Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR


KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Oleh :
Nur Septiyan Endaryanti
071222041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2023
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN PENCERNAAN

Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,


lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-
organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

1. Mulut

Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut
merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh
saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh
gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-
bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.

2. Tenggorokan ( Faring)

Tenggorokan merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam


lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut
dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior
yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi
dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian
superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak
dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan
sampai di akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring.

3. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus.
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus
dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian
tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot
halus).

4. Lambung

Lambung merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu
kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting :

a. Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.

b. Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

c. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

5. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding
usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan
usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot
memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

a) Usus Dua Belas Jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir
di ligamentum treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal
berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk
ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.

b) Usus Kosong (Jejenum)


Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus.
c) Usus Penyerapan (Illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2- 4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan
8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garamgaram
empedu.

6. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama
organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan),
kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat
zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam
usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air,
dan terjadilah diare.

7. Usus Buntu (Sekum)

Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar.

8. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ
ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
rongga abdomen). Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.
Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di
retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
9. Rektum dan Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu
pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan


memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi
tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan
ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot
yang penting untuk menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus.

10. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas
jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu asini yang berfungsi menghasilkan enzim-
enzim pencernaan dan pulau pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon.

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke


dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan
lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

11. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini berperan
penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk
penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Zat-zat gizi dari
makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil
(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang
lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati
melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat
gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

12. Kandung empedu

Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml
empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung
empedu adalah sekitar 7- 10 cm dan berwarna hijau gelap (bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya). Organ ini terhubungkan dengan
hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu
membantu pencernaan dan penyerapan lemak serta bererperan dalam pembuangan limbah
tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah
merah dan kelebihan kolesterol.

B. DEFINISI

Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang
terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, 2006).
Nutrisi berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi fisik, sebagai
bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel tubuh dan sebagai pelindung
dan pengatur suhu tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006). Nutrisi adalah elemen yang
dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai
nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (A. P. Potter & Perry,
2010).

Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang
terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, 2006).
Nutrisi berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi fisik, sebagai
bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel tubuh dan sebagai pelindung
dan pengatur suhu tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan
mineral (A. P. Potter & Perry, 2010).

Pengertian Nutrisi merupakan prose pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat, A. Aziz
Alimul, 2015). Nutrisi adalah zat- zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kessehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan- bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan- bahan tersebut untuk
aktivita penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahanbahan penting dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi yang tidak seimbang dalam tubuh ada yang diakibatkan
karena kekurangan nutrisi dan kelebihan nutrisi. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu
proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespons terhadap stresor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan
dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh (Aziz Alimul,
2015).

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasisehingga dapat
terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

2. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi


dapatmemengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempemerupakan
sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan
karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsimakanan tersebut dapat merendahkan
derajat mereka.

3. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah, terdapatlarangan makan pisang dan
papaya bagi para gadis remaja.Padahal, makanantersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik.Ada pula larangan makanikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat
mengakibatkan cacingan, padahalikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi
anak-anak.

4. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkankekurangan


variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yangdibutuhkan secara
cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi padaremaja bila nilai gizinya tidak
sesuai dengan yang diharapkan.

5. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaanmakanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu,masyarakat dengan
kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampumencukupi kebutuhan gizi keluargannya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah

D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL

1. Berat badan lebih

Definisi : akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis
kelamin.

Penyebab

 Kurang aktivitas fisik harian


 Kelebihan konsumsi gula
 Gangguan kebiasaan makan
 Kelebihan konsumsi alkohol
 Penggunaan energi kurang dari asupan
 Sering mengemil
 Sering memakan makanan berminyak atau berlemak
 Faktor keturunan
 Penggunaan makanan formula atau makanan campuran
 Asupan kalsium rendah
 Berat badan bertambah cepat
 Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia < 5 bulan

2. Defisit nutrisi

Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Penyebab :

 Ketidakmampuan menelan makanan


 Ketidakmampuan mencerna makanan
 Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
 Peningkatan kebutuhan metabolisme
 Faktor ekonomi
 Faktor psikologis

3. Disfungsi mortilitas gastrointestinal


Definisi : peningkatan, penurunan, tidak efektif atau kurangnya aktivitas peristaltik
gastrointestinal.

Penyebab :

 Asupan enteral
 Intoleransi makanan
 Imobilisasi
 Makanan kontaminan
 Malnutrisi
 Pembedahan
 Efek agen farmakologis
 Proses penuaan
 Kecemasan

4. Hipervolemia

Definisi : peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan atau intraselular

Penyebab :

 Gangguan mekanisme regulasi


 Kelebihan asupan cairan
 Kelebihan asupan natrium
 Gangguan aliran balik vena
 Efek agen farmakologis

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut :

 Kadar total limfosit


 Albumin serum
 Zat besi
 Transferin serum
 Kreatinin
 Hemoglobin
 Hematokrit
 Keseimbangan nitrogen
 Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan status nutrisi buruk meliputi penurunan
hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan albumin serum <3,5 dl dan
peningkatan atau penurunan kadar kolesterol.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalamiketidakseimbangan


nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebagai berikut:

1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhikebutuhan nutrisi pasien
dan membangkitkan selera makan pada pasien.

2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung

Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatanyang dilakukan


pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secaraoral atau tidak mampu
menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambungatau pipa penduga. Tujuannya
adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral

Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupacairan infus


yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara sentral(untuk nutrisi
parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi parenteral parsial).Pemberian nutrisi
melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makanmelalui oral atau pipa
nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yanghanya memenuhi sebagian
kebutuhan nutrisi harian.

G. KONSEP MAP DAN ASUHAN KEPERAWATAN


DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
http://eprints.umm.ac.id/41760/3/jiptummpp-gdl-noniknurpr-47196-3-babii.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-sukmaayuwi-6299-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai