Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER ENDOMTRIUM

OLEH :

KELOMPOK 3

1. NI NENGAH ANGGRENI PUSPITA SARI


2. NI WAYAN DEWI PARWATI
3. PANDI WIJAYA
4. PUTRI MAHARANI
5. RAHAYU OKTAVIANA
6. MUH. RIZAL
7. NINING EKA PRATIWI
8. MUNAWIR ALPARISI
9. NUR FITRI AULIA
10. NUR HAFNILAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


( STIKES ) MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat Hidayah-
Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah mendapatkan bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini
kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ns. Dina Fithriana,
M.SI.Med selaku dosen pembimbing Mata kuliah MATERNITAS 2, di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Mataram, dan semua pihak yang telah banyak memberikan fasilitas dan
informasi sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan yang bermanfaat terutama bagi kami sendiri maupun pihak lain.

Mataram, 20 juni 2018

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 4
2. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 4
A. Definisi kanker Endometrium ....................................................................................................... 4
B. Klasifikasi endometrium ............................................................................................................... 4
C. Etiologi.......................................................................................................................................... 4
D. Manifestasi Klinis ......................................................................................................................... 4
E. Komplikasi .................................................................................................................................... 4
F. Patofisiologii ................................................................................................................................. 4
G. Pathway ......................................................................................................................................... 4
H. Pemeriksaan penunjang................................................................................................................. 4
I. Penatalaksanaan ............................................................................................................................ 4
J. Asuhan keperawatan ..................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
BAB III ....................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................................................. 15
KESIMPULAN ....................................................................................................................................... 15
SARAN ................................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kanker lapisan endometrium adalah tumor ganas yang tumbuh pada kelenjar
lapisan endometrium, merupakan salah satu dari tiga macam tumor ganas pada organ
reproduksi, menempati sekitar 7% dari keseluruhan kanker pada wanita, merupakan 20%
- 30%nya tumor ganas saluran reproduksi. Kanker lapisan endometrium dapat tumbuh
pada usia apapun, umur yang paling umum adalah 58 – 61 tahun, 50% - 70% terkena
penyakit setelah menopause. Belakangan ini kasus kanker lapisan endometrium terus
meningkat, telah mendekati bahkan melebihi kanker serviks. Kemungkinan hidup 5 tahun
pasien kanker lapisan endometrium 25% - 30%, kambuh ulang kanker lapisan
endometrium adalah hal yang paling mempengaruhi kemungkinan hidup 5 tahun pasien.
Dengan adanya kejadian tersebut, maka skrinning dan deteksi dini pada kanker lapisan
endometrium sangat dibutuhkan agar masyarakat khususnya wanita lebih dini
mengetahui apakah mereka dalam keadaan sehat atau tidak.

2. RUMUSAN MASALAH
A. Definisi kanker Endometrium
B. Klasifikasi endometrium
C. Etiologi
D. Manifestasi Klinis
E. Komplikasi
F. Patofisiologii
G. Pathway
H. Pemeriksaan penunjang
I. Penatalaksanaan
J. Asuhan keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada dinding
rahim. Endometrium adalah organ Rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat
tertanam dan berkembangnya janin. Kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker
rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel
miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering
menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause
(Whoellan 2009).
B. Klasifikasi
(Pada tahun 1988 FIGO menetapkan kriteria stadium surgikal) Saat ini, stadium kanker
endometrium ditetapkan berdasarkan surgical staging, menurut The International
Federation of Gynecology and Obstetrics(FIGO) 1988 :

Tingkat Kriteria
0 Karsinoma In Situ, lesiparaneoplastik seperti hyperplasia adenomatosa
endometrium atau hyperplasia endometrium atipik

I Proses masih terbatas pada korpus uteri


IA Tumor terbatas pada endometrium (miometrium intak)
IB Invasi miometrium minimal, kurang dari separuh miometrium
IC Invasi miometrium lebih dari separuh tebal miometrium
II Proses sudah meluas ke servik, tapi tidak meluas ke atas uterus
IIA Keterlibatan kelenjar endoserviks
IIB Sudah melibatkan stroma serviks
III Proses sudah keluar uterus,tapi masih berada dalam panggul kecil
IIIA Invasi cairan serosa uterus, adneksa, atau hasil positif pada sitology
cairan peritoneum
IIIB Invasi ke vagina
IIIC Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau paraaorta

IV Proses sudah keluar dari panggul kecil


IVA Invasi ke kandung kemih dan/atau rectum
IVB Metastasis jauh, termasuk ke organ visera atau KGB inguinal
C. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi
beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus
menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut
ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker
endometrium :
1. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion
menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas
merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali.
Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali
lipat disbanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25
Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.
2. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali
lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12
tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko
dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS)
= usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker
endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
3. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau belum
dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita
kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga
menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah
melahirkan (paritas).
4. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon
ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
5. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan selaput
lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang
berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia
endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker
endometrium sebesar 23%.
6. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor resiko
keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita
karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang
abnormal berkisar antara 17-64%.
7. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3 populasi
kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan
endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol.
8. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian keganasan
endometrium lenih tinggi daripada di ngara-negara yang sedang berkembang. Kejadian
keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka
kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil
disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya
perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan kaya dan
golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah
rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia yang pindah
ke negara industri dan merubah menu makanannya dengan cara barat seperti misalnya di
Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di
negara-negara Asia lainnya.
9. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga yang
terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
10. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan
meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

D. Manifestasi Klinis
Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah perdarahan pasca
menopause bagi pasien yang telah menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi pasien
yang belum menopause. Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling banyak
menyertai keluhan utama. Gejalanya bisa berupa:
a) Perdarahan rahim yang abnormal
b) Siklus menstruasi yang abnormal
c) Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)
d) Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
e) Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)
f) Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
g) Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
h) Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
i) Nyeri ketika melakukan hubungan seksual (Isdaryanto: 2010).
E. Komplikasi
1. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan
2. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat menekan usus.
3. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari sum-sum
tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha untuk menghancurkan sel-sel
tumor sehingga kerja sel-sel tumor optimal.
4. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat menyebabkan
rupture.

F. Patofisiologi
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium yang
merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah panggul dan
menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. 90% dari semua kanker rahim yang
terbentuk di endometrium. Profesional medis tidak tahu persis apa yang menyebabkan
kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan estrogen terlalu banyak, yang
merupakan hormone wanita. Ini adalah ovarium yang memproduksi estrogen, tetapi
mereka juga memproduksi hormon lain yang disebut progesteron yang membantu untuk
menyeimbangkan estrogen. Kedua hormon harus seimbang, tetapi jika terlalu banyak
estrogen yang diproduksi akan menyebabkan endometrium tumbuh, sehingga
meningkatkan risiko kanker endometrium. Ada faktor lain yang meningkatkan kadar
estrogen dan salah satunya adalah obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga
memproduksi hormon estrogen. Pola makan dengan asupan tinggi lemak hewani,
termasuk daging, susu, dan unggas, bersama dengan makanan olahan dan gula halus
adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan ini harus dihindari terutama oleh mereka
yang beresiko. Mereka yang berisiko adalah wanita yang telah melalui menopause, tidak
punya anak, menderita diabetes, memiliki kanker payudara, atau sering mengkonsumsi
makanan dengan lemak tinggi.
Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak.
Pendarahan atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang
baik untuk segera memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail lagi. Gejala lain
dari kanker endometrium adalah penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul,
kesulitan buang air kecil dan nyeri selama hubungan seksual. Kanker ini terutama
mempengaruhi wanita yang telah melewati menopause. Mayoritas kasus pada perempuan
berusia 55-70 tahun (Corwin: 1999).
G. Pathway

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pap Smear
adalah metode skrining ginekologi, dicetuskan oleh Georgias Papanikolaou, untuk
mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papilomavirus. Pengambilan
sampel endometrium, selanjutnya di periksa dengan mikroskop (PA). Cara untuk
mendapatkan sampel adalah dengan aspirasi sitologi dan biopsy hisap (suction
biopsy) menggunakan suatu kanul khusus. Alat yang digunakan adalah novak,
serrated novak, kovorkian, explora (mylex), pipelly (uniman), probet (Hidayat: 2009).
2. Dilatasi dan Kuretase (D&C)
Caranya yaitu leher rahim dilebarkan dengan dilatator kemudian hiperplasianya
dikuret. Hasil kuret lalu di cek di lab Patologi. Memasukkan kamera (endoskopi)
kedalam rahim lewat vagina. Dilakukan juga pengambilan sampel untuk di cek di lab
Patologi (Hidayat: 2009).
3. Biopsi endometrium
Endometrial biopsi, teknik pengambilan dan pemeriksaan sampel sel jaringan rahim
yang bertujuan menemukan kanker endometrial dan hanya dilakukan pada pasien
yang beresiko tinggi (Hidayat: 2009). 4. Pelvic exam, dokter memeriksa daerah
sepanjang kandungan apakah terdapat lesi, benjolan, atau mengetahui daerah mana
yang terasa sakit jika diraba. Untuk daerah kandungan bagian atas dokter
menggunakan alat speculum. Teknik pemeriksaan ini sebenarnya harus rutin
dilakukan oleh wanita untuk mengetahui kondisi vaginanya (Hidayat: 2009).

I. Penatalaksaan Medis
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan pilihan terapi untuk
adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi, sedangkan staging surgical yang
meliputi histerektomi simple dan pengambilan contoh kelenjar getah bening para-aorta
adalah penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium.
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua tuba
falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor
bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin
tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka
kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam
kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Jika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim), maka
penderita tidak perlu menjalani pengobatan lainnya.
2. Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi
penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang
disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Angka
ketahanan hidup 5 tahun pada pasien kanker endometrium menurun 20-30% dibanding
dengan pasien dengan operasi dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk
membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara medis hanya diberi terapi
penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah (stadium IA grade 1 atau 2) tidak
memerlukan radiasi adjuvan pasca operasi.
3. Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi
sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar
jauh atau metastase ke tempat lain.
Tujuan Kemoterapi
a) Membunuh sel-sel kanker.
b) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
c) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.

J. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : Usia menarch dini (<12 tahun) berkaitan dengan meningkatnya
risiko kanker endometrium walaupun tidak selalu konsisten.
2. Siklus : dapat mengalami perdarahan diluar siklus haid dan lebih panjang
(banyak atau bercak)
3. Jumlah : lebih banyak
4. Lamanya : dapat memanjang
5. Sifat Darah : encer atau bergumpal
6. Teratur/tidak: mengalami perubahan
7. Dismenorhea : dapat terjadi
8. Fluor albus : berlebihan, berbau, purulen, bercampur darah
9. HPHT :
b. Riwayat Penyakit yang lalu:
Menggali riwayat penyakit yang pernah dan sedang diderita oleh ibu khususnya
penyakit ginekologi,diabetes dan hipertensi.

c. Riwayat penyakit keluarga


Menggali riwayat penyakit keluarga, karena kanker endometrium berisiko pada
wanita yang memiliki riwayat genetik.
d. Riwayat Sosial Budaya
i. Status Emosional :
Menggali kondisi emosional ibu yang berkaitan dengan penyakitnya.
ii. Tradisi :
Menggali kebiasaan-kebiasaan terhadap penyakitnya (merokok atau perokok
pasif), sirkumsisi.

e. Riwayat Penyakit Sekarang:


Masalah yang mungkin terjadi ketidaknyamanan yang berkaitan dengan perubahan
pola menstruasi (perdarahan banyak), nyeri, adanya keputihan, keluhan lain yang
disebabkan oleh penekanan tumor pada vesika urinaria, uretra, ureter, rectum,
pembuluh darah dan limfe.

2. Diagnosa keperawatan

a. Pre Penanganan Operasi


1. Ansietas b/d ancaman pada status terkini
2. Divisit pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit yang di
deritanya
b. Post Penanganan Operasi, Radiasi, Chemoterapi
1. Nyeri akut b/d agen cidera biologi
2. Mual b/d iritasi gastrointestinal

3. Perencanaan

DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Nyeri akut b/d Setelah diberikan 1. Kaji skala nyeri 1. Untuk menetahui tingkat
agen cedera tindakan asuhan 2. Tempatkan nyeri pasien
biologis keperawatan …X pasien di atas 2. Agar pasien merasa lebih
24jam diharapkan matras/ tempat nyaman agar mengurangi
pasien mampu tidur rasa nyeri
mengontrol nyeri 3. Dorong pasien 3. Untuk mempermudah
dengan KH : untuk terlibat dalam memposisikan
- Dapat mengurangi dalam perubahan pasien
tingkat nyeri posisi 4. Untuk memberika
- Dapat mengurangi 4. Posisikan pasien kenyaman pada pasien
nyeri tanpa dengan 5. Agar pasien merasa lebih
analgetik. kesejajaran tubuh nyaman melakukan proses
- yang tepat. pernafasan
5. Posisikan pasien 6. Untuk mengurangi
untuk intensitas nyeri
mengurangi 7. Untuk memberikan
dyspnea kenyamanan yang dapat
6. Ajarkan pasien mengurangi penurunan
teknik releksasi intensitas nyeri
nfas dalam
7. Ciptakan
lingkungan yang
tenang
Mual b/d Setelah diberikan 1. Ajarkan pasien 1. Agar saat mual muncul
iritasi strategi untuk
tindakan asuhan dapat langsung di cegah
gastrointestinal mengatur rasa
keperawatan …X mualnya 2. Agar perawat mengetahui
2. Lakukan
24jam diharapkan berapa kali frekuensi
pengkajian
pasien mampu lengkap rasa timbulnya mual.
mual termasuk
mengontrol nyeri 3. Agar pasien dapat merasa
frekuensi, durasi,
dengan KH : tingkat mual, dan nyaman
faktor yang
- Klien menyadari 4. Istirahat cara lain untuk
menyebabkan
onset
pasien mual. mengalihkan rasa mual
- dari nausea
3. Kurangi faktor
secara teratur 5. Agar mual yang dirasakan
personal yang
- Klien dapat
menyebabkan dapat berkurang
menghindari
atau
faktor penyebab 6. Makanan tertentu dapat
meningkatkan
nausea
mual (cemas, menimbulkan mual
- dengan baik
takut, kelelahan,
- Klien
dan kurang
melakukan
informasi)
tindakan
4. Berikan istirahat
- pencegahan
dan tidur yang
nausea dengan
adekuat untuk
teratur
- Klien dapat mengurangi mual
melaporkan 5. Berikan terapi
mual, farmakologi pada
- muntah, dan mual yang tidak
dapat dapat dapat ditoleransi
mengontrol 6. Anjurkan klien
muntahnya mengurangi
dengan baik jumlah makanan
yang bisa
menimbulkan
mual.

Ansietas b/d Setelah diberikan 1. minta pasien untuk 1. Agar dapat mengetahui apa
ancaman pada
asuhan keperawatan memilih teknik yang disukai pasien, untuk
status terkini
…X 24jam pengalihan yang di membantu dalam teknik
diharapkan pasien inginkan pengalihan
mampu mengurangi 2. ajarkan pasien cara 2. untuk mengurangi
kecemasan dengan terlibat di dalam kecemasan saat tiba – tiba
KH : pengalihan muncul.
- Dapat 3. minta keluarga dan 3. untuk membantu
mengontrol orang terdekat pasien pengurangan kecemasan
tingkat membantu pengalihan pasien
kecemasan kecemasan
diri
- Dapat
menurunkan
rasa takut
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Kanker endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim.
Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa
penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa
menyebabkan kanker endometrium.

SARAN
a. Mahasiswa diharapkan bisa mengetahui skrinning dan deteksi dini terhadap kanker
endometrium serta melakukan asuhan yang sesuai protap.
b. Setiap wanita, terutama mereka yang sudah menopause harus diberitahu mengenai risiko
dan gejala kanker endometrium.
c. Wanita harus melaporkan setiap perdarahan atau bercak darah pada dokter atau tenaga
kesehatan lain.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3.
Jakarta : EGC Hidayat. 2009. Askep Ginekologi.
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan, Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wilkinson, Judith M.(2006).Diagnosa Keperawatam NIC-NOC.Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai