Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PANDANGAN AGAMA TENTANG TRANSPLANTASI


ORGAN TUBUH MANUSIA

Disusun oleh :
 Alvira pandan
 Anggi ananda riska
 Dian hartini sopian

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Dr. SISMADI


Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan- kekurangan.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang
hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.
Tulisan ini dapat penuhs selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan- rekan
kelompok yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah
tulisan ini. Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.

Jakata, 11 november 2021 Penulis


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ….…….....…………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang …………………...………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………….…………………………………………….. 1

1.3 Tujuan ………………………...…………………………….……………… 1

BAB II PEMBAHASAN ………..……...…………………………………….... 5

2.1 Pengertian Transplantasi ……………………………..………………… 5

BAB III SIMPULAN ………..……….............................……………………..… 8

3.1 Simpulan ……………………..........…...…………………………….... 8


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Transplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat untuk
menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi lagi dengan baik . pada saat ini juga, ada
upaya untuk memberikan organ tubuh kepada orang yang memerlukan, walaupun orang itu tidak
menjalani pengobatan, yaitu untuk orang yang buta. Hal ini khusus donor mata bagi orang buta. Dalam
pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak terkait dengannya:

1. donor, yaitu orang yang menyumbangkan organ tubuhnya yang masih sehat untuk dipasangkan pada
orang lain yang organ tubuhnya menderita sakit, atau terjadi kelainan. 2. resepien, yaitu orang yang
menerrima organ tubuh dari donor yang karena satu dan lain ha, organ tubuhnya harus diganti.

3. tim ahli, yaitu para dokter yangmenangani operasi transplantasi dari pihak donor kepada
pasien. Transplantasi organ tubuh manusia merupakan masalah baru yang belum pernah dikaji
oleh para fuqaha klasik tentang hukum-hukumnya.

Karena masalah ini adalah anak kandung dari kemajuan ilmiah dalam bidang pencangkokan
anggota tubuh, dimana para dokter modern bisa mendatangkan hasil yang menakjubkan dalam
memindahkan organ tubuh dari orang yang masih hidup/ sudah mati dan mencangkokkannnya
kepada orang lain yang kehilangan organ tubuhnya atau rusak karena sakit dan sebagainya yang
dapat berfungsi persis seperti anggota badan itu pada tempatnya sebelum di ambil.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan transplantasi?
2. Bagaimanakah hukum islam terhadap donor mata, Ginjal dan Jantung?
3. Bagaimanakah kondisi Transplantasi Organ yang di Perbolehkan?
4. Bagaimanakah kondisi transplantasi Organ yang tidak diperbolehkan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transplantasi.
2. Untuk mengetahui hukum islam terhadap donor mata, Ginjal dan Jantung.
3. Untuk mengetahui kondisi transplantasi organ yang diperbolehkan.
4. Untuk mengetahui kondisitransplantasi organ yang tidak diperbolehkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRANSPLANTASI

Transplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat untuk
menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi lagi dengan baik . pada saat ini juga, ada
upaya untuk memberikan organ tubuh kepada orang yang memerlukan, walaupun orang itu tidak menjalani
pengobatan, yaitu untuk orang yang buta. Hal ini khusus donor mata bagi orang buta.
A). Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu ini adalah:Mata, Ginjal,dan jantung.
Karena ketiga organ tubuh tersebut sangat penting fungsinya untuk manusia, terutama sekali ginjal dan
jantung. Mengenai donor mata pada dasarnya dilakukan, karena ingin membagi kebahagiaan kepada orang
yang belum pernah melihat keinadahan alam ciptaan Allah ini ataupun orang yang menjadi buta karena
penyakit. Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai permasalahan sendiri—sendiri,
yaitu;
1) Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi cermat dan general check up, baik
terhadap donor maupun terhadap penerima (resepient), demi menghindari kegagalan transplantasi yang
disebabkan oleh karena penolakan tubuh resepien, dan sekaligus mencegah resiko bagi donor.
2) Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. Untuk tipe ini, pengambilan organ
tubuh donor memerlukan alat control dan penunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan
alat pernapasan khusus. Kemudian alat-alat tersebut di cabut setelah pengambilan organ tersebut
selesai.
3) Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara medis tinggal menunggu
penentuan kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yudiris dan harus diperhatikan pula daya
tahan organ tubuh yang mau ditranplasi.

B). Donor Mata dalam hukum islam Donor mata diartikan dengan pemberian kornea mata kepada orang
yang membutuhkannya. Kornea mata tersebut berasal dari mayat yang telah diupayakan oleh dokter ahli,
sehingga dapat digunakan oleh orang yang sangat membutuhkannya. Masalah donor mata, termasuk salah
satu keberhasilan teknologi dalam ilmu kedokteran, yang dapat mengatasi salah satu kesulitan yang dialami
oleh orang buta. Dan yang terjadi masalah dalam hokum islam, karena kornea mata yang dipindahkan
kepada orang buta, adalah berasal dari mayat, sehingga terjadi dua pendapat di kalangan Fuqaha. Ada yang
mengharamkan dan ada pula yang membolehkannya dengan mengemukakan alas an masingmasing.
Misalnya:
1. Bagi ulama yang mengharamkannya; mendasarkan pendapatnya pada hadits yang berbunyi:
“seseungguhnya pecahnya tulang mayat (bila dikoyak-koyak), seperti (sakitnya dirasakan mayat) ketika
pecahnya tulangnya diwaktu ia masih hidup. H. R. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah yang bersumber
dari Aisyah.
2. Bagi ulama yang membolehkannya; mendasarkan pendapatnya pada hajat (kebutuhan) orang yang
buta untuk melihat, maka perlu ditolong agar dapat terhindar dari kesulitan yang dialaminya, dengan
cara mendapatkan donor mata dari mayat. Dalam ayat alqur’an disebutkan bahwa: Artinya dan Dia
(Allah) sekali-kali tidak menjadikan suatu kesulitan untuk kamu dalam agama ( Q.S. Al-Hajj: 78 )
Dalam hadits juga terdapat petunjuk umum yang berbunyi: “bersikap mudahlah (dalam menjalankan
agama), dan janganlah engkau mempersulit”.
C). Pencangkokan Jantung jantung dalam hukum islam Jantung adalah organ utama sirkulasi darah; karena
dialah yang memompa darah dari ventrikel kiri melalui arteri, arteriola dan kapiler, lalu kembali ke atrium
kanan melalui vena yang disebut peredaran darah besar atau sirkulasi sistematik. Dan aliran dari ventrikel
kanan melalui paru-paru, ke atrium kiri yang disebut peredaran darah kecil atas sirkulasi pulmonal. Maka
apabila terjadi kelainan-kelainan jantung dapat mengganggu sirkulasi darah yang mengakibatkan maut. Pada
dasarnya hukum islam membolehkan pencangkokan jantung pada pasien sebagai salah satu upaya
pengobatan suatu penyakit, yang sebenarnya sangat di anjurkan dalam islam. Hanya yang menjadi
persoalan, karena katup jantung yang dipindahkan kedalam jantung pasien, berasal dari mayat atau
bianatang yang sudah mati.
Penulis cenderung mengikuti pendapat hokum islam yang membolehkannya, meskipun dengan melalui
pembedahan mayat sebagai donaturnya, atau pun mengambil dari binatang yang sesuai dengan bentuk
anatomi katub jantung yang dibutuhkan oleh pasien. Hal ini di bolehkan karena dimaksudkan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup pasien, yang dasarnya ada pada beberapa kaidah fiqhiyah di muka.
Baik dimaksudkan sebagai hajat, maupun darurat.

D). Pencangkokan Ginjal dalam hukum islam Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang terletak pada
dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah kanan dan kiri tulang belakang, yang
berfungsi untuk mengatur keseimbangan air didalam tubuh, mengantur konsentrasi garam dalam darah,
mengatur keseimbangan asam-basa darah, mengatur eksktesi bahan buangan dan kelebihan garam dalam
tubuh. Dan apabila terjadi gangguan pada organ tersebut, maka organ-organ lainnya juga akan ikut
terganggu. Pencangkokan ginjal adalah pengoperasian dan pemindahan ginjal dari orang lain atau binatang
yang sesuai dengan struktur anatominya, kepadapasien yang membutuhkan. Pengoperasian tersebut
dilakukan oleh tim dokter ahli, yang dilengkapi dengan peralatan medis yang memadai untuk upaya tersebut
yang didahului oleh berbagai macam pemeriksaan dan pengobatan serta cuci darah. Selanjutnya berkenaan
dengan hokum antara donor dan resepien yang se-agama atau tidak se-agama serta hokum organ tubuh yang
di cangkokan itu berasal dari hewan yang diharamkan seperti babi, juga dapat menimbulkan masalah
pertanyaan. Apakah donor organtubuh yang dicangkokan itu bisa mendapatkan pahala bila resepien itu
orang ayng shalih? Atau apakah donor akan menanggung dosa bila resepien orang yang suka berbuat dosa
atau resepien orang yang tidak se-agama? Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan ayat-ayat al-Qur’an
sebagai berikut:
a. Al-Qur’an Surah al-Najm ayat 38:(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain,
b. Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 286:Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya Berdasarkan ayat-ayat diatas yang telah disebutkan, berkenaan dengan
hubungan antara donor dengan resepien yang menyangkut pahala atau dosa, maka dalam hal ini mereka
masing-masing akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan mereka sendiri-sendiri. Mereka
tidak akan di bebani dengan pahala atau dosa, kecuali yang dilakukan oleh masingmasing mereka.

E). Donor Organ Yang di Perbolehkan Hadis Nabi SAW :”Berobatlah kamu hai hamba-hamba Allah,
karena sesungguhya Allah tidak meletakkan suatu pentakit, kecuali dia juga meletakkan obat
penyembuhnya,selain penyakit yang satu, yaitu penyakit tua.”(H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim
dari Usamah Ibnu Syuraih) Hadist tersebut menunjukkan, bahwa wajib hukumnya berobat bila sakit, apapun
jenis dan macam penyakitnya, kecuali penyakit tua. Oleh sebab itu, melakukan transplantasi sebagai upaya
untuk menghilangkan penyakit hukumnya mubah, asalkan tidak melanggar norma ajaran islam. Dari dalil-
dalil diatas maka dapat diambil hukum mengenai transplantasi organ yaitu: Mengambil organ tubuh donor
(jantung, mata, ginjal) yang sudah meninggal secara yuridis dan medis hukumnya mubah, yaitu dibolehkan
menurut pandangan islam, dengan syarat bahwa resipien dalam keadaan darurat yang mengancam jiwanya
bila tidak dilakukan transplantasi itu, sedangkan ia sudah berobat secara optimal, tetapi tidak berhasil.
Hingga kini, tidak ada ulama yang mengajukan argumen tertulis yang secara terang-terangan mendukung
transplantasi organ. Namun demikian, ulama di berbagai belahan dunia telah menulis argumen-argumen
yang mendukung maupun mengeluarkan fatwa-fatwa keagamaan tengtang transplantasi organ. Para ulama
yang mendukung pembolehan transplantasi organ berpendapat bahwa transplantasi organ harus dipahami
sebagai satu bentuk layanan altruistik bagi sesama muslim. Pendirian mereka tentang transplantasi organ
dapat diringkas sebagai berikut:
A.) Kesejahteraan publik (al-Mashlahah) Kebolehan transplantasi organ harus dibatasi dengan ketentuan-
ketentuan berikut:
1. Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya bentuk (cara) penyembuhan yang bisa ditempuh.
2. Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi.
3. Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan ditransplantasikan atau dari ahli warisnya.
4. Kematian orang yang organnya akan diambil itu telah benar-benar diakui oleh dokter yang reputasinya
terjamin, sebelum diadakan operasi pengambilan organ.
5. Resipien organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi transplantasi berikut implikasnya.
B.) Altruisme (al-Itsar) Dalam surat Al-maidah ayat 2 telah menganjurkan bahwa umat islam untuk bekerja
sama satu sama lain dan memperkuat ikatan persaudaraan mereka. Dengan demikian, berdasarkan ajaran
diatas, tindakan seseorang yang masih hidup untuk mendonorka salah satu organ tubuhnya kepada saudara
kandungnya atau orang lain yang sangat membutuhkan harus dipandang sebagai tindakan altruisme dari
orang-orang yang menyadari bahwa mereka memiliki sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
C.) Organ Tubuh Non muslim Kebolehan bagi seorang muslim untuk menerima organ tubuh nonmuslim
didasarkan pada dua syarat berikut ;
1. Organ yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang muslim.
2. Nyawa muslim itu bisa melayang jika transplantasi tidak segera dilakukan.

F). Donor Organ Yang di Haramkan Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram hukumya
apabila :
1. Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat, dengan alasan
:Firman Allah dalam Alqur’an S. Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat tersebut mengingatkan , agar jangan
gegabah dan ceroboh dalam melakukan sesuatu, tetapi harus memperhatikan akibatnya, yang kemungkinan
bisa berakibat fatal bagi diri donor, meskipun perbuatan itu mempunyai tujuan kemanusiaan yang baik dan
luhur. Melakukan transplantasi dalam keadaan dalam keadaan koma. Walaupun menurut dokter bahwa si
donor itu akan segera meninggal maka transplantasi tetap haram hukumnya karena hal itu dapat
mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Allah. Dalam hadis nabi dikatakan : “ Tidak boleh
membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula membuat madharat pada orang lain.”(HR. Ibnu
Majah, No.2331)
2. Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ tubuh manusia, ulama sepakat bahwa
praktik seperti itu hukumnya haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut: Seseorang tidak boleh
menjual benda-benda yang bukan miliknya. Sebuah hadis menyatakan, “ Diantara orang-orang yang akan
dimintai pertanggungjawaban di akhirat adalah mereka yang menjual manusia merdeka dan memakan
hasilnya.” Dengan demikian , jika seseorang menjual manusia merdeka, maka selamanya si pembeli tidak
memiliki hak apapun atas diri manusia itu, karena sejak awal hukum transaksi itu sendiri adalah haram.
Penjualan organ manusia bisa mendatangkan penyimpangan, dalam arti bahwa hal tersebut dapat
mengakibatkan diperdagangkannya organ-organ tubuh orang miskin dipasaran layaknya komoditi lain.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Transplantasi organ hukumnya
mubah dan dapat berubah hukumnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
transplantasi ini dapat di qiyaskan dengan donor darah dengan illat bahwa donor darah dan organ
tubuh dapat dipindahkan tempatnya, keduannya suci dan tidak dapat diperjual belikan. tentu saja
setelah perpindahan itu terjadi maka tanggungjawab atas organ itu menjadi tanggungan orang
yang menyandangnya. kaidah-kaidah hukum wajib dijunjung dalam melakukan trasnplantasi ini
antaranya : Tidak boleh menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya lainnya artinya:
A. Organ tidak boleh diambil dari orang yang masih memerlukannnya
B. Sumber organ harus memiliki kepemilikan yang penuh atas organ yang diberikannnya, berakal,
baligh, ridho dan ikhlas dan tidak mudharat bagi dirinya.
C. Tindakan transplantasi mengandung kemungkinan sukses yang lebih besar dari kemungkinan
gagal.
D. Organ manusia tidak boleh diperjualbelikan sebab manusia hanya memperoleh hak
memanfaatkan dan tidak sampai memiliki secara mutlak.
DAFTAR PUSAKA

 Ali Hasan. 2000. “MASAIL FIQHIYAH AL-HADITSAH pada masalah masalah


kontemporer hukum islam” .Jakarta. Raja Grafindo persada.

 Mahjuddin. 2003. “MASAILUL FIQHIYAH berbagai kasus yang dihadapi hukum


islam’ masa kini”. Jakarta, Kalam Mulia.  Masjfuk Zuhdi. 1997. “MASAIL
FIQHIYAH”. Jakarta. Toko Gunung Agung.  Nata, Abuddin . 2006 . Masail Al-
Fiqhiyah . Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai