Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pencernaan merupakan suatu proses yang
melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar
pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya
merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan
berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari
makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus
halus, maka makanan itu harus di ubah menjadi bentuk
sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang
mengalami proses pencernaan di dalam tubuh adalah
karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur
mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan.
Proses pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi
dua macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan
kimiawi (enzimatis). Saat kalian mengunyah makanan seperti
nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses pencernaan mekanik
(fisik) sedang berlangsung. Dan, proses pencernaan mekanik
adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau
kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan
mamalia umumnya proses pencernaan mekanik dilakukan
dengan menggunakan gigi. Berarti, proses pencernaan
kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan kimiawi
adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan
enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh
yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan
alat-alat pencernaan makanan yang kita makan. Alat

1
pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai
anus, terdiri dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus),
lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar
(kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-
enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar
air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.

1.2 Rumusan Masalah

a) Bagaimana jalannya proses pencernaan?


b) Apa saja organ pencernaan?
c) Bagaiman Anatomi sistem pencernaan?
d) Bagaimana histologi sistem pencernaan?

1.3 Tujuan Masalah

a) Untuk mengetahui proses pencernaan.


b) Untuk mengetahui organ pencernaan.
c) Untuk mengetahui anatomi sitem pencernaan.
d) Untuk mengetahui histologi sistem pencernaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Pencernaan


Makanan digigit dan dikunyah serta dihancurkan menjadi
bentuk yang halus secara mekanik dengan bantuan gigi dan
lidah serta kimiawi dengan bantuan ensim-ensim dalam
rongga mulut menjadi bentuk bolus.Bolus lalu dikirim ke
lambung melalui kerongkongan (esofagus).Di lambung
makanan diubah menjadi setengah cair (Chyme) dengan
bantuna asam lambung dan ensim-ensim yang terdapat di
lambung.Makanan berbentuk chyme ini lalu dicerna lebih
lanjut di lama usus halus dengan bantuan ensim-ensim
pencernaan.Zat-zat yang berguna lalu diserap oleh usus
halus.Zat-zat sisa pencernaan lalu dikirim ke kolon dan
selanjutnya dikirim ke rektum untuk selanjutnya dikeluarkan
melalui anus.
2.2 Saluran dan Organ Pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari:
1. Rongga mulut
2. Farin
3. Esofagus
4. Lambung
5. Usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum)
6. Usus besar (sekum, apendiks, kolon)
7. Rektum
8. Anus

Organ pencernaan tambahan terdiri dari:

1. Hati
2. Pankreas

3
3. Sistem empedu

2.3 Anatomi Sistem Pencernaan


2.3.1 Rongga Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya


makanan dan air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk system pencernaan
yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Rongga mulut terdiri atas (Raven, 1986):

1. Bibir

2. Pipi

Rongga mulut (pipi) dibatasi oleh epitel gepeng berlapis


tanpa tanduk.

3. Langit-langit (palatum)

Atap mulut tersusun atas palatum keras (durum) dan lunak


(molle), keduanya diliputi oleh epitel gepeng berlapis.Uvula
palatina merupakan tonjolan konis yang menuju ke bawah
dari batas tengah palatum lunak.

4. Lidah

Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di


permukaan lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis,
asam, asin dan pahit.Lidah merupakan suatu massa otot lurik
yang diliputi oleh membran mukosa. Serabut-serabut otot
satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang,

4
berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh
jaringan penyambung. Pada permukaan bawah lidah,
membran mukosanya halus, sedangkan permukaan dorsalnya
ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang
dinamakan papillae

5. Gigi

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di


kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-
bagian kecil yang lebih mudah dicerna.

6. Kelenjar liur: parotis, submandibularis, sublingualis

7. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian


dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan
enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

https://www.slideshare.net/Histologifkunud/struktur-histologi-rongga-mulut-oleh-dr-i-wayan-
sugiritama-mkes

5
https://biology911.wordpress.com/tag/kelenjar-ludah/

2.3.2 Faring
Bagian ini merupakan persimpangan antara jalan
makanan(saluran pencernaan) dan jalan nafas(saluran
pernafasan).Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel)
yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit
dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang keatas bagian depan berhubungan dengan rongga
hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,keadaan
tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian
superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian
media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian
inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian
superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba
yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan
sampai di akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring(Raven, 1986).

6
https://www.slideshare.net/Histologifkunud/struktur-histologi-
rongga-mulut-oleh-dr-i-wayan-sugiritama-mkes

2.3.3 Laring(Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada


vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian
mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.Esofagus
diselaputi oleh epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Pada lapisan
submukosa terdapat kelompokan kelenjar-kelenjar esofagea yang
mensekresikan mukus. Pada bagian ujung distal esofagus,
lapisan otot hanya terdiri sel-sel otot polos, pada bagian tengah,
campuran sel-sel otot lurik dan polos, dan pada ujung proksimal,
hanya sel-sel otot lurik(Raven, 1986).

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang


belakang. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah
(campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior
(terutama terdiri dari otot halus).Esofagus diselaputi oleh epitel
berlapis gepeng tanpa tanduk.Pada lapisan submukosa terdapat
kelompokan kelenjar-kelenjar esofagea yang mensekresikan
mukus. Pada bagian ujung distal esofagus, lapisan otot hanya
terdiri sel-sel otot polos, pada bagian tengah, campuran sel-sel

7
otot lurik dan polos, dan pada ujung proksimal, hanya sel-sel otot
lurik(Raven, 1986).

http://medicina-islamica-lg.blogspot.co.id/2012/02/anatomi-larynx-laring.html

2.3.4 Lambung
Lambung adalah organ pencernaan yang paling melebar, dan terletak
di antara bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus halus (Gray,
2008).Lambung merupakan ruang berbentuk kantung mirip huruf J, berada di
bawah diafragma, terletak pada regio epigastrik, umbilikal, dan hipokondria
kiri pada regio abdomen (Tortora & Derrickson, 2009).
Secara anatomik, lambung memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak,
fundus, badan (body), antrum, dan pilori (gambar 2.1). Kardia adalah daerah
kecil yang berada pada hubungan gastroesofageal (gastroesophageal
junction) dan terletak sebagai pintu masuk ke lambung Fundus adalah daerah
berbentuk kubah yang menonjol ke bagian kiri di atas kardia. Badan (body)
adalah suatu rongga longitudinal yang berdampingan dengan fundus dan
merupakan bagian terbesar dari lambung. Antrum adalah bagian lambung
yang menghubungkan badan (body) ke pilorik dan terdiri dari otot yang kuat.
Pilorik adalah suatu struktur tubular yang menghubungkan lambung dengan
duodenum dan mengandung spinkter pilorik (Schmitz & Martin, 2008).

8
Gambar 2.1 Pembagian daerah anatomi lambun g(Tortora & Derrickson, 2009)

2.3.5 Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat
kurang lebih 1,5 kg (Junqueira dkk., 2007). Hati adalah organ viseral
terbesar dan terletak di bawah kerangka iga (Sloane, 2004).Hepar
bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis
tepat di bawah diaphragma.Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus
costalis dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura,
pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk
mencapai hemidiaphragma sinistra (Snell, 2006).
Hepar tersusun atas lobuli hepatis.Vena centralis pada masing-masing
lobulus bermuara ke venae hepaticae.Dalam ruangan antara lobulus-
lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria
hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus choledochus
(trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar
melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis (Sloane, 2004).

2.3.6 Pankreas
PankreasPankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang
dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal kurang lebih 2.5 cm. Pankreas
terbentang dari atas sampai ke lengkung besar dari perut dan biasanya
dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (Usus 12 jari).
(Sheerwood,2001)

https://alkafyuone.wordpre
ss.com/tag/kelenjar-pankreas/

9
Pankreas terdiri dari(Arisandi,2004):

a. Kepala pankreas,merupakan bagian yang lebar, terletak di sebelah kanan


rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum yang praktis
melingkarinya.

b. Badan pankreas, merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di
belakang lambung, didepan vertebrata lumbia pertama.

c. Ekor pankreas, merupakan bagian yang runscing di sebelah kiri dan yang
sebenarnya menyentuh limpa.

2.4 Histologi Sistem Pencernaan


2.4.1 Rongga Mulut

Di dalam rongga mulut makanan ditampung,dikunyah,dan


dilumasi dengan liur agar lebih mudah ditelan. Daerah mulut
dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa keratin sebagai pelindung
yang juga melapisi permukaan dalam bibir.

Cavum oris(rongga mulut) dibatasi di sebelah depan oleh


suatu celah yang disebut rima oris dengan labium oris superior
dan inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris
dibatasi oleh pipi dan dasar mulut dengan lidah di sebelah bawah
serta palatum sebagai atapnya. Di sebelah dorsal terdapat
hubungan dengan faring merupakan lubang yang disebut faucia
(Junqeira, 1980).

a. Labium oris

10
Labium oris superior dan labium oris inferior
mempunyai 3 daerah permukaan yang berbeda struktur
histologisnya,yaitu facies externa,rubrum labii,dan facies
interna (Junqeira, 1980).
1. Facies externa
Daerah paling luarnya dilapisi oleh epitel gepeng
berlapis dengan keratin.Di bawah epidermis terdapat
jaringan ikat yang disebut corium yang membentuk
tonjolan-tonjolan ke arah epidermis sebagai papilla
corii.Sel-sel basal epidermis mengandung pigmen.
Seperti pada struktur kulit lainnya,daerah bibir ini juga
dilengkapi glandula sudorifera,glandula sebaceae,dan
folikel rambut.

https://www.slideshare.net/Histologifkunud/struktur-histologi-rongga-mulut-oleh-
dr-i-wayan-sugiritama-mkes

2. Rubrum labii (vermillion)


Merupakan daerah peralihan antara facies externa
dan facies interna.Epitelnya merupakan lanjutan dari
epidermis yang mengalami perubahan pada stratum
korneumnya yang makin menipis sampai
menghilang.Jaringan ikat di bawahnya membentuk
papilla yang lebih tinggi dan banyak mengandung
kapiler darah. Rubrum labii pada keadaan hidup
berwarna merah,karena epitil permukaannya

11
transparan(tidak mengandung lapisan keratin),banyak
papilla jaringan ikat yang menonjol ke epitel,dan
jaringan ikat di bawah epitelnya banyak mengandung
kapiler darah.

https://www.slideshare.net/Histologifkunud/struktur-histologi-rongga-mulut-oleh-dr-i-
wayan-sugiritama-mkes

3. Facies interna
Epitelnya merupakan epitel gepeng berlapis tanpa
keratin,lebih tebal jika dibandingkan dengan epitel
rongga mulut yang lainnya. Di dalam jaringan ikatnya
terdapat kelenjar campuran dan kelenjar mukosa murni
sebagai glandula labialis yang saluran keluarnya
menembus membrana mukosa atau facies interna dan
bermuara dalam cavum oris.

https://www.slideshare.net/Histologifkunud/struktur-histologi-rongga-mulut-oleh-dr-i-
wayan-sugiritama-mkes

b. Pipi
Pipi membentuk dinding lateral rongga mulut yang
mempunyai struktur seperti labium oris,hanya tidak memiliki
daerah peralihan. Seperti pada labium,permukaan dalam

12
dengan membran mukosanya terdapat kelenjar campuran
yaitu glandula buccalis. Di antara permukaan luar dan dalam
terdapat jaringan ikat dan otot bercorak yang disebut
m.buccinator (Junqeira, 1980).
c. Palatum
Palatum merupakan atap bagi cavum oris.Terdiri atas
(Junqeira, 1980):
1. Palatum durum
Bagian depan sebagai palatum durum dilapisi oleh
membrana mukosa yang melekat dengan periosteum os
palatum di bawahnya. Di bawah membrana mukosa
terdapat kelenjar yang bersifat mukosa sebagai glandula
B: Tulang
palatina.
S: Submukosa
L: Lamina Propria
E : Epitel

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/
material/modulgastrointestinaluin2007.ppt

2. Palatum molle
Membrana mukosa sebagai lanjutan dari palatum
durum di depannya.Di bawah membrana mukosa
terdapat jaringan muskulotendineus.Epitelnya berbentuk
epitel gepeng berlapis tanpa keratin, bagian belakang
menjadi bangunan yang disebut uvula yang terletak di
tengah.Membrana mukosa ke arah belakang melanjutkan
diri untuk menutupi cavum nasi dan berubah menjadi
epitel silindris semu berlapis dengan silia.Di bawah

13
epitelnya terdapat kelenjar campuran yang disebut
glandula pharyngea.

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/
material/modulgastrointestinaluin2007.ppt

d. Gusi (gingiva)
Gingiva adalah bagian yang terdapat di sekeliling gigi
dengan membrana mukosa yang dilapisi epitel geperng
berlapis dengan keratin. Memiliki kesamaan dengan
struktur palatum durum dalam hal ketebalan dan keratinasi
epitel,ketebalan,kepadatan,serta kekuatan lamina
proprianya (Junqeira, 1980)
e. Lidah(lingua)
Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur dan
ditutupi bangunan berupa tonjolan-tonjolan yang disebut
papila yang beridentasi pada jaringan ikat lamina propria.
Lidah merupakan masa otot skeletal
yang dilapisi membran mukosa. Otot lidah saling
menyilang,ada tiga orientasi dan berkumpul dalam bundel-
bundel. Membran mukosa melekat erat dengan otot
lidah.Membran mukosa bagian ventral halus, sedangkan
mukosa bagian ventral lebih kasar. Dorsum lingua dibagi
menjadi dua daerah,yaitu (Junqeira, 1980) :
Pars anterior yang meliputi 2/3 bagian depan

14
Pars posterior yang meliputi 1/3 bagian belakang

Menurut bentuknya,papila terdiri atas (Junqeira, 1980):


1. Papila filiformis
Merupakan tonjolan kecil dengan ujung runcing yang
tertutup oleh epitel yang mengalami keratinisasi.Papila
jenis ini merupakan yang terbanyak dan tersebar pada
permukaan lidah.Panjang papila ini sekitar 2-3 mm.

https://www.slideshare.net/Histologifkunud/struktur-histologi-rongga-mulut-oleh-
dr-i-wayan-sugiritama-mkes

2. Papila fungiformis
Berbentuk seperti jamur dengan tinggi 0,5-1,5
mm.Jaringan ikat di bawah epitelnya banyak
mengandung kapiler darah.Karena epitel yang tipis,pada
keadaan hidup papila fungiformis tampak lebih merah
dibandingkan sekitarnya.

15
https://www.slideshare.net/Histologifkunud/struktur-histologi-rongga-mulut-oleh-
dr-i-wayan-sugiritama-mkes

3. Papila circumvallata
Bentuknya hampir sama dengan papila fungiformis
namun permukaan papila ini tidak menonjol melebihi
permukaan epitel lidah di sekitarnya.Terdapat terbatas
pada linea terminalis secara berdert-deret.Terdapat
suatu alur yang melingkar di sekeliling tonjolan papila
dan pada dasarnya terdapat muara kelenjar ludah yaitu
glandula serosa von Ebner. Pada dinding lateralnya
terdapat alat pengecap/taste bud atau gemma
gustatoria.Dalam satu papila kira-kira terdapat 250
buah taste bud.

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/modulgastrointest
inaluin2007.ppt
4. Papila foliata
Papila jenis ini dapat ditemukan pada lidah binatang
pengerat yang letaknya pada sisi lateral bagian
belakang lidah. Tonjolan-tonjolannya berbentuk
lembaran tersusun berderet-deret sebagai halaman
buku.Pada tonjolan ini juga dapat ditemukan gemma
gustatoria.

16
https://www.slideshare.net/Histologifkunud/struktur-histologi-rongga-mulut-oleh-dr-i-wayan-sugiritama-mkes

5. Papila lenticularis
Tonjolan ini terdapat pada pars posterior dengan
permukaan yang cembung seperti lensa.
Gemma gustatoria
Indra pengecap ini berwarna pucat dibandingkan
sekitarnya dan berbentuk oval.Sumbu panjangnya
mencapai ukuran 72 mikron.Pada puncak tiap gemma
terdapat lubang di bagian atasnya yang disebut
porus gustatorius. Di dalam gemma gustatoria
terdapat dua macam sel,yaitu sel penyokong(sel
sustentakuler) dan sel pengecap(sel
neuroepitelial).Sel penyokong terdapat di perifer
tampak pucat berbentuk panjang dengan inti
bulat.Sedangkan sel pengecap bentuknya lebih
langsing dan berwarna gelap.Dua macam sel tadi
dipastikan ada namun belum diketahui
persisperanannya. Oleh karena itu,sel
penyokong disebut juga sel tipe I dan sel pengecap
disebut juga sel tipe II.Kedua tipe ini memiliki
mikrovili terpendam dalam substansi amorf dalam
porus gustatorius.Gemma gustatoria juga ditemukan
pada palatum mole,arcus glossopalatinum,facies

17
dorsalis epiglotis,dan dinding dorsal faring. Untuk cita
rasa didapatkan empat macam yaitu
pahit,manis,asam,dan asin.
Lamina propria
Jaringan ikat ini terkadang mengandung sel
lemak.Pada dorsal lidah tidak ditemukan tunika
submukosa.Di daerak apeks dan dorsum
lingua,jaringan ikat menebal menjadi fascia lingua. Di
dalam lamina propria terdapat glandula lingualis
yang menurut letaknya dibagi atas glandula lingualis
anterior Blandin/Nuhn,glandula lingualis posterior
serosa van Ebner,dan glandula lingualis posterior
mukosa.
Tunika muscularis

Pada lidah terdapat jaringan otot serat lintang yang


terbagi atas kanan dan kiri yang dipisahkan oleh septum
lingue

Otot lidah dibagi menjadi 2 berdasarkan origo-


insersionya,yaitu (Junqeira, 1980):

a. Otot intrinsik,yang mempunyai origo-insersio di dalam


lidah sendiri,terdiri atas:
M. Transversalis linguae,serabut berjalan sejajar
permukaan lidahdengan arah melintang terhadap
sumbu panjang

18
M. Verticalis linguae,serabut berjalan vertical
M. Longitudinalis superior,serabut berjalan sejajar
permukaan lidah searah sumbu panjang
M. Longitudinalis inferior

Ujung serabut otot intrinsik melekat pada jaringan ikat


seperti facia linguae dan septum linguae. Di antara
berkas-berkasnya terdapat jaringan ikat yang
mengandung serabut saraf motoris dan sensoris.

1. Septum Linguae
2. M. Transversalis
(M. Horizontalis)
3. M. Vertikalis
4. M. Longitudinalis
http://kroosita2.staff.ipb.ac.id

b. Otot ekstrinsik,mempunyai origo di luar lidah,terdiri atas:


M. Genioglossus
M. Hyoglossus
M. Styloglossus
M. Palatoglossus

f. Gigi
Bagian-bagian gigi terdiri dari(Junqeira, 1980):
Mahkota gigi ditutupi oleh email.
Akar gigi ditutupi oleh sementum.
Email dan sementum bertemu di serviks gigi.
Bagian dentin mengelilingi rongga pulpa, yang di
bagian radiksnya terdapat foramen apikal.
Ligamentum periodontal di antara tulang alveolar
dan sementum yang menahan gigi.

19
Di pulpa terdapat pembuluh darah dan saraf yang masuk
lewat foramen apikal, dan sensitif terhadap nyeri
Gingiva adalah membran mukosa yang melekat pada
periosteum tulang maksila dan mandibula, yang dilapisi
epitel berlapis gepeng dan lamina propria.

(E: Email D: Dentin P: Pulpa C: Cementin)

http://kroosita2.staff.ipb.ac.id/files/2014/09/FISIOLOGI-PENCERNAAN2014.pdf

20
2.4.2 Glandula oralis (kelenjar ludah)
Kelenjar ludah terdapat di luar rongga mulut dan
mencurahkan sekretnya ke dalam mulut melalui duktus
ekskretorius besar.Kelenjar ini menghasilkan sekret yang akan
membentuk saliva dan bermuara pada cavum oris. Fungsi saliva
antara lain membasahi membran mukosa mulut,melicinkan
makanan pada waktu pengunyahan,dan membantu pencernaan
dengan enzim ptialin di dalamnya (Junqeira, 1980).
Glandula saliva terdiri dari susunan sel-sel sekretorik, yaitu
(Junqeira, 1980):
a) Sel serosa: berbentuk piramid, lamina basal lebar dan
apikal sempit, serta membentuk asinus, dengan lumen di
pusat.

http://kroosita2.staff.ipb.ac.id/files/2014/09/FISIOLOGI-
PENCERNAAN2014.pdf

b) Sel mukosa: berbentuk kuboid silindris, inti lonjong dan


terdesak ke basal, serta membentuk tubulus, dengan
lumen di pusat.

http://kroosita2.staff.ipb.ac.id/files/2014/09/FISIOLOGI-
PENCERNAAN2014.pdf

21
Kelenjar ludah antara lain akan dibahas satu persatu di bawah
ini. Terdapat 3 glandula saliva mayor yang terdiri dari glandula
parotis, glandula submandibularis, dan glandula sublingualis, dan
beberapa glandula saliva minor yang tersebar di seluruh rongga
mulut (Junqeira, 1980).

a. Glandula parotis
Kelenjar ini terdapat sepasang dan berada di depan dan
bawah telinga luar(di depan auricula).Kelenjar ini berbentuk
asiner bercabang dengan sekret yang bersifat serosa.Saluran
keluar utamanya disebut duktus parotideus yang bermuara di
cavum oris setinggi M2 atas.Duktus parotideus mempunyai
lamina propria yang tebal dan epitelnya silindris berlapis(2
lapis) dengan sel piala di antaranya.Pars terminalis glandula
parotis terdiri atas asinus sel-sel serosa yang berbentuk
kuboid dengan inti bulat di tengahnya.Di bawah membrana
basalis terdapat sel keranjang(basket cell) yang berbentuk
stelat pipih yang dari samping tampak fusiform. Sel ini
merupakan mioepitel dan diduga berfungsi sebagai sel otot
untuk mendorong sekret ke dalam duktus ekskretorius.Sekret
yang dihasilkan ditampung dalam ruang asinus kemudian
disalurkan melalui duktus interkalatus.Selanjutnya sekret
akan melalui duktus sekretorius yang terdiri dari epitel
silindris selapis.Saluran ini disebut juga striated duct karena
pada bagian basalnya memperlihatkan garis-garis sejajar.Dari
striated duct sekret dialirkan ke dalam duktus ekskretorius
dengan epitel silindris selapis tanpa gmbaran garis-garis.

22
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/modulgastrointest
inaluin2007.ppt
b. Glandula submandibularis
Terdapat sepasang dan berada di dasar mulut di luar
rongga mulut dekat angulus mandibularis. Kelenjar ini
berbentuk tubuloalveolar dan sekretnya bersifat campuran
seromukosa.Saluran keluar utamanyadisebut duktus
submandibularis dari Wharton yang bermuara di depan di
samping frenulum lingua.Pars terminalisnya terdiri atas
asinus yang seluruhnya terdiri atas sel serosa dan beberapa
asinus dengan sel mukosa bercampur dengan sel serosa di
ujungnya. Sel-sel serosa di ujung asinus membentuk seperti
bulan sabit yang disebut bulan sabit Gianuzzi atau
demiluna Gianuzzi.Sekret mula-mula bermuara dalam ruang
asinus kemudian dialirkan melalui duktus interkalatus untuk
kemudian dialirkan lagi ke duktus sekretorius dan terakhir
dialirkan ke dalam duktus ekskretorius.

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/modulgastrointest
inaluin2007.ppt

23
c. Glandula sublingualis
Merupakan kelenjar campuran seromukosa yang berbentuk
tubuloalveoler. Terletak di bawah membrana mukosa mulut,di
bawah lidah. Berjumlah sepasang.Saluran keluar utamanya
disebut duktus sublingualis mayor yang bermuara di kanan
dan kiri frenulum lingua.Epitel duktus ekskretoriusnya
merupakan epitel silindris semu berlapis.Pars terminalisnya
lebih banyak mengandung sel-sel mukosa dibandingkan
dengan glandula submandibularis.Pada asinusnya terlihat
juga gambaran demiluna Gianuzzi.Duktus sekretoriunya
merupakan epitel kuboid selapis.

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/modulgastrointestinaluin2007.ppt

d. Glandula lingualis
Berdasarkan letaknya dibagi atas glandula lingualis
anterior Blandin/Nuhn yang terdapat di daerah apeks lidah
yang bersifat campuran seromukosa.Sekretnya bermuara di
sepanjang plicafimbriata.Yang kedua adalah glandula lingualis
posterior serosa van Ebner yang terdapat di daerah linea
terminalis di bawah papila circumvalata.Pars terminalisnya
berbentuk tubuler bercabang dan bersifat serosa. Saluran
keluarnya bermuara pada dasar alur papila circumvalata.Jenis
yang ketiga adalah glandula lingualis posterior mukosa yang
terdapat pada daerah pars posterior lidah dan bersifat
mukosa.
e. Glandula glossopalatina/palatine

24
Terletak di bawah membrana mukosa yang menutupi
palatum durum dan otot-otot palatum mole.Pars
terminalisnya berbentuk tubuloalveoler bercabang dan
bersifat mukosa.
f. Glandula buccalis
Kelenjar ini terletak di bawah membrana mukosa pipi.Pars
terminalisnya terdiri dari campuran sel-sel serosa dan mukosa
dengan sebagian besar sel mukosa.
g. Glandula labialis
Kelenjar ini terdapat di bawah membrana mukosa bibir.

2.4.3 Faring

Bagian ini merupakan persimpangan antara jalan


makanan(saluran pencernaan) dan jalan nafas(saluran
pernafasan).Berdasarkan letak dan fungsinya dibedakan menjadi
regio respiratoria dan regio digestoria. Lapisan dindingnya terdiri
atas (Junqeira, 1980):

1. Tunika mukos
a. Epitel
Nasofaring dilapisi oleh epitel silindris semu berlapis
dengan cilia.Di antara sel-sel epitelnya terdapat sel Piala.
Ke bawah akan berubah menjadi epitel orofaring dan
laringofaring(regio digestoria). Orofaring dan laringofaring
dilapisi oleh epitel gepeng berlapis tanpa keratin.
b. Lamina propria
Pada nasofaring tampak jelas terlihat membrana
basalis.Jaringan ikat bersifat fibroelastik dengan infiltrasi
sel-sel limfoid.Terdapat kelenjar seromukosa yang
bermuara pada lumen faring.Pada dinding dorsal terdapat
tonsilla pharyngealis.Orofaring dan laringofaring memiliki
jaringan ikat fibroelastik dengan membuat tonjolan ke
dalam epitel di atasnya.Pada perbatasan orofarinng dan

25
laringofaring terdapat tonsilla palatina dan pada pangkal
lidah terdapat tonsilla lingualis.
c. Lamina muscularis mucosae
Tidak terdapat,namun sebagai gantinya terdapat
jaringan elastis yang membatasi tunika mukosa.

2. Tunika submukosa
Lapisan dinding ini hanya terdapat pada dua tempat
yaitu pada daerah lateral nasofaring dan di dekat
perbatasan dengan esophagus.
3. Tunika muskularis
Terdiri atas dua lapisan otot-otot serat lintang,di
sebelah dalam stratum longitudinale dan di sebelah
luarnya stratum circulare.
4. Tunika adventitia
Merupakan jaringan fibrosa yang tipis,pada beberapa
tempat lapisan otot dari tunika muskularis melekat
langsung pada kranium.
2.4.4 Laring

Esophagus adalah suatu saluran panjang dan lunak yang


panjangnya sekitar 10 inci(25 cm) yang meluas dari faring
sampai ke lambung. Saluran ini terletak di posterior trakea dan
sebagian besar ditemukan di dalam mediastinum rongga
toraks.Esophagus menembus diafragma muskular dan sebagian
kecil saluran ini memasuki rongga abdomen sebelum berakhir di
lambung (Junqeira, 1980).

Di rongga toraks,esophagus dikelilingi oleh adventitia


jaringan ikat. Di rongga abdomen,esophagus yang membentuk
serosa dikelilingi oleh mesotelium.Fungsi utama esophagus
adalah menglirkan cairan dan/atau makanan yang sudah
dikunyah(bolus) dari rongga mulut masuk ke lambung.Untuk itu
lumen esophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa
keratin sebagai pelindung.Kelenjar yang juga ikut membantu
fungsi konduksi adalah kelenjar esofageal yang terdapat pada

26
jaringan ikat dinding.Kelenjar ini menghasilkan mukus yang
disalurkan melalui duktus ekskretorius untuk melumasi lumen
esophagus.Materi yang ditelan dipaksa dari satu ujung ke ujung
yang lain oleh kontraksi kuat otot yang disebut peristaltis
(Junqeira, 1980).

Lapisan dindingnya terdiri atas (Junqeira, 1980):

1) Tunika mukosa
a. Epitel
Tebalnya mencapai 300 mikron dan merupakan epitel
gepeng berlapis tanpa keratin dengan 25 lapisan sel.
Pada beberapa tempat terdapat lekukan karena adanya
tonjolan jaringan ikat lamina propria dibawahnya. Pada
batas esophagus dan cardia ventriculi terdapat perubahan
menjadi epitel silindris selapis.
b. Lamina propria
Merupakan jaringan ikat longgar yang tidak banyak
mengandung sel. Pada beberapa tempat terdapat papila
yang tinggi pada epitel di atasnya.Tidak terlalu banyak
terdapat nodulus lymphaticus solitarius.Glandula
superficialis terdapat pada bagian atas dan bawah
esophagus.Bentuknya tubuler dan saluran keluarnya
biasanya melalui puncak papila untuk bermuara pada
lumen.Bentuknya mirip glandula cardiaca dan disebut juga
glandula oesophagea cardiaca.
c. Lamina muscularis mucosae
Merupakan lapisan otot polos yang tebal.Memiliki
lapisan serabut yang tersusun longitudinal.
2) Tunika submukosa
Lapisan ini sangat longgar hubungannya dengan
lapisan di bawahnya hingga membentuk lipatan
memanjang.Tebalnya sekitar 300-700 mikron.Terdapat
glandula oesophagea propria yang berbentuk
tubuloalveloar kompleks dan menghasilkan mukus yang

27
saluran keluarnya menembus muscularis mucosae
kemudian melalui papila untuk bermuara ke dalam lumen.
3) Tunika muskularis
Terdiri atas dua lapisan yaitu stratum circulare di
sebelah dalam dan stratum longitudinale di sebelah luar.Di
bagian atas stratum circulare menebal membentuk
m.sphincter oesephageus superior dan pada perbatasan
dengan ventriculus terdapat m. sphincter oesephageus
inferior.
Pada bagian sebelah oral terdiri atas otot lurik
Pada bagian tengah terdiri dari campuran otot
polos dan otot lurik
Pada bagian anal seluruhnya terdiri atas otot polos
4) Tunika adventitia
Bagian terluar lapisan ini merupakan jaringan ikat
longgar.Banyak terdapat serabut elastis yang melekat pada
diafragma sekitar 2-3 cm sebelum ventriculus.

2.4.5 Lambung(Gaster)
Dinding lambung tersusun dari empat lapisan dasar utama, sama halnya
dengan lapisan saluran cerna secara umum dengan modifikasi tertentu yaitu
lapisan mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa (Schmitz &
Martin, 2008).
Lapisan mukosa terdiri atas epitel permukaan, lamina propia, dan
muskularis mukosa.Epitel permukaan yang berlekuk ke dalam lamina propia
dengan kedalaman yang bervariasi, dan membentuk sumur-sumur lambung
disebut foveola gastrika.Epitel yang menutupi permukaan dan melapisi
lekukan-lekukan tersebut adalah epitel selapis silindris dan semua selnya
menyekresi mukus alkalis.Lamina propia lambung terdiri atas jaringan ikat
longgar yang disusupi sel otot polos dan sel limfoid.Muskularis mukosa yang
memisahkan mukosa dari submukosa dan mengandung otot polos (Tortora &
Derrickson, 2009).
Lapisan sub mukosa mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, sistem
limfatik, limfosit, dan sel plasma. Sebagai tambahan yaitu terdapat pleksus
submukosa (Meissner) (Schmitz & Martin, 2008) .
Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1) inner
oblique, (2) middle circular, (3) outer longitudinal. Pada muskularis propia

28
terdapat pleksus myenterik (auerbach) (Schmitz & Martin, 2008). Lapisan
oblik terbatas pada bagian badan (body) dari lambung (Tortora & Derrickson,
2009).
Lapisan serosa adalah lapisan yang tersusun atas epitel selapis skuamos
(mesotelium) dan jaringan ikat areolar (Tortora & Derrickson, 2009).Lapisan
serosa adalah lapisan paling luar dan merupakan bagian dari viseral
peritoneum (Schmitz & Martin, 2008).

Gambar 2.2 Histologi dari lambung (Tortora & Derrickson, 2009)

a. Sekresi Getah Lambung


Getah Lambung Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah
lambung.Sel-sel yang bertanggung jawab untuk fungsi sekresi, terletak di
lapisan mukosa lambung. Secara umum, mukosa lambung dapat dibagi menjadi
dua bagian terpisah : (1) mukosa oksintik yaitu yang melapisi fundus dan badan
(body), (2) daerah kelenjar pilorik yang melapisi bagian antrum. Sel-sel
kelenjar mukosa terdapat di kantong lambung (gastric pits), yaitu suatu
invaginasi atau kantung pada permukaan luminal lambung.Variasi sel sekretori
yang melapisi invaginasi ini beberapa diantaranya adalah eksokrin, endokrin,
dan parakrin (Sherwood, 2010). Ada tiga jenis sel tipe eksokrin yang ditemukan
di dinding kantung dan kelenjar oksintik mukosa lambung (Gambar 2.3), yaitu :
Sel mukus yang melapisi kantung lambung, yang menyekresikan mukus
yang encer.
Bagian yang paling dalam dilapisi oleh sel utama (chief cell) dan sel
parietal. Sel utama menyekresikan prekursor enzim pepsinogen.
Sel parietal (oksintik) mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik. Oksintik
artinya tajam, yang mengacu kepada kemampuan sel ini untuk
menghasilkan keadaan yang sangat asam.

29
Semua sekresi eksokrin ini dikeluarkan ke lumen lambung dan mereka
berperan dalam membentuk getah lambung (gastric juice ) (Sherwood, 2010).
Sel mukus cepat membelah dan berfungsi sebagai sel induk bagi semua sel
baru di mukosa lambung. Sel-sel anak yang dihasilkan dari pembelahan sel
akan bermigrasi ke luar kantung untuk menjadi sel epitel permukaan atau
berdiferensiasi ke bawah untuk menjadi sel utama atau sel parietal. Melalui
aktivitas ini, seluruh mukosa lambung diganti setiap tiga hari (Sherwood,
2010).

Kantung-kantung lambung pada daerah kelenjar pilorik terutama


mengeluarkan mukus dan sejumlah kecil pepsinogen, yang berbeda dengan
mukosa oksintik. Sel-sel di daerah kelenjar pilorik ini jenis selnya adalah sel
parakrin atau endokrin. Sel-sel tersebut adalah sel enterokromafin yang
menghasilkan histamin, sel G yang menghasilkan gastrin, sel D menghasilkan
somatostatin. Histamin yang dikeluarkan berperan sebagai stimulus untuk
sekresi asetilkolin, dan gastrin. Sel G yang dihasilkan berperan sebagai
stimuli sekresi produk protein, dan sekresi asetilkolin. Sel D berperan sebagai
stimuli asam (Sherwood, 2010).

Kelenjar oksintik di lambung ( Harrison, 2008 )

Mekanisme Sekresi Asam Hidroklorida

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam lumen


kantung lambung, yang kemudian mengalirkannya ke dalam lumen
lambung. pH isi lumen turun sampai serendah 2 akibat sekresi HCl. Ion
hidorgen (H+) dan ion klorida (Cl) secara aktif ditransportasikan oleh
pompa yang berbeda di membran plasma sel parietal. Ion hidrogen secara
aktif dipindahkan melawan gradien konsentrasi yang sangat besar,
dengan konsentrasi H+ di dalam lumen mencapai tiga sampai empat juta
kali lebih besar dari pada konsentrasinya dalam darah. Karena untuk

30
memindahkan H+ melawan gradien yang sedemikian besar diperlukan
banyak energi, sel-sel parietal memiliki banyak mitokondria, yaitu
organel penghasil energi.Klorida juga disekresikan secara aktif, tetapi
melawan gradien konsentrasi yang jauh lebih kecil, yakni hanya sekitar
satu setengah kali (Sherwood, 2010).Ion H+ yang disekresikan tidak
dipindahkan dari plasma tetapi berasal dari proses-proses metabolisme di
dalam sel parietal.Secara spesifik, ion H + disekresikan sebagai hasil
pemecahan dari molekul H2O menjadi H+ dan OH-.Di sel parietal H+
disekresikan ke lumen oleh pompa H +-K+-ATPase yang berada di
membran luminal sel parietal. Transpot aktif primer ini juga memompa
K+ masuk ke dalam sel dari lumen.Ion K + yang telah ditranspotkan,
secara pasif balik ke lumen, melalui kanal K +, sehingga jumlah K+ tidak
berubah setelah sekresi H+.Sel-sel parietal memiliki banyak enzim
karbonat anhidrase (ca). Dengan adanya karbonat anhidrase, H 2O mudah
berikatan dengan CO2, yang diproduksi oleh sel parietal melalui proses
metabolisme atau berdifusi masuk dari darah. Kombinasi antara H 2O dan
CO2 menghasilkan H2CO3 yang secara parsial terurai menjadi H+ dan
HCO3- (Sherwood, 2010).HCO3- dipindahkan ke plasma oleh antipoter
Cl- __ HCO3- pada membran basolateral dari sel parietal.Kemudian
mengangkat Cl- dari plasma ke lumen lambung. Pertukaran Cl - dan
HCO3- mempertahankan netralitas listrik plasma selama sekresi HCl
( gambar 2.4 ) (Sherwood, 2010).

31
Mekanisme Sekresi HCl (Sherwood, 2010)

Proses tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :


CO2+H2O H2CO3 H+ +HCO3
Adapun fungsi dari HCl adalah sebagai berikut :
Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin,
dan membentuk lingkungan asam yang optimal untuk aktivitas pepsin.
Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat, sehingga partikel
makanan berukuran besar dapat dipecah-pecah menjadi partikel-partikel
kecil.
Bersama dengan lisozim air liur, mematikan sebagian besar
mikroorganisme yang masuk bersama makanan, walaupun sebagian dapat
lolos serta terus tumbuh dan berkembang biak di usus besar (Sherwood,
2010).

b. Sistem Pertahanan Mukosa Lambung

32
Lambung dapat diserang oleh beberapa faktor endogen dan faktor eksogen
yang berbahaya.Sebagai contoh faktor endogen adalah asam hidroklorida
(HCl), pepsinogen/pepsin, dan garam empedu, sedangkan contoh substansi
eksogen yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung adalah seperti
obat, alkohol, dan bakteri.Sistem biologis yang kompleks dibentuk untuk
menyediakan pertahanan dari kerusakan mukosa dan untuk memperbaiki setiap
kerusakan yang dapat terjadi (Kasper, Hauser, Longo, Braunwald, Fauci, &
Jameson Epitelium, 2008). Sistem pertahanan dapat dibagi menjadi tiga
tingkatan sawar yang terdiri dari preepitel, epitel, dan subepitel (gambar 2.5)
.Pertahanan lini pertama adalah lapisan mukus bikarbonat, yang berperan
sebagai sawar psikokemikal terhadap beberapa molekul termasuk ion
hidrogen.Mukus dikeluarkan oleh sel epitel permukaan lambung.Mukus
tersebut terdiri dari air (95%) dan pencampuran dari lemak dan glikoprotein
(mucin).Fungsi gel mukus adalah sebagai lapisan yang tidak dapat dilewati air
dan menghalangi difusi ion dan molekul seperti pepsin. Bikarbonat,
dikeluarkan sebagai regulasi di bagian sel epitel dari mukosa lambung dan
membentuk gradien derajat keasaman (pH) yang berkisar dari 1 sampai 2 pada
lapisan lumen dan mencapai 6 sampai 7 di sepanjang lapisan epitel sel (Kasper,
Hauser, Longo, Braunwald, Fauci, & Jameson Epitelium, 2008). Lapisan sel
epitel berperan sebagai pertahanan lini selanjutnya melalui beberapa faktor,
termasuk produksi mukus, tranpoter sel epitel ionik yang mengatur pH
intraselular dan produksi bikarbonat dan taut erat intraselular.Jika sawar
preepitel dirusak, sel epitel gaster yang melapisi sisi yang rusak dapat
bermigrasi untuk mengembalikan daerah yang telah dirusak restitution). Proses
ini terjadi dimana pembelahan sel secara independen dan membutuhkan aliran
darah yang tidak terganggu dan suatu pH alkaline di lingkungan sekitarnya.
Beberapa faktor pertumbuhan (growth factor) termasuk epidermal growth
factor ( EGF), transforming growth factor (TGF) dan basic fibroblast growth
factor (FGF), memodulasi proses pemulihan. Kerusakan sel yang lebih besar
yang tidak secara efektif diperbaiki oleh proses perbaikan (restitution), tetapi
membutuhkan proliferasi sel. Regenerasi sel epitel diregulasi oleh
prostaglandin dan faktor pertumbuhan (growth factor) seperti EGF dan TGF .
Bersamaan dengan pembaharuan dari sel epitel, pembentukan pembuluh darah
baru (angiogenesis) juga terjadi pada kerusakan mikrovaskular. Kedua faktor

33
yaitu FGF dan VEGF penting untuk meregulasi angiogenesis di mukosa
lambung (Kasper, Hauser, Longo, Braunwald, Fauci, & Jameson Epitelium,
2008).Sistem mikrovaskular yang luas pada lapisan submukosa lambung adalah
komponen utama dari pertahanan subepitel, yang menyediakan HCO 3, yang
menetralisir asam yang dikeluarkan oleh sel parietal.Lebih lagi, sistem
mikrosirkulasi menyediakan suplai mikronutrien dan oksigen dan membuang
metabolit toksik (Kasper, Hauser, Longo, Braunwald, Fauci, & Jameson
Epitelium, 2008).Prostaglandin memainkan peran yang penting dalam hal
pertahanan mukosa lambung. Mukosa lambung mengandung banyak jumlah
prostaglandin yang meregulasikan pengeluaran dari mukosa bikarbonat dan
mukus, menghambat sekresi sel parietal, dan sangat penting dalam mengatur
aliran darah dan perbaikan dari sel epitel (Kasper, Hauser, Longo, Braunwald,
Fauci, & Jameson Epitelium, 2008).

(Kasper, Hauser, Longo, Braunwald, Fauci, & Jameson, 2008)


Setiap perubahan pada mekanisme sawar dapat membawa kepada
keadaan asidosis sel, nekrosis, dan pembentukan ulserasi.Perubahan ini dapat
terjadi sebagai hasil dari inflamasi (proteolisis mukus), pemaparan terhadap
OAINS atau kerusakan akibat iskemia (penurunan aliran darah submukosa)
(Schmitz & Martin, 2008).

2.4.6 Usus Halus


Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung yang merupakan
kelanjutan dari lambung yang terletak di antara spingter pilorus lambbung

34
dengan valve ileosekal yang merupakan bagian aawal usus besar,
posisinya terletak di sentral bawah abdomen yang di suport dengan lapisan
mesentrika (berbentuk seperti kipas) yang memungkinkan usus halus ini
mengalami perubahan bentuk (seperti berkelok-kelok). Mesentrika ini di
lapisi pembuluh darah, persyarafan dan saluran limfe yang mensuplai
kebutuhan dinding usus.(Tarwoto, 2009).

Usus kecil meluas pada bagian pilorik lambung usus besar.


Permukaaan dalamnya, pada pemeriksaaan sepintas, tampak di tandai
oleh adanya rigi-rigi yang terletak menlingkar dan meluas kedalamlumen
pada seluruh bagian pencernaan. Rigi-rigi ini adalah lipatan-lipatan
melingkar(gambar 1) . masing-masing terdiri dari suatu tonjolan jaringan
penyambung submukosa yang tertututpp oleh mukosa. Lipatan-lipatan
melingkar memberikan suatau permukaaan yang lebih luas untuk
penyerapan bahan makan(bevelander,1988).
Permukaan mukosa yang tersedia untuk penyerapan di perluas
lebih lanjut dengan adanya tonjolan kecil-kecil seperti jari-jari, dari epitel
lamina propina, yang menutup permukaan tiap plica(lipatan). Vilus-vilus
ini hampir todak terlihat dengan mata telanjang. (bevelander, 1988).
Usus halus memiliki saluran paling panajang dari saluran
pencernaan dengan panjang sekitar 3 meter dengan lebar 2,5 cm,
walaupun tiap orang memiliki ukuran yang berbeda-beda. Usus halus
juga sering di sebut usus kecil jika dibandingkan dengan usus besar. Usus
halus ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum (kurang lebih 25
cm), jejunum (kurang lebih 2,5 cm), serta ilrum (kurang lebih 3,6 cm)
(Tarwoto, 2009)

35
Adapun fungsi dari usus halus adalah menerima sekresi hari dan
pancreas, mengabsorbsi saripati makanan dan menyalurkan sisa hasil
metabolisme ke usus besar. Pada usus halus hanya terjadi pencernaan
secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh
usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang di lepaskan
ke usus halus. Senyawa yang di hasilkan oleh usus halus adalah
(Tarwoto,2009):
Senyawa kimia Fungsi

disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida


Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan di ubah menjadi erepsin
mengubah prpton menjadi asam amino.
Hormon sekretin Merangsang kelanjar pankreas mengeluarkan senyawa kimia
yang dihasilkan ke usus halus
Hormon CCK Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam
(kolesistokinin) usus halus.

a. Gerakan Usus Halus


gerakan usus halus sama seperti gerakkan lainnya dalam traktus gastrointestinal,
dapat dibagi menjadi kontraksi pencampuran dan kontraksi propulsif. Klasifikasi
umum dari proses ini adlah sebagai berikut.
a. Kontraksi pencampuran (kontraksi segmentasi)

36
(gambar 2)
Bila bagian tertetntu usus halus teregang oleh kimus, peregengan dinding
usus menimbulkan kontraksi konsentrislokal dengan jarak interval
tertenru sepanjang usus dan berlangsung sesaat dalam semenit.Kontarksi
ini menimbulkan segmentasi pada usus halus, seperti yang di tunjukkan
pada gambar 2.Artinya kontraksi membagi usus menjadi segmen-segmen
ruang yang mempunyai bentuk ranrai sosis. Bila satu rangkaian kontraksi
segmentasi berelaksasi,sering timbul satu rangkaian baru, tetapi kontraksi
ini terjadi terutama pada titik baru antara kontraksi-kontraksi
sebelumnya. Oleh karena itu, kontraksi segmentasi ini memotong
kimus sekitar dua sampai tiga kali permenit,dengan cara ini membantu
pencampuran makanan dengan sekresi usus halus(hall,2011).
b. Grakan Propulsif

37
(gambar 3)
Peristaltik usus halus.Kimus di dorong melalui usus halus oleh
gelombang peristaltik. Ini dapat terjadi pada bagian usus halus manapun,
dan bergerak menuju anus dengan kecepatan 0,5 sampai 2,0 cm/detik,
lebih cepat di usus bagian proksimaldan lebih lambat di usus bagian
terminal. Gelombang peristaltik disebut secara normal lemah dan
biasanyaberhenti sesudah menempuh jarak3 sampai 5 cm, jarang lebih
jauh dari 10 cm, sehingga pergerakkan mau kimus sangat lambat, begitu
lambatnya sehingga pergerakkan neto sepanjang usus halus rata-rata hanya
1 cm/menit. Ini berarti bahwa dibutuhkan waktu 3 sampai 5 jam untuk
perjalanan kimus dari pilorus sampai katup ileosekal(hall,2011).

38
Sekresi Usus Halus
a. Sekreksi Getah Pencernaan Usus Oleh Kripta Lieberkuhn

(Gambar 4)

(Gambar 5)
Pada seluruh permukaan usus halus, di atasnya terdapat ceruk-
ceruk kecil yang disebut kripta lieberkuhn, salah satunya seperti yang di
tunjukkan dalam gambar 4 dan gambar 5. Kripta-kripta ini terletak di
antara vili usus.Permukaan keduanya baik baik kriptamaupun vili di tutupi
oleh suatu epitel yang terdiri dari dua jenis sel: sel gobelt dalam jumlah
sedang yang menyekresi mukus untuk melumasi dan melindungi
permukaan usus, dan sejumlah besar enterosit, di dalam kripta, yang
menyekresi sejumlah besar enterosit, didalam kripta, yang menyekresi
sejumlah besar air dan elektrolit dan, di atas permikaan vili yang
berdekatan, mereabsorbsi air dan elektrolit bersama dengan produk akhir
pencernaan(hall,2011).

39
Sekresi usus di bentuk oleh enterosit kripta pada kecepatan sekitar
1.800 ml/hari. Sekresi ini hampir murni cairan ekstra sel dan memiliki PH
sedikit alkali berkisar dari 7,5 sampai 8.0. sekresi tersebut juga cepat di
reabsorbsi oleh vili. Aliran cairan dari kripta ke dalam vili menyuplai suatu
media encer untuk absorbsi zat-zat dari kimus ketika zat berkontak dengan
vili. Dengan demikian, fungsi utama usus halus adalah untuk absorbsi zat
makanan dan hasil pencernaannya ke dalam darah (hall,2011).
b. Pengaturan Sekresi Usus Halus Rangsang Setempat

Sejauh ini cara terpenting untuk mengatur sekresi usus halus


adalah dengan refleks sarafenterik setempat, terutama refleks yang di
cetuskan oleh rangsang taktil atau iritatif darikimus dalam usus(hall,2011).
Absrobsi dalam Usus Halus
absorbsi usus halus settiap hari terdiri atas beberapa ratus
gram karbohidrat, 100 gram atau lebih lemak, 50sampai 100 gram asam
amino, 50sampai 100 gram ion, 7 samapai 8L air. Kapasitas absorbsi
normal usus halus jauh lebih besar dari nilai ini: sebanyak beberapa
kilogram karbohidrat perhari, 500 gram lemak perhari. 500-700 gram
protein perhari, dan 20L air atau lebih perhari(hall,2011).

40
Absorbsi air secara Osmosis
Absorbsi isosmotik.Air di transfer melalui membran usus
seluruhnya melalui proses difusi. Selanjutnya difusi ini mengikuti hukum
osmosis yang biasa. Oleh karena itu, bila kimus cukup encer, air di
absorbsi mealui mukosa usus kedalam darah vilihampir seluruhnya melalui
osmosis(hall,2011).

Absorpsi Ion
Natrium secara aktif di transpor melalui membran usus.Dua
puluh sampai 30 gram natrium di sekresikanmelaluii sekresi usus setisp
harinya.Di sampng itu kebanyakan orang makan 5 sampai 8 gram natrium
setiap hari. Karenanya, untuk mencegah kehilangan neto natrium ke dalam

41
feses, usu halus mengabsorpsi 25 sampai 35 gram natrium setiap harinya,
yang kira0kiran sama dengan sepertujuh dari semua natrium yang terdapat
di dalam tubuh(hall,2011).
Gangguan pada Usus Halus
Sprue Nontropis.satu jenis sprue, di sebut secara bervariasi
dengan nama sprue idiopatik, penyakit seliak(pada anak-anak), atau
enteropatigluten (hall,2011).

2.4.7 Usus besar

Makanan yang masuk dalam tubuh akan


di proses dan di cerna oleh tubuh agar
mudah diserap melalui sistem
pencernaan. Dalam sistem
pencernaan,makanan akan melalui
proses panjang dan akan melalui usus
besar yang berfungsi untuk menyerap air
dan mineral dari sisa-sisa makanan
tersebut,sehingga membuatnya menjadi lebih padat dan
membentuk tinja yang kemudian tinja didorong menuju rectum
dan dikeluarkan melalui anus.
Usus besar merupakan salahsatu saluran pencernaan yang
penting dan merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tanpa usus besar,
saluran pencernaan tidak bisa bekerja dengan sempurna.
Sayangnya di bagian usus besar inilah yang sering mengalami
masalah. Salah satu masalah yang diakibatkan oleh toksin atau
racun yang melekat pada usus besar adalah kanker kolon atau
kanker usus besar.
Dalam usus besar,terdapat empat selaput bagian usus
besar,diantaranya sebagai berikut : (Bevelander,1988)
1. Mukosa
Air dan elektrolit terserap dari usus besar dan
selaputnya memperoleh suplai sel-sel sekresi lendir
yang cukup besar jumlahnya. Mukosa tidak mempunyai
vilus,pada embrio terdapat vilus dalam usus besar tapi
menghilang pada janin yang lebih tua. Epitelnya terdiri
dari sel-sel selapis torak penyerap dan sejumlah besar

42
sel-sel piala. Lamina propina nya mengandung banyak
kelenjar.ini adalah kelenjar-kelenjar tubuler
sederhana,berkerumun padat ,diselaputi epitel yang
serupa dengan penutup permukaan mukosa.mereka
mempunyai beberapa sel paneth. Lamina propianya
mengandung kapiler-kapiler darah dan limpa,tetapi ini
tidak terorganisasi dalam unit-unit tertentu,seperti
halnya pada usus kecil atau usus halus. Nodula-nodula
limpa yang soliter ada dan sering kali begitu besar
sehingga mereka menembus kedalam
submukosa.Muskularis muskosanya tersusun dari
lapisan dalam berbentuk lingkaran dan lapisan luar
yang membujur seperti dalam usus halus.
2. Submukosa
Subukosa dari kolon tidak mempunyai kelenjar.
Disamping jaringan areoler dengan pembuluh darah dan
saraf,subukosa hanya mengandung nodula-nodula limpa
soliter.
3. Muskularis
Lapisan lingkaran dalam dari muskularis adalah kontinu
sekelplng dinding dan terbentuk menjadi lipatan-lipatan
bersama mukosa dan subukosa. Lapisan membujurnya
terdapat dalam bentuk tiga ban,yang berjalan melalui
seluruh panjang usus besar,mereka disebut taeniae coli.
Jika diiris lepas dari sisa dindingnya,ternyata jauh lebih
pendek dari pada dindingnya dan perbedaan dalam
panjang ini enghasilkan lipatan-lipatan semilunar dalam
bagian-bagian yang lebih panjang. Efek dari taenie itu
adalah serupa dengan tali-penarik yang berjalan
sepanjang sepotong kain.
4. Serosa
Serosa ini mengandung endapan-endapan besar
jaringan leak, yang menonjol pada permukaan luar
pipanya dan secara makroskopis terlihat sebagai
appendices epiploicae.
Pada usus besar pun terdapat bagian ujung yaitu
usus buntu(veriform appendix), dinding usus buntu
menyerupai usus besar namun menebal karena akumulasi
jaringan limfoid. Usus buntu pun memiliki lapisan seperti
usus buntu seperti usus besar,diantaranya :
(Bevelander,1988)

43
1. Mukosa
Epitel mukosanya selapis totak dan pada usus buntu
normal terlihat sangat terlipat-lipat.Meluas dari
permukaan terdapat kelenjar-kelenjar tubuler
sederhana yang mengandung sejumlah besar sel
sekresi lendir dan kadang-kadang sel paneth.Sel-sel
argentaffin merupakan hal yang sering terdapat pada
sepertiga tengah dari dinding kripta.Lamina propia nya
mengandung suatu akumulasi folikel limfoid yang
menyerupai folikel tonsila faring dan tonsila ini dapat
menunjukkan perubahan-perubahan peradangan.
Dalam keadaan peradangan usus buntu yang
subakut,lumennya dapat menyempit atau hilang dan
mukosanya sebagian diganti oleh jaringan ikat dan
nodula-nodula kumpulan dari jaringan limfoid. Keadaan
ini sering terlihat.Muskularis mukosanya diselingi oleh
nodula limpadan di beberapa tempat menyusut sampai
hanya beberapa untaian otot.Mukosa pada usus buntu
pada prinsipnya tersusun serupa dengan kolon kecuali
bahwa kelenjarnya lebih sedikit dan nodula-nodula
limpanya lebih banyak pada usus buntu.
2. Submukosa
Submukosa tersusun dari jaringan areoler dengan
pembuluh darah,saraf dan jaringan limfoid.
3. Muskularis
Muskularis tersusun dari dua lapisan lengkap seperti
pada bagian-bagian lain saluran pencernaan
4. Serosa
Serosa tidak menunjukkan sifat-sifat pengecualian.
2.4.8 Rektum dan Anus
Anus adalah bagian akhir dari sistem pencernaan pada manusia dan
hewan. Fungsi utama anus adalah untuk mengendalikan proses
pembuangan kotoran (feses/tinja). Anus manusia terpisah dari uretra. Pada
anus terdapat dua sfingter yang berfungsi untuk mengontrol dan menahan

44
kotoran selama proses buang air besar (defekasi). Berikut adalah bagian-
bagian anus dan fungsinya.

Bagian dari anus:

1. Kanalis Anal

Kanalis anal (anal canal) adalah saluran dengan panjang sekitar


4 cm yang dikelilingi oleh sfingter anus.Bagian atasnya dilapisi
oleh mukosa glandular rektal. Fungsi kanalis anal adalah sebagai
penghubung antara rektum dan bagian luar tubuh sehingga feses
bisa dikeluarkann

2. Rektum

Rektum (rectum) adalah sebuah ruangan dengan panjang sekitar


12 sampai 15 cm yang berada di antara ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid/turun) dan berakhir di anus.Fungsi rektum adalah
menyimpan feses untuk sementara waktu, memberitahu otak untuk
segera buang air besar, dan membantu mendorong feses sewaktu
buang air besar. Ketika rektum penuh dengan feses, maka rektum
akan mengembang dan sistem saraf akan mengirim impuls

45
(rangsangan) otak sehingga timbul keinginan untuk buang air
besar.

3. Sfingter Anal Internal

Sfingter anal internal (internal anal sphincter) adalah sebuah


cincin otot lurik yang mengelilingi kanalis anal dengan keliling 2,5
sampai 4 cm. Sfingter anal internal ini berkaitan dengan sfingter
anal eksternal meskipun letaknya cukup terpisah. Tebalnya sekitar
5 mm. Fungsi sfingter anal internal adalah untuk mengatur
pengeluaran feses saat buang air besar.

4. Sfingter Anal Eksternal

Sfingter anal eksternal (external anal sphincter) adalah serat otot


lurik berbentuk elips dan melekat pada bagian dinding
anus.Panjangnya sekitar 8 sampai 10 cm. Fungsi sfingter anal
eksternal adalah untuk membuka dan menutup kanalis anal.

5. Pectinate Line

Pectinate line (terjemahan masih dipertanyakan) adalah garis yang


membagi antara bagian dua pertiga (atas) dan bagian sepertiga
(bawah) anus.Fungsi garis ini sangatlah penting karena bagian atas
dan bawah pectinate line memiliki banyak perbedaan.Misalnya,
jika wasir terjadi di atas garis pectinate, maka jenis wasir tersebut
disebut wasir internal yang tidak menyakitkan.Sedangkan jika di
bawah, disebut wasir eksternal dan menyakitkan.Asal
embriologinya juga berbeda, bagian atas dari endoderm, sedangkan
bagian bawah dari ektoderm.

6. Kolom Anal

Kolom anal (anal column) atau kolom Morgagni adalah sejumlah


lipatan vertikal yang diproduksi oleh selaput lendir dan jaringan

46
otot di bagian atas anus.Fungsi kolom anal adalah sebagai
pembatas dinding anus.

2.4.9 Kelemjar pencernaan


a. Hati
Selsel yang terdapat di hati antara lain: hepatosit, sel endotel, dan sel
makrofag yang disebut sebagai sel kuppfer, dan sel ito (sel penimbun lemak).
Sel hepatosit berderet secara radier dalam lobulus hati dan membentuk
lapisan sebesar 1-2 sel serupa dengan susunan bata.Lempeng sel ini mengarah
dari tepian lobulus ke pusatnya dan beranastomosis secara bebas membentuk
struktur seperti labirin dan busa.Celah diantara lempeng-lempeng ini
mengandung kapiler yang disebut sinusoid hati (Junquiera et al., 2007).
Sinusoid hati adalah saluran yang berlikuliku dan melebar, diameternya
tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkat yang tidak utuh. Sinusoid dibatasi
oleh 3 macam sel, yaitu sel endotel (mayoritas) dengan inti pipih gelap, sel
kupffer yang fagositik dengan inti ovoid, dan sel stelat atau sel Ito atau liposit
hepatik yang berfungsi untuk menyimpan vitamin A dan memproduksi
matriks ekstraseluler serta kolagen. Aliran darah di sinusoid berasal dari
cabang terminal vena portal dan arteri hepatik, membawa darah kaya nutrisi
dari saluran pencernaan dan juga kaya oksigen dari jantung ( Junqueiraet al.,
2007).
Traktus portal terletak di sudut-sudut heksagonal.Pada traktus portal, darah
yang berasal dari vena portal dan arteri hepatik dialirkan ke vena
sentralis.Traktus portal terdiri dari 3 struktur utama yang disebut trias
portal.Struktur yang paling besar adalah venula portal terminal yang dibatasi
oleh sel endotel pipih.Kemudian terdapat arteriola dengan dinding yang tebal
yang merupakan cabang terminal dari arteri hepatik.Dan yang ketiga adalah
duktus biliaris yang mengalirkan empedu.Selain ketiga struktur itu,
ditemukan juga limfatik (Junqueira et al., 2007).

47
5. Gambar 4. Lobulus hepatik (Gartner, 2006).

Aliran darah di hati dibagi dalam unit struktural yang disebut


asinus hepatik.Asinus hepatik berbentuk seperti buah berry, terletak di
traktus portal.Asinus ini terletak di antara 2 atau lebih venula hepatic
terminal, dimana darah mengalir dari traktus portalis ke sinusoid, lalu ke
venula tersebut. Asinus ini terbagi menjadi 3 zona, dengan zona 1 terletak
paling dekat dengan traktus portal sehingga paling banyak menerima darah
kaya oksigen, sedangkan zona 3 terletak paling jauh dan hanya menerima
sedikit oksigen. Zona 2 atau zona intermediet berada diantara zona 1 dan
3.Zona 3 ini paling mudah terkena jejas iskemik (Junqueira et al., 2007).

48
Gambar 5.Gambaran mikroskopik dengan perbesaran 30x hati manusia
(Eroschenco, 2010).

c. Pankreas
Pankreas terdiri atas dua jaringan utama yaitu (1) Asini, yang
mensekresi getah pencernaan ke duodenum dan (2) islet lagherhans, yang
tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi mensekresikan insulin dan
glukagon langsung ke darah. Ishet lagherhans mengandung tiga jenis sel
utama, yaitu sel beta,sel alfa, dan sel deltayang satu sama lainnya di
bedakan dengan struktur dan sifat pewarnaanya. Sel beta menyekresi
insulin , sel alfa menyekresikan glukagon dan sel delta mensekresikan
somatostatin(Arisandi,2004).

Secara mikroskopik pankreas memiliki komponen eksokrin dan endokrin.

a. Eksokrin pankreas

Komponen eksokrin membentuk sebagian besar pankreas dan terdiri dari


asini serosa beserta sel-selnya yang berbentuk piramida, tersusun rapat dan
membentuk struktur lobuli kecil, dengan granula zimogen pada bagian
apikal.Di bagian tegah asini terdapat sel sentroasiner yang merupakan bagian
awal saluran keluar. Masing-masing lobulus dikelilingi oleh septum jaringan
ikat interloblaris yang mengandung pembuluh darah, duktus interlobularis,

49
saraf, dan kadang-kadang reseptor sensorik yaitu badan vater paccini(paccini
corpuscle), komponen eksokrin ini menghaslkan cairan pankreas yang
mengandung berbagai jenis enzim pencernaan, anatara lain enzim
proteolitik(tripsin dan kimotripsin), karboksipeptidase, amilase, lipase.
(ghoni,2017)

https://biologigonz.blogspot.co.id/2010/05/pancreas.html

Eksokrin pankreas Pankreas diliputi oleh jaringan ikat yang yang melanjutkan
masuk ke bagian dalam dari kelenjar. Sehingga seluruh bagian dari kelenjar
terbagi dalam lobus. Sedangkan jaringan pengikat yang membatasi disebut septum
interlobaris. Selanjutnya jaringan pengikat itu membagi kelenjar dalam satuan
yang lebih kecil. daripars sekretoria sekret ditampung di duktus interkalaris, lalu
menuju duktus intralobularis, interlobularis, dan duktus lobaris (saluran utama
kelenjar) (Subowo, 1992).

Asinus berbentuk tubular atau seperti buah alpukat. Asinus dikelilingi lamina
basal dan terdiri lima sampai delapan sel berbentuk piramid. Yang tersusun
mengelilingi lumen sempit (duktus intralobularis) (Tambajong, 1995).

Eksokrin pankreas mensekresi enzim dan proenzim sebagai berikut:


tripsinogen, kemotripsinogen yang memecah protein; lipase yang menghidrolisis
lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak; amilase, yang menghidrolisis
tepung dan karbohidrat lainnya; ribonuklease, dan deoksiribonuklease Pengaturan
enzim pankreas diatur oleh hormon sekretin dan kolesitokinin, yang dihasilkan

50
oleh mukosa duodenum; serta nervus vagus. Sekretin menimbulkan sekresi cairan
dalam jumlah besar, sedikit protein, non enzimatik, dan kaya akan bikarbonat
.Kolesitokinin memacu pengeluaran granula zimogen yang berada di dalam sel
acini. Sekret yang dihasilkan sedikit mengandung air akan tetapi kaya protein
(Junqueira, 1995)

b. Endokrin Pankreas

Kelenjar endokrin pankreas terdiri atas pulau lagherhans yang merupakan


cluster yang tersebar di sepanjang kelenjar eksokrin pankreas, unit endokrin
yang di sebut pulau lagherhans memiliki 4 macam sel, yaitu sel alfa, sel beta, sel
delta, dan sel PP( Polipeptida Pankreas)(Sherwood,2001).

Ada empat jenis sel penhasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau-
pulau lagherhans, yaitu,(Kurt,1994)

1. Sel alfa, yaitu mensekresi glukagon, sel ini merupakan 15% dari sel
endokrin pulau lagherhans dan terletak sepanjang bagian perifer pulau
lagherhans, sel alfa mempunyai intti yang bentuknya tidak teratur dan
granula sekretori yang mengandung glukagon.

2. Sel beta mensekresi insulin 70% dari sel-sel endokrin pulau lagherhans
dan terletak di tengah pulau , sel beta memiliki inti yang besar dan bulat.

3. Sel delta merupakan 10% dari sel endokrin pada pulau lagherhans, dekat
dengan sel-sel alfa, sel delta mensekresi hormon somatostatin.

4. Sel F yaitu mensekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pencernaan


untuk fungsi yang tidak jelas, yang di lepaskan setelah makan.

51
http://www.softilmu.com/2015/06/Pengertian-Struktur-Bagian-Bagian-
fungsi-Pankreas-adalah.html

c. Empedu

Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah peer berongga yang


melekat pada permukaan bawah hati. Ia berhubungan dengan duktus
koledokus melalui duktus sistikus. Dinding kandung empedu terdiri atas
lapisan-lapisan berikut: (1). Lapisan mukosa yang terdiri atas epitel toraks
dan lamina propria, (2). Lapisan otot polos, (3). Lapisan jaringan
penyambung perimuskuler yang berkembang baik dan (4). Membrane
mukosa.Lapisan mukosa mempunyai lipatan-lipatan yang khususnya nyata
pada kandung empedu yang kosong. Sel-sel epitel kaya akan mitokondria
dan mempunyai inti pada satu pertiga basal. Mikrovili sering terdapat pada
daerah apical.Dekat duktus sistikus, epitel mengalami invaginasi ke dalam
lamina propria, membentuk kelenjar tubulo-aciner dengan lumen yang
luas.Sel-sel kelenjar ini mempunyai sifat sel yang mengeksresi mucus yang
terdapat dalam empedu.

Lapisan otot tipis dan tidak teratur.Lapisan jaringan penyambung yang


tebal menghubungkan permukaan superior kandung empedu ke hati.
Permukaan yang berlawanan diliputi oleh lapisan serosa khas, peritoneum.
Fungsi utama kandung empedu adalah menyimpan empedu dan
memekatkannya dengan mereabsorpsi airnya. Proses ini tergantung pada
mekanisme transport aktif natrium dan klorida epitelnya. Reabsorpsi air
dianggap merupakan akibat osmotic pompa natrium. Karena ion natrium
dan klorida ditranspor dalam jumlah yang sama, terbukti tidak adanya

52
selisih potensial antara ke 2 permukaan organ tersebut. Natrium klorida dan
air menembus membrane apeks sel dan berjalan ke lateral menuju celah
intersel dan dari sini ke pembuluh darah lamina propria. Kontraksi otot
polos kandung empedu dirangsang oleh kolesistokinin, suatu hormone yang
dihasilkan dalam mukosa usus halus.
Empedu yang dihasilkan oleh sel hati mengalir melalui kanalikuli biliarys,
duktulus biliary, dan saluran empedu.Struktur-struktur ini lambat laun
bersatu, membentuk banyak jala-jala yang bersatu membentuk duktus
hepatikus.Duktus hepatikus, setelah menerima duktus sistikus dari kandung
empedu, berjalan ke duodenum sebagai duktus biliaris communis atau
duktus koledokus.
Duktus hepatikus, sistikus, dan koledokus dibatasi oleh membrane mukosa
yang mempunyai epitel toraks yang terdiri atas sel-sel dengan banyak
mitokondria.Lamina propria tipis dan dikelilingi oleh lapisan otot polos
yang tidak ada keistimewaannya.Lapisan otot ini menjadi lebih tebal dekat
duodenum dan akhirnya membentuk, pada bagian intrafusal, suatu sfinkter
yang mengatur aliran empedu.
Pembentukan empedu merupakan sekresi eksokrin dalam arti bahwa bahwa
hepatosit membentuk dan mentranspor unsur-unsur darah ke dalam
kanalikuli biliaris.Di samping air, empedu mempunyai 2 unsur utama;
asam-asam empedu dan bilirubin.Sekitar 90% zat-zat ini berasal dari
absorpsi lumen usus melalui epitel usus, ditranspor sedemikian rupa oleh
hepatosit dari darah ke kanalikuli biliaris.Sekitar 10% senyawa ini
disintesis dalam reticulum endoplasma halus hepatosit dengan konjugasi
asam kolat dengan asam amino glisin dan taurin.Jadi, dihasilkan asam
glikokolat dan taurokolat.Asam kolat juga disintesis pada tempat ini dari
kolesterol.Asam-asam empedu empedu mempunyai fungsi penting untuk
emulsifikasi lipid dalam saluran pencernaan dan mempermudah oleh lipase
dan selanjutnya diabsropsi.
Bilirubin dibentuk oleh system makrofag (termasuk sel Kupffer dari
sinusoid hati) dan ditranspor ke hepatosit.Pada reticulum endoplasma halus
hepatosit, bilirubin hidrofobik (tidak larut dalam air) dikonyugasi dengan
asam glukuronat, membentuk bilirubin glukuronida yang larut dalam
air.Dalam langkah selanjutnya, bilirubin glukuronida disekresi ke dalam
kanalikuli biliaris.
Hepatosit juga mempunyai kemampuan secara aktif mentranspor beberapa
zat warna.Kemampuan untuk membuang zat warna ini digunakan sebagai
tes fungsi hati. Salah satu zat warna yang secara klasik digunakan untuk
tujuan ini adalah sulfobromoftalein.(Junqueira, dkk,1982).
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa penting, diantaranya garam
empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam
anorganik.Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan
vitamin-vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu
mernedahkan tegangan permukaan dan memperbesar gaya pengemulsi
lemak. Dengan demikian akan mempermudah kerja lipase. Lebih lanjut

53
garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa
kompleks yang lebih mudah larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil
proses lipolysis (Tim Dosen,2013).
Meskipun hati bukan suatu organ yang tepat dari pencernaan, sekresinya
dan empedu memegang peranan penting dalam pencernaan lemak.Empedu
dihasilkan secara terus-menerus oleh hati, tapi ditampung dalam sebuah
alat penampung ialah kantung empedu diantara waktu makan. Bila
makanan masuk ke duodenum, lepasnya kolesistokinin akan merangsang
konsentrasi kantung empedu dan keluarnya empedu yang dihimpun ke
dalam duodenum. Empedu kecuali garam empedu mengandung bahan
lainnya, antara lain ialah pigmen empedu, pigmen empedu ini adalah hasil
pemecahan pigmen sel darah merah, haemoglobin, yang dipindahkan oleh
hati dari sel-sel darah merah yang tua. Warna kecoklatan pigmen empedu
ini memberi warna coklat yang khas dari feses atau tinja (Kimball,1983).

54
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat di
serap oleh usus. Proses pencernaan adalah proses perubahan
makanan dari bentuk kasar (kompleks) menjadi bentuk yang
halus (sederhana) sehingga dapat diserap usus.
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang
menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk
diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(mengunyah, menelan dan pencapuran) dengan enzim dan
zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus.
Susunan saluran pencernaan terdiri dari :
1. Oris (mulut)
2. Faring
3. Esophagus (kerongkongan)
4. Ventrikulus/gaster (lambung)
5. Intestinum minor (usus halus) :
a. duodenum
b. jejunum
c. ileum
6. Intestinum mayor (usus besar)
a. sekum
b. kolon asendens
c. kolon tranvesum
d. kolon desendens
e. kolon sigmoid
7. Rectum
8. Anus

DAFTAR PUSTAKA

Bevelander, Gerrtit. 1988. Dasar-dasar Histologi. Penerbit erlangga. Jakarta


Eroschenco, Victor P.2010. Atlas Histologi diFiore: Dengan Korelasi
Fungsional.Ed. 11. Jakarta: EGC.
Galtner, L.P. and Hiat J.L. 2006. Color Atlas Of Histology, 4th ed.

55
Baltimore: Lippincotts Williams And Wilkins.
Hall, John E. 2011 . fisiologi Kedokteran .saunders Elsevier . Singapura
Junqueira, Luis C., Jose Carneiro. 1982. HISTOLOGI DASAR ( BASIC
HYSTOLOGI). Jakarta : EGC.
Junqueira, Luis C., Jose Carneiro. 1982. HISTOLOGI DASAR ( BASIC
HYSTOLOGI). Jakarta : EGC.
Kimball John. W. 1983. BIOLOGI Edisi Kelima.Jakarta : Erlangga
Mescher, Anthony L.2011. Histologi Dasar Junqueira: teks & atlas.
Jakarta: EGC.
Raven, P.H., and Johnson, G.B. 1986. Biology.UK : Times Mirror
Mosby College Publishing.

Sloane, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran (EGC).
Snell,Richard S, . 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran; alih
bahasa Liliana Sugiharto. Ed 6. Jakarta : EGC.

Subowo.1992. Histologi Umum. 2nd ed. Jakarta: bumi aksara

Tambajong J. 1995. Sinopsis Histologi. 1st ed. Jakarta : EGC,

Tim Dosen . 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : UIN Makassar.


Tarwoto,dkk,.2009.ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK MAHASISWA
KEPERAWATAN.Jakarat Timur. CV. Trans info media

56

Anda mungkin juga menyukai