Fasilitator:
Dr. Hanik Endang Nihayati S.Kep.Ns., M.Kep.
Disusun Oleh:
Tya Wahyun Kurniawati 131711133007
Rosita Agustin 131711133052
Mega Kurniawati Dewi 131711133053
Enggar Quráini Ayu 131711133091
Yulia Mariska 131711133127
Advi Astika 131711133128
Utari Suciati 131711133129
Audy Savira Y 131711133144
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II dengan materi “Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi” dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dr. Hanik Endang Nihayati S.Kep.Ns.
M.Kep.
Terima kasih kepada Ibu Dr. Hanik Endang Nihayati S.Kep.Ns. M.Kep. sebagai
dosen pengampu yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam
penyusunan makalah ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Penulis menyadari adanya kekurangan pada makalah ini. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini dan untuk
pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya
pembaca dapat memakluminya. Sekian dan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Menurut Afnuhazi (2015), salah satu gangguan jiwa yang dikenal adalah
skizofrenia, skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan
penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realitas (halusinasi
atau waham), efek yang tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak
mampu berpikir abstrak) serta mengalami kesukaran melakukan aktivitas
sehari-hari. Salah satu gejala negatif skizofrenia adalah menarik diri dari
pergaulan social (isolasisosial). Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian
yang dialami olehses eorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif
dan terancam (Saswati, 2018)..
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan terapi aktivitas kelompok:
sosial ?
2. Untuk mengetahui tujuan terapi aktivitas kelompok: sosial ?
3. Untuk mengetahui jenis terapi aktivitas kelompok: sosial ?
4. Untuk mengetahui mekanisme terapi aktivitas kelompok: sosial ?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Tujuan
2.3 Klasifikasi
2.3.1 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi I
Tujuan : Klien mampu menyebutkan jati diri: nama lengkap, nama panggilan,
asal, hobi.
Indikasi :
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi inter personal.
b. Klien kerusakan komunikasi ferbal yang telah berespon seuai stimulus.
2.3.2 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi II
Tujuan :
Tujuan
Indikasi
Indikasi
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus
2.3.6 Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi VI
Tujuan
Indikasi
Indikasi
I. Tujuan TAK
1. Tujuan umum
1. Handphone
2. Bola tenis
a. Dinamika kelompok
2. Orientasi
3. Evaluasi / validasi :
c. Kontrak
4. Tahap kerja
d. Hidupkan lagi musik dan edarkan bola berwarna tenis. Pada saat musik
dimatikan, minta anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kananya kepada
kelompok yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Di mulai
oleh terapis sebagai contoh.
e. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
5. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khusunya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1, dievaluasi kemampuan pasien dalam
berkenalan secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan formulir
evaluasi berikut.
1. Leader
Tugas :
Nn.S (32 tahun) dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Menur oleh keluarganya pada hari
Rabu, 31 Agustus 2019 pukul 08.00 WIB. Klien terlihat bingung, sering berbicara
sendiri, sering berjalan mondar-mandir dan sering mengeluh tidak bisa tidur.
Keluarga juga mengatakan jika klien memiliki beberapa pengalaman yang tidak
menyenangkan, diantaranya pernah putus cinta saat masih SMK sehingga
membuatnya tertekan, usaha warung makan yang sepi sehingga dia menyerah dalam
menangani rumah makan tersebut. Klien mengalami kesulitan untuk memulai
percakapan, pembicaaraan dan memilih untuk diam. Klien lebih menyukai dikamar
dan mengurung diri. Ketika berinteraksi klien tidak mampu mempertahankan kontak
mata. Klien memberikan jeda dalam menjawab pertanyaan dan klien berbicara
dengan lambat dan lemah. Klien tidak mempunyai teman dekat untuk bercerita. Klien
juga mengatakan: “Saya terkadang mendengar suara laki-laki. Dia biasa bicara waktu
saya di kamar. Biasanya kalau saya mendengar suara kayak gitu ya saya dengarkan”.
Klien mengatakan suara muncul ketika klien hendak tidur maupun tidak dapat tidur.
Klien mengatakan suara yang muncul itu mengajaknya ngobrol biasa, tidak
mengancam dan tidak menyuruh apapun. Klien juga mengatakan suara muncul ± 5
menit lalu berhenti kemudian terdengdar lagi. Dan data kesehatan yang ada, didapat
jika klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu pada tahun 2014 di Rumah
Sakit Gondhoutomo dan sekarang merupakan periode yang kedua dirawat. Dari
pemeriksaan fisik yang ada didapat TD 120/90 mmHg, HR 80x/menit, RR 24 80x/menit
dan suhu 36.5 oC.
Orientasi (Perkenalan):
Leader : Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Mega Kurniawati saya
biasa dipanggil Mega ,saya perawat yang akan memimpin jalannya diskusi
pagi ini sampai dengan selesai dan rekan suster Tari, dan di antara ibu-ibu
ada suster Yulia selaku observer dan disamping ibu-ibu juga ada suster
Rosita.
Co Leader : Oh ya, durasi pelaksanaan kegiatan ini ± 30 menit. Dalam kegiatan ini
ada peraturannya, dimana bapak dan ibu diminta untuk mengikuti kegiatan
sampai selesai, tidak boleh melamun, bengong dan jika ada peserta yang
akan meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada perawat. Bagaimana
bapak dan ibu bersedia?
Kerja:
Leader : Nah, sebelum kita mulai kegiatannya, saya dan suster-suster disini akan
memberikan contoh bagaimana pelaksanaan kegiatannya. Ibu-Ibu semuanya tolong
diperhatikan ya. (Pe 1, 2, 3 dan 4 memberikan contoh pelaksanaannya TAKS sesi 1
yang diawali dengan dimainkan lagu dari handphone serta botol minum diedarkan
berlawanan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan pada saat lagu dimatikan maka
anggota kelompok yang memagang botol minum harus memperkenalkan dirinya
dengan memberikan salam terlebih dahulu dilanjutkan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi. Kemudian menuliskan nama panggilan pada
kertas/papan nama dan ditempel di dada masing-masing anggota yang mendapat
giliran)
Co Leader : Waaah, baik sekali Ibu Enggar dalam memperkenalkan dirinya dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi (sambil
memberikan apresiasi dengan bepuk tangan).
Leader : Ibu Enggar, selanjutnya bisa menuliskan nama Ibu pada kertas/papan nama
ini dan kemudian ditempel di dada ya, seperti ini (sambil memberikan
contoh)
Pa 2 : Assalamu’alaikum wr. wb, nama saya Advi Astika, nama panggilan saya
Advi, asal dari Surabaya dan hobi saya travelling.
Leader : Waaah, baik sekali Ibu Advi dalam memperkenalkan dirinya dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi (sambil
memberikan apresiasi dengan bepuk tangan).
Co Leader : Ibu Advi, selanjutnya bisa menuliskan nama Ibu pada kertas/papan nama
ini dan kemudian ditempel di dada ya, seperti ini (sambil memberikan contoh)
Pa 3 : Assalamu’alaikum wr. wb, nama saya Tya Wahyun, nama panggilan saya
Wahyun, asal dari Surabaya dan hobi saya berkebun.
Fasilitator : Baik pak, saya antar yaa. Saya ijinkan terlebih dahulu ke forum.
Pa 4 : Tidak usah Sus. Saya keburu ditunggu teman saya. Ini teman saya sudah
manggil-manggil. Boleh ya?
Fasilitator : Lho, temennya yang mana ya Bu? Bilang temennya nanti dulu gitu Bu.
Kan tidak enak sama yang lain. Masa kita sedang sesi terapi dan ibu pergi
sendiri. Nanti semisal terjadi apa-apa bagaimana? Mari Bu duduk lagi.
Pa 4 : Tidak mau Sus. Saya sedih. Saya mau ke kamar mandi sekarang.
Fasilitator : Ibu mau ke kamar mandi mau ngapain Bu? Mau buang air, buang hajat
atau bagaimana? Mari saya temani saja gimana?
Pa 4 : Tidak usah Sus. Saya pokoknya mau ke kamar mandi. Saya mau pergi. Saya
tidak diterima di sini. Saya tidak berguna. Yang lain tidak menerima saya.
(dengan meringkuk dan menundukkan kepala)
Fasilitator : Lho.. mengapa Ibu mengatakan seperti itu? Teman-teman yang lain di
sini tidak seperti yang ibu pikirkan.
Pa 4 : Suster bohong. Saya tidak percaya. (Nada rendah dan lemah, mau menangis)
Fasilitator : Benar Ibu. Begini saja, mari kita tanya ke yang lain duu yaa. Apakah
seperti yang Ibu pikirkan dan rasakan atau tidak. Kita tanya dulu ya ke yang
lainnya.
P4 : Coba saja Sus. Pasti yang lain menganggap saya tidak berguna kok.
Pa 1 : Kenapa ya Sus?
Pa 1 : Iya Sus
Fasilitator : Nah jadi begini. Ibu ini merasa tidak dianggap dan diterima dalam
kelompok ini. Ibu ini mengatakan jika beliau tidak berguna. Apakah dari Ibu-
Ibu tidak menganggap dan tidak menerima kehadiran Ibu ini?
Pa 2 : Iya. Kita menerima Bapak kok. Kan kita satu kelompok Pak. Masa tidak
menerima?
Pa 3 : Kami menerima Bapak kok. Bapak salah berpikir tentang kami. Iya kan
teman-teman?
Pa 1, 2 : Iyaa. (serentak)
Fasilitator : Nah.. itu Ibu bagaimana? Ibu sudah mendengarnya sendiri bukan?
Pa 4 : Iya Sus, berarti saya salah yaa? (Sambil menunduk, suara lemah)
Fasilitator : Iya Ibu. Nah teman-teman kelompok bagaimana? Jika Ibu kembali duduk
bersama dan bergabung kembali. Boleh ya?
Pa 1, 2, 3: Iyaa. (serentak)
Pa 4 : Assalamu’alaikum wr. wb, nama saya Audy Savira, nama panggilan saya
Audy, asal dari Surabaya dan hobi saya melukis.
Leader : Waaah, baik sekali Ibu Audy dalam memperkenalkan dirinya dengan
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi (sambil
memberikan apresiasi dengan bepuk tangan).
Leader : Ibu Audy, selanjutnya bisa menuliskan nama Ibu pada kertas/papan nama ini
dan kemudian ditempel di dada ya, seperti ini (sambil memberikan contoh)
Terminasi (Penutupan)
Co Leader : Apakah diantara Ibu-Ibu ada yang ingin bercerita lagi dengan anggota
kelompok lainnya?”
Leader : Baiklah Ibu-Ibu karena waktu kita sudah habis jadi pertemuan kita sampai
disini dulu. Terima kasih ya Ibu-Ibu semuanya dan kepada observer saya persilahkan
4.1 Kesimpulan
Sosialisasi merupakan suatu proses belajar yang membimbing kearah
perkembangan kepribadian sosial, adanya terapi aktivitas kelompok sosialisasi
merupakan suatu format yang sangat bagus untuk diberikan retardasi mental
selain untuk meningkatkan sosialisasi khususnya kemampuan bekerjasama
dengan orang lain juga dapat mengembangkan potensi diri yang selama ini tidak
pernah ditunjukan. TAKS mempunyai 7 sesi berurutan dari sesi 1-7, yaitu
kemampuan memperkenalkan diri, kemampuan berkenalan, kemampuan
bercakap-cakap, kemampuan bercakap-cakap topik tertentu, kemampuan
bercakap-cakap masalah pribadi, kemampuan bekerja sama dan kemampuan
menyampaikan pendapat
4.2 Saran
Role Play Terapi Aktivitas Kelompok kedepannya disampaikan secara
maksimal dan properti yang diperlukan dilengkapi sehingga dapat difahami oleh
seluruh mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Diakses pada Tanggal 03
September 2019 Pukul 19.30 WIB. Dapat Diakses di www.depkes.go.id
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Diakses
pada Tanggal 03 September 2019 Pukul 19.30 WIB. Dapat Diakses di
www.depkes.go.id
Suryenti, Vevi. Dkk. 2017. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Halusinasi Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi pada Pasien
Skizofrenia di Ruang Rawat Inap Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi. Vol 6 No 2. Dapat diakses di www.stikes-hi.ac.id
Yusuf, A., Bahiyah, K., & Barek, Y. 2017.Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
(Tak) Sessi 6 Meningkatkan Kemampuan Bekerjasama Anak Retardasi Mental.
Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.