Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LAPORAN PENDAHULUAN PEKAN I

CRUSH INJURY

Disusun Oleh :

Nama : Nita Arfiana

NIM : 20902000046

Kelompok :2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2021
LP CRUSH INJURY

Definisi Manifestasi Klinis


Penyebab
Crush injury berasal dari bahasa Inggris Crush “ hancur” dan o Cedera Kulit
Injuri “ luka”, yang didefinisikan sebagai luka yang hancur o Bengkak
pada extremitas atau anggota badan lain yang o Tertindih oleh objek berat o Kelumpuhan–> menyebabkan seringkali crush
mengakibatkan terjadinya kerusakan yang serius, meliputi; o Kecelakaan lalu lintas injury keliru diartikan sebagaicedera sumsum
kulit dan jaringan lunak dibawa kulit, kerusakan pembuluh o Kecelakaan kerja pada industry tulang belakang
darah, persarafan, tendon, fascia, bone joint (lokasi o Kecelakaan kerja lain yang o Parestesia, mati rasa dapat menutupi derajat
penghubung antara tulang), kerusakan tulang serta menyebabkan luka hancur yang serius cedera (masking effect)
komponen didalam tulang. Crush injury lebih sering o Nyeri–> seringkali memberat pada
mengenai anggota gerak dibanding anggota tubuh yang pembebasan crush injury
lain. o Nadi–> pulsasi distal mungkin ada atau tidak
ada
o Myoglobinuria–> urin dapat menjadi berwarna
merah tua atau coklat,menunjukkan adanya
myoglobin.
LP CRUSH INJURY

Pathways
Patofisiologi

Patofisiologi crush injury dimulai dengan cedera otot dan kematian sel otot.
Pada awalnya, ada tiga mekanisme yang bertanggung jawab atas kematian sel
otot2:

1. Immediate Cell Disruption                  : Kekuatan lokal yang


menghancurkan sel menyebabkan Immediate Cell Disruption (lisis).
Walaupun memiliki efek immediate, mungkin inilah mekanisme yang
paling tidak penting dibandingkan dengan kedua mekanisme yang
lain.
2. Direct pressure on muscle cell             : Tekanan langsung dari crush
injury menyebabkan sel otot menjadi iskemik. Sel-sel kemudian
beralih ke metabolisme anaerobik, menghasilkan sejumlah besar
asam laktat. Iskemia berkepanjangan kemudian menyebabkan
selmembran bocor.Proses ini terjadi selama satu jam pertama setelah
crush injury.
3. Vascular compromise                           : Kekuatan crush injury menekan
pembuluh darah utama mengakibatkan hilangnya suplai darah ke
jaringan otot. Biasanya, otot bisa bertahan sekitar 4 jam tanpa aliran
darah (warm ischemia time) sebelum kematian sel terjadi. Setelah
waktu ini, sel-sel mulai mati sebagai akibat dari kompromais vaskular.
LP CRUSH INJURY

Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan

1. Terapi obat :
1. Foto Rontgen, untuk mendeteksi retakan atau
patahan pada tulang.
o Obat pereda nyeri (analgesik), seperti ketamine, untuk 2. CT scan, untuk memeriksa kondisi cedera dari
meredakan nyeri akibat cedera yang dirasakan oleh berbagai sudut secara lebih detail.
pasien. 3. MRI, untuk memeriksa dan mendeteksi dampak
o Obat penenang atau sedatif, seperti benzodiazepine, cedera terhadap organ tubuh bagian dalam.
untuk meredakan rasa cemas dan ketegangan otot pada
pasien.
o Antibiotik, untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri,
khususnya pada luka terbuka

2. Operasi. Tindakan operasi dilakukan untuk mengendalikan


perdarahan dan menangani cedera pada organ bagian
dalam.
3. Tindakan amputasi, yaitu pemotongan bagian tubuh
tertentu untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut
atau komplikasi yang dapat mengancam nyawa.
LP CRUSH INJURY

Fokus Pengkajian Keperawatan Diagnosa Keperawatan

Adapun hal-hal yang perlu dikaji pada skelet tubuh, yaitu :


1. Perfusi jaringan perifer b.d penrunan aliran
1. Adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat
darah vena arteri
disebabkan oleh penyakit sendi
2. Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan 2. Ganguan mobilitas fisik b.d gangguan
oleh adanya tumor tulang. musculoskeletal patahnya jaringan tulang
3. Pemendekan ekstrimitas, amputasi dan bagian tubuh yang
tidak sejajar secara anatomis
4. Angulasi abnormal pada tulang panjang, gerakan pada titik
bukan sendi, teraba krepitus pada titik gerakan abnormal,
menunjukkan adanya patah tulang.
LP CRUSH INJURY

Intervensi

Dx 1 : Perawatan Sirukulasi I.02079 Dx 2 : Dukungan Mobilisasi I.05172

Observasi : Observasi :

o Periksa sirkulasi perifer o Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisiklainnya


o Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi o Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
o Monitor panas, kemerahan, nyeri , atau bengkak pada o Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
ekstremitas sebelum memulai mobilisasi
o Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik :
Terapeutik :
o Hindari pemasangan infuse atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi o Fasilitasi aktivitas mobilias dengan alat bantu
o Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dg o Fasilitasi melakukan pergerakan
keterbatasan perfusi
o Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area
yang cedera
o Lakukan pencegahan infeksi
o Lakukan perawatan kaki dan kuku
LP CRUSH INJURY

Evaluasi

Dx. 1 : Perfusi perifer L.02011


Dx.2 : Mobilitas fisik L.05042
o Denyut nadi perifer meningkat
o Penyembuhan luka meningkat o Pergerakan ekstremitas meningkat
o Warna kulit pucat menurun o Kekuatan otot meningkat
o Nyeri ekstremitas menurun o Rentang gerak meningkat
o Kelemahan otot menurun o Nyeri menurun
o Pengisian kapiler membaik o Kaku sendi menurn
o Turgor kulit membaik o Gerakan terbatas menurun
o Kelemahan fisik menurun

Anda mungkin juga menyukai