Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG NEFROLITOTOMI

DI OK SENTRAL/IBS RSUD ULIN

Oleh:
Intan Ayu Fadhilah
NPM. 1614901110085

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHAP PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2017

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Intan Ayu Fadhilah

NPM : 1614901110085

Judul LP : Nefrolitotomi

Banjarmasin,Mei 2017

Intan Ayu Fadhilah

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Dewi Nurhanifah,Ns.,M.Kep) (Khairul Islah, S.Kep.,Ns)


LAPORAN PENDAHULUAN
NEFROLITOTOMI

A. Definisi Nefrolitotomi
Nefrolitotomi adalah suatu tindakan operasi pembedahan untuk mengeluarkan batu
ginjal (Ramali, 2000).

B. Tujuan Nefrolitotomi
Tujuan Nefrolitotomiadalah untuk pengambilan batu dari pelvis renalis atau ureter
(Reeves, 2001).

C. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi :
1) Pelebaran penampang ginjal
2) Demam tinggi
3) Menggigil
4) Nausea
5) Nyeri pada pinggang
6) Sakitkepala
7) Nyeri otot
8) Kelemahan otot
9) CVA (Costa Vertebra Angel) ditandai adanya tenderness
10) Dysuria
11) Urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang tajam, selain itu
juga ada peningkatan sel darah putih
Kontraindikasi:
Tidak ada

D. Pentalaksanaan / Jenis-jenis Tindakan


1) Preoperasi dan intra operasi
a. persiapan pasien
- sebelum masuk ke ruang operasi, terlebih dahulu pasien harus dipersiapkan
dari ruangan
- Persiapan psikologis
- Memakaikan baju operasi kepada pasien dan gelang sebagai identitas
- Pasien dibawa ke ruang operasi yang telah ditentukan
- Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan yang akan dilakukan:
Dalam keadaan anestesi posisi pasien dimiringkan (posisi lateral) dengan
bagian punggung bebas. Tungkai bagian bawah dalam keadaan fleksi 90˚,
sedangkan tungkai sisi atas tetap lurus. Letak bantal di antara kedua lutut
dan karet busa pada aksila untuk mencegah kompresi arteri dan saraf.
Fiksasi pasien pada meja operasi dengan cara memasang plester 3 inci pada
meja operasi melewati trokhanter mayor. Lengan atas dalam posisi ekstensi
dengan fleksi pada siku. Meja operasi dibengkokkan tepat di daerah lumbal
sedemikian rupa sehingga bagian dada sedikit miring ke depan dan pelvis
sedikit miring ke belakang.
- Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu napas dan monitor EKG
- pasien tidur dengan posisi lateral
- asepsi/ antisepsi daerah punggung dan sekitarnya kemudian pasang duk
steril.
- Insisi flank dimulai dengan irisan diatas kosta 12 mulai dari sisi lateral
muskulus sakrospinalis memotong m. Latisimus dorsi sampai m.
- Periosteum kosta dua belas dibuka dengan pisau dan elevator periost.
obliqus eksternus.
- Irisan dilanjutkan ke anterior dengan memotong fascia lumbalis sampai
ujung kosta, kemudian masukkan dua jari kedalam ruang perirenal untuk
mendorong peritoneum ke anterior, lipatan peritoneum disisihkan ke
anterior dan potong m. obliqus eksternus dan m. obliqus internus sambi
kontrol perdarahan yang terjadi. Bila direncanakan untuk reseksi kosta,
maka elevasi periost dilakukan sampai ke proksimal mungkin dan reseksi
dilakukan seproksimal mungkin.
- Pasang hak pada kedua sisi luka operasi maka akan tampak fascia gerota.
Untuk memaparkan ginjal, suatu irisan dibuat di bagian posterior fascia
Gerota untuk mencegah kerusakan peritoneum, kemudian lakukan diseksi
tajam dan tumpul untuk memisahkan lemak perinefrik dari kapsul ginjal
- Kadang-kadang suatu irisan subkostal diperlukan untuk pembedahan pada
kutup bawah ginjal atau ureter bagian atas, penempatan suatu selang
nefrostomi atau drainase perinefrik abses. Irisan ini dimulai dari angulus
kostovertebralis pada sisi lateral m. sakrospinalis menyusur satu jari dari
tepi kosta 12 terus kearah anterior.
- Setelah sampai pada linea aksilaris media sedikit dibengkokkan ke kaudal
sampai tepi lateral m. rectus abdominis. Iris lemak subkutan dan potong m.
latisimus dorsi, potong juga m. obliqus eksternus dan internus dengan hati-
hati agar tidak memotong n. subkostalis.
- Kemudian secara tumpul lakukan spliting m. transversus abdominis diatas
atau dibawah nervus subkostalis. Setelah kontrol perdarahan pasang
retraktor maka akan tampak fascia gerota
- Keluarkan batu yang terdapat pada pielum
- Pasang double J stend dengan ujung atas berada pada kaliks mayor kutup
bawah ginjal, fiksasi double J stend pada pelvis renalis dengan jahitan
kromik lima nol

b. Persiapan tim medis


- Baik dokter maupun perawat instrumen melakukan cuci tangan steril
- Memakai perlengkapan : baju operasi, masker dan handscoen steril
- perawat instrumen memastikan kembali kelengkapan alat-alat yang akan
digunakan dalam tindakan nefrolitotomi
- alat disusun di atas meja mayo sesuai dengan urutan
2) Pascaoperasi
a.setelah pasien sudah dirapihkan, maka perawat mengobservasi keadaan pasien dan
terus memastikan apakah pasien sudah bernapas spontan atau belum.
b. setelah itu pasien dipindahkan ke recovery room
c. pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui nasal kanule dan tetap observasi
keadaan pasien sampai dipindahkan ke ruangan perawatan.
E. Pemeriksaan Penunjang

1) Urinalisa : warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum


menunjukan sel darah merah, sel darah putih, kristal (sistin, asam urat, kalsium
oksalat), serpihan mineral, bakteri, pus, pH mungkin asam (mengikat sistin dan
batu asam urat) atau alkalin (meningkatkan magnesium, fosfat ammonium atau
batu kalsium fosfat).
2) Urin (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin mungkin
meningkat.
3) Kultur urin : mungkin menunjukan infeksi saluran kemih (stapillococus aureus,
proteus, klabsiela, pseudomas).
4) Kadar klorida dan bikarbonat serum : peninggi kadar klorida dan penurunan
kadar bikarbonat menunjukan terjadinya asidosis tubulus ginjal.
5) Hitung darah lengkap : sel darah putih mungkin meningkat, menunjukan
infeksi/septicemia.
6) Sel darah merah biasanya normal.
7) Foto rontgen KUB : menunjukan adanya kalkuli dan atau perubahan anatomic
pada area ginjal disepanjang ureter.
8) Intravena pyelografi : memberikan informasi cepat nefrolotiasis seperti
penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukan abnormalitas pada
struktur aanatomi (distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.
9) Sistoureterokopi : visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapat
menunjukkan batu dan efek obstruksi
10) CT scan : mengidentifikasi/menggambarkan kalkuli dan masa lain ginjal, ureter
dan distensi kandung kemih
11) Ultrasound ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu

F. Gambar
G. Diagnosa Keperawatan, Intervensi dan Rasional

Diagnosa yang muncul (NANDA 2015-2017)


1. Pre Operasi
Diagnosa : Ansietas berhubungan dengan koping individu tidak efektif
2. Intra Operasi
Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kekurangan suplai
oksigen
3. Post Operasi
Nyeri akut berhubungan dengan cidera biologis

Intervensi dan Rasional Diagnosa Keperawatan:


(Pre Operasi)
1. Ansietas berhubungan dengan koping individu tidak efektif
Definisi :
Perasaan tidak nyaman atau khawatiran yang samar disertai respon otonom (sumber
sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu): perasaan takut yang di
sebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan syarat kewaspadaan yang
memperingati individu akan adanya bahaya yang memampukan individu untuk
bertindak menghadapi ancaman
- Intervensi dan Rasional
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
R: Pendekatan membangun BHSP dan sikap tenang dan meyakinkan
membuat pasien tidak terlalu khawatir dengan kondisinya.
 Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang
mungkin akan dialami pasien selama prosedur dilakukan
R: Informasikan yang jelas akan mengurangi kehawatiran pada pasien.
 Dorong keluarga menemani dengan cara yang tepat.
R : Adanya keluarga memberikan efek rasa aman pada pasien.

(Intra Operasi)
2. Gangguan peretukaran gas berhubungan dengan kekurangan suplai oksigen
Definisi :
Kelebihan atau deficit oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada membrane
alveolar-kapiler.
- Intervensi dan Rasional :
- Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jau thurst
R : Membuka jalan nafas memudahkan masuknya suplai oksigen
- Pantau tanda tanda vital
R : Mengetahui keadaan pasien
- Berikan terapi oksigen o2
R : Memberikan terapi suplai oksigen membantu mengurangi sesak nafas
- Monitor irama,percepatan ,kedalaman dan kesulitan bernafas
R : Menegakkan intervensi selanjutnya
- Catat perubahan saturasi oksigen
R: Saturasi oksigen mengetahui kebutuhan oksigen pasien.

(Post Operasi)
3. Nyeri akut berhubungan dengan cidera biologis
Definisi :
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan muncul
akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa (Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
berlangsung kurang dari 6 bulan.Mengalami peningkatan resiko terserang organisme
patogenik.
- Intervensi dan Rasional :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif.
R: Untuk mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan terjadinya komplikasi.
- Observasi reaksi nonverbal terhadap ketidaknyamanan.
R: Respon nonverbal membantu mengevaluasi derajat nyeri dan perubahannya
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
R:Teknik relaksasi dan distraksi menurunkan ketegangan fisiologis, posisi yang
nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi
seoptimal mungkin.
H. Daftar Pustaka (5 tahun terakhir)

NANDA International Inc. Nursing diagnoses: Definitions & Classification, Ed. 10.
20015-2017. Jakarta : EGC.
https://www.scribd.com/doc/218967593/KTI-Edwin-Kurnianto
diakses pada tanggal 21 Mei 2017
http://menurutparaahli.com/tag/nefrolitotomi-adalah//
diakses pada tanggal 21 Mei 2017

Banjarmasin, Mei 2017


Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Yurida Olviani, Ns., M. Kep (……………………………..)

Anda mungkin juga menyukai