Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH :

Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Di susun oleh :
Habib Bullah
(191000214201001)

Dosen pembimbing:
Ns. Yasherly Bachri S.Kep, M.Kep

PRODI S1 ILMU KEPERWATAN


SEMESTER IV
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan”.

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing
dalam setiap materi tentang anatomi fisiologi sistem pencernaan, tidak lupa teman-teman
yang senantiasa saya banggakan yang semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.

Saya menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka saya
mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah  ini bermanfaat bagi semua pembaca yang budiman.
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................I
B. Rumusan Masalah.................................................................................................II
C. Tujuan....................................................................................................................III
BAB II PEMBAHASAN
Anatomi fisiologi sistem pernafasan..........................................................................IV
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................V
B. Saran......................................................................................................................VI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan
kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan
sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari
makanan yang siap diserap dalam tubuh.

Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di ubah
menjadi bentuk sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang mengalami proses
pencernaan di dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral,
vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada manusia dapat di
bedakan menjadi dua macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat
kalian mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses pencernaan mekanik
(fisik) sedang berlangsung. Dan, proses pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari
bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya
proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti, proses pencernaan
kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari
zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah
zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam
tubuh.Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan yang
kita makan. Alat pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.

Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis),
kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), dan
anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi.
Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang fisiologi
pencernaan manusia.

3. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskan beberapa masalah yaitu :

Apakah pengertian dari sistem pencernaan ?

Apa saja organ-organ sistem pencernaan manusia ?

Bagaimana proses pencernaan makanan di dalam tubuh ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, merubahnya menjadi energi dan
menegeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh
manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses
penyerapan sari – sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa – sisa
makanan melalui anus. Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan organ pencernaan dibantu
oleh enzim dan hormon yang prosesnya berbeda tiap organ dan mempunyai fungsi masing-masing.

Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri dari proses pencernaaan
mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung
dan proses pencernaan kimiawi yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran
kecil. Setiap organ dalam sistem pencernaan manusia memiliki peranan penting dengan fungsi yang
berbeda-beda, misalnya mulut sebagai pintu masuk makanan dimana makanan akan dikunyah
secara mekanik oleh gigi dengan unsur kimiawi yang dimiliki oleh lidah yang mengandung enzim
amylase ( Ptyalin ) akan mempermudah proses sistem pencernaan manusia dengan menghancurkan
makanan menjadi serpihan yang lebih kecil, pada tahap berikutnya menuju lambung disini makanan
akan dipecah kembali dan diproses menjadi zat-zat gizi yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui
usus dan sirkulasi darah.

B. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia

1. Mulut ( Oris )

Mulut merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian
yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi, dan bagian
rongga mulut atau bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,
palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut
ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang
mengeluarkan lendir, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir
saraf sensoris. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu:
bibir, gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami
pencernaan secara mekanik dan kimiawi.

Dimana gigi berfungsi untuk mengunyah makanan, pemecahan partikel besar menjadi
partikel kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan terdesak. Proses ini merupakan proses mekanik
pertama yang dialami makanan pada waktu melalui saluran pencernaan sehingga makanan menjadi
halus. Dan lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu
mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang
dapat merasakan manis, asin, pahit dan asam.

Sedangkan kelenjar ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu,
lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Didalam ludah terdapat
enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung
zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana ( maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh
organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu
37oC.

Proses penelanan makanan contohnya lidah terangkat sehingga menelan makanan yang telah
kita kunyah kelangit-langit lunak ( tekak ). Langit-langit lunak terangkat, menutup rongga hidung,
sedangkan lidah tetap menekan langit-langit dan menutup rongga mulut. Epiglotes terangkat
menutup lubang ke arah saluran pernapasan.

2. Faring

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (osofagus) di


dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak
mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak persimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di
depan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana.

Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus
fausium.

Tekak terdiri dari atas tiga bagian

Bagian superior: bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian superior disebut nasofaring, pada
nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.

Bagian media: bagian yang sama tinggi dengan mulut, bagian media disebut orofaring, bagian ini
berbatas ke depan sampai di akar lidah
Bagian inferior: bagian yang sama tinggi dengan faring, bagian inferior disebut laringofaring yaitu
pangkal lidah yang menghubungkan tekak dengan tenggorokkan (trakea).

Menelan (Deglutisio) disaat Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan
udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke
belakang dari jalan nafas dan di depan dari ruas tulang belakang. Makanan melewati epiglotis lateral
melalui ressus piriformis masuk keosofagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan menelan
mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara.
Permulaan menelan, otot mulut dan lidah kontraksi secara bersamaan.

3. Esofagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya sekitar 25 cm,
mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar;
Lapisan selaput lender (mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan
otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung
setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan
lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung,
jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.

Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat mendorong


makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis
merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam lambung.
Makanan di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan ( paring )
berotot lurik, artinya kita menelan makanan jika telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita. Akan
tetapi, sesudah proses penelanan sehingga mengeluarkan proses. Kerja otot-otot organ pencernaan
selanjutnya tidak menurut kehendak kita ( tidak di sadari ).

4. Lambung
Lambung ( ventrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga perut.
Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi. Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu
bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ).
Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan
langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep (sfingter)
yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dalam dari lambung.

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-
otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan
teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan
makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar
yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung
mengandung air lender ( musin ), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah
lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung.

Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama
makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi
memecah protein menjadi pepton dan proteosa enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu
(kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa
didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain menghasilkan enzim pencernaaan,
dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan
(sekresi) getah lambung. Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan,
makanan umumnya dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi
sedikit keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.

5. Usus Halus

Usus halus (Intestinum minor) adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal
pada pilorus dan berakhir pada seikum panjangnya sekitar 6 m, merupakan saluran paling panjang
tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan.

Bagian –bagian usus halus yaitu :

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk sepatu kuda melengkung
kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan duodenum ini terdapat selaput
lendir yang membukit disebut Papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus
koledokus) dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus pankreatikus). Empedu dibuat di hati,
untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsikan lemak
dengan bantuan lipase. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh empedu dan di alirkan ke
usus dua belas jari. Empedu mengandung garam- garam empedu dan zat pewarna empedu
(bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak, zat warna empedu berwarna
kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara perombakansel darah merah yang sudah tua di hati.
a.Jejunum

Panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri atas dari intestinum minor
dengan perantaraan lipatan peritoneum, berbentuk kipas (mesenterium). Akar mesenterium
memungkinkan keluar masuk arteri dan vena mesenterika superior. Pembuluh limfe dan saraf ke
ruang antara lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium penampung jejunum lebih lebar,
dindingnya lebih tebal dan banyak mengandung pembuluh darah.

b. Ileum

Ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas, panjangnya kira-kira 4-5 meter. Ujung
bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium
ileoselkalis. Orifisium ini diperkuat oleh spinter ileoselkalis dan pada bagian ini terdapat katup
valvula seikalis atau valvula baukini, berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolom assendens tidak
masuk kembali kedalam ileum.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim
pencernaan. Karbohidrat di cerna menjadi glukosa, lemak di cerna menjadi asam lemak dan gliserol
dan protein di cerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein di selesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorpsi) akan
berlangsung di usus kosong dan sebagian di usus penyerap karbohidrat setiap dalam bentuk glukosa

Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan mineral tidak mengalami
pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh usus halus. Pada dinding usus penyerap terdapat
jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus halus
sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat, dinding vili banyak mengandung
kapiler darah atau pembuluh limfe. (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah. Sari-
sai makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau
pembuluh limfe, Glukosa, Asam amino, Vitamin, dan Mineral setalah diserap oleh usus halus melalui
kapiler darah akan dibawah oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari
hati ke jantung kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.

Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel.
Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus. Gliserol dan asam lemak dan gliserol dibawah oleh
pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah.
Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat empedu kembali.
Vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A,D,E dan K) diserap oleh usus halus diangkut melalui
pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk kesistem peredaran darah.

Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara
perlahan-lahan bergerak menuju usus besar. Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya
berlangsung di dalam usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan
saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus.

Fungsi usus halus terdiri dari :

a) Menerima zat-zat rnakanan yang sudab dicerna untuk diserap melalu i kapiler- kapiler
darah dan saluran-saluran limfe.
b) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
c) Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.
6. Usus Besar

Usus besar (intestinum mayor) merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang
luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira 1,5-1,7 meter, dan lebarnya 5 – 6 cm. Lapisan-
lapisan usus besar dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot
memanjang, lapisan Jaringan ikat.

Fungsi usus besar, terdiri dari:

a. Menyerap air dan makanan.


b. Tempat tinggal baktert koli.
c. Tempat feses.

Bagian dari usus besar yaitu kolon asenden, kolon tranversum, kolon descenden, rectum dan
sigmoid.

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan menuju ke
usus besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini
membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K.
Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar,
bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan
lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan oleh
otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot
lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot
dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta
rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.
7. Rektum dan Anus

Rectum merupakan lanjutan dari kolon sigmoit yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan sacrum dan berakhir pada kanalis anus.
Rectum terletak dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os koksigis. Rectum terdiri dari dua
bagian:

Rectum propia: bagian yang melebar disebut ampula rekti. Jika ampula rekti terisi makanan akan
timbul hasrat defekasi.

Pars analis rekti: sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (M. Sfingter ani internus) dan
serabut otot lurik (M sfingter ani eksterna). Kedua otot ini berperan pada waktu defekasi. Tunika
mukosa rectum banyak mengandung pembuluh darah. Jaringan mukosa dan jaringan otot
membentuk lipatan disebut kolomna rektalis. Bagian bawah kolomna rektalis terdapat pembuluh
darah V. Rektalis. Sering terjadi pelebaran atau varises yang disebut hemorid (wasir).

Defekasi adalah hasil repleks apabila bahan feses masuk kedalam rectum. Dinding rectum akan
meregang dan menyalurkan impuls aferens melalui pleksus mesentrikus dan menimbulkan gerakan
peristaltic pada kolon desendens. Kolon sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang
peristaltic sampai di anus, sfingter ani internus di hambat, sfingter ani eksternus melemas sehingga
terjadi defekasi.

Proses Pencernaan Makanan dalam Tubuh

Proses pencernaan pada tubuh manusia melalui beberapa tahapan yang cukup panjang, tahapan
pertama adalah proses penghalusan makanan yang terjadi pada saat mengunyah makanan didalam
mulut, proses pelumatan makanan dalam mulut dibantu oleh air liur.

Idealnya proses penghalusan makanan dalam mulut manusia dilakukan sebanyak 32 kali kunyahan ,
karena hal itu nantinya akan mempermudah kinerja pada proses selanjutnya di lambung. Makanan
yang sudah halus trsebut kemudian dihaluskan , kali ini tidak menggunakan bantuan air liur
melainkan enzim yang terdapat dalam lambung itu sendiri.

Pada proses pencernaan makanan yang terjadi di lambung inilah semua sari makanan berupa
vitamin, mineral, karbohidrat yang berperan sebagai penyuplai tenaga pada tubuh manusia, serta
beberapa sari makanan lain yang terkandung diserap oleh tubuh melalui dinding – dinding lambung.
Setelah makanan diproses melalui lambung, makanan yang diproses tersebut kemudian menuju usus
halus ( deudenum , jejenum dan ileum ) disini makanan dipilah mana yang masih memiliki zat yang
berguna untuk tubuh dan mana yang tidak. Setelah makanan diproses di dalam usus halus
selanjutnya makanan yang tidak mengandung zat berguna bagi tubuh menuju usus besar. Usus besar
merupakan terminal terakhir makanan tersebut berada dalam tubuh sebelum kemudian dibuang
dalam bentuk feses.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan dan pencampuran) dengap enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris)
sampai anus.

Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat di serap oleh usus. Proses pencernaan
adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar (kompleks) menjadi bentuk yang halus
(sederhana) sehingga dapat diserap usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi
pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik yaitu
mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi halus. Sedangkan pencernaann secara kimiawi, yaitu
pencernaan dengan bantuan enzim.Fungsi saluran pencernaan untuk memproses makanan dan
memilah zat yang terkandung oleh tubuh untuk dijadikan energi.

B. Saran

Menjaga asupan makanan penting dilakukan karena secara tidak langsung menjaga saupan
makanan menjaga sistem pencernaan dari gangguan yang timbul dari asupan makanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Fried, George H. And George j. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Pearce, C, Evelyn, 1999, Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

Syaifuddin, Haji. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai