Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

OLEH :

Kelompok 7

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2023
A. KONSEP TEORI
1. DEFINISI
Gizi adalah sub stansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004 : 1116). Nutrisi
berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses
dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bag aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia
di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27). Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau
anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan
fungsinya. Enam zatnutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat, protein,
lemak,vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh
2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot
3) Mengatur proses tubuh.
Dalam konsep dasar nutrisi kita mengenal sebuah istilah yang disebut dengan nutrien.
Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam makanan
dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya, setiap nutrien memiliki
komposisi kimia tertentu yang akan menampilkan sekurang-kurangnya satu fungsi
khusus pada saat makanan dicerna dan diserap oleh tubuh. Asupan makanan yang
adekuat terdiri atas enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yang seimbang.

2. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri
dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum
dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
a) Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasayang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri darimanis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius dihidung dan lebih rumit, terdiri
dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan
di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang
lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah
juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
b) Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring,dan laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari:
- Bagian superior
Bagian yang sangat tinggi dengan hidung. Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan
ruang gendang telinga
- Bagian media
Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media
disebutorofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah
- Bagian inferior
Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian inferior disebut
laringgofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
c) Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esophagus
(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso –“membawa”, dan phagus “memakan”). Esofagus
bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi. Esofagus
dibagi menjadi tiga bagian:
1) Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2) Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3) Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
d) Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu Kardia, Fundus, dan Antrum. Makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung kedalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan
oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein.

e. Usus Halus (Usus Kecil)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui venaporta. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein,gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah
dalam ), lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang ( MLongitidinal)
dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua
belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1) Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duo denum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai
dari bulbo duodenale dan berakhir di liga mentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duo denum berasal dari
bahasa Latin duo denum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung
melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.
2) Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum)
adalahbagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan
usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara
2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam
usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus. Secarahistologis dapat dibedakan dengan usus
dua belas jari, yakniberkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat
dibedakandengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.
Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam
bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang
berarti “kosong”.
3) Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
f. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari:
1) Kolon asendens (kanan)
2) Kolon transversum
3) Kolon desendens (kiri)
4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar
juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk
fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
g. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
1) Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
2) Pulau pankreas, menghasilkan hormone
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pancreas akan mencerna
protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif.
Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga
melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat,yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
h. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini
memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh termasuk penyimpanan glikogen,sintesis protein plasma, dan penetralan obat.
Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang
bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani
untuk hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya
akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah
kedalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk
ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh
kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut
dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan
ke dalam sirkulasi umum.
i. Kandung Empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedua dalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna
cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua
belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
1) Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
2) Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
3) haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan
kolesterol.

3. KOMPONEN NUTRIEN
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein,air,
vitamin, dan mineral.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat
menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama diperoleh dari tumbuhan,
kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit atau sakarida.
Monosakarida, sepertiglukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi
unit gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose dibentuk
dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam airdan dicerna untuk
beragam tingkatan (Potter & Perry, 2006 ). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat
yang cukup maka dapat diperoleh darisusu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa,
tepung, dan sayu-sayuran (Hidayat, 2006 ).
b. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K
yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing danlainnya (Hidayat, 2006).
c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma
sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup, penting untuk
pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta sebagai larutan untuk keseimbangan
osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino, diantaranya 9 asam amino esensial
(yangtidak dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar) dan
selebihnya asam amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)
d. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). Air
mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain sebagai pelarut dan
alat angkut zat-zat gizi, katalisator berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-
sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan
(Yuniasatuti, 2008).
e. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhandan perkembangan serta
dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin A,
B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi,2001)
f. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro yang
terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi,
magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus
tersedia dalam jumlah yang cukup (Hidayat, 2006).

4. PATHWAY
5. ETIOLOGI
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Faktor biologis
2) Ekonomi
3) Ketidakmampuan menyerap nutrias
4) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
6) Kurang asupan makanan
7) Gangguan psikologis
b. Obesitas
1) DEWASA: BMI> 30 kg / m2
2) ANAK <2 tahun: Istilah tidak digunakan dengan anak-anak pada usia ini
3) ANAK 2 – 18 tahun: BMI > 30 kg / m2 atau> ke-95 persentil untuk usia dan jenis
kelamin
c. Risiko Overweight
1) DEWASA: BMI mendekat 25 kg / m2
2) Aktivitas fisik harian rata-rata kurang dari yang disarankan untuk jeniskelamin
dan usia
3) CHILD <2 tahun: Berat-forlength mendekati ke-95 persentil
4) ANAK 2 – 18 tahun: BMI mendekati persentil ke-85, atau 25 kg / m2 (mana yang
lebih kecil)
5) Anak-anak yang melintasi BMI persentil ke atas
6) Anak-anak dengan BMI tinggi persentil
7) Konsumsi gula pasir minuman
8) Perilaku makan yang tidak teratur (mis., pesta makan, ekstrim pengendalian berat)
9) Persepsi makan yang tidak teratur
10) Makan sebagai respons terhadap eksternal
11) Makan sebagai respons terhadap internal isyarat selain rasa lapar(misalnya,
kecemasan)
12) Asupan energi berdasarkan konsumsi alkohol berlebihan
13) Sering ngemil
14) Gangguan genetic
15) Heritabilitas saling terkait Faktor (mis., jaringan adiposa Distribusi,energi
Pengeluaran, lipoprotein lipase Aktivitas, sintesis lipid, Lipolisis)
16) Frekuensi makan makanan gorengan tinggi
17) Ibu Hamil dnegan DM

6. MANIFESTASI KLINIS
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Kram Perut
2) Nyeri Perut
3) Perubahan Dalam Sensasi Rasa
4) Berat Badan 20% Atau Lebih Di Bawah Kisaran Berat Badan Ideal - Kerapuhan
Kapiler
5) Diare
6) Rambut Rontok Yang Berlebihan
7) Penghindaran Makanan
8) Asupan Makanan Kurang Dari Yang Direkomendasikan Uang Saku Harian (Rda)
9) Suara Usus Hiperaktif
10) Informasi Tidak Memadai
11) Kurangnya Minat Pada Makanan
12) Nada Otot Tidak Cukup
13) Salah informasi
14) Salah persepsi
15) Selaput lendir pucat
16) Ketidakmampuan untuk menelan makanan
17) Penurunan berat badan dengan pemasukan makanan yang adekuat
b. Obesitas
1) Aktivitas fisik harian rata-rata kurang dari yang disarankan untuk jenis
kelamin dan usia
2) Konsumsi gula pasir minuman
3) Perilaku makan yang tidak secara teratur
4) Persepsi makan yang tidak secara teratur
5) Konsumsi alkohol berlebihan
6) Kebencian tentang kekurangan penyediaan makanan
7) Susu rumus atau bayi campuran
8) Sering ngemil
9) Terganggu genetic
10) Frekuensi makan makanan untuk tinggi
11) Diabetes melitus ibu hamil
12) Ibu hamil perokok
c. Risiko kegemukan (00234)
1) Aktivitas fisik harian rata-rata kurang dari yang disarankan untuk jenis
kelamin dan usia
2) Konsumsi gula pasir minuman
3) Perilaku makan yang tidak secara teratur
4) Persepsi makan yang tidak secara teratur
5) Kegemukan pada masa bayi
6) Orang tua kegemukan
7) Ukuran porsi cenderung besar

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium
dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
b. Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
c. Hb (N: 12 mg %).
d. BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5-
1,0mg/100 ml).

8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang
mengalamiketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai
berikut:
a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
sendiri dengan caramembantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut),
bertujuan memenuhikebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan
pada pasien.
b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan
keperawatanyang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi secaraoral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan
melalui pipa lambungatau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.
c. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi
berupacairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik
secara sentral(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi
parenteral parsial).Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien
yang tidak bisa makanmelalui oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk
menunjang nutrisi enteral yanghanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi
harian.
Metode Pemberian
1) Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk
memenuhisebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena pasien masih dapat
menggunakansaluran pencernaan. Cairan yang biasanya digunakan dalam
bentuk dekstrosa ataucairan asam amino.
2) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan
nutrisisepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan
pasien tidakdapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang
mengandungasam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung
lemak sepertiintralipid.
3) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka
waktulama dan melalui vena perifer (Hidayat dan Uliyah, 2005).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian yaitu tahapan awal dari proses keperawatan, data dikumpulkan secara
sistematis yang digunakan untuk menentukan status kesehatan pasien saat ini.
Pengkajian harus dilaksanakan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual (Kozier, B., Erb, G., Berman, 2010).
a. Identitas
Pada pengkajian identitas pasien berisi tentang: Nama,
Umur, Pendidikan, Suku, Agama, Alamat, No. Rekam Medis,
Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, Tanggal Pengkajian.
b. Riwayat Kesehatan Pasien
1) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan masa nifas, seperti pasien tidak bisa menyusui bayinya,
pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya
jahitan perineum.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Untuk mengetahui tentang pengalaman perawatan kesehatan
pasien mencakup riwayat penyakit yang pernah dialami pasien,
riwayat rawat inap atau rawat jalan, riwayat alergi obat,
kebiasaan, dan gaya pola hidup.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat penyakit akut atau kronis, seperti: penyakit jantung,
DM, Hipertensi, dan Asma yang dapat mempengaruhi masa
nifas.
c. Riwayat perkawinan
Pada riwayat perkawinan yang perlu dikaji adalah berapa kali
menikah, status menikah syah atau tidak karena bila melahirkan
tanpa status akan berkaitan dengan psikologis ibu sehingga dapat
mempengaruhi proses nifas.
d. Riwayat obstetric
1) Riwayat menstruasi : umur menarche, siklus menstruasi,
lamanya, banyak ataupun karakteristik darah yang keluar,
keluhan yang dirasakan saat menstruasi, dan mengetahui Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT).
2) Riwayat pernikahan : jumlah pernikahan dan lamanya pernikahan.
3) Riwayat kelahiran, persalinan, dan nifas yang lalu : riwayat
kehamilan sebelumnya (umur kehamilan dan faktor penyulit),
riwayat persalinan sebelumnya (jenis, penolong, dan penyulit),
komplikasi nifas (laserasi, infeksi, dan perdarahan), serta
jumlah anak yang dimiliki.
4) Riwayat keluarga berencana : jenis akseptor KB dan lamanya
menggunakan KB.
e. Pola kebutuhan dasar (Bio-Psiko-Sosial-Kultural-Spiritual)
1) Pola manajemen kesehatan dan persepsi : persepsi sehat dan
sakit bagi pasien, pengetahuan status kesehatan pasien saat ini,
perlindungan terhadap kesehatan (kunjungan ke pusat
pelayanan kesehatan, manajemen stres), pemeriksaan diri
sendiri (riwayat medis keluarga, pengobatan yang sudah
dilakukan), perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan.
2) Pola nutrisi-metabolik : menggambarkan tentang pola makan
dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, serta
makanan pantangan. Pola nutrisi-21metabolik juga dapat
berpengaruh pada produksi ASI, jika nutrisi Ibu kurang maka
akan berpengaruh pada banyak sedikitnya ASI yang akan
keluar.
3) Pola eliminasi : menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu
kebiasaan buang air besar, meliputi frekuensi, konsistensi, dan
bau, serta kebiasaan buang air kecil meliputi, frekuensi, warna,
dan jumlah.
4) Pola aktivitas-latihan : menggambarkan pola aktivitas pasien
sehari-hari. Pada pola ini yang perlu dikaji pengaruh aktivitas
terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat
mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi.
Apakah ibu melakukan ambulasi seperti misalnya, seberapa
sering, apakah ada kesulitan, dengan bantuan atau sendiri.
5) Pola istirahat-tidur : menggambarkan pola istirahat dan tidur
pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan tidur siang, serta
penggunaan waktu luang seperti pada saat menidurkan bayi,
ibu juga harus ikut tidur sehingga istirahat-tidur terpenuhi.
Istirahat yang cukup dapat memperlancar pengeluaran ASI.
6) Pola persepsi-kognitif : menggambarkan tentang pengindraan
(pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba).
Biasanya ibu yang tidak mampu untuk menyusui bayi akan
menghadapi kecemasan tingkat sedang-panik dan akan
mengalami penyempitan persepsi yang dapat mengurangi
fungsi kerja dari indra. Begitupun sebaliknya, jika ibu cemas
tingkat sedang-panik juga dapat mempengaruhi proses
menyusui bayinya.
7) Pola konsep diri-persepsi diri : menggambarkan tentang
keadaan sosial (pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial),
identitas personal (kelebihan dan kelemahan diri), keadaan
fisik (bagian tubuh yang disukai dan tidak), harga diri
22(perasaan mengenai diri sendiri), riwayat yang berhubungan
dengan masalah fisik atau psikologis pasien.
8) Pola hubungan-peran : menggambarkan peran pasien terhadap
keluarga, kepuasan atau ketidakpuasan menjalankan peran,
struktur dan dukungan keluarga, proses pengambilan
keputusan, hubungan dengan orang lain.
9) Pola seksual-reproduksi : masalah pada seksual-reproduksi,
menstruasi, jumlah anak, pengetahuan yang berhubungan
dengan kebersihan reproduksi.
10) Pola toleransi stress-koping : menggambarkan tentang
penyebab, tingkat, respon stress, strategi koping yang biasa
dilakukan untuk mengatasi stress.
11) Pola keyakinan-nilai : menggambarjan tentang latar belakang
budaya, tujuan hidupp pasien, keyakinan yang dianut, serta
adat budaya yang berkaitan dengan kesehatan.
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : tingkat kesadaran, jumlah GCS, tanda-tanda
vital (tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, suhu
tubuh), berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas
(LILA).
2) Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala : amati wajah pasien (pucat atau tidak), adanya kloasma.
b. Mata : sclera (putih atau kuning), konjungtiva (anemis atau
tidak anemis).
c. Leher : adanya pembesaran kelenjar tiroid atau tidak,
adanya pembengkakan kelenjar limpha atau tidak.
d. Dada : payudara (warna areola (menggelap atau tidak)),
putting (menonjol atau tidak), pengeluaran ASI (lancar atau
tidak), pergerakan dada (simetris atau 2324 asimetris), ada
atau tidaknya penggunaan otot bantu pernafasan, auskultasi
bunyi pernafasan (vesikuler atau adanya bunyi nafas
abnormal).
e. Abdomen : adanya linea atau striae, keadaan uterus (normal
atau abnormal),kandung kemih (bisa buang air kecil atau
tidak).
f. Genetalia : kaji kebersihan genetalia, lochea (normal atau
abnormal), adanya hemoroid atau tidak.
g. Ekstremitas : adanya oedema, varises, CRT, dan refleks patella.
h. Data penunjang
Darah : pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit 12-24 jam
post partum (jika Hb <10 g% dibutuhkan suplemen FE),
eritrosit, leukosit, trombosit.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon
pasienterhadap masalah kesehatan yang dialami ataupun proses kehidupan yang
dialami baik bersifat aktual ataupun risiko, yang bertujuan untuk mengidentifikasi
respon individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)


b. Obesitas (00232)
c. Risiko kegemukan (00234)

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi merupakan suatu perawatan yang dilakukan perawat berdasarkan
pada penilaian klinis dan pengetahuan perawat untuk meningkatkan outcome
pasien atau klien (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil

Ketidaksei - Nutrisi status: - Kaji adanya alergi


mbangan kecukupan dari gizi makanan
nutrisi - Nutrisi status: makanan - Kolaborasi dengan ahli
kurang dari dan cairan pemasukan gizi untuk menentukan
kebutuhan - Berat kontrol jumlah kalori dan nutrisi
tubuh yang dibutuhkan pasien
Berhubunga - Yakinkan diet yang
n dengan: dimakan mengandung
13) Ketida tinggi serat untuk
kmampuan mencegah sembelit
untuk - Memantau adanya
masukan penurunan BB dan gula
atau darah
mencerna - Memantau lingkungan
nutrisi oleh tempat makan
karena - Memantau turgor kulit
faktor - Kolaborasi dengan dokter
biologi, tentang kebutuhan
psikologis siplemen makanan seperti
atau NGT/TPN jadi pemasukan
ekonomi cairan yang adekuat dapat
dipertahankan
Obesitas - Nutrisi status: Berat Pengelolaan
Berhubungan dengan: kecukupan dari gizi 15) Diskusikan bersama
14) Pemasukan - Nutrisi status: makanan pasien mengenai hubungan
yang berlebihan dan cairan pemasukan antara pemasukan makanan,
terhadap - Berat kontrol latihan, peningkatan BB dan
kebutuhan penurunan BB
metabolisme tubuh 16) Dorong pasien untuk
mengubah kebiasaan makan
17) Perkirakan BB badan
ideal pasien
Nutrisi Pengelolaan
18) Kaji adanya alergi
makanan
19) Kolaborasi dengan ahli
gizi untukk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
20) Anjurkan pasien untuk
meningkatkan pemasukan Fe
21) Berikan subsatansi gula
22) Memantau jumlah
nutrisi dan isi kalori
Berat Pengurangan Pendamping
23) Fasilitasi keinginan
pasien untuk menurunkan BB
24) Perkirakan bersama
pasien mengenai penurunan
BB
25) Tentukan tujuan
penurunan BB
26) Beri pujian/penghargaan
saat pasien berhasil mencapai
tujuan
27) Bahasa pemilihan
makanan

Daftar Pustaka
Aditya, B. 2014. Pathway Nutrisi.
https://www.scribd.com/doc/247992526/Pathway- Nutrisi
Aquilino, Mary Lober, Et al. 2008. Nursing Outcomes Classification. Fifth Edition.
United State of America: Mosby Elsevier.
Asmadi, 2008. Tekkik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
https://books.google.co.id
Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing
Interventions Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby
Elsevier.
Harnanto, A. M. dan S. Rahayu. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan:
Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/
Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC
https://books.google.co.id
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan:
definisi & klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2
Buku 2.Jakarta:Salemba Medika
Indriyani, W. 2013. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada An. S dengan Febris
Typhoid Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Program Studi DIII
keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Potter, P. A. & Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC
Rubenstein, D., D. Wayne, dan J. Bradley. 2007. Kedokteran klinis Edisi keenam.
Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai