Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA II

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI

Fasilitator:
Dr. Hanik Endang Nihayati S.Kep.Ns., M.Kep.
Disusun Oleh:
Tya Wahyun Kurniawati 131711133007
Rosita Agustin 131711133052
Mega Kurniawati Dewi 131711133053
Enggar Quráini Ayu 131711133091
Yulia Mariska 131711133127
Advi Astika 131711133128
Utari Suciati 131711133129
Audy Savira Y 131711133144

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II dengan materi “Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi” dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dr. Hanik Endang Nihayati S.Kep.Ns.
M.Kep.

Terima kasih kepada Ibu Dr. Hanik Endang Nihayati S.Kep.Ns. M.Kep. sebagai
dosen pengampu yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam
penyusunan makalah ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Penulis menyadari adanya kekurangan pada makalah ini. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini dan untuk
pembuatan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya
pembaca dapat memakluminya. Sekian dan terima kasih.

Surabaya, 5 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 6
2.1 Definisi .............................................................................................................. 6
2.2 Tujuan .............................................................................................................. 7
2.3 Klasifikasi ......................................................................................................... 7
2.3.1 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi I ..................................... 7
2.3.2 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi II .................................... 7
2.3.3 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi III .................................. 8
2.3.5 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi IV .................................. 8
2.3.5 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi V .................................... 8
2.3.6 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi VI .................................. 9
2.3.7 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi VII ................................. 9
BAB III MEKANISME ROLEPLAY ..................................................................... 10
I. Tujuan TAK................................................................................................... 10
II. Setting ............................................................................................................. 10
III. Alat.................................................................................................................. 10
IV. Metode ............................................................................................................ 10
V. Langkah – langkah kegiatan ........................................................................ 10
VI. Naskah Roleplay TAKS Sesi 1 ..................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 23
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 23
4.2 Saran ............................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 24
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO Kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak
gangguan jiwa, melainkkan mengandung berbagai karakteristik yang ada adalah
perawatan langsung, komunikasi dan manajemen, bersifat positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbngan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadian yang bersangkutan (Afnuhazi, 2015).

Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental


emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk
usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah
penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti
skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
penduduk. Peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data yang didapatkan
Riskesdas 2018 cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013,
naik dari 1,7% menjadi 7%.

Menurut Afnuhazi (2015), salah satu gangguan jiwa yang dikenal adalah
skizofrenia, skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan
penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realitas (halusinasi
atau waham), efek yang tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak
mampu berpikir abstrak) serta mengalami kesukaran melakukan aktivitas
sehari-hari. Salah satu gejala negatif skizofrenia adalah menarik diri dari
pergaulan social (isolasisosial). Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian
yang dialami olehses eorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif
dan terancam (Saswati, 2018)..

Penatalaksanaan klien skizofrenia yang mengalami isolasi sosial adalah


dengan pemberian obat-obatan dan tindakan lainnya seperti terapi kejang listrik
dan terapi aktivitas kelompok. Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu
psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist
atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Keuntungan dalam terapi
aktivitas kelompok yaitu dapat mengobati klien dalam jumlah banyak
(Suryenti, 2017).-

Untuk mengatasi isolasi sosial pada klien skizofrenia, perawat dapat


menggunakan metode terapi aktivitas kelompok: sosial. Terapi aktivitas
kelompok sosial dapat membantu klien dalam meningkatkan kemampuan klien
dalam bersosialisasi dengan sesama dalam suatu kelompok (Saswati, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana yang dimaksud dengan terapi aktivitas kelompok: sosial ?
2. Bagaimana tujuan terapi aktivitas kelompok: sosial ?
3. Bagaimana jenis terapi aktivitas kelompok: sosial ?
4. Bagaimana mekanisme terapi aktivitas kelompok: sosial ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan terapi aktivitas kelompok:
sosial ?
2. Untuk mengetahui tujuan terapi aktivitas kelompok: sosial ?
3. Untuk mengetahui jenis terapi aktivitas kelompok: sosial ?
4. Untuk mengetahui mekanisme terapi aktivitas kelompok: sosial ?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Sosialisasi merupakan suatu proses belajar yang membimbing kearah


perkembangan kepribadian sosial. Sosialisasi sangat diperlukan untuk membina
hubungan antar manusia. Masalah penderita retardasi mental adalah
mengisolasi diri dari lingkungan sosialnya dan kurangnya daya penyesuaian diri
sesuai dengan permintaan masyarakat sehingga penempatan dalam masyarakat
yang kurang menerima dapat mempengaruhi kemampuan sosialisasinya apalagi
kemampuan dalam bekerja sama dengan sesamanya yang lain (Warsiki, 1999).
Mereka cenderung bergaul dengan yang usianya lebih muda dari usianya
sendiri, memiliki tingkat ketergantungan terhadap orang tua yang sangat besar
dan tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana (Somantri,
2006).

Menurut dr. Teddy Hidayat, SpKJ (Psikiater), adanya terapi aktivitas


kelompok sosialisasi merupakan suatu format yang sangat bagus untuk
diberikan pada anak retardasi mental selain untuk meningkatkan sosialisasi
khususnya kemampuan bekerjasama dengan orang lain juga dapat
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya yang selama ini tidak pernah
ditunjukan.

Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) sessi 6 merupakan suatu


bentuk terapi yang digunakan untuk memfasilitasi klien dengan masalah
hubungan sosial untuk melakukan sosialisasi secara bertahap melalui kegiatan
permainan sosialisasi kelompok untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama
(Keliat, 2004). TAKS mempunyai 7 sessi berurutan dari sessi 1-7, yaitu
kemampuan memperkenalkan diri, kemampuan berkenalan, kemampuan
bercakap-cakap, kemampuan bercakap-cakap topik tertentu, kemampuan
bercakap-cakap masalah pribadi, kemampuan bekerja sama dan kemampuan
menyampaikan pendapat. Selain TAKS sessi 6, kemampuan sosialisasi anak
juga dapat distimulasi dengan latihan-latihan dan dukungan keluarga khususnya
kasih sayang dari orang tua.

2.2 Tujuan

1. Meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,


2. Saling memperhatikan dan memberi tanggapan terhadap orang lain
3. Dapat mengekpresikan ide
4. Mampu menyebutkan identitasnya dan identitas penderita lain

2.3 Klasifikasi
2.3.1 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi I

Pengertian : Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi I merupakan terapi


yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah
hubungan social (Purwaningsih& Karlina, 2010: 77-79).

Tujuan : Klien mampu menyebutkan jati diri: nama lengkap, nama panggilan,
asal, hobi.

Indikasi :

a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi inter personal.
b. Klien kerusakan komunikasi ferbal yang telah berespon seuai stimulus.
2.3.2 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi II

Pengertian : Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien


dengan masalah hubungan social. (Purwaningsih& Karlina, 2010: 79-81)

Tujuan :

a. Klien mampu menyebutkan jati diri sendiri: nama lengkap, nama


panggilan, asal, hobi.
b. Klien mampu menyebutkan jati diri kelompok lain nama lengkap, nama
panggilan, asal, hobi.
Indikasi
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai stimulus
2.3.3 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi III

Pengertian : Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien


dengan masalah hubungan sosial (Purwaningsih& Karlina, 2010: 82)

Tujuan

a. Klien mampu mengajukan pertanyaan tentang kehidupan pribadi kepada


satu orang kelompok
b. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
Indikasi
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus
2.3.5 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi IV

Pengertian : Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien


dengan masalah hubungan sosial (Purwaningsih& Karlina, 2010: 85)

Tujuan : Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik tertentu

Indikasi

a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal


b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus
2.3.5 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi V

Pengertian : Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien


dengan masalah hubungan sosial (Purwaningsih& Karlina, 2010: 88)

Tujuan : Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi


dengan orang lain

Indikasi
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus
2.3.6 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi VI

Pengertian : Terapi yang berupa memfasilitasi kemampuan sejumlah klien


dengan masalah hubungan sosial (Purwaningsih& Karlina, 2010: 91)

Tujuan

a. Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok


b. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain
c. Menjawab dan memberi pada orang lain

Indikasi

a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal


b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus
2.3.7 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi VII

Pengertian : Terapi yang berupa memfasilitasi kemampuan sejumlah klien


dengan masalah hubungan sosial (Purwaningsih& Karlina, 2010: 94)

Tujuan : Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan


kelompok yang telah dilakukan

Indikasi

a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal


b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus
BAB III MEKANISME ROLEPLAY

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK


SOSIALISASI TASK – SESI I
KEMAMPUAN PASIEN BERKENALAN

I. Tujuan TAK

1. Tujuan umum

Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota


kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, mampu berespon
terhadap stimulasi yang diberikan.
2. Tujuan khusus

Pasien dapat memperkenalkan rekannya (nama lengkap, nama panggilan,


asal, hobby).
II. Setting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.


III. Alat

1. Handphone

2. Bola tenis

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan pasien


IV. Metode

a. Dinamika kelompok

b. Diskusikan dan Tanya jawab

c. Bermain peran / stimulasi


V. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan

a. Melakukan kontrak dengan anggota kelompok sehari sebelumnya.

b. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok.

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Memberi salam terapeutik

b. Salam dari terapis

c. Peserta dan terapis memakai papan nama.

3. Evaluasi / validasi :

a. Menanyakan perasaan pasien saat ini.

b. Menanyakan apakah pasien telah mencoba memperkenalkan diri pada


orang lain.

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota


kelompok.

2) Menjelaskan aturan main, sebagai berikut :

a) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus


meminta izin kepada terapis.

b) Lama kegiatan 30 menit.

c) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

4. Tahap kerja

TAK Sosialisai sesi I


a. Hidupkan musik pada handphone dan edarkan bola berlawanan arah
dengan arah jarum jam.

b. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola,


mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada
di sebelah kanan dengan cara :
1) Memberi salam
2) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi lawan
bicara.
3) Dimulai oleh terapis sebagai contoh

c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

d. Hidupkan lagi musik dan edarkan bola berwarna tenis. Pada saat musik
dimatikan, minta anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kananya kepada
kelompok yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Di mulai
oleh terapis sebagai contoh.
e. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

f. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan


memberi tepuk tangan.

5. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK

2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. Rencana tindak lanjut

1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri


kepada orang lain di kehidupan sehari – hari.

2) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan


harian pasien.

c. Kontrak yang akan datang

1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota


kelompok.

2) Menyepakati waktu dan tempat.

6. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khusunya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1, dievaluasi kemampuan pasien dalam
berkenalan secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan formulir
evaluasi berikut.

VI. Naskah Roleplay TAKS Sesi 1


Perawat 1 (Leader) : Mega Kurniawati Dewi
Perawat 2 (Co Leader) : Utari Suciati
Perawat 3 (Fasilitator) : Rosita Agustin
Pasien 1 : Enggar Qur’ani Ayu
Pasien 2 : Advi Astika
Pasien 3 : Tya Wahyun Kurniawati
Pasien 4 : Audy Savira
Observer : Yulia Mariska

PERAN DAN TUGAS

1. Leader

Tugas :

a) Menyusun rencana TAK (proposal)


b) Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan
c) Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberikann umpan balik
d) Sebagai role model
e) Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
2. Co Leader
Tugas:

a) Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok


b) Menyediakan media
3. Fasilitator
Tugas:
a) Membantu leader dalam memfasilitsi anggota untuk berperan aktif dan
memotifasi anggota
b) Memfokuskan kegiatan
c) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
d) Duduk di sela-sela pasien
4. Observer
a) Mengobservasi semua respon klien
b) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku klien
c) Duduk tidak di lingkungan permainan/diluar
d) Mengevaluasi setiap keaktifan pasien
e) Mengevaluasi tugas leader, fasilitator, dan co leade

Nn.S (32 tahun) dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Menur oleh keluarganya pada hari
Rabu, 31 Agustus 2019 pukul 08.00 WIB. Klien terlihat bingung, sering berbicara
sendiri, sering berjalan mondar-mandir dan sering mengeluh tidak bisa tidur.
Keluarga juga mengatakan jika klien memiliki beberapa pengalaman yang tidak
menyenangkan, diantaranya pernah putus cinta saat masih SMK sehingga
membuatnya tertekan, usaha warung makan yang sepi sehingga dia menyerah dalam
menangani rumah makan tersebut. Klien mengalami kesulitan untuk memulai
percakapan, pembicaaraan dan memilih untuk diam. Klien lebih menyukai dikamar
dan mengurung diri. Ketika berinteraksi klien tidak mampu mempertahankan kontak
mata. Klien memberikan jeda dalam menjawab pertanyaan dan klien berbicara
dengan lambat dan lemah. Klien tidak mempunyai teman dekat untuk bercerita. Klien
juga mengatakan: “Saya terkadang mendengar suara laki-laki. Dia biasa bicara waktu
saya di kamar. Biasanya kalau saya mendengar suara kayak gitu ya saya dengarkan”.
Klien mengatakan suara muncul ketika klien hendak tidur maupun tidak dapat tidur.
Klien mengatakan suara yang muncul itu mengajaknya ngobrol biasa, tidak
mengancam dan tidak menyuruh apapun. Klien juga mengatakan suara muncul ± 5
menit lalu berhenti kemudian terdengdar lagi. Dan data kesehatan yang ada, didapat
jika klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu pada tahun 2014 di Rumah
Sakit Gondhoutomo dan sekarang merupakan periode yang kedua dirawat. Dari
pemeriksaan fisik yang ada didapat TD 120/90 mmHg, HR 80x/menit, RR 24 80x/menit
dan suhu 36.5 oC.

Orientasi (Perkenalan):

Leader : Assalammu’alaikum wr. wb

Pasien : Wa’alaikumsalam wr. wb (suara terdengar pelan)

Leader : Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Mega Kurniawati saya
biasa dipanggil Mega ,saya perawat yang akan memimpin jalannya diskusi
pagi ini sampai dengan selesai dan rekan suster Tari, dan di antara ibu-ibu
ada suster Yulia selaku observer dan disamping ibu-ibu juga ada suster
Rosita.

Pa 1, 2, 3, dan 4: (diam dan tidak berespon)

Co Leader : Bagaimana perasaan Ibu-Ibu pagi ini?

Co Leader : Bagaimana tidur semuanya tadi malam ?

Pa 1,2,3,4 : Baik (dengan suara lirih)


Leader : Bapak dan ibu, kita disini melakukan TAKS (Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi). Tujuannya yaitu membantu bapak dan ibu untuk saling
memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi. Pelaksanaannya nanti akan dimainkan lagu dari handphone
serta botol mium diedarkan searah arah jarum jam (yaitu kearah kanan) dan
pada saat lagu dimatikan maka anggota kelompok yang memagang botol
minum harus memperkenalkan dirinya dengan memberikan salam terlebih
dahulu dilanjutkan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi. Kemudian menuliskan nama panggilan pada kertas/papan nama dan
ditempel di dada masing-masing anggota yang mendapat giliran.

Co Leader : Oh ya, durasi pelaksanaan kegiatan ini ± 30 menit. Dalam kegiatan ini
ada peraturannya, dimana bapak dan ibu diminta untuk mengikuti kegiatan
sampai selesai, tidak boleh melamun, bengong dan jika ada peserta yang
akan meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada perawat. Bagaimana
bapak dan ibu bersedia?

Pa 1, 2, 3, dan 4: (menganggukan kepala)

Kerja:

Leader : Nah, sebelum kita mulai kegiatannya, saya dan suster-suster disini akan
memberikan contoh bagaimana pelaksanaan kegiatannya. Ibu-Ibu semuanya tolong
diperhatikan ya. (Pe 1, 2, 3 dan 4 memberikan contoh pelaksanaannya TAKS sesi 1
yang diawali dengan dimainkan lagu dari handphone serta botol minum diedarkan
berlawanan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan pada saat lagu dimatikan maka
anggota kelompok yang memagang botol minum harus memperkenalkan dirinya
dengan memberikan salam terlebih dahulu dilanjutkan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi. Kemudian menuliskan nama panggilan pada
kertas/papan nama dan ditempel di dada masing-masing anggota yang mendapat
giliran)

Kemudian, kegiatan TAKS dilanjutkan oleh pasien 1, 2, 3, 4, dan 5.


Pada saat lagu dimatikan dalam pelaksanaan kegiatan TAKS, botol minuman
yang diedarkan dipegang oleh Pa 1. Kemudian Pa 1 diminta untuk memperkenalkan
dirinya dengan memberikan salam terlebih dahulu dilanjutkan menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi serta menuliskan nama panggilan pada
kertas/papan nama dan ditempel di dadanya.

Leader : Silakan Pa 1 memperkenalkan diri dengan memberikan salam terlebih


dahulu dilanjutkan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi.

Pa 1 : (masih terdiam, tidak berkata apapun)

Fasilitator : Silakan Pa 1, silakan mencoba memperkenalkan diri terlebih dahulu


sesuai apa yang dicontohkan tadi, Pa 1 pasti bisa.

Pa 1 : Assalamu’alaikum wr. wb, nama saya Enggar Qur’ani Ayu, nama


panggilan saya Enggar, asal dari Surabaya dan hobi saya menyanyi.

Anggota kelompok memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan.

Co Leader : Waaah, baik sekali Ibu Enggar dalam memperkenalkan dirinya dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi (sambil
memberikan apresiasi dengan bepuk tangan).

Leader : Ibu Enggar, selanjutnya bisa menuliskan nama Ibu pada kertas/papan nama
ini dan kemudian ditempel di dada ya, seperti ini (sambil memberikan
contoh)

Kemudian, pelaksanaan TAK pun dilanjutkan. Sekarang giliran Pa 2 yang memegang


botol minuman saat lagu dimatikan. Kemudian Pa 2 diminta untuk memperkenalkan
dirinya dengan memberikan salam terlebih dahulu dilanjutkan menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi serta menuliskan nama panggilan pada
kertas/papan nama dan ditempel di dadanya.
Leader : Silakan Pa 2 memperkenalkan diri dengan memberikan salam terlebih
dahulu dilanjutkan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi. Kita beri tepuk tangan dulu yuk bapak dan ibu sekalian.

Pa 2 : Assalamu’alaikum wr. wb, nama saya Advi Astika, nama panggilan saya
Advi, asal dari Surabaya dan hobi saya travelling.

Anggota kelompok memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan.

Leader : Waaah, baik sekali Ibu Advi dalam memperkenalkan dirinya dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi (sambil
memberikan apresiasi dengan bepuk tangan).

Co Leader : Ibu Advi, selanjutnya bisa menuliskan nama Ibu pada kertas/papan nama
ini dan kemudian ditempel di dada ya, seperti ini (sambil memberikan contoh)

Kemudian, pelaksanaan TAK pun dilanjutkan. Sekarang giliran Pa 3 yang memegang


botol minuman saat lagu dimatikan. Kemudian Pa 3 diminta untuk memperkenalkan
dirinya dengan memberikan salam terlebih dahulu dilanjutkan menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi serta menuliskan nama panggilan pada
kertas/papan nama dan ditempel di dadanya.

Leader : Silakan Pa 3 memperkenalkan diri dengan memberikan salam terlebih


dahulu dilanjutkan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

Pa 3 : (terdiam, tidak berkata apapun)

Fasilitator : Silakan Pa 3, silakan mencoba memperkenalkan diri seperti yang sudah


dilakukan oleh Ibu Enggar dan Ibu Advi, Ibu pasti bisa.

Pa 3 : Assalamu’alaikum wr. wb, nama saya Tya Wahyun, nama panggilan saya
Wahyun, asal dari Surabaya dan hobi saya berkebun.

Anggota kelompok memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan.


Leader : Waaah, baik sekali Ibu Wahyun dalam memperkenalkan dirinya dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi (sambil
memberikan apresiasi dengan bepuk tangan).

Fasilitator : Ibu Wahyun, selanjutnya bisa menuliskan nama Ibu pada


kertas/papan nama ini dan kemudian ditempel di dada ya, seperti ini
(sambil memberikan contoh)

Kemudian, pelaksanaan TAK pun dilanjutkan. Sekarang giliran Pa 4 yang


memegang botol minuman saat lagu dimatikan. Kemudian Pa 4 diminta untuk
memperkenalkan dirinya dengan memberikan salam terlebih dahulu dilanjutkan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi serta menuliskan nama
panggilan pada kertas/papan nama dan ditempel di dadanya.

Pa 4 : Sus, saya mau keluar, kebelet pipis. (sambil berbisik)

Fasilitator : Baik pak, saya antar yaa. Saya ijinkan terlebih dahulu ke forum.

Pa 4 : Tidak usah Sus. Saya keburu ditunggu teman saya. Ini teman saya sudah
manggil-manggil. Boleh ya?

Fasilitator : Lho, temennya yang mana ya Bu? Bilang temennya nanti dulu gitu Bu.
Kan tidak enak sama yang lain. Masa kita sedang sesi terapi dan ibu pergi
sendiri. Nanti semisal terjadi apa-apa bagaimana? Mari Bu duduk lagi.

Pa 4 : Tidak mau Sus. Saya sedih. Saya mau ke kamar mandi sekarang.

Fasilitator : Ibu mau ke kamar mandi mau ngapain Bu? Mau buang air, buang hajat
atau bagaimana? Mari saya temani saja gimana?

Pa 4 : Tidak usah Sus. Saya pokoknya mau ke kamar mandi. Saya mau pergi. Saya
tidak diterima di sini. Saya tidak berguna. Yang lain tidak menerima saya.
(dengan meringkuk dan menundukkan kepala)

Fasilitator : Lho.. mengapa Ibu mengatakan seperti itu? Teman-teman yang lain di
sini tidak seperti yang ibu pikirkan.
Pa 4 : Suster bohong. Saya tidak percaya. (Nada rendah dan lemah, mau menangis)

Fasilitator : Benar Ibu. Begini saja, mari kita tanya ke yang lain duu yaa. Apakah
seperti yang Ibu pikirkan dan rasakan atau tidak. Kita tanya dulu ya ke yang
lainnya.

P4 : Coba saja Sus. Pasti yang lain menganggap saya tidak berguna kok.

Fasilitator : Ya sudah. Saya tanyakan dulu ya Bu.

Fasilitator kemudian ke tengah ruangan dan menanyakan kepada kelompok.

Fasilitator : Ibu-Ibu semua. Mohon minta waktunya sebentar yaa.

Pa 1 : Kenapa ya Sus?

Fasilitator : Iya sebentar ya. Mohon tenang dulu.

Pa 2 : Iya Sus, ada apa?

Pa 1 : Iya Sus

Fasilitator : Nah jadi begini. Ibu ini merasa tidak dianggap dan diterima dalam
kelompok ini. Ibu ini mengatakan jika beliau tidak berguna. Apakah dari Ibu-
Ibu tidak menganggap dan tidak menerima kehadiran Ibu ini?

(Pa saling menatap)

Pa 1 : Nggak kok Sus. Kita semua baik kok.

Pa 2 : Iya. Kita menerima Bapak kok. Kan kita satu kelompok Pak. Masa tidak
menerima?

Pa 3 : Kami menerima Bapak kok. Bapak salah berpikir tentang kami. Iya kan
teman-teman?

Pa 1, 2 : Iyaa. (serentak)

Fasilitator : Nah.. itu Ibu bagaimana? Ibu sudah mendengarnya sendiri bukan?
Pa 4 : Iya Sus, berarti saya salah yaa? (Sambil menunduk, suara lemah)

Fasilitator : Iya Ibu. Nah teman-teman kelompok bagaimana? Jika Ibu kembali duduk
bersama dan bergabung kembali. Boleh ya?

Pa 1, 2, 3: Iyaa. (serentak)

Lalu Pa 4 pun duduk kembali bersama kelompok. Pa 3 menempatkan Pa 4 di tengah-


tengah orang. Dan dilanjutkan sesi perkenalan

Leader : Silakan Pa 4 memperkenalkan diri dengan memberikan salam terlebih


dahulu dilanjutkan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi.

Pa 4 : Saya tidak bisa sus (kepala meneunduk ke bawah)

Co Leader : Silakan Pa 4, silakan mencoba memperkenalkan diri terlebih dahulu


sesuai apa yang dicontohkan tadi dan sesuai apa yang telah dilakukan oleh Ibu
Enggar, Ibu Advi dan Ibu Wahyun, Ibu pasti bisa.

Pa 4 : Assalamu’alaikum wr. wb, nama saya Audy Savira, nama panggilan saya
Audy, asal dari Surabaya dan hobi saya melukis.

Anggota kelompok memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan.

Leader : Waaah, baik sekali Ibu Audy dalam memperkenalkan dirinya dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi (sambil
memberikan apresiasi dengan bepuk tangan).

Leader : Ibu Audy, selanjutnya bisa menuliskan nama Ibu pada kertas/papan nama ini
dan kemudian ditempel di dada ya, seperti ini (sambil memberikan contoh)

Terminasi (Penutupan)

Pe 1 : Ibu-Ibu sekalian, bagaimana perasaannya setelah melakukan kegiatan TAKS


ini?

Pa 1 : (terdiam beberapa saat) lumayan sus (suara pelan)


Pa 2 : mendingan sus (suara lemah dan kepala menunduk)

Pa 3 : Agak plong (suara lemah)

Pa 4 : Sedikit lega (suara lemah)

Co Leader : Apakah diantara Ibu-Ibu ada yang ingin bercerita lagi dengan anggota
kelompok lainnya?”

Pa1, Pa 2, Pa 3, Pa 4 menggelengkan kepala

Pe 1 : Selanjutnya, bapak dan ibu dapat mengingat-ingat mempraktikannya apa


yang telah dipelajari tadi selama 2 hari ke depan untuk lebih siap berkenalan
dengan orang lain lagi, karena kegiatan TAKS selanjutnya akan dilakukan
kembali pada lusa hari dengan capaian bapak dan ibu mampu berkenalan
dengan sesama anggota kelompoknya dengan cara memperkenalkan dirinya
dan menanyakan identitas dari masing-masing anggota kelompoknya tersebut.
Bagaimana bapak dan ibu bersedia?

Pa 1, 2, 3, dan 4: Bersedia ( menjawab dengan suara pelan)

Leader : Baiklah Ibu-Ibu karena waktu kita sudah habis jadi pertemuan kita sampai
disini dulu. Terima kasih ya Ibu-Ibu semuanya dan kepada observer saya persilahkan

Observer : Pa 1, 2, 3, dan 4 telah mengikuti kegiatan TAKS dengan cukup baik. Pa 1,


2, 3, dan 4 juga telah mempraktikan cara memperkenalkan diri dengan baik, dengan
memberikan salam terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi serta menuliskan nama panggilan pada
kertas/papan nama dan ditempel di dada masing-masing.
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sosialisasi merupakan suatu proses belajar yang membimbing kearah
perkembangan kepribadian sosial, adanya terapi aktivitas kelompok sosialisasi
merupakan suatu format yang sangat bagus untuk diberikan retardasi mental
selain untuk meningkatkan sosialisasi khususnya kemampuan bekerjasama
dengan orang lain juga dapat mengembangkan potensi diri yang selama ini tidak
pernah ditunjukan. TAKS mempunyai 7 sesi berurutan dari sesi 1-7, yaitu
kemampuan memperkenalkan diri, kemampuan berkenalan, kemampuan
bercakap-cakap, kemampuan bercakap-cakap topik tertentu, kemampuan
bercakap-cakap masalah pribadi, kemampuan bekerja sama dan kemampuan
menyampaikan pendapat
4.2 Saran
Role Play Terapi Aktivitas Kelompok kedepannya disampaikan secara
maksimal dan properti yang diperlukan dilengkapi sehingga dapat difahami oleh
seluruh mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:


EGC, hlm. 3-48.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Diakses pada Tanggal 03
September 2019 Pukul 19.30 WIB. Dapat Diakses di www.depkes.go.id

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa


Masyarakat. Diakses pada Tanggal 03 September 2019 Pukul 19.30 WIB. Dapat
Diakses di www.depkes.go.id

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Diakses
pada Tanggal 03 September 2019 Pukul 19.30 WIB. Dapat Diakses di
www.depkes.go.id

Purwaningsih & Karlina. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Saswati Nofrida. Dkk. 2018. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial. Vol 3 No 2. Dapat
diakses di http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

Suryenti, Vevi. Dkk. 2017. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Halusinasi Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi pada Pasien
Skizofrenia di Ruang Rawat Inap Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi. Vol 6 No 2. Dapat diakses di www.stikes-hi.ac.id

Somantri, S. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung:Rafika Aditama, hlm.18

Warsiki, Endang. 1999. Cermin Dunia Kedokteran.

Yusuf, A., Bahiyah, K., & Barek, Y. 2017.Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
(Tak) Sessi 6 Meningkatkan Kemampuan Bekerjasama Anak Retardasi Mental.
Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai