Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN AMENOREA

A. Definisi

Amenorea (A [bahasa Yunani yang berarti Negatif], men [bulan atau rembulan], rohia
[aliran] ) adalah gejala yang lazim dari berbagai jenis keadaan patofisiologik. Amenorea
biasanya terjadi apabila perubahan yang dinamis dan berirama yang terjadi pada system
endocrine reproduktif tidak diinisiasikan atau dihentikan oleh perubahan anatomic,
genetic, atau fungsional.
Amenorea adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal
tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan
setelah menopause. Amenorea sendiri terbagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan
sekunder. Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia
18 tahun keatas, sedangkan amenorea sekunder penderita pernah mendapatkan

menstruasi, tetapi kemudian tidak menstruasi lagi.


Amenorea Hipotalamus Fungsional adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tidak
adanya menstruasi karena penindasan dari sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium, di mana
tidak ada penyakit anatomis atau organik diidentifikasi. Remaja atau wanita muda dengan
kondisi ini biasanya hadir dengan amenore durasi 6 bulan atau lebih. Pada remaja, kondisi
ini mungkin sulit untuk membedakan dari ketidakmatangan poros hipotalamus-hipofisis-
ovarium selama tahun-tahun postmenarchal awal. Namun siklus menstruasi pada remaja
biasanya tidak lebih dari 45 hari, bahkan selama postmenarchal tahun pertama
menstruasi.
Tiga jenis penyebab utama amenore hipotalamus fungsional yang telah diakui, terkait
dengan stres, penurunan berat badan dan exercise. Terlepas dari pemicu spesifik, amenore
hipotalamus fungsional ditandai dengan penekanan Gonadotropin-Releasing Hormone
(GnRH) pulsatility. Tetapi wanita yang kurus atau berat badan normal mungkin akan
terkena, tetapi dalam banyak kasus, semua tiga faktor yang hadir. Terlepas dari pemicu
spesifik, amenore hipotalamus fungsional ditandai dengan penekanan Gonadotropin-
Releasing Hormone (GnRH) pulsatility.

B. Etiologi

Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:

1. Hymen Imperforata : Selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi


terhambat untuk keluar.
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone-hormone yang tidak mencukupi
untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid atau hanya
sedikit.
3. Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat badan

4. Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan

5. Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor

6. Endometrium tidak bereaksi

7. Penyakit lain : penyakitmetabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan hepar


dan ginjal.
Untuk membedakan kedua bentuk amenorea primer atau sekunder,diperhatikan
kelainan anatomis. Pada beberapa keadaan amenorea primer atau sekunder mempunyai
sebab yang sama, sehingga perlu dasar yang pasti. Dikemukankan gambaran sebab
amenorea primer dan sekunder sebagai berikut:

Primer amenorea Sekunder amenorea


Hipothalamus atau Pituitary gland.
 Gangguan pengeluaran GnRH
 Kehamilan,laktasi dan pos
 Gangguan siklus HPO.
menopause.
 Hiperestrogen,hiper-
 Hipothalamus dan Pituitary gland.
androgen anovulasi
 Defisiensi sekresi GnRH.
menahun.
 Stres berat psikologis,fisik dan
 Poli kistik sindroma.
 Ovarium. nutrisi.

 Hipergonadotropin ame-  Penyakit sistemik.

norea karena gonad  Gangguan siklus HPO.

disgenesis.  Hiperestrogenik,hiperandrogenik
Uterus dan vagina. anovulasi menahun.
 Poli kistik ovarii sindroma.
 Tidak terbentuk sama sekali  Pituitary gland
 Mayer-Rokitansky-Kusner  Hiperprolaktenemia.
 Ovariumnya .
Hauser sindroma.
 Hipergonadotropin amenorea
 Androgen intensif.
karena ovarium premature.
 Uterus
 Obstruksi.  Tekanan obat terhadap
 Imperorasi himen endometrium seperti oral
kontrasepsi atau suntikannya.

C. Klasifikasi
Amenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Amenorrhea fisiologik : Terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan, laktasi
dan sesudah menopause.
2. Amenorrhea Patologik
 Amenorrhea Primer : Wanita umur 18 tahun keatas tidak pernah haid.
Penyebab : kelainan congenital dan kelainan genetik.
 Amenorrhea Sekunder : Penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian
tidak dapat lagi.
D. Manifestasi Klinis
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan
atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan
rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi
padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung
dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.
Gejala bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika gejala yang ada adalah
kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, rambut ketiak, serta perubahan
bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan pembesaran perut.
Jika penyebabnya kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung
yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Gejala lain yang biasa ditemukan adalah :
1. Pernah mengalami menstruasi.
2. Tidak mengalami menstruasi selama 6 bulan atau lebih.
3. Sakit kepala.
4. Peningkatan atau penurunan berat badan.
5. Vagina kering.
6. Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan (disebabkan oleh tumor pituitari).

E. Patofisiologi
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat berupa
tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat menjadi
terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini disebabkan
oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan
neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin.
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea
primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (disgenesis gonad).
Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan
kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan.
Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan
kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk
pembentukan hormone steroid seksual (estrogen dan progesterone) tidak tercukupi. Pada
keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan
bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu terjadinya
amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan
derifat morfin.

F. Pathway

Kegagalan fungsi Penyakit stress,


hipotalamus- Kelainan genetik obat-obatan
hipofisis

Testikuler Disgenesis gonad


hipogonadotropin feminization

Siklus
menstruasi
Tidak punya Testis Ovarium terganggu
FSH & LH
uterus mengganti gagal
menurun
kan berkebang
ovarium

Tidak
terjadi siklus
Ovarium tidak Ovarium menstruasi
terangsang berupa
jaringan
pengikat

Estrogen & Tidak dapat


progesteron tidak mengalami Amenore
dihasilkan menstruasi Sekunder

Ansites

Siklus menstruasi Amenore


tidak terjadi Primer

Kurang pengetahuan

Gangguan Harga diri rendah


citra tubuh situsional
G. Komplikasi

Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah


tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan
terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain akibat hormone
seperti osteoporosis.

H. Pemeriksaan Penunjang
Pada amenorrhea primer : apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder
maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perekatan
dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG, Histerosal Pingografi, histeroskopi dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI), apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan
seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormone FSH dan LH setelah
kemungkinan kehamilan disingkirkan.
Pada amenorrhea sekunder maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating
Hormon (TSH) karena kadar hormone thyroid dapat mempengaruhi kadar hormone
prolaktin dalam tubuh.

I. Penatalaksanaan

Penanganan amenorea lebih ditujukan pada penyebab utama, bukan pada amenorea-
nya sendiri. Dengan memperbaiki keadaan yang menyebabkan amenorea, maka
diharapkan si wanita tersebut kembali mendapatkan haid secara lancar dan teratur.
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang dialami, apabila
penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar untuk
mengatasi stress dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu.
Terapi amenorea diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan
bawah, penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat.
J. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan, perseptual,

dan penyakit
3. Harga diri rendah situasional berhubungkan dengan gangguan fungsional (amenorrhea

primer)
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat tentang
penyakitnya (amenorrhea)

K. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil

Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk menentikan


berhubungan asuhan keperawatan kecemasan : ringan, tindakan
dengan status selama .. x 24 jam sedang, berat, panic selanjutnya
kesehatan cemas pasien dapat 2. Berikan 2. Membantu
teratasi dengan kenyamanan dan menenangkan
kriteria hasil : ketentraman hati pasien
· Cemas berkurang 3. Beri dorongan pada 3. Membantu pasien

· Tidak pasien untuk mengetahui

mengungkapkan penyebab
menunjukan
pikiran dan cemasnya
perilaku agresif
perasaan untuk 4. Membantu pasien
mengeksternalisasik melupakan atau
an kecemasan memfokuskan
4. Anjurkan distraksi pikiran ke hal lain
seperti nonton tv,
dengarkan radio,
permainan untuk
mengurangi
kecemasan.
5. Singkirkan 5. Untuk mencegah
stimulasi yang hiperstimulasi
berlebihan
Gangguan citra Setelah diberikan 1. Gunakan 1. Untuk membina
tubuh asuhan keperawatan pendekatan yang hubungan saling
berhubungan selama .. x 24 jam menenangkan percaya
dengan biofisik, pasien diharapkan 2. Berikan informasi 2. Untuk
tahap tidak factual mengenai menumbuhkan
perkembangan, diagnosis, tindakan rasa saling
mengalamigangguan
perseptual, dan prognosis percaya
citra tubuh dengan
penyakit 3. Dengarkan dengan 3. Membuat pasien
kriteria hasil :
penuh perhatian merasa dihargai
 Mengidentifi
4. Identifikasi tingkat 4. Untuk
kasi dan
kecemasan menentukan
mengungkapkan
kemungkinan
gejala cemas
terjadi gangguan
 Mengungkap
citra diri
kan tehnik
mengontrol
cemas
Harga diri Setelah diberikan 1. Tetapkan 1. Untik membina
rendah asuhan keperawatan hubungan saling hubungan yang
selama .. x 24 jam percaya perawat harmonis
situasional
pasien diharapkan dan pasien 2. Menjaga perasaan
berhubungkan
tidak mengalami 2. Cipakan batasan klien
dengan harga diri rendah terhadap 3. Membantu pasien
gangguan dengan kriteria pengungkapan menemukan aspek
hasil : negative positif pada
fungsional
 Mengungkapkn 3. Bantu untuk dirinya
(amenorrhea
penerimaan diri mengidentifikasi 4. Membantu pasien
primer)
secara verbal respon positif menemukan atau
terhadap orang lain
4. Bantu penyusunan
tujuan yang
realitas untuk meningkatkan rasa
mencapai harga percaya dirinya
diri yang tinggi 5. Memberikan
5. Berikan perasaan dihargai

penghargaan dan karena telah

pujian terhadap melakukan

pengembangan sesuatu

pasien dalam
pencapaian tujuan
Defisit Setelah dilakukan 1. Mengkaji tingkat 1. Menggali tingkat
pengetahuan asuhan keperawatan pengetahuan pengetahuan
berhubungan selama .. x 24 jam pasien tentang pasien
dengan kurang pasien mampu penyakit yang 2. Menerapkan
informasi yang menjelaskan dideritanya metode yang
didapat tentang penyakit dan mampu 2. Memberikan efektif dalam
penyakitnya mengenal pengajaran sesuai komunikasi yang
(amenorrhea) penyakitnya dengan dengan tingkat digunakan pada
kriteria hasil : pemahaman pasien pasien
- pasien 3. Memberikan 3. Mempertahankan
mengetahui informasi dari kepercayaan
tentang sumber-sumber pasien kepada
penyakitnya yang akurat dan konselor
dapat
dipertanggungjawa
bkan
L. Implementasi
Adalah pengelolaan dan perwujudan rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan (Effendy, 1995), dan implementasi disini disesuaikan dengan intervensi.
Pelaksanaan adalah perwujudan dari rencana keperawatan yang meliputi tindakan-tindakan
yang direncanakan oleh perawat.
Dalam melaksanakan proses keperawatan harus kerjasama dengan tim kesehatan-kesehatan
yang lain keluarga klien dan dengan klien sendiri, yang meliputi 3 hal :
1. Melaksanakan tindakan keperawatan dengan memperhatikan kode etik dengan standar
praktek dan sumber-sumber yang ada.
2. Mengidentifikasi respon klien.
3. Mendokumentasikan/mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan dan respon
pasien.

M. Evaluasi Keperawatan
1. Dx 1
 Cemas berkurang
 Tidak menunjukan perilaku agresif
2. Dx 2
 Mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

 Mengungkapkan tehnik mengontrol cemas

3. Dx 3

 Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal


4. Dx 4
 pasien mengetahui tentang penyakitnya
Pathway

Kegagalan fungsi Kelainan


hipotalamus-hipofisis Penyakit, Stress, Obat-
genetik
obatan
Hipogonadotropin
FSH & LH Disgenesis gonad Siklus menstruasi
Tertikular terganggu
feminization
menurun Ovarium gagal
Tidak Testis
berkembang Amenore sekunder
Ovarium tidak punya menggantikan menstruas
pengikat
teransang uterus ovarium OvariumDefisit
berupa iTidak terjadi

Estrogen & Tidak dapat jaringanPengetahuan


An sietas
progesterone tidak mengalami
dihasilkan
Tidak terjadi
menstruasi
Amenore Primer
siklus Harga diri rendah
menstruasi situasional
Gangguan citra
diri
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 2015. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall. 2010. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Difa Danis. Kamus Kedokteran. Gitamedia Press.
Galle, Danielle. Charette, Jane.2016. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta

Kuala Kapuas, Desember 2022

Preseptor akademik, Mahasiswa,

(Hj. Ruslinawati, Ns., M.Kep) (Siti Rahmah)

Anda mungkin juga menyukai