E
DENGAN DIAGNOSA CANCER PANKREAS
DI RUANG SOELARTO LANTAI 3
RUMAH SAKIT PUSAT FATMAWATI
JAKARTA
DISUSUN OLEH :
SALINEM, AMK
Karsinoma pankreas dapat terjadi di kepala kelenjer, tubuh, atau ekor. Beberapa tumor
merupakan lesi primer, sedangkan yang lain merupakan metastasis dari lokasi lain (Lemone,
2014). Tumor pada kepala pankreas cenderung menyebabkan icterus obstruktif. Sebagian besar
tumor pankreas adalah adenokarsinoma yang berasal dari epitel sistem ductus. Lebih dari separuh
tumor terjadi di kepala pankreas. Saat tumor tumbuh, saluran empdu menjadi terhambat dan
icterus obstruktif berkembang. Tumor yang dimulai di badan atau ekor seringkali diam sampai
pertumbuhannya sudah lanjut. Sebagian besar kanker telah bermetastasis pada saat diagnosis.
Tanda dan gejala kanker pankreas seringkali mirip dengan pankreatitis kronis. Prognosis pasien
dengan kanker pankreas buruk. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun kurang dari 5% (Lewis,
Dirksen, Heitkemper, & Butcher, 2014).
Manifestasi umum dari kanker pankreas termasuk nyeri perut (tumpul, sakit), anoreksia,
penurunan berat badan yang cepat dan progresif, mual dan jaundice (penyakit kuning). Manifestasi
kanker kepala pankreas yang paling umum adalah nyeri, jaundice, dan penurunan berat badan.
Pruritus dapat menyertai jaundice obstruktif. Pada umumnya nyeri serig terjadi berhubungan
dengan lokasi keganasan. Rasa sakit yang luar biasa dan tak henti-hentinya terkait dengan
perluasan kanker ke dalam jaringan retroperitoneal dan pleksus saraf. Nyeri sering terletak di
bagian perut bagian atas atau di bagian hipokondrium kiri dan sering menjalar ke punggung.
Biasanya berhubungan dengan makan dan penurunan berat badan yang disebabkan oleh
pencernaan yang buruk dan penyerapan yanh disebabkan oleh kurangnya enzim pencernaan dari
pankreas (Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Butcher, 2014).
IV. Patofisiologi
V. Komplikasi
a. Masalah metabolisme glukosa
b. Icterus atau jaundice
c. Nyeri
d. Metastasis (Lemone, 2014)
VI. Pengkajian
1. Anamnesa
Riwayat kesehatan difokuskan pada karakteristik nyeri abdomen serta adanya gangguan
rasa nyaman yang dialami pasien. Munculnya rasa nyeri, lokasinya dan hubungannya dengan
makan dan alkohol serta hasil berbagai upaya yang dilakukan pasien untuk mengurangi rasa nyeri
perlu dicatat. Status cairan serta nutrisi pasien dan riwayat serangan batu empedu serta konsumsi
harus dikaji. Riwayat masalah gastrointestinal, yang mencakup mual, muntah, diare, dan
pengeluaran feses yang berlemak harus ditanyakan. Status emosional serta psikologis pasien dan
anggota keluarganya serta upaya mereka untuk mengatasinya harus dikaji karena mereka sering
merasa takut dan cemas mengingat beratnya gejala pasien serta sakit yang dideritanya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan abdomen harus dilakukan untuk mengkaji rasa sakit, nyeri tekan, ketegangan
muskuler, dan bising usus. Adanya abdomen yang kaku seperti papan atau yang lunak harus
dicatat. Status pernapasan, frekuensi, dan corak pernapasan, serta suara pernapasan harus dikaji.
Suara napas yang normal, suara tambahan, dan hasil-hasil perkusi dada yang abnormal, termasuk
suara pekak pada basis paru dan taktil fremitus yang abnormal juga harus didokumentasikan.
3. Pemeriksaan diagnostik
- USG perut atau EUS, melibatkan pencitraan pankreas dengan menggunakan endoskop
yang ditempatkan di perut dab duodenum. EUS juga memungkinkan aspirasi jarum halus
tumor.
- CT Scan, studi awal yang memberikan informasi metastasis dan keterlibatan vaskular.
- ERCP memungkinkan visualisasi saluran pankreas dan sistem emped. Ketika ERCP
digunakan, sekresi dan jaringan pankreas dapat dikumpulkan untuk analisis penanda
tumor yang berbeda.
- MRI dan MRCP dapat digunakan untuk mendiagnosis dan menentukan stadium kanker
pankreas.
- Pemindaiian tomografi emisis positron (PET/CT)
- Penanda tumor digunakan untuk menegakkan diagnoisis adeno karsinoma pankreas dan
untuk memantau respons terhadap pengobatan. Antigen terkait kanker 19-9 (CA 19-9)
meningkat pada pankreas dan merupakan penanda tumor yang paling umum digunakan.
CA 19-9 juga bisa meningkat di kandung empedu kanker atau dalam kondisi jinak seperti
pankreatitis akut dan kronis, hepatitis, dan obstruksi bilier (Williams & Hopper, 2015).
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis: Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
X. Tindakan medis
Pembedahan memberikan pengobatan kanker pankreas yang paling efektif. Hanya 15-20%
pasien tumor yang dapat direseksi. Pembedahan klasik yaitu enektomi pankreatikoduo radikal atau
prosedur Whipple. Prosedur ini melibatkan reseksi pankreas proksimal (pankreatektomi
proksimal, duodenum yang berdampingan (duodenektomi), bagian distal lambung (gastrektomi
parsial), dan segmen distal saluran empedu. Anastomosis dilakukan pada saluran pankreas, saluran
empedu, lambung hingga ke jejunum. Pankreatektomi total dilakukan di beberapa institusi.
Prosedur bypass juga dapat dilakukan seperti stoma kolesistojejunum untuk meredakan obstruksi
bilier yang dapat digunakan sebagai tindakan paliatif. Beberapa ahli bedah menyarankan reseksi
yang lebih radikal, seperti enektomi pankreatikoduo total dengan splenektomi. Stent bilier yang
ditempatkan secara endoskopik dapat digunakan secara tindakan paliatif saat tumor menekan
saluran empedu. Pasien dengan karsinoma kepala pankreas biasanya membutuhkan vitamin K
sebelum operasi untuk memperbaiki kekurangan protombin (Lewis, Dirksen, Heitkemper, &
Butcher, 2014).
LAPORAN KASUS
Keluhan utama :
Pasien, Ny. E (72 tahun) masuk IGD pada tanggal 18 November 2022 jam 18.10 dengan keluhan
lemas, badan kuning, kembung, dan tidak nafsu makan. Keluhan seluruh badan kuning sejak 2
bulan terakhir, lemas, mual muntah, perut terasa keras, dan membengkak. Diagnosa awal masuk
yaitu obstruktif jaundice ec tumor caput pancreas. Pasien dalam kondisi sadar dengan GCS
E4M6V5, tidak ada kelainan pada tekanan intracranial dan muskuloskeleteal, turgor kulit menurun,
mukosa mulut kering. Perut membesar sejak 6 bulan, 2 bulan SMRS pasien mengeluh nyeri perut
terutama di bagian kanan atas. Nyeri perut dirasakan hilang timbul. Terdapat penurunan berat badan
10 kg dalam 2 bulan terakhir.
Data objektif:
- Bibir
pucat
- Perut
membesar
dan teraba
keras
- Seluruh
badan
kuning
(ikterik)
- Berat
badan: 40
kg
- Tinggi
badan:
150 cm
- IMT:
17,78
kg/m2
- Hb: 10,9
g/dL
- Albumin:
2,06 g/dL
Data subjektif Kelemahan Intoleransi
- Pasien aktivitas
merasa
lemas
- Pasien
mengung
kapkan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Identifikasi seluru masalah pasien berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual dan tentukan masalah prioritas dan aktual)
Terapeutik
- Hitung kebutuhan kalori
- Berikan nutrisi parenteral, sesuai indikasi
- Atur kecepatan pemberian infus dengan tepat
- Hindari pengambilan sampel darah dan pemberian obat pada jalur nutrisi parenteral
- Hindari kantung terpasang lebih dari 24 jam
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian nutrisi parenteral
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L., & Harding, M. M. (2014).
Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems (9th ed.).
Missouri: Elsevier Mosby.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2015). Understanding Medical Surgical Nursing (5th ed.).
Philadelphia: F.A Davis Company.