(GCS)
Range 3-15
• 3-7 : Coma
• 8-11 : Sopor
• 12-14 : Somnolent
• Ap a t i s , ya it u ke a d aa n ke s ad ar a n ya ng s e g a n u n t u k b erh u b u n g a n d en g a n
s e k it a rn ya, s ika p nya a cuh t ak acu h.
• De l i r i u m , ya it u g el is a h, d i s o r ie nt a s i (o r a n g , t em p a t , w a k t u ),
m em b e ro nt ak , b er t er i ak - t e r ia k , b e rha l us i n a s i , ka d a n g b e rha y a l .
• S t u p o r (s o p o ro ko m a) , yai t u ke ad aa n s e p er t i t e r t i d u r l e l a p , t et a p i a d a
res p o n t erhad ap nye r i.
• Co m a (co m a t o s e ), ya it u t i d ak b i s a d ib an g u n ka n, t i d a k a d a re s p o n
t e rha d ap r a ng s a ng a n ap a p un (t id a k ad a re s p o n ko rn ea m a u p u n re fl e ks
m unt a h, m ung ki n jug a t i d a k a d a res p o n p u p i l t e rh a d a p c a h a y a ).
KELOMPOK 3
PEMERIKSAAN PALPASI
D E N Y U T A RT E R I
Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung
seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan
secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba,
menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari
1. Inspeksi
Apakah ada perubahan warna (pucat/kemerahan/kebiruan/hitam)
Pertumbuhan rambut, kuku
Atropi otot
Bengkak
Adanya ulcer/gangrene lokasi, basah/kering, ada pus
2. Palpasi
Suhu panas/ dingin (menysuri dengan punggung jari
Capillari filling di cek pada semua jari kaki
Bengkak pitting/non pitting
Nyeri
Denyut pembuluh darah dicek dengan 3 jari
PULSE POINTS
Carotid A.
Brachial A. Arah medial lengan
Ulnar A. Sejajar kelingking jari tangan
Radial A.
Abdominal Aorta Dilateral dari umbilicus
Femoral A. Didekat inguinal
Popliteal A. Kaki tekuk sedikit, pegang bagian
belakang lutut
Posterior tibial A. Dibelakang malleolus medial
(tekan halus)
Dorsalis pedis A. Diantara ibu jari dan jari telunjuk
kaki
PROSEDUR PEMERIKSAAN PALPASI DENYUT
ARTERI
ARTERI RADIALIS
Jumlah frekuensi nadi per menit (Normal pada dewasa : 60-100 kali/menit)
Takikardia bila frekuensi nadi > 100 kali/menit, sedangkan bradikardia bila
frekuensi nadi< 60 kali/menit
Irama nadi: Normal irama teratur
Pengisian : tidak teraba, lemah, cukup (normal), kuat, sangat kuat
Kelenturan dinding arteri : elastis dan kaku
Perbandingan nadi/arteri kanan dan kiri (Normal : nadi kanan dan kiri sama)
Perbandingan antara frekuensi nadi/arteri dengan frekuensi denyut jantung
(Normal : tidak ada perbedaan).
ABNORMALITAS PEMERIKSAAN NADI/ARTERI :
Pulsus defisit: frekuensi nadi/arteri lebih rendah daripada frekuensi denyut jantung (misalnya pada
fibrilasi atrium).
Pulsus seler (bounding pulse, collapsing pulse, water-hammer pulse, Corrigan's pulse), disebabkan
upstroke dan downstroke mencolok dari pulsus, misalnya pada tirotoksikosis, regurgitasi aorta,
hipertensi, Patent Ductus Arteriosus (PDA), fistula arteriovenosus.
Pulsus tardus (plateau pulse) : disebabkan karena upstroke dan downstroke yang perlahan, misalnya
pada stenosis katup aorta berat.
Pulsus alternan : perubahan kuatnya denyut nadi yang disebabkan oleh kelemahan jantung, misalnya
pada gagal jantung, kadang-kadang lebih nyata dengan auskultasi saat mengukur tekanan darah.
Pulsus bigeminus : nadi teraba berpasangan dengan interval tak sama dimana nadi kedua biasanya
lebih lemah dari nadi sebelumnya. Kadang-kadang malah tak teraba sehingga seolah-olah merupakan
suatu bradikardia atau pulsus defisit jika dibandingkan denyut jantung.
Pulsus paradoksus : melemah atau tak terabanya nadi saat inspirasi. Sering lebih nyata pada
auskultasi saat pengukuran tekanan darah, dimana pulsus terdengar melemah saat inspirasi, dan
biasanya tak melebihi 10 mmHg. Bisa pula disertai penurunan tekanan vena jugularis saat inspirasi,
misalnya pada gangguan restriksi pada effusi perikardium, tamponade perikardium, konstriksi perikard,
sindrom vena kava superior, atau emfisema paru.