Anda di halaman 1dari 18

ANATOMI FISIOLOGI: Sistem Pencernaan

dan Sistem Perkemihan.

(DASAR BIOMEDIK 1)

Disusun Oleh:

Azurly Difi Fahrandis (2013201013)


Mei Dani Al Dian (1713201018)
M. Ikhsan Arya Adisa (2013201015)

Program Studi Kesehatan Masyarakat


STIKES HARAPAN IBU JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas
rahmat dan karunianNya kami dapat mengerjakan tugas kelompok makalah
anatomi dan fisiologi sistem pencernaan dan system perkemihan yang
dimudahkan oleh-Nya. Tanpa pertolongan dan keridhoan-Nya mungkin kami
tidak bisa menyelesaikan makalah ini. Kami menyusun makalah ini berdasarkan
beberapa sumber buku yang telah kami peroleh. Kami berusaha menyajikan
makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti oleh
pembaca. Selain itu, kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan,
kami pun memperoleh informasi tambahan dari internet.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan
pembaca untuk penyempurnaan pada tugas makalah-makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………… ……

Daftar Isi………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………. …………………………………....


1.2 Rumusan Masalah…………………………………….........................................
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan………………………………….......


2.1.1 Bagian-bagian sistem pencernaan pada manusia……………................
2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan………………………………………
2.2.1 Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria………………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dari waktu ke waktu. Kemajuan yang dicapai oleh umat manusia, baik
itu bidang sosial, bidang informasi maupun bidang pendidikan. Salah satunya
membuat makalah yang baik dan benar, yaitu Dalam era yang serba teknologi
saat ini, kemajuan bidang pendidikan sangatlah bertambah merupakan sistem
informasi yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan karya ilmiah. Terutama saya
akan memaparkan dari makalah kami ini “Anatomi dan Fisiologi Sistem
Pencernaan dan Sistem Perkemihan” dengan tujuan agar pembaca bisa
memahami anatomi dan fisiologi dari system pencernaan dan sistem
perkemihan dengan baik dan benar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang tersebut dapat disusun pertanyaan yang akan
menjadi pembahasan di dalam makalah ini, yaitu bagaimana penjelasan
tentang Anatomi Fisiologi: Sistem Pencernaan dan Sistem Perkemihan.

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Bagaimana system pencernaan pada manusia
2. Bagaimana proses penelanan makanan
3. Membantu pembaca memahami antomi sistem perkemihan
4. Memahami pembaca memahami fisiologi sistem perkemihan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI DAN FISOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan merupakan saluran dengan panjang lebih kurang 9 m


yang dimulai dari mulut, esofagus, lambung, usus dan anus, yang secara garis
besar berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi
yang akan di alirkan ke dalam aliran darah dan membuang bagian makanan
yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh .

2.1.1 Bagian-bagian sistem pencernaan pada manusia

1. MULUT

Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses


pencernaan, yaitu: gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam
ronggga mulut, makanan menggalami pencerrnaan secara mekanik dan
kimiawi.

a. GIGI

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi


halus. Gigi dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi
geraham depan dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri
dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi
(radiks).

Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri
berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris
dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang
berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan
gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk,
berfungsi untuk mengunyah. Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung
dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di
dalam rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-sum gigi (pulpa),
merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh_pembuluh darah. Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6
bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6
tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi
geraham.

b. LIDAH

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan


membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga
berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan
asam.

c. KELENJAR LUDAH

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar ludah
dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:

- Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga

- Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah

- Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu,


lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah.
Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi
mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum )
menjadi gula sederhana ( maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin beketja dengan baik pada PH antara 6,
8-7 dan suhu 37oC. d.Proses penelanan makanan Proses penelanan makanan
contohnya lidah terangkat sehingga menelan makanan yang telah kita kunyah
kelangit-langit lunak ( tekak ). Langit-langit lunak terangkat, menutup rongga
hidung, sedangkan lidah tetap menekan langit-langit dan menutup rongga
mulut. Epiglotes terangkat menutup lubang ke arah saluran pernapasan.

2. KERONGKONGAN

Kerongkongan ( esofagus ) merupakan saluran penghubung antara


rongga mulut dengan lambung, kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan
yang telah di kunyah menuju lambung, jadi, pada kerongkongan tidak terjadi
proses pencernaan. Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara
bergelombang sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung,
gerak kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan
gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam
lambung. Makanan di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian
pangkal kerongkongan ( paring ) berotot lurik, artinya kita menelan makanan
jika telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses
penelanan sehingga mengeluarkan proses. Kerja otot-otot organ pencernaan
selanjutnya tidak menurut kehendak kita ( tidak di sadari ).

3. LAMBUNG

Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah


kiri rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi.

Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah
yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan
dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan
langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus
terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke
dalam dari lambung.

Dinaling lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya
kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga akan
bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan
didalam lambung berbentuk seperti bubur.

Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai


kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung
mengandung air lendir ( musin ), asam lambung, enzim renim, dan enzim
pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam
lambung.

Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang


masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton dan
proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang
terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan
bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain
menghasilkan enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon
gastrin. Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung.

Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan,


makanan umumnya dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung ,
makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.
4. USUS HALUS

Usus halus merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat


terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Pangkreas menghasilkan
getah pangkreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut:

- Amilopsin (amilase pangkreas) yaitu enzim yang mengubah zat


tepung (amilum) menjadi gula yang lebih sederhana.

- Steapsin (lipase pangkreas) yaitu, enzim yang mengubah lemak


menjadi asam lemak dan gliserol.

- Tripsinogen yang belum aktif di aktifkan menjadi tripsin yaitu


enzimyang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan
asam amino yang siap diserap oleh usus halus.

Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh empedu dan di alirkan
ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam—garam empedu dan zat
pewarna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak,
zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara
perombakansel darah merah yang sudah tua di hati.

Dinding halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-
enzim sebagai berikut:

- Maltosa, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.

- Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan


galaktosa.

- Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

- Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.

- Enterokenase, berfungsi mengaktifkan triosinogen (enzim yang


dihasilkan pangkreas) menjadi tripsin.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan


melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat di cerna menjadi glukosa,
lemak di cerna menjadi asam lemak dan gliserol dan protein di cerna menjadi
asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein di selesaikan. Selanjutnya,proses penyerapan
(absorpsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian di usus penyerap
karbohidrat setiap dalam bentuk glukosa.

Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan
mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh usus
halus.

Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili.
Vili berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-
sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat, dinding vili banyak
mengandung kapiler darah atau pembuluh limfe.(pembuluh getah bening usus).
Agar dapat mencapai darah. Sari-sari makanan harus menembus sel dinding
usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe,
Glukosa, Asam amino, Vitamin, dan Mineral setalah diserap oleh usus halus
melalui kapiler darah akan dibawah oleh darah melalui pembuluh vena porta
hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian di edarkan ke seluruh
tubuh.

Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang
disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus. Gliserol dan
asam lemak dan gliserol dibawah oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh
kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu
yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat empedu kembali.
Vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A,D,E dan K) diserap oleh usus halus
diangkut melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut
masuk kesistem peredaran darah.

Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa


makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus
besar.

5. USUS BESAR

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama


dengan lendir akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar
juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses
pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin
K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu
(apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan
pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan oleh
otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di
pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air besar)
dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan
mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta rektum, akibatnya
fares dapat terdorong keluar anus.

2.2 ANATOMI DAN FISOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana


terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).

2.2.1 Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria

1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum


abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III,
dan melekat langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah
kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri
lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ± 200
gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal
wanita. 5 Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut
nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler.
Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu
glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen
tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus
kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan
lengkung Henle yang terdapat pada medula. Kapsula Bowman terdiri atas
lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung
membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak
juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk
kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat
teratur. Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal,
bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus
kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian
menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis
disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam
berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai
tubulus kontortus distal.

1. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri
dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan
bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

• Kulit Ginjal (Korteks)


Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada
tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler –
kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut
glomerolus. Tiap glomerolus 6 dikelilingi oleh simpai bownman,
dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman
disebut badan malphigi Penyaringan darah terjadi pada badan
malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat –
zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai
bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke
pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang
terdapat di dalam sumsum ginjal.
• Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang
disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan
puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian
dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya
disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak
bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli
dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan
korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini
berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari
simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine
yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi,
setelah mengalami berbagai proses.
• Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal,
berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan
ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor,
yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks
minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari
Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke
ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula
urinaria).

2. Fungsi Ginjal

Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung


nitrogennitrogen, misalnya amonia. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya
berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan,
bakteri dan zat warna). Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara
osmoregulasi. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan
kelebihan asam atau basa.

2. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke


kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang
± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari : Dinding luar
jaringan ikat (jaringan fibrosa), Lapisan tengah otot polos, Lapisan sebelah
dalam lapisan mukosa. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan
peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam
kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui
ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran,
melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Ureter berjalan
hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh
pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat
ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
3. VESIKULA URINARIA ( Kantung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon


karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk
kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :

• Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah,


bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh
jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
• Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
• Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
• Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium
(lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan
mukosa (lapisan bagian dalam).
• Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres
reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah
± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi).
Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan
pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh
relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan
kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan
relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para
simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk
mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat
terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra
medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari)
dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako
lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar
berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan
ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan
membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi
penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari
umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah
kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis
sepanjang arteri umbilikalis.

4. URETRA

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih


yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan
berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan
fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm. Uretra
pada laki – laki terdiri dari :

- Uretra Prostaria
- Uretra membranosa
- Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit


kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm.

Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan
spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan
sebelah dalam).

Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan
vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

Urine (Air Kemih)

Sifat-sifat Urine:

1. Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari


masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
2. Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan
sebagainya.
3. Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau
amoniak. Berat jenis 1.015 – 1.020.
4. Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung
pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi
reaksi asam).

Komposisi air kemih

Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air. Zat – zat sisa nitrogen dari hasil
metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin. Elektrolit, natrium,
kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat.Pigmen (bilirubin,
urobilin),Toksin,dan Hormon.

Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat
terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L)
yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

Tahap – tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih


besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan
sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.

b. Proses reabsorpsi

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,


fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal
dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus
ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat,
bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah,
penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan
sisanya dialirkan pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-,
dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul,
urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine
dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat
penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine
dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

d. Mikturisi

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melalui ureter ke dalam


kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penambahan
tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml
urine.

Mikturisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan
oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh
kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu
mengosongkannya.

Ciri – Ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan
jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan,
baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata
6.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat di serap oleh usus.


Proses pencernaan adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar
(kompleks) menjadi bentuk yang halus (sederhana) sehingga dapat diserap
usus. Prosesv pencernaan pada manusia dibedakan menjadi pencernaan
secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik
yaitu mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi halus. Sedangkan
pencernaann secara kimiawi, yaitu pencernaan dengan bantuan enzim.

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana


terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Jadi sistem perkemihan juga merupakan salah satu sistem terpenting dalam
tubuh manusia, yang jika kita pelajari bisa mencegah kita untuk mendapatkat
gejala penyakit apabila salah satu dari sistem perkemihan kita mengalami
keradangan atau penyakit perkemihan yang lain. Dan kita juga tahu anatomi
dan fungsi dari sistem perkemihan yang ada di tubuh kita.

3.2 SARAN

Demikianlah uraian singkat makalah tentang Sistem Pencernaan dan sistem


perkemihan Pada Manusia. Tulisan ini masih sangat terbatas dan memerlukan
tambahan guna memperluas wawasan kita.
DAFTAR PUSTAKA
(DOC) ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN | Irma Riyanti -
Academia.edu

(DOC) 7 Sistem Pencernaan Pada Manusia | ayu asmarani - Academia.edu

Rahmadani, Nita. 2014. Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan.


www.nitarahmadani.co.id /anatomi dan fisiologi sistem perkemihan/.

Pearce, Evelyn C. 2014. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.

Anda mungkin juga menyukai