Anda di halaman 1dari 45

JURNAL KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS TIPE 2

Disusun Oleh:
Windi Merissa
422J0081

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES MAHARDIKA CIREBON
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Fraktur atau yang seringkali disebut dengan patah tulang biasanya disebabkan
oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang
dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah faktor yang teradi itu
lengkap atau tidak lengkap. (Price & Wilson, 2018)

Fraktur atau patah tulang merupakan suatu keadaan terputusnya kontinuitas pada
tulang, yang menyebabkan hilangnya ketidakstabilan mekanisme pada tulang yang
diakibatkan karena trauma atau akibat kecelakaan (Kronborg, et al.2018)

B. ETIOLOGI / FAKTOR RISIKO

Penyebab Fraktur secara fisiologis merupakan suatu kerusakan jaringan tulang


yang diakibatkan dari kecelakaan, tenaga fisik, olahraga dan trauma. Trauma dapat
disebabkan oleh cedera langsung dan tidak langsung, cedera langsung yaitu seperti
pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan dan cedera.
Sedangkan cedera tidak langsung berarti pukulan yang berada jauh dari lokasi benturan.

Secara patologis fraktur merupakan suatu kerusakan tulang yang terjadi akibat
proses penyakit trauma yang dapat mengakibatkan fraktur, hal ini dapat terjadi pada
berbagai keadaan diantaranya tumor tulang, osteomielitis, scurvy (penyakit gusi
berdarah) serta rakhitis.

C. TANDA DAN GEJALA


Menurut Asikin, 2018, tanda dan gejala Fraktur meliputi :
1. Deformitas (perubahan struktur dan bentuk) disebabkan oleh
ketergantungan fungsional otot pada kestabilan otot.

1
2. Bengkak atau penumpukan cairan darah karena kerusakan pembuluh
darah, berasal dari proses dilatası, edukasi plasma, dan adanya
peningkatan leukosit pada jaringan disekitar tulang.
3. Spasme otot karena tingkat kecacatan kekuatan otot yang disebabkan
karena tulang menekan otot.
4. Nyeri karena kerusakan otot dan perubahan jaringan serta perubahan
struktur yang meningkat karena penekanan sisi-sisi fraktur dan
pergerakan bagian fraktur.
5. Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan syaraf
dimana syaraf ini dapat terjepit ataupun terputus oleh fragmen tulang.
6. Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena nyeri, spasme otot,
dan ketidakstabilan tulang.
7. Krepitasi sering terjadi karena pergerakan bagian fraktur yang akhirnya
menyebabkan kerusakan jaringan sekitarnya.

D. PATOFISIOLOGI
Tulang bersifat rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan untuk menahan
tekanan. Tetapi apabila tekanan eksternal lebih besar dari pada tekanan yang diserap
tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang dapat mengakibatkan rusak atau
terputusnya kontinuitas tulang (fraktur).
Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta syaraf dalam
korteks marrow dan jaringan lunak yang membungkus tulang menjad rusak sehingga
menyebabkan terjadinya perdarahan. Pada saat pendarahan terjadi terbentuklah
hematoma di rongga medulla tulang, sehingga jaringan tulang segera mendekat ke
bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis akan menstimulasi
terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatası, eksudasi plasma dan
leukosit serta infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari
proses penyembuhan tulang nantinya.

2
E. PATHWAYS

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Prinsip penatalaksanaan medis pada fraktur dikenal dengan istilah 4R, yaitu:
1. Rekognisi adalah mampu mengenal fraktur (jenis, lokasi, akibat) untuk
menentukan intervensi selanjutnya
2. Reduksi adalah tindakan dengan membuat posisi tulang mendekati
keadaan normal, ada 2 jenis reduksi yaitu:
a. Reduksi tertutup
Mengembalikan pergerakan dengan cara manual (tertutup)
dengan tarikan untuk menggerakan ujung fragmen tulang.

3
b. Reduksi terbuka
Pembedahan dengan tujuan memasang alat untuk
mempertahankan pergerakan dengan plate, screw, pin, wire, nail.
3. Retensi adalah melakukan imobilisasi dengan pemasangan gips.
Imobilisasi eksternal dan imobilisasi internal.
4. Rehabilitasi adalah mengembalikan fungsi ke semula, termasuk fungsi
tulang, otot, dan jaringan sekitarnya. Rehabilitasi bisa dilakukan dengan
cara berikut:
a. Mempertahankan reduksi dan imobilisasi.
b. Monitor status neurovaskuler (sirkulasi, nyeri, sensasi, pergerakan)
c. Elevasi untuk meminimalkan swelling, bisa dilakukan kompres
dingin.
d. Kontrol ansietas dan nyeri.
e. Latihan isometric untuk mencegah atrofi dan mempertahankan
sirkulasi.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Radiologi : diantaranya X-ray dapat melihat gambaran


fraktur
2. Venogram/Anterogram : menggambarkan arus vascularisasi
3. CT-Scan : untuk mendeteksi struktur fraktur yang
kompleks
4. Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit sering rendah
akibat pendarahan, laju endap darah (LED)
meningkat bila kerusakan jaringan lunak
sangat luas.

H. DATA FOKUS PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan,


untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah klien sehingga dapat
memberikan arah terhadap tindakan keperawatan.

4
Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung pada beberapa tahap, yang
terbagi atas :

a. Data Subjektif :
1. Anamnesa
a) Identitas klien yang meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,
bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
nomor register, dan diagnosa medis.
b) Keluhan utama.
c) Riwayat penyakit sekarang.
d) Riwayat penyakit terdahulu.
e) Riwayat penyakit keluarga.
2. Pola-Pola Fungsi Kesehatan

b. Data Objektif :
1. Keluhan utama : Kesadaran klien
2. Tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan fisik : Head to toe

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus fraktur yaitu :


(Erdin.2018) (SDKI DPP PPNI. 2017)

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.


2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur
tulang.
3. Gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan penurunan
mobilitas.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

5
J. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


. (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. NYERI AKUT Selama perawatan 2x24 Manajemen Nyeri
Definisi: Pengalaman jam
sensorik atau emosional Nyeri Akut dapat teratasi Observasi
yang berkaitan dengan dengan kriteria hasil:  Identifikasi lokasi,
kerusakan jaringan aktual  Kemampuan karakteristik,
atau fungsional, dengan menununtaskan durasi, frekuensi,
onset mendadak atau aktivitas kualitas, intensitas
lambat dan berintensitas meningkat nyeri
ringan hingga berat yang  Keluhan nyeri  Identifikasi skala
berlangsung kurang dari 3 menurun nyeri
bulan.  Meringis  Identifikasi respon
Penyebab menurun nyeri non-verbal
 Agen pancaindra  Gelisah menurun  Identifikasi faktor
fisiologis  Kesulitan tidur yang memperberat
(mis.inflamasi,iske menurun dan memperingan
mia,neoplasma)  Menarik diri nyeri
 Agen pencedera, menurun  Identfiikasi
bahan kimiawi  Perasaan takut pengetahuan
(mis.terbakar, mengalami tentang nyeri
bahan kimia iritam) cidera menurun  Identifikasi
 Agen pencedera  Mual ketegangan pengaruh nyeri
fisik (mis. Abses, otot menurun pada kualitas hidup
amputasi, terbakar,  Frekuensi nadi  Monitor efek
terpotong, membaik samping
mengangkat berat, penggunaan
 Pola nafas
trauma, latihan fisik analgetik
membaik
berlebihan)
 Tekanan darah
Gejala dan Tanda Mayor
membaik
Suyektif

6
 Mengeluh nyeri Terapeutik
Objektif  Berikan teknik
 Tampak meringis non-farmakologis
 Bersikap protektif untuk mengurangi

 Gelisah nyeri

 Frekuensi nadi  Kontrol lingkungan

meningkat yang memperberat

 Sulit tidur rasa nyeri

Gejala dan Tanda Minor  Fasilitas istirahat

Subjektif (tidak ada) dan tidur

Objektif  Pertimbangkan

 Tekanan darah jenis dan sumber

meningkat nyeri dalam

 Pola nafas berubah pemilihan strategi


meredakan nyeri
 Nafsu makan
Edukasi
berubah
 Jelaskan penyebab,
 Proses berfikir
periode dan pemicu
terganggu
nyeri
 Menarik diri
 Anjurkan
 Berfokus pada diri
penggunaan
sendiri
analgetik secara
 Diaforesis
tepat
 Anjurkan teknik
non-farmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
analgetik

7
2. GANGGUAN Selama perawatan 2x24 Latihan Rentang Gerak
MOBILITAS FISIK jam
Definisi: Keterbatasan Gangguan mobilitas fisik Observasi
dalam gerakan fisik dari dapat teratasi dengan  Identifikasi
suatu atau lebih ekstremitas kriteria hasil: indikasi dilakukan
secara mandiri  Pergerakan latihan
Penyebab ekstremitas  Identifikasi
 Kerusakan meningkat keterbatasan
integritas struktur  Kekuatan otot pergerakan sendi
tulang meningkat  Monitor lokasi
 Penurunan  Rentang gerak ketidaknyamanan
kekuatan otot (ROM) atau nyeri pada saat
 Keterlambatan meningkat bergerak
perkembangan  Nyeri menurun Terapeutik
 Kekakuan sendi  Kecemasan  Gunakan pakaian
 Kontraktur menurun yang longgar

 Gangguan  Kaku sendi  Cegah terjadinya

muskoloskeletal menurun cedera selama

 Gangguan  Gerakan tidak latihan rentang

neuromuskuler terkoordinasi gerak dilakukan

 Nyeri menurun  Fasilitas

 Keengganan  Gerakan terbatas mengoptimalkan

melakukan menurun posisi tubuh untuk

pergerakan  Kelemahan fisik pergerakan sendi

menurun yang aktif dan


 Kurang terpapar
pasif
informasi tentang
aktivitas gerak  Lakukan gerakan
pasif dengan
bantuan sesuai
dengan indikasi
Gejala dan Tanda Mayor  Berikan dukungan
Subjektif positif pada saat

8
 Mengeluh sulit melakukan latihan
menggerakkan gerak sendi
ekstremitas Edukasi
Objektif  Jelaskan tujuan dan
 Kekuatan otot prosedur latihan
menurun  Anjurkan
 Rentang gerak melakukan rentang
(ROM) menurun gerak pasif dan
Gejala dan Tanda Minor aktif secara
Subjektif sistematis
 Nyeri saat bergerak  Anjurkan duduk di
 Enggan melakukan tempat tidur atau di
pergerakan kursi, jika perlu
 Merasa cemas saat  Ajarkan tentang
bergerak gerak aktif sesuai
Objektif dengan program
 Sendi kaku latihan

 Gerakan tidak Kolaborasi

terkoordinasi  Kolaborasi dengan

 Gerakan terbatas fisioterapis

 Fisik lemah mengembangkan


program latihan,
jika perlu
3. GANGGUAN Promosi Antisipasi
Selama perawatan 2x24
INTEGRITAS Keluarga
jam
KULIT/JARINGAN
Gangguan Integritas
Definisi: Kerusakan kulit Observasi
Kulit/jaringan dapat
(dermis dan epidermis)  Identifikasi
teratasi dengan kriteria
atau jaringan (membran penyebab
hasil :
mukosa, kornea, fasia, otot, gangguan integritas
tendon, tulang, kartilago, kulit perubahan
kapsul sendi atau ligamen) sirkulasi,
 Elastisitas
9
Penyebab perubahan status
meningkat
 Perubahan sirkulasi nutrisi penurunan
 Hidrasi
 Perubahan status kelembaban
meningkat
nutrisi Terapeutik
 Perfusi jaringan
 Kekurangan/  Ubah posisi tiap 2
meningkat.
kelebihan volume jam jika tirah
 Kerusakan
cairan baring
jaringan menurun
 Penurunan  Lakukan pemijatan
 Kerusakan
mobilitas pada area
lapisan kulit
 Bahan kimia iritatif penonjolan tulang
menurun
 Efek samping terapi jika perlu
 Nyeri menurun
radiasi  Bersihkan perineal
 Perdarahan dengan air hangat
 Neuropati perifer
menurun terutama selama
 Perubahan
 Kemerahan periode diare
hormonal
menurun  Gunakan produk
Gejala dan Tanda Mayor
 Hematoma berbahan
Subjektif (tidak ada)
menurun petroleum atau
Objektif
 Jaringan parut minyak pada kulit
 Kerusakan jaringan
menurun kering
dan lapisan kulit
 Nekrosis  Gunakan produk
Gejala dan Tanda Minor
menurun berbahan
Subjektif (tidak ada)
 Sensasi kulit ringan/alami dan
Objektif
membaik hipoalergik pada
 Nyeri
 Pertumbuhan kulit sensitif
 Perdarahan
rambut membaik  Hindari produk
 Kemerahan
berbahan dasar
 Hematoma
alkohol pada kulit
kering

Edukasi

10
 Anjurkan
menggunakan
pelembab
 Anjurkan minum
air yang cukup
 Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan
meningkatkan
konsumsi buah dan
sayur
 Anjurkan untuk
menghindari
terpapar suhu
ekstrim
 Anjurkan
menggunakan tabir
surya SPF minimal
30 saat berada di
luar rumah
 Anjurkan mandi
dan menggunakan
sabun secukupnya
4. RISIKO INFEKSI Selama perawatan 2x24 Pencegahan Infeksi
Definisi: Berisiko jam
mengalami peningkatan Tingkat infeksi dapat Observasi
terserang organisme teratasi dengan kriteria  Monitor tanda da
patogenik hasil: gejala infeksi lokal
dan sitematik

Faktor Risiko  Kebersihan Terapeutik

11
 Penyakit kronis tangan meningkat  Batasi jumlah
(DM)  Nafsu makan pengunjung
 Efek prosedur meningkat  Berikan perawatan
invasif  Demam menurun kulit pada area
 Malnutrisi  Kemerahan edema
 Ketidakadekutan menurun  Cuci tangan
pertahanan tubuh  Nyeri menurun sebelum dan
premier:  Bengkak sesudah kontak
o Ganguan menurun dengan pasien dan
paristaltik  Cairan berbau lingkungan pasien
o Kerusakaan busuk menurun  Pertahankan
integritas kulit  Sputum berwarna teknik aseptik
o Ketuban pecah hijau menurun pada pasien

lama  Letargi menurun berisiko

o Ketuban pecah  Kultur darah Edukasi

sebelum membaik  Jelaskan tanda dan

waktunya  Kultur sputum gejala infeksi

o Merokok membaik  Ajarkan cara

o Satus cairan mencuci tangan

tubuh dengan benar

 Ketidakadekutan  Ajarkan etika batuk

pertahanan tubuh  Ajarkan cara

sekunder: memeriksa kondisi

o Penurunan luka atau luka

hemoglobin operasi

o Imunosupresi  Anjurkan

o Leukopenia meningkatkan
asupan nutrisi
o Vaksinasi
 Anjurkan
tidak adekurat
meningkatkan
asupan cairan

12
Kondisi Klinis Terkait Kolaborasi
 AIDS  Kolaborasi
 Luka bakar pemberian
 Diabetes melitus imunisasi, jika

 Tindakan invasif perlu

 Kondisi
penggunaan terapi
storoid
 Kanker
 Penyalahgunaan
obat
 Ketuban pecah
sebelum waktunya
 Gagal ginjal
 Leukositopenia
 Gangguan fungsi
hati
5. DEFISIT Selama perawatan 2x24 Dukungan Perawatan
PENGETAHUAN jam Diri
Definisi: Ketiadaan atau Defisit pengetahuan
kurangnya informasi dapat teratasi dengan Observasi
kognitif yang berkaitan kriteria hasil:  Identifikasi
dengan topik tertentu  Perilaku sesuai kesiapan dan
Penyebab anjuran kemampuan
 Gangguan fungsi meningkat menerima
kognitif  Kemampuan informasi
 Kurang terpapar menjelaskan  Identifikasi faktor-
informasi pengetahuan faktor yang dapat
 Kurang minat tentang suatu meningkatkan dan
dalam belajar topik meningkat menurunkan

 Kurang mampu  Kemampuan motivasi perilaku


hidup bersih dan

13
mengingat menggambarkan sehat
 Ketidaktahuan pengalaman Terapeutik
menemukan sumber sebelumnya yang  Sediakan materi
informasi sesuai dengan dan media
Gejala dan Tanda Mayor topik meningkat pendidikan
Subjektif  Perilaku sesuai kesehatan
 Menanyakan dengan  Jadwalkan
masalah yang pengetahuan pendidikan
dihadapi meningkat kesehatan sesuai
Objektif  Persepsi yang kesepakatan
 Menunjukkan keliru terhadap  Berikan
perilaku tidak masalah menurun kesempatan untuk
sesuai anjuran bertanya
 Menunjukkan Edukasi
persepsi yang keliru  Jelaskan faktor
terhadap masalah risiko yang dapat
Gejala dan Tanda Minor mempengaruhi
(tidak ada) kesehatan
Objektif  Ajarkan perilaku
 Menjalani hidup bersih dan
pemeriksaan yang sehat
tidak tepat  Ajarkan strategi
 Menunjukkan yang dapat
perilaku berlebihan digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kronborg, et.al.(2018).Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi Jakarta: PT. Yarsif Watampone.


Elizabeth J. Corwin.(2018).Buku Saku Patofisiologi Corwin, Jakarta: Aditya media.
Smeltzer, S.C. & Bare B.G.(2018).Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah
Brunner & Juddarth Edisi 8 Volume 1, Jakarta: EGC.
SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
SLKI DPP PPNI, 2019. standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta

15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN POST ORIF FRAKTUR
TERBUKA TIBIA FIBULA SINISTRA DI RUANG RAWAT INAP 6B
RS.MITRA PLUMBON KABUPATEN CIREBON

Nama mahasiswa : Windi Merissa NIM : 422J0081


Ruangan : Ranap 6B Tanggal : 06-11-2022

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : menikah
Tanggal masuk : 06-11-2022
Tanggal pengkajian : 07-11-2022
Diagnose medis : Post ORIF fraktur terbuka tibia fibula sinistra
No. MedRek : 685550

b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. Dengan klien : Suami
Alamat : Jalan Raya Pesanggrahan-Kesugihan Cilacap

2. Status Kesehatan

16
a. Status Kesehatan Saat Ini :
1) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri dibagian luka operasinya.
P :Nyeri saat kaki digerakkan, nyeri berkurang saat beristirahat.
Q :Nyeri seperti ditusuk-tusuk.
R :Nyeri dirasakan pada bagian kaki kiri.
S :Rentang nyeri pada skala 6 (0-10)
T :Nyeri dirasakan terus-menerus.
2) Faktor pencetus
Luka kecelakaan lalu lintas atau luka post operasi.
3) Lamanya Keluhan
1 hari yang lalu
4) Timbulnya keluhan (bertahap atau mendadak)
Timbulnya keluhan bertahap,terutama jika bergerak.
5) Faktor yang memperberat
Apabila dibawa beraktivitas.
b. Status Kesehatan Masa lalu :
1) Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dengan penyakit sekarang)
Tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya.
2) Kecelakaan
Kecelakaan lalu lintas sebelum dirawat di RS.Mitra Plumbon.
c. Pernah dirawat
1) Penyakit yang diderita
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular atau
turunan seperti DM, TB Paru, biasanya hanya demam, batuk dan
pilek.
2) Waktu
Tidak pernah.
3) Riwayat operasi
Tidak pernah operasi sebelumnya.

d. Status Kesehatan Keluarga : (buat genogram 3 generasi)

17
keterangan:
= Perempuan = Meninggal
= Laki-laki = Pasien

3. Pengkajian Pola Fungsi


a. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
1) Persepsi tentang kesehatan diri
Pasien mengatakan dirinya sudah sembuh karena sudah di operasi.
2) Pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakit dan perawatannya
Pasien menganggap sakitnya akan sembuh karena sudah dioperasi dan
belum mengerti tentang perawatan luka post operasinya.

3) Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan :


a) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat
Pasien suka minum jamu.
b) Pemerikaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri,
imunisasi
Pasien jarang berobat ke pelayanan kesehatan.
c) Kemampuan untuk mengontrol kesehatan
- Yang dilakukan bila sakit
Minum jamu.
- Kemana pasien berobat bila sakit
Pasien jarang berobat ke pelayanan kesehatan.

- Kebiasaan hidup (konsumsi


jamu/alkohol/kopi/kebiasaan olahraga/merokok )

18
No Obat/jamu yang biasa dikonsumsi) Dosis Keterangan
1. Diminum
Jamu pegel linu 1x1 saat badan
pegal
- alkohol tidak pernah.
- kebiasaan olahraga jarang.
b. Faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan kesehatan :
1) Penghasilan
Pasien mempunyai usaha sendiri.
2) Asuransi/jaminan kesehatan
BPJS.
3) Keadaan lingkungan tempat tinggal
Bersih.
c. Pola nilai kepercayaan dan spiritual
1) Sumber kekuatan bagi pasien
Pasien mengatakan sakitnya adalah ujian dari Allah SWT.
2) Perasaan menyalahkan Tuhan (ada/tidak)
Tidak ada perasaan menyalahkan Tuhan.
3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan
- Macam kegiatan : Shalat wajib
- Frekuensi : 5 waktu
4) Masalah berkaitan dengan aktivitasnya tersebut selama dirawat
Pasien mengatakan saat dirawat sekarang ini pasien jadi tidak bisa
beraktivitas secara mandiri, harus dibantu oleh suaminya.
5) Pemecahan oleh pasien
Pasien ingin cepat pulang agar bisa beraktivitas kembali.

6) Adakah keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan yang dijalani,


jelaskan
Pasien yakin setelah diobati oleh dokter yg ahli, pasien akan sembuh.
7) Adakah Pertentangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap
pengobatan yang dijalani,jelaskan

19
Tidak ada pertentangan nilai keyakinan terhadap pengobatan yang
dilakukannya.
4. Kebutuhan Dasar
a) Rasa nyaman dan kebersihan
1) Adanya nyeri
Pasien mengatakan nyeri luka post operasinya.
2) Kebersihan tempat tidur
Tempat tidur bersih.
3) Kebersihan pakaian
Pakaian bersih.
4) Kebersihan badan
Bersih.
b) Oksigenasi
1) Pemajanan terhadap udara berbahaya
Tidak ada pemajanan terhadap udara yang berbahaya.
2) Penggunaan alat bantu
Pasien tidak menggunakan alat bantu nafas tambahan.
3) Dispnea
Pasien tidak sesak.
c) Cairan dan nutrisi
Pasien dipuasakan selama 1 jam post op selanjutnya diit TKTP bertahap.
d) Eliminasi
1) Pola BAB : frekuensi :.belum BAB , konsistensi: -
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu, terpasang
kolostomi atau ileutomi)
Pasien tidak terpasang alat bantu BAB.
3) Kesulitan BAB : konstipasi : tidak Diare: tidak
4) Penggunaan laksatif : tidak
5) Riwayat perdarahan : tidak
6) Haemoroid : tidak
7) Riwayat inkontinensia alvi : tidak
8) Penggunaan alat (kateter) : iya

20
9) Riwayat penggunaan diuretik : tidak
10) Rasa nyeri/terbakar saat BAK : tidak
11) Kesulitan BAK : tidak
e) Istirahat dan tidur
1) Kebiasaan tidur : Tidak ada kesulitan tidur
2) Lama tidur : kurang lebih 7 jam /hari
3) Masalah berhubungan dengan tidur (insomnia, kurang puas/segar
setelah bangun tidur: tidak ada masalah
f) Kemampuan perawatan diri
Score
Kemampuan perawatan diri
0 1 2 3 4
Makan/minum 
Toiletting 
Berpakaian 
Mobilitas tempat tidur 
Ambulasi/ROM 
Keterangan :
0 :Mandiri
1 : Dengan bantuan alat
2 : Dibantu orang
3 : Dibantu orang lain dan dengan alat
4 : Tergantung total
g) Keselamatan dan keamanan
1) Alergi (catatan alergi dan reaksi spesifik)
Obat-obatan : tidak ada alergi obat-obatan.
2) Makanan : tidak ada alergi makanan.
3) Adakah kerusakan pendengaran/penglihatan, sebutkan : tidak ada.
4) Riwayat kejang: tidak ada.
5) Faktor lingkungan : (riwayat penyakit hubungan seksual/riwayat
transfusi darah/reaksi transfusi darah): tidak ada kelainan dan tidak
pernah transfusi darah.
h) Peran seksual

21
1) Pemahaman tentang fungsi seksual
Pasien merasa tidak bisa melakukan kewajibannya sebagai istri tetapi
suami memaklumi kondisinya.
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi (fertilitas,
libido, ereksi, menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi atau
kondisi sakit): dengan kondisi sakit sekarang tidak bisa melakukan
hubungan seksual.
3) Adakah permasalah dalam aktivitas seksual : merasa tidak nyaman
karena sakit.
i) Psikososial
1) Orang terdekat dan lebih berpengaruh : suami.
2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah,
jelaskan: suami, karena suaminya yang selalu mengurusi pasien.
3) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehatan, klien lain, jelaskan:
tidak ada kesulitan.
4) Penggunaan alat bantu bicara: tidak.
5) Perilaku menarik diri: tidak.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum: sakit sedang-berat
b. Kesadaran : compos mentis E:4 V:6 M:5
c. Tanda – tanda vital:
TD: 110/60mmHg suhu :37ºc
HR: 90x/menit spo2: 98%
RR: 20x/menit
d. Kepala dan wajah: normal
e. Mata : normal
f. Telinga : normal
g. Hidung : normal
h. Mulut dan Kerongkongan: gigi berlubang
i. Leher: normal
j. Dada: normal
k. Jantung dan Paru: normal

22
l. Ginjal: normal
m. Extremitas: ekstermitas bawah bagian kiri tampak luka operasi yang
ditutup verban.
n. Punggung: normal
o. Rektum: normal
p. Genitalia: normal

6. Pemeriksaan Penunjang

No Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi


1. 06-11-2022 Laboratorium
Hematologi Automatic:
Hemoglobin 10, 3 g/dL 14,0 - 17,5 L
Jumlah Leukosit 10,62 10^3/µL 4,50 - 11,0 H
Jumlah Eritrosit 3,76juta/µL 4,50 - 5,90 L
Hematokrit 30,5% 40,0 - 54,0 L
Jumlah Trombosit 256 ribu/µL 150 - 450 H
MCV 81,1 fL 80 - 96 L
MCH 27,4 pg/mL 28 - 33 L
MCHC 33,8 g/dL 33 – 36 L
Hitung Jenis
Basofil 0,1 % 0,0 – 1,0 Normal
Eosinofil 0,0 % 1,0 – 6,0 L
Neutrofil Batang 0,0 % 2,0 – 6,0 L
Neutrofil Segmen 86,0 % 50,0 – 70,0 H
Limfosit 9,2 % 20,0 – 40,0 L
Monosit 47 % 20 – 90 normal
Neutrofil to Lymphocyte 9,3 %
HFLC 0,2 %

Kimia Klinik 134 mg/dL Bukan DM <100


Gula Darah Sewaktu Belum pasti DM
100-190

23
DM >=200

Goldar + Rhesus A
Goldar Positif
Rhesus

Hemostasis 2,00’(mnt)/"(dtk) 1’00" – 5’00" Normal


Waktu perdarahan 3,00’(mnt)/"(dtk) 2’00 – 6’00" Normal
Waktu pembekuan

Imunologi Non reaktif Non reaktif


HbsAg ( rapid )

2 06-11-2 Radiologi Pre operasi


022 1. Ro.cruris sinistra
Kesan : fraktur pada
os tibia fibula kiri.
2. Thoraks Ap
kesan: cor dan pulmo
08-11-2022 normal.
Radiologi Post operasi
1. Ro.cruris
Kesan:Terpasang plate
and screw di tengah
tibia kiri, fraktur tibia
fibula kiri, osteomielitis
(-).
3 06-11-2022 Ekg
Dalam batas normal

4 07-11-2022 Hematologi Automatic:


Hb post op Hemoglobin 10,10 g/dL 14,0 - 17,5

24
7. Terapi dan Penatalaksanaan Medis
Hari Nama obat
Rute Dosis Indikasi
dan Tgl
terapi
Senin, RL IV line 30tpm (makro) -
07-11- Ceftazidime IV line 1 gram / 12 jam
2022 Ketorolac IV line 30mg/ 12 jam
Tramadol IV line 50 mg/ 12 jam
Ranitidine IV line 50mg/12 jam

8. Diet
Pasien diit TKTP bertahan

25
B. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Agen pencedera fisik Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri
dibagian luka operasi.
Kerusakan sel
P: Nyeri saat kaki
digerakkan,nyeri
berkurang saat
Pelepasan medula
beristirahat.
nyeri(histamin,bradikinin)
Q: Nyeri seperti ditusuk-
tusuk.
R: Nyeri dirasakan pada
Merangsang nociceptor
bagian kaki kiri.
S: Rentang nyeri pada
skala 6 (0-10). Dihantarkan serabut tipe A
T: Nyeri dirasakan terus-
dan tipe C
menerus.
DO :
Hipotalamus sistem limbik
- Klien tampak meringis
dan gelisah.
Otak(korteks
- Frekuensi nadi
meningkat. sematosensorik)
- Terdapat luka operasi
dibagian ekstermitas
Persepsi nyeri
bawah kiri.
- Skala nyeri 6 (0-10)
- TTV
Nyeri akut
TD : 110/60 mmHg
HR: 90x/menit
RR: 20x/menit
Suhu : 37ºC

26
Spo2 : 98%
2. DS: Mobilisasi
Klien mengatakan nyeri
saat bergerak. Kehilangan daya otot
DO :
- Klien tampak hanya Penurunan otot
terbaring di tempat
tidur. Perubahan sistem
- Kekuatan otot muskuloskeletal
menurun.
- Klien tampak lemah Gangguan mobilisasi fisik Gangguan mobilitas fisik
serta dibantu keluarga
dalam memenuhi
kebutuhannya.
- TTV
TD : 110/60mmHg
HR: 90x/menit
RR: 20x/menit
Suhu : 37ºC
Spo2 : 98%
3. DS: Fraktur terbuka Gangguan integritas
Klien mengatakan nyeri di kulit/jaringan
bagian luka operasi. Luka operasi
DO:
- Klien tampak meringis Gangguan integritas
menahan nyeri. kulit/jaringan
- Terdapat luka operasi
dibagian ekstermitas
bawah kiri.
- Luka ditutup kassa dan
verban
- Terpasang drain
plabot, produksi darah
ada, minimal

27
- Perdarahan (-)
- TTV
TD : 110/60mmHg
HR: 90x/menit
RR: 20x/menit
Suhu : 37ºC
Spo2 : 98%
4. DS: Luka
Klien mengatakan nyeri
dibagian luka operasi. Integritas kulit
DO:
- Klien tampak meringis Kuman mudah masuk
- Terdapat luka operasi
dibagian ekstermitas bawah Resiko infeksi
kiri
- Luka ditutup kassa dan
verban. Resiko infeksi
- Terpasang drain plabot,
produksi darah minimal
- Perdarahan (-)
- TTV
TD :110/60 mmHg
HR :90x/menit
RR : 20x/menit
Suhu :37 C
Spo2 :98%
5. DS: Kurang informasi Defisit pengetahuan
Klien mengatakan tidak
mengerti tentang Tidak tahu apa yang harus
penyakitnya. dilakukan
DO:
- Klien tampak bingung Defisit pengetahuan
saat ditanya tentang
penyakitnya.

28
- Klien tampak bertanya
tentang perawatan luka
operasinya.

C. Prioritas Masalah
1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang.
3.Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan
mobilitas.
4.Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.
5.Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

D. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
. (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. NYERI AKUT Selama perawatan 2x24 Manajemen Nyeri
Definisi: Pengalaman jam
sensorik atau emosional Nyeri Akut dapat teratasi Observasi
yang berkaitan dengan dengan kriteria hasil:  Identifikasi lokasi,
kerusakan jaringan aktual  Kemampuan karakteristik,
atau fungsional, dengan menununtaskan durasi, frekuensi,
onset mendadak atau aktivitas kualitas, intensitas
lambat dan berintensitas meningkat nyeri
ringan hingga berat yang  Keluhan nyeri  Identifikasi skala
berlangsung kurang dari 3 menurun nyeri
bulan.  Meringis  Identifikasi respon
Penyebab menurun nyeri non-verbal
 Agen pancaindra  Gelisah menurun  Identifikasi faktor
fisiologis  Kesulitan tidur yang memperberat
(mis.inflamasi,iske menurun dan memperingan
mia,neoplasma)  Menarik diri nyeri
 Agen pencedera, menurun  Identfiikasi
bahan kimiawi  Perasaan takut pengetahuan
(mis.terbakar,

29
bahan kimia iritam) mengalami tentang nyeri
 Agen pencedera cidera menurun  Identifikasi
fisik (mis. Abses,  Mual ketegangan pengaruh nyeri
amputasi, terbakar, otot menurun pada kualitas hidup
terpotong,  Frekuensi nadi  Monitor efek
mengangkat berat, membaik samping
trauma, latihan fisik  Pola nafas penggunaan
berlebihan) membaik analgetik
Gejala dan Tanda Mayor  Tekanan darah Terapeutik
Suyektif membaik  Berikan teknik
 Mengeluh nyeri non-farmakologis
Objektif untuk mengurangi
 Tampak meringis nyeri
 Bersikap protektif  Kontrol lingkungan
 Gelisah yang memperberat

 Frekuensi nadi rasa nyeri

meningkat  Fasilitas istirahat

 Sulit tidur dan tidur

Gejala dan Tanda Minor  Pertimbangkan


Subjektif (tidak ada) jenis dan sumber
Objektif nyeri dalam

 Tekanan darah pemilihan strategi

meningkat meredakan nyeri

 Pola nafas berubah Edukasi

 Nafsu makan  Jelaskan penyebab,

berubah periode dan pemicu


nyeri
 Proses berfikir
terganggu  Anjurkan
penggunaan
 Menarik diri
analgetik secara
 Berfokus pada diri
tepat
sendiri
 Anjurkan teknik
 Diaforesis
non-farmakologi
untuk mengurangi

30
rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
analgetik

2. GANGGUAN Selama perawatan 2x24 Latihan Rentang Gerak


MOBILITAS FISIK jam
Definisi: Keterbatasan Gangguan mobilitas fisik Observasi
dalam gerakan fisik dari dapat teratasi dengan  Identifikasi
suatu atau lebih ekstremitas kriteria hasil: indikasi dilakukan
secara mandiri  Pergerakan latihan
Penyebab ekstremitas  Identifikasi
 Kerusakan meningkat keterbatasan
integritas struktur  Kekuatan otot pergerakan sendi
tulang meningkat  Monitor lokasi
 Penurunan  Rentang gerak ketidaknyamanan
kekuatan otot (ROM) atau nyeri pada saat
 Keterlambatan meningkat bergerak
perkembangan  Nyeri menurun Terapeutik
 Kekakuan sendi  Kecemasan  Gunakan pakaian
 Kontraktur menurun yang longgar

 Gangguan  Kaku sendi  Cegah terjadinya

muskoloskeletal menurun cedera selama

 Gangguan  Gerakan tidak latihan rentang

neuromuskuler terkoordinasi gerak dilakukan

 Nyeri menurun  Fasilitas

 Keengganan  Gerakan terbatas mengoptimalkan

melakukan menurun posisi tubuh untuk

pergerakan  Kelemahan fisik pergerakan sendi

menurun yang aktif dan


 Kurang terpapar
pasif
informasi tentang
aktivitas gerak  Lakukan gerakan
pasif dengan

31
bantuan sesuai
Gejala dan Tanda Mayor dengan indikasi
Subjektif  Berikan dukungan
 Mengeluh sulit positif pada saat
menggerakkan melakukan latihan
ekstremitas gerak sendi
Objektif Edukasi
 Kekuatan otot  Jelaskan tujuan dan
menurun prosedur latihan
 Rentang gerak  Anjurkan
(ROM) menurun melakukan rentang
Gejala dan Tanda Minor gerak pasif dan
Subjektif aktif secara
 Nyeri saat bergerak sistematis
 Enggan melakukan  Anjurkan duduk di
pergerakan tempat tidur atau di
 Merasa cemas saat kursi, jika perlu
bergerak  Ajarkan tentang
Objektif gerak aktif sesuai
 Sendi kaku dengan program
 Gerakan tidak latihan
terkoordinasi Kolaborasi
 Gerakan terbatas  Kolaborasi dengan
 Fisik lemah fisioterapis
mengembangkan
program latihan,
jika perlu
3. GANGGUAN Promosi Antisipasi
Selama perawatan 2x24
INTEGRITAS Keluarga
jam
KULIT/JARINGAN
Gangguan Integritas
Definisi: Kerusakan kulit Observasi
Kulit/jaringan dapat
(dermis dan epidermis)  Identifikasi
teratasi dengan kriteria
atau jaringan (membran penyebab
hasil :
mukosa, kornea, fasia, otot, gangguan integritas

32
tendon, tulang, kartilago, kulit perubahan
kapsul sendi atau ligamen) sirkulasi,
 Elastisitas
Penyebab perubahan status
meningkat
 Perubahan sirkulasi nutrisi penurunan
 Hidrasi
 Perubahan status kelembaban
meningkat
nutrisi Terapeutik
 Perfusi jaringan
 Kekurangan/  Ubah posisi tiap 2
meningkat.
kelebihan volume jam jika tirah
 Kerusakan
cairan baring
jaringan menurun
 Penurunan  Lakukan pemijatan
 Kerusakan
mobilitas pada area
lapisan kulit
 Bahan kimia iritatif penonjolan tulang
menurun
 Efek samping terapi jika perlu
 Nyeri menurun
radiasi  Bersihkan perineal
 Perdarahan
 Neuropati perifer dengan air hangat
menurun
 Perubahan terutama selama
 Kemerahan periode diare
hormonal
menurun
Gejala dan Tanda Mayor  Gunakan produk
 Hematoma berbahan
Subjektif (tidak ada)
menurun petroleum atau
Objektif
 Jaringan parut minyak pada kulit
 Kerusakan jaringan
menurun kering
dan lapisan kulit
 Nekrosis  Gunakan produk
Gejala dan Tanda Minor
menurun berbahan
Subjektif (tidak ada)
 Sensasi kulit ringan/alami dan
Objektif
membaik hipoalergik pada
 Nyeri
 Pertumbuhan kulit sensitif
 Perdarahan
rambut membaik  Hindari produk
 Kemerahan
berbahan dasar
 Hematoma
alkohol pada kulit
kering

33
Edukasi
 Anjurkan
menggunakan
pelembab
 Anjurkan minum
air yang cukup
 Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan
meningkatkan
konsumsi buah dan
sayur
 Anjurkan untuk
menghindari
terpapar suhu
ekstrim
 Anjurkan
menggunakan tabir
surya SPF minimal
30 saat berada di
luar rumah
 Anjurkan mandi
dan menggunakan
sabun secukupnya
4. RISIKO INFEKSI Selama perawatan 2x24 Pencegahan Infeksi
Definisi: Berisiko jam
mengalami peningkatan Tingkat infeksi dapat Observasi
terserang organisme teratasi dengan kriteria  Monitor tanda da
patogenik. hasil: gejala infeksi lokal
Faktor Risiko  Kebersihan dan sitematik
 Penyakit kronis tangan meningkat Terapeutik
(DM)  Nafsu makan  Batasi jumlah
 Efek prosedur

34
invasif meningkat pengunjung
 Malnutrisi  Demam menurun  Berikan perawatan
 Ketidakadekutan  Kemerahan kulit pada area
pertahanan tubuh menurun edema
premier:  Nyeri menurun  Cuci tangan
o Ganguan  Bengkak sebelum dan
paristaltik menurun sesudah kontak
o Kerusakaan  Cairan berbau dengan pasien dan
integritas kulit busuk menurun lingkungan pasien
o Ketuban pecah  Sputum berwarna  Pertahankan
lama hijau menurun teknik aseptik
o Ketuban pecah  Letargi menurun pada pasien

sebelum  Kultur darah berisiko

waktunya membaik Edukasi

o Merokok  Kultur sputum  Jelaskan tanda dan

o Satus cairan membaik gejala infeksi

tubuh  Ajarkan cara

 Ketidakadekutan mencuci tangan

pertahanan tubuh dengan benar

sekunder:  Ajarkan etika batuk

o Penurunan  Ajarkan cara

hemoglobin memeriksa kondisi

o Imunosupresi luka atau luka

o Leukopenia operasi
 Anjurkan
o Vaksinasi
meningkatkan
tidak adekurat
asupan nutrisi
Kondisi Klinis Terkait
 Anjurkan
 AIDS
meningkatkan
 Luka bakar
asupan cairan
 Diabetes melitus
Kolaborasi
 Tindakan invasif
 Kolaborasi
 Kondisi
pemberian
penggunaan terapi
imunisasi, jika

35
storoid perlu
 Kanker
 Penyalahgunaan
obat
 Ketuban pecah
sebelum waktunya
 Gagal ginjal
 Leukositopenia
 Gangguan fungsi
hati

5. DEFISIT Selama perawatan 2x24 Dukungan Perawatan


PENGETAHUAN jam Diri
Definisi: Ketiadaan atau Defisit pengetahuan
kurangnya informasi dapat teratasi dengan Observasi
kognitif yang berkaitan kriteria hasil:  Identifikasi
dengan topik tertentu  Perilaku sesuai kesiapan dan
Penyebab anjuran kemampuan
 Gangguan fungsi meningkat menerima
kognitif  Kemampuan informasi
 Kurang terpapar menjelaskan  Identifikasi faktor-
informasi pengetahuan faktor yang dapat
 Kurang minat tentang suatu meningkatkan dan
dalam belajar topik meningkat menurunkan

 Kurang mampu  Kemampuan motivasi perilaku

mengingat menggambarkan hidup bersih dan

 Ketidaktahuan pengalaman sehat

menemukan sumber sebelumnya yang Terapeutik

informasi sesuai dengan  Sediakan materi


topik meningkat dan media
 Perilaku sesuai pendidikan
Gejala dan Tanda Mayor dengan kesehatan
Subjektif pengetahuan  Jadwalkan
 Menanyakan pendidikan

36
masalah yang meningkat kesehatan sesuai
dihadapi  Persepsi yang kesepakatan
Objektif keliru terhadap  Berikan
 Menunjukkan masalah menurun kesempatan untuk
perilaku tidak bertanya
sesuai anjuran Edukasi
 Menunjukkan  Jelaskan faktor
persepsi yang keliru risiko yang dapat
terhadap masalah mempengaruhi
Gejala dan Tanda Minor kesehatan
(tidak ada)  Ajarkan perilaku
Objektif hidup bersih dan
 Menjalani sehat
pemeriksaan yang  Ajarkan strategi
tidak tepat yang dapat
 Menunjukkan digunakan untuk
perilaku berlebihan meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat

37
E. Implementasi

38
NO TANGGAL WAKTU IMPLEMENTASI PARAF

1. T : Mengidentifikasi lokasi,
karakterisitik,durasi,fre
08:00 kuensi,kualitas dan
intensitas nyeri
R : Klien mengatakan nyeri
dibagian luka operasi sedikit
berkurang saat beristirahat.
(P: Nyeri saat kaki digerakkan,
nyeri berkurang saat
beristirahat.
Q:Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R:Nyeri dirasakan pada bagian
kaki kiri.
S: Rentang skala nyeri 6 (0-10)
T:Nyeri dirasakan terus
menerus.
T : Menganjurkan melakukan
mobilisasi sederhana
(miring/duduk)
09:00
R : Klien tampak terbaring di
Windi
08-11-2022 tempat tidur, mampu miring
Merissa
kanan-kiri.
T : Mengubah posisi tiap 2 jam
jika berbaring
10:00
R : Klien tampak nyeri saat
bergerak/rubah posisi.
T : Memonitor tanda dan gejala
infeksi
11:00 R : Luka operasi tertutup kassa
dan verban, tanda perdarahan
(-)
T: Memberikan informasi
tentang penyakitnya.
R: Klien tampak banyak
bertanya.
TTV:
12:00
39TD: 120/70 mmHg
HR: 88x/menit
RR:20x/menit
F. Catatan Perkembangan (Evaluasi )

NO RESPON
WAKTU/ TGL/JAM
PERKEMBANGAN PARAF
(S,O,A,P)
1. 08-11-2022 S : Klien mengatakan nyeri luka Windi Merissa
Jam 14:00 operasi berkurang
O : - Klien tampak meringis
menahan nyeri.
- Skala nyeri 6(0-10)
- Klien mampu miring
kanan-kiri
- Terdapat luka operasi
dibagian ekstermitas
bawah kiri.
- Luka operasi tertutup
kassa dan verban.
- Tanda infeksi
( perdarahan tidak ada)
- Klien banyak bertanya
- TD : 120/70 mmhg
HR : 88x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37ºC

40
Spo2 : 98%
A:- Nyeri akut teratasi
sebagian
- Gangguan mobilitas fisik
teratasi sebagian
- Gangguan integritas
kulit/jaringan teratasi
sebagian
- Risiko infeksi teratasi
sebagian
- Defisit pengetahuan
teratasi sebagian
P : Intervensi keperawatan di
lanjutkan:
- Identifikasi skala nyeri
- Ajarkan mobilisasi
sederhana/mandiri
- Rubah posisi tirah baring
- Monitor tanda dan gejala
infeksi
- Berikan informasi
kesehatan
2. 09-11-2022 S : Klien mengatakan nyeri Windi Merissa
Jam 14:00 dibagian luka operasi berkurang.
(P : Nyeri saat kaki digerakkan,
nyeri berkurang saat berisirahat.
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk.
R : Nyeri dirasakan pada bagian
kaki kiri.
S : Rentang skala nyeri 4 (0-10).
T : Nyeri dirasakan hilang
timbul.
O : - Klien tampak nyaman.
- Klien tampak duduk dibantu

41
oleh keluarga.
- Luka tampak kering,
bersih, tidak ada
kemerahan.
- Terpasang drain plabot,
tidak ada produksi.
- Klien cukup mengerti
informasi yang diberikan.
- TD : 110/70 mmHg
HR : 84x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,0ºC
SPO2 : 98%
A : - Nyeri akut teratasi
sebagian.
- Gangguan mobilitas fisik
teratasi sebagian
- Gangguan integritas
kulit/jaringan teratasi
sebagian
- Resiko infeksi teratasi
sebagian
- Defisit pengetahuan
teratasi sebagian.
P : Intervensi keperawatan
dilanjutkan :
- Identifikasi
lokasi,karakteristik,durasi
,frekuensi,kualitas, dan
intensitas nyeri.
- Anjurkan mobilisasi
sederhana
- Atur posisi klien
- Lakukan perawatan luka.

42
- Beri informasi tentang
perawatan luka operasi.
3. 10-11-2022 S : Klien mengatakan nyeri
Jam 14:00 dibagian luka operasi berkurang,
saat diberikan cara mengurangi
nyeri dengan teknik
relaksasi/nafas dalam
(P: Nyeri saat kaki
digerakkan,nyeri berkurang saat
berisitrahat
Q:Nyeri seperti ditususk-tusuk
R:Nyeri dirasakan pada bagian
kaki kiri
S:Rentang skala nyeri 3 (0-10)
T:Nyeri dirasakan hilang timbul)
O : - Klien tampak nyaman
- Klien mampu berdiri
dibantu oleh keluarga
- Luka operasi tampak kering
dan bersih,tidak ada kemerahan
- Drain plabot dan kateter
di aff/lepas
- Klien tampak mengerti
dan kooperatif
- TD : 120/80 mmHg
HR : 84x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,8ºC
SPO2 : 98%
A:- Nyeri akut teratasi
- Gangguan mobilitas fisik
teratasi
- Gangguan integritas
kulit/jaringan teratasi

43
- Risiko infeksi teratasi
- Defisit pengetahuan
teratasi sebagian
P : Intervensi keperawatan di
pertahankan.

44

Anda mungkin juga menyukai