Disusun oleh:
BOBI ARDIANTO
203203015
No. RM 676481
Nama Klien : Tn. P
Umur : 80 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Mangunan Kediwong RT 40 Mangunan Dlingo Bantul
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Tanggal masuk : 25 Januari 2021
Ruang : Bougenville
Diagnosa Medis : Ulkus DM
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan Nyeri, nyeri dirasakan hilang timbul pada daerah kaki
sebelah kanan, skala nyeri yang dirasakan 6 (Nyeri sedang) , waktu
terjadinya nyeri tidak menentu,dengan kualitas nyeri seperti menusuk.
ditelapak kaki kanan pasien terdapat luka dari satu tahun yang lalu
diakibatkan karena pasien menginjak sesuatu saat di kebun, pasien juga
mengeluh masih lemas, demam,
2. Keluhan utama saat ini
Luka dikaki riwayat dm
3. Riwayat kesehatan masa lalu
pasien sebelumnya pernah menderita DM dan harus kontrol ke puskesmas
setiap minggu untuk mencheck gula darah.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya ibu pasien pernah menderita sakit
yang sama yaitu diabetes mellitus
5. Penyakit genetik
Diabetes melitus (ibu pasien).
6. Riwayat kecelakaan atau pembedahan sebelumnya
Pasien mengatakan belum pernah melakukan operasi dan tidak ada riwayat
kecelakaan.
7. Riwayat Alergi dan pengobatan yang pernah di peroleh
Pasien mengatakan sejauh ini tidak ada riwayat alergi terhadap obat-
obatan tertentu.
Pasien mengatakan riwayat pengobatan yang diperoleh dari puskesmas
untuk memeriksakan gula darah
8. Genogram
x x
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
X : Meninggal
C. PENGKAJIAN FISIK
1. Sistem Pernafasan
a. Dispnea : Tidak ada
b. Sputum : Tidak ada
c. Riwayat penyakit :
1) Bronktis : Tidak ada
2) Asthma: Tidak ada
3) TBC: Tidak ada
4) Emphysema: Tidak ada
5) Pneumonia: Tidak ada
d. Merokok : Tidak merokok
e. Respirasi : 20 x/menit, Regular, Pengembangan dada simetris
f. Saturasi O2: 98%
g. Penggunaan otot bantu pernapasan: Tidak ada
h. Fremitus : Tidak ada
i. Nasal flaring: Tidak ada
j. Sianosis : Tidak ada
k. Pemeriksaan Thorax
1) Inspeksi
a) Inspeksi dada anterior
Bentuk dada normal chest, pernapasan pasien menggunakan
pernapasan otot dada, pengembangan paru simetris antara paru
kanan dan kiri, tak ada lesi.
b) Inspeksi dada posterior
Tak ada lesi, tulang vertebra normal.
2) Palpasi
a) Palpasi thorax anterior
Pengembangan paru kanan dan kiri simetris, getaran dinding
dada kanan dan kiri simetris.
b) Palpasi throax posterior
Tak ada kelainan pada tulang vertebra dan tak ada nyeri tekan.
3) Perkusi
Perkusi paru sonor.
4) Auskultasi
Suara nafas vesikuler pada semua lapang paru dan suara yang
timbul halus.
l. Sistem Kardiovaskular
1) Riwayat penyakit hipertensi : Tidak ada
2) Penyakit gangguan jantung : Tidak ada
3) Edema kaki : Tidak ada
4) Plebitis : Tidak ada
5) Claudicasio : Tidak ada
6) Dysreflexia : Tidak ada
7) Palpitasi : Tidak ada; Sinkop: Tidak ada
8) Rasa kebas/kesemutan : Tidak ada
9) Batuk darah : Tidak ada
10) TD : 130/60 mmHg (pengukuran di
lengan kanan pada posisi tidur.
11) Nadi : 102x/menit (diukur di radialis,
teraba kuat)
12) CRT : < 3 detik.
13) Homans sign : Tidak ada
14) Abnormalitas kuku : Tidak ada
15) Perubahan kulit : Tidak ada
16) Membran mukosa : Pucat
17) Pemeriksaan Kardiovaskuler
a) Inspeksi
Pengembangan dada simetris, ictus cordis tak terlihat, tak ada
lesi, taka da hematoma.
b) Palpasi
Normalnya dapat diraba di ICS V midclavicula sinistra
c) Perkusi
(1) Batas jantung atas kanan di ICS ke 2 linea sternalis dextra
2 cm dari linea mid sternalis: pekak
(2) Batas jantung atas kiri di ICS 2 di linea sternalis sinistra 2
cm dari linea mid sternalis: pekak
(3) Batas jantung bawah kanan di ICS 4 linea sternalis: pekak
(4) Batas jantung bawah kiri di ICS 5 linea mid
klavikularis sinistra: pekak
(5) Auskultasi
Bunyi jantung S1 dan S2 reguler.
m. Sistem Gastrointestinal
1) Antropometri
a) BB : 50 Kg TB : 150 Cm IMT : 22,22 (Gizi lebih)
LLA : 30 cm
Tak ada perubahan berat badan
2) Biokimia
Hb : 6.3 gr/dl Ht : 17,5
Glukosa Darah: 305
3) Clinical sign
(1) Turgor kulit : Tidak elastis
(2) Membran mukosa : Pucat
(3) Edema : Tidak ada,
(4) Ascites : Tidak ada
(5) Pembesaran tiroid : Tidak ada
(6) Kondisi gigi dan mulut : Gigi geraham caries, mulut bersih
(7) Kondisi lidah : Lidah bersih, tak ada stomatitis
(8) Halitosis : Tidak ada
(9) Hernia : Tidak ada
(10) Massa abdomen : Tidak ada
(11) Bising usus : 9 x/menit
(12) Nyeri : tidak
Data tambahan dalam Pemeriksaan abdomen:
- Inspeksi
Warna kulit abdomen sawo matang, perut buncit, keadaan
umbilkius bersih, tak ada lesi dan tak ada hematoma.
- Auskultasi
Pristaltik usus 9x/menit
- Perkusi
Perkusi abdomen: tympani
- Palpasi
Palpasi hepar
Tak ada nyeri tekan
Palpasi ginjal
Ginjal dextra: Tak ada nyeri
Ginjal sinistra: Tak ada nyeri
Palpasi apendik
Tak ada nyeri tekan pada apendik
4) Diet
a) Pola makan sebelum dirawat: 2 x/sehari; waktu: siang dan
malam hari
b) Ada larangan/pantangan makanan: Tidak ada pantangan
makanan.
c) Penggunaan suplemen makanan: Tidak ada, tidak
menggunakan suplemen nafsu makan.
d) Kehilangan nafsu makan: Tidak ada, nafsu makan baik.
e) Mual/Muntah: Tidak mual dan tidak muntah.
f) Alergi makanan: Tidak ada alergi terhadap makanan.
g) Dada serasa terbakar sesaat setelah makan: Tidak ada nyeri
dada.
h) Masalah dalam menelan: Tidak ada nyeri telan.
i) Gigi Palsu: Tidak menggunakan gigi palsu
j) Penggunaan diuretik: Tidak menggunakan deuretik
k) Pola makan selama sakit/dirawat: 3 x/sehari; waktu: Pagi,
Siang dan Malam.
l) Kebutuhan cairan selama sakit: 2.800 mL 2,8 L
m) Balance cairan selama 24 jam
Intake Output Balance cairan
Parenteral: 1.463 cc Urine : 1.200 cc -
Makan + minum : IWL : 1.275 cc
1.600 cc Feses : 800 cc
Muntah : - cc
Drain : - cc
Darah : - cc
Total : 3.063cc Total : 3.275 cc
5) Sistem Neurosensori
a) Merasa pusing/mau pingsan: Tidak ada
b) Sakit kepala: Tidak ada nyeri kepala
c) Kesemutan/Kebas/lemah: Tidak ada kesemuta, kebas,
kelemahan
d) Riwayat stroke: Tidak ada riwayat
e) Kejang: Tidak kejang
f) Kehilangan daya penglihatan: Tidak ada masalah penglihatan,
pemeriksaan visus: Tidak dikaji
g) Glaukoma : Tidak; Katarak: Tidak; Alat bantu pengelihatan:
Tidak ada
h) Kehilangan daya pendengaran: ada gangguan pendengaran
i) Alat bantu dengar: Tidak menggunakan alat bantu dengar
j) Pengecap: Dapat membedakan rasa masnis, asam, asin dan
pedas.
k) Pengidu: Dapat membedakan bau minyak dan parfume.
l) Peraba: Dapat membedakan teksture halus dan kasar.
m) Status mental: Tidak ada perubahan status mental.
n) Orientasi : Waktu: Normal, Tempat: Normal, Orang: Normal,
Situasi: Normal
o) Tingkat kesadaran: Composmentis
p) GCS: E 4 M 6 V5 Total: 15
q) Memori: saat ini sedang berada di RST untuk pengobatan.
masa lalu: 3 bulan yang lalu pergi keluar kota untuk tugas
dinas.
r) Pupil:isokor/anisokor; ukuran: 2/2 mm, reaksi cahaya: +/+,
isokor
s) Facial droop: Tidak
t) Postur tubuh: gemuk
u) Reflek tendon: positif
v) Paralisis: Tidak ada
w) Nyeri: Ada
Nyeri kaki kiri :
P: nyeri pada kaki kanan
Q: sepeti tertusuk-tusuk
R: telapak kaki
S: skala 6
T: hilang timbul
6) Sistem Muskuloskeletal
a) Kegiatan utama sebelum sakit: inseminator
b) Kegiatan senggang: merawat hewan peliharaan
c) Kondisi keterbatasan: tidak ada
d) Tidur malam: Ya, 8 jam, Tidur siang: Tidak
e) Kesulitan untuk tidur: Tidak; Insomnia: Tidak
f) Sulit bangun tidur: Tidak
g) Perasaan tidak tenang saat bangun tidur: Tidak,
h) Rentang gerak : terbatas
Nyeri kaki kiri :
P: nyeri pada kaki kanan
Q: sepeti tertusuk-tusuk
R: telapak kaki
S: skala 6
T: hilang timbul
i) Kekuatan otot : 5 5
5 4
j) Deformitas : tidak ada
k) Postur : tulang vertebra normal
l) Gaya Berjalan : tidak ada hambatan, normal
m) Kemampuan ADL’s
(Menggunakan kode 3 = independent, 1 = butuh bantuan, 0 =
dependent)
1 2 3
1 2 3
Buang air besar v
Buang air kecil v
Menggunakan toilet v
Berdandan V
Makan v
Berpakaian v
Berpindah tempat v
Mobilisasi v
Naik tangga v
Mandi v
Kesimpulan: kemampuan ADL pasien mandiri
7) Sistem Integumen
Item kriteria
Ukuran Panjang x lebar 4-16cm
Kedalaman Seluruh lapisan kulit hilang disertai kerusakan luas
nekrosis jaringan atau luka otot tulang dan jaringan
konektif
Tepi luka Batas tegas, fibrotic, parut atau hyperkeratosis
Terowongan Terowongan 2- 4 cm yang mengenai kurang dari 50%
keliling luka
Jaringan nekrotk Kurang begitu lengket kekuningan
Jenis eksudat Sedang, luka basah drainase sebagian luka atau seluruh
luka, drainase pada balutan >25%
Warna sekitar Merah gelap atau ungu atau tidak memucat
luka
Edema jaringan Non pitting edema< 4cm sekitar luka
perifer
Indurasi jaringan Indurasi 2-4 cm meluas <5% sekitar luka
perifer
Jaringan Pink, dan atau merah kehitaman dan atau <25% luka
granulasi terisi jaringan granulasi
Epitelisasi <25% luka tertutup
ANALISA DATA
Do:
pasien Nampak meringis
ADL dibantu istri
Terdapat luka DM pada kaki
sebelah kiri yang telah
menghitam
Telah dilakukan debridement
TTV :
TD : 115/74 mmHg
N : 91x/menit
S : 37,1oC
R :20x/menit
2. Ds: Kerusakan integritas perubahan
pasien mengeluh nyeri pada kaki jaringan sirkulasi,
sebelah kanan. imobilitas dan
penurunan
Do: sensabilitas
terdapat Luka DM yang telah (neuropati)
menghitam pada kaki sebelah
kanan dan terdapat pus
Telah dilakukan debridement
Luka DM derajat IV
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 Manajemen nyeri (1400):
dengan agen cedera fisik jam diharapkan nyeri berkurang dengan indicator 1. Lakukan pegkajian nyeri secara
: komprehensif termasuk lokasi,
Tingkat Nyeri (2102) karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Control nyeri (1605) dan presipitasi.
Kriteria Hasil : 2. Observasi reaksi non verbal dari
Mampu mengontrol nyeri (tahu ketidaknyamanan.
penyebab nyeri, mampu 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
menggunakan tehnik untuk mengetahui pengalaman nyeri
nonfarmakologi untuk klien sebelumnya.
mengurangi nyeri, mencari 4. Kontrol lingkungan yang mempengaruhi
bantuan) nyeri seperti suhu ruangan,
Melaporkan bahwa nyeri pencahayaan, kebisingan.
berkurang dengan menggunakan 5. Kurangi presipitasi nyeri.
manajemen nyeri 6. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, (farmakologis/non farmakologis)..
intensitas, frekuensi dan tanda 7. Ajarkan teknik non farmakologis
nyeri) (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi
Menyatakan nyeri yang terkontrol nyeri..
Tanda vital dalam rentang normal 8. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri.
9. Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
10. Kolaborasi dengan dokter bila ada
komplain tentang pemberian analgetik
tidak berhasil.
11. Monitor penerimaan klien tentang
manajemen nyeri.
2 Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 Perawatan luka (3660)
jaringan berhubungan jam diharapkan Wound healing meningkat 1. Catat karakteristik luka:tentukan ukuran
dengan faktor mekanik: dengan indikator: dan kedalaman luka, dan klasifikasi
perubahan sirkulasi, Penyembuhan luka sekunder (1103) pengaruh ulcers
imobilitas dan penurunan Kriteria Hasil : 2. Catat karakteristik cairan secret yang
sensabilitas (neuropati) Integritas kulit yang baik bisa keluar
dipertahankan (sensasi, elastisitas, 3. Bersihkan dengan cairan anti bakteri
temperatur, hidrasi, pigmentasi) 4. Bilas dengan cairan NaCl 0,9%
Perfusi jaringan baik 5. Lakukan nekrotomi K/P
Menunjukkan pemahaman dalam 6. Lakukan tampon yang sesuai
proses perbaikan kulit dan 7. Dressing dengan kasa steril sesuai
mencegah terjadinya cedera kebutuhan
berulang 8. Lakukan pembalutan
Mampu melindungi kulit dan 9. Pertahankan tehnik dressing steril ketika
mempertahankan kelembaban melakukan perawatan luka
kulit dan perawatan alami 10. Amati setiap perubahan pada balutan
11. Bandingkan dan catat setiap adanya
perubahan pada luka
12. Berikan posisi terhindar dari tekanan
3 Ketidakseimbangan kadar Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 Manajemen Hiperglikemia (2120)
glukosa darah berhubungan jam diharapkan Risiko kadar glukosa darah tidak 1. Monitor kadar glukosa darah, sesuai
dengan stabil tidak terjadi dengan indicator : indikasi
Kadar Glukosa Darah ( 2300)
Manajemen Diri : Diabetes (1619) 1) Monitor status cairan (termasuk input
kriteria hasil : dan output
Tidak terjadi peningkatan kadar glukosa 2) Instruksikan pada pasien dan keluarga
darah mengenai manajemen diabetes selama
Menurunnya kadar glukosa darah periode sakit, termasuk penggunaan
(devisiasi berat dari kisaran normal 1 ke insulin dan/atau obat oral, monitor
devisiasi sedang kisaran normal 4) asupan cairan, penggantian karbohidrat.
Melakukan tindakan pencegahan dengan 3) Berikan insulin sesuai resep
perawatan kaki 4) Dorong asupan cairan oral
4 Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 Terapi ambulasi (0221) :
berhubungan dengan jam diharapkan hambatan meningkat dengan 1. Anjurkan dan Bantu klien duduk di
kelemahan indikator: tempat tidur sesuai toleransi
Ambulasi (0200) 2. Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai
Pergerakan (0208) toleransi
Kriteria hasil : 3. Fasilitasi penggunaan alat Bantu
Aktivitas fisik meningkat Terapi latihan : Mobilitas sendi (0224)
ROM normal 1. Pastikan keterbatasan gerak sendi yang
Melaporkan perasaan peningkatan dialami
kekuatan kemampuan dalam bergerak 2. Kolaborasi dengan fisioterapi
pasien bisa melakukan aktivitas 3. Pastikan motivasi klien untuk
Kebersihan diri klien terpenuhi walaupun mempertahankan pergerakan sendi
dibantu oleh perawat atau keluarga 4. Pastikan klien untuk mempertahankan
pergerakan sendi
5. Pastikan klien bebas dari nyeri sebelum
diberikan latihan
6. Anjurkan ROM Exercise aktif: jadwal;
keteraturan, Latih ROM aktif.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd perawat
Tanggal
Jam 07.40
melakukan pengukuran
tanda-tanda vital
respon : TTV :
TD : 125/ 80
N : 93
S : 37oC
RR : 24x/menit
Hasil : TTV dalam batas
normal
Jam 07:40
mengajarkan pasien
manajemen Nyeri
respon= Pasien mengerti
mampu melakukan tehnik
relaksasi nafas dalam
Hasil = nyeri belum teratasi
Jam 12.00
Melakukan kolaborasi
pemberian terapi
respon : injeksi iv ketorolac
1A/8 jam, inj 1A/12 jam,inj
Ceftriaxon/12 Jam
Jam 11.00 O:
Melakukan perawatan luka TTV :
dengan perawat rs TD : 115/ 80
respon : mengeluarkan puss, N : 93
dan mengeluarkan jaringan S : 37oC
yang mati serta mengganti RR : 24x/menit
balutan dengan yang baru Luka nampak lebih
sehingga luka Nampak bersih
menjadi lebih bersih
Jam 11.50
Mengajarkan pasien
Mengubah posisi pasien
dengan posisi yang nyaman
Respon : pasien paham akan
maksud dari perubahan posisi
setiap 2 jam.
Hasil : pasien dan keluarga
paham dalam proses
perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya luka
berulang
Jam 12.00
Kolaborasi pemberian insulin
Respon : Pemberian
novorapid melalui subcutan
Hasil : kerusakan integritas
kulit belum teratasi
Dx 3 Jam 07.40 S:
memonitor kadar glukosa Pasien mengatakan
darah, sesuai indikasi sudah tidak lemas lagi
respon Gd2jj : 183
hasil : kadar glukosa darah O:
belum teratasi GD2JJ : 305
TTV :
jam 09.00 TD : 115/ 80
melakukan pengukuran N : 93
tanda-tanda vital S : 37oC
respon : TD : 115/74 mmHg RR : 24x/menit
o
N : 91x/menit, S : 37,1 C, R
:27x/menit )
A : Masalah
jam 10.00
memberikan pendidikan ketidakseimbangan
pasien penkes tentang diet kadar glukosa dalam
pada pasien DM darah belum tertatasi
respon : pasien mengerti dan
melakukan mampu P : Lanjutkan Intervensi
melakukannya 1,2,3,4,5
hasil : tidak terjadi
peningkatan kadar glukosa
dalam darah
jam 12.00
Kolaborasi pemberian insulin
Respon : Pemberian
novorapid melalui subcutan
sebelum pasien makan
hasil : ketidakseimbangan
kadar glukosa dalam darah
belum teratasi, Gd2jj : 183
masih melebihi nilai normal
tetapi tidak terjadi
peningkatan
Dx 4 Jam 09.00 S:
Memastikan pasien bebas dari pasien mengeluh masih
nyeri sebelum diberikan lemas
latihan dan mengukur ttv pasien mengeluh masih
Respon : skala nyeri 5, nyeri nyeri jadi belum dapat
hilang timbul, dengan kualitas dilakukan latihan ROM
nyeri seperti ditusuk tusuk, skala nyeri 6
TTV : TD : 115/80 mmHg N :
3x/menit, S : 37,1oC, R
:24x/menit ). O:
Hasil : masalah hambatan ADL nampak masih
dibantu istri
mobilitas fisik belum teratasi TTV :
TD : 115/ 80
Jam 07.40 N : 93
menganjurkan serta membantu S : 37oC
pasien duduk di tempat tidur R : 24x/menit
sesuai dengan toleransi
respon : pasien paham dan
mampu melakukannya A : masalah hambatan
hasil : Aktivitas fisik mulai mobilitas fisik
meningkat, hambatan belum teratasi
mobilitas fisik belum teratasi
P : melanjutkan intervensi
jam 08.00 Terapi Ambulasi :
mengatur posisi pasien setiap 2 1,2,3
jam Terapi mobilitas sendi
respon : pasien paham dan 1,2,3,4,5,6
melakukannya dibantu istri
pasien
hasil : pasien kembali mampu
melaksanakan aktivitas fisik ,
hambatan mobilitas belum
teratasi
jam 08.20
memotivasi pasien untuk
mempertahankan pergerakan
sendi
respon : pasien paham tetapi
belum mampu melakukannya
karena masih terasa nyeri
hasil : masalah hambatan
mobilitas fisik belum teratasi
Jam 10:30
melakukan pengukuran
tanda-tanda vital
respon : TTV :
TD : 120/80 mmHg N :
84x/menit, S : 36,5oC, R
:24x/menit
Hasil : Tanda-tanda vital
dalam batas normal, nyeri
akut teratasi
Jam 07:40
mengajarkan pasien Tehnik
non farmakologi penangan
nyeri
respon= Pasien mengerti
mampu melakukan tehnik
ROP (relaksasi otot perut)
Hasil = nyeri akut teratasi
Jam 12.00
Melakukan kolaborasi
pemberian terapi
respon : injeksi iv ketorolac
1A/8 jam, inj 1A/12 jam,inj
Ceftriaxon/12 Jam
Dx 2 Jam 10.30 S:
melakukan pengukuran pasien mengatakan
tanda-tanda vital nyeri berkurang
respon : TTV : skala nyeri 5
TD : 120/80 mmHg N :
84x/menit, S : 36,5oC, R O :
:24x/menit TTV :
Hasil : Tanda-tanda vital TD : 120/ 80 mmHg
dalam batas normal, N : 84x/menit
kerusakan integritas jaringan S : 36,5oC
belum teratasi RR : 24x/menit
Luka nampak lebih
bersih
Jam 11.00
Melakukan perawatan luka
dengan perawat rs A : Masalah kerusakan
respon : mengeluarkan puss, integritas jaringan
dan mengeluarkan jaringan belum teratasi
yang mati serta mengganti
balutan dengan yang baru P : melanjutkan intervensi
sehingga luka Nampak 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,
menjadi lebih bersih 12
Jam 10.40
Menganjurkan pasien
Mengubah posisi pasien
dengan posisi yang nyaman
Respon : pasien
merubaherubahan posisi
dengan posisi semi fowler.
Hasil : pasien dan keluarga
paham dalam proses
perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya luka
dekubitus, Kerusakan
integritas jaringan belum
teratasi
Jam 12.00
Kolaborasi pemberian insulin
Respon : Pemberian
novorapid melalui subcutan
Hasil : kerusakan integritas
jaringan belum teratasi
Dx 3 Jam 09.00 S:
memonitor kadar glukosa Pasien mengatakan
darah, sesuai indikasi tidak lemas lagi
respon Gd2jj : 183
hasil : kadar glukosa darah O:
belum teratasi GD2JJ : 225
TTV :
jam 10.30 TD : 120/ 80 mmHg
melakukan pengukuran
N : 84x/menit
tanda-tanda vital
S : 36,5oC
respon : TD : 120/80 mmHg
RR : 24x/menit
N : 84x/menit, S : 36,5oC, R
:24x/menit
hasil : ttv dalam batas A : Masalah
normal, ketidakseimbangan ketidakseimbangan
kadar glukosa dalam tubuh kadar glukosa dalam
belum teratasi darah belum tertatasi
jam 10.00
mengevaluasi kembali P : Lanjutkan Intervensi
pengetahuan tentang diet 1,2,3,4,5
pada pasien DM
respon : pasien mengerti dan
melakukan mampu
menjelaskannya
hasil : ketidakseimbangan
kadar glukosa dalam darah
belum teratasi
jam 12.00
Kolaborasi pemberian insulin
Respon : Pemberian
novorapid melalui subcutan
sebelum pasien makan
hasil : ketidakseimbangan
kadar glukosa dalam darah
belum teratasi, Gd2jj : 183
masih melebihi nilai normal
tetapi tidak terjadi
peningkatan.
Dx 4 Jam 07.15 S:
Memastikan pasien bebas dari pasien mengeluh
nyeri sebelum diberikan masih lemas
latihan dan mengukur ttv skala nyeri 5
Respon : skala nyeri 3, nyeri
hilang timbul, dengan kualitas
nyeri seperti ditusuk tusuk, O:
ADL nampak masih
TTV : : 120/80 mmHg N :
dibantu istri
84x/menit, S : 36,5oC, R
Pasien melakukan
:24x/menit
latihan ROM
Hasil : masalah hambatan
TTV :
mobilitas fisik belum teratasi
TD : 120/ 80 mmHg
Jam 07.40 N : 84x/menit
menganjurkan serta membantu S : 36,5oC
pasien duduk di tempat tidur RR : 24x/menit
sesuai dengan toleransi
respon : pasien paham dan
mampu melakukannya A : masalah hambatan
hasil : Aktivitas fisik mulai mobilitas fisik
belum teratasi
meningkat, hambatan
mobilitas fisik belum teratasi
P : melanjutkan intervensi
jam 10.40 Terapi Ambulasi :
mengatur posisi pasien setiap 2 1,2,3
jam Terapi mobilitas
respon : pasien paham dan sendi 1,2,3,4,5,6
melakukannya dibantu istri
pasien
hasil : pasien kembali mampu
melaksanakan aktivitas fisik ,
hambatan mobilitas belum
teratasi
jam 08.20
memotivasi pasien untuk
mempertahankan pergerakan
sendi
respon : pasien paham tetapi
mampu melakukannya karena
hasil : masalah hambatan
mobilitas fisik belum teratasi.