Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI NORMAL

(DISFAGIA/GANGGUAN MENELAN)

DOSEN PENGUMPAN

Jumiarti, A. Md T.W.,S,Pd

Yusi Yusia Ningsih A.Md T.W., S.Pd

Nama kelompok :

1. Assyfatuzzahra
2. Erlin Agustina
3. Farhan Yulianto
4. Hana Bintari
5. Muhammad Yogi Saputra
6. Nadya Putri Aji
7. Noviana Sholihah
8. Salsa Nabilah Rasyid
9. Vadia Alviana Putri

AKADEMI TERAPI WICARA

Jl. Kramat VII No. 27 Jakarta Pusat 104030 Telpon/fax : 021-3140636

E-mail : atw@atw-ybw.ac.id

Website : http://atw-ybw.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan
komunikasi normal. Kami dari kelompok 5 telah berkontribusi secara maksimal. Oleh
karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan fikirannya yang telah
diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata dari kami semoga laporan ini dapat menjadi manfaat untuk
kelompok kami. Khususnya untuk masyarakat Indonesia umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
a) Latar Belakang.................................................................................... Error! Bookmark not defined.
b) Rumusan Masalah .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
c) Tujuan ................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... Error! Bookmark not defined.
a) Definisi ............................................................................................... Error! Bookmark not defined.
b) Fisiologi Pencernaan Makanan .......................................................... Error! Bookmark not defined.
c) Penyebab Disfagia .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
d) Gejala Disfagia.................................................................................... Error! Bookmark not defined.
e) Hubungan Disfagia, Menelan dan Bicara ........................................... Error! Bookmark not defined.
f) Penanganan Disfagia .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP............................................................................................ Error! Bookmark not defined.
a) Kesimpulan ......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menelan merupakan suatu proses kompleks yang memungkinkan pergerakan
makanan dan cairan dari rongga mulut ke lambung. Proses ini melibatkan struktur
didalam mulut, faring, laring, dan esofagus.
Keluhan sulit menelan (disfagia) merupakan salah satu gelaja kelainan atau
penyakit di orofaring dan esofagus. Keluhan ini akan timbul bila terdapat gangguan
gerakan otot-otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari rongga mulut ke
lambung. Jenis makanan yang menyembabkan disfagia dapat memberikan informasi
mengenai kelainan yang terjadi.

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari disfagia?
2. Apa yang dimaksud dari fioslogi pencernaan makanan?
3. Apa yang mempengaruhi penyebab gangguan disfagia?
4. Bagaimana gejala pada gangguan disfagia?
5. Bagaimana hubungan disfagia, menelan, dan bicara ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi disfagia
2. Untuk mengetahui proses menelan
3. Untuk mengetahui penyebab disfagia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Disfagia
Disfagia yaitu kesulitan sulit menelan, merupakan salah satu gejala kelainan atau
penyakit di orofaring dan oesofagus. Keluhan ini akan timbul bila terdapat gangguan
gerakan otot-otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari rongga mulut ke
lambung.
Disfagia (kesulitan menelan) merupakan keluhan sangat lazim. Pasien akan
menggambarkan kesadaran kesulitan menelan, tetapi mungkin tak selalu mampu
melokalisasi tempat obstruksi. Karena menelan merupakan seri rangkaian otot
terkoordinasi, maka kelainan apapun yang meganggu rangkaian ini oleh aktivitas otot
yang tak tepat.

B. Fisiologi Pencernaan Makanan


Jumlah makanan yang dicernakan oleh seseorang ditentukan terutama oleh
hasrat instrinsik untuk makan yang dinamakan lapar, dan jenis makanan yang disukai
ditentukan oleh selera. Mekanisme ini dalam tubuh orang merupakan system
pengaturan yang sangat penting untuk mempertahankan suplai zat-zat gizi yang
cukup bagi tubuh
Pembicaraan sekarang bertalian dengan aspek mekanisme pencernaan
makanan yang sebenarnya, khususnya mengenai pengunyahan dan penelanan.

1. Pengunyahan
Gigi dirancang untuk mengunyah, gigi anterior (insisivum) memberikan daya
potong yang kuat dan sisi posterior (molar) mempunyai daya giling. Semua otot
rahang bekerja bersama sama dapat mendekatkan gigi dengan gaya sebesar 55 pound
pada insisivum dan 200 pound pada molar.
Sebagian besar otot-otot pengunyah pengunyah dipersarafi oleh cabang
motoris saraf caranial V, dan proses mengunyah diatur oleh nuclei pada otak
belakang. Rasangan formasio retikularis dekat pusat pusat otak belakang untuk rasa
dapat menyebabkan gerak mengucah terus menerus.
Banyak proses mengunyah disebabkan oleh refleks mengunyah yang
dapat dijelaskan sebagai berikut : adanya bolus makanan dalam mulum menyebabkan
refleks inhibisi otot-otot pengunyah, yang memungkinkan rahang bawah turun.

2. Menelan (Diglusi)
Menelan merupakan mekanisme yang kompleks, pada dasarnya karena faring
sebagian besar waktunya melakukan beberapa fungsi lain disamping menelan dan
diubah hanya dalam beberapa detik menjadi saluran untuk pendorong makanan.

Dalam proses menelan akan terjadi Hal-hal sebagai berikut :


 Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baik
 Upaya spingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase fase menaelan
 Kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus
makanan kea rah lambung
 Mencegah masuknya makanan dan minuman kedalam nasofaring dan laring
 Mempercepat masuknya bolus makanan kedalam faring pada saat respirasi

Proses menelan dimulut laring dan esophagus secara kesluruhan akan melibatkan
secara berkesinambungan. Proses menelan dapat dibagi dalam 3 fase :

1. Fase oral : fase yang menimbulkan proses menelan terjadi secara sadar
2. Fase faringeal : fase secara tidak sadar merupakan pemasukan makan melalui
faring oesofagus
3. Fase oesofagal : fase tak sadar, yang merupakan mudah jalanan makan dari
faring ke lambung

Definisi proses dari fase menelan :

Fase Oral

Fase oral terjadi secara sadar. Makanan yang telah dikunyah dan bercampur
dengan liur akan membentuk bolus makanan. Bolus ini bergerak dari rongga mulut
melalui dorsum lidah ke orofaring akibat kontraksi otot intrinsic lidah.

Fase Faringeal

Fase faringeal terjadi secara reflek. Pada akhir fase oral, yaitu perpindahan bolus
makanan dari faring ke osefagus. Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi
m.stilofaring, m.salfingngofaring, m.tirohioid dan m.palatofaring.

Fase Oesofagal

Ialah fase perpindahan bolus makanan dari oesofagus ke lambung. Dalam


keadaan istirahat intro oesofagus selalu tertutup. Dengan adanya ransangan bolus
makanan pada akhir fase faringeal.

C. Penyebab Disfagia

Disfagia orofaringeal umumnya disebabkan oleh kelainan otot dan saraf di daerah
tenggorokan. Beberapa penyebab disfagia orofaringeal, antara lain adalah:
 Penyakit Parkinson.
 Kerusakan saraf akibat radioterapi atau pembedahan.
 Sindrom pasca polio.
 Multiple sclerosis.
 Kanker pada esofagus, kepala, atau leher.

Disfagia esofageal umumnya disebabkan oleh perasaan adanya benda yang


menyumbat di daerah kerongkongan. Beberapa pemicu disfagia esofageal, antara lain
adalah:

 Ketegangan otot pada bagian kerongkongan bawah.


 Penyempitan bagian kerongkongan bawah karena terbentuknya jaringan parut,
misalnya setelah radioterapi.
 Pembengkakan atau penyempitan esofagus akibat peradangan atau penyakit
GERD.
 Adanya benda yang menyumbat pada kerongkongan atau tenggorokan.

Seseorang akan lebih mudah mengalami disfagia seiring dengan bertambahnya usia.
Hal ini disebabkan oleh kelemahan otot yang terjadi secara alamiah serta
meningkatnya risiko mengalami penyakit-penyakit penyebab disfagia. Selain itu,
penderita kelainan saraf juga lebih mudah mengalami disfagia dibanding orang yang
tidak menderita kelainan saraf.

D. Gejala Disfagia
Gejala utama disfagia adalah kesulitan menelan makanan atau minuman. Selain
kesulitan menelan, ada juga beberapa gejala atau tanda-tanda lain yang dapat
menyertai, di antaranya adalah:

 Rasa nyeri saat menelan.


 Makanan terasa tersangkut di dalam tenggorokan atau dada.
 Tersedak atau batuk ketika makan dan minum.
 Mengeluarkan air liur terus-menerus.
 Penurunan berat badan.
 Makanan yang sudah ditelan keluar kembali.
 Rasa asam lambung yang naik ke tenggorokan
 Sering nyeri ulu hati.
 Suara menjadi serak.
 Penderita kerap memotong makanan menjadi kecil-kecil akibat sulit menelan atau
bahkan menghindari makanan tertentu.

Disfagia juga dapat terjadi pada anak-anak dengan gejala seperti:

 Makanan atau minuman sering keluar dari mulut.


 Sering memuntahkan kembali makanan saat sedang makan.
 Tidak mau memakan makanan tertentu.
 Sulit bernapas pada saat sedang makan.
 Kehilangan berat badan tanpa alasan.

Ada banyak faktor risiko untuk disfagia, yaitu:

 Penuaan. Akibat penuaan alami, kerongkongan yang sudah tua, dan risiko
terhadap beberapa kondisi tertentu seperti stroke atau penyakit Parkinson, lansia
berisiko lebih tinggi mengalami kesulitan menelan.
 Kondisi kesehatan tertentu. Orang-orang dengan gangguan neurologis atau
sistem saraf lebih mudah mengalami kesulitan menelan.

Penanganan untuk disfagia meliputi:

 Mengganti makanan yang Anda konsumsi. Dokter dapat meminta Anda untuk
mengonsumsi makanan dan cairan tertentu untuk mempermudah menelan.
 Dilasi. Suatu alat diletakkan pada kerongkongan Anda untuk melebarkan area
pada kerongkongan yang sempit. Anda mungkin memerlukan penanganan ini
lebih dari sekali.
 Operasi. Jika Anda memiliki sesuatu yang menyumbat kerongkongan Anda
(seperti tumor atau divertikula), Anda mungkin memerlukan operasi untuk
mengangkatnya. Operasi juga kadang digunakan pada orang yang memiliki
masalah yang mengganggu otot kerongkongan bagian bawah (achalasia).
 Obat-obatan. Jika Anda mengalami disfagia yang terkait dengan asam lambung,
maag, atau esofagitis, obat-obatan yang diresepkan dokter dapat membantu
mencegah asam lambung masuk ke dalam kerongkongan. Infeksi pada
kerongkongan biasanya diobati dengan obat-obatan antibiotik.

E. Hubungan disfagia, menelan, Dan bicara

Kesulitan menelan atau disfagia merupakan gangguan pada rangkaian otot-


otot yang terkoordinasi oleh aktifitas otot yang tidak tepat , gangguan pernafasan
ke otot-otot itu atau perubahan faktor organ yang terlihat.

Menelan adalah mekanisme yang kompleks pada dasarnya karena faring dan
oesafagus melakukan fungsi lain. Disamping untuk menelan juga dipergunakan untuk
artikulasi. Dimana daerah-daerah medula oblongata dan bagian bawah pons
merupakan pusat menelan.
Berbicara terutama menyebabkan sistem pernafasan, sistem pencernaan dan pusat
khusus pengatur bicara didalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari
mulut serta rongga hidung.

Fungsi otak dalam menelan dan berbicara

Otak terdiri dari empat lobus yaitu lobus frontalis, lobus oksipitalis, lobus
temporalis dan lobus parietalis. Daerah perbatasan lobus frontalis dan lobus parietalis
di hemisfer kiri terutama bagian belakang dari gelungan frontalis yang paling bawah
serta oversulum merupakan daerah penting untuk berbicara dan berbahasa.

Organ-organ untuk berbicara yang dipergunakan untuk menelan

Mekanisme pembentukan dan produksi yang dihasilkan oleh saluran bicara,


dibagi menjadi tiga komponen:

1. Komponen Subglotis ( trakea, bronkial dan sistem paru ), yaitu mulai dari sekat
rongga dada sampai ke trakea.
2. Komponen Glotis, yaitu atikfitas pada pita suara.
3. Komponen Supraglotis , yaitu mulai dari hipofaring, faring, orofaring, rongga
mulut, naso-faring, rongga hidung dan bibir.

Otot-otot wajah yang berhubungan dengan mulut, berfungsi sebagai alat pencernaan
yaitu untuk menutup mulut pada waktu bolus masuk dan alat untuk bicara
dipersyarafi oleh saraf fasialis (saraf VII). Ada 10 otot-ototnya yaitu :

1. Kuadratus labii superior


2. Kanine
3. Zigomatik
4. Risorius
5. Kuadratus labii inferior
6. Triangualis
7. Mentalis
8. Orbicularis oris
9. Bussinator
10. Platisma

Bila terjadi kelumpuhan pada N. VII, maka terjadi gangguan bicara yaitu pada
artikulasinya. Otot-otot untuk mengunyah ada 4 yang dipersyarafi oleh saraf
trigeminus, yaitu :

1. Temporal
2. Masseter
3. Pterigoid internus
4. Pterigoid eksternus

Lidah merupakan organ penting untuk bicara, rasa dan menelan. Otot-otot
intrinsik tidak yaitu vertical, transversal, longitudinal superior dan inferior yang
memberi bentuk lidah. Sedangkan otot-otot ekstrinsik lidah yaitu: styloglosus,
genioglossuss dan hyoglossus yang berfungsi untuk gerakan dalam rongga mulut.
Persarafan otot-otot tersebut oleh saraf hipoglosus.

Faring berfungsi untuk menelan, jalannya aliran udara dan fonasi. Otot-otot pada
faring terdiri dari dua kelompok yaitu pertama kelompok otot faringeal: konstriktor
(superior, medial, inferior), vello faringeal, krikofaringeal, dan yang kedua kelompok
levator faringeal: stylofaringeal, salpingo faringeal. Dipersarafi oleh saraf vagus,
kecuali stylofaringeal dipersyarafi oleh saraf glosofaringeal.

Laring berfungsi sebagai jalannya aliran udara dan fonasi dimana pada fonasi,
laring bertindak sebagai vibrator dari pita suara. Otot laring dapat dibagi menjadi otot
ekstrinsik dan otot intrinsik. Otot ekstrinsik adalah otot sternotiroid, tirohyoid
stilofaringeus palate faringeus dan konstriktor inferior. Dimana otot konstriktor
inferior terbagi atas krikofaring dan tirofaring, yang berfungsi sebagai otot menelan.
F. Penanganan
Penanganan disfagia tergantung pada jenis dan penyebabnya.
Terapi menelan. Terapi menelan pada penderita disfagia akan dibimbing oleh terapis
khusus. Terapis akan mengajarkan bagaimana proses menelan selama masa
penyembuhan agar pasien tetap dapat menelan makanan. Terapi ini dijalankan
terutama bagi penderita yang kesulitan menelan akibat permasalahan di mulut.
Selang makan. Selang makan umumnya dilakukan untuk membantu pasien
memenuhi kebutuhan nutrisinya selama fase pemulihan mulut dan faring. Selain
untuk membantu memasukkan makanan ke saluran pencernaan, selang makan juga
dapat digunakan untuk memasukkan obat-obatan. Terdapat dua jenis selang makan,
yaitu selang nasogastrik (NGT) dan selang gastrostomi endoskopi perkutan (PEG).
Selang NGT dipasang melalui hidung kemudian menuju lambung. Sedangkan selang
PEG dipasang langsung ke dalam lambung melalui kulit luar perut.
Kesimpulan

Kesulitan menelan (disfagia) sering terjadi diberbagai kelompok usia, khususnya


pada orang tua. Disfagia merujuk pada kesulitan menelan makanan atau minuman.
Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, yang paling sering adalah karena penyakit
stroke, penyakit neurologi progresif, adanya selang tracheostomy, paralise atau tidak
adanya pergerakan pita suara, tumor dalam mulut, tenggorokan atau esofagus,
pembedahan kepala, leher atau daerah esofagus. Masalah yang terjadi akibat
gangguan menelan adalah aspirasi, malnourishment dan dehidrasi. Bila prinsip dasar
penatalaksanaan gagal untuk menghasilkan kemajuan dalam dua sampai tiga minggu
atau jika pasien mengalami kemunduruan setelah pengembangan dibuat,
pertimbangan harus diberikan untuk mengevaluasi kembali dan menyerahkan
selanjutnya untuk intervensi medik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/disfagia
https://hellosehat.com/penyakit/disfagia-susah-menelan/

http://amsalmirinoe3.blogspot.com/2018/05makalah-disfagia.html?m=1

buku disfagia dr. Rosmadewi, A.Md TW., M.Pd, Suci Andriani, A. Md TW

Anda mungkin juga menyukai