Anda di halaman 1dari 14

A.

ANATOMI FISIOLOGI SISTIM PENCERNAAN :

Berikut Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia:


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi
dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A. MULUT
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya
terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang
berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh
saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut
secara otomatis.

B. TENGGOROKAN ( FARING)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu
Pharynk.
Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring :

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara
jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas
tulang belakang

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama
koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut
ismus fausium

Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media =
bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan
laring.

Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak
dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai
diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring

C. KERONGKONGAN (EESOFAGUS)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: ?i??, oeso –
“membawa”, dan ??????, phagus – “memakan”).
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.

Esofagus dibagi menjadi tiga bagian :

 bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)


 bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
 serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

D. LAMBUNG
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu :

 Kardia.
 Fundus.
 Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter),
yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali
isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

 Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.

 Asam klorida (HCl)


Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah
protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan
cara membunuh berbagai bakteri.
Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

E. USUS HALUS (USUS KECIL)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung
dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap
ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan
otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
i. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh
selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus
dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama
duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian
pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Usus dua belas jari (duodenum)

ii. Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus,
di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong
dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,
yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus
kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti
aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
Diagram usus halus (terlabel small intestine

iii. Usus Penyerapan (illeum)


Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Diagram ileum dan organ-organ yang berhubungan.

F. USUS BESAR (KOLON)


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :


· Kolon asendens (kanan)
· Kolon transversum
· Kolon desendens (kiri)
· Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

G. USUS BUNTU (SEKUM)


Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung
yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki
sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

H. UMBAI CACING (APPENDIX)


Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks
pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau
hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing
berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks
selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis)
yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang
lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. REKTUM DAN ANUS


Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari
ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang
lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan
keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih
muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi
(buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

J. PANKREAS
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :


· Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
· Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam
darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum.
K. HATI
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.

Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga
memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati
biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang
kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena
yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat
gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.

L. KANDUNG EMPEDU
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia,
panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna
jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

 Membantu pencernaan dan penyerapan lemak


 Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

B. PROSES PENCERNAAN :

Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu
proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim
ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat
karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Supaya proses pencernaan berlangsung dengan lancar, sebaiknya kita mengunyah makanan
sebanyak 32 kali kunyahan. Selain supaya makanan lebih mudah dihancurkan di lambung,
kunyahan sebanyak 32 kali juga bertujuan supaya semua karbohidrat dalam makanan diubah
menjadi maltosa oleh enzim ptialin. Jika tidak semuanya dirubah, maka akan susah dicerna dan
akan terbuang sia-sia.

Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun
ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan
melalui proses pencernaan mekanik supaya makanan lebih halus dan pencernaan kimiawi
menggunakan zat/enzim sebagai berikut:

 Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya
dimiliki oleh bayi.
 Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
 HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai
disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus
halus.
 Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase
yang dihasilkan sangat sedikit.

Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan
akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut
yang berasal dari pankreas:

1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana
(maltosa).
2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang
mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh
usus halus.

Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung
empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu
mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi
mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara
merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam
hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.

Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan
kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa.
Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino
tunggal untuk diserap ke dalam darah dengan menggunakan enzim peptidase yang terdapat dalam
enterosit atau sel dinding usus halus. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan
berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam
bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam
bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap
oleh usus halus.

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju
ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini
membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa
makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses
pembekuan darah. Sisa makanan (chymus) dalam usus besar masuk banyak mengandung air.
Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan
kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.

Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan
defekasi dan dilakukan dengan sadar.
C. MASALAH YANG TIMBUL PADA MASALAH NUTRISI

1. Gangguan yang biasa terjadi


a. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebihdari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

b. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan
yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.

c. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.

d. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutris merupakan keadaan yang di alami seseoarang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan
nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis:

1) Berat badan 10-20% dibawah normal.


2) Tinggi badan dibawah ideal.
3) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
5) Adanya penurunan albumin serum.
6) Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan penyebab:

1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker.

2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan.


3) Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
4) Nafsu makan menurun.

e. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis:

1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal.


2) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15mm pada pria dan 25mm pada wanita.
4) Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
5) Aktivitas menurun atau menonton.
Kemungkinan penyebab :

1) Penurunan pola makan.


2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
f. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

2. Tanda dan Gejala


a. Penampilan umum : lemah, tampak sakit kronis atau akut
b. Rambut : kusam dan kering,rapuh,pigmen berkurang,mudah dicabut,tipis dan kasar
c. Wajah : kulit gelap diatas pipi dan dibawah mata,kulit bebecak,muka bengkak atau pipi kempot
d. Mata : membrane mata pucat,kering
e. Bibir : bengkak dan kasar,lesi disudut mulut
f. Lidah : tampak lembut,bengkak merah daging,sakit,papilla atropi
g. Gigi : karies,kecoklatan,malposisi
h. Gusi : seperti spon,mudah berdarah
i. Klenjar : pembesaran kelenjar tiroid
j. Kulit : kasar,kering,berbecak,bengkak,pucat

D. CONTOH TINDAKAN-TINDAKAN KEPERAWATAN PADA NUTRISI

Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


1) Pemasangan NGT pada Dewasa
a. Pengertian
NGT adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini adalah alat yang digunakan
untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang plasitic yang dipasang melalui hidung sampai
lambung. Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
 Dewasa ukurannya 16-18 Fr
 Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
 Bayi ukuran 6 Fr

b. Indikasi pemasangan NGT


Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
 Pasien tidak sadar
 pasien Karena kesulitan menelan
 pasien yang keracunan
 pasien yang muntah darah
 Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut

c. Tujuan Pemasangan NGT


Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut:
 Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan
menelan
 Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
 Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
 Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan
pada lambung

d. Kontraindikasi pemasangan NGT


 Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus.
 Pasien yang mengalami cidera serebrospinal.

e. Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;


Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
 Handscon bersih
 Handuk
 Perlak
 Bengkok
 Jelli atau lubricant
 Spuit 10 cc
 Stetoskop
 Tongue spatel
 Plaster
 Pen light
 Gunting

F. APA YANG DISEBUT DENGAN PEMERIKSAAN FISIK YANG DIPERLUKAN


UNTUK MENENTUKAN STATUS NUTRISI SESEORANG ?

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA LANGSUNG

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu :

1. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi,
maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yng terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)
seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical survey).
Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan
salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
seseorang dengan melakukan pemeriksaaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau
riwayat penyakit.

3. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris
yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain
: darah, urine, tinja,dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan
kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4. Biofisik

Penentuan sttus gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan meliht
kemampuan fungsi (khusunya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya
dapat digunakan dalam situasitertentu seperti kejadian buta senja epidemik, cara yang digunakan
adalah tes adaptasi gelap.

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA TIDAK LANGSUNG

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu :

1. Survey Konsumsi Makanan


Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai
zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survey ini dapat mengidentifikasikan kelebihan
dan kekurangan zat gizi.

2. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik
kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

Penggunannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status
gizi masyarakat.

3. Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi
disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964).

G. DIET PADA PASIEN HIPERTENSI DAN DM

1. DIET PADA HIPERTENSI :

Penyebab hipertensi adalah akibat dari tekanan sistolik yang naik karena pembuluh darah yang
tidak elastis dan juga akibat dari tekanan histolik yang naik karena adanya suatu penyumbatan di
pembuluh darah nadi. Banyak cara yang bisa anda lakukan untuk melakukan cara menurunkan
hipertensi salah satunya adalah dengan membatasi pemberian cairan atau air minum untuk si
penderita hipertensi.

2. DIET PADA DM :

Penyakit diabetes melitus disebabkan oleh insulin yang tidak memadai. Terapi diet merupakan
bagian penting dalam penatalaksanaan semua penderita diabetes.

TIPE DIET :

1. Diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan yang kemudian diikuti dengan diet untuk
mempertahankan berat badan.
2. Diet bebas gula
3. System penukaran hidratarang

PROTEIN DAN LEMAK DALAM DIET DIABETES


Pasien diabetes perlu dinasehati untuk menjaga agar proporsi total masukan kalori yang
berasal dari lemak tidak melebihi 35 persen. Dengan mengurangi masukan total lemak dan
konsumsi lemak jenuh, sementara jumlah konsumsi lemak tak jenuh ganda ditingkatkan,
diharapkan resiko penyakit pembuluh arteri yang mengancam pasien DM dapat dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai