Anda di halaman 1dari 36

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.

SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA MAHASISWA : Ellen Thania Arista Magdalena

NIM : 211103

RUANG :

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

I. KONSEP DASAR KEBUTUHAN


1. Definisi Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dan sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2013).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengankesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusiauntuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya danmenggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit.
Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Enam zat nutrisi
esensial yaitu, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan mineral.
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar
manusia yang sangat penting. Dilihat dari segi kegunaannya, nutrisi
merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber
nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat
dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain
yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan olehmanusia.
Adapun jenis-jenis nutrisi yang diperlukan tubuh antara lain:
1. Karbohidrat
Merupakan sumber energi utama dan sumber serat pangan
2. Protein

1
Merupakan konstituen penting pada semua sel, terdiri dari asam-asam amino.
3. Lemak
Merupakan sumber energi yang dipadatkan.
4. Vitamin
Merupakan bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi
sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
5. Air
Merupakan komponen terbesar penyusun tubuh manusia. Pemenuhan
kebutuhan air dapat berasal dari minuman, makanan,dan sayuran.
6. Mineral
Merupakan bahan anorganik yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
tubuh.

2. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ dalam
manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi
dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-
organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dankandung
empedu.
a. MULUT
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
padahewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan
bagianawal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut
merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi
oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasayang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri darimanis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius dihidung dan lebih rumit, terdiri
dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan
di kunyah olehgigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang
lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian
dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnyalisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.

2
b. TENGGOROKAN (FARING)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasaldari
bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring,dan laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakann pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung,didepan ruas tulang belakang Keatas bagian
depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama
koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausiumTekak terdiri dari:
 Bagian superior
Bagian yang sangat tinggi dengan hidung. Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak
dengan ruang gendang telinga
 Bagian media
Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media disebut
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah.
 Bagian inferior
Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian inferior disebut
laringgofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
c. KERONGKONGAN (ESOFAGUS)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilaluisewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus
bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, Esofagus
dibagi menjadi tiga bagian :
1. Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2. Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3. Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
d. LAMBUNG
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kendang
keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu :
 Kardia.
 Fundus.
 Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung kedalam kerongkongan. Lambung
3
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
 Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
 Asam klorida (HCl)Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam,
yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung
yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
 Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e. USUS HALUS (USUS KECIL)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui venaporta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air(yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna).Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein,gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan
mukosa ( sebelah dalam ),lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot
memanjang ( MLongitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri
dari tigabagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum),
danusus penyerapan (ileum).
 Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dariusus
halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.Usus
dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal
berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua
muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum
berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yangberarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari(duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh
usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung
untuk berhenti mengalirkan makanan.
4
 Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan
usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
denganmesenterium.Permukaan dalam usus kosong berupa membran
mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari
usus. Secarahistologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar”
dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dar ibahasa Latin,
jejunus, yang berarti “kosong”.
 Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia,ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum
memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
f. USUS BESAR (KOLON)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntudan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus
besar terdiri dari :
 Kolon asendens (kanan)
 Kolon transversum
 Kolon desendens (kiri)
 Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus
besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting
untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam ususbesar. Akibatnya terjadi
iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
g. PANKREAS
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone penting
5
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
dengan duodenum (usus dua belas jari).Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
 Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
 Pulau pankreas, menghasilkan hormonPankreas melepaskan enzim
pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreasakan mencerna protein, karbohidrat
dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya
akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga
melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat,yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
h. HATI
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia
danmemiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki
beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen,sintesis protein
plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam
pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hatibiasanya dimulai dalam
hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan
diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil
(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah kedalam vena yang bergabung dengan vena
yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena
porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang
masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah
darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
i. KANDUNG EMPEDU
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah
pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk
proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10
cm dan berwarna hijau gelap bukan karena warna jaringannya, melainkan karena
warna cairan empedu yang dikandungnya.Organ ini terhubungkan dengan hati dan
usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting
yaitu:
 Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
 Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,
terutamahaemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah
merah dankelebihan kolesterol.

6
3. Patofisiologi
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktivitas,
keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur
dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka
nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan,sehingga tingkat aktivitas
akan meningkat atau menurun. Sementara, statuspenyakit dan prosedur atau
pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan,
absorbsi, metabolisme dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zarmakanan
tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapatmenurunkan
kebutuhan protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal.Penyakit-penyakit fisik
biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan.Biasanya terjadi pada penyakit-
penyakit saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absrobsi, gangguan tranportasi, atau
penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi akibat nyerin saat makan. Diare dapat menurunkan
absorbsi nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung
empedu, di mana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang
berfungsi untuk mencerna lemak menjadi tidak efektif.
4. Jenis Gangguan Kebutuhan Dasar
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan :
1.   Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan,
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
2. Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat
badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 10% dari jumlah itu.

5. Tanda dan Gejala Gangguan Kebutuhan Dasar


 Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : 1. Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal.
 Gejala Dan Tanda Minor
7
Subjektif : 1. Cepat kenyang setelah makan
2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun
Objektif : 1. Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
6. Etiologi Gangguan Kebutuhan Dasar
a. Fisiologi
1) Intake nutrient
2) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
3) Pengetahuan
4) Gangguan penelan / menelan
5) Perasaan tidak nyaman setelah makan
6) Anoreksia
7) Nausea & vomitus
8) Intake kalori & lemak yg berlebihan
b. Kemampuan mencerna nutrient
1) Obstruksi mencerna cairan, mal absorbsi nutrient, DM
c. Kebutuhan metabolism
1) Pertumbuhan, stres, kondisi yang meningkatkan bmr, kanker
d. Gaya hidup yang berlebihan
1) Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia foddierlusia
menginjak 1 tahun
2) Kebiasaan makanan lansia menghindari yg penting untuk dimakan
e. Jenis kelamin
Metabolisme  basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan wanita
pada laki laki dibutuhkan BMRIO Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita
oigkkal/kg/bb/jam.
f. Tinggi badan dan berat badan

8
Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluarn panas, sehingga
kebutuhn metabolisme basal tubuh juga menjadi besar.
g. Status kesehatan
Nafsu makan yg baik adalah tanda yg sehat.
h. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
i. Alcohol dan obat
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi konstribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol daripada
makanan. Obat obataan yg menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat
gizi esensial. Obat obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorpsi zat gizi inteostin.
7. Komplikasi Kebutuhan Dasar Nutrisi
Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri
atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes militus, hipertensi,
jantung coroner, kanker, dan anoreksia nervosa.
a. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko
penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
b. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan
kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
e. Diabetes Melitus

9
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas, serta asupan
kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan
lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi
lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

8. Penatalaksanaan Kebutuhan Dasar


Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut :
 Perbaikan gizi
 Pendidikan Kesehatan
 Pengobatan
 Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
sendiri dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut),
bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera
makan pada pasien.
o Alat dan Bahan :
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
10
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet
o Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan
secara sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk
sebentar.
8. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
9. Cuci tangan.
 Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui
pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.

o Alat dan Bahan :


1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin
o Prosedur Kerja :
11
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi semifowler.
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah
dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang
pipa dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke
telingan dan beri tanda batasnya.
7. Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal
pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-
lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara sebagai berikut :
 Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom
yang berisi air (klemdibuka), perhatikan bila ada
gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jikatidak ada
gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu
diklematau dilipat kembali.
 Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui
pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di
lambung terdengar bunyi, berarti pipatersebut sudah
masuk, setelah itu dikeluarkan udara yang ada di
dalamsebanyak jumlah yang dimasukkan.
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan
dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan
lewat pinggirnya.
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu
bila ada masuk kanobat dan beri minum lalu pipa penduga
diklem.
12. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13. Cuci tangan
 Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa
cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara
sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi
parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien
12
yang tidak bisa makanmelalui oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk
menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi
harian.
Metode Pemberianan :
1. Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan
untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena
pasien masih dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang
biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam
amino.
2. Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan
nutrisi sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran
pencernaan pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat
digunakan adalah cairan yang mengandung asam amino seperti
Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid.
3. Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk
jangka waktu lama dan melalui vena perifer (Hidayat dan Uliyah,
2005)

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a) Riwayat Keperawatan
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus ?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya ?
d. Adakah toleransi makan/minum tertentu ?
b) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan fisik : apatis, lesu.
b. Berat badan : obesitas, kurus (underweight)
c. Otot : flaksia/lemah, tonus kurang,tenderness, tidak mampu bekerja.
d. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar,paresthesia, reflek menurun
e. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaranliver/lien.

13
f. Kariovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanandarah
rendah/tinggi.
g. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
i. Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat.
j. Gusi : pendarahan, peradangan.
k. Lidah : edema, hiperemis.
l. Gigi : karies, nyeri, kotor.
m. Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
n. Kuku: mudah patah.
o. Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC) :
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm.
p. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF) :
Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut :
a. Anthropometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkajistatus
nutrisi serta ketersediaan energi tubuh. Pengukuran anthopometrik terdiri atas :

1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita
dilakukandalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi
pada posisi terbaring.Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan
manual,meskipun ada alat ukur yang mengunakan system digital
elektrik. Berat badan yang ideal : (TB-100)± 10% atau 0.9 x (tinggi
badan – 100). Hal-hal yangharus diperhatikan dalam mengukur
berat badan:
 Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali
menimbang
 Menimbang tanpa alas kaki

14
 Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang
 Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum
dan sesudah makan.
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh,
mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau
obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah
lipatan kulit trisep (trisep skinfold[TSF] skapula, dan suprailiaka.Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
 Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah
kesalahan padahasil pengukuran.
 Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
 Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak
dominan
 Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas,
antaraakronim dan olecranon
 Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
 Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.
 Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
 Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
kepala,dada, dan otot bagian lengan atas (LILA).

b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium.
Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaanhemoglobin,
hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan
dan elektrolit serta untuk transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Albumin normal

15
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal
tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-
tanda klinik untuk mengetahui status individu :

NO BAGIAN TUBUH TANDA KLINIK KEMUNGKINAN


KEKURANGAN
1. Tanda Umum Penurunan berat badan Kalori, air, dan
dehidrasi, haus vitamin A
pertumbuhan terlambat
2. Rambut Kekuningan kekuranagn Protein
pigmen, kusut
3. Kulit Deatitis Niasin, riboflavin,
Dermatosis pada bayi biotin, lemak asam
Petechial hemorrhages askorbat
Eksema
4. Mata Photopobia Riboflavin
Rabun senja Vitamin A
5. Mulut Stomatitis Riboflavin
Glossitis Niasin, asam folik,
vitamin B12, zat besi
6. Gigi Karies Flour
7. Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D
Lemah otot
8. Tulang Riketsia Vitamib D
9. Gastrointestinal Anoreksia mual dan Thiamin, garam
muntah dapur, NaCl
10. Endokrin Gondok Iodium
11. Kardiovaskuler Pendarahan peny, jantung, Vitamin K, thiamin,
anemia pyridoxine, zat besi
12. System saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

Clinikal sign gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:

 Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)


Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut :
a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur

16
b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
 Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada
bayiketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat
berakibat:retardasik metal, kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh
dll.Tanda klinis kwashiorkor :
1. Edema
2. Gangguan pertumbuhan
3. Perubahan kejiwaan
4. Otot tumbuh terlihat lemah
 Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein
berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < darinormal, diarePCM
juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selamamenjalani proses
perawatan di berbagai fasilitas kesehatan
 Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal(20-
30%>normal)
 Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan

d. Dietery history

Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanyamerangsang
pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (MooreCourney, Mary, 1997). Pola
makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya,latar belakang, status sosial ekonomi,
aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalamriwayat konsumsi nutrisi/diet klien :

POLA DIET/MAKAN VEGETARIAN, TIDAK MAKAN IKAN LAUT, DLL


Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai kebutuhan nutrisi
Kebiasaan makanan MI melihat Bersama-sama, makan smabil menderkan music, makan sambal
melihat televisi
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambal, suka coklat, suka roti
Pemasukkan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu makanan tambahan atau
tidak

17
Riwayat Adanya Riwayat penyakit DM, adanya alergi
Kesehatan/pengkonsumsian
obat

4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan
laboratoriumdengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
o Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
o Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
o Hb (N: 12 mg %).
o BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
o Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5-
1,0mg/100 ml).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan
C. PERENCANAAN
a) Identifikaasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi kebutuhhhan kalori daan nutrient
d) Monitor asupan makanan
e) Monitor berat badan
f) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
g) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
h) Berikan makann tinggi kalori dan protein
i) Ajarkan diet yang diprogamkan
j) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukaan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
D. PELAKSANAAN
a) Mengidentifikaasi status nutrisi
b) Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Mengidentifikasi kebutuhhhan kalori daan nutrient
d) Memonitor asupan makanan
e) Memonitor berat badan
f) Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
g) Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
h) Memberikan makann tinggi kalori dan protein

18
i) Memgajarkan diet yang diprogamkan
j) Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukaan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan

E. EVALUASI
a) Keinginan makan meningkat
b) Asupan makan meningkat
c) Kemampuan menikmati makanan meningkat
d) Asupwaan nutrisi meningkat
e) Stimulus untruk makan meningkat
f) Rasa lapar meningkat
SUMBER/REFERENSI:

19
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Ellen Thania Arista Tempat Praktik : RS.DR.SOEPRAOEN


NIM : 211103 Tgl Praktik : 10 MEI 2011

A. Identitas Klien
Nama : Ny.A No. RM : 019xxxx
Usia : 35 thn Tanggal Masuk : 10-05-2011
Jenis kelamin : Perempuan Tanggal Pengkajian : 10 -05-2011
Alamat : bugis Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
No. Telepon : 082 xxx xxx xxx Nama klg. dekat yang bisa dihubungi : Tn. K
Status pernikahan : sudah kawin
Agama : Islam Status : Kawin
Suku : bugis Alamat : bugis
Pendidikan : SMK No. telepon : 082 xxx xxx xxx
Pekerjaan : IRT Pendidikan : sma
Lama bekerja :- Pekerjaan : Buruh

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : pasien mengatakan sudah 4 hari badanya panas
2. Lama keluhan : 4 hari
3. Kualitas keluhan: Demam naik pada malam hari
4. Faktor pencetus: pasien mengtakan suka mengonsumsi makanan yang dijual dipinggir
pinggir jalan

20
5. Faktor pemberat: pasien mengatakan tinggal di lingkungan yang pada penduduk
6. Upaya yang telah dilakukan: mengonsumsi obat paracetamol untuk menurunkan panas dan
melakukan kompres
7. Keluhan saat pengkajian: pasien mengatakan px demam mulai 4 hari yang lalu,demam naik
di malam hari,pasien mengatakan mengalami mual dan muntah ,tidak nafsu makan

Diagnosa Medis:
Demam Thypoid

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Ny. D  berumur 35thn datang ke poli klinik umum RSUD Kab. Tangerang. Saat datang klien tampak
lemas. Saat dikaji oleh perawat, klien mengeluh badannya panas, mual dan muntah, tidaknafsu makan,
mual dan muntah terjadi setelah klien makan cukup banyak dan mual muntah berkurang saat makan
sedikit dan hangat.hasil pemriksaan pasien tampak lemas , bibir tampak pecah-pecah,crt <1 detiik,kulit
kering,kesadaran compos mentis, Tekanan Darah  90/70 mmHg,
Nadi 80x/menit,Suhu 40ºC,RR 24x/meni
D. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Penyakit Yang Pernah Dialami
a. Kecelakaan (Jenis &waktu) : Tidak ada
b. Operasi (Jenis &waktu) : Tidak ada
c. Penyakit :
 Kronis : tidak ada
 Akut : tidak ada
d. Terakhir masuk RS:
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : tidak ada
3. Imunisasi
(v)BCG (v)Hepatitis
(v)Polio (v)Campak
(v)DPT ( )……………
4. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Tidak terkaji

21
5. Obat-obatan yang digunakan
paracetamol

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan,tidak ada anggotra keluarga yang menderita
penyakit seperti pasien.

F. Genogram

Genogram:

Keterangan

: laki-laki sudah meninggal

: perempuan sudah meninggal

: Perempuan

: laki-laki

22
: pasien

: garis hubungan tinggal bersama

G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
 Kebersihan Cukup bersih -
 Bahaya Kecelakaan Tidak dekat dengan jalan raya -
 Polusi Adanya polusi akibat kepadatan -
di tempat tinggal pasien
 Ventilasi Ventilasi udara cukup (ada 6 -
jendela)
 Pencahayaan Pencahayaan ada di semua -
ruangan

H. Pola Aktivitas – Latihan


Jenis Rumah Rumah sakit
Sebelum sakit Sesudah sakit
 Makan Minum 0 0 2
 Mandi 0 0 2
 Berpakaian/berdandan 0 0 2
 Toileting 0 0 2
 Mobilitas di tempat tidur 0 0 2
 Berpindah 0 0 2
 Berjalan 0 0 2
 Naik tangga 0 0 2
Pemberian skor : 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu 1 orang, 3 = dibantu>1 orang, 4 =
tidak mampu
I. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis Rumah Rumah sakit
 Jenis diet Tidak ada TKTP
 Frekuensi/pola 3x sehari 3x sehari

23
 Porsi yng dihabiskan 1 porsi ½ porsi
 Komposisi menu Nasi,lauk,sayur Nasi,lauk,sayur,buah
 Pantangan Tidak ada Tidak ada
 Nafsu makan Baik Menurun
 Fluktuasi BB 6 bulan terakhir 46 43
 Jenis minuman Air putih Air putih
 Frekuensi/pola 7-8 gelas 7-8 gelas
J. Pola Eliminasi
Rumah Rumah sakit
BAB
 Frekuensi/pola 1x/hari Tidak bisa BAB
 Konsistensi Lembek -
 Warna & bau Coklat -
 Kesulitan - Tidak dapat BAB
 Upaya mengatasi - Diberikan buah
BAK
 Frekuensi/pola 4x 3x
 Konsistensi ± 1800 ± 1400
 Warna & bau Kuning ,bau khas urine Kuning ,baau khas urine
 Kesulitan - -
 Upaya mengatasi - -
K. Pola Tidur – Istirahat
Rumah Rumah sakit
Tidur siang : lamanya 1 jam /hari Sering terbangun
 Jam….s/d….. 12.00 s/d 01.00 12.00 -12.30
 Kenyamanan stlh tidur
Tidur malam : lamanya 8 jam/hari Px sering terbangun
 Jam….s/d….. 22.00 s/d 05.00 23.00-05.00
 Kenyamanan stlh tidur - -
 Kebiasaan sblm tidur berdoa Berdoa
 Kesulitan - Tidak dapat memulai tidur
 Upaya mengatasi - Minum susu sebelum tidur

L. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah sakit
 Mandi : frekuensi 2xsehari 1xsehari
Penggunaan sabun Sabun mandi Sabun mandi
 Keramas : frekuensi 2 hari sekali Tidak kramas
Penggunaan sampo Menggunakan shampo -
 Gosok gigi : frekuensi 2 x sehari 1x sehaari
Penggunaan odol Menggunakan odol Menggunakan odol
 Ganti baju : frekuensi 2x sehari 1x sehari

24
 Potong kuku : frekuensi 1 minggu sekali Tidak potong kuku
 Kesulitan - -
 Upaya yg dilakukan - -

M. Pola Toleransi Koping-Stress


Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( v ) dibantu orang lain, sebutkan suami
 Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll)
tidak ada masalah terkaait dengan perawatan di RS atau biaya
 Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah : bercerita kepaadda suami tentang
masalah yang dihaadapi
 Harapan setelah menjalani perawatan: : sembuh dan bisa melakukan aktivitas seperti
biasanya
 Perubahan yang dirasa setelah sakit: lebih menjaga pola makan dan memperhatrikan
kebersihan makanan yang di konsumsi
N. Konsep Diri
1. Gambaran : Klien terbuka dalam semua pertanyaan
2. Ideal diri : Klien mengakui dirinya sebagai istri yang baik bagi suaminya dan Klien mengakui dirinya
sebagai ibu yang baik bagi anaknya
3. Harga diri : Klien mengakui tidak merasa tidak tersisihkan
4. Peran : sebagai ibu dan istri
5. Identitas diri : ibu rumah tangga
O. Pola Peran dan Hubungan
1. Peran dalam keluarga: Istri dan ibu
2. Sistem pendukung: suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain, sebutkan:
ibu,ayah,teman,saudara.
3. Kesulitan dalam keluarga: -
( ) hubungan dengan orang tua ( ) hubungan dengan pasangan
( ) hubungan dengan sanak saudara ( ) hubungan dengan anak
( ) lain-lain sebutkan,
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: -
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : -
P. Pola Komunikasi
25
1. Bicara (v) Normal (v) bahasa utama
( ) Tidak jelas (v) bahasa daerah
( ) bicara berputar putar ( ) rentang perhatian
(v) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) afek
Q. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: (v) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti
R. Pola Nilai dan Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, dan kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah : shalat 5x/hari, ngaji setiap sore
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS : ngaji Bersama teman-teman
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melakukan ibadahnya : bisa sembuh dan bisa ngaji
bersama teman-teman
S. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sakit sedang
 Kesadaran : Komposmentis dan GCS 4/5/6
 Tanda tanda vital :
Tekanan Darah : 90/70 mmHg Suhu : 39 °C
Nadi : 80x / Menit RR : 24 X/Menit
 Tinggi Badan : 164 cm Berat Badan : 43 kg

2. Kepala & Leher


a. Kepala
 Bentuk: Normal
 Massa: -
 Distribusi rambut: Berwarna hitam serta tidak mudah patah
 Warna kulit kepala: Putih
 Keluhan: pusing/sakit kepala/migraine, lainnya:
b. Mata
 Bentuk: Simetris
 Konjungtiva: Merah muda
 Pupil: ( ) reaksi terhadap cahaya ( ) isokor ( v ) miosis ( ) pin point ( ) midriasis
 Tanda radang: Tidak ada tanda radang
 Fungsi penglihatan: Normal
 Penggunaan alat bantu: Tidak
c. Hidung
 Bentuk : Simetris
 Warna : -
 Pembengkakan : -
 Nyeri tekan : -
 Perdarahan : -
 Sinus : -
d. Mulut & Tenggorokan
 Warna bibir : pucat
 Mukosa : kering
26
 Ulkus : -
 Lesi : -
 Massa : -
 Warna lidah : kotor
 Perdarahan gusi : -
 Karies : -
 Gangguan bicara : -
e. Telinga
 Bentuk : simetris
 Warna : -
 Lesi : -
 Massa : -
 Nyeri : -
 Nyeri tekan : -
f. Leher
 Kekakuan : -
 Benjolan/massa : -
 Vena jugularis : -
 Nyeri : -
 Nyeri tekan : -
 Keterbatasan gerak : -
 Keluhan lain : -
3. Thorak & Dada
 Jantung
- Inspeksi : CRT <2 detik, tidak ada sianosis
- Palpasi : akral hangat
- Perkusi : suara pekak
- Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan

 Paru
- Inspeksi : tidak ada sesak nafas, tidak batuk
- Palpasi : tidak ada pernafasan cupping hidung,bentuk dada simetris, irama teratur, pola
nafas normal
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vaskuler
-
4. Payudara & Ketiak
 Benjolan/massa : tidak ada benjolan
 Bengkak : tidak ada bengkak
 Nyeri : tidak ada nyeri
 Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
 Kesimetrisan : tidak ada
5. Punggung & Tulang Belakang
Tidak ada kelainan bentuk, lesi (-), massa(-),nyeri(-)
6. Abdomen
 Inspeksi : bentuk simetris
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekkan
 Perkusi : hypertymphani
 Auskultasi :bissing usus 4x/menit

7. Genitalia & Anus

27
 Inspeksi : keadaan genettalia dan anius bersih dan tidak ada kelainan

 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

8. Ekstremitas (kekuatan otot, kontraktur, deformitas, edema, luka, nyeri/nyeri tekan, pergerakan)
 Atas : Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan parut,
kuku jari bersih, refleks biceps dan trisep +
 Bawah : Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan jaringan
parut, kuku jari bersih, tidak ada varices, dan refleks babinski +
9. Sistem Neurologi 9SSP : I-XII, reflek, motorik, sensorik)

10. Kulit & Kuku


 Kulit : (warna, lesi, turgor, jaringan parut, suhu, tekstur, diaphoresis)
Kulit bewarna sawo matang,tidak ada lesi maupun jaringan parut,
 Kuku : (warna, lesi, bentuk, CRT)

T. Hasil Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, USG, Rontgen, MRI)

a)      Pemeriksaan darah rutin

b)      Urinalisa

c)      Kimia klinik

d)      Tes tubex = +5

e)      Uji widal = 1/320

U. Terapi (Medis, RehabMedik, Nutrisi)


a)      RL 20 tts/mnt mempunyai fungsi untuk mengatasi kehilangan cairan ektraseluler abnormal yang akut

b)      PCT 3x350 mg mempunyai fungsi sebagai anagesik dan antipeuretik dengan sedikit efek anti inflamasi dan
juga dapat menghilangkan rasa sakit dan suhu tubuh yang tinggi

V. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya


Pasien mengatakan ia tidak mengetahui tentang penyakitnya sekarang,pasien menganggap hanya
demam biasa

W. Perencanaan Pulang
 Tujuan Pulang : Rumah
 Transportasi pulang : mobil pribadi
 Dukungan keluarga : suami dan anak anaknya
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : -
 Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang : -
 Pengobatan : -
 Rawat jalan ke : -
 Hal hal yang perlu diperhatikan di rumah :lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsinyya
 Keterangan lain : -

Malang,

28
Pengkaji

1. Anoreksi Ketidak seimbangan


nutrisi kurang dari
Ds : pasien mengatakan kebutuhan tubuh
badanya panas sudah 4
hari,pasien mengatakan
mual dan muntah ,pasien
tidak nafsu makan,pasien
merasa cemas dengan
sakitnya

Do : pasien tampaak
lemas ,kulit kering ,CRT
<1 detik. Pasien tidak
menghabiskan
makanannya

TTV :

Td : 90/70 mmhg

N : 80x/menit

S : 39°C

Rr : 25x/menit

Bb : 43kg

Hasil pemeriksaan

Dilakukan tes widal dengan


hasil 1/320
Dilakukan tes tubex dengan
hasil positif 5

29
ANALISA DATA

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA KLIEN : Ny.

NO.REG :

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
1. 10 mei 2011 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

30
31
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama / Usia : Ny.A Dx / No.Reg : 231XX

NO TGL DX KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1. 18 Ketidak seimbangan Setelah dilakukan imntervesi 1. Identifikaasi status nutrisi 1. menentukan kebutuhan nutrisi
2. Identifikasi alergi dan pasienb
April nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam 2. mengetahui adanyaa masalah
intoleransi makanan
kebutuhan tubuh makanan
2019 maka ketidak seimbangan 3. Identifikasi kebutuhhhan
berhubungan dengan 3. memenuhi kebutuhan kalori daan
nutrisi kurangb dari kebutuhan kalori daan nutrient nutrient sesuai kebuthan tubuh
anoreksia dibuktikan 4. Monitor asupan makanan 4. mengetahiui pola,frekuensi makan
dengan pasien tubuh b/d anoreksia dapat paien
5. Monitor berat badan
5. mengetahu
mengatakan mual dan teratasi dengan kriteria hasil : 6. Monitor hasil
perkembaangan ,peningkatan nutrisi
muntah tidak nafsu pemeriksaan daalam tubuh ditandai dengan
1.pasien mengatakan nafsu laboratorium kenaikan ataau penurunan berat
makan
7. Sajikan makanan secara badan
makan membaik (5)
6. meembaantu menentukan diagnose
2.keinginan makan meningkat menarik dan suhu yang
yang tepat
(5) sesuai 7. meningkatkan selera makan pasien
8. Berikan makann tinggi 8. memenuhi kebutuhan kalori dan
3. Kemampuan menikmati
kalori dan protein protein pasien
makanan meningkat(5)
9. agar paasien dapat menerapkan
9. Ajarkan diet yang
4.asupan nutrisi meningkat (5) progam diaaet pada saat di rumah
diprogamkan
5. mual muntah tidak ada nanti
10. Kolaborasi dengan ahli 10. menentukan diit yang dinbutuhkan

32
gizi untuk menentukaan dan memastrikan kepatian kleadaan
jumlah kalori dan jenis pasien

nutrient yang dibutuhkan

33
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Ny.A Ruangan : BUGENVILE RM No. : 34 Dx medis : TYPHOID

No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam

1. Mengidentifikaasi status nutrisi S : pasien mengaatakan mual muntah sudah berkurang,badannya


tidak terasaa lemas laagi,nafsu makan meningkat,pasien
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan menghabiskan makanannya
3. Mengidentifikasi kebutuhhhan kalori daan nutrient
O : pasien taampak lebih ceria,pasien sudh mulaai duduk dan
4. Memonitor asupan makanan berjalan ,makanan yang disajikan tampak dihabiskan,crt =2
detik,kesadran composmentis
5. Memonitor berat badan TTV
6. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium Td : 120/70 mmhg
N : 80x/menit
7. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai S : 37
Rr : 24x/menit
8. Memberikan makann tinggi kalori dan protein
9. Memgajarkan diet yang diprogamkan
10. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukaan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan

34
35
36

Anda mungkin juga menyukai