PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor payudara merupakan salah satu tumor yang terbanyak ditemukan di
Indonesia. Biasanya ditemukan pada usia 40-49 tahun. Kebanyakan tumor payudara
ini menyerang perempuan dari pada laki-laki dengan perbandingan 2:1. penyebab dari
tumor inipun belum diketahui secara pasti, tetapi biasanya tumor ini timbul pada
orang yang pernah memiliki riwayat keluarga dengan tumor payudara, atau pada
pasien yang pernah mengalami radiasi dibagian dada, bisa dikatakan tumor ini karena
danyan penyakit keturunan. (Mansjoer, Arif : 2000)
Tumor payudara menyebar dengan infiltrasi lokal disamping melalui jalurjalur limfatik atau hematogen. Penyebaran limfe terutama adalah nodus aksila 4050%. Keterlibatan nodus aksila ini secara langsung berhubunagn dengan ukuran
tumor primer, tetapi bukan dengan lokasi tumor itu didalam payudara. (Engrom,
Barbara : 1999)
Dari uraian di atas maka kami akan membahas mengenai masalah
keperawatan tentang Post OP tumor mammae dextra.
2. Rumusan Masalah
Apakah itu tumor mamae,bagaimana etiologinya,bagaiman patofisiologinya,
apa manifestasi klinisnya, bagaimana penatalaksanaannya.
Tujuam Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai tentang penyakit tumor
payudara.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui apa riwayat kesehatan keluarga pasien dahulu.
Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan pada pasien dengan tumor
mammae.
Untuk memengetahui sampai sejauh mana pasien memahami tentang
penyakitnya.
Manfaat Penelitian
Bagi Mahasiswa
Untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa tentang pengertian tumo
payudara, penyebab tumor payudara, gejala dan tanda-tanda tumor payudara .
Bagi Instansi Rumah Sakit
Memberikan masukan dalam poses peningkatan kualitas tenaga profesi
perawat dalam memberikan pelayanannya terutama dalam memberikan
penyuluhan tentang penyakit tumor payudara.
Bagi Instansi Pendidikan
Memberikan masukan bagi pembangunan ilmu pengetahuan utamanya yang
berkaitan dengan pelayanan asuhan keperawatan yang berhubuhungan dengan
penyakit tumor payudara.
Waktu
Waktu penelitian adalah dari tanggal 12 mei-16 mei 2007 selam 5 hari. Waktu
yang cukup pendek bagi kami untuk dapat memahami secara lebih jelas lagi, tetapi
mudah-mudahan dengan waktu yang pendek tersebut kami dapat memperoleh
manfaatnya.
Tempat
Tempat melakukan penelitian adalah di RSUD PALEMBANG BARI Di Instalasi
Rawat Bedah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fasilitas Pelayanan
Untuk sementara ini RSUD Palembang BARI membina daerah Seberang Ulu
dan menerima rujukan dari 9 puskesmas induk, 12 Puskesmas pembantu serta
dokter dan perawat prktek swasta selain itu, RSUD Palembang BARI juga
menerima rujukan dari puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Ogan
Komering Ilir, Musi Banyuasin, mengingat transportasi lebih cepat ke RSUD
Palembang BARI dari pada RSUD Kayu Agung dan Prabumulih maupun
Sekayu. Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat RSUD
Palembang BARI mempunyai layanan sebagai berikut :
Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik Spesialis Bedah
b. Poliklinik Penyakit Dalam
c. Poliklinik Kebidana dan Penyakit Kandungan dan keluarga Berencana
d. Poloklinik Spesialis Anak
e. Poliklinik Spesialis Anak
f. Poliklinik Spesialis THT
g. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
h. Poliklinik Gigi
i. Instalasi Rawat Inap
Pelayanan rawat Inap
Pelayanan Rawat Inap Umum meliputi : Penyakit dalam, mata, THT, dan
kulit.
Pelayanan rawat Inap kebidanan dan penyakit kandungan dan keluarga
berencana
Pelayanan Rawat Inap Bedah
Pelayanan Rawat Inap penyakit anak
Pelayanan Rawat Inap Neonatus
Pelayanan Rawat Inap VIP
Pelayanan Penunjang
Instalasi laboratorium klinik
Instalasi radiologi
Instlasi Farmasi
Instalasi Bedah Sentral dan Recovery Room (RR)
Instalasi gixi
Instalasi pemeliharaan rumah sakit
Kasir
Pelayanan Transportasi
Mobil Ambulans BG 118 MZ
Mobil Ambulans 118 BG 99047 MZ
Mobil Operasional Mitsubishi BG 90234
Dasar Hukum
RSUD Palembang BARI dalam membentuk pelayanan terhadap masyarakat
dilindungi oleh undang-undang Hukum sebagai dasar untuk melaksanakan
tugas meliputi :
Undang-undang No. 23 Menkes tahun 1992 tentang Pokok Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1306/Menteri/SK/IX/1997 tanggal 10
November 1997 tentang penetapan kelas RSUD Palembang BARI
menjadi kelas C
Keputusan Walikota No. 50 tahun 2001 tentang Biaya pelayanan RSUD
Palembang BARI dengan SK Walikota No. 234./Kes/2001 tentang
pembagian Hasil Pungutan Biaya pelayanan Kesehatan
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
Program Pembangunan Daerah (Properda) kota Palembang tahun 2001-2005
Peraturan Daerah Kota Palembang No. 3 tahun 2004 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
Etiologi
Etiologi tumor payudara tidak diketahui dengan pasti, namun beberapa faktor
resiko pada pasien di duga berhubungan dengan kejadian tumor payudara
yaitu :
Umur lebih dari 30 tahun
Melahirkan anak pertama pada usia kurang dari 25 tahun
Usia menopause lebih 55 tahun
Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara
Terapi hormonal lama
Mempunyai tumor payudara kontra lateral
Pernah mangalami radiasi di daerah dada
Ada iwayat keluarga dengan tumor payudara pada ibu,saudara perempuan ibu
Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti fibrokistik yang
ganas (Mansjoer, Arif : 2000)
Patofisiologis
Tumor payudara menyebar dengan infiltrasi lokal disamping melalui jalurjalur limpatik atau hematogen. Secara lokal, tumor mengantisipasi langsung
kedalam parentum payudara, akhirnya melibatkan kulit yang menutupi atau
fasia pektoralis profuda.
Penyebaran limfe terutama adalah nodus aksila dan 40-50 % memunyai
keterlibatan pada nodus ini pada diagnosis. Keterlibatan nodus aksila secara
langsung berhubungan dengan ukuran dari tumor primer, tetapi bukan dengan
lokasi tumor itu didalam payudara. Nodus ini sangat mungkin akan terlibat
bila lesi primer terletakdibagian medial atau pusat.
Penyebaran hematogen terutama terjadi pada paru-paru dan hati, tetapi
tempat keterlibatan lain yang lazim antara lain tulang, pleura, adrenal,
ovarium, dan otak. (Engrom, Barbara :1999)
Manifestasi Klinis
Terdapat benjolan semakin lama semakin membesar
Tedapat nyeri terutama menjelang haid
Suhu badan kadang meningkat
Kadang-kadang mual
Nafsu makan kurang baik
Payudara warna kemerahan
Payudara biasanya terasa keras (Sabiton, David : 1995)
Pemeriksaan Fisik
Stadium tumor payudara
Stadium I
Stadium II
Stadium IIIa : Tumor dengan diameter lebih dari 5 cm tapim masih bebas
dari jarinag sekitarnya dengan atau tanpa metastasis aksila
yang masih bebas satu sama lain, atau tumor dengan
metastasis aksila yang melekat
Stadium IIIb : Tumor dengan metastasis infra atau supraclavicula atau tumor
yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks
Stadium IV
Pemeriksaan Penunjang
Dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun. Tanda
berupa mikrok alsifiksi. Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan
adanya kista, kadang tampak kista sebesar 1-2 cm. pemeriksaan sitologi pada
sediaan yang diperoleh dari fungsi dengan jarum halus (FNA : Fine Needle
Aspiration Biopsy), dapat dipakai untuk menetukan apakah akan segera
disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan lain atau lansung akan dilakukan ekstirpasi. Care biopsy dapat
digunakan untuk biopsi kelainan yang tidak dapat diraba seperti temuan pada
foto mammae. (Sjamsuhidajat, R & Wim de jong :2004)
Diagnosis Banding
Fibroadenoma Mammae (FAM) merupakan tumor jinak payudara yang biasa
terdapat pada usia muda (15-30 tahun) dengan konsistensi padat, kenyal,
batas tegas, dan tidak nyeri.
Kelainan fibrokistik merupakan tumor yang tidak terbatas tegas, konsistensi
padat kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran
membesar biasanya bilateral dan multipel
Kistosorkoma fikoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat, lonjong,
berbatas tegas, dan ukuran dapt mencapai 20-30 cm (Mansjoer, Arif :
2000
Penatalaksanaan
Batasan stadium yang masih operasi adalah stadium IIIa. Sedangkan terapi
pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan pengobatan
paliatif dengan tujuan :
Mempertahan kualitas hidup pasien agar tetap baik
Tidak mempercepat atau menurunkan kematian
Menghilangkan rasa nyeri yang mengganggu
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUAHAN KEPERAWATAN PADA NnL
DENGAN POST OP TUMOR MAMMAE DEXTRA DI RUANG BEDAH
RUMAH SAKIT RSUD PALEMBANG BARI
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama
: NnL
Umur
: 18 Tahun
Agama
: Islam
Pekejaan
: pelajar
Alamat
Suku/bangsa
: Indonesia
Diagnosa
Tanggal MRS
: 14 mei 2007
Tanggal Operasi
: 15 Mei 2007
Tanggal Pengkajian
: 15 mei 2007
No.Med Rec
: 344417
: TnH
Umur
: 44 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
: Anak
Alamat
11
C. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri di daerah luka operasi dan sakit kepala
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Kurang lebih satu tahun yang lalu, pada bagian payudara klien terdapat
benjolan. Awalnya klien hanya membiarkan saja adanya benjolan itu setelah
beberapa lama klien merasa benjolan itu bertambah besar, tetapi klien tidak
merasakan nyeri. Satu minggu yang lalu klien memeriksakan diri kedokter di
rumah sakit. Setelah di periksa dirumah sakit klien dinyatakan menderita
tumor payudara.
3. Riwayat penyakit masa lalu
Klien menyatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti
ini, klien juga tidak pernah menderita penyakit yang serius lain,klien
hanya batuk dan pilek.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Didalam anggota Keluaga klien tidak ada menderita
dirasakan oleh klien.
genogram
12
seperti yang
: Compos mentis
TB
: 150 CM
BB
: 43 Kg
: 140/90 mmHg
Pulse
: 94x/mnt
RR
: 30x/mnt
Suhu
: 38 C
13
Kepala
Struktur
: Oval
Rambut
: Hitam
Kulit kepala
: bersih
Masalah
Mata
Palpebra
: Odema (-)
Ketajaman
: 6/60
Sclera
: tidak ikterus
Konjungtiva
: Anemis (-)
Pupil
: Isokor
Alat bantu
: Tidak ada
Masalah
: TAK
Hidung
Bentuk
: Simetris
Fungsi
: Baik
Masalah
: TAK
Telinga
Bentuk
: Simetris
Pendengaran
: Baik
Kebersihan
: Cukup
Alat bantu
: Tidak ada
Masalah
: TAK
14
Mulut
Bentuk
: Simetris
Fungsi
: Baik
Masalah
: TAK
Leher
Bentuk
: Simetris
Vena jugularis
Kelenjar tyroid
Dada
Bentuk
: Simetris
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: Vesicular
Kebersihan
: Cukup
: Tidak sianosis
Turgor
: Elastis
Kebersihan
: Cukup
Abdomen
Bentuk
: Simetris
Bising usus
: (+)
Hepar
15
: Baik
Pergerakan
: Baik
Hubungan dg keluarga
Hubungan dg teman
G. Terapi
IVFD RL,Tutofusin (2:1) gtt 20x/mnt
Cepotaxime 2x1
Katerolac 3x1
16
H. Analisa Data
No
Data
1 Data subjektif :
-
Etiologi
Trauma
Masalah
jaringan Nyeri akut
Klien
nyeri
pada
operasi
Data objektif :
-
Nadi meningkat : 94
X/menit
TD
Meningkat
140/90 mmHg
-
2.
- Skala : 6
Data subjektif :
-
Klien
Anastesi
Hipetermik
Trauma Jaringan
mengatakan
3.
(+)
Data Objektif :
-
Luka Operasi
Balutan lembab
I. Prioritas Masalah
17
1. Nyeri akut
2. Hipertermik
3. Resiko terjadi infeksi
J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Trauma jaringan dan refleks spasme otot
sekunder post operasi
2. Hipertermik berhubungan dengan anastesi
3. Resiko terjadi Infeksi berhubungan dengan
18
19
RENCANA KEPERAWATAN
No
1
Ruang
: Zaal Bedah
Tgl Pengkajian
: 15 Mei 2007
Diagnosa Medis
No RM
: 344417
Nama Klien
: Nn L
Diagnosa
Perencanaan
Intevensi
Tujuan
Keperawatan
Nyeri
Akut Tupan :
berhubungan
Intensitas ( skala 1 10 )
dengan -
Nyeri hilang
trauma
jaringan
dan Tupen :
refleks
spasme
otot -
sekunder
terhadap
operasi
Ditandai dengan
Dengan
mengkaji
nyeri
dapat
tindakan
waktu
apa
intensitas
mengetahui
yang
akan
dilakukan
Ciptakan
lingkungan -
berkurang,
yang teraupetik
Dengan
menciptakan
Mengepresikan
harapkan
Data subjektif :
penurunan nyeri,
expresi
Klien
mengatakan
nyeri
pada luka
Dalam
Rasionalisasi
tidak
operasi
Data objektif :
-
Nadi meningkat :
wajah lagi
meringis
-
klien
Diskusikan
masih -
Memberi
adanya
darah
payu
yang normal
keyakina
dapat
penghilangannya
Gelisa berkurang
bahwa
dapat
dilakukan
-
Bantu
Pasien -
Peninggian
lengan,
ukuran
Diagnosa
No
Tujuan
Keperawatan
94 X/menit
-
TD
Meningkat
Perencanaan
Intevensi
menemukan
Posisi
baju
nyaman
mempengaruhi
Rasionalisasi
dan
adanya
drain
kemampuan
140/90 mmHg
Klien
tampak
Skala : 6
istirahat
istirahat
diharapkan
tidak
dapat
mengurangi
Mempertahankan
tingkat
nyeri
-
Berikan
obat
nyeri -
kenyamanan
berat
dan
sebelum
dan
aktivitas di jadwalkan
Kolaborasi :
Berikan
analgesik
Memberikan
penghilangan
Diagnosa
No
Tujuan
Keperawatan
2
Hipertermik
Tupan :
berhubungan
dengan -
Anastesi
Suhu
Tupen :
Data subjektif :
Klien
Rasionalisasi
mempasilitasi tidur, partisipasi
tubuh
Kaji
intensitas
suhu -
tubuh
kembali normal
Ditandai dengan
-
Perencanaan
Intevensi
ketorolak 3 X .. sehari
mengatakan
evaluasi intervensi
-
Dalam waktu 1x
24 jam suhu tubuh -
Memberikan
dingin
kepala pusing
berkurang
kompres -
Suhu
meningkat
380C
Menurunkan
panas
melalui
Data subjektif :
-
meningkatkan
kenyamanan pasien
-
istirahat
Kolaborasi
(+)
sangat
di
mencegah
untuk
terjadinya
hipertermik
malignan
dapat
memngakibatkan
kematian.
perlukan
yang
No
Diagnosa
Keperawatan
3.
Perencanaan
Intevensi
- observasi vital sign
Tujuan
. Tupan :
-
Tidak
terjadi
fasilitas -
pasien
Dengan
infeksi,
mekanisme
sterilisasi
Tupen :
Dalam
pada
kontrol
infeksi
-
Tetap
prosedur
waktu
dqan
/
Rasionalisasi
Mengetahui
perkembangan
kebijakan
menjalankan
ditetapkan
kerja
untuk
yang
mencegah
infeksi
aseptik
Jaga
ditemukan
untuk
tanda
tanda infeksi
keseterilan
alat -
melakukan
tindakan
Benda
benda
yang
tidak
Sediakan
pembalut -
Mencegah
kontaminasi
yang steril
No
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Intevensi
Tujuan
-
Rasionalisasi
kuman untuk berkembang biak
yang
yang
terkontaminasi
terkontaminasi
dalam
metode
terinfeksi
pembuangan
akan
mencegah
penyebaran
infeksi
pada
rumah sakit
Mengetahui
perkembangan
Turunkan
nasokomila
resiko melalui
Untuk
melindungi
perawat
Sarankan
kepada -
Tempat
temapat
menjaga
kuman
lingkungan
kotor
merupakan
berkembangnya
No
Diagnosa
Perencanaan
Intevensi
agar tetap bersih
Tujuan
Keperawatan
Rasionalisasi
Kolaborasi :
-
berikan
Antibiotik -
Dapat
mencegah
bakteri/
petunjuk
penyebab infeksi
masuknya
membunuh
bakteri
Diagnosa
Keperawatan
DP 1
Implementasi
-
mengkaji
intensitas
nyeri
Evaluasi
dengan Jam 07.00 WIB
tidak
Kelihatan meringis
merasa
nyerinya
agak P
: Lanjutkan Intervensi
berkurang
-
Kolaborasi :
memberikan analgesik ketorolak
DP 2
Kolaborasi
DP 3
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
Tetap mengontrol infeksi, melalui Jam 07.30
menjaga
tidak panas
keseterilan
alat
menampung
cairan
sisa
yang
Kolaborasi :
-
DP.1
jam 08.00
-
mengkaji
ulang
intensitas
hasil : 6
kemarin
Suhu : 37,4
TD : 120/ 70 mmHg
Kelihatan meringis
Nadi : 85 X/ meni
Suhu : 37,4
memberi
tahukan
keluarga
untuk
tidak
TD : 120/ 70 mmHg
Nadi : 85 X/ meni
merasa
nyerinya
berkurang
Kolaborasi :
DP.3
: Lanjutkan Intervensi
menjaga
keseterilan
alat
untuk
menampung
cairan
sisa
yang
Kolaborasi :
-
10
DP.1
15.00
mengkaji
ulang
intensitas
hasil : 4
kemarin
Observasi Vital Sign
Suhu : 37,4
tidak
Kelihatan meringis
TD : 120/ 70 mmHg
Skala nyeri : 4
Nadi : 75 X/ menit
memberi
tahukan
keluarga
untuk
merasa
nyerinya
agak
berkurang
-
Kolaborasi :
11
: Lanjutkan Intervensi
DP.3
S:-
Kolaborasi :
-
dokter
12
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Secara teori pengkajian pasien dengan post operasi tumor mammae akan ditemukan infeksi atas luka bekas operasi.
Namun pada saat penulis melakukan pengkajian pada Nn L dengan post operasi tumor mamme dextra tidak ditemukan
hal-hal seperti di atas itu semua karena penanganan yang baik dari pihak rumah sakit, obat-obatan, sterilisasi, yang baik
dari dokter dan perawat.
B. Diagnosa Keperawatan
Secara teori pada diagnosa keperawatan pasien dengan post operasi atas indikasi tumor mammae akan didapatkan
masalah komplikasi potensial diantaranya :
13
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor payudara merupakan salah satu tumor yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Biasanya ditemukan pada
usia 40-49 tahun. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 1:2. etiologi belumdiketahui secara pasti tetapi
diantaranya adalah karena keturunan dan adanya bekas radiasi didaerah dada.
Tumor payudara menyebar dengan infiltrasi lokal melalui jalur limfatik.penyebarab limfe terutama adalah nodus
aksila 40-50%. Nodus aksila secara langsung berhubungan dengan ukuran tumor, tetapi bukan lokasi tumor didalam
payudara.
Dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun, dan ultrasonografi berguna untuk
menentukan adanya kista.
Setelah melakukan tinjauan kasus pada pasien Nn L dengan post op tumor mammae dextra di ruang perawatan
bedah RSUD PALEMBANG BARI sehingga kami dapat lebih jelas memahami tentang kasus tumor payudara.
15
B. Saran
1. Bagi Instiusi RSUD PALEMBANG BARI
Diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi mahasiswa
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dikarenakan waktu pada praktek klinik sangat singkat sehingga belum sepenuhnya tercapai kompetensi yang
diharapkan.
3. Bagaimana Mahasiswa
Mahasiswa diharap dapat aktif dalam melaksanakan keterampilan dasar praktek klinik keperawatan secara baik dan
benar sesuai dengan prosedur yang ada.
16
17