TINJAUAN TEORI
1.1.1 Definisi
Sumber: RirinWidia
A. Mulut
B. Tenggorokan (Faring)
1. Bagian superior
Bagian yang sangat tinggi dengan hidung.
Bagian superior disebut nasofaring, pada
nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga
2. Bagian media
Bagian yang sama tinggi dengan mulut.
Bagian media disebut orofaring,bagian ini
berbatas kedepan sampai diakar lidah
3. Bagian inferior
Bagian yang sama tinggi dengan laring.
bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.
C. Kerongkongan (Esofagus)
D. Lambung
1. Kardia.
2. Fundus.
3. Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari
kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter),
yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi
lambung ke dalam kerongkongan. Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting :
1. Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari
kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.
2. Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang
sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri.
J. Pankreas
K. Hati
L. Kandung Empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris:
gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang
dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada
manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-
10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena
warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran
empedu.
1.1.3 Etiologi
1.1.4 Patofisiologi
Perasaan mual terjadi akibat kadar estrogen meningkat.
Mual dan muntah terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi,
hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urine,
selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi
darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan
oksidasi lemak tidak sempurna hingga terjadi ketosis.
Hipokalemia akibat muntah dan eskresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.
Selaput lender esophagus dan lambung dapat robek (sindrom
Mallory weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal (Arif
Mansjoer, 2001 dalam buku Reny Yuli Aspiani, 2017).
1.1.8 Penatalaksanaan
Menurut Reny Yuli Aspian, 2017 Konsep pengobatan
yang dapat diberikan pada hiperemesis gravidarum sebagai
berikut :
a. Isolasi dan pengobatan psikologis
Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat
meringankan wanita hamil karena perubahan suasana dari
lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan
komunikasi, informasi dan edukasi tentang berbagai masalah
dengan kehamilan.
b. Pemberian cairan pengganti
Dalam keadaan darurat diberikan cairan pengganti
sehingga keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti
yang dapat diberikan adalah glukosa 5% sampai 10%
dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan
berfungsi sebagai sumber energy, sehingga terjadi
perubahan metabolisme dari lemak dan protein menuju
kearah pemecahan glukosa. Dalam cairan dapat
ditambahkan vitamin C, B Kompleks atau kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolisme.
Selama pemberian cairan harus mendapat perhatian tentang
keseimbangan cairan yang masuk dan keluar melalui kateter,
nadi, tekanan darah, suhu, dan pernafasan. Lancarnya
pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa keadaan
wanita hamil berangsur-angsur membaik.
c. Obat yang dapat diberikan
Memberikan obat pada hiperemesis gravidarum
sebaiknya berkonsultasi dengan dokter, sehingga dapat
dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat
menyebabkan kelainan congenital cacat bawaan bayi)
Komponen (susunan obat) yang dapat diberikan:
1. Sedative ringan
a. Phenobarbital (luminal) 30 mg.
b. Valium
2. Anti alergi
a. Antihistamin
b. Dramamin
c. Avomin
3. Obat anti mua muntah
a. Mediamer B6
b. Emetrole
c. Stimetil
d. Avopreg
4. Vitamin
a. Terutama vitamin B kompleks
b. Vitamin C
d. Menghentikan perdarahan
1.2.PENGKAJIAN
A. Identitas
B. Keluhan Utama
F. Riwayat obsterti
a. Keadaan Haid
b.Riwayat Kehamilan
b) Nutrisi
c) Eliminasi
e) Istirahat/Tidur
i) Kebutuhan keamanan
j) Sosialisasi
k) Kebutuhan spiritual
n) Kebutuhan belajar
H. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
d. Berat badan
2) Wajah
3) Mata
4) Hidung
5) Telinga
7) Gigi
9) Payudara
10) Paru-paru
11) Jantung
13) Ekstremitas