Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA MUSKOLUSKELETAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktik Klinik Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis (PPKGK)

PEMBIMBING
Izma Daud,Ns.,M.Kep
Widya Astuty, S.Kep,. Ns

Disusun Oleh:
SITI RAHMAH
NPM : 2214901210150

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
TRAUMA MUSKOLUSKELETAL

Definisi : Trauma muskuloskeletal adalah kondisi dimanaterjadinya cedera atau trauma pada
sistem muskuloskeletal yang menyebabkandisfungsi struktur disekitarnya dan struktur pada
bagian yang dilindungi dan penyangganya (Wijaya, 2019)

Etiologi : Cedera dari trauma muskuloskeletal biasanya memberikan disfungsi struktur


disekitarnya dan struktur pada bagian yang dilindungi atau disangganya. Gangguan
muskuloskeletal yang paling sering terjadi akibat suatu trauma muskuloskeletal adalah kontusi,
strain, sprain, disloksasi dan subluksasi serta fraktur.

KLASIFIKASI

Trauma jaringan lunak : Fraktur : Dislokasi : Sebuah


Trauma jaringan lunak Patahnya tulang yang perpindahan dari ujung tulang
muskuloskeletal dapat berupa mengakibatakan gangguan
Penatalaksanaan Trauma Muskuloskeletalpada sendi yang
vulnus (luka), perdarahan, tulang1.parsial atau total.
Primery Survey mengakibatkan tidak
memar (kontusio), regangan Fraktur diklasifikasikan
Setelah pasien sampai di IGD yang normalnya
pertama ligamen disekitar
kali dilakukan
atau robekan parsial (sprain), menjadi tertutup dan terbuka. dan mengaplikasikan
adalah menggunakan sendi. prinsip ABCDE
putus atau robekan (avulsi (Airway, Breathing, Circulation,Disability Limitation,
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tanda dan Gejala :
atau rupture), gangguan Tanda dan Gejala :
Exposure).
pembuluh darah dan gangguan  Deformitas
2. Secondary Survey  Gerak terbatas bahkan
 X-ray menentukan lokasi atau
saraf.
luasnya fraktur  Nyeri Bagian dari survey secondary padahilang. pasien cedera
 muskoluskeletal
Pembekakan/ edema adalah  Nyeri
anamnesis dan saat bergerak.
pemeriksaan fisik.
 Scandan
Tanda tulang : mempelihatkan
Gejala : fraktur
Tujuan
 Hematom /Memar dari survey secondary  Mati
adalah rasa
mencari disekitar
cedera area yang
lain
lebih jelas,
 Nyeri mungkin terjadi pada pasien  Parathesia
sehingga tidak dan perasaan
satupun gili
terlewat
mengidentifikasikerusakan jaringan  Kehilangan fungsi dan
 Adanya robekan dan tidak
kelainan gerak terobati. dianggota badan
lunak
 Hematom/ memar
 Arteriogram : dilakukan untuk Penatalaksanaan:
 Perdarahan
memastikan ada tidaknya Penatalaksanaan:
 Imobilasasi
kerusakanvaskuler pada perdarahan;  ImobilasasiKOMPLIKASI :
(Gips, Bidai)
Penatalaksanaan:  Tindakan Reduksi
penigkatan lekosit sebagai respon  Reduksi (reduksi tertutup  Rehabilitasi
 Istirahat
terhadap peradangan dan Komplikasi yang dapat timbul akibat
reduksi terbuka) trauma muskulo adalah
 Meninggikan bagian yang  Operasi
sidromkompartemen akut yaitu peningkatan tekanan jaringan
Kretinin : trauma otot menigkatkan  Traksi
sakit
bebanakan mengontrol
kretinin untuk kliens ginjal intrastitial yang berkepanjangan didalam kompartemen yang ada
pembengkakan
 Profil koagulas : perubahan dapat di fasia yang menyebabkangangguan perfusi dan kerusakan
 Pemasangan balut tekan darah,
terjadi pada kehilangan Pathway Trauma Muskuloskeletal
jaringan.
 Perbaikan bedah jika
transfusidarah atau cedera.
memungkinkan
Trauma Langsung Trauma tidak langsung
Kondisi Patologis

TRAUMA JARINGAN LUNAK, FRAKTUR, DISLOKASI

Diskontinuitas tulang Pergeseran frakmen tulang Nyeri Akut

Perubahan Jaringan sekitar Kerusakan frakmen tulang

Perubahan fragmen tulang Spasme otot Tek. sumsum tulang lebih


tinggi
Deformitas Peningkatan tek. kapiler dari kapiler

Ggn. fungsi ekstremitas Pelepasan histamin Reaksi stress klien

Protein plasma hilang Melepaskan Katelokamin


Gangguan
Mobilitas Fisik Edema Metabolisme asam lemak

Laserasi kulit Penekanan pemb. darah Bergabung dgn trombosit

Putus vena /arteri Penurunan perfusi jaringan Emboli


Gangguan
Intregitas
Perdarahan Menyumbat pem. darah
Kulit /
Jaringan
Kehilangan vol. cairan
Perfusi Perifer Tidak
Efektif

Resiko Syok
Hipovolemic
Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI D.0054)
Nyeri akut (SDKI D.0077) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3
Setelah dilakukan intervensi keperawatan x 24 jam, maka mobilitas fisik meningkat, dengan
selama 3 x 24 jam, maka tingkat nyeri kriteria hasil:
menurun, dengan kriteria hasil:  Pergerakan ekstremitas meningkat
 Keluhan nyeri menurun  Kekuatan otot meningkat
 Meringis menurun  Rentang gerak (ROM) meningkat
 Sikap protektif menurun Intervensi :
 Gelisah menurun Dukungan Mobilisasi (I.05173)
 Kesulitan tidur menurun  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
 Frekuensi nadi membaik lainnya
Intervensi :  Identifikasi toleransi fisik melakukan
Manajemen Nyeri (I.08238) pergerakan
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,  Monitor kondisi umum selama melakukan
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri mobilisasi
 Identifikasi skala nyeri Gangguan Integritas
Risiko
 Libatkan Kulit/Jaringan
Hipovolemia
keluarga untuk(SDKI (SDKI
D.0034)
membantu pasien
 Ajarkan Teknik farmakologis untuk D.0129)dalam
Setelah dilakukan intervensi
meningkatkan pergerakan keperawatan selama
mengurangi nyeri Setelah dilakukan
3 x 24 jam, intervensi
maka keperawatan
status cairan selama dengan
membaik,
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
 Kolaborasi pemberian analgetik 3 x 24 jam, makahasil:
kriteria integritas kulitmeningkat,
dilakukan
dengan kriteria
 Output hasil:
urin meningkat
 Kerusakan jaringan
 Membran mukosa menurunlembab meningkat
 Kerusakan lapisan kulit
 Tekanan darah membaik menurun
Intervensi :
 Frekuensi nadi membaik
Perawatan Luka (I.14564)
 Turgor kulit membaik
 Monitor karakteristik
Intervensi : luka
 Monitor tanda-tanda infeksi
Manajemen hipovolemia (I.03116)
 Bersihkan
 Periksadengan
tandacairan NaCl atau
dan gejala hypovolemia
pembersih nontoksik
 Monitor intake dan output cairan
 Bersihkan jaringan
 Anjurkan nekrotik
memperbanyak asupan cairan oral
 Pertahankan Teknik steril saat
 Kolaborasi pemberian cairan IV melakukan
perawatan luka pemberian cairan koloid
 Kolaborasi
 Ganti balutan
 Kolaborasi sesuai jumlah eksudat
pemberian produk dan
darah
drainase
 Kolaborasi pemberian antibiotik

Perfusi Perifer Tidak Efektif (SDKI D.0009)


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x
24 jam, maka perfusi perifer meningkat, dengan
kriteria hasil:
 Pengisian kapiler membaik
 Akral membaik
Kuala Kapuas, Januari 2023

Ners Muda,

(Siti Rahmah)

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Izma Daud, Ns., M.Kep) ( Widya Astuty, S.Kep., Ns.)

Anda mungkin juga menyukai