BAB II
LANDASAN TEORI
A.
1.
dalam jiwa. Dari pada jiwa itu, timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa melakukan pertimbangan fikiran. Perilaku manusia, pada hakikatnya
adalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.1
Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner
disebut teori S O - Ratau Stimulus Organisme Respon.
23
ataupun
adab
yang
didasarkan
pada
nilai-nilai
wahyu
banyak
manfaatnya
bagi
kehidupan
manusia,
baik
dalam
Faktor Intern
Faktor intern merupakan dorongan untuk melakukan perilaku terpuji
yang berasal dari dalam diri sendiri (tiap individu bersangkutan). Diantaranya
yang termasuk faktor intern adalah :
1.
2.
24
b.
Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan dorongan untuk melakukan perilaku terpuji
yang berasal dari luar diri sendiri atau dorongan dari luar individu
bersangkutan.
Diantaranya yang termasuk faktor ekstern adalah :
3.
b. Latihan ibadah,
25
2)
3)
4)
5)
seperti ini didasari oleh pengetanhuan, kesadaran, dan sikap yang positif
maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long
lasting). 6
4.
26
berikut :
1.
Taubat
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada
http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/03/07/pengertian-akhlaqmacam-macam-akhlaq-terpuji-dan-penerapan-akhlaq-dalam-kehidupan-seharihari/
27
perbuatan dosa yang sudah terlanjur dikerjakan serta berjanji tidak akan
mengulangi dosa yang pernah dilakukan.
2.
Tawakkal
Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam
Husnuzzan
Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive
Adil
Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.Adil juga berarti
28
Gigih
Gigih merupakan sikap mental yang menggambarkan kesungguhan
dan keuletan dalam mencapai tujuan. Gigih atau kerja keras serta optimis
termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam
segala usaha.
5.
Rela berkorban
Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi
Tata krama
Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT
ini sangat
dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah salah satu anjuran Allah
kepada kaumnya.
7.
Ridho/ Ikhlas
Ridho menurut bahasa artinya rela,sedangkan menurut istilah ridha
artinya menerima dengan senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah
SWT.Yakni berupa ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa nikmat
maupun saat terkena musibah.Orang yang mempunyai sifat tidak mudah
bimbang,tidak mudah menyesal ataupan menggerutu atas kehidupan yang
diberikan olaeh Allah,tidak iri hati atas kelebihan orang lain,sebab dia
29
Sabar
Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak
Bijaksana
Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang
Qanaah
Qonaah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan
Konsep Kebiasaan
Kebiasaan adalah barang apa yang telah biasa dilakukan. Theresia
30
menerima pelajaran atau belajar yang artinya suatu kegiatan yang bertujuan
untuk
memperoleh
pengetahuan
atau
ketrampilan
mengenai
suatu
pekerjaan yang dapat dicapai melalui proses berpikir atau dengan cara
melakukan praktek. 8
Apabila suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat fisik maupun
mental, telah mendarah daging pada diri seseorang, maka dikatakan bahwa
kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan. Terbentuknya suatu
kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu
adalah proses perkembangan yang memakan waktu relatif lama. Dalam
penelitian ini, kebiasaan yang dimaksudkan adalah kebiasaan perilaku
terpuji. Jika perilaku terpuji dilakukan dengan terus menerus maka tanpa
berfikir siswa akan terbiasa melakukan perilaku terpuji di manapun dan
kapanpun mereka berada.
C.
1.
asumsi
yang
mendasari
31
32
peran dapat mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan
masalah sambil menyimak secara seksama. Bagaimana orang lain berbicara
mengenai masalah yang sedang dihadapi.
Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang
tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan sistem keyakinan dapat
diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan,
denagan demikian para peserta didik dapat menguji sikap dan nilainya yang
sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu
dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit
untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya. Terdapat tiga hal yang
menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model
pembelajaran, yakni : (1) kualitas pemeranan (2) analisis dalam diskusi (3)
pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan
dengan situasi kehidupan nyata.
Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk
membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dalam dunia sosial dan
memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain
peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peranperan yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain.
Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku
manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk : 10
10
33
1.
Menggali perasaannya,
2.
3.
4.
menempatkan diri dalam suatu situasi di mana begitu banyak peran terjadi.
Seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja dan lainlain.
2.
34
peserta didik agar tertarik pada masalah karena itu tahap ini sangat penting
dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan.
Memilih peran dalam pembelajaran. Tahap ini peserta didik dan guru
mendeskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka,
bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan,
kemudian para peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk
menjadi pemeran.
Menyusun tahap-tahap baru, pada tahap-tahap ini para pemeran
menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini,
tidak perlu ada dialog khusus karena para peserta didik dituntut untuk
bertindak dan berbicara secara spontan.
Menyiapkan pengamat, sebaiknya pengamat dipersiapkan secara
matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta
didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif
mendiskusikannya.
Tahap pemeran, pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi
secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing. Mereka berusaha
memainkan setiap peran seperti benar-benar dialaminya. Adakalanya para
peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari telah
memakan waktu yang terlalu lama. Dalam hal ini guru perlu menilai kapan
bermain perlu dihentikan.
Diskusi dan evaluasi pembelajaran, diskusi akan mudah dimulai jika
pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran, baik secara
emosional maupun secara intelektual.
35
12
36
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan dan sulit
untuk dilupakan.
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias.
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa
serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial
yang tinggi.
4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan
dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya
dengan penghayatan siswa sendiri
5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa,
dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan
b)
kerja
Kekurangan model bermain peran :
1. Bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun siswa. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu
untuk memerankan suatu adegan tertentu.
4. Apabila pelaksanaan bermain peran mengalami kegagalan, bukan
saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti
tujuan pengajaran tidak tercapai dan waktu menjadi sia-sia.
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui model ini