OLEH :
ROSNAENI, S.KEP
OLEH :
ROSNAENI, S.KEP
Infeksi
Kematian leukosit
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas atau data umum terdiri dari : nama, umur, jenis kelamin, alamat,
tanggal lahir, nomor RM, status, suku, agama, diagnosa, dll
b. Keluhan utama: biasanya pasien mengatakan adanya benjolan berupa
nanah di daerah yang tertentu, atau adanya nyeri pada dearah rahang.
c. Riwayat kesehatan : Keluarga, terdahulu dan sekarang
d. Riwayat psikososial
e. Pengkajian pola fungsi gordon : nutrisi metabolik, pola eliminasi, aktivitas
pola dan latihan, pola istirahat dan tidur, pola kognitif/persepsi, persepsi
diri/pola konsep diri, pola peran/hubungan, sexualitas, koping/pola
toleransi stress, nilai/pola keyakinan.
f. Pemeriksaan Fisik : kedaan umum, ttv, ukuran antropometric, mata,
hidung, mulut, leher, telinga, tengkuk, dada, abdomen, punggung,
genetalia, ektermitas, dan kulit.
2. Dignosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen cedra fisik/ kerusakan jaringan kulit
b. Kerusakan integritas kulit b/d truma mekanik (insisi abses)
c. Hipertermi b/d proses penyakit
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen cedera fisik/ kerusakan jaringan kulit ( post op )
Tujuan : Nyeri terdaptasi, berkurang, atau hilang.
Kriteria hasil : klien mengatakan skala nyeri berkurang, dan grimace (-)
Intervensi :- identifikasi nyeri secara komprehensif melupti lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor presipitasi.
- identifikasi apa yang memperberat dan meperingan nyeri
- obervasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
- ajarkan teknik relaksasi dan nonfarmakologi
- beri dukungan istirahat/tidur yang adekuat yang dapat
membantu penurunan nyeri
- cek riwayat alergi
- bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
- kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
- monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
- evaluasi efektifitas analgesik tanda dan gejala efek
samping
b. Kerusakan integritas kulit b/d trauma mekanik (insisi abses)
Tujuan : integritas kulit dan jaringan yang normal setelah di lakukan
perawatan.
Kriteria hasil : kulit utuh, sensasi (+), turgor kulit normal, sianosis (-),
jaringan nekrotik (-), pus (-), dan ketebalan normal.
Intervensi :- identifikasi karakteristik luka
- identifikasi karakteristik drinase
- gunakan salep kulit
- anjurkan menggunakan pakaian longgar
- gunakan prinsip steril dalam perawatan luka
- berikan perawatan ulkus pada kulit yang di perlukan
- periksa luka setiap kali di berikan perubahan balutan (ganti
verbang)
- monitor ttv : td, nadi, pernafasan dan suhu
- ajarkan keluarga dan pasien prosedur perawatan luka
c. Hipertermi b/d proses penyakit
Tujuan : suhu tubuh klien dalam batas normal
Kriteria hasil : suhu tubuh 36,5 – 37,5 °C, perubahan warna kulit, tidak ada
kegelisahan kelelahan, dan tidak ada distensi pernafasan.
Intervensi : - identifikasi suhu tubuh
- monitor temperatur tiap 8 jam
- monitor warna kulit dan temperatur tiap 8 jam
- monitor ttv tiap 8 jam
- tingkatkan pemasukan cairan melalui mulut
- monitor suhu paling sedikit 2 hari sesuai kebutuhan
- monitor gejala hipertermi
- atur suhu lingkungan sesuai kebutuhan pasien
- berikan pemasukan nutrisi dan cairan yang adekuat
- kolaborasi dalam pemberian antipiretik
4. Evaluasi
S : Terdiri dari data subjectif, yang mengatakan klien sudah tidak lagi
mengalami hal tersebut atau telah mengalami perubahan dari keluhan
sebelumnya.
O : Terdiri dari data objectif, yang mengatakan klien sudah tampak ada
perubahan dari keluhan sebelumnya.
A : Dimana keluhan-keluhan tersebut baik dari data subjectif maupun data
objectif masalah sudah teratasi atau belum.
P : Apa rencana atau tindakan selanjutnya setelah mengetahui baik data
subjectif maupun objectif yang belum teratasi ataupun sudah teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC
Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit. Editor Huriawati Hartanta. Edisi 2.
Jakarta : EGC, 2004