DI PUSKESMAS SIDOMULYO
PEKANBARU
Pembimbing:
Ns. ANITA SYARIFAH, M.Kep
Disusun Oleh:
FITRIANA
NIM : 1941089
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
faeces.Diare pada anak dapat bersifat akut atau kronik (Carman, 2016).
oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus (Wong,
2011).
Diare adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar
1
2
mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan
sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan
secara otomatis.
3
b. Tenggorokan (Faring)
yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu
bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian
yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang
c. Kerongkongan (Esofagus)
(campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga
sel – sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida
bakteri.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus)
mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari
memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu
5
usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum).
Usus Dua Belas Jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau
duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari
bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas jari
oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan
halus antara 2-8 meter, 1- 2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.
6
bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum
dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
7
konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak
yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang
terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang
3. Manifestasi Klinis
Berikut adalah tanda dan gejala pada anak yang mengalami diare.
1. Cengeng
2. Gelisah
3. Suhu meningkat
6. Anus lecet.
8
dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung,
4. Patofisiologis
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
(misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan air dan
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus
5. Komplikasi Diare
3. Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari lima tahun,
10
yang keluar saat diare, yang dapat di tandai dengan adanya lemas
asam.
6. Pemeriksaan Penunjang
gula dalam tinja, biakan dan resistensi feses (colok dubur) dan foto x-ray
abdomen.
hitung jenis leukosit yang normal atau limfositosis. Pasien dengan infeksi
pasien dengan diare berdarah atau pasien dengan diare akut persisten. Pada
(Wong, 2011).
11
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
pentingyang perludiperhatikan.
dikeluarkan.
2)Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
12
badan kurang dari 7 kg jenis makanan: susu (ASI atau susu formula
padat (bubur) atau makan padat (nasi tim), bila anak tidak mau
atau tidakjenuh.
b. Penatalaksanaan keperawatan
tidak ada oralit dapat diberikan larutan garam dan 1 gelas air
matang yang agak dingin dilarutkan dalam satu sendok teh gula
pasir dan 1 jumput garam dapur. Jika anak terus muntah tidak
Ringer Laktat (RL) atau cairan lain (atas persetujuan dokter). Yang
a) Jumlah tetesan per menit dikali 60, dibagi 15/20 (sesuai set
d) Berikan minum teh atau oralit 1-2 sendok jam untuk mencegah
sebagai berikut:
a. Rencana terapi A
Jelaskan pada ibu, untuk Beri ASI lebih sering dan lebih lama
cairan berikut ini: oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin).
Anak harus diberi larutan oralit dirumah jika: Anak telah diobati
b. Rencana terapi B
Tabel 2.1
Pemberian Oralit
Umur ≤4 bulan 4 - ≤ 12 bulan 1 - < 2 tahun 2 - < 5tahun
Berat < 6 kg 6 -< 10 kg 10 - < 12 kg 12- 19 kg
Jumlah 200 -400 400-700 700 - 900 900-1400
(Sumber: Manajemen Terpadu Balita Sakit, 2015)
lebih lambat.
6 bungkus lagi.
A).
c. Rencana terapi C
Tabel 2.2
Pemberian cairan
Pemberian Pemberian
Umur Pertama 30 Berikut 70 mg
mg ml/kg selama
ml/kg selama
Bayi (dibawah umur 1 jam 5 jam
12 bulan)
Anak (12 bulan 3 menit 2 jam
sampai 5 tahun)
(Sumber: Manajemen Terpadu Balita Sakit, 2015)
2) Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba,
biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga
tablet Zinc.
melanjutkan pengobatan.
6) Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukancara
ml/kg).
perut makin kembung, beri cairan lebih lambat. Jika setelah 3 jam
intravena.
melanjutkan pengobatan.
17
sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan. Dosis tablet Zinc (1
tablet – 20 mg). berikan dosis tunggal selama 10 hari, Umur < 6 bulan:
1). Larutan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet
2). Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet
3). Ingatkan ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari selama 10
satu terapi suportif diare akut. Hal ini berdasarkan perannya dalam
diare. Probiotik aman dan efetif dalam mencegah dan mengobati diare
akut padaanak.
f. Kebutuhan Nutrisi
bubur tanpa sayuran pada saat masih diare, dan minum teh. Jika
Tabel 2.3
Penilaian Derajat Dehidrasi
Penilaian Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Berat
Dehidrasi Ringan/Sedang
1. Lihat: Baik, sadar Gelisa, rewel Lesu, lunglai atau
Keadaan Normal sadar Sangat
umum Ada
Sangat kering
Mata : Tidak ada Cekung Malas minum atau
Air mata mulut Basah Minum Tidak ada tidak Makan
dan lidah dan biasa Kering
1. Pengkajian
a. Identitas
pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas
b. Keluhan Utama
campak.
21
e. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
buah dan susu. Kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat
2. Diagnosa Keperawatan
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diare akut:
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
sekunder terhadap diare.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put.
c. Diare berhubungan dengan faktor infeksi, inflamasi. Iritasi dan
malabsorpsi.
d. Risiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
dampak sekunder dari diare.
e. Risiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan
peningkatan frekwensi BAB (diare).
f. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.
g. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi dan
kurang pengetahuan.
3. Rencana Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan : Setelah diberikan asuhan 1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan 1. Penurunan sirkulasi volume cairan
keperawatan selama 1 x 24 jam dan elektrolit. menyebabkan kekeringan mukosa dan
diharapkan kebutuhan cairan dan pemekatan urin. Deteksi dini
elektrolit dipertahankan secara memungkinkan terapi pergantian cairan
maksimal. segera untuk memperbaiki defisit.
Kriteria hasil : 2. Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, 2. Mengkaji hidrasi.
mebran mukosa dan status mental sesuai
Tanda vital dalam batas
indikasi.
normal (N: 120-60 x/mnt,
0 3. Pantau intake dan output (urin, feses, 3. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi
S; 36-37,5 c, RR :<40 emesis). glomerulus membuat keluaran tak
x/mnt ) adekuat untuk membersihkan sisa
Turgor elastik, membran metabolisme.
mukosa bibir basah, mata 4. Timbang berat badan setiap hari. 4. Mendeteksi kehilangan cairan, penurunan
tidak cowong, ubun-ubun 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan
tidak cekung. 1 ltr.
Konsistensi BAB lembek, 5. Anjurkan keluarga untuk memberi minum 5. Mengganti cairan dan elektrolit yang
frekwensi 1 kali perhari. banyak pada klien, 2-3 lt/hr. hilang secara oral.
6. Instruksikan keluarga dalam memberikan 6. Menjamin hasil optimum dan kepatuhan
terapi yang tepat, pemantauan masukan terhadap aturan terapeutik.
dan keluaran, dan tanda-tanda dehidrasi.
7. Kolaborasi Obat-obatan : (antisekresin, 7. Memantapkan penatalaksanaan diare
antispasmolitik, antibiotik) akut.
24
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan output.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan: Setelah diberikan asuhan 1. Observasi dan catat respons terhadap 1. Mengkaji toleransi pemberian makan.
perawatan selama 1x24 jam pemberian makan.
diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Diskusikan dan jelaskan tentang 2. Serat tinggi, lemak,air terlalu panas /
terpenuhi pembatasan diet (makanan berserat tinggi, dingin dapat merangsang mengiritasi
Kriteria hasil : berlemak dan air terlalu panas/dingin). lambung dan saluran usus.
Nafsu makan meningkat 3. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh 3. Situasi yang nyaman, rileks akan
dari bau yang tak sedap atau sampah, merangsang nafsu makan.
BB meningkat atau normal
sajikan makanan dalam keadaan hangat.
sesuai umur 4. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi 4. Mengurangi pemakaian energi yang
kegiatan yang berlebihan. berlebihan.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (ahli 5. Memberikan diet yang sesuai dengan
gizi): Diet TKTP rendah serat, susu. kebutuhan dan kelengkapan gizinya.
25
d. Risiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan: Setelah diberikan asuhan 1. Anjurkan minum yang banyak sesuai 1. Membantu memenuhi kebutuahan cairan
keperawatan selama 1 x 24 jam dengan kebutuhan cairan tubuh. yang hilang karena peningkatan suhu
diharapkan tidak terjadi tubuh.
peningkatan suhu tubuh 2. Anjurkan keluarga untuk mengenakan 2. Membantu mempercepat pengaupan atau
Kriteria hasil: pakaian yang lonngar dan gampang evaporasi.
Suhu tubuh dalam batas menyerap keringat.
normal (36-37,5 C) 3. Berikan kompres hangat. 3. Merangsang pusat pengatur panas untuk
Tidak terdapat tanda infeksi menurunkan produksi panas tubuh.
(rubor, dolor, kalor, tumor, 4. Monitor suhu tubuh setiap 2 jam. 4. Deteksidini terjadinya perubahan
fungtio leasa) abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi).
5. Kolaborasi pemberian antipiretik 5. Menurunkan panastubuh melalui
mekanisme pengatur pusat panas di otak.
27
e. Risiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare).
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan : Setelah diberikan asuhan 1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya 1. Kebersihan mencegah perkembang biakan
keperawatan selama 1x24 jam menjaga kebersihan perianal. kuman.
diharapkan integritas kulit tidak 2. Demontrasikan serta libatkan keluarga 2. Mencegah terjadinya iritassi kulit yang
terganggu dalam merawat perianal (bila basah dan tak diharapkan oleh karena kelebaban dan
Kriteria hasil : mengganti pakaian bawah serta alasnya). keasaman feces.
Tidak terjadi iritasi: 3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang 3. Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi
kemerahan, lecet, waktu 2-3 jam. penekanan yang lama sehingga tak terjadi
kebersihan terjaga. iskemi dan iritasi.
Keluarga mampu
mendemontrasikan
perawatan perianal dengan
baik dan benar.
28
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
1. Biodata
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : -
a. Ayah
2) Usia : 28 Tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Agama : Islam
31
32
b. Ibu
2) Usia : 25 Tahun
3) Pendidikan : SMA
5) Agama : Islam
B. Pengkajian
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan
rewel (+), riwayat batuk pilek (-). Ibu mengatakan tidak tahu tentang
penyakit anaknya.
pun dirawat dengan penyakit lain. Pasien Anak D tidak ada memiliki
riwayat alergi
33
Diabetes Melitus.
3. Genogram
Ayah Ibu
Keterangan :
Laki-Laki Pasien
Perempuan Serumah
Pasien Anak D merupakan anak pertama dari Tn. M dan Ny. S. Pasien
49 cm. Tn. M tinggal bersama dengan orang tua Ny. S dan adik Ny. S.
34
4. Riwayat Imunisasi
a. Pertumbuhan Fisik
Berat badan Pasien Anak D saat ini : 21 kg, Tinggi badan : 125
cm.
b. Perkembangan tiap
ini :
tahun
35
tanpa bantuan
6. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian Nutrisi
Pasien Anak D makan 3 x sehari dengan lauk dan sayur, kadang2 makan
buah.
a. Tempat tinggal
Pasien Anak D diasuh oleh kedua orang tuanya dan tinggal dirumah
yang sama. Pasien Anak D juga tinggal bersama dan juga di asuh oleh
b. Lingkungan rumah
8. Riwayat Spritual
keputusan.
b. Kegiatan keagamaan
9. Reaksi Hispotalisasi
saat ini.
Anak belum paham karena masih dibawah umur, hanya saja ibu
mengatakan Pasien Anak D saat ini rewel dan selalu menangis jika di
hari a. Nutrisi
b. Cairan
c. Eliminasi
BAK
6. Frekwensi 3× atau 4× > 3× sehari
sehari
7. Volume 1000 cc <1000 cc
8. Warna atau kejernian Jernih Kuning pekat (warna
Kekuningan teh pekat)
d. Istirahat Tidur
e. Personal Hygiene
- Frekwensi
2 x sehari
2. Cuci rambut
- Frekwensi 1 x sehari -
- Cara Dicuci oleh -
ibunya
3. Gunting kuku
- Frekwensi 1 dalam 1 -
minggu
- Cara Dipotong oleh -
ibunya
4. Gosok gigi 2 x sehari -
39
b. Tanda-Tanda Vital
c. Antropometri
d. Sistem Pernapasan
1) Conjungtiva : Pink
f. Sistem Pencernaan
2) Jumlah gigi : 10
acites (-)
g. Sistem Indera
h. Sistem Saraf
3) Bicara ekspresive : -
yang diberikan
j. Sistem Integumen
1) Rambut : Pendek
2) Kulit : Bersih
3) Kuku : Pendek
k. Sistem Endokrin
l. Sistem Perkemihan
a. Oralit
b. Zinc tab
1. Klasifikasi Data
Data Subyektif
f. Tanda-tanda vital
Suhu : 37 ºC
ANALISIS DATA
D. Perencanaan Keperawatan
Kolaborasi Obat-
obatan :
(antisekresin,
antispasmolitik,
antibiotik)
46
P : Intervensi di hentikan
49
DAFTAR PUSTAKA
Anzani1, B. P & Saftarina, F (2019). Penatalaksanaan Diare pada Anak Usia 2-10
Tahun dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga. Majority, 8 (2): 24.
Elizabeth, J. C. (2010). Buku Saku Patofisiologi: alih bahasa, Nike Budhi Subekti;
editor edisi bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha Ed.3. Jakarta : EGC
Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & klasifikas Edisi 11. Jakarta:
EGC
50
Suriadi & Rita. (2010). Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: TIM
Wilkinson, J., & Ahern, N. R. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 9
Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC