Disusun oleh :
S1 Keperawatan ( Reguler )
2021 / 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya ke pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA “ ini dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segilainnya. Oleh karenaitu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
B. Proses Pencernaan........................................................................................... 3
A. Kesimpulan......................................................................................................... 14
B. Saran.................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim yang
terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai tugas khusus dan
bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis makanan
lainnya. Agar makan itu berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus di distribusi oleh darah
sampai pada sel-sel di seluruh tubuh Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu
saluran cerna yang dimulai dari mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan
yang letaknya di luar saluran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Sistem pencernaan merupakan serangkaian jaringan organ yang memiliki fungsi untuk
mencerna makanan. Makanan-makanan tersebut akan diproses secara mekanik ataupun secara
kimia. Pencernaan secara mekanik yaitu pencernaan yang terjadi di dalam lambung yang
melibatkan gerakan fisik dalam tubuh. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh
manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses
penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa -
sisa makanan melalui anus.
B. Proses Pencernaan
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang diserap oleh
jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari makanan hanya dapat diserap
dan diangkut oleh darah dan getah bening bila larut di dalamnya, kemudian makanan tersebut
didistribusikan ke bagian tubuh yang membutuhkannya.Berdasarkan prosesnya, pencernaan
makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang
terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan
dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga
proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan
meliputi hal-hal berikut.
d. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,
terdapat di lambung.
f. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
C. Alat Pencernaan
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan
berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar
lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.
1. Rongga Mulut
Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu: gigi,
lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami
pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.
a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi dapat
di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham
belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher
gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda.
Gigi seri berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan
permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing
berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan
datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.
b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu
mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap
yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar ludah dalam rongga
mulut ada 3 pasang, yaitu:
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah juga melindungi
selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Rangsang untuk pembentukan saliva (air
liur) adalah adanya makanan dalam mulut, dan melihat, mencium dan memikirkan makanan.
Fungsi saliva (ludah) adalah untuk membantu pembentukan bolus makanan dan berperan
sebagai pelumas untuk mempermudah menelan.
Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan
dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana ( maltosa ).
Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekeja dengan baik
pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.
2. Tekak (pharynk)
Pharynk merupakan pertemuan saluran pernafasan
antara rongga hidung dengan tenggorokan dan saluran
pencernaan antara rongga mulut dan kerongkongan. Lubang
yang menuju tenggorokan disebut glotis dan ditutup oleh klep
yang disebut epiglotis pada waktu proses menelan.
3. Kerongkongan (esophagus)
4. Lambung
Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga
perut. Lambung sering pula disebut perut besar
atau kantung nasi.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong.
Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung,
makanan teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan
yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir ( musin ), asam
lambung, enzim renim, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak
mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama
makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang
berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan
protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin
menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain menghasilkan
enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin
berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung.
Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya
dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit keluar
menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.
5. Hati
Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu untuk menetralkan
racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga memegang peranan penting pada
metabolisme tiga bahan makanan yang dikirimkan oleh vena porta setelah diabsorbsi oleh tubuh
dari usus, bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, protein,
dan lemak.
6. Usus Halus
Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini merupakan tempat
bermuaranya saluran getah pankreas dan getah empedu. Saluran empedu dan saluran pankreas
masuk ke dalam usus dua belas jari pada suatu lobang yang disebut ampula hepatopankreatika
atau ampula pateri. Saluran empedu menghasilkan getah empedu (bilus) yang dihasilkan oleh
hati. Getah empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas yang terdapat di bawah
lambung menghasilkan getah pankreas, getah pankreas menghasilkan enzim pencernaan seperti
amilase, tritsin, dan lipase
Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan secara
kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan, seperti yang dihasilkan
pankreas.
c. Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap, makanan akan diserap
oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral, akan diangkut oleh kapiler
darah, sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil (pembuluh getah
bening). Pembuluh getah bening usus menuju ke pembuluh balik besar bawah selangka.
Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus menuju, lumeu usus. Getah
usus halus ini berwarna kuning jernih, dan mengandung berbagai enzim misalnya peptidase,
maltase, sukrase, ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini terdapat pada permukaan sel epitel
sehingga pencernaan makanan berlangsung pada permukaan atau di dalam sel-sel epitel. Sekresi
getah usus halus dikontrol oleh reflek otonom, hormon sekretin, dan kolesistokinin.
Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari lambung. Isinya yang cair
digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Di samping gerakan peristaltik ada
juga gerakan lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus
satu dari yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke usus duabelas jari (duodenum) melalui
saluran-saluran, empedu dan getah pangkreas (dari pangkreas). Empedu digunakan untuk
pencernaan lemak yang dipecahkan dalam bagian-bagian kecil, dengan demikian membantu
kerja lipase. Empedu ini sifatnya alkalis dan membuat makanan yang keluar dari lambung yang
asam menjadi netral. Garam empedu mengurangi ketegangan permukaan isi usus dan membantu
membentuk emulsi dari lemak yang dimakan.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai
macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang
berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.
1) Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim.
Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan.
Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:
- Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada
dinding usus.
- Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali.
Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan
lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh
yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu,
tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang
telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan
darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta
pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam
proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak
dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu
berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein,
dan merangsang gerak peristaltik usus.
2) Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai
kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel
berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula
darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus.
Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan
lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amylase membantu dalam pemecahan
pati.
3) Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus. Getah
usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
a.Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
b. Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul
glukosa.
c. Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
d. Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam
amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus
halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan
ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air
penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi
ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan
glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus,
sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi
lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam
lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali.
Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke
dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat
diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).
4) Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon
transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum
crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil
yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam
imunitas.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan
menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian
mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di dorong secara
teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di
pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan
adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan
konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.
Adapun gangguan yang ditimbulkan oleh system pencernaan adalah sebagai berikut:
2) Sembelit (konstipasi) feces menjadi lebih padat dan sukar keluar sehingga nmenimbulkan rasa
sakit pada perut .
3) Peritonitis : rasa sakit pada saluran pencernaan kaerena terjadi peradangan selaput perut
(peritonium).
6) Ulkus : lukanya dinding lambung akibat produksi HCL yang berlebih sehingga bila kena
gesekan menimbulkan rasa nyeri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel yang
menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses
tersebut melalui dubur. Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan
makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Berdasarkan prosesnya, pencernaan
makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu
pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. Proses
kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan
berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar
lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan yang disebabkan oleh
system pencernaan adalah: diare, sembelit, peritonitis, apendisitas, kolik, dan ulkus.
B. Saran
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami
susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.warnetgadis.com/2017/03/makalah-sistem-pencernaan-pada-manusia.html
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002
Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001
Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya, 2005.
Green, J.H., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.