari kolelitiasis memiliki makna penting.
Tapi pada kenyataannya, pasien kanker pankreas dengan ikterus yang teraba
pembesaran kandung empedunya tidak sampai setengah. Mungkin ini berkaitan
dengan tertutup pembesaran hati dan tidak membesarnya kandung empedu
dengan kolesistitis kronis.
7. Massa abdominal. Lokasi pankreas dalam, pada pasien kanker pankreas
umumnya tidak mudah teraba massa abdominal. Begitu teraba massa
abdominal, terlepas dari lesi primer atau metastasisnya, umumnya menunjukkan
penyakitnya sudah lanjut.
1.6 Penatalaksanaan
1. Bedah reseksi ‘kuratif’
Mengangkat/mereseksi komplit tumor massanya. Yang paling sering
dilakukan adalah prosedur Whipple. Operasi whipple merupakan prosedur
dengan pengangkatan kepala (kaput) pankreas dan biasanya sekitar 20%
pankreas dihilangkan.
2. Bedah paliatif
Untuk membebaskan obstruksi bilier, pemasangan stent perkutan dan stent
per-endoskopik.
3. Kemoterapi
Bisa kemoterapi tunggal maupun kombinasi. Kemoterapi tunggal seperti
5-FU, mitomisin-C, Gemsitabin. Kemoterapi kombinasi yang masih dalam
tahap eksperimental adalah obat kemoterapi dengan kombinasi epidermal
growth factor receptor atau vascular endothelial growth factor receptor. Pada
karsinoma pankreas yang telah bermetastasis memiliki respon buruk terhadap
kemoterapi. Secara umum kelangsungan hidup setelah diagnosis metastasis
kanker pankreas, kurang dari satu tahun.
4. Radioterapi
Biasanya dikombinasi dengan kemoterapi tunggal 5-FU (5-Fluorouracil).
5. Terapi simtomatik
Lebih ditujukan untuk meredakan rasa nyeri (obat analgetika) dari:
golongan aspirin, penghambat COX-1 maupun COX-2, obat golongan opioid.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di
hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan. Diperoleh
data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.Sistem adaptasi mempunyai input berasal dari internal.

Adapun langkah-langkah dalam pengkajian yaitu :

a. Identitas pasien
Dikaji tentang identitas klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, status perkawinan, alamat, diagnosa
medis, nomor medrek, tanggal masuk Rumah Sakit dan tanggal pengkajian. Juga
identitas penanggung jawab klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan terakhir dan hubungan dengan klien.

b. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian, nyeri
biasanya menjadi keluhan yang paling utama terutama pada pasien post op
craniotomy.
c. Alasan Masuk
Merupakan alasan yang mendasari klien dibawa ke Rumah Sakit atau
kronologis yang menggambarkan perilaku klien dalam mencari pertolongan.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang dirasakan klien
melalui metode PQRST dalam bentuk narasi:
P : (Provokatif/Pariatif) : Hal yang memperberat atau memperingan, nyeri yang
dirasakan biasanya bertambah bila klien berjalan, bersin, batuk atau napas dalam.
Q : (Quality/Quantity) : Kualitas dari suatu keluhan atau penyakit yang dirasakan.
R : (Region/Redition) : Daerah atau tempat dimana keluhan dirasakan, apakah
keluhan itu menyebar atau mempengaruhi ke area lain.
S : (Saverity/Scale) : Keganasan atau intensitas (skala) dari keluhan tersebut.
Skala nyeri antara 0-5.
T : (Time) : Waktu dimana keluhan dirasakan pada klien yang mengeluh nyeri
tanyakan apakah nyeri berlangsung terus menerus atau tidak.
e. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Yaitu pertanyaan seputar kesehatan klien di masa lalu apakah sama seperti
penyakit yang sekarang atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan
Adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan
atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah.

3. Rencana Keperawatan
Adalah merencanakan suatu tindakan keperawatan yang akan perawat lakukan
ke pasien sesuai dengan diagnosa dan kebutuhan pasien agar mencapai tujuan hasil
yang spesifik seperti kesembuhan.
4. Tindakan Keperawatan
Adalah melakukan suatu tindakan dari rencana yang sudah dibuat untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu pasien mencapai tujuan
yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien.

5. Evaluasi Keperawatan
Adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagosa keperawatan,rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai atau belum.

Anda mungkin juga menyukai