Anda di halaman 1dari 18

GLASGOW COMMA SCALE

(GCS)

• Pemeriksaan tingkat kesadaran


pasien
GCS
GCS
INTERPRETASI

Range 3-15

• 3-7 : Coma

• 8-11 : Sopor

• 12-14 : Somnolent

• 15 : Compos mentis (Alert)


GCS
• Co m p o s M e n t i s (co ns cio us ) , yai t u ke s a d a r a n n o rm a l , s a d a r s e p e n u h n y a ,
d ap at m e nj a wab s em ua p e r t a nyaa n t en t a n g ke a d a a n s e ke l i l i n g n y a .

• Ap a t i s , ya it u ke a d aa n ke s ad ar a n ya ng s e g a n u n t u k b erh u b u n g a n d en g a n
s e k it a rn ya, s ika p nya a cuh t ak acu h.

• De l i r i u m , ya it u g el is a h, d i s o r ie nt a s i (o r a n g , t em p a t , w a k t u ),
m em b e ro nt ak , b er t er i ak - t e r ia k , b e rha l us i n a s i , ka d a n g b e rha y a l .

• S o m n o l e n (O b t und a s i , Le t a rg i), yai t u kes a d a ra n m e nu ru n , res p o n


p s i ko m o t o r ya ng l a m b a t , m u d a h t er t i d ur , n a m u n kes a d a r a n d a p a t p u l i h
b il a d ir a ng s a ng (m ud ah d i b ang unka n) t e t a p i j a t u h t e rt i d u r l a g i , m a m p u
m em b e ri ja wa b a n ve r b a l.

• S t u p o r (s o p o ro ko m a) , yai t u ke ad aa n s e p er t i t e r t i d u r l e l a p , t et a p i a d a
res p o n t erhad ap nye r i.

• Co m a (co m a t o s e ), ya it u t i d ak b i s a d ib an g u n ka n, t i d a k a d a re s p o n
t e rha d ap r a ng s a ng a n ap a p un (t id a k ad a re s p o n ko rn ea m a u p u n re fl e ks
m unt a h, m ung ki n jug a t i d a k a d a res p o n p u p i l t e rh a d a p c a h a y a ).
KELOMPOK 3

PEMERIKSAAN PALPASI
D E N Y U T A RT E R I
Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung
seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan
secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba,
menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari

Pulsasi denyut nadi terbentuk seiring dengan didorongnya darah


melalui arteri. Untuk membantu sirkulasi, arteri berkontraksi dan
berelaksasi secara periodik; kontraksi dan relaksasi arteri bertepatan
dengan kontraksi dan relaksasi jantung seiring dengan dipompanya
darah menuju arteri dan vena. Dengan demikian, pulse rate juga
dapat mewakili detak jantung per menit atau yang dikenal dengan
heart rate
ANAMNESIS

 Menanyakan keluhan utama


 Lokasi keluhan
 Dari kapan (tiba-tiba atau berangsur)
 Frekuensi nyeri
 Nyeri terus menerus atau hilang timbul
 Saat kaki dinaikkan apakah memengaruhi nyeri
 Apakah nyeri mempengaruhi kegiatan sehari-hari
 Apakah nyeri terasa makin parah saat jalan/dingin/emosi
 Riwayat operasi, diabetes, penyakit jantung, darah tinggi, stroke, konsumsi alcohol
 Apakah merokok? Sejak kapan? Seberapa banyak?
PEMERIKSAAN FISIK
 Melakukan inform consent
 Dengan membandingkan kedua kaki lakukan :

1. Inspeksi
 Apakah ada perubahan warna (pucat/kemerahan/kebiruan/hitam)
 Pertumbuhan rambut, kuku
 Atropi otot
 Bengkak
 Adanya ulcer/gangrene  lokasi, basah/kering, ada pus

2. Palpasi
 Suhu  panas/ dingin (menysuri dengan punggung jari
 Capillari filling  di cek pada semua jari kaki
 Bengkak  pitting/non pitting
 Nyeri
 Denyut pembuluh darah  dicek dengan 3 jari
PULSE POINTS
 Carotid A.
 Brachial A.  Arah medial lengan
 Ulnar A.  Sejajar kelingking jari tangan
 Radial A.
 Abdominal Aorta  Dilateral dari umbilicus
 Femoral A.  Didekat inguinal
 Popliteal A.  Kaki tekuk sedikit, pegang bagian
belakang lutut
 Posterior tibial A.  Dibelakang malleolus medial
(tekan halus)
 Dorsalis pedis A.  Diantara ibu jari dan jari telunjuk
kaki
PROSEDUR PEMERIKSAAN PALPASI DENYUT
ARTERI
ARTERI RADIALIS

 Penderita dapat dalam posisi duduk atau berbaring. Lengan dalam


posisi bebas dan rileks.
 Periksalah denyut arteri radialis di pergelangan tangan dengan
cara meletakkan jari telunjuk dan jari tengah atau 3 jari (jari
telunjuk, tengah dan manis) di atas arteri radialis dan sedikit
ditekan sampai teraba pulsasi yang kuat.
 Penilaian nadi/arteri meliputi: frekuensi (jumlah) per menit, irama
(teratur atau tidaknya), pengisian, dan dibandingkan antara arteri
radialis kanan dan kiri .
 Bila iramanya teratur dan frekuensi nadinya terlihat normal dapat
dilakukan hitungan selama 15 detik kemudian dikalikan 4, tetapi
bila iramanya tidak teratur atau denyut nadinya terlalu lemah,
terlalu pelan atau terlalu cepat, dihitung sampai 60 detik.
 Apabila iramanya tidak teratur (irregular) harus dikonfirmasi
dengan pemeriksaan auskultasi jantung (cardiac auscultation)
pada apeks jantung.
ARTERI KAROTIS

Perabaan nadi dapat memberikan gambaran tentang aktivitas pompa


jantung maupun keadaan pembuluh itu sendiri. Kadang-kadang nadi
lebih jelas jika diraba pada pembuluh yang lebih besar, misalnya
arteri karotis.
HASIL PEMERIKSAAN NADI/ARTERI :

 Jumlah frekuensi nadi per menit (Normal pada dewasa : 60-100 kali/menit)
Takikardia bila frekuensi nadi > 100 kali/menit, sedangkan bradikardia bila
frekuensi nadi< 60 kali/menit
 Irama nadi: Normal irama teratur
 Pengisian : tidak teraba, lemah, cukup (normal), kuat, sangat kuat
 Kelenturan dinding arteri : elastis dan kaku
 Perbandingan nadi/arteri kanan dan kiri (Normal : nadi kanan dan kiri sama)
 Perbandingan antara frekuensi nadi/arteri dengan frekuensi denyut jantung
(Normal : tidak ada perbedaan).
ABNORMALITAS PEMERIKSAAN NADI/ARTERI :

 Pulsus defisit: frekuensi nadi/arteri lebih rendah daripada frekuensi denyut jantung (misalnya pada
fibrilasi atrium).
 Pulsus seler (bounding pulse, collapsing pulse, water-hammer pulse, Corrigan's pulse), disebabkan
upstroke dan downstroke mencolok dari pulsus, misalnya pada tirotoksikosis, regurgitasi aorta,
hipertensi, Patent Ductus Arteriosus (PDA), fistula arteriovenosus.
 Pulsus tardus (plateau pulse) : disebabkan karena upstroke dan downstroke yang perlahan, misalnya
pada stenosis katup aorta berat.
 Pulsus alternan : perubahan kuatnya denyut nadi yang disebabkan oleh kelemahan jantung, misalnya
pada gagal jantung, kadang-kadang lebih nyata dengan auskultasi saat mengukur tekanan darah.
 Pulsus bigeminus : nadi teraba berpasangan dengan interval tak sama dimana nadi kedua biasanya
lebih lemah dari nadi sebelumnya. Kadang-kadang malah tak teraba sehingga seolah-olah merupakan
suatu bradikardia atau pulsus defisit jika dibandingkan denyut jantung.
 Pulsus paradoksus : melemah atau tak terabanya nadi saat inspirasi. Sering lebih nyata pada
auskultasi saat pengukuran tekanan darah, dimana pulsus terdengar melemah saat inspirasi, dan
biasanya tak melebihi 10 mmHg. Bisa pula disertai penurunan tekanan vena jugularis saat inspirasi,
misalnya pada gangguan restriksi pada effusi perikardium, tamponade perikardium, konstriksi perikard,
sindrom vena kava superior, atau emfisema paru.

Anda mungkin juga menyukai