Anda di halaman 1dari 25

ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas BIOMEDIK

DOSEN PENGAMPU: ARFATUL MAKIYAH, Spd., M.Kes

DISUSUN OLEH:

AAS HARYATI FITRI PEBRIANTI


DEDEN IRFAN R. SELA YULIA
DIAH TASYA K SITI ROBEAH

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

TINGKAT 1 SEMESTER 1

UNIERSITAS MUHAMADIYAH SUKABUMI 2016

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan Inayah
Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat menghiruf udara keislaman sampai saat ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa kita
dari jaman Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.

Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah “ANATOMI &


FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN”. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
Dosen Pengampu yang telah membimbing kami dalam setiap materi tentang anatomi fisiologi
sistem pencernaan, tidak lupa teman-teman yang senantiasa kami banggakan yang semoga
kita selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang di jalan Allah SWT.

Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon
saran dan kritik yang tentunya bersifat membangun. Kami mengucapkann terimakasih dan
mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat-kalimat atau kata-kata yang
kurang.

Wassalamualaiku Wr. Wb.

Sukabumi, 20 September 2016

Penyusun

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................... i       


Daftar Isi...............................................................................................ii     
BAB  I PENDAHULUAN
                        A.Latar Belakang......................................................................iii
                        B.Rumusan masalah................................................................. iii
C.Tujuan Muamalah................................................................. iii  
            BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Muamalah............................................................. 1-3
B. Ruang Lingkup Muamalah.................................................... 3
C. Prinsip Prinsip Muamalah....................................................3-4
D. Akhlak Bermuamalah...........................................................4-10
E. Pandangan Islam Tentang Kehidupan
Dunia.........................................................10-14
F. Makna Spritual Tentang Kejayaan
Hidup.............................................................14-16
BAB III PENUTUP
                        A.Kesimpulan..........................................................................19  
                         B.Saran....................................................................................19
BAB IV DAFTAR PUSAKA
A.Daftar Pustaka......................................................................20 

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi kedalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rectum, dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi
organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati, dan
kandung empedu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sistem pencernaan?
2. Apa saja fungsi pencernaan?
3. Bagaimana struktur sistem pencernaan dari mulut sampai anus?

C. Tujuan
Kami meyusun makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai anatomi
fisiologi sistem pencernaan. Agar mahasiswa dapat menjelaskan mengenai sistem
pencernaan.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


BAB II

PEMBAHASAN

A. MULUT (CAVUM ORIS)


Mulut atau cavum oris adalah saluran pencernaan yang terletak di kepala dan
umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin, dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf alfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri
dari berbagai macam bau. Makanan di potong-potong oleh gigi depan (insicivus) dan
dikunyah oleh gigi belakang (molar, graham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah
juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara otomatis.

1.Gigi (Dens)
a. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak 6-7 bulan dan jumlahnya 20 buah.
Terdiri dari: 8 buah gigi seri (dens insicivus), 4 buah gigi taring (dens
kanisus), dan 8 buah giigi geraham (molare).
b. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun, jumlahnya 32
buah.

2. Lidah (Lingua)

Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir,
kerja otot ini dapat digerakan disegala arah. Lidah terbagi atas 3 bagian yaitu:
1)apex lingua (ujung lidah). 2)dorsum lingua (punggung lidah), 3)dan radix
lingua (akar lidah).

3. Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah (saliva) yaitu: 1)kelenjar parotis, 2)kelenjar (sub


lingualis), dan 3)kelenjar sub mandibularis).

 Mekanisme Menelan
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring pada
setiap saat melakukan fungsi lain di samping menelan dan hanya diubah dalam
beberapa detik ke dalam traktus digestivus untuk mendorong makanan. Pada saat
menelan makanan yang terutama adalah bahwa respirasi tidak terganggu akibat
menelan. Menelan merupakan rangkaian gerakan otot yang saat terkoordinasi,
mulai dari pergerakan volunter lidah dan dilanjutkan serangkaian refleks dalam
faring dan esopaghus. Bagian eferen lengkung refleks ini merupakan serabut-

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


serabut yang terdapat dalam saraf V, IX dan X. Pusat menelan (deglutisi) ada di
medulla oblongata, di bawah koordinasi pusat ini, implus-implus berjalan ke luar
dalam rangkaian waktu yang sempurna melalui saraf cranial V, X dan XXI
menuju ke otot-otot lidah, faring laring, dan esophagus terdapat serangkaian
gerakan pada saat kita menelan makanan, antara lain:
1) Tahap Volunter, yang mencetuskan proses menelan.
2) Tahap Faringeal, yang bersifat involunter dan membantu jalannya
makanan melalui faring ke dalam esofagus.
3) Tahap Esopageal, fase involunter lain yang mempermudah jalannya
makanan dari faring ke lambung.

Seluruh tahap faringeal dari penelanan terjadi dalam waktu 2 detik, dengan
demikian mengganggu respirasi hanya sekejap saja dalam siklus respirasi yang
biasa. Pusat menelan secara khusus menghambat pusat respirasi medula selama
waktu ini, menghentikan pernapasan pada titik tertentu dalam siklusnya untuk
memungkinkan berlangsungnya penelanan.

Proses berbicara tidak hanya melibatkan sistem pernapasan saja tetapi juga
(1)pusat pengatur saraf bicara spesifik dalam korteks cerebri (2)pusat pengatur
pernapasan di otak (3)struktur artikulasidan resonasipada rongga mulut dan
hidung. Berbicara di atur oleh 2 fungsi mekanis (1)fonasi, yang dilakukan oleh
laring dan (2)artikulasi yang di lakukan oleh struktur pada mulut.

 Fonasi

Laring khususnya berperan sebagai penggetar (vibratol). Elemen yang bergetar


adalah pita suara, yang umumnya di sebut tali suara. Selama pernapasan normal
pita akan terbuka lebar sehingga aliran udara mudah lewat. Selama fonasi, pita
menutup bersama-sama sehingga aliran udara di antara mereka akan
menghasilkan getaran. Bila proses menelam dan bersuara terjadi bersamaan,
dimana proses respirasi dan menelan pada tahap faringeal terjadi pada waktu
yang sama, dapat menyebabkan masuknyamakanan/minuman ke saluran
pernapasan.

Bronkhus dan trachea begitu sensitifnya terhadap sentuhan halus, sehingga


sentuhan asing dalam jumlah berapapun atau penyebab iritasi lainnya akan
menimbulkan refleks batuk. Laring dan karina (tempat percabangan trachea)
adalah yang paling sensitive dan bronkhiolus terminalis dan bahkan alveoli
bersifat sensitive terhadap rangsangan kimia yang korosif. Impuls aferen yang
berasal dari saluran napas terutama berjalan melalui n. Vagus ke medula dan
terjadilah refleks batuk.

Inhibisi pernapasan dan penutupan glottis merupakan bagian dari refleks


menelan. Menelan sulit atau tidak dapat dilakuka apabila mulit terbuka. Seorang
dewasa normal sering menelan selama makan juga di antara makan. Jumlah

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


menelan perhasi sekitar 600 kali=200 kali sewaktu makan dan minum., 350 kali
sewaktu terjaga tanpa makan dan 50 kali sewaktu tidur.

Apabila hinhibisi pernapasan tidak ada dan atau glottis tidak menutup atau
tidak menutup sempurna selama proses menelan, maka akan terjadi refleks
tersedak hal ini penting untuk melindungi selama pernapasan dari bolus dan
bahan-bahan lainnya yang seharusnya melalui pencernaan.tersedak dapat terjadi
antara lain saat makan sambil berbicara, maka terlalu cepat.

B. TENGGOROKAN ( FARING )
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkogan. Berasal dari
bahasa Yunani yaitu “Pharynk”. Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kelenjar linfe yang banyak mengandung kelenjar linfosit dan merupakan
pertahana terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makan, letaknya di belakang rongga mulut dana rongga hidung, di depan ruas tulang
belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantara
lubang bernama koana, keadaan lekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
perantara lubang yang disebut ismus fausin.

C. KERONGKONGAN ( ESOFAGUS )

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang di lalui


sewaktu makan mengalir dari bagian dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga di sebut esopagus
(dari bahasa Yunani: oiơώ , oeso-“membawa”, dan έϕαγον, phagus-“memakan”).
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.

Menurut histologi. Esofagus di bagi menjadi tiga bagian:


 Bagian superior (sebagian besar otot rangka).
 Bagian tengah (bagian otot rangka dan otot halus).
 Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

Kelenjar Ludah dan Ludaha

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


Kelenjar ludah adalah kelenjar majemuk bertandan, yang berarti terdiri
dari gabungan kelompok alveoli berbentuk kantong dan membentuk lubang-
lubang kecil. Saluran-saluran dari setiap alveolus bersatu untuk membentuk
saluran yang lebih besar yang mengantar sekretnya ke saluran utama dan
melalui ini sekret di tuangkan ke dalam mulut.
Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis adalah kelenjar yang terbesar. Satu terletak disebelah
kiri dan satu disebelah kanan dan terletak agak dibawah telinga. Sekretnya di
keluarkan ke mulut lewat saluran stense, yang bermuara di pipi sebelah dalam,
berhadapan dengan geraham kedua atas. Ada 2 struktur penting yang
melintasi kelenjar ini yaitu arteri karotis external dan saraf kranial ke tujuh.
Kelenjar Submandibularis
Kelenjar ini berukuran kecil dari kelenjar parotis. Kelenjar ini terletak
di kedua sisi tulang rahang, dan berukuran kira-kira sebesar buah kenari.
Sekretnya dituangkan kemulut melalui saluran wharton, yang bermuara di
dasar mulut dekat frenulum linguae.
Kelenjar Sublingualis
Merupakan kelenjar ludah terkecil yang terletak di bawah lidah di
sebelah kanan dan kiri frenulum linguae dan menuangkan sekretnya melalui
beberapa saluran kecil.

D. LAMBUNG
Lambung (bahasa Inggris:stomach) atau ventrikulus berupa suatu kantong
yang terketak di bawah sekat rongga badan. Fungsi lambung secara umum adalah
tempat dimana makanan di cerna dan sejumla kecil sari-sari makanan di serap.
Lambung dapat di bagi menjadi 3 daerah, yaitu daerah kardia, fundus, dan pilorus.
Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan. Fundus
adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, yang
berhubungan dengan usus 12 jari duodenum.
Dinding lambung tersusun menjadi 4 lapisan, yakni mucosa, submucosa,
muscularis dan serosa. Mucosa ialah dimana lapisan sel-sel mengeluarkan berbagai
jenis cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti
palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga
memperbanyak volume getah lambung yang dapat di keluarkan. Submucosa ialah

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat di temukan untuk menyalurkan
nutrisi dana oksigen ke sel-sel perut sekaligus utuk membawa nutrisi yang di serap,
urea, dan karbon dioksida dari sei-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang
membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan
otot, yakni otot melingkar, memanjang dan menyerong. Kontraksi dan tiga kapisan
tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik
mengakibatkan makanan di dalam lambung di aduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa
berfungsi sebagai lapisan pelindun perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis
cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota
tubuh lainnya.
Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu:
1) Sel goblet (goblet cell), sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus
atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena
enzim pepsin dan asam lambung.
2) Sel parietal (parietal cell), sel parietak berfungsi untuk memproduksi
asam lambung (Hydrochloric acid) yang berguna dalam pengatifan
enzim pepsin. Di perkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1,2 mol
dm-3 asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung
mencapai nilai pH= 2.
3) Sel chief (chief cell), sel chief berfungsi untuk memproduksi
pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief
memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak
mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat
menyebabkan kematian pada sel tersebut.

Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang


menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan
secara refleks akan menimbulkan getah lambung. Getah lambung menghasilkan getah
lambung (HCI). Pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh
mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil.
Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makana. Renin merupakan enzim
khusus yang hanya terdapat pada mamalia berperan sebagai kaseinogen menjadi
kasein. Kasein di gumpalkan oleh Ca2+ dari susu sehingga dapat di cerna oleh pepsin.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


Tanpa adanya renin susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambung
dan usus tanpa sempat di cerna.

Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makana menjadi
lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian
pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya,
otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika terbentuk
kim yang bersifat asam. Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah ke doedenum akan
berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba
di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat, oleh karena
makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut di
cerna sehingga keasamannya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang
pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam
dari lambung masu ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati
pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat
tercerna efektip. Setelah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.

Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari bagian bawah arcus
costalissinistra sampai regioepigastrican umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di
bagian bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan
mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua kurvatura,
curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior dan paries
posterior.

Secara umum lambung dibagi menjadi 3 bagian:


1) Kardia/ kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya
mensekresi mukus.
2) Fundus/ gastric terletak hampis di semua cospus, yang mana kelenjar
ini memiliki tiga tipe utama sel, yaitu:
 Sel zigmogenit/chief cell,mensekresikan pepsinoge. Pepsinogen
ini di ubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini
mensekresikan lipase dan renin lambung yang kurang penting.
 Sel parietal, mensekresikan asam hidroklorida dan faktor
intrinsik. Faktor intrinsik di perlukan untuk absorbsi vitamin
B12 dalam usus halus.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


 Sel leher mukosa di temukan pada bagian leher semua kelenjar
lambung. Sel ini mensekresikan barie mukus setebal 1mm dan
melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCI atu
autodigesti.
3) Pilorus terletak pada regian antrum antara pilorus. Kelenjar ini
mensekresikan gastin dan mukus, suatu hormon peptida yang
berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.

Lambung terdiri dari 4 lapisan


1) Lapisan peritoneal atau luar atau lapisan resora yang merupakan bagian
dari peritoneum viseralis. Dua lapisan peritonium visceral menyatu pada
kurvatura minor lambung dan duodenum, memanjang ke arah hati
membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum yang keluar dari organ
satu menuju organ lain di sebut ligamentum. Pada kurvatura mayor
peritonium terus ke bawah membentul omentum mayus.
2) Lapisn berotot yang terdiri dari 3 lapisan:
 Serabut longitudinal, yanag tidak dalam dan bersambung dengan
otot esofagus.
 Serabut serkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta
membemtuk otot sfingter dan berada di bawah lapisan pertama.
 Serabut obling yang terutama di jumpai pada fundus lambung dan
berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah
melalui kurvatura minor (lengkung kecil).
3) Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh
darah dan saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam,
tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugue, yang hilang bila orang itu
mengembang karena berisi makanan.
4) Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran
linfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa
ini di lintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung semua ini
berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-
lubang salurannya di lapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini
bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


bagian kelenjar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda
di beberapa daerah lambung.

Persarafan dan Aliran Darah Pada Lambung


Persarafan pada lambung umumnya bersifat otonom. Suplay saraf
parasimpatis untuk lambung di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf
vagus. Trunkus vagus mencabang ramus gastric, pilorik, hepatic dan seliaka.
Persarafan simpatik melalui saraf splangnikus mayor dan ganglia
seliakum. Serabut-serabut afferent simpatis menghambat pergerakan dan
sekresi lambung pleksus auerbach dan submukosa (meissner) membentuk
persarafan intrinsic dinding lambung dan mengkoordinasi aktivitas motorik
dan sekresi mukosa lambung.
Suplay darah di lambung berasal dari arteri seliasaka. Dua cabang
arteri yang penting dalam klinis adalah arteri duodenalis dan pankreas
tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior
duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat mengeroosi arteri itu
menyebabkkan pendarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum serta
berasal dari pankreas, limpa dan bagian lain saluran cerna berjalan ke hati
melalui vena porta.

Fisiologi Lambung
Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan
dan sekresi, berikut fungsi lambung:
1) Fungsi Motorik
Fungsi reservoir, menyimpan makanan sampai makanan
tersebut sedikit demi sedikit di cernakan dan ber gerak ke saluran
pencernaan. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah
tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh
saraf vagus dan di rangsang oleh gastrin.
Fungsi mencampur, memecahkan makanan menjadi partikel-
partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui
kontraksi otot yang mengelilingi lambung.
Fungsi pengosongan lambung, di atur oleh pembukaan sfingter
pylorus yang di pengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman,

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


aktivitas osmotis, keadaan fisik, emosi, obat-obatan dan kerja.
Pengaturan lambung di atur oleh saraf dan hormonal.

2) Fungsi Pencernaan dan Sekresi


 Pencernaan protein oleh pepsin dan HCI.
 Sintesis dan pelepasan gastrin. Di pengaruhi oleh protein
yang di makan, peregangan antrum, rangsangan vagus.
 Sekresi faktor intrinsik. Memungkinkan abrospsi vitamin
B12 dari usus halus bagian distal.
 Sekresi mucus, membentuk selubung yang melindungi
lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga
makanan lebih mudah untuk di angkut.

Enzim dan Hormon yang Berperan dalam Pencernaan di Lambung


Hormon gastrin memiiki beberapa fungsi yaitu:
1) Merangsang sekresi asam dan pepsin yang memeprmudah
pencernaan.
2) Merangsang sekresi faktor intrinsic yang dapat mempermudah
absorpsi dalam usus.
3) Merangsang sekresi enzim pancreas yang dapat mempermudah
pencernaan.
4) Merangsang peningkatan aliran empedu hati yang mempermudah
pencernaan.
5) Merangsang pengeluaran insulin yang dapat mempermudah
pengeluaran insulin.
6) Merangsang pergerakan lambung dan usus yang mempermudah
pencernaan.
7) Mempermudah relaksasi reseptif lambung yang membantu agar
lambung dapat dengan mudah meningkatkan volume, tanpa
meningkatkan tekanan.
8) Meningkatkan tonus istirahat sehingga mencegah refluks lambung
waktu pencampuran dan pengadukan.
9) Menghambat pengosongan lambung yang memungkinkan
pencampuran isi lambung sebelum di lanjutkan ke usus.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


 Enzim pepsin : mengubah protein menjadi pepton.
 Enzim renin : mengendapkan kasein dalam susu.
 Enzim lipase : memecah lemak menjadi asam lemak.
 HCI :membunuh kuman dan mengasamkan makanan.
 Pada lambung terdapat kelenjar oksintik (bahasa Inggris:
oxyntic gland) yang memproduksi hormon GHS. Hormon lain
yang di sekresi antara lain adalah GHIH.

E. USUS
Usus adalah bagian dari sistem pencernaan yang bermula dari lambung hingga
anus. Pada manusia dan mamalia lain, usus terdiri dari dua bagian: usus kecil dam
usus besar (kolon). Pasa manusia, usus kecil terbagi lagi menjadi duodenum,
jenjunum dan ileum, sedangkan usus besar terbagi menjadi cecum, kolon, dan rektum.

a) Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari sistem pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus
dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan unsur penyerapan (ileum).
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kandug enpedu.
Dinding usus halus terdiri atas keempat lapisan yang sama dengan lambung
yaitu:
1) Dinding lapisan luar adalah membran serosa, yaitu peritonium yang
membalut usus dengan erat.
2) Dinding lapisan berotot terdiri atas 2 serabut saja, lapisan luar tediri
atas serabut longitudinal dan dibawah ini ada lapisan tebal terdiri dari
serabut serkuler. Di antara kedua lapisan tersebut berotot ini terdapat
pembbuluh darah, pembuluh limfe dan plexus saraf.
3) Dinding submukosa terdiri atas otot sirkuler dan lapisan yang terdalam
yang merupakan perbatasannya. Dinding subskuamosa ini terdiri atas
jaringan areolar dan berisi banyak pembuluh darah, saluran limfe,
kelenjar dan plexus yang di sebut plexus meissner.Di dalam duodenum
terdapat beberapa kelenjar khas yang di kenal dengan kelenjar

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


Brunner. Kelenjar-kelenjar ini adalah jenis kelenjar tandan yang
mengeluarkan sekret cairan kental alkali yang bekerja untuk
melindungi lapisan duodenum dari pengaruh isi lambung yang asam.
4) Dinding mukosa dalam yang menyelaputi sebelah dalamnya, disusun
berupa kerutan tetap seperti jala, yang di sebul valvulae koniventes,
yang memberi kesan nyaman dan halus.

Usus Dua Belas Jari


Usus duabelas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, mulai dari bulbe
duodenaledan berakhir di lingamentum Treits. Usus dua belas jari merupakan
organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput
peritoneall.pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Fungsi usus dua belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan makanan ke
usus halus. Secara histologi, terdapat kelenjar brunner yang menghasilkan lendir.
Dinding usus dua belas jari tersusus atas lapisan-lapisan sel yang membentuk
mukosa otot.
Usu dua belas jari (bahasa Inggris: duodenum) adalah bagian dari usus halus
yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus duabelas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai
dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Jejunum
Usus kosong atau jejunum (yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Pada orang dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8m, 1-2 adalah
bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan di gantungkan dalam
tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat
jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis
dapat di bedakan dengan usus dua belas jari, yaitu berkurangnya jarinya
Brunner.Secara histologi juga dapat di bedakan dengan usus penyerapan,
yaitu sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Agak sukar untuk membedakan
usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


Ileum (Usus Penyerapan)
Usus penyerapan (bahasa Inggris: ileum) adalah bagian terakhir dari
usus. Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan di lanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atu sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Enzim yang Dihasilkan Usus Halus


 Enterokinase, mengaktifkan enzim tripsinogen pancreas menjadi tripsin
dan kemudian mengurai protin dan peptida yang lebih kecil.
 Aminopeptidase, Tetrapeptida dan dipeptidase yang mengurai
peptidase menjadi asam amino bebas.
 Maltase, isomaltase, lactase, dan sukrase yahng memecah disakarida
maltosa, maltosa dan sukrosa menjadi monosakarida.
 Lipase usus yang memecah monogliserida menjadi asam lemak dan
gliserol.
 Erepsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
 Laktase, mengubah laktase menjadi monosakarida.
 Maltosa, mengubah maltosa menjadi monosakarida.
 Sukrosa, mengubah sukrosa menjadi monosakarida.

b) Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feces. Pada
mamalia, kolon terdiri dari kolon memanjang (ascending), kolon melintang
(transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid dan rektum. Bagian
kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering di sebut dengan
“kolon kanan”, sedangkan bagian sisanya disebut dengan “kolon kiri”.
Fungsi usus besar nyaitu:
1) Menyimpan dan eliminasi sisa makanan.
2) Menjaga keseimbangan cairan dan elektron, dengan cara menyerap air.
3) Mendekradasi bakteri.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


Anatomi dan Histologi
Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi enam bagian,
yaitu sekum, kolon asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid,
dan rektum. Keenam bagian ini sulit dibedakan secara histologis.
Karakteristik utama paka sekum, kolon, dan rektum yaitu tidak
membentuk vili seperti usus halus, memiliki kelenjar yang pajang dan
berbentuk tubuli sederhama, tidak memiliki sel granuler asidofilik (sel
panneth), dan memiliki jumlah modul limfatik yang banyak.
Gambaran hitologi usus besar secara umun nyaitu mengandung kripta
lieberkuhn yang lebih panjang dan lebih lurus pada tukina mukosa di
banding dengan usus halus. Epitel usus besar berbentuk silinder dan
mengandung jauh lebih banyak sel Goblet di bandingkan usus halus
Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan retikuler dan nodulus
limpatikus. Seperti pada usus halus, tunuka muscularia mukosa pada usus
besar terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal di
sebelah luar. Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan
pelkus Meissner. Di sebelah luar tunikamukosa terdapat tunika muskularis
eksterna dan tunika serosa. Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan
jaringan ikatsubserosa.
Suplai pembuluh darah untuk usus besar berasal dari arteri mesenterica
inperior. Pembagian suplai darah usus besar sebagai berikut:
1) Sekum, kolon asenden, dan kolon transversus proksimal di suplai
oleh cabang dari arteri mesenterica superior.
2) Kolon tranversus distalis, kolon desenden, kolon sigmoid dan
rektum bagian atas disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica
inferior.
3) Sisa rektum disuplai oleh arteri rektalis tengah dan imferior yang
merupakan cabang dari arteri iliaca interna dan arteri pudena
interna.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


F. HATI
Hati terbagi atas dua lapisan utama yaitu :
1) Permukaan atas berbentuk cembung, terletak dibawah diafragma
2) Permukaan tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transfersus dan fisura
longitudinal yang memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati
selanjutnya dibagi menjadi 4 lobus yakni lobus kanan, kiri, kaudata dan
quadatus.

Pembuluh darah pada hati


Arteri hepatica yang keluar dari aorta dan memberi 80% darah pada
hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100% masuk ke hati akan
membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler vena, akhirnya
keluar menjadi vena hepatica.
Vena porta yang terbentuk dari linealis dan vena mesentrika superior
menghantar 20% darah nya ke hati, darah ini memiliki 70% sebab beberapa
O2 telah di ambil oleh limfe dan usus. Darah dari pembuluh darah ini
berguna untuk membawa zat makanan ke hati yang telah di absorbsi oleh
mukosa usus halus.

Fungsi hati
 Sekresi : hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi
dan absorsi lemak serta menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah
glukosa dan glikogen.
 Metabolisme :
a. Mempertahankan homeosstatik gula darah.
b.Menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan merubah menjadi
glukosa kembali bila di perlukan tubuh.
c. Mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak.
dan hasilnya berupa urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen
Ureum yang di hasilkan akan di keluarkan melalui ginjal.
d. Mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


penyimpanan :
a. menyimpan glikosgen,lemak,vita A,D,E,K dan zat besi berupa feritin.
b. mengubah zat makanan yang di absorsi dari usus dan di simpan di suatu
tempat di dalam tubuh.

Detoksifikasi :
c. Menginaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat serta
memfagositosis eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah.
d. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk disekresi dalam empedu
dan urin.

Membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama 6 bulan masa


kehidupan fetus yang kemudian di ambil alih oleh tulang belakang.

Kandung Empedu
Kandung emPedu (bahasa inggris : gall bladder)adalah organ berbentuk
buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50ml empedu yang di butuhkan tubuh
untuk proses pencernaan.Pada manusia, panjang kandung empedu adalah
sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap bukan karena warna jaringan nya,
melaikan warna cairan empedu yang di kandungnnya organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus 12 jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki dua fungsi penting yaitu:


 Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
 Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,terutama
hemoglobin (HB) yang berasal penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.

Garam empedu :
 Di buah di hepar 0,5grm/hari
 Kolesterol (prekursor )→ asam kolik, dikmbinasi dengan glisin dan taurin
→gliko/tauro-asam ampedu.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


 Fungsi emulsi fikasi lemak dan membantu absorbsi lemak, monogliserid,
kolesterol, dan lipid lain.
 Tidak ada garan ampedu: 40% lemak tak di absorbsi→ menurunkan
vitamin larut lemak.
 94% ampedu di absorbsi dan digunakan kembali.

Emulsi garam ampedu:


a. Emulsifikasi lemak.
b. Absorbsi lemak.
c. Pengeluaaran kolesterol dari tubuh.

Pengaturan sekresi ampedu


Sekretin sedikin merangsang hepar. Di simpan dan dikonsentrasikan
sampai 12 kali di kantong ampedu. Rangsang vagus: kontraksi lemah kantong
ampedu kolesistikinin penyebab kontraksi kandung empedu dan relaksasi
kantong empedu.

G. PANKREAS

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti
insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus 12 jari). Pankreas terdiri dari dua jaringan dasar yaitu:

1) Asinin, menghasilkan enzim- enzim pencernaan.


2) Pulau pankreas menghasilkan hormon.

Pankreas melepaskan enzim pencernaan kedalam duodenum dan melepaskan


hormon kedalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna
protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein kedalam bentuk
yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini
hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga dilepaskan
sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan
cara menetralkan asam lambung.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


Hasil sekresi dan komposisi cairan pankreas
Enzim proteolitik pankreas (protease)
o Tripsinogen
o Kimotripsin
o Karboksipeptidase
Lipase pankreas
Amilase pankreas
Ribonuklease dan deoksiribonuklease

H. DEFEKASI
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai
kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membuang air besar pada kira-kira waktu
yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastrokolika yang biasanya
bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah
pencernaan dimulai maka peristaltik didalam usus akibat oleh rangsangan isi usus,
gerakan peristaltik merambat ke kolon dan sisa makanan akhirnya terdorong, sisa
makanan yang mencapai sekum, mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk kedalam
rektum serentak peristaltik keras terjadi didalam kolon dan terjadi perasaan di daerah
perineum. Tekanan di intra abdominal bertambah dengan penutupan glotis dan
kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfingter anus akan mengendor dan kerjanya
berakhir.
Setiap manusia dalam kehidupan nya sebaiknya mengkonsumsi sayur atau buah-
buahan, karena sayur ataupun buah-buahan mengandung bayak serat, terdapat
beberapa manfaat serat makanan, antara lain dengan adanya serat maka kadar air
dalam usus dapat dikontrol karena terserap oleh serat, fungsi lain serat adalah
mengurangi masa tinggal feses karena serat dapat menyerap air sehingga feses
menjadi mengembang akibatnya usus terangsang untuk melakukan gerak peristaltik
yang berakibat defekasi.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


Susunan feses berisi banyak bakteri, kebanyakan mati lepasan epitelium dari
usus, jumlah kecil zat nitrogen, terutama musin juga garam, terutama kalsium fosfat
dan sedikit zat besi, selulose dan zat sisa makanan lain yang tidak tercerna serta air.

Proses Defekasi
Dalam proses defekasi terjadi 2 macam refleks yaitu:
1) Refleks Defekasi Intrinsik
Refleks ini bearawal dari feses yang masuk ke recnum sehingga terjadi
distensi rectum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus
mesentrukus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus,
secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi.
2) Refleks Defekasi Parasimpatik
Feses yang masuk akan merangsang saraf rektum yang kemudian di
teruskan spinal cord. Dari spinal cord kemudian alikan ke colon
desenden, sigmoid dan rectum yang menyebabkan intensifnya
peristaltik, relaksasi spinter internal maka terjadi defekasi.
I.     Rektum
Rektum  terletak di bawah  kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis depan os sacrum dan os koksigis.
J.     Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum
dengan dunia luar. Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter :
1.  Sfingter ani internus (sebelah atas), involunter.
2.  Sfingter levator ani, bersifat involunter.
3.  Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bersifat volunter.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(mengunyah, menelan dan pencapuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari
mulut sampai anus.
Susunan saluran pencernaan terdiri dari :
1. Mulut (Cavum Oris)
2. Tenggorokan (Faring)
3. Kerongkongan (Esofagus)
4. lambung
5. usus halus
a. duodenum
b. jejunum
c. ileum

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


6. usus besar
a. sekum
b. kolon
7. Rectum
8. Anus

B. SARAN
Dengan mengetahui dan mempelajari tentang “Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan”. Maka
kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dengan menjaga tubuh kita agar
tetap sehat. Jika kita selalu menjaga tubuh kita dengan baik maka akan meningkatnya angka
kesehatan. Selain itu, kita sebagai seorang perawat yang tentunya akan membantu bagi orang-orang
yang mempunyai keluhan tentang kesehatan. Maka marilah kita meningkatkan kesehatan untuk diri
kitaAsendiriAdanAtentunyaAbagiAorangAbanyak.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii


DAFTAR PUSTARA
Judhan, Mohamad 2012. Anatomi & Fisiologi. Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen
Publising.
file:///D:/Documents/mahasiswa/biomedik/HARDIN%20BURUHI
%20%20MAKALAH%20ANATOMI%20SISTEM%20PENCERNAAN.htm.

Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan ii

Anda mungkin juga menyukai